Identifikasi Formalin Pada Makanan

November 23, 2018 | Author: Dimas Gigih Damarsasi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Identifikasi Formalin Pada Makanan...

Description

Identifikasi Formalin pada Makanan

A. Tuju Tujuan an Pra Prakt ktik ikum um  Tujuan dilakukannya dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui mengetahui kandungan kandungan form formal alin in pada pada prod produk uk yan yang

diuj diujii

dan dan juga juga meng menget etah ahu u kons konsen entr tras asii dan dan

absorbansinya.

B. Land Landas asan an Teor Teorii Produk pangan dewasa ini semakin baragam bentuknya, baik itu dari segi  jenisnya  jenisnya maupun dari segi rasa dan cara pengolahannya. pengolahannya. Namun seiring dengan semakin pesatnya teknik pengolahan pangan, penambahan bahan-bahan aditif  pada produk produk pangan pangan sulit sulit untuk untuk dihinda dihindari. ri. akibatn akibatnya ya keamanan keamanan pangan telah menjadi dasar pemilihan suatu produk pangan yang akan dikonsumsi. Keamanan pangan merupakan hal yang sedang banyak dipelajari, karena manusia semakin sadar akan pentingnya sumber makanan dan kandungan yang ada ada di dala dalam m maka makana nann nnya ya.. Hal Hal ini ini terj terjad adii kare karena na adan adanya ya kema kemaju juan an ilmu ilmu pengetahuan serta kemajuan teknologi, sehingga diperlukan suatu cara untuk mengawasi keamanan pangan. Dalam proses keamanan pangan, dikenal pula usaha untuk menjaga daya tahan suatu bahan sehingga banyak muncul bahanbahan bahan pengaw pengawet et yang yang bertuju bertujuan an untuk untuk memperpa memperpanjan njang g masa masa simpan simpan suatu suatu bahan bahan pangan pangan.. Namun Namun dalam dalam praktikn praktiknya ya di masyarak masyarakat, at, masih masih banyak banyak yang yang belum memahami perbedaan penggunaan bahan pengawet untuh bahan-bahan pangan dan yang non pangan. Formalin merupakan salah satu pengawet non pangan yang sekarang banyak digunakan untuk mengawetkan makanan. Formalin adalah nama dagang dari campuran formaldehid, metanol dan air. air. Forma Formalin lin yang yang bered beredar ar di pasara pasaran n mempu mempuny nyai ai kadar kadar forma formald ldehi ehid d yang yang bervariasi, antara 20% - 40%. Formalin memiliki kemampuan yang sangat baik ketika mengawetkan makanan, namun walau daya awetnya sangat luar biasa, formalin formalin dilarang dilarang digunaka digunakan n pada makanan makanan.. Di Indone Indonesia, sia, beberap beberapa a undang undang-undang yang melarang penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah

Peraturan Menteri Kesehatan No 722/1988, Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/Menkes/PER/X/1999, UU No 7/1996 tentang Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Hal ini disebabkan oleh bahaya residu yang ditinggalkannya bersifat karsinogenik bagi tubuh manusia. Mengingat pentingnya masalah keamanan pangan, maka perlu dilakukan suatu uji terhadap kandungan racun ataupun zat-zat berbahaya yang terkandung dalam suatu produk makanan. Pada praktikum ini dilakukan uji terhadap kandungan formalin pada sampel produk makanan, sehingga dapat diketahui apakah produk tersebut layak dikonsumsi atau tidak. Formalin atau Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H2CO. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali  juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia (Reuss 2005). Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H 2CO. Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya. Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%. Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan sanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Dalam keberadaan katalis basa, formaldehida bisa mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol. Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen

atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara (Reuss 2005). Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta vanadium. Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada 250 °C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan kimia 2 CH3OH + O2



2 H2CO + 2 H2O.

Katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan dalam temperatur yang lebih tinggi, kira-kira 650 °C. dalam keadaan ini, akan ada dua reaksi kimia sekaligus yang menghasilkan formaldehida: satu seperti yang di atas, sedangkan satu lagi adalah reaksi dehidrogenasi CH3OH



H2CO + H2.

Bila formaldehida ini dioksidasi kembali, akan menghasilkan asam format yang sering ada dalam larutan formaldehida dalam kadar ppm. Di dalam skala yang lebih kecil, formalin bisa juga dihasilkan dari konversi etanol, yang secara komersial tidak menguntungkan. Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal juga dengan nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai, kapal, gudang dan pakaian. Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis, larutan formaldehida

dipakai untuk

mengeringkan kulit, misalnya

mengangkat kutil. Larutan dari formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai. Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina, formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin formaldehida.

Untuk

mensintesis

bahan-bahan

produksi alkohol polifungsional

seperti

kimia, formaldehida dipakai pentaeritritol, yang

dipakai

untuk untuk

membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena difenil diisosianat, komponen penting dalam cat dan busa poliuretana, serta heksametilena tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak). Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak (Reuss 2005).

C. Alat dan Bahan

D. Cara Kerja E. Data Pengamatan F. Pembahasan G. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Formalin merupakan salah satu bahan pengawet yang berbahay jika digunakan untuk bahan pangan. Setelah melakukan praktikum identifikasi formalin pada produk perikanan praktikan telah dapat mengetahui kandungan nilai absorbansi dan konsentrasi (ppm) yang terkandung dalam bahan pangan tersebut serta adpat mengetahui cara pengujiannya. Nilai absroban selalu berbansing lurus dengan nilai konsentrasi, sedangkan pada hasil yang diperoleh konsentrasi formalin terbesar ditemukan pada kerang darah dan konsentrasi terndah ditemukan pada cumi-cumi.

2. Saran Pada proses penentuan awal dan pemilihan bahan yang akan diujikan sebaiknya diberitakan informasinya secara jelas, sehingga asal bahan dan kemungkinan informasi yang berguna bagi pembaca, dan tidak menimbulkan

salah persepsi mengenai jenis sampel yang diujikan, tidak semua sampel sejenis mengandung formalin.

H. Daftar Pustaka Day R.A and A.L. Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga. Fahrudin.

2007.

Formalin

dan

Bahayanya

bagi

Kesehatan.

http://www.tribun-

timur.com/view.php?id=47300&jenis=Opini. [27 Oktober 2008]. Instrument. 2000. University of Oslo. http:// www.kjemi .uio.no / Polymerkjemi/  Instruments.htm. [29 Oktober 2008].

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF