Hubungan Manusia Dan Lingkungan Akibat Dinamika Litosfer

June 16, 2019 | Author: Yuda Ginanjar | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Hubungan Manusia Dan Lingkungan Akibat Dinamika Litosfer...

Description

HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA LITOSFER

PENGERTIAN LITOSFER Litosfer adalah lapisan kulit bumi yang paling atas. Litosfer merupakan lapisan kulit, berasal dari kata litos yang artinya batu, sfeer atau sphaira, yang berarti bulatan, sehingga litosfer dapat dikatakan sebagai lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Inti dalam mempunyai  jari-jari lebih kurang 1.300 km LAPISAN LITOSFER

Keterangan: Crust = Kerak Bumi (30 km) terdapat dibagian Litosfer (0-70 km) Antenosfer (70-250 km) Upper Mantle = Mantel atas (35-400 km) Transition Zone = Zona transisi (setengah padat, setengah cair) (400-700 km) Lower Mantle = Mantel bawah (700-2900 km ) Outer Core = Inti (bumi) luar = Inti besi cair (2900-5100 km) Inner Core = Inti (bumi) dalam = Inti besi padat (5100-6900 km)

Lapisan –  lapisan  lapisan kulit litosfer Litosfer juga terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima.

a. Lapisan Sial mempunyai ketebalan rata-rata ± 35 km, me rupakan lapisan kulit bumi yang terbentuk dari logam silisium dan aluminium, dengan senyawanya yang berbentuk SiO2 dan Al2O3. Selain itu, lapisan ini juga mengandung jenis-jenis batuan metamorf, batuan sedimen, granit, andesit, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Karena sifatnya yang padat dan kaku, lapisan sial disebut juga lapisan kerak. Lapisan kerak ini terdiri atas dua bagian, y aitu kerak samudra dan kerak benua 1. Kerak samudra, kerak yang terdapat di samudra ini adalah benda padat yang terbentuk dari endapan di dasar laut bagian atas, yang bagian bawahnya terdapat batuan-batuan vulkanik. Lapisan paling bawahnya tersusun dari batuan beku gabrodan peridotit.

2. Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan beku granit pada bagian atasnya dan batuan beku basalt pada bagian bawahnya. Kerak ini yang menempati sebagaibenua.

b. Lapisan Sima dengan ketebalan lebih kurang 65 km. Lapisan ini Adalah bahan yang bersifat elastis tersusun oleh logam-logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan sial mempunyai berat jenis yang lebih kecil daripada lapisan Sima. Hal ini disebabkan lapisan Sima mengandung besi dan m agnesium, yang mengandung mineral feromagnesium dan batuan basalt. Kulit bumi mengandung berbagai macam batuan, yang dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan metamorf.

KLASIFIKASI BATUAN 1. Batuan Beku Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi padat karena proses pendinginan. Gambar : jenis-jenis batuan beku

Berdasarkan tempat terjadinya pendinginan, batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga, sebagai berikut. a. Batuan tubir/batu beku dala Batuan tubir hanya terdiri dari kristal, terbentuk jauh di dalam kulit bumi. Bongkahan kristal yang besarbesar terjadi karena proses pendinginan yang berjalan lambat. Contoh batuan ini adalah granit.

Beberapa sifat atau ciri-ciri batuan plutonik adalah sebagai berikut: a) Umumnya berbutir lebih kasar dibandingkan batuan ekstrusi. b) Jarang memperlihatkan struktur visikular (mengandung lubang-lubang benda gas). c) Batuan dapat merubah batuan yang berbatasan pada semua sisinya

b. Batuan leleran/batu beku luar  Pembekuan batuan ini terjadi di luar kulit bumi sehingga penurunan temperatur terj adi sangat cepat. Pada pembentukannya kadang-kadang magma sama sekali tidak menghasilkan kristal, tetapi ada juga yang membentuk kristal-kristal kecil, sehingga batuan leleran dapat berupa kr istal kecil, kristal besar, dan bahan amorf seperti liparit. Namun, ada juga yang berupa bahan amorf saja seperti batu apung.

Ciri-ciri batuan beku luar (vulkanik), antara lain sebagai berikut: a) Pada umumnya mempunyai butir kristal yang halus, bahkan amorf. b) Sebagian memperlihatkan struktur visikular artinya sebagian dari batuan beku luar memperlihatkan adanya lubang-lubang bekas materi gas yang terperangkap. c) Kristal mineral batuannya menunjukan tekstur aphanitis (kristal yang halus dan amorf).

c.

Batuan korok/batu beku gang Batuan korok merupakan batuan yang terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang. Proses pendinginan berlangsung lebih cepat karena berada di dekat permukaan, sehingga batuan ini dapat berupa kristal kecil dan kristal besar, tetapi j uga ada yang tidak mengkristal, seperti bahan amorf. Contohnya: granit fosfir.

2.

Batuan Sedimen (Batuan Endapan)

Pelapukan yang dialami oleh batuan beku menyebabkan struktur batuan yang mudah lepas. Bagian yang lepas akan mudah terbawa air, angin, atau e s. Bagian yang terangkut ini akan terendap di suatu tempat. Bagian batuan yang mengendap ini lama-kelamaan akan menumpuk dan mengeras membentuk batuan sedimen. Pengerasan batuan ini disebut dengan pembaruan. Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas : 1. Batuan Sedimen Klastik 2. Batuan Sedimen Kimiawi 3. Batuan Sedimen Organik Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas : 1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis 2. Batuan Sedimen Glasial  3. Batuan Sedimen Aquatis 4. Batuan Sedimen Marine

GAMBAR BATUAN SENDIMEN

Sandstone

Conglomerat

Breksi

Batu Garam

3. Batuan Metamorf Batuan metamorf (malihan) terbentuk dari batuan beku dan batuan sedimen yang mengalami perubahan akibat panas dan tekanan. Macam-macam batuan metamorf : 1) Metamorf kontak: Terbentuk akibat suhu yg sangat tinggi. Batuan yg letaknya dekat dg dapur magma, seperti batuan kapur akan berubah menjadi batu pualam. Tumpukan vegetasi / fosil tumbuhan akan berubah menjadi batu bara. 2) Metamorf dinamo/ kinetis: Terbentuk akibat tekanan kuat dalam waktu lama. Contoh : Batu sabak dan batu bara 3) Metamorf Pneumatolitis Kontak: Terbentuk akibat pengaruh panas dan kemasukan unsur lain, seperti gas fluor dan bor. Contoh : Batu akik

Batuan Metamorf

Marmer

Kuarsa

Sabak

Gneiss

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI Bentuk permukaan bumi bersifat dinamis artinya dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan dan perubahan. Secara umum bentuk permukaan bumi tidaklah rata, dengan pengertian lain terdapat bentuk permukaan yang tinggi/terjal ada pula yang r endah/landai. Tinggi rendahnya permukaan bumi disebutrelief. Ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk muka bumi disebut geomorfologi. Perubahan bentuk muka bumi secara alami dipengaruhi oleh tenaga alami yaitu tenaga e ndogen dan eksogen. a. Bentuk muka bumi akibat tenaga endogen Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam perut bumi. 1) Tektonisme Tektonisme adalah tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkan perubahan letak (dislokasi) atau perubahan bentuk (deformasi) kulit bumi. Berdasarkan luas dan waktu terjadinya, gerakan lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak epirogenetik dan ger ak orogenetik. Gerak epirogenetik, adalah gerak atau pergeseran lapisan kerak bumi yangrelatif lambat dan berlangsung dalam waktu yang lama, serta meliputi daerah yang luas. Contoh: penenggelaman benua Gondwana menjadi Sesar Hindia.

Gerak epirogentik dapat dibedakan menjadi dua yaitu se bagai berikut: a) Epirogentik positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga kelihatannya permukaan air laut yang naik. Contoh: Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dari pulau-pulau barat daya sampai ke pulau Banda). b) Epirogentik negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga kelihatannya permukaan air yang turun. Contoh: naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.

Gerak orogenetik, ialah proses pembentukan pegunungan. Proses orogenesis meliputi luas areal yang relatif sempit dan dalam waktu yang relatif singkat, dibandingkan epirogenesis. Contoh: pembentukan pegunungan-pegunungan yang ada di bumi ini, seperti Pegunungan Andes, Rocky Mountain, Sirkum Mediterania, dan sebagainya. Gerak orogenetik mengakibatkan terjadinya dislokasi atau berpindah-pindahnya letak lapisan kulit bumi. Peristiwa ini dapat menimbulkan lipatan dan patahan. 1) lipatan (Folded process) , yaitu suatu bentuk kulit bumi berbentuk lipatan (gelombang) yang terjadi karena adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dari dua arah berlawanan, sehingga lapisan-lapisan batuan di sekitarnya terlipat dan membentuk puncak lipatan (antiklin) serta lembah lipatan (sinklin).

Macam-macam lipatan yang dikenal yaitu lipatan tegak, lipatan miring, lipatan menggantung, lipatan rebah, lipatan lsoklin, dan lipatan kelopak.

Contoh pegunungan lipatan ini adalah Pegunungan tua, seperti pegunungan Ural yang terjadi pada zaman primer.

2) Patahan atau sesar , ini terjadi karena adanya proses pematahan (fault process) pada lapisan kulit bumi. Prosesnya terjadi sangat cepat, sehingga lapisan-lapisan yang terkena tekanan tidak sempat lagi melipat, melainkan timbul retakan dan patah. Bentuk patahan dapat dibedakan berdasarkan arah dan kekuatan tenaga tekanan, sebagai berikut : 1) Adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dan saling menjauh satu sama lain, sehingga pada bongkah batuan terjadi retakan-retakan dan akhirnya patah membentuk bagian yang merosot (graben atau slenk) dan bagian yang menonjol ( horst); 2) Adanya tenaga endogen yang berarah vertikal; 3) Adanya dua buah tenaga endogen mendatar yang berlawanan arah, sehingga menimbulkan pergeseran batuan, yang disebut sesar mendatar

Salah satu relief geologis yang paling terkenal di dunia adalah Patahan San Andreas  yang membelah Pantai Pasifik di California, Amerika Serikat. Panjang patahan horizontal ini adalah 1.200 km. 2. VULKANISME Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunungapi, yaitu pergerakan magma dari dalam litosfera yang menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi. Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Ada dua bentuk gerakan magma yang berhubungan dengan vulkanisme, yaitu intrusi dan ekstrusi magma. a. Intrusi 1) Intrusi magma yaitu terobosan magma ke dalam lapisan-lapisan litosfera, tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut: Bathalit, yaitu dapur magma. 2) Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma yang menyusup di antara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut. 3) Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi. 4) Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela-sela lipatan (korok). 5) Diaterma adalah lubang (pipa) di antara dapur magma dan k epundan gunungapi yang bentuknya seperti silinder memanjang.

Bentukan hasil intrusi magma merupakan sumber mineral yang mempunyai arti penting secara ekonomi. didapati berbagai mineral seperti intan, tembaga, besi, emas, perak dan mineral logam serta non logam lainnya.

b. Ekstrusi Ekstrusi magma, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi sampai kepermukaan bumi. Materi hasil ekstrusi magma dapat berupa: 1) Lava, yaitu magma yang keluar sampai ke permukaan bumi dan mengalir ke permukaan 2) Lahar, yaitu material campuran antara lava dengan materi-materi yang ada di permukaan bumi berupa pasir, kerikil, debu, dan lain-lain dengan air sehingga membentuk lumpur. 3) Eflata dan piroklastika yaitu material padat berupa bom, lapili, kerikil, dan debu vulkan 4) Ekhalasi (gas)  yaitu material berupa gas asam arang seperti  fumarola(sumber uap air dan zat lemas), solfatar (sumber gas belereng), dan mofel (gas asam arang). Ekstrusi identik dengan erupsi atau letusan gunungapi yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu erupsi efusif dan eksplosif. 1) Erupsi efusif, yaitu erupsi berupa lelehan lava melalui retakan atau rekahan atau lubang kawah suatu gunungapi 2) Erupsi eksplosif, yaitu erupsi berupa ledakan dengan mengeluarkan bahan-bahan pada (Eflata / Piroklastika) berupa bom, lapili, kerikil, dan debu vulkanik bersama-sama dengan gas dan fluida. Berdasarkan tempat keluarnya magma, erupsi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut: 1) Erupsi linear, yaitu peristiwa keluarnya magma melalui celah atau retakan yang memanjang, sehingga membentuk deretan gunungapi.

2) Erupsi areal, yaitu letusan yang terjadi jika letak magma dekat dengan permukaan bumi, kemudian magma membakar dan melelehkan lapisan batuan yang berada di atasnya sehingga membentuk lubang yang besar di permukaan bumi.

3) Erupsi sentral , jika letusan yang terjadi keluar melalui sebuah lubang yang membentuk gunung api yang terpisah-pisah. Erupsi sentral menghasilkan tiga bentuk gunung api, yaitu sebagai berikut :  Gunung api perisai (Shield Volcanoes) , yaitu sebuah gunung api yang beralas luas dan berlereng landai, merupakan hasil erupsi efusif magma yang cair. Contohnya, gunungapi yang tersebar di kepulauan Hawaii





Gunung api maar , merupakan hasil erupsi eksplosif yang t idak terlalu kuat dan hanya sekali saja. Contohnya, Gunung Lamongan Jawa Timur dengan kawahnya Klakah

Gunung api strato atau kerucut , merupakan hasil campuran, efusif dan eksplosif yang berulang kali. Gunung api ini berbentuk kerucut dan badannya berlapis-lapis. contohnya Gunung Kerinci, Merapi, Ciremai, Semeru, Batur, Tangkuban Perahu, dan Gunung Fujiyama di Jepang.

3. GEMPA BUMI / SEISME Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari dalam bumi yang merambat sampai ke permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen. Ilmu yang secara khusus mempelajari gempa disebut seismologi, sedangkan ilmuwan yang mengkhususkan diri untuk mempelajari gempa disebut seismolog.

1. Gempa berdasarkan penyebab : a) Gempa bumi runtuhan (Fall Earthquake) Gempa ini terjadi akibat runtuhnya batu-batu raksasa di sisi gunung, atau akibat runtuhnya gua-gua besar. Radius getaran tidak begitu besar atau tidak terasa. b) Gempa bumi vulkanik (Volcanic Earthquake) Gempa ini terjadi akibat aktivitas gunung api. Dalam banyak peristiwa, gempa bumi ini mendahului erupsi gunung api, tetapi lebih sering ter jadi secara bersamaan. Getaran gempa vulkanik lebih terasa dibandingkan getaran gempa runtuhan, getarannya terasa di daerah yang lebih luas. c) Gempa bumi tektonik (Tectonic Earthquake) Gempa ini terjadi akibat proses tektonik di dalam litosfer yang berupa pergeseran lapisan batuan tua terjadi dislokasi. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan meliputi daerah yang sangat luas.

2. Berdasarkan bentuk episentrum a) Gempa yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis. linear, Gempa tektonik merupakan gempa linear. Salah satu akibat tektonisme adalah patahan. b) Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya berupa titik. Gunung api pada erupsi sentral adalah sebuah titik letusan, demikian juga runtuhan retak bumi. 3. Berdasarkan kedalaman hiposentrum a) Gempa dangkal, memiliki kedalaman hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi. b) Gempa menengah, memiliki kedalaman hiposentrumnya antara 100 km-300 km di bawah permukaan bumi. c) Gempa dalam, memiliki kedalaman hiposentrumnya antara 300-700 km di bawah permukaan bumi. Sampai saat ini tercatat gempa terdalam 700 km. 4. Berdasarkan jarak episentrum a) Gempa setempat, berjarak kurang dari 10.000 km. b) Gempa jauh, berjarak 10.000 km. c) Gempa jauh sekali , berjarak lebih dari 10.000 km. 5. Berdasarkan letak pusat gempa a) Gempa laut, terjadi jika letak episentrumnya terletak di dasar laut atau dapat pula dikatakan episentrumnya terletak di permukaan laut. Gempa ini terjadi karena getaran permukaan dirambatkan di permukaan laut bersamaan dengan yang dirambatkan pada permukaan bumi di dasar laut. b) Gempa darat, terjadi jika episentrumnya berada di daratan

b. Bentuk muka bumi akibat tenaga eksogen Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar perut bumi. 1) Pelapukan Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimia, maupun secara biologis. Proses pelapukan batuan mem butuhkan waktu yang sangat lama. 2) Pengikisan (Erosi) Erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari satu tempat ke tempat lain dengan perantara suatu tenaga yang bergerak di atas permukaan bumi. Ablasi adalah erosi oleh air yang mengalir. 3) Pengendapan (Sedimentasi) Sedimentasi  adalah proses terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin, atau gletser kedalam suatu wilayah yang kemudian diendapkan. 4) Pergerakan Batuan atau Tanah (Masswasting) Masswasting (massmovement) adalah proses perpindahan massa batuan dan tanah dalam volume yang besar karena pengaruh gravitasi PROSES TERBENTUKNYA TANAH

Pelapukan digolongkan dalam tiga bentuk : 1. Pelapukan fisik 2. Pelapukan kimia 3. Pelapukan biologis Tahap pertama dari proses pembentukan tanah adalah proses pelapukan. Proses ini terjadi penghancuran dan pelembutan dari bahan induk tanpa perubahan susunan kimianya. Pada awalnya batuan pecah dalam bentuk pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral penyusunnya. Selanjutnya oleh adanya air, asam dan senyawa-senyawa yang larut dalam air,

pecahan-pecahan bantuan dan mineral ini menjadi lunak dan terurai ke dalam unsur-unsur penyusunnya. Dari bahan-bahan sisa penguraian dan senyawa kembali membentuk mineral-mineral baru.

Dampak Erosi tanah a. Hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur, sehingga penjangkaran (pencengkraman) akar tanaman tidak ada lagi. Selain itu, unsur-unsur hara juga ikut terhanyutkan. Akibatnya tanah tidak subur lagi dan berkembang menjadi tanah yang tandus. b. Akibat selanjutnya adalah produksi pertanian menurun. Pengelolaan pertanian menjadi lebih mahal karena banyak pupuk yang harus dibeli dalam rangka mengembalikan produktivitasnya. c. Jika biaya produksi pertanian menjadi tinggi, maka menjadikan kemiskinan bagi para petani. d. Semakin berkurangnya alternatif pengusahaan lahan, sebab jenis tanaman yang dapat tumbuh semakin terbatas. e. Karena lahan garapannya sudah tidak subur, maka petani akan membuka hutan untuk dijadikan sebagai lahan garapan baru. Hal ini sangat berbahaya untuk terjadinya erosi kembali. f. Hutan semakin gundul dan erosi terus terjadi, akibatnya sumber air tanah semakin berkurang karena infiltrasi air tidak terjadi lagi. Selanjutnya, air limpasan semakin banyak dan mengakibatkan bahaya banjir di bagian hilir. g. Terjadi pendangkalan waduk, sungai, dan badan airnya. Tanah tidak mampu lagi menampung air yang masuk sehingga timbul bencana banjir di mana-mana. Upaya dalam mengatasi Erosi usaha pengendalian erosi: 1. membuat sengkedan atau terasiring 2. memberikan pupuk kandang dan pupuk hijau agar tanah menjadi pekat dan sulit terkiki 3. penghijauan dan reboisasi 4. pengolahan tanah dengan cara atau sistem kontur 5. tumpang sari (multi

cropping)

Lahan Potensial Lahan potensial adalah lahan yang belum dimanfaatkan atau belum diolah dan jika diolah akan mempunyai nilai ekonimis yang besar karena mampunyai tingkat kesuburan yang tinggi dan mempunyai daya dukung terhadap kebutuhan manusia. Lahan potensian merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu harus ditangani dan dikelola secara bijak. Daerah diluar jawa banyak memiliki daerah produktif yang sangat potensial, tetapi belum atau tidak dimanfaatkan sehingga daerah ini dikenal dengan daerah yan sedang tidur. Lahan potensialtersebar di tiga wilayah utama daratan, yaitu di daerah pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi. Lahan-lahan di wilayah pantai didominasi oleh tanah alluvial (tanah hasil pengendapan). Tanahini cukup subur karena banyak mengandung mineral-mineral yang diangkut bersama lumpur oleh sungai kemidian diendapkan di daerah muara sungai. Upaya pelestarian Lahan potensial Upaya-upaya pelestarian dan peningkatan manfaat lahan-lahan potensial dilaksanakan antara lain dengan cara berikut. 1. Merencanakan penggunaan lahan yang digunakan manusia. 2. Menciptakan keserasian da keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan lahan dalam wilayah tertentu. 3. Merencanakan penggunaan lahan kota agar jangan sampai menimbulkan dampak pencemaran. 4. Menggunakan lahan seoptimal mungkin bagi kepentinganmanusia. 5. Memisahkan penggunaan lahan untuk permukiman, industry, pertanian, perkantoran, dan usahausaha lainnya. 6. Membuat peraturan perundang-undangan yang meliputi pengaliahn hak atas tanah untuk kepentingan umum dan peraturan perpajakan. 7. Melakukan pengkajian terhadap kebijakan tata ruang, perijinan, dan pajak dalam kaitannya dengan konversi penggunaan lahan. 8. Menggnakan teknologi pengolahan tanah, penghijauan, reboisasi, dan pembuatan sengkedan di aderah pegunungan. 9. Perlu usaha pemukiman penduduk dan pengendalian peladang berpindah. 10. Mengelola dengan baik daerah aliran sungai, daerah pesisir, dan daerah di sekitar lautan.

Lahan Kritis

Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif. Meskipun dikelola, produktivitas lahan kritis sangat rendah. Bahkan, dapat terjadi jumlah produksi yang diterima jauh lebih sedikit daripada biaya pengelolaannya. Lahanini bersifat tandus, gundul, tidak dapat digunakan untuk usaha pertanian, karena tingkat kesuburannya sangat rendah. Faktor- Faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis, antara lain se bagai berikut: Kekeringan, biasanya terjadi di daerah-daerah bayangan hujan.  Genangan air yang terus-menerus, seperti di daerah pantai yang selalu tertutup rawa-rawa.  Erosi tanah dan masswasting yang biasanya terjadi di daerah dataran tinggi, pegunungan, dan daerah  yang miring. Masswasting adalah gerakan masa tanah menuruni lereng. Pengolahan lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan. Lahan kritis  dapat terjadi di dataran tinggi, pegunungan, daerah yang miring, atau bahkan di dataran rendah. Masuknya material yang dapat bertahan lama kelahan pertanian (tak dapat diuraikan oleh bakteri)  misalnya plastic. Plastik dapat bertahan ± 200 tahun di dalam tanah sehingga sangat mengganggu kelestaian kesuburan tanah.

Upaya Penangulangan lahan kritis Upaya penagggulangan lahan kritis dilaksanakan sebagai berikut. 1. Lahan tanah dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi pertanian, perkebunan, peternakan, dan usaha lainnya. 2. Erosi tanah perlu dicegah melalui pembuatan teras-teras pada lereng bukit. 3. Usaha perluasan penghijauan tanah milik dan reboisasi lahan hutan. 4. Perlu reklamasi lahan bekas pertambangan. 5. Perlu adanya usaha ke arah Program kali bersih (Prokasih). 6. Pengolahan wilayah terpadu di wilayah lautan dan daerah aliran sungai (DAS). 7. Pengembangan keanekaragaman hayati. 8. Perlu tindakan tegas bagi siapa saja yang merusak lahan yang mengarah pada terjadinya lahan kritis. 9. Menghilangkan unsure-unsur yang dapat mengganggu kesuburan lahan pertanian, misalnya plastik. Berkaitan dengan hal ini, proses daur ulang sangat diharapkan. 10. Pemupukan dengan pupuk organik atau alami, yaitu pupuk kandang atau pupuk hijau secara tepat dan terus-menerus. 11. Guna menggemburkan tanah sawah, perlu dikembangkan tumbuhan yang disebut Azola. 12. Memanfaatkan tumbuhan eceng gondok guna menurunkan zat pencemaran yang ada pada lahan pertanian. Eceng gondok dapat menyerap pat pencemar dan dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Namun, dalam hal ini kita harus hati-hati karena eceng gondok sangat mudah berkembang sehingga dapat menggangu lahan pertanian.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF