Hiv
June 14, 2019 | Author: Risky Muhammad Hamzar | Category: N/A
Short Description
HIV...
Description
Human Immunodefisiensi Virus
Dr Agasjtya Wisjnu Wardhana SpPD FK UIN Syarif Hidayatullah / RS Polri Pusat RS Soekanto JAKARTA
Definisi :
Suatu penyakit yang diakibatkan oleh virus RNA yang dalam perjalanannya menyerang sel limfosit T (CD4) / (IL 4) dan sel imunitas seluler lainnya seperti makrofag , sel dendrit , sel Natural Killer dan CD 8 (IL 8)
Epidemiologi
Cara penularan HIV sama dengan Hepatitis B dalam hal ini kontak seksual , parenteral, transmisi vertikal. Lebih sering pada kontak seksual lewat anal resiko meningkat lebih tinggi dibanding cara lain mis. Seks oral. Resiko pada orang perorang sangat tergantung dari kehidupan seksual bergantiganti pasangan atau cara melakukannya.
Diagnosis definitif : (dg atau tanpa bukti laboratorium)
1.
Candidiasis oesofagus,trakhea,bronkhus,paru
2.
Cryptococcosis ekstra pulmoner
3.
Crytosporidiosis dengan diare menetap > 1 bulan
4.
Cytomegalovirus diluar hati , limpa atau kel getah bening.
5.
Herpes simpleks dgn ulkus mukokutan menetap > 1bulan , bronkhitis , pnemonitis atau esofagitis
6.
Sarkoma Kaposi pada usia < 60 tahun
7.
Limfoma di otak pada usia < 60 tahun
8.
Mycobacterium avium kompleks atau kansasii
9.
Pnemocystis jiroveci pnemonia
10.
Lekoencephalopathy multifokal
11.
Toksoplasma di otak
Diagnosis definitif : (dengan bukti laboratorium)
1.
Coccidiomycosis
2.
HIV encephalopathy
3.
Histoplasmosis disseminata
4.
Isosporiasis dengan diare menetap > 1 bulan
5.
Sarkoma Kaposi disemua usia
6.
Limfoma di otak (segala usia)
7.
Lymfoma non Hodgkin B cell lain atau fenotype
8. Penyakit Mycobacterium diluar M. tuberculocae
9. M. tuberculocae ekstra pulmoner 10. Salmonella non typhoid sepsis berulang 11. HIV wasting syndrome 12. CD 4 lymfosit < 200 sel atau < 14% 13. TB paru 14. Pnemonia reccurent 15. Kanker serviks yang invasiv
Diagnosis kecurigaan AIDS 1.
Candidiasis esofagus / oral
2.
Retinitis cytomegalovirus
3.
Mycobacteriosis
4.
Sarkoma Kaposi
5.
Pnemocystis jiroveci pnemonia
6.
Toksoplasma di otak
7.
Pnemonia rekurens
8.
TB paru apikal / milier yg respons thd terapi TB
Etiologi
HIV sebagaimana virus retroviral tergantung pada enzyme unik “ reverse trancryptase” Kelompok virus HIV terbagi 2 :
HIV -1 yang tersering 2. HIV -2 ditemukan di Afrika Barat Perbedaannya kecepatan progresifitas penyakit lebih lambat pada HIV - 2 1.
Patogenesis :
Gejala pada infeksi HIV disebabkan oleh replikasi virus. Dalam hal ini sel CD 4 diekspresikan sebagai antigen T4 yang digunakan HIV menempel pada sel tubuh pasien.Chemokine co receptor (CCR 5 dan CXCR 4) digunakan sebagai jalur masuk dan bila CCR 5 dirusak sel menjadi terinfeksi. Bila HIV melakukan replikasi menjadikan sel ber fusi dan / mati. Yang dituju adalah limfosit CD 4 helper inducer. Sehingga dengan lamanya infeksi maka sejumlah limfosit CD 4 hancur dan ini berkaitan dengan kualitas immun bukan kuantitas immun dlm induksi HIV.
Patofisiologi:
Secara klinis sindrome infeksi HIV ada 3 mekanisme :
1.
Immunodefisiensi
2.
Reaksi Autoimmunity
3.
Allergi dan hipersensitivitas
Gambaran klinis :
Biasanya bisa asimtomatis
1.
Keluhan sistemik : Demam , keringat malam , penurunan BB tanpa infeksi oportunistik.
2.
Penyakit Paru : Pnemocystis pnemonia , TB paru
3. Penyakit Sistem Saraf Pusat : A.Toxoplasma B.Limfoma di SSP
C. AIDS dementia complex D. Meningitis cryptococcus E. HIV myelopathy F. Progressive multifocal leukoencephalopathy 4.
Sistem saraf perifer : kesemutan , inkontinensia , kelemahan pergerakan otot.
5.
Manifestasi rematologis : artritis , Reiter , psoriatic , sicca syndrome dan SLE.
6.
Myopathy
7.
Retinitis
8.
Lesi oral
9.
Gastrointestinal : Candidal esofagitis , peny hati , peny bilier , enterocolitis , gastropaty dan malabsorpsi
10. Manifestasi endokrinologi : hipogonadism dan fungsi tiroid 11. Manifestasi kulit : Herpes simpleks , Herpes zoster , Molluscum contagiosum , foliculitis , furuncle , impetigo bullosa , dermatitis seborheic , Angiomata bacciler , xerosis , Psoriasis 12.HIV related malignancies : Sarkoma Kaposi , Limfoma Non Hodgkin , Hodgkin disease , Carcinoma cell squamosa dan displasia anal.
13.
Manifestasi ginekologis : Candidiasis vaginal , dysplasia cervical , cervical neoplasia serta pelvic inflammatory disease.
14.
Coronary artery disease : akibat Stavudine dan protease inhibitor
15.
Reaksi inflamasi : akibat obat HAART
Pemeriksaan laboratorium : 1.
HIV ELISA
2.
Western blot
3.
HIV rapid antibody test
4.
Complete blood count
5.
Absolute CD 4 lymphocyte count
6.
CD 4 percentage
7.
HIV viral load test
Diagnosis Differensial :
Cancer
Infeksi kronik tmsk TB paru
Hyperthyroidism
Penyakit paru interstitial difus
Kelainan neurologis : alkoholism , peny hati , ginjal , tiroid , defisiensi vitamin Diare : enterocolitis , antibiotic associated , IBD , malabsorbsi
Pencegahan : A.
Primer : perilaku seksual , injeksi , profilaksis perinatal HIV , skrining produk darah , kontrol infeksi.
B.
Sekunder : profilaksis terhadap infeksi oportunistik
Terapi anti retroviral : Nucleosida reverse transcriptase inhibitor
Zidovudine (AZT)
Didanosine (ddI) (Videx)
Zalcitabine (ddC) (Hivid)
Stavudine (d4T) (Zerit)
Lamivudine (3 TC) (epivir)
Nucleotida reverse transcriptase inhibitor
Tenofovir (Viread)
Protease inhibitor
Ritonavir
Nelfinavir
Non nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
Nevirapine (Viramune)
Efavirenz (Sustiva)
Prognosis
Dengan terapi yang membaik sekarang pada penderita AIDS bisa hidup sampai 39 tahun kedepan pada awal pengobatan usia 25 tahun (studi di Denmark) bila tidak mengidap Hepatitis C
Tindak lanjut Kapan dirujuk : 1. Pada dokter yang terbatas pengalamannya menangani pengidap HIV / AIDS ke spesialis 2. Pada penderita yang viral loadnya masih terdeteksi pada terapi ART , intoleransi obat standar , butuh kemoterapi sistemik , infeksi oportunistik atau prosedur invasive / terapi eksperimental.
1. 2.
Kapan dirawat inap : Adanya infeksi oportunistik Bila membutuhkan pemberian obat intravena
TERIMA KASIH
View more...
Comments