Hubungan Persepsi, Sikap Dan Prilaku

February 12, 2018 | Author: Nela Eliza | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Hubungan Persepsi, Sikap Dan Prilaku...

Description

TUGAS PSIKOLOGI SOSIAL

HUBUNGAN PERSEPSI, SIKAP DAN PERILAKU

OLEH : NELA ELIZA 1105571/11

BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

HUBUNGAN PERSEPSI, SIKAP DAN PERILAKU

A. Pengertian Persepsi Sosial.

Persepsi adalah suatu proses yang di dahului oleh pengindraan. Pengindraan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indra, stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan persepsi. Oleh karena itu, proses persepsi tidak dapat terlepas dari proses pengindraan.

Persepsi

sosial

merupakan

suatu

proses

seseorang

untuk

mengetahui,

menginterprestasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi tentang sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuklah gambaran mengenai orang yang dipersepsi.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses persepsi melalui tiga tahap, yaitu: 

Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.



Tahap

pengolahan

stimulus

sosial

melalui

proses

seleksi

serta

pengorganisasian informasi. 

Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu.

Pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dlam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari. 1. Pelaku persepsi (perceiver) 2. Objek atau yang dipersepsikan 3. Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan.

Persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu: a. Person, yaitu orang yang menilai orang lain. b. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk meniiai sesuatu. c. Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu: 1) Persepsi

sosial,

berlangsung

cepat

dan

otomatis

tanpa

banyak

pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas. 2) Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks, orang mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisis secara lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour.

Hubungan persepsi dengan sikap :

Sikap merupakan aspek dari persepsi. Sikap terbentuk dari stimuli seseorang yang kemudian menjadi sebuah persepsi. Sikap ataupun perilaku dalam kehidupan seharihari dipengaruhi karena adanya persepsi. Stimuli yang diterima oleh tiap individu tidak selalu sama sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda antar individu. Itulah sebabnya, sikap setiap orang berbeda-beda.

B. Pengertian Sikap

Sikap adalah suatu keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang cendrung untuk merespons dengan cara khusus terhadap stimulus, baik itu dengan cara mendekat atau menjauh, positif atau negatif, terhadap berbagai stimulus yang ada dalam lingkungan sosial.

C. Pengertian Prasangka

Prasangka adalah dugaan-dugaan yang memiliki nilai negatif yang diwarnai oleh perasaan sesaat, artinya kondisi emosional sesaat itu juga ikut berperan menimblkan prasangka. Prasangka

juga mengarah kepada evaluasi yang negatif. Prasangka

merupakan salah satu fenomena yang hanya bisa ditemui dalam kehidupan sosial. Munculnya prasangka merupakan akibat dari adanya kontak-kontak sosial antara berbagai individu di dalam masyarakat. Seseorang tidak mungkin berprasangka bila tidak pernah mengalami kontak sosial dengan individu lain. Akan tetapi prasangka tidak semata-mata dimunculkan oleh faktor sosial. Faktor kepribadian turut berperan dalam menciptakan apakah seseorang mudah berprasangka atau tidak. Walaupun faktor sosial sangat menunjang untuk menciptakan prasangka, belum tentu seseorang akan berprasangka karena masih tergantung pada tipe kepribadian yang dimiliki, apakah ia memiliki tipe kepribadian berkecenderungan berprasangka atau tidak.

1) Faktor Sosial Penyebab Prasangka Prasangka merupakan hasil dari adanya interaksi sosial, maka cukup mudah menemukan sebab-sebab prasangka dalam kehidupan sosial. Faktor sosial yang menciptakan prasangka antar kelompok setidaknya bisa dikategorikan ke dalam enam hal, yakni: akibat konflik sosial antar individu dan antar kelompok, akibat perubahan sosial, akibat struktur sosial yang kaku, akibat keadaan sosial yang tidak adil, akibat terbatasnya sumber daya, dan adanya politisasi pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari adanya prasangka.

2) Faktor Individual Pemicu Prasangka Sangat sering kita temui ada seseorang yang begitu mudah berprasangka tetapi ada juga yang rendah tingkat prasangkanya meskipun mereka sama-sama berada dalam satu situasi yang serupa. Seolah ada kecenderungan individu tertentu lebih berprasangka daripada individu yang lain.  Kepribadian Otoritarian dan Dogmatik Dalam tataran individu, faktor kepribadian otoritarian merupakan faktor pemicu prasangka yang terpenting. Seseorang yang

memiliki

kepribadian

otoritarian

dipastikan

mudah

berprasangka

D. Pengertian Prilaku.

Prilaku adalah suatu respon terhadap stimulus yang tampak pada diri individu tentang kemampuan untuk menentukan pilihan dalam melakukan sesuatu.

Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang merubah perilaku mereka :  Faktor Sosial Factor sosial sebagai factor eksternal yang mempengaruhi perilaku antara lain sktruktur sosial, pranata-pranata sosial dan permasalahanpermasalahan sosial yang lain. Pada factor sosial ini bila seseorang berada pada lingkungan yang baik yang maka orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang baik sedangkan sebaliknya bila seseorang berada pada lingkungan yang kurang baik maka orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang kurang baik juga. Dukungan sosial ( keluarga, teman ) mendorong perubaha perubahan sehat. Contohnya konsumsi alcohol, kebiasaan merokok, dan perilaku seksual.

 Faktor Kepribadian Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku salah satunya adalah perilaku itu sendiri (kepribadian) yang dimana dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa. Contohnya yang berhubungan adalah rasa kehatian – hatian, membatasi porsi pemakaian internet pada waktu – waktu tertentu agar tidak menjadi addicted, ini akan membantu individu agar dengan tidak menjadikan hal tersebut suatu kebiasaan ( habit) yang dapat merubah perilaku.  Faktor Emosi Rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta, atau harapan – harapan yang dimiliki yang bersangkutan. Contohnya berhubungan dengan stress yang mendorong melakukan perilaku tidak sehat seperti merokok. 

Proses Terjadinya Perilaku

Untuk proses perubahan perilaku biasanya diperlukan waktu lama, jarang ada orang yang langsung merubah perilakunya. Kadang- kadang orang merubah perilakunya karena tekanan dari masyarakat lingkunganya, atau karena yang bersangkutan ingin menyesuaikan diri dengan norma yang ada. Proses terjadinya perubahan ini tidak semena-mena dapat tercapai dan harus benar- benar teruji, ada 5 tingkatan perubahan perilaku :

1. Prekontemplasi: Belum ada niat perubahan perilaku 2. Kontemplasi : * Individu sadar adanya masalahnya dan secara serius ingin mengubah perilakunya menjadi lebih sehat. * Belum siap berkomitmen untuk berubah.

3. Persiapan

: * Individu siap berubah dan ingin mengejar tujuan. *Sudah pernah melakukan tapi masih gagal.

4. Tindakan

: * Individu sudah melakukan perilaku sehat, sekurangnya 6 bulan dari sejak mulai usaha memberlakukan perilaku hidup sehat.

5. Pemeliharaan : * Individu berusaha mempertahankan perilaku sehat yang telah dilakukan ( 6 bulan dilhat kembali). *Mungkin berlangsung lama. *6 bulan dilihat kembali.

Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori “S – O - R”atau Stimulus – Organisme – Respon. Skiner membedakan adanya dua proses.

a) Respondent respon atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan – rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebutelecting stimulation karena menimbulkan respon – respon yang relative tetap. Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup perilaku emosinal misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya ddengan mengadakan pesta, dan sebagainya. b) Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Pernagsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atsannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

E. Kaitan Antara Persepsi, Sikap, Prasangka, dan Prilaku

Persepsi, sikap, prasangka, dan prilaku saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Prasangka adalah sikap yang terbentuk dan berawal dari persepsi. Jadi, prasangka sangat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek. Yang selanjutnya akan mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan berprilaku terhadap sesuatu yang ada di lingkungannya.

Daftar Pustaka

http://silvrz.blogspot.com/2011/11/hubungan-persepsi-sikap-dan-prilaku.html http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/persepsi-sosial http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-sikap/ http://www.psikomedia.com/article/view/Psikologi-Sosial/2077/PENGERTIAN-PERSEPSI/ http://www.psikoterapis.com/?en_sebab-munculnya-prasangka%2C307 http://karolusrefandake.blogs.ukrida.ac.id/blogs/2011/02/12/pengertian-perilaku/

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF