Hernia Inguinalis Lateral Dextra Reponible

July 27, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Hernia Inguinalis Lateral Dextra Reponible...

Description

 

HERNIA INGUINALIS LATERAL DEXTRA REPONIBLE

 

IDENTITAS PASIEN Nama

: Tn. A I

Umur

: 56 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat : Jl. Bendungan jago, utan panjang, kemayoran, Jakarta pusat Pekerjaan Pek erjaan

: bekerja

Tgl MRS

: 29 Agustus Agustus 2013

No. RM

: 29.70.57

 

ANAMNESA Keluhan Utama 

Terdapat benjolan di pangkal paha kanan Keluhan Tambahan 

Tidak ada

 

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien datang ke RS M. Ridwan Meuraksa dengan keluhan terdapat benjolan di pangkal paha kanan. Benjolan sudah di rasakan sejak awal bulan puasa tahun 2013. Benjolan dirasakan dapat keluar dan masuk kembali. Benjolan tersebut timbul terutama saat berdiri, berjalan, batuk dan mengangkat berat. Benjolan tersebut dapat masuk kembali pada saat pasien beristirahat atau berbaring, dan pasien lebih nyaman pada saat berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi. Benjolan tersebut tidak nyeri. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Nyeri perut di sangkal oleh pasien. Pasien tidak mengeluhkan demam.

 

Riwayat Penyakit Penyakit Dah Dahulu ulu 

Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. sebelumnya. Riwayat Penyakit Penyakit Keluarga  (-)  Riwayat Pengobatan 

Pasien belum pernah berobat ke dokter atau berobat dengan pengobatan alternatif. Riwayat Psikososi Psikososial al  Pasien bekerja serabutan dan pasien mengatakan sering mengangkat berat pada saat bekerja.

 

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum  Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

Vital Sign 

TD HR

: 110/70 mmHg : 80 x/menit

Tinggi badan Berat Badan BMI

: 165 cm : 61 kg : 22

RR : 20 x/menit Suhu : 36.5°C

 

Status Generalis

Kepala Bentuk : Normocephal Rambut: Hitam dan putih, tumbuh teratur, tidak mudah dicabut Mata : Konjungtiva : anemis -/Sklera : ikerik -/Palpebra : Udem -/Pupil : bulat, isokor Refleks cahaya : +/+ Tel elin inga ga : Bentuk : Normal, tidak ada kelain kelainan an Liang : Lapang, terdapat terdapat serumen Hidung: Normotia, secret (-), darah (-) Leher : Pembesaran KGB (-)

 

Thorax : Paru Inspeksi

: Normochest, pergerakan pergerakan simetris saat statis dan

dinamis Palpasi Perkusi Auskultasi

: taktil fremitus kanan = kiri : sonor di seluruh lapang paru : Vesikular +/+ normal, Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi

Auskultasi

: Ictus cordis tidak terlihat : Ictus cordis tidak teraba : Batas kanan atas ICS II LPS dekstra Batas kanan bawah ICS IV LPS dekstra Batas kiri atas ICS II LMC sinistra Batas kiri bawah ICS V LMC sinistra : Bunyi jantung I dan II regular regular,, murmur (-), gallop (-)

 

Abdomen

:

Inspeksi

: datar

Palpasi

: Supel, Nyeri tekan (-), tidak terdapat pembesaran hepar dan

lien Perkusi

: timpani di seluruh lapang abdomen

Auskultasi

: Bising usus (+) normal Bawah

Ekstremitas Atas Akral

:

: hangat

Sianosis : (-)

Akral Sianosis Perfusi Edema

: hangat : (-) : baik : (-)

Perfusi : baik Edema : (-) Genitalia

: tidak ada kelainan

Neurologi : Refleks Fisiologis Biceps : +/+ Triceps : +/+ Patella : +/+ Achilles : +/+ Refleks Patologis : -/-

 

Status Lokalis

Regio : Inguinal Dextra Inspeksi : Terdapat benjolan Hiperemis (-), warna sama dengan kulit sekitar Palpasi : Nyeri tekan (-) Konsistensi lunak Diameter 3x4 cm Finger test : terasa dorongan pada ujung jari Reponible Transluminasi (-) Perkusi : Auskultasi Auskultasi : Bising usus (+) Test valsava : (+)

 

PEMERIKSAAN PENUNJANG  Laboratorium darah rutin tanggal 19-08-2013 Hb Leukositt Leukosi

: 16,8 g/dl : 10.700/µl

Hematokrit

: 50%

Trombosit

: 308.00/ 308.00/µl µl

Masa pendarahan

: 3’ (2’-6’) 

Masa pembekuan

: 10’ (9’-15’) 

SGOT

: 31 U/L

SGPT GDS

: 47 U/L : 104 mg/dl mg /dl

Pemeriksaan Radiologi Foto Thorax tanggal 20-08-2013 Kesan : Cor dan pulmo tidak ada kelainan

 

DIAGNOSIS KERJA 

Hernia Inguinalis Lateralis Dextra DIAGNOSIS BANDING 

(-) PENATALAKSANAAN  

Operatif

: Hernioraphy + mess

Post Operatif

:

Awasi T, N, R, S dan perdarahan post operasi Diet bebas tidak puasa Terapi : Ceftriaxon 2x1 gr Ranitidine 3x1 amp iv Ketorolac 3x1 amp iv Mobilisasi : besok pagi boleh bangun bila tidak pusing Bila terjadi retensio urin, pasang kateter Lain-lain sesuai instruksi dokter anestesi

 

PROGNOSIS 

Quo Ad Vitam

: ad bonam

Quo Ad Functionam : ad bonam Quo Ad Sanationam : ad bonam

LAPORAN POST OPERASI 

Diagnosa post operasi : hernia inguinalis lateral dan medial

 

HERNIA Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan.

 

Faktor Resiko :  Jenis kelamin laki-laki





Obesitas



Konstipasi



Batuk kronik



Mengangkat barang berat

 

Etiologi : 

Lemahnya dinding rongga perut. Dapat sejak lahit atau didapat kemudian dalam hidup •





Akibat dari pembedahan sebelumnya Kongenital : - Hernia kongenital sempurna - Hernia kongenital kongenital tidak sempurna

Aquisial adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi disebabkan oleh faktor faktor lain yang dialami manusia. •

 

-Tekanan intraabdominal yang tinggi, yaitu pada pasien yang sering mengejan pada saat buang air besar atau buang air kecil. - Konstitusi tubuh - Distensi diding abdomen karena karena peningkatan tekanan tek anan intraabdominal - Penyakit Penyakit yang melemahkan dinding perut - Merokok - Diabetes mellitus

 

Klasifikasi (menurut sifat dan keadaannya) :  •

Hernia reponible



Hernia ireponible



Hernia strangulata atau inkaserata

Klasifikasi (menurut regionya) :  Hernia inguinalis



 Hernia femoralis



 Hernia Umbilikus



 Hernia skrotalis 



 

patof 

 

Gambaran Klinis Pasien mengeluhkan adanya selangkangan atau pangkal paha. •

benjolan

di

Benjolan tersebut dapat mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan atau mengangkat benda berat atau bila •

posisi pasien berdiri dapat timbul kembali. Bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri •

 

Diagnosis

Anamnesa 

Adanya benjolan yang muncul pada saat menangis, mengejan, m engejan, mengangkat barang yang berat, dan benjolan hilang pada p ada saat istiahat atau santai.

 

Pemeriksaan fisik 

Inspeksi : Pasien diperiksa dalam keadaan berdiri dan diminta untuk mengejan. Pada saat pasien mengejan dapat dilihat penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Benjolan yang terlihat di atas lipat paha menunjukkan hernia inguinalis, sedang di bawah lipat paha menunjukk menunjukkan an hernia femoralis. Pada hernia yang telah terjadi incarserata atau strangulasi maka disekitar hernia akan terlihat eritema dan udema. Pemeriksaan ini  juga dilakuk dilakukan an untuk membedakan membedakan deng dengan an limfadenopati.

 

Palpasi :

Pemeriksaan Finger test   menggunakan jari ke 2 atau  jari ke 5, dimasukkan lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal, penderita disuruh batuk. Bila impuls diujung jari berarti hernia ingunalis lateralis, bila impuls disamping jari hernia inguinalis medialis.4 

 

Pemeriksaan Ziemen test  posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu, hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan, penderita disuruh batuk bila rangsangan pada jari ke-2 hernia ingunalis lateralis, jari ke-3 hernia inguinalis medialis, jari ke-4 hernia femoralis.4 

 

Pemeriksaan Thumb test   anulus ditekan dengan ibu  jari dan penderita disuruh mengejan, bila keluar benjolan berarti hernia inguinalis medialis, bila tidak keluar benjolan berarti hernia inguinalis 4

lateralis.  

 

Auskultasi Auskult asi :

Auskultasi pada hernia ditentukan oleh isi dari hernia, jika isi dari hernia adalah usus maka akan terdengar terdeng ar peristaltik usus. Sedangkan jika isi hernia omentum tidak akan terdengar terdengar apa-apa.

 

Pemeriksaan penunjang



Leukosit > 10.000  – 18.000/mm3 



Serum elektrolit meningkat

Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia incaserata dari suatu nodus •



limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di inguinal. •

CT scan dapat digunakan untuk mngevaluasi

pelvis untuk mencari adanya hernia obturator.

 

Diagnosis banding : •

Hernia femoris femoris



Hidrokel spermaticord



Limfadenitis



Abses 

 

Penatalaksanaan  Konservatif 



Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.  Herniotomy



 Hernioraphy



View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF