Hormon Bovine Somatotrophin

January 24, 2019 | Author: Riyan Syah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

kuy...

Description

BIOTEKNOLOGI

HORMON BOVINE SOMATOTROPHIN SOMATOTROPHIN (Bovine Growth Hormone) Dosen : Ir. Retno Budi Lestari, M.Sc Disusun oleh : Kelompok 5

Bonifasius Eri

(C1071131011)

Mahfudz Burhanudin

(C1071151006)

Teguh Pambudi

(C1071151013)

Muhammad Haerul

(C1071151015)

Susi Handayani

(C1071151026)

Siti Wulandari

(C1071151027)

Caverius Renold Olga

(C1071151032)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Hormon Bovine Somatotropin”. Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Bioteknologi. Makalah ini telah diupayakan agar dapat sesuai apa yang diharapkan dan dengan terselesainya makalah ini sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya. Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai  pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Allah SWT, serta ucapan terima kasih kepada : Ibu Ir. Retno Budi Lesatari, M.Sc selaku dosen pengajar dan teman-teman berkat kerjasamanya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan bahan kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.

Pontianak,

Maret 2017

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1 C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3 BAB III : PEMBAHASAN A. Definisi Hormon Bovine Somatotrophin ........................................... 4 B. Penggunaan Hormon Bovine Somatotrophin ..................................... 4 C. Mekanisme Kerja Hormon Bovine Somatotrophin ............................. 7 C. Dampak Penggunaan Hormon Bovine Somatotrophin ....................... 7 BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sub sektor peternakan merupakan sub sektor yang strategis, mengingat dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan mencerdaskan bangsa. Permintaan akan produk peternakan meningkat dari tahun ketahun sejalan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat dan semakin membaiknya kesadaran gizi masyarakat. Pangan yang berupa produk peternakan terutama adalah daging, susu dan telur, yang merupakan komoditas pangan hewani yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan. Dalam

bidang

peternakan,

bioteknologi

dimanfaatkan

untuk

menghasilkan vaksin, antibodi, pakan bergizi tinggi, dan hormon pertumbuhan. Dengan rekayasa genetik hormon pertumbuhan diberikan pada ternak untuk meningkatkan produksi daging, susu, atau telur. Produksi susu yang rendah secara nasional merupakan problem utama, karena itu upaya peningkatan  produksi susu secara nasional dan untuk meningkatkan potensi produktivitas ternak perah serta mencegah terjadinya pengafkiran ternak yang terlalu cepat, maka perlu dicari alternatif untuk dapat mempertahankan produktivitas ternak tersebut. Penggunaan somatotropin merupakan suatu alternatif. Somatotropin merupakan hormon pertumbuhan (Growth hormone atau GH) dan hormon somatotropin ini secara alami dihasilkan oleh kelenjar pituitari. Fungsi hormon somatotropin ini adalah meningkatkan sintesis protein di seluruh sel tubuh, namun lain halnya pada sapi laktasi, somatotropin yang mempunyai sifat galaktopoietik bekerja secara langsung ataupun tidak langsung pada sel-sel kelenjar susu.  Namun penggunaan hormon untuk memacu produksi pada ternak masih diperdebatkan karena berpotensi meningkatkan penyakit mastitis  pada ternak dan membahayakan kesehatan manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Hormon Bovine Somatotrophin ? 2. Bagaimana cara penggunaan Hormon Bovine Somatotrophin pada Sapi ?

3. Bagaimana mekanisme kerja Hormon Bovine Somatotrophin ? 4. Bagaimana dampak dari penggunaan Hormon Bovine Somatotrophin pada Sapi ?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan definisi Hormon Bovine Somatotrophin 2. Menjelaskan cara penggunaan Hormon Bovine Somatotrophin pada Sapi 3. Menjelaskan mekanisme kerja Hormon Bovine Somatotrophin 4. Menjelaskan dampak dari penggunaan Hormon Bovine Somatotrophin  pada Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada dekade 80-an kemajuan pesat dalam bidang bioteknologi khususnya dalam manipulasi genetik, reproduksi dan fisiologi, aplikasinya sangat mewarnai  perubahan dalam industri peternakan. Somatotropin yang lebih spesifik Bovine Somatotropin (bST) rekombinan merupakan salah satu produk bioteknologi  pertama yang sudah siap digunakan dalam industri peternakan dan sangat menjanjikan peningkatan produktivitas serta efisiensi penggunaan pakan pada sapi  perah, bahkan penggunaan bST pada tingkat peternakpun dapat meningkatkan  produksi rata-rata hingga 5 kg perhari atau 15-20 % tanpa menimbulkan penyakit metabolis dan perubahan kualitas yang berarti (Manalu, 1994). Perangsangan produksi susu melalui penggunaan somatotropin berdampak terhadap metabolisme kelenjar, proses sintesis dalam kelenjar susu perlu ditingkatkan, demikian pula pengambilan zat-zat makanan sehingga sebagai konsekuensinya laju aliran darah menuju kelenjar susu harus segera ditingkatkan. Hingga saat ini pemakaian somatotropin dalam industri peternakan dianggap suatu terobosan dari hasil bioteknologi yang cukup ekonomis dan efisien sekalipun dibandingkan

dengan

upaya

pemberantasan

penyakit,

vaksinasi

ataupun

 bioteknologi reproduksi (Hardjopranjoto, 2001). Pemakaian bST semakin populer di kalangan peternak, penggunaan bST secara injeksi dan sebagian dengan cara implantasi telah banyak dilaksanakan dan cara aplikasi ini sangat menentukan kandungan hormon dalam darah dan organ tubuh. Penambahan hormon secara eksogen berdampak terhadap konsentrasi hormon-hormon lain yang saling berkaitan sacara metabolis. Konsentrasi somatotropin plasma akan meningkat dan mencapai puncak dalam plasma 8 jam setelah penyuntikan dan segera kembali ke konsentrasi basal 24 jam setelah  penyuntikan (Manalu, 1994).

BAB III PEMBAHASAN

A. Definisi Hormon Bovine Somatotrophin

Bovine advance hormone atau juga dikenal sebagai somatotropin bovin atau BST). BGH adalah produk pertama bakteri yang direkayasa secara genetika dengan tujuan peningkatan produksi ternak. Gen untuk hormon tumbuh bovin pertama kali diisolasi dari sapi kemudian disisipkan dalam gen  bakteri. Bakteri, yang mengekspresikan gen sisipan sebagai gen sendiri,  bertindak sebagai pabrik mini untuk hormon, dan BGH sintetis (dikenal sebagai rBGH) dapat dipanen dari sub bakteri yang kemudian disuntikkan ke dalam tubuh sapi. Versi komersial BGH, obat bernama Posilac yang mendorong sapi perah meningkatkan produksi susunya hingga 25%, telah dikaji oleh FDA lebih dari satu dasawarsa. Walaupun ada keberatan dari Lembaga konsumen dan organisasi masyarakat lain, dan tidak ada uji coba  jangka panjang, FDA menilai susu dari sapi yang diberi rBGH aman untuk dikonsumsi manusia. Namun, dampak pada sapinya sendiri cukup signifikan. Characterization resmi posilac mengidentifikasikan sejumlah potensi dampak  buruk dari perlakuan hormon tersebut, termasuk menurunnya kadar kehamilan,  peningkatan infeksi puting susu hingga 80%, dan adanya kista dalam indung telur serta gangguan rahim. Lebih lanjut, akibat yang dikhawatirkan adalah turunnya kualitas gizi susu dan racun akibat peningkatan penggunaan antibiotik  pada sapi yang mengalami infeksi puting susu. Hal ini mempengaruhi tidak hanya hewan, tetapi akan naik ke rantai makanan pada manusia melalui produk daging dan susu.

B. Penggunaan Hormon Bovine Somatotrophin

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan ada beberapa dosis yang digunakan, mulai 167, 250, 334, 500 dan 640 mg per 14 hari. (Phipps et al ., 1997; Luna-Dominguez et al . 2000; Moallem et al. 2000; Fontes JR et al ., 1999 dan Torazon-Herrera et al , 1999 ). Ternyata dosis 345 dan 500 mg per 14 hari yang memberikan hasil yang terbaik.

Pemakaian

BST

telah

disetujui

oleh

FDA

(Food

and

Drug

Administration), lembaga pengawasan obat dan makanan di Amerika. Yang  ber   pendapat : “ bahwasannya susu yang dihasilkan karena hormon BST aman di konsumsi” (Anonymous, 2010) tetapi, di Eropa hal ini dilarang karena penyakit mastitis pada hewan yang diberikan hormon ini meningkat 70%. Alasan mengapa hormon pertumbuhan sapi rekombinan dilarang di banyak negara karena kekhawatiran mengenai dampak bahwa hormon tersebut terhadap susu yang dihasilkan sapi tersebut dan efeknya pada konsumsi oleh manusia. Apakah itu mengandung peningkatan kadar faktor pertumbuhan yang dapat menyebabkan risiko bagi kesehatan manusia? Kekhawatiran telah lama menyatakan bahwa hormon pertumbuhan sapi dapat meningkatkan risiko kanker. Dalam isu lain yang menjadi perhatian mengenai rekombinan digunakan somatotropin sapi pada sapi adalah bahwa hal itu dapat berkontribusi untuk sejumlah infeksi di ambing mereka. Infeksi ini, seperti infeksi manusia, diobati dengan antibiotik. Banyak telah menyatakan keprihatinan bahwa manusia mengkonsumsi susu diobati dengan antibiotik akan meningkatkan risiko mengembangkan resistensi antibiotic. Adapun cara pemberian hormone bovine somatotropin melalui peranan  bakteri Escherichia coli yaitu : 1. Melakukan penanaman DNA somatotropin pada sapi tersebut melalui  bakteri Esherichia coli. 2. Kemudian setelah mengalami suatu proses yang komplek sehingga bakteri Escherichia coli mampu menduplikasi susunan asam amino yang persis sama seperti yang berada pada hormon tersebut, dengan penanaman DNA maka berturut-turut akan dihasilkan hormon bST. 3. Setelah itu hormon BST yang dihasilkan oleh bakteri Escherichia coli dimurni kan dan kemudian disuntikkan pada sapi tersebut Aturan Penggunaan Boveine Somatotrophin 1. Menentukan apakah produk tersebut aman, murni, kuat, dan efektif.

2. Mengontrol kualitas BST yang akan digunakan dengan melakukan  pengujian atau pemantauan, dan semua prosedur yang akan digunakan harus sudah disetujui oleh FDA sebelum pengujian dimulai. 3. Sapi disuntik dengan BST pada berbagai waktu selama periode menyusui. Dengan melihat efektivitas obat dan keamanannya untuk periode laktasi  pertama (Sari, 2007). Faktor yang perlu diperhatikan dalam penyuntikan hormone BST ini adalah dosis yang digunakan, kapan atau pada hari keberapa setelah beranak, apakah sebelum atau setelah puncak laktasi, kondisi atau persyaratan apa yang  perlu disiapkan pada sapi seperti pakan, kondisi kesehatan, kandang dan  peternak itu sendiri (Anonymous, 2010)

C. Mekanisme kerja hormone Bovine Somatotrophin

Mekanisme kerja Hormon Somatotropin sapi merupakan polypeptida  bercabang yang mempunyai 416 asam-amino. Hormon ini mempunyai efek terhadap membran sel. Fungsi hormon ini diantaranya sebagai pemicu untuk membentuk dan meningkat kan konsentrasi cAMP sebagai proses terjadinya utusan kedua (second messen ger) yang diikuti oleh proses-proses biologis lainnya yaitu meningkatkan asam-amino ke dalam otot, ginjal dan fibroplast dan juga dapat menyebabkan lypolysis pada jaringan lemak yang dibantu oleh hormon lain seperti tiroksin dan glucocor ticoid (Sari, 2009). Mekanisme kerja Somatotropin dalam memperbaiki performans laktasi yaitu dengan perubahan  pembagian penyerapan zat makanan (partitioning of absorbed nutrients),  pertambahan lemak dikurangi, mobilisasi lemak ditingkatkan dan penggunaan glukosa oleh jaringan peripheral dan oksidasi glukosa dan asam-amino dikurangi . Akibatnya glukosa dan asam-amino menjadi tersedia untuk sintesis komponen susu serta cadangan lemak digunakan sebagai sumber energy (Anonymous, 2011).

D. Dampak Penggunaan Hormon Bovine Somatotrophin 1. Dampak Positif Penggunaan Hormon Bovine Somatotropin

Adapun kelebihan dari penggunaan BST yaitu Sejak persetujuan untuk  penggunaan komersial, ribuan sapi perah telah disuntik dengan BST, dan ketika digunakan sesuai dengan petunjuk label, tidak ada masalah diverifikasi. Serta dengan penyuntikan BST ini dapat memicu pertumbuhan, meningkatkan produksi susu dan mengontrol laktasi pada sapi , BST juga

memberi keamanan pada sapi dan susu yang menghasilkan aman bagi konsumen (Eniza, 2004). 2.

Dampak Negatif Penggunaan Hormon Bovine Somatotropin

Adapun dampak negatif dari penggunaan BST yaitu: BST dapat meningkat kan kejadian mastitis pada sapi. Hal ini diketahui bahwa sapi memproduksi susu lebih banyak, terlepas dari penyebab dari produksi yang lebih besar, memiliki peningkatan kecil dalam kejadian mastitis. Ada sebuah peningkatan kecil dalam kasus mastitis pada sapi yang disuntik

BST namun, peningkatan ini baik dalam kisaran yang diharapkan  berdasarkan susu yang diproduksi meningkat. Selan jutnya, bila dihitung  berdasarkan volume susu yang dihasilkan, BST tidak mempengaruhi kejadian mastitis. Jadi peningkatan kejadian mastitis pada sapi yang di suntik dengan BST adalah karena hasil yang lebih tinggi dari susu dan  bukan efek langsung dari BST (Wijayanti, 2009). Selain itu, dengan memperbesar ukuran ternak menjadi 2 kali lipat dari ukuran normal dengan menyuntik sel telur yang akan dibuahi dengan hormone BST daging dari hewan yang diberi hormone ini kurang mengandung lemak. Sehingga dikhawatirkan hormone ini dapat mengganggu kesehatan manusia (Ikhsan, 2007) .

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

1. Bovine advance hormone atau juga dikenal sebagai somatotropin bovin atau BST). BGH adalah produk pertama bakteri yang direkayasa secara genetika dengan tujuan peningkatan produksi ternak 2. Dampak positif penggunaan BST yaitu meningkatkan produksi susu, BST  juga member keamanan pada sapi, dan susu yang menghasilkan aman bagi konsumen

(Eniza,

2004).

Sedangkan

dampak

negatifnya

dapat

meningkatkan kejadian mastitis pada sapi. B. Saran

Bagi peternak yang ingin meningkatkan produksi susu maka tidak salah jika menggunakan hormon Bovine Somatotrophin, namun penggunaanya harus diperhatikan dan dengan dosis yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Hardjopranjoto, S., 2001. Somatotropin sebagai hormone anabolik, keuntungan dan bahayanya. Prosiding : Diskusi sehari problema penggunaan hormon dalam produksi ternak; Bandung, 3 Feb 2001, Bandung: Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Hlm. 38-43. Manalu, W., 1994. Menyongsong aplikasi hasil bioteknologi dalam industri  peternakan: Suatu ulasan mengenai kegunaan somatotropin untuk meningkatkan produksi susu dan dampaknya twerhadap kesehatan dan reproduksi sapi perah serta masa depannya dalam industry sapi perah di Indonesia. Media Veteriner.I(1): 9-42 Eniza. 2004. Pengolahan Susu dan Ternak. Universitas Sumatera Timur. Sumatera Wijayanti. 2009. Manfaat Susu. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Sari, 2009.  Bioteknologi Peternakan. http://annehira.com. Bioteknologi (di akses tgl 13 Januari 2013) Anonymous, 2010.  Hormon Bovine Somatotrophin. http://www.biotech.iastate.ed Bovine_Somatotropin.html (Diakses tgl 13 Januari 2013)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF