Ifrs 3

August 29, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Ifrs 3...

Description

 

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI

IFRS 3 KOMBINASI BISNIS

Dosen : Dr. Reschiwati. S.E.. Ak.. M.M.

Disusun oleh : Rio Prahartadi Mayang Prastiwi Duma Yenny Krisnawati Sitohang

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS JAKARTA 2019

 

IFRS 3 KOMBINASI BISNIS A.  PENDAHULUAN

Persaingan globalisasi ini telah mendorong entitas-entitas bisnis melakukan strategi  bisnis dalam skala internasional. Persaingan usaha antar perusahaan-perusahaan sekarang ini semakin ketat dan menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi  perusahaan untuk dapat bertahan atau bahkan berkembang lebih besar. Salah satu usaha untuk menjadi perusahaan-perusahaan yang besar dan kuat adalah melalui ekspansi (Swandari yang dikutip Widjanarko. 2009). Ekspansi perusahaan ada dua macam yaitu internal dan eksternal. Ekspansi Internal terjadi pada saat divisi-divisi yang ada pada  perusahaan tumbuh secara normal melalui capital budgeting . Sedangkan ekspansi eksternal terjadi pada saat bergabung dengan perusahaan lain. Merger dan akuisisi merupakan upaya restrukturisasi perusahaan serta dimaksudkan untuk memperoleh manfaat dan sinergi dalam permodalan. manajemen. teknologi. sumber-sumber daya. dan diversifikasi usaha (Widjanarko. 2009). Strategi yang dilakukan perusahaan mencakup usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaannya. salah satu alternatif untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan perusahaan adalah dengan cara penggabungan usaha (Idrus dan Irma. 2010). Penggabungan usaha umumnya dilakukan dalam bentuk merger. akuisisi. dan konsolidasi. Persaingan era globalisasi tersebut mengakibatkan beberapa perusahaan  go  public di Indonesia melakukan penggabungan usaha diantaranya seperti perusahaan PT HM Sampoerna yang diakuisisi sahamnya sebesar 49% oleh Philip Morris Int. mergernya Bank Niaga dan Lippo Bank yang sekarang berganti nama menjadi CIMB Niaga. Konsolidasi yang dilakukan oleh Bank Bumi Daya. Bank Bapindo. Bank Dagang Negara.

 

dan Bank Exim keempat bank tersebut melakukan konsolidasi yang sekarang berubah menjadi Bank Mandiri. Merger dan akuisisi adalah salah satu alternatif strategi pertumbuhan melalui jalur eksternal untuk mencapai tujuan perusahaan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tujuan dari merger dan akuisisi adalah untuk membangun keunggulan kompetitif perusahaan jangka  panjang yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham (Nilam. 2010). PSAK No. 22 (Revisi 2010) merupakan standar akuntansi keuangan yang diadopsi dari IAS No. 22 tentang

“Business Combinations”.

Dengan mulai berlakunya IFRS No. 3 sejak 31

Maret 2004. semua transaksi penggabungan usaha harus diperlakukan sebagai akuisisi dan harus dibukukan dengan metode pembelian dimana semua aset dan liabilitas dicatat dengan nilai wajar (fair value). value).

Kombinasi bisnis merupakan terminologi akuntansi yang substansinya di Indonesia dibahas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22 yang telah direvisi  pada tahun 2010. Transaksi Trans aksi kombinasi bisnis menurut PSAK 22 revisi r evisi tahun 2010 terjadi te rjadi ketika suatu entitas memperoleh pengendalian atas entitas lain yang berupa bisnis. Di sini yang dimaksud dengan pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi suatu entitas demi memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut. Kombinasi bisnis melibatkan 2 pihak. yakni entitas pengakuisisi dan entitas yang diakuisisi. Pihak pengakuisisi merupakan entitas yang memperoleh pengendalian atas entitas yang diakuisisi dalam transaksi kombinasi bisnis. Sebaliknya. entitas yang diakuisisi. atau disebut juga entitas target. merupakan entitas yang dalam transaksi kombinasi bisnis dikendalikan oleh entitas lain (entitas pengakuisisi). PSAK 22 revisi tahun 2010 cenderung menggunakan istilah entitas dibanding perusahaan. Entitas dapat diartikan sebagai badan yang terpisah dari pemiliknya. Entitas selain bisa berupa  perusahaan yang memiliki badan hukum. dapat pula tidak berbentuk badan hukum sepanjang merupakan sebuah aktivita usaha atau bisnis. Golrida Karyawati Kar yawati (2:2011).

 

Kombinasi Bisnis. merupakan pengadopsian dari Standar Akuntansi Internasional. yakni International Financial Reporting Standard (IFRS) 3 tahun 2008. IFRS 3 pada awalnya terbit tahun 2004 sebagai pengganti dari International Accounting Standard (IAS) 22. Hasil kerja sama dewan standar akuntansi internasional atau International Accounting Standard Board (IASB) dengan dewan standar Amerika - dalam hal ini Financial Accounting Standard Board (FASB) - sebagai bagian dari upaya konvergensi standar akuntansi internasional. menghasilkan Norwalk menghasilkan  Norwalk Agreement  yang   yang merevisi kembali IFRS 3 tahun 2004 sehingga terbitlah IFRS 3 tahun 2008. Indonesia mulai mengadopsi standar akuntansi internasional itu sejak tahun 1994. Pada tahun 1994 terbit PSAK 22 mengenai Penggabungan Usaha sebagai hasil adopsi dari International Accounting Standard (IAS). PSAK 22 tahun 1994 menggunakan terminology “Pengg “Penggabungan abungan Usaha” Usaha” menjadi menjadi “Kombinaasi Bisnis”. Penggabungan “Kombin Penggabungan Usaha” Usaha” dalam PSAK 22 tahun 1994 didefinisikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting (uniting with) with) perusahaan lain. atau memperoleh kendali (control  (control ) atas aset dan perusahaan lain. Golrida Karyawati (2:2011)   IFRS 3 Business 3  Business Combination menguraikan akuntansi ketika pengakuisisi memperoleh kendali bisnis (misalnya akuisisi atau merger). Kombinasi bisnis tersebut dicatat dengan menggunakan “metode akuisisi” yang umumnya membutuhkan aset yang diperoleh dan kewajiban diasumsikan diukur pada nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Tanggal kombinasi bisnis mungkin merupakan tanggal akuisisi atau tanggal ketika pihak  pengakuisisi secara hukum mengalihkan imbalan. memperoleh aset. dan mengambil alih liabilitas/kewajiban pihak yang diakuisisi. atau juga disebut tanggal penutupan. Akan tetapi. pihak pengakuisisi mungkin saja memperoleh pengendalian pada tanggal sebelum atau setelah tanggal penutupan.  IFRS 3 menetapkan prinsip dan persyaratan bagaimana pengakuisisi dalam kombinasi  bisnis:

 

a)  mengakui dan mengukur dalam laporan keuangannya aset dan liabilitas yang diperoleh. dan bunga apa pun pada pihak yang diakuisisi yang dipegang oleh pihak lain;  b)  mengakui dan mengukur  goodwill   yang diperoleh dalam kombinasi bisnis atau keuntungan dari pembelian dengan harga murah; dan c)  menentukan informasi apa yang akan diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan efek keuangan dari kombinasi bisnis. Sedangkan untuk prinsip-prinsip inti dalam IFRS 3 yaitu: a)   bahwa pihak pengakuisisi mengukur biaya perolehan pada nilai wajar imbalan yang dibayarkan;  b)  mengalokasikan biaya tersebut untuk aset dan liabilitas teridentifikasi yang diakuisisi  berdasarkan nilai wajarnya; c)  mengalokasikan sisa biaya untuk good untuk  good will ; dan d)  mengakui setiap kelebihan dari aset dan liabilitas yang diperoleh atas imbalan yang dibayarkan ('pembelian murah') dalam laba rugi segera. Pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari akuisisi tersebut. Secara umum. tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas dan efisiensi. Secara khusus. kombinasi bisnis dilakukan untuk : 1.  Penghematan biaya Dengan kombinasi bisnis. berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya biaya gaji berbagai manajer. biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di perusahaan yang diakuisisi) dan biaya penelitian dan pengembangan. 2.  Mengurangi risiko Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk. dan juga  pasarnya. akan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan produk baru.

 

3.  Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan sudah memenuhi berbagai macam aturan pemerintah. akan lebih cepat dibandingkan dengan mengembangkan sendiri atau mendirikan perusahaan baru. 4.  Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah dengan melakukan kombinasi bisnis. 5.  Memperoleh aset tidak berwujud Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak paten. hak  penambangan. database pelanggan dan lain-lain. 6.  Alasan-alasan lain Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengakuisisi  perusahaan-perusahaan lain.

B.  RUANG LINGKUP

IFRS 3 harus diterapkan ketika akuntansi untuk kombinasi bisnis. tetapi tidak berlaku untuk:  a.  Akuntansi untuk pembentukan perusahaan joint venture dalam laporan keuangan dari  pengaturan bersama itu sendiri.  b.  Perolehan aset atau kelompok aset yang bukan merupakan aset. Dalam kasus tersebut  pengakuisisi harus mengidentifikasi dan mengakui aset yang teridentifikasi secara individual yang diakuisisi (termasuk aset-aset yang memenuhi definisi dan kriteria  pengakuan untuk. aset tidak berwujud dalam IAS 3a Intangible Asets) Asets ) dan kewajiban. Biaya group dialokasikan untuk aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi secara

 

individual atas dasar nilai wajar relative pada tanggal pembelian. Seperti transaksi atas  peristiwa tidak menimbulkan good menimbulkan good will .

c.  Kombinasi entitas atau bisnis dibawah satu pengendali. Dalam ruang lingkup disebutkan bahwa tidak diterapkan untuk akuisisi aset atau kelompok aset yang  bukan merupakan suatu bisnis. Di sini menggunakan istilah “akuisisi aset”.. dimana dalam hal ini pihak yang diakuisisi tidak memenuhi definisi suatu bisnis. aset” maka akuisisi tersebut merupakan transaksi akuisisi aset atau kelompok aset.

Bentuk - bentuk dari kombinasi bisnis atau penggabungan usaha adalah :

  Akuisisi



Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu entitas usaha lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya.

  Merger



IFRS 3 menyatakan bahwa merger merupakan suatu proses penggabungan usaha dengan jalan mengambil alih satu atau lebih perusahaan yang lain. Setelah terjadi  pengambilalihan. maka perusahaan yang diambil alih dibubarkan atau dilikuidasi. sehingga eksistensinya sebagai badan hukum lenyap. dengan demikian kegiatan usahanya dilanjutkan oleh perusahaan yang mengambil alih

  Konsolidasi



Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset-aset dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah dan akhirnya entitas yang terpisah tersebut dibubarkan.

 

Tabel 1. Perbandingan PSAK No. 22 Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS PSAK No. 22 (1994) Mengacu pada IAS No. 22 

Perihal 

Ruang Lingkup

Seluruh kombinasi bisnis. kecuali:   Under common control   Pembentukan ventura bersama





PSAK No. 22 (Revisi 2010) Mengacu pada IFRS No. 3  

Seluruh kombinasi bisnis. kecuali:   Under common control   Pembentukan ventura bersama 



  Akuisisi aset atau kelompok



aset yang bukan merupakan  bagian dari bisnis

Metode Akuntansi dan Biaya Terkait

Metode Akuntansi:    Purchase method    Pooling of interest

Metode Akuntansi:    Acquisition method

Biaya terkait:

Biaya terkait :   Bagian dari biaya kombinasi  bisnis





  Beban periode berjalan



Catatan : IAS No. 22 dan PSAK No. 22 memberikan ijin atas penggunaan metode pembelian dan penyatuan kepemilikan serta menetapkan syarat-syarat penggunaan metode tersebut. Metode penyatuan kepemilikan digunakan apabila sulit sekali mengidentifikasi perusahaan  pengakuisisi dan terjadi pembagian risiko serta manfaat secara seimbang antara pemegang saham perusahaan yang menggabungkan diri. Pengukuran dan Akuisisi Bertahap



Catatan : IFRS No. 3 tidak lagi mengijinkan  penggunaan metode penyatuan kepemilikan dan mensyaratkan  bahwa semua penggabungan penggabungan usaha harus dicatat dengan menggunakan metode akuisisi.

Pengukuran aset dan liabilitas:   Panduan nilai wajar tersendiri 

Pengukuran aset dan liabilitas:    Nilai wajar dan mengacu ke SAK lain

Akuisisi bertahap:    Nilai wajar pada tanggal  perolehan kepemilikan   Perbedaan nilai wajar sekarang dgn sebelumnya disajikan sebagai revaluasi

Akuisisi bertahap:   Pengukuran kembali kepemilikan sebelumnya pada nilai wajar tanggal akuisisi   Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi

Goodwill :

Goodwill :





Goodwill  



  Biaya akuisisi    Nilai wajar aset dan liabilitas







  Biaya akuisisi    Nilai wajar aset dan liabilitas









   NCI (berdasarkan nilai tercatat



aset dan liabilitas)

wajar    NCI (berdasarkan nilai wajar



atau porsi proporsional aset

 

PSAK No. 22 (1994) Mengacu pada IAS No. 22 

Perihal 

PSAK No. 22 (Revisi 2010) Mengacu pada IFRS No. 3  

neto teridentifikasi) Goodwill dimortisasi selama 5 sampai 20 tahun. Goodwill  Negatif  

Kepentingan  Nonpengendali    Nonpengendali

Goodwill negatif:   Diakui sebagai pendapatan ditangguhkan dan diamortisasi selama 20 tahun



Goodwill diuji penurunan nilai setiap akhir periode Goodwill negatif:   Diakui sebagai keuntungan  periode berjalan 

Catatan: Goodwill negatif merupakan selisih lebih antara bagian pengakuisisi atas nilai wajar aset bersih dan biaya  perolehan anak perusahaan yang diakuisisi. Berdasarkan nilai tercatat aset neto Berdasarkan nilai wajar. atau  berdasarkan proporsi aset aset neto teridentifikasi   teridentifikasi

C.  MENGIDENT MENGIDENTIFIKASI IFIKASI SUATU KEBIJAKAN BISNIS

Entitas harus menentukan apakah suatu transaksi atau peristiwa lain adalah kombinasi bisnis dengan menerapkan definisi dalam IFRS ini. yang mensyaratkan bahwa aset yang diperoleh dan kewajiban yang diasumsikan merupakan bisnis. Jika aset yang diperoleh bukan bisnis. pelaporan entitas harus memperhitungkan transaksi atau peristiwa lain sebagai akuisisi aset. Suatu pihak yang membeli dapat memperoleh kendali atas suatu pihak yang menjual dalam berbagai cara. Kombinasi bisnis melibatkan melibatkan pihak pengakuisisi dan entitas target. Pihak pengakuisisi merupakan pihak yang memperoleh kendali atas aset neto dan operasi pihak yang diakuisisi. Pengendalian atas pihak yang diakuisisi mungkin diperoleh dengan beberapa cara. seperti: a)  dengan mengalihkan kas. setara kas. atau aset lainnya (termasuk aset neto yang merupakan suatu bisnis);

 

 b) dengan menimbulkan liabilitas/kewajiban; c)  dengan menerbitkan kepentingan ekuitas;

 

d)  dengan memberikan lebih dari satu jenis imbalan; dan e)  tanpa mengalihkan imbalan. termasuk yang hanya berdasarkan kontrak. Pihak pengakuisisi setelah kombinasi bisnis disebut induk. yang berkewajiban menyusun laporan konsolidasi. Pada umumnya, pihak pengakuisisi diidentifikasi sebagai  pihak yang mengalihkan kas atau aset lainnya. atau memiliki liabilitas atas kombinasi  bisnis. Kas atau aset lainnya akan diberikan atau dialihkan (liabilitas) (liabilit as) kepada pemilik atau  pengendali entitas target sebelumnya. Dalam kasus kombinasi bisnis dilakukan dengan  penerbitan instrumen ekuitas. biasanya pengakuisisi adalah entitas yang menerbitkan kepentingan ekuitas tersebut. Ada kalanya sulit mengidentifikasikan perusahaan  pengakuisisi dalam suatu transaksi akuisisi. Jika terjadi hal semacam itu. PSAK 22 revisi 10 memberikan indikasi yang dapat dipakai untuk menentukan mana perusahaan  pengakuisisi. yakni: a)  ukuran pihak pengakuisisi (dinyatakan dengan laba. aset. atau pendapatan) lebih besar dari entitas target;  b)   jika kombinasi bisnis melibatkan lebih dari dua pihak. maka pengakuisisi biasanya merupakan pihak yang berinisiatif melakukan kombinasi bisnis. dan ukurannya lebih  besar dari pihak lain dalam kombinasi bisnis; c)  entitas baru yang dibentuk sebagai hasil dari kombinasi bisnis tidak selalu merupakan  pihak pengakuisisi. Jika entitas baru dibentuk untuk menerbitkan kepentingan ekuitas dalam rangka kombinasi bisnis. maka salah satu entitas yang bergabung merupakan  pihak pengakuisisi dengan melihat ukuran dan faktor lainnya d)  Jika kombinasi bisnis mengakibatkan manajemen suatu perusahaan mendominasi  penentuan anggota manajemen perusahaan yang bergabung. maka perusahaan yang dominan tersebut adalah perusahaan pengakuisisi.

 

Akuntansi untuk kombinasi bisnis didasarkan pada metode akuisisi. Metode ini merupakan pengembangan dari metode pembelian. Perubahan terminologi yang muncul adalah bahwa kombinasi bisnis bisa saja terjadi t erjadi walaupun tidak terjadi pembelian. Penerapan akuntansi akuisisi memerlukan

  Pengidentifikasian pihak pembeli;



  Penentuan tanggal akuisisi



  Pengakuan dan pengukuran aset. yang dapat diidentifikasi. yang dibeli dan liabilitas



yang ditanggungkan dan suatu kepentingan non-pengendali di dalam pihak pembeli dan

  Pengakuan dan pengukuran goodwill. termasuk keuntungan dari tawar menawar



 pembelian

a.  Mengidentifika Mengidentifikasi si pihak pembeli

Pihak pembeli adalah ekuitas yang memperoleh kendali atas bisnis dari pihak penjual. Kendali harus diuji dengan menerapkan IAS 27 mengenai Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. Kendali adalah daya untuk mengelola aktifitas keuangan dan operasional dengan demikian memperoleh manfaat dari aktifitas tersebut. Karakteristik berikut menandakan kendali yang signifikan:

  Memiliki lebih dari setengah daripada kemampuan pemberian hak suara secara



langsung atau tidak langsung melalui entitas anak.

  Kemampuan atas lebih daripada setengah hak suara menurut suatu perjanjian



dengan investor lainnya.

  Kemampuan untuk mengelola kebijakan keuangan dan operasi dari entitas menurut



suatu status atau suatu perjanjian.

 

  Kemampuan untuk menunjuk atau memindahkan mayoritas dari anggota dewan.



atau badan pengelola dari entitas.

  Kemampuan untuk memberikan hak suara yang mayoritas di dalam suatu rapat



dewan atau badan pengelola dari entitas. Sambil mengevaluasi kendali. keberadaan hak suara potensial yang muncul dari saham waran. opsi beli saham. hutang atau saham preferen yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa atau instrumen sejenis lainnya. harus dipertimbangkan. Apabila tidak memungkinkan untuk mengidentifikasi pihak pembeli dengan menerapkan prinsip kendali sebagaimana yang dinyatakan di dalam IAS 27. selanjutnya kriteria berikut diterapkan.

  Mengidentifikasi entitas yang melakukan transfer kas di dalam suatu akuisisi



yang ditransfer dengan kas.

  Mengidentifikasi entitas mana yang telah menerbitkan ekuitas di dalam suatu



akuisisi berdasarkan ekuitas.

  Mengidentifikasi pihak pembeli adalah entitas yang menggabungkan diri. maka



tentukan kelompok mana dari pemilik menerima atau menahan porsi terbesar daripada hak suara.

  Bilamana tidak ada kelompok pemegang saham yang mempunyai hak suara



mayoritas. maka tentukanlah kelompok mana yang memiliki hak suara terbesar.

  Apabila pihak pembeli adalah entitas yang meggabungkan diri. maka tentukan



kelompok mana yang memiliki kemampuan untuk memilih atau memindahkan anggota dewan direktur yang mayoritas.

  Apabila pihak pembeli adalah entitas yang menggabungkan diri, maka nilailah



kelompok mana yang mendominasi manajemen senior dari kombinasi bisnis entitas.

 

Pihak pembeli biasanya adalah entitas yang menggabungkan diri yang memiliki hak yang relatif lebih besar, atau ata u kombinasi bisnis entitas yang telah memulai kombinasi.

b.  Tanggal akuisisi

Adalah tanggal dimana pihak pembeli secara efektif memperoleh kendali dari pihak yang menjual. Tanggal tersebut menunjukkan menurut tanggal di mana :

  Pihak pembeli melakukan transfer jumlah dari akusisi.



  Pihak pembeli melakukan akusisi terhadap aset dan menanggung liabilitas dari



 pihak yang menjual.

  Transaksi kombinasi bisnis tutup.



  Suatu perjanjian yang memberikan pihak pembeli kendali sebelum. atau sesudah



tanggal penutupan transaksi.

Pada IFRS 3 mewajibkan penggunaan metode akuisisi. Dalam metode akuisisi, pihak  pengakuisisi mengakui dan mengukur mengukur atas dasar tanggal akusisi :

  Semua aset yang dibeli dan liabilitas yang ditanggung atas dasar nilai wajar



  Goodwill yang mendasari kelebihan dari



1.  Jumlah yang ditransfer oleh pihak pembeli dan kepentingan non-pengendali 2.   Nilai wajar dari aset yang dibeli dan liabilitas yang ditanggung.

  Keuntungan atas suatu tawar menawar pembelian.



c.  Mengakui Aset dan Liabilitas

Pengakuan aset dan liabilitas di dalam suatu transaksi kombinasi bisnis adalah sebagai  berikut:

  Mengidentifikasi aset dan liabilitas di dalam kerangka untuk Penyajian Laporan



Keuangan dan memeriksa liabilitas yang tidak muncul dari kombinasi bisnis.

 

  Mengakui aset yang tidak diakui oleh pihak penjual. karena merupakan aset yang



tidak berwujud secara internal. Pihak pembeli tidak mengakui beberapa aset dan liabilitas. Misalnya. pos berikut yang  bukan merupakan liabilitas pada tanggal akusisi adalah: 1.  Barang yang diestimasi terjadi untuk meninggalkan suatu aktifitas. akan tetapi  bukan terdiri dari suatu liabilitas; atau 2.  Biaya yang terjadi untuk melakukan terminasi atau melakukan relokasi karyawan dari pihak penjual

d.  Aset tidak Berwujud

Pihak penjual tidak mengakui aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal seperti merk dagang, daftar pelanggan dan paten. Bilamana pihak penjual membebankan  biaya yang terjadi atas pengembangan aset ini, pihak pembeli, atas suatu kombinasi bisnis, dapat mengakui aset tersebut. IFRS 3 mengharuskan bahwa aset tidak berwujud harus dipisahkan dari goodwill karena akuisisi. Aset tidak berwujud dipisahkan dari goodwill atas dasar kriteria yang dapat dipisahkan dan kriteria legal dan kontraktual. Aset tidak berwujud dapat diterapkan apakah aset tersebut dapat dipisahkan dari bisnis.

e.  Liabilitas Kontinjensi

Suatu liabilitas kontijensi didefinisikan di dalam IAS 37 mengenai Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi sebagai berikut :

  Suatu liabilitas yang mungkin timbul dari peristiwa masa lalu dan yang memiliki



keberadaan hanya akan dikonfirmasi dengan kejadian atau bukan kejadian dari satu atau lebih peristiwa masa depan yang belum pasti yang tidak keseluruhannya  berada di dalam kendali entitas; atau

 

  Suatu liabilitas sekarang yang timbul dari peristiwa masa lalu akan tetapi tidak



diakui karena: 1.  Tidak memungkinkan bahwa suatu arus kas keluar dari sumber daya yang meningkatkan manfaat ekonomis akan diperoleh untuk menyelesaikan liabilitas atau 2.  Jumlah liabilitas yang tidak dapat diukur dengan keandalan yang mencukupi. Di dalam konteks dari suatu kombinasi bisnis. pihak pembeli diharuskan untuk mengakui suatu liabilitas kontinjensi yang ditanggungkan di dalam suatu kombinasi bisnis per tanggal akuisisi apabila suatu liabilitas sekarang timbul dari peristiwa masa lalu dan nilai wajarnya dapat diukur secara andal.

Menurut IAS 37, suatu liabilitas sekarang tidak dapat diakui sebagai suatu liabilitas oleh karena suatu arus kas keluar dari sumber daya ekonomis tidak memungkinkan. atau  jumlah liabilitas tidak dapat diukur secara andal. Suatu liabilitas kontinjensi diakui di dalam suatu kombinasi bisnis diukur setelah pengakuan awal pada tingkatan yang lebih tinggi dari

  Jumlah yang diakui sesuai dengan IAS 37; dan



  Jumlah yang pada awalnya diakui dikurang dengan amortisasi kumulatif yang



diakui sesuai dengan IAS 18 mengenai Pendapatan. Prinsip yang diikuti hingga liabilitas kontinjensi diselesaikan. dibatalkan. atau kadaluwarsa. Dalam hal IFRS 3. liabilitas kontinjensi yang timbul dari liabilitas yang memungkinkan tidak diakui oleh pihak pembeli. Hanya liabilitas kontinjensi yang mewakili liabilitas sekarang yang diakui.

 

f.  Pajak Penghasilan

  Pihak pembeli harus mengukur suatu aset pajak yang ditangguhkan atau liabilitas



yang didasarkan kepada aset yang diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung pada pada tanggal akusisi. dengan menerapkan IAS 12.

  Pihak pembeli harus mengakui suatu aset atau liabilitas pajak yang ditangguhkan



g.  Imbalan Kerja

Pihak pembeli juga harus mengukur imbalan kerja dari bisnis yang diakuisisi pada tanggal akusisi. sesuai dengan IAS 19 mengenai Imbalan Kerja h.  Aset Indemnifikasi

Aset adalah jumlah piutang dari pihak penjual atau pihak ketiga lainnya untuk suatu liabilitas tertentu bahwa pihak penjual adalah. atau dapat dikenakan pada. Misalnya. pihak  penjual dapat menjamin bahwa jumlah yang tidak dapat ditagih tidak akan melebihi 10%. Apabila pihak pembeli mengakui liabilitas pihak penjual. maka selanjutnya harus juga mengakui aset indemnifikasi. Ukuran aset indemnifikasi adalah setara dengan nilai yang mendasari liabilitas kecuali aset diturunkan nilainya karena dana tidak dapat ditagih.

i.  Sewa Guna Operasi (Pihak Penyewa)

Pihak pembeli mengevaluasi ketentuan dan kondisi dari sewa guna operasi. di mana  pihak penjual adalah pihak penyewa. Pada tanggal akuisisi. apabila ketentuan adalah menguntungkan sebagaimana dibandingkan dengan syarat pasar. maka pihak pembeli mengakui suatu aset tidak berwujud. Selain daripada itu. pihak pembeli mengakui suatu liabilitas. asalkan peserta pasar berkeinginan untuk membayar suatu harga untuk ini. IFRS 3 menjelaskan bahwa pengakuan suatu aset tidak berwujud yang timbul dari ketentuan pasar yang menguntungkan yang harus dibuktikan dengan kriteria legalkontraktual selain dari yang dapat dipisahkan.

 

Apabila pihak penjual adalah pihak penyewa. maka ketentuan sewa yang menguntungkan atau merugikan biasanya akan dapat diambil dalam penilaian wajar dari aset yang mendasari.  j.  Hak yang dibeli kembali

Di dalam proses suatu kombinasi bisnis. pihak pembeli dapat membeli kembali hak yang dihibahkan lebih dini kepada pihak penjual. seperti hak franchise. hak paten atau lisensi. merek dagang dan lain-lain. Pihak pembeli harus dapat memisahkan aset tidak  berwujud yang dapat dipisahkan dari  goodwill . Hak tersebut diakui dan diamortisasi selama sisa jangka waktu kontraktual dari hak tersebut.   k.  Pengharg Penghargaan aan berbasis Saham

Apabila di dalam suatu kombinasi bisnis. pihak penjual mempunyai penghargaan  berbasis saham di mana pihak pembeli harus mengganti dengan penghargaan berbasis saham miliknya. maka penghargaan yang baru harus diukur dengan menerapkan IFRS 2.   l.  Aset yang dikuasai untuk dijual

Kadang-kadang pihak pembeli boleh mengambil alih aset tidak lancar yang dikuasai untuk dijual menurut suatu kombinasi bisnis. Aset tidak lancar yang dikuasai untuk dijual dinilai dengan menerapkan IFRS 5. m.  Klasifikasi Aset dan Liabilitas

Setelah diidentifikasi aset yang diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung. maka aset dan liabilitas diklasifikasi. agar berikutnya dapat menerapkan IFRS. Misalnya. pihak pembeli harus mengklasifikasikan aset keuangan sebagai a.   Nilai wajar melalui ekuitas  b.  Tersedia untuk dijual c.  Dikuasai hingga jatuh tempo yang tergantung kepada maksud dan tujuan manajemen Contoh lainnya meliputi a.  Derivatif sebagai instrumen lindung nilai. menurut IAS 39  b.  Apakah suatu derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utama

 

Tidak perlu melakukan klasifikasi a.  Kontrak sewa guna sebagai sewa guna operasi atau sewa guna pembiayaan; dan  b.  Kontrak asuransi menurut IFRS 4 per tanggal akuisisi c.  Prinsip Pengukuran Langkah berikutnya adalah untuk menerapkan prinsip pengukuran nilai wajar untuk mengidentifikasi aset dan liabilitas.

  Tidak ada pemisahan cadangan penilaian yang diizinkan bagi arus kas yang tidak



 pasti. Sambil mengukur nilai wajar aset/liabilitas. aset/liabilitas . elemen yang tidak pasti dari arus kas harus disesuaikan untuk ruang lingkup penilaian. Entitas tidak harus mengakui suatu cadangan penilaian yang terpisah.

  Penilaian aset menurut suatu sewa guna operasi di mana pihak penjual adalah pihak



yang menyewakan. Aset dinilai setelah memperhitungkan jangka waktu sewa dan nilai pasar terkait. Oleh karena itu. tidak ada aset tidak berwujud yang terpisah yang diakui atas dasar jangka sewa yang menguntungkan sebagaimana dibandingkan dengan kondisi pasar.

  Penilaian aset yang diakuisisi bahwa pihak pembeli tidak berharap untuk



menggunakan cara-cara yang tradisional bahwa peserta pasar lainnya biasanya akan menggunakan aset tersebut. Aset tersebut harus dinilai atas dasar nilai wajar sesuai dengan penggunaannya oleh peserta pasar lainnya.

n.  Penilaian Goodwill

Goodwill  didefinisikan   didefinisikan sebagai satu aset yang mewakili manfaat ekonomi masa datang yang timbul karena pembelian aset lain di dalam suatu kombinasi bisnis yang tidak secara individu diidentifikasi dan diakui secara terpisah. IFRS 3 mengharuskan pihak pembeli untuk mengakui goodwill pada tanggal akuisisi. diukur sebagai selisih antara 1) dan 2): 1)  Keseluruhan dari

 

a.   Nilai wajar tanggal akuisisi dari jumlah yang ditransfer  b.  Jumlah dari setiap kepentingan non-pengendali di dalam entitas yang diakuisisi; dan c.  Di dalam suatu kombinasi bisnis yang tercapai dalam tahapannya. nilai wajar tanggal akuisisi dari penyertaan ekuitas yang dikuasai pihak pembeli sebelumnya di dalam entitas yang diakuisisi. 2)  Jumlah tanggal akuisisi neto dari aset yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung. keduanya diukur sesuai IFRS 3. Contoh Kasus: Dalam kasus kombinasi bisnis PT. A dan PT. B , misalkan harga wajar kepentingan non  pengendali merujuk pada harga ekuitas ekuitas yang di akuisisi PT. A , sehingga total harga wajar adalah Rp.7 .000.000.000 yang mencerminakan 80 % hrga ekuitas yang diakuisisi ( Rp 5,6 M) , dan 20 % harga wajar kepentingan non pengendali ( Rp. 1, 4 M) . Jadi, perhitungan goodwill adalah :

Harga akuisisi 100 % hak suara

Rp 7.000.000.000 7.000.000.000

Total nilai wajar

Rp 6.800.000.000 6.800.000.000

Total Goodwill

Rp 200.000.000

Goodwill pihak pengakuisisi 80%

Rp 160.000.000

Goodwill kepentingal non pengendali

Rp 40.000.000

Misalkan harga wajar non pengendali dihitung Rp 1.360.000.000 , sehingga goodwill dihitung sebagai berikut: Harga Ekuitas yang di akuisisi

Rp 5.600.000.000 5.600.000.000

Harga wajar kepentingan nonpengendali

Rp. 1.360.000.000

Total harga wajar

Rp. 6.960.000.000

 

Total nilai wajar entitas yang diakuisisi

(Rp.6.800.000.000) (Rp.6.800.000.000)

Goodwill

Rp. 160.000.000

Goodwill pihak pengakuisisi ( 5,6 M –  M –  5,44 M)

Rp. 160.000.000

Goodwill non pengendali

Rp .

0

Dalam kasus semacam ini , seluruh goodwill yang terdapat dalam akuisisi adalah milik pengakuisisi karena harga akuisisi kepentingan non pengendali sebesar Rp. 1,36 M sama dengan nilai wajar kekayaan yang diakuisisi yakni 20 % x Rp. 6,8 M = Rp 1,36 M . Sementara itu , harga akuisisi induk sebesar Rp. 5,6 M lebih tinggi Rp 160.000.000 dari nilai wajar yang dimiliki, yakni Rp 5,44 M ( 80% x Rp 6.8 M) . PSAK 19 (revisi 2010) mengenai aset tidak berwuju mengatur akuntansi untuk goodwill sebagai aset tidak berwujud teridentifikasi yang diperoleh dalam kombinasi bisnis .

D.  PERTIMBANG PERTIMBANGAN AN NILAI WAJAR

Untuk perhitungan goodwill karena akuisisi. pihak pembeli harus mengukur:

   Nilai wajar dari aset yang ditransfer atau ekuitas yang diterbitkan: dan



   Nilai wajar dari liabilitas yang terjadi mengarah ke mantan pemilik dari pihak



 penjual. Bilamana aset yang ditransfer sebagai imbalan yang memiliki suatu nilai wajar yang berbeda dari nilai buku. maka pihak pembeli harus mengukur mengukur ulang nilai wajar aset semacam itu dan mengakui keuntungan atau kerugian di dalam laporan laba atau ruginya.

 

G oodwi ll penuh dan G oodwill wil l sebagian

  Goodwill penuh berarti bahwa goodwill diakui di dalam suatu kombinasi bisnis



untuk kepentingan nonpengendali nonpengendali dan juga untuk untuk kepentingan pengendali di dalam suatu entitas anak.

  Suatu goodwill sebagian pihak pembeli dapat diakui kepentingan non.pengendali di



dalam entitas anak atas dasar nilai wajar atau pihak pembeli dapat mengakui kepentingan non. pengendali di dalam aset neto tidak termasuk goodwill.

  Mengakui goodwill penuh akan meningkatkan aset neto yang dilaporkan pada



laporan posisi keuangan.

Biaya Terkait Akuisisi

Beban yang dmuncul kepada pihak pengakuisi terkait dengan kombinasi bisnis entitas tersebut, yang mana biasanya pada suatu kombinasi bisnis termasuk te rmasuk hal-hal berikut:

  Imbalan perantara.



  Imbalan bagi advisory, legal fee, accounting fee, appraisal dan jasa profesional



lainnya atau jasa konsultasi lainnya.

  Beban administrasi umum termasuk beban pemeliharaan suatu departemen



 pembelian internal.

  Biaya pendaftaran dan penerbitan surat hutang dan surat berharga ekuitas.



Beban ini dicatat di dalam periode dimana terjadinya dan jasa yang diterima. Biaya  perolehan tersebut tidak dapat lagi dimasukkan sebagai bagian dari biaya perolehan atas kombinasi bisnis. Menurut IFRS 3 sebelumnya. biaya perolehan tersebut dapat dimasukkan sebagai bagian dari penggabungan badan usaha. Biaya untuk menerbitkan hutang atau surat berharga ekuitas harus diakui sesuai dengan IAS 32 32 dan IAS 39. 39.

 

E.  PERIODE PENGUKURAN Periode Pengukuran

  Periode pengukuran tidak boleh melebihi satu tahun dari tanggal akuisisi.



  Selama periode ini, pihak pembeli dapat menyusun laporan keuangan yang



didasarkan pada informasi yang merupakan profesional dan informasi baru yang dikumpulkan.

  Periode pengukuran berakhir bilamana informasi baru menjadi tersedia dan tidak



melebihi satu tahun.

  Apabila suatu pengukuran difinalisasikan setelah satu tahun, selanjutnya



diperlakukan sesuai dengan IAS 8.

Akuntansi untuk suatu “Akuisisi yang Terbalik” (Reverse Terbalik” (Reverse Acquisition)

  Di dalam suatu akuisisi yang terbalik. entitas pihak pembeli yang lebih kecil



membeli entitas yang lebih besar.

  Di dalam periode pasca akuisisi. entitas yang lebih besar melakukan pengendalian.



  Melalui teknik ini suatu entitas swasta dapat go dapat go public. public.



  Pihak pembeli adalah entitas anak yang legal.



   Nilai dari jumlah pembelian adalah nilai wajar dari tambahan saham bahwa entitas



anak legal harus menerbitkan pemegang saham dari entitas induk legal sebelum akuisisi untuk penyertaan sekarang di dalam kombinasi bisnis entitas

 

 

Penggunaan Metode Akuisisi

Sejak Januari 2008. IASB menerbitkan revisi atas IFRS No. 3. Revisi ini menjadi acuan PSAK No. 22 (Revisi 2010) untuk menggunakan metode akuisisi dalam metode akuntansi kombinasi bisnis. Ilustrasi berikut ini memberikan gambaran mengenai  penggabungan badan usaha secara merger dan akuisisi atas dasar akuisisi PT Makmur Jaya memperoleh aset bersih PT. Sentosa Abadi melalui penggabungan dengan metode akuisisi.

Contoh Kasus 1 : Tabel 2. Neraca dengan Asumsi Metode Akuisi  A kuisisi si Neraca PT Sentosa Abadi Per 31 Desember 2012 Nilai Buku 

Nilai Wajar 

ASET 

Kas

Rp100.000.000 Rp100.000.000

Rp100.000.000

Piutang bersih

Rp300.000.000 Rp300.000.000

Rp280.000.000

Persediaan

Rp400.000.000 Rp400.000.000

Rp500.000.000

Tanah

Rp100.000.000 Rp100.000.000

Rp200.000.000

Bangunan-bersih

Rp600.000.000 Rp600.000.000

Rp1.000.000.000 Rp1.000.000.000

Peralatan-bersih

Rp500.000.000 Rp500.000.000

Rp700.000.000

Hak Paten Total Aset 

Rp100.000.000 Rp2.000.000.000 

Rp2.880.000.000 

Utang Usaha 

Rp120.000.000 

Rp120.000.000 

Wesel bayar  

Rp300.000.000 

Rp270.000.000 

Rp80.000.000 

Rp90.000.000 

Rp500.000.000 

Rp480.000.000 

Rp1.500.000.000 Rp1.500.000.000 

Rp2.400.000.000

KEWAJIBAN 

Kewajiban lain-lain  Total Kewajiban ASET BERSIH

 

  PT Makmur Jaya membayar Rp800.000.000 tunai dan menerbitkan 50.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 10.000. nilai pasar Rp20.000 per saham untuk memperoleh aset bersih PT Sentosa Abadi. Ayat jurnal untuk mencatat penggabungan usaha pada buku PT Makumur Jaya adalah sebagai berikut:

Jurnal:

Debit Investasi pada PT Sentosa Abadi

Rp1.800.000.000 Rp1.800.000.000

Kas

Rp800.000.000

Saham-biasa

Rp500.000.000

Tambahan modal disetor

Rp500.000.000

Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar saham biasa nominal Rp10.000 ditambah dengan kas Rp 800.000.000 dalam penggabungan usaha dengan metode  pembelian atas PT. Sentosa Abadi adalah sebagai berikut: Jurnal:

Kas

Rp100.000.000

Piutang bersih

Rp280.000.000 Rp280.000.000

Persediaan

Rp500.000.000

Tanah

Rp200.000.000

Bangunan

Rp1.000.000.000

Peralatan

Rp700.000.000

Hak paten

Rp100.000.000 Rp100.000.000

Goodwill

Rp400.000.000 Utang usaha

Rp 120.000.000

Wesel bayar

Rp 270.000.000

 

Kewajiban lain-lain

Rp 90.000.000

Investasi pada PT Sentosa Abadi

Rp 2.800.000.000 2.800.000.000

Goodwill sebesar Rp400.000.000 merupakan selisih antara nilai wajar aset dan nilai  perolehan suatu aset. dalam hal ini selisih antara Rp2.800.000.000 Rp2.800.000.000 dan Rp2.400.000.000. Rp2.400.000.000. Sesuai dengan prinsip akuntansi Goodwill yang timbul sebesar Rp400.000.000 ini nantinya  goodwil harus dikapitalisasi dan diuji untuk penurunan nilai setiap tahunnya.

Contoh Kasus 2: Pada tanggal 1 Januari 2012, PT A mengakuisisi saham biasa PT B sebanyak 4 juta lembar, dengan harga persaham Ro1.400,- . Pengeluaran pengeluaran lain sehubungan akuisisi tersebut antara lain: yang terlibat akuisisi   Biaya akuntan, persahaan penilai , dan pihak inpendent lain yang



Rp200.000.000

  Pengeluaran sehubungan surat menyurat Rp. 15.000.000



Harga akuisisi dibayar dengan menerbitkan saham PT. A sebanyak 2 juta lembar dengan nilai nomnal Rp 2.000,- dan harga pasar Rp2.800/ Lembar. Saham ini diberikan kepada  pemilik lama 4 juta lembar saham PT. B. Biaya konsultan dan biaya lainnya di bayarkan  per kas atau ata u tunai. Dengan demikian harga perolehanya perole hanya adalah 4 juta lembar x Rp 1.400, per saham = Rp. 5.600.000.000 , yang merupakan nilai investasi pada tanggal 1 Januari 2012. Transaksi ini dicatat sebagai berikut Invesasi Dalam Saham Biasa

Rp. 5.600.000.000 5.600.000.000

Beban

Rp. 215.000.000 Saham Biasa (2juta x Rp.2.000)

Rp 4.000.000.000

Tambahan modal di setor

Rp. 1.600.000.000 1.600.000.000

Kas

Rp

215.000.000

 

Misalkan perusahaan mencatat saham dengan biaya Rp 100.000.000 per kas , PT .A akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut: Tambahan Modal di setor

Rp 100.000.000

Kas

Rp. 100.000.000

Jadi, tambahan modal disetor PT.A berkurang sebesar Rp. 100.000.000 akibat pencatatan saham PT.B yang di akuisisi tersebut.

F.  PENGUNGKAPAN

Pengakuisisi diperlukan untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan  pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis yang terjadi baik selama periode pelaporan saat atau setelah akhir periode tetapi sebelum laporan keuangan untuk diterbitkan. Di antara pengungkapan diperlukan untuk memenuhi tujuan tersebut di atas adalah sebagai berikut :

   Nama dan deskripsi yang diakuisisi



  Tanggal akuisisi



  Persentase kepemilikan saham voting diperoleh. alasan utama untuk kombinasi



 bisnis dan deskripsi tentang bagaimana pengakuisisi memperoleh kendali yang diakuisisi

  Deskripsi faktor yang membentuk goodwill diakui



  Deskripsi kualitatif faktor yang membentuk goodwill diakui. seperti sinergi yang



diharapkan dari operasi menggabungkan

  Aset tidak berwujud yang tidak memenuhi syarat untuk diakui secara terpisah nilai



wajar akuisisi. akuisisi. tanggal pertimbangan

jumlah yang yang ditransfer dan nilai nilai wajar

akuisisi. tanggal masing-masing kelas utama pertimbangan

  Rincian pengaturan pertimbangan kontinjensi dan aset ganti rugi



 

  Rincian piutang diperoleh. jumlah yang diakui pada tanggal akuisisi untuk setiap



kelas utama aktiva dan kewajiban yang diperoleh diasumsikan

  Rincian dari kewajiban kontinjensi diakui. jumlah total goodwill yang diharapkan



akan dikurangkan untuk tujuan pajak

 



Rincian tentang transaksi yang diakui secara terpisah dari akuisisi aset dan asumsi kewajiban dalam kombinasi bisnis

  Informasi tentang pembelian murah



  Informasi tentang pengukuran kepentingan nonpengendali



  Rincian tentang kombinasi bisnis dicapai secara bertahap



  Informasi tentang pendapatan yang diakuisisi dan laba atau rugi



  Informasi tentang kombinasi bisnis yang tanggal akuisisi adalah setelah akhir



 periode pelaporan tapi sebelum laporan keuangan untuk untuk diterbitkan Pengakuisisi diperlukan untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan  pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi dampak keuangan dari penyesuaian diakui pada periode pelaporan saat ini yang berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode atau periode pelaporan sebelumnya. Di antara pengungkapan diperlukan untuk memenuhi tujuan tersebut di atas adalah sebagai berikut: Rincian ketika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum lengkap untuk aset tertentu. kewajiban. kepentingan nonpengendali atau item dari pertimbangan (dan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk kombinasi bisnis sehingga telah ditentukan hanya sementara) tindak lanjut informasi pertimbangan kontijensi. tindak lanjut informasi tentang kewajiban kontinjensi diakui dalam kombinasi bisnis. rekonsiliasi nilai tercatat goodwill pada awal dan akhir periode pelaporan.dengan berbagai rincian ditampilkan secara terpisah. jumlah dan penjelasan dari setiap keuntungan atau kerugian diakui pada periode pelaporan.

 

Contoh Kasus Pengungkapan Kombinasi Bisnis dalam Laporan Keuangan

Kelompok ini mengambil contoh laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan Entitas Anaknya untuk periode laporan keuangan tahun 2017 dan 2016. Dalam laporan posisi keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan Entitas Anaknya untuk periode laporan keuangan tahun 2017 dan 2016, Goodwill disajikan dalam  pos sebagai berikut :

Dalam laporan posisi keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan Entitas Anaknya untuk periode laporan keuangan tahun 2017 dan 2016, disajikan pada Aset Tidak Berwujud, yang mana untuk rincian dan penjelasan aset tersebut, diungkapkan di dalam catatan 2d, 2n, 2aa, dan catatan 11. Catatan mengenai kebijakan akuntansi terkait kombinasi bisnis PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan Entitas Anaknya untuk periode laporan keuangan tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat dalam notes di bawah ini:

 

 

 

 

 

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan Entitas Anaknya untuk periode laporan keuangan tahun 2017 dan 2016, mendetailkan Goodwil perusahaan yang diperoleh selama tahun  berjalan pada catatan berikut ini :

 Namun demikian, aspek-aspek yang perlu diuangkapkan secara mendetail oleh Perusahaan mengenai kombinasi bisnis, belum dilakukan secara maksimal oleh Perusahaan, yang mana  pengungkapan tersebut meliputi:

   Nama dan deskripsi yang diakuisisi



  Tanggal akuisisi



 

  Persentase kepemilikan saham voting diperoleh. alasan utama untuk kombinasi



 bisnis dan deskripsi tentang bagaimana pengakuisisi memperoleh kendali yang diakuisisi

  Deskripsi faktor yang membentuk goodwill diakui



 



Deskripsi kualitatif faktor yang membentuk goodwill diakui. seperti sinergi yang diharapkan dari operasi menggabungkan

  Aset tidak berwujud yang tidak memenuhi syarat untuk diakui secara terpisah nilai



wajar akuisisi. akuisisi. tanggal pertimbangan

jumlah yang yang ditransfer dan nilai wajar

akuisisi. tanggal masing-masing kelas utama pertimbangan

  Rincian pengaturan pertimbangan kontinjensi dan aset ganti rugi



  Rincian piutang diperoleh. jumlah yang diakui pada tanggal akuisisi untuk setiap



kelas utama aktiva dan kewajiban yang diperoleh diasumsikan

  Rincian dari kewajiban kontinjensi diakui. jumlah total goodwill yang diharapkan



akan dikurangkan untuk tujuan pajak

  Rincian tentang transaksi yang diakui secara terpisah dari akuisisi aset dan asumsi



kewajiban dalam kombinasi bisnis

  Informasi tentang pembelian murah



  Informasi tentang pengukuran kepentingan nonpengendali



  Rincian tentang kombinasi bisnis dicapai secara bertahap



  Informasi tentang pendapatan yang diakuisisi dan laba atau rugi



  Informasi tentang kombinasi bisnis yang tanggal akuisisi adalah setelah akhir



 periode pelaporan tapi sebelum laporan keuangan untuk untuk diterbitkan

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF