Ikterus Dan Perdarahan Tali Pusat

March 17, 2019 | Author: Oktri Maulidyana | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Ikterus dan perdarahan tali pusat...

Description

BAB I PENDAHULUAN A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng

Ikte Ikteru russ adalah adalah warn warnaa kuni kuning ng pada pada kulit kulit,, konju konjungt ngtiv ivaa dan dan sela selaput put akibat akibat  penumpukan

bilirubin.

Sedangkan

hiperbilirubinemia

adalah

ikterus

dengan

kons konsent entra rasi si bili biliru rubi bin n seru serum m yang yang menju menjuru russ ke arah arah terj terjadi adiny nyaa kerni kernikt kter erus us atau atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin yang tidak dikendalikan. Angka kematian bayi (AKB di Indonesia, pada tahun !""# ter$atat sebanyak  %!,% per !&&& kelahiran hidup. 'alam upaya mewujudkan visi Indonesia Sehat )&!&*, maka maka salah salah satu satu tolok tolok ukur adalah menuru menurunnya nnya angka angka mortal mortalit itas as dan morbidi morbiditas tas neonatus, dengan proyeksi pada tahun )&)+ AKB dapat turun menjadi ! per !&&& kela kelahi hira ran n hidu hidup. p. Sala Salah h satu satu peny penyeb ebab ab mort mortal alit itas as pada pada bay bayi baru baru lahi lahirr adal adalah ah ensefa ensefalop lopati ati biliru bilirubin bin (lebih (lebih dikenal dikenal sebagai sebagai kernik kernikter terus us.. -nsefal -nsefalopat opatii biliru bilirubin bin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat. Selain memiliki angka mortalitas mortalitas yang tinggi, juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa $erebral $erebral palsy, tuli nada tinggi, paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup. 'ewasa ini penelitian menunjukkan bahwa lebih dari +& kematian terjadi dalam periode neonatal. /leh karena itu, upaya pembinaan kesehatan bayi dimulai dari pemenuhan kebutuhan primer sejak dalam kandungan sampai periode perinatal. perinatal. Kurang baiknya penanganan BB0 akan menyebabkan kelainan1kelainan yang dapat  berakibat fatal bagi bayi. 2isalnya perdarahan pada BB0. 'iantara perdarahan yang terjadi pada neonatus adalah seperti perdarahan tali  pusat. 3ejala 3 ejala ini timbul salah satunya karena kekurangan vitamin K,khususnya K,k hususnya karena hati bayi yang belum matang untuk membentuk vitamin K,untuk itu setiap bayi yang  baru lahir diberikan vitamin K ! untuk men$egah terjadinya perdarahan. 4endarahan tali  pusat bisa juga terjadi karena perawatan pas$a lepasnya tali pusat yang kurang sempurna,sehingga lambat dalam proses penyembuhan. Ini sering ditemui, tali pusat  bayi yang terus berdarah. 2eski demikian, jika ter terus1m us1men ener erus us juga juga bis bisa men meny yeba ebabkan bkan anak  anak  kurang darah,karena masalah ini yang sering terjadi pada bayi dan $ukup berbahaya yaitu perdarahan tali pusat. Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi pembahasan dalam makalah ini adalah tentang ikterus dan perdarahan tali pusat.

B. Tujuan

!. 5ujuan 6mum 6ntuk mengetahui tentang Ikhterus dan 4erdarahan 5ali 4usat.

). 5ujuan Khusus a. 6ntuk mengetahui pengertian ikterus dan 4erdarahan 5ali 4usat.  b. 6ntuk mengetahui penyebab dari ikterus dan 4erdarahan 5ali 4usat. $. 6ntuk mengetahui tanda dan gejala dari ikterus dan 4erdarahan 5ali 4usat. d. 6ntuk mengetahui penatalaksanaan ikterus dan penatalaksanaan 4erdarahan 5ali 4usat.

BAB II PEMBAHASAN

A. IKTERUS 1. Definisi

Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat  penumpukan

bilirubin.

Sedangkan

hiperbilirubinemia

adalah

ikterus

dengan

konsentrasi bilirubin serum yang menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin yang tidak dikendalikan. Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya  produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus. 4ada neonatus produksi bilirubin ) sampai 7 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal. 8al ini dapat terjadi karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek. . Para!eter

a. Ikterus fisiologis Ikterus fisiologis adalah ikterus normal yang dialami oleh bayi baru lahir,tidak mempunyai dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kern ikterus.yang tanda1tandanya sebagai berikut 9 ! 5imbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir. ) Kadar bilirubin indire$t tidak lebih dari !&mg pada neonatus $ukup bulan dan !),+mg pada neonatus kurang bulan 7 Ke$epatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari +mg per hari % Kadar bilirubin dire$t tidak lebih dari !mg + Ikterus menghilang pada !& hari pertama : 5idak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis  b. Ikterus patologis Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis dengan kadar bilirubin men$apai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia.tanda1 tandanya sebagai berikut 9 ! Ikterus klinis terjadi pada )% jam pertama kehidupan ) 4eningkatan kadar bilirubin serum sebanyak +mg;d0 atau lebih setiap )% jam

7 Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi 3:4', atau sepsis % Ikterus yang disertai oleh9 •

Berat lahir  hari (pada =?B atau >!% hari (pada =KB ". #ejala $an tan$a klinis

3ejala utamanya adalah kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa. 'isamping itu dapat pula disertai dengan gejala1gejala9 a. 'ehidrasi Asupan kalori tidak adekuat (misalnya9 kurang minum, muntah1muntah  b. 4u$at Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis. Ketidak$o$okan golongan darah AB/, rhesus, defisiensi 3:4' atau kehilangan darah ekstravaskular. $. 5rauma lahir  Bruising, sefalhematom (peradarahn kepala, perdarahan tertutup lainnya. d. 4letorik (penumpukan darah 4olisitemia, yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali pusat, bayi K2K  e. 0etargik dan gejala sepsis lainnya f. 4etekiae (bintik merah di kulit Sering dikaitkan dengan infeksi $ongenital, sepsis atau eritroblastosis g. 2ikrosefali (ukuran kepala lebih ke$il dari normal Sering berkaitan dengan anemia hemolitik, infeksi kongenital, penyakit hati h. 8epatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa

i.

/mfalitis (peradangan umbilikus

 j.

8ipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid

k. 2assa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus l.

@eses dempul disertai urin warna $oklat 4ikirkan ke arah ikterus obstruktif, selanjutnya konsultasikan ke bagian hepatologi.

%. Eti&l&gi

4eningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena 9 a. 8emolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan berumur  lebih pendek.  b. 4roduksi bilirubin serum yang berlebihan. 8al ini melebihi kemampuan bayi untuk  mengeluarkannya, misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah h, AB&, golongan darah lain, defisiensi enim 31:14', piruvat kinase,  perdarahan tertutup dan sepsis. $. 3angguan dalam proses uptake dan konjugasi akibat dari gangguan fungsi hepar. 3angguan ini dapat disebabkan oleh bilirubin, gangguan fungsi hepar, akibat asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enim glukoronil transferase (sindrom $riggler1=ajjar. 4enyebab lain yaitu defisiensi protein. 4rotein C dalam hepar yang berperan penting dalam uptake* bilirubin ke sel hepar. d. 3angguan transportasi karena kurangnya albumin yang mengikat bilirubin.Bilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkat ke hepar. Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat, sulfafuraole. 'efisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang  bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak. e. 3angguan ekskresi yang terjadi akibat sumbatan dalam liver (karena infeksi atau kerusakan sel liver. 3angguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar. Kelainan diluar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan. /bstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.

'. Penegakkan Diagn&sis a( Disual

2etode visual memiliki angka kesalahan yang tinggi, namun masih dapat digunakan apabila tidak ada alat. 4emeriksaan ini sulit diterapkan pada neonatus kulit berwarna, karena besarnya bias penilaian. Se$ara eviden$e pemeriksaan metode visual tidak direkomendasikan, namun apabila terdapat keterbatasan alat masih boleh digunakan untuk tujuan skrining dan bayi dengan skrining positif  segera dirujuk untuk diagnostik dan tata laksana lebih lanjut. E8/ dalam panduannya menerangkan $ara menentukan ikterus se$ara visual, sebagai berikut9 1

4emeriksaan dilakukan dengan pen$ahayaan yang $ukup (di siang hari dengan $ahaya matahari karena ikterus bisa terlihat lebih parah bila dilihat dengan  pen$ahayaan buatan dan bisa tidak terlihat pada pen$ahayaan yang kurang.

1

5ekan kulit bayi dengan lembut dengan jari untuk mengetahui warna di bawah kulit dan jaringan subkutan

1

5entukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi dan bagian tubuh yang tampak kuning.

 b Bilirubin Serum 4emeriksaan bilirubin serum merupakan baku emas penegakan diagnosis ikterus neonatorum serta untuk menentukan perlunya intervensi lebih lanjut. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pemeriksaan serum  bilirubin adalah tindakan ini merupakan tindakan invasif yang dianggap dapat meningkatkan morbiditas neonatus. 6mumnya yang diperiksa adalah bilirubin total. Sampel serum harus dilindungi dari $ahaya (dengan aluminium foil. Beberapa senter menyarankan pemeriksaan bilirubin direk, bila kadar bilirubin total > )& mg;d0 atau usia bayi > ) minggu. $ Bilirubinometer 5ranskutan Bilirubinometer adalah instrumen spektrofotometrik yang bekerja dengan  prinsip memanfaatkan bilirubin yang menyerap $ahaya dengan panjang gelombang %+& nm. ?ahaya yang dipantulkan merupakan representasi warna kulit neonatus yang

sedang

diperiksa.

4emeriksaan

bilirubin

transkutan

(5$B

dahulu

menggunakan alat yang amat dipengaruhi pigmen kulit. Saat ini, alat yang dipakai menggunakan multiwavelength spe$tral refle$tan$e yang tidak terpengaruh

 pigmen. 4emeriksaan bilirubin transkutan dilakukan untuk tujuan skrining, bukan untuk diagnosis. d 4emeriksaan bilirubin bebas dan ?/ Bilirubin bebas se$ara difusi dapat melewati sawar darah otak. 8al ini menerangkan mengapa ensefalopati bilirubin dapat terjadi pada konsentrasi  bilirubin serum yang rendah. Beberapa metode digunakan untuk men$oba mengukur kadar bilirubin bebas. Salah satunya dengan metode oksidase1  peroksidase. 4rinsip $ara ini berdasarkan ke$epatan reaksi oksidasi peroksidasi terhadap bilirubin. Bilirubin menjadi substansi tidak berwarna. 'engan pendekatan  bilirubin bebas, tata laksana ikterus neonatorum akan lebih terarah. Seperti telah diketahui bahwa pada peme$ahan heme dihasilkan bilirubin dan gas ?/ dalam  jumlah yang ekuivalen. Berdasarkan hal ini, maka pengukuran konsentrasi ?/ yang dikeluarkan melalui pernapasan dapat digunakan sebagai indeks produksi  bilirubin.

'. )akt&r Resik&

@aktor risiko untuk timbulnya ikterus neonatorum9 •

@aktor 2aternal a. as atau kelompok etnik tertentu (Asia, =ative Ameri$an,Cunani  b. Komplikasi kehamilan ('2, inkompatibilitas AB/ dan h $. 4enggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik. d. ASI



@aktor 4erinatal a. 5rauma lahir (sefalhematom, ekimosis  b. Infeksi (bakteri, virus, protooa



@aktor =eonatus a. 4rematuritas  b. @aktor genetik  $. 4olisitemia d. /bat (streptomisin, kloramfenikol, benyl1alkohol, sulfisoFaol e. endahnya asupan ASI f.

8ipoglikemia

*. Pat&fisi&lgis •

4igmen kuning ditemukan dalam empedu yang terbentuk dari peme$ahan hemoglobin oleh kerja heme oksigenase,biliverdin reduktase,dan agen pereduksi nonenimatik dalam system retikuloendotelial,



Setelah peme$ahan hemoglobin,bilirubin tak terkonjugasi diambil oleh protein intraseluler GHC proteinHHdalam hati.pengambilan tergantung pada aliran darah hepatik dan adanya ikatan protein.



Bilirubin yang tak terkonjugasi dalam hati diubah atau terkonjugasi oleh enim asam uridin difosfoglukuronat uridin diphosphoglu$uroni$ a$id (643A glukuronil transferase menjadi bilirubin mono dan diglu$uronida yang polar larut dalam air  (bereaksi direk.



Bilirubin yang terkonjugasi yang larut dalam air dapat dieliminasi melalui ginjal dengan konjugasi bilirubin masuk dalam empedu melalui membran kanalikular  kemudian ke sistem gastrointestinal dengan diaktifkan oleh bakteri menjadi urobilinogen dalam tinja dan urin.beberapa bilirubin diabsorbsi kembali melalui sirkulasi enterohepatik.



Earna kuning dalam kulit akibat dari akumulasi pigmen bilirubin yang larut dalam lemak,tak terkonjugasi,non polar(bereaksi indirek



4ada bayi dengan hyperbilirubinemia kemungkinan merupakan hasil dari defisiensi atau tidak aktifnya glukuronil transferase.rendahnya pengambilan dalam hepatik  kemungkinan karena penurunan protein hepatik sejalan dengan penurunan darah hepatik.



undi$e yang terkait dengan pemberian ASI merupakan hasil dari hambatan kerja glukoronil transferase oleh pregnanediol atau asam lemak yang terdapat dalam ASI terjadi %1 # hari setelah lahir dimana terdapat tkenaikan bilirubin tak terkonjugasi dengan kadar )+ J 7& mg;dl selama minggu ke )1 ke 7.biasanya bisa men$apai usia % minggu dan menurun setelah !& minggu.jika pemberian ASI dilanjutkan, hyperbilirubinemia akan menurun berangsur angsur dapat menetap selama 71!& minggu pada kadar yang lebih rendah.jika pemberian ASI dihentikan,kadar   bilirubin serum akan turun dengan $epat biasanya !1) hari dan pengganti ASI

dengan susu formula mengakibatkan penurunan bilirubin serum dengan $epat, sesudahnya pemberian ASI dapat dimulai lagi dan hyperbilirubin tidak kembali ke kadar yang tinggi seperti sebelumanya. •

Bilirubin yang patologi tampak ada kenaikan bilirubin dalam )% jam pertama kelahiran.sedangkan untuk bayi dengan ikterus fisiologis mun$ul antara 71+ hari sesedah kelahiran.

+. Penatalaksanaan Ikterus

a

@ototerapi 'ilakukan apabila telah ditegakkan ikterik patologis dan berfungsi untuk  menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan oksidasi foto  pada bilirubin dan beliverdin. Ealaupun ahaya biru memberikan panjang gelombang

yang tepat

untuk

fotoaktivasi bilirubin

bebas, ahaya

hijau

memperngaruhi lotoreaksi bilirubin yang terikat albumin. ?ahaya menyebabkan reaksi lolokimia dalam kulit(fotoisomerisasi yang mengubah bilirubin

tak

terkonjugasi kedalam

fotobilirubin, yang

mana

diekresikan dalam hati kemudian ke empedu. Kemudian produk akhir reaksi adalah reversible dan diekresikan kedalam empedu tanpa perlukonjugas.  b @onobarbital 'apat mengeksresika bilirubin dalam hati dan memperbesar konjugasi. 2eningkatkan sintesis hepati$ glukuronil tranfus yang mana dapat meningkatkan  bilirubin konjugasi dan $learan$e hepati$ pada pigmen dalam empedu, sintesis  protein dimana dapat meningkatkan albumin untuk meningkatkan bilirubin. @enobarbital tidak begitu dianjurkan. $ Aantibiotik  Apabila terkait dengan infeksi. d 5ranfusi tukar  Apabila sudah tidak dapat ditangani denga fototerapi.

B. PERDARAHAN TALI PUSAT 1. Pengertian 4erdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul

sebagai akibat dari pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses  pembentukan trombus normal. Caitu adanya $airan (darah yang keluar di sekitar tali  pusat bayi. Akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan  proses pembentukkan trombus normal. 5etapi merupakan hal yang normal apabila  pendarahan yang terjadi disekitar tali pusat dalam jumlah yang sedikit. 'imana,  pendarahan tidak melebihi luasan uang logam dan akan berhenti melalui penekanan yang halus selama + menit. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi  petunjuk adanya penyakit pada bayi. . )akt&r ,en-ea ,er$ara/an tali ,usat 4erdarahan tali pusat dapat terjadi karena robekan umbilkus, robekan pembuluh

darah, pla$enta previa, dan abrupsio pla$enta. ! obekan umbili$us •   Normal ,terjadi karena 9 a 4artus presipitatus  b Adanya trauma ataulilitan tali pusat $ 6mbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan  pada saat persalianan. d Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding •

 

umbilikus atau plasenta sewaktu S?. Abnormal ,terjadi karena a Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematom tersebut pe$ah, namun perdarahan yang terjadi masuk kembali ke dalam pla$enta. 8al ini sangat berbahaya bagi bayi dan dapat menimbulkan kematian pada bayi.  b Darises juga dapat menyebabkan perdarahan apabila varises tersebut pe$ah $ Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus dimana terjadi pelebaran  pembuluh darah setempat saja karena salah dalam proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding pembuluh darah. 4ada aneurisme

 pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah rapuh dan mudah pe$ah. ) obekan pembuluh darah 4ada kasus robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomi pembuluh darah seperti berikut ini 9 a 4embuluh darah aberan yang mudah pe$ah karena dindingnya tipis dan tidak  ada perlindungan jely Eharton

 b Insersi velamentosa tali pusat, dimana pe$ahnya pembuluh darah terjadi pada tempat per$abangan tali pusat sampai ke membran tempat masuknya dalam  pla$enta tidak ada proteksi. 6mbilikus dengan kelainan insersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda $ 4la$enta multilobularis, perdarahan

terjadi

pembuluh

darah

yang

menghubungkan masing1masing lobus dengan jaringan pla$enta karena bagian tersebut sangat rapuh dan mudah pe$ah. 7 4erdarahan akibat plasenta previa dan abrupsio plasenta 4erdarahan akibat pla$enta previa dan abrutio

pla$enta

dapat

membahayakan bayi. 4ada kasus plasenta previa $enderung mengakibatkan anemia, sedangkan pada kasus abrutio plasenta lebih sering mengakibatkan kematian intra uterin karena dapat mengakibatkan anoreksia. 4engamatan pada plasenta dengan teliti untuk menentukan adanya perdarahan bayi baru lahir. 4ada bayi baru lahir  dengan kelainan pla$enta previa atau dengan S? apabila diperlukan dapat lakukan  pemeriksaan hemoglobin se$ara berkala.

". #ejala ,er$ara/an tali ,usat a Ikatan tali pusat lepas atau klem tali pusat tapi masih menempel pada tali pusat  b Kulit di sekitar tali pusat memerah dan le$et $ Adanya $airan yang keluar pada tali pusat,dan $airan tersebut bisa berwarna

kuning,hijau,atau darah. d 5imbul sisik di sekitar atau pada tali pusat

%. U,a-a ,en0ega/an ,er$ara/an tali ,usat a( 4ada perdarahan umbilikus akibat ikatan yang longgar, dapat di ken$angkan

kembali pengikat tali pusat. 4erdarahan juga dapat disebabkan oleh repitan atau tarifan dari kiem. ika perdarahan tidak berhenti setelah !+1)& menit maka tali  pusatnya harus segera di lakukan beberapa jahitan pada luka bekas pemotongan tersebut. ( 4erdarahan umbilikus akibat robekan umbilikus harus segera di jahit. Kemudian segera lakukan rujukan untuk mengetahui apakah ada kelainan lain seperti kelainan anatomik pembuluh darah sehingga dapat segera di lakukan tindakan oleh dokter  atau rumah sakit. 0( 4erdarahan pada abrupsio plasenta, plasenta previa dan kelainan lainnya, bidan harus segera merujuk. Bahkan rujukan lebih baik segera di lakukan jika kelainan

tersebut sudah di ketahui sebelum bayi lahir sehingga dapat di lakukan tindakan sesegera mungkin untuk membuat peluang bayi lahir hidup lebih besar.

'. Penatalaksanaan Per$ara/an Tali Pusat a( 4enanganan disesuaikan dengan penyebab dari perdarahan tali pusat yang terjadi. ( 6ntuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pen$egahan infeksi pada tali

 pusat. aga agar tetap kering • Kenakan popok di bawah tali pusat • Biarkan tali pusat terbuka,tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin • Bersihkan area di sekitar tali pusat. 0akukan sekali disetiap mengganti popok  • •

 bayi. 3unakan kassa atau $otton bud untuk membersihkannya.  Angkat tali pusat dan dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali



 pusat dan tubuh. 5idak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi . angan basahi tali pusat sampai tidak terjadinya perdarahan. Karena tali pusat akan terlepas sendiri dalam waktu !1) minggu. 5api yang perlu diingat adalah



 jangan menarik tali pusat walaupun sudah terlepas seteng ah atau sebagian. 8indari penggunaan bedak atau lotion pada area sekitar tali pusat.

*. K&n$isi atau tan$atan$a a-i -ang /arus $irujuk  Segera lakukan inform $onsent dan inform $hoise pada keluarga pasien untuk 

dilakukan rujukan. 8al ini dilakukan bila terjadi gejala berikut9 a 5ali pusat belum terlepas dalam waktu 7 minggu  b Klem pada pangkal tali pusat terlepas $ 5imbul garis merah pada kulitdi sekitar tali pusat d Bayi demam e Adanya pembengkakan atau kemerahan pada sekitar tali pusat f 5imbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat g 5imbul bintil1bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat h 5erjadi perdarahan yang berlebihan pada tali pusat,dan perdarahan melebihi i

luasan uang logam 4erdarahan pada tali pusat tidak berhentiwalaupun dudah di dep;ditekan.

BAB III PENUTUP

A. Kesi!,ulan

Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat  penumpukan

bilirubin.

Sedangkan

hiperbilirubinemia

adalah

ikterus

dengan

konsentrasi bilirubin serum yang menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin yang tidak dikendalikan. 4enanganan ikterus neonatorum sangat tergantung pada saat terjadinya ikterus, intensitas ikterus (kadar bilirubin serum jenis bilirubin,dan sebab terjadinya ikterus. 6ntuk mendaptkan peganagn yang baik,pengobatan dan pemeriksaan1pemeriksaan yang perlu dilakukan didasarkan pada timbulnya ikterus naiknya kadar bilirubin serum. 'iantara perdarahan yang terjadi pada neonatus adalah seperti perdarahan tali  pusat. 4erdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma  pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi petunjuk adanya penyakit  pada bayi.

B. Saran ! Saran 6ntuk 5enaga Kesehatan Kami berharap hendaknya kita sebagai tenaga kesehatan lebih memahami tentang

ma$am1ma$am masalah sering terjadi pada neonates (bayi baru lahir,dan bayi terutama ikterus dan perdarahan tali pusat. Serta bagaimana tindakan kita untuk  mengatasinya. ) Saran 6ntuk Institusi Kami berharap agar makalah tentang ikterus dan perdarahan talipusat ini dapat dijadikan referensi. 7 Saran 6ntuk 2ahasiswa Kami berharap kepada

mahasiswa

khususnya

kepada

mahasiswa

prodi

'III Kebidanan lebih mengetahui tentang masalah yang sering terjadi pada neonatus, bayi dan balita. Serta dapat menerapkan saat praktek di lapangan.

DA)TAR PUSTAKA

2anuaba.!"". Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.akarta 9 -3? Bobak.)&&%.buku ajaran keperawatan maternitas.jakarta9-3?. 8idayat, A. Ai Alimul. )&&. Ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. akarta 9 Salemba 2edika 8amilton,4.2. !""+ . 'asar1dasar keperawatan maternitas .akarta 9-3? 8elen @arrer = 2 . !""". 4erawatan maternitas. akarta 9 -3?

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF