Hydrostatic Test
October 10, 2017 | Author: Nur Wijianto | Category: N/A
Short Description
Test Hidro...
Description
Hydrostatic test pada tangki timbun (API 650) Pengetesan tangki timbun dengan hydrotest ada 2 kemungkinan ditinjau dari ketersediaan air. 1. Jika ada air yang cukup, maka; a. Tangki diisi sesuai dengan level liquid, H b. Tangki dengan tipe sambungan roof – shell yang kedap, diisi dengan level 50 mm diatas sambungan tersebut. c. Diisi tidak penuh, jika ada keterbatasan misalnya overflow, internal floating roof atau freeboard, namun harus atas persetujuan dari pembeli (purchaser). d. Diisi dengan air laut sehingga menghasilkan hoop stress pada bottom shell sama ketika diisi dengan air tawar dengan ketinggian penuh. 2. Jika air yang dibutuhkan tidak tersedia, maka tangki dites dengan: a. Mengecat semua sambungan dengan cairan yang memiliki daya penetrasi yang tinggi, misalnya automobile spring oil, dan diamati dengan teliti jika ada sambungan yang bocor. b. Memberikan tekanan udara pada sambungan (vacuum) c. Kombinasi dari kedua metode diatas a dan b. Hydrotest dilakukan sebelum pipa tetap eksternal disambung pada tangki. Segala sambungan las yang berada diatas level air pada saat pengetesan harus diuji kebocoran seperti pada item no.2. Pada saat hydrotest nanufaktur harus bertanggung jawab terhadap beberapa hal, yaitu: 1. Preparing the tank for testing. This shall include removal of all trash, debris, grease, oil, weld scale, weld spatter, and any other foreign matter from the interior and the roof(s) of the tank. 2. Furnishing, laying, and removing all lines from the water source tie-in location and to the water disposal point as prescribed on the Data Sheet, Line 14. 3. Filling and emptying the tank. (See 1.3 for Purchaser responsibility to obtain any required permits for disposal of water.) 4. Cleaning, rinsing, drying, or other prescribed activity, if specified on Data Sheet, Line 14, following the hydrotest to make the tank ready for operation. 5. Taking settlement measurements (unless explicitly waived by the Purchaser on the Data Sheet, Line 14). 6. Furnishing all other test materials and facilities, including blinds, bolting, and gaskets (see 4.9). 7. Checking the wind girders for proper drainage during or following the hydro-test. If water is retained, additional drainage shall be provided subject to the Purchaser’s approval. Sedangkan purchaser (pembeli) bertanggung jawab pada beberapa hal: 1. Furnishing and disposing of the water for hydro-testing the tank from the water source tie-in location as designated on the Data Sheet, Line 14. If biocide or caustic additions are specified to the Manufacturer, the Purchaser is responsible for determining or identifying disposal restrictions on the treated water.
2. Specifying the test water quality. Potable water is preferred for hydro-testing. This does not preclude the use of condensate, reverse osmosis water, well water, river water, or sea water. The Purchaser shall consider issues such as low temperature brittle fracture, freeze damage, amount of suspended solids, sanitation issues, animal/plant incubation and/or growth, acidity, general corrosion, pitting, protecting against cathodic cells,microbiologicallyinduced corrosion, material dependent sensitivity to trace chemical attack, disposal, rinsing, and residuals left in the tank after emptying. If the Purchaser-supplied test water causes corrosion, the Purchaser is responsible for the required repairs. 3. For the following metallurgies, describe on the Data Sheet, Line 14, (using a Supplemental Specification) any additional restrictions on the water quality. a. Carbon Steel—For carbon steel equipment where water contact exceeds 14 days, including filling and draining (e.g. consider adding an oxygen scavenger and a biocide, and raise the pH by the addition of caustic). b. Stainless Steel—See Annex S. c. Aluminum Components—See Annex H. Pengisian tangki Maksimum laju pengisian air pada tangki timbun diatur sebagai berikut:
Jika tebal bottom course < 22 mm, maka dibagi menjadi 2 bagian Laju pengisian : Top course
300 mm/jam
460 mm/jam
Jika tebal bottom course ≥ 22 mm, maka dibagi menjadi 3 bagian Laju pengisian :
Top
230 mm/jam middle 300 mm/jam Bottom
460 mm/jam
Tekanan pada saat hydrotest sebesar 125% dari desain pressure. Pengukuran yang dilakukan pada saat hydrotest a. Pengukuran shell elevation. Pengukuran ini bisa dilakukan ketika dalam proses pengisian air, asalkan level air tidak berubah melebihi 300 mm pada saat dilakukan pengukuran. Pengaturan jumlah point yang diukur minimum 8 buah dengan jarak antara point tidak lebih dari 10 m.
B A Gambar peletakkan point yang akan diamati pada shell Jarak A-B maksimum 10 meter
Pengamatan dilakukan pada saat: 1. Before start of the hydrostatic test; 2. With tank filled to 1/4 test height (±600 mm [2 ft]); 3. With tank filled to 1/2 test height (±600 mm [2 ft]); 4. With tank filled to 3/4 test height (±600 mm [2 ft]); 5. At least 24 hours after the tank has been filled to the maximum test height. This 24-hour period may be increased to duration specified on the data sheet if the Purchaser so requires for conditions such as: i. The tank is the first one in the area, ii. The tank has a larger capacity than any other existing tank in the area, iii. The tank has a higher unit bearing load than any other existing tank in the area, iv. There is a question regarding the rate or magnitude of settlement that will take place; 6. After tank has been emptied of test water. b. Pengukuran settlemen (level pondasi) Pengeseran yang terjadi pada pondasi harus dilaporkan pada purchaser (pembeli), jika terdapat perbedaan lebih dari 13 mm per 10 m dari keliling tangki atau penurunan yang seragam lebih dari 50 mm. pengisian air harus dihentikan menunggu keputusan dari pembeli c. Pengukuran internal bottom elevation Bertujuan untuk mengetahui adanya penurunan pada pondasi dengan melakukan pengukuran pada bagian dasar tangki yang dilakukan sebelum dan sesudah hydrotest. Pengaturan titik – titik yang diamati sebagai berikut:
Jarak antara titik maksimum 3 meter
Minimum terdiri dari 4 garis diameter, dengan jarak maksimum 10 meter pada keliling lingkaran. d. Pengetesan roof Besar tekanan udara yang digunakan dalam pengujian ini tidak boleh melebihi berat dari roof tersebut. Pada sambungan las diberikan larutan bubble untuk mendeteksi adanya kebocoran. Cara lain untuk mengetes sambungan las dilakukan dengan vacuum test.
Toleransi dimensi a. Plumbness Plumbness diukur dari ujung atas tangki, H, secara vertikal ke bottom. Maksimum plumbness yang diijinkan adalah 1/200 kali H.
Tangki
x
b. Roundness (kebundaran) Diukur dengan jarak 30 cm dari bottom corner lasan
30 cm
x < H/200
Deviasi lokal Peaking deviasi yang terjadi pada sambungan las vertikal shell, maksimum 13 mm diukur dengan menggunakan mal berbentuk horisontal sepanjang 900 mm
Banding deviasi yang terjadi pada sambungan las horisontal shell, maksimum 13 mm diukur dengan menggunakan mal berbentuk lurus sepanjang 900 mm.
Flat spot pada bidang vertikal tidak bolh lebih dari standar material yang dinyatakan pada ASTM A6, A20 atau A480
View more...
Comments