Hepatitis Fulminan Dr. Toni
January 13, 2017 | Author: dewi ayu wulandari | Category: N/A
Short Description
Download Hepatitis Fulminan Dr. Toni...
Description
1
I.
DEF DEFINI INISI HE HEP PATITIS TIS FULM ULMINAN INAN
Hepatit Hepatitis is fulmina fulminan n yaitu yaitu perjala perjalanan nan fulmin fulminan an yang yang ditand ditandai ai oleh oleh kegagalan hati akut yang terkait dengan nekrosis masif dan submasif sel hati (Chandrasoma, 2006 ). Hepatitis fulminan didefinisikan secara ketat sebagai
sindro sindrom m klinik klinik akibat akibat nekrosi nekrosiss hepato hepatosit sit masif masif atau atau ganggu gangguan an fungsi fungsiona onall hepatosit hepatosit berat pada penderita penderita yang sebelumny sebelumnyaa tidak menderita menderita penyakit penyakit hati. Gangguan ini biasanya berkembang setelah masa kurang dari minggu. !ungsi sintesis, ekskretori, dan detoksikasi hati seluruhnya terganggu berat, dengan dengan ensefalopati ensefalopati hepatik suatu kriteria diagnostik diagnostik yang sangat penting "#uchy, 2000$. II.ANATOMI HEPAR
Hepar Hepar terbagi terbagi dalam dalam dua belaha belahan n utama, utama, yaitu yaitu sinistr sinistraa dan de%tra. de%tra. &erm &ermuk ukaan aan atas atas berb berben entu tuk k cembu cembung ng dan dan terl terleta etak k di ba'a ba'ah h diaf diafrag ragma ma(( permukaan ba'ah tidak rata ra ta dan memperlihatkan lekukan, fisura transfersus. &ermukaanny &ermukaannyaa dilintasi dilintasi oleh berbagai pembuluh pembuluh darah yang masuk)keluar masuk)keluar hepar. hepar. !isura !isura longit longitudi udinal nal memisah memisahkan kan sinistr sinistraa dan de%tra de%tra di permuka permukaan an ba'ah, sedangkan ligamen falciformis melakukan hal yang sama di permukaan atas hepar. #elanjutnya hepar dibagi kembali menjadi * belahan "de%tra, sinistra, kaudata, k'adrata$ dan setiap belahan atau lobus terdiri dari lobulu lobulus. s. +obulu +obuluss ini berben berbentuk tuk polihe polihedra drall dan terdiri terdiri dari dari sel hepato hepatosit sit berbentuk kubus, dan cabang)cabang pembuluh darah diikat bersama oleh jaringan hepar. Hepar mempunyai 2 jenis persediaan darah yaitu yang datang melalui arteri hepatica dan yang melalui ena porta "&earce, 2006$.
2
Gambar 1. Hepar dilihat dari atas
Gambar 2. &ermukaan belakang hepar
-
Gambar -. iagram pembuluh darah yang masuk dan keluar hepar /rteri hepatica yang keluar dari aorta dan memberikan seperlima darahnya kepada hepar( darah ini mempunyai kejenuhan oksigen )100. 3ena porta yang terbentuk dari ena lienalis dan ena mesenterica superior, mengantarkan empat perlima darahnya ke hepar( darah ini mempunyai kejenuhan oksigen hanya 40 sebab beberapa oksigen telah diambil oleh limpa dan usus. arah ena porta memba'a 5at makanan ke hepar yang telah diabsorbsi oleh mukosa usus halus. 3ena hepatica mengembalikan darah dari hati ke ena caa inferior. i dalam ena hepatica tidak terdapat katup. #aluran empedu terbentuk dari penyatuan kapiler)kapiler empedu yang mengumpulkan empedu yang mengumpulkan empedu dari sel hepatosit. aka terdapat * pembuluh darah utama yang menjelajahi seluruh hepar, 2 yang masuk ke hepar yaitu arteri hepatica dan ena porta, dan 2 yang keluar dari hepar yaitu ena hepatica dan saluran empedu "&earce, 2006$. III.
FISIOLOGI HEPAR
!ungsi hepar bersangkutan dengan metabolisme tubuh khususnya mengenai pengaruhnya atas makanan dan darah. Hepar merupakan pabrik kimia terbesar dalam tubuh karena menjadi perantara metabolisme artinya mengubah 5at makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat di dalam tubuh, guna dibuat sesuai untuk pemakaiannya di dalam jaringan. Hepar juga mengubah 5at buangan dan bahan racun untuk dibuat
*
mudah untuk ekskresi ke saluran empedu dan urin. Hepar juga mempunyai fungsi glikogenik karena dirangsang oleh kerja suatu en5im maka sel hepatosit menghasilkan glikogen dari konsentrasi glukosa yang diambil dari makanan hidrat karbon. 7at ini disimpan sementara oleh sel hepatosit dan diubah kembali menjadi glukosa oleh kerja en5im bila diperlukan oleh jaringan tubuh. 8arena fungsi ini maka hepar membantu supaya kadar gula yang normal dalam darah yaitu 0)100 mg glukosa setiap 100 cc darah dapat dipertahankan. /kan tetapi fungsi ini dikendalikan oleh sekresi dari pankreas, yaitu insulin. Hepar juga dapat mengubah asa amino menjadi glukosa "&earce, 2006$. 9eberapa dari unsur susunan empedu, misalnya garam empedu, dibuat dalam hepar( unsur lain misalnya pigmen empedu dibentuk di dalam sistem retikulo)endotelium dan dialirkan ke dalam empedu oleh hati. Hepar menerima asam amino yang diabsorbsi oleh darah. i dalam hati terjadi deaminasi oleh sel, artinya nitrogen dipisahkan dari bagian asam amino, dan amonia diubah menjadi ureum. :reum dapat dikeluarkan dari daerah oleh ginjal dan diekskresikan ke dalam urin "&earce, 2006$. Hepar menyiapkan lemak untuk pemecahannya terakhir menjadi hasil akhir asam karbonat dan air. Garam empedu yang dihasilkan oleh hati adalah penting untuk pencernaan dan absorbsi lemak. 8ekurangan garam empedu mengurangi absorbsi lemak dan karena itu dapat berjalan tanpa perubahan masuk feses seperti yang terjadi pada beberapa gangguan pencernaan pada anak, pada penyakit coeliac, seria'a tropik dan gangguan tertentu pada pankreas "&earce, 2006$. Hepar juga bersangkutan dengan isi normal darah ; a$ Hepar membentuk sel darah merah pada masa hidup janin b$ Hepar berperan dalam penghancuran sel darah merah c$ enyimpan hematin yang diperlukan untuk penyempurnaan sel darah merah baru d$ embuat sebagian besar dari protein plasma e$ embersihkan bilirubin dari darah
f$ 9erkenaan dengan penghasilan protrombin dan fibrinogen yang perlu untuk penggumpalan darah &enyimpanan dan penyebaran berbagai bahan, termasuk glikogen, lemak, itamin dan besi. 3itamin / dan yang dapat larut lemak disimpan di dalam hepar, maka itulah mengapa minyak hati merupakan sumber itamin ini yang begitu baik. Hepar membantu mempertahankan suhu tubuh sebab luasnya
organ dan banyaknya kegiatan metabolik yang berlangsung
mengakibatkan darah yang mengalir melalui organ itu naik suhunya. Hepar juga memiliki fungsi detoksikasi. 9eberapa obat tidur dan dan alkohol dapat dimusnahkan sama sekali oleh hepar( tetapi dalam dosis besar obat bius dapat merusak sel hepar "&earce, 2006$. IV.
ETIOLOGI HEPATITIS FULMINAN
Hepatitis fulminan paling sering merupakan komplikasi hepatitis irus "/, 9, , < , mungkin C, dan lain)lain$. =isiko tinggi hepatitis fulminan yang tidak biasa terjadi pada orang muda yang menderita infeksi campuran dengan hepatitis irus 9 "H93$ dan hepatitis . utasi pada daerah piranti "precore$ >/ hepatitis irus 9 "H93$ dihubungkan dengan hepatitis berat dan fulminan. Hepatitis 9 juga menyebabkan beberapa kasus hepatitis fulminan yang tanpa petanda serologis infeksi H93 tetapi dengan >/ H93 yang ditemukan dalam hati. Hepatitis irus C dan < jarang menyebabkan hepatitis fulminan di /merika #erikat. #uatu tambahan, irus yang tidak dikenali menyebabkan sebagian besar dari apa yang di masa lalu dikenal sebagai hepatitis fulminan non)/, non)9. 9entuk ini mungkin merupakan penyebab yang paling sering dari hepatitis fulminan pada anak. &enyakit ini terjadi secara sporadis dan biasanya tanpa faktor risiko parenteral hepatitis 9 atau C. ?nfeksi irus a5ia +atif di 8arachi "2010$, penyebab terbesar yaitu akibat dari hepatitis / "1$ dan selain itu karena penyebab non)iral, metabolik, drug induced. Berdapat pasien terkena hepatitis fulminan karena @ilsons disease, 2 karena hepatitis autoimun "+atif, 2010$.
V.
MANIFESTASI KLINIS HEPATITIS FULMINAN
&ada hampir pengidap tidak disertai ri'ayat penyakit hepatitis dan baru terdeteksi saat pemeriksaan donor darah "arkum, 11$. /nak dengan hepatitis fulminan biasanya sebelumnya sehat dan paling tidak mempunyai faktor risiko terhadap penyakit hati seperti hepatitis atau pajanan produk darah. ?kterus progresif, bau "fetor$ hepatikus, demam, nafsu makan menurun, muntah, dan nyeri abdomen sering terjadi. &enurunan cepat ukuran hati tanpa perbaikan klinis merupakan tanda yang kurang baik. iatesis hemoragis dan asites bisa timbul. &enderita harus dia'asi dengan ketat terhadap ensefalopati hepatik, yang pada a'alnya ditandai dengan gangguan minor kesadaran atau fungsi motorik. ?ritabilitas, makan sulit, dan perubahan pada irama tidur mungkin merupakan satu)satunya temuan pada bayi(
4
asteriksis mungkin bisa ditunjukkan pada anak yang lebih besar. &enderita sering somnolen atau bingung atau bangun mendadak dan akhirnya bisa menjadi berespon hanya pada rangsangan nyeri. &enderita dapat dengan cepat dalam kondisi buruk pada stadium koma yang lebih dalam dimana respon ekstensor dan postur deserebrasi serta dekortikasi muncul. =espirasi biasanya meningkat pada a'alnya, tetapi gagal respirasi bisa terjadi pada koma stadium ?3. #elain ensefalopati yang biasa terjadi pada hepatitis fulminan yaitu hipoglikemi dan koagulopati "#uchy, 2000$.
Babel 1. #tadium ormal
II >gantuk, perilaku tidak sesuai, gelisah, irama, perasaan lebar, disorientas i /steriksis, bau hepatikus, inkontinen sia
III #truppor tapi bisa dibangunk an, bingung, bicara kacau
IV 8oma ?3a respons terhadap rangsanga n beracun ?3b tidak berespons
/steriksis, hiperefleks is, refleks ekstensor, kaku
/refleksia , tanpa asteriksis, lunglai
+ambat seluruhnya , gelombang D
Bak normal mencolok, gelombang trifasik
Bak normal bilateral lambat, gelomban g E, elektrik korteks tenang
PATOLOGI HEPATITIS FULMINAN
&ada hepatitis fulminan terjadi nekrosis hati masif. &ada a'alnya hati tampak agak besar, tegang dan merah akibat bendungan dan edema. 8emudian setelah berhari)hari, daerah nekrotik menjadi kuning sampai merah atau hijau, bergantung pada jumlah lemak, perdarahan dan empedu bocor yang tampak. 9ila banyak sel hepatosit yang hilang, maka hati menjadi mengecil dan lunak akibat kolaps kerangka retikulin. #el hepatosit kebanyakan hilang dengan susunan parenkim yang masih utuh, yaitu ena centralis yang masih di tengah lobulus letaknya dan sinusoid yang tersusun radier. =etikulin masih utuh. #el 8upffer dan histiosit dapat mengandung lipofucsin yang dilepaskan dari sel hati yang rusak. aerah portal mengandung sebukan sel radang. #isa sel hati yang tidak rusak biasanya hanya tampak pada tepi lobulus dan kadang menunjukkan kolestasis intrasel. #etelah terjadi kerusakan, maka la5imnya segera terjadi regenerasi beberapa sel yang masih utuh, namun pada hepatitis fulminan tidak tampak regenerasi sel hati karena sel utuh yang dapat membelah diri tidak ada. &roses terjadi nekrosis terjadi secara cepat dan dapat terjadi tidak diketahui dengan pasti karena terjadi infeksi yang keras sekali sehingga mematahkan pertahanan tubuh dengan cepat atau resistensi hati rendah sekali. &erjalanan mikroskopis menunjukkan serangan yang ditujukan kepada sel hati terjadi serentak dan menyebabkan disintegrasi. Bidak tampak sel hati yang rusak dan menghilang secara perlahan. 9agian nekrotik yang tertinggal
"sisa$
diba'a
oleh
sirkulasi
darah
atau
dilarutkan
atau
diabsorbsikan. =eaksi radang sedikit sekali karena proses yang pendek dan cepat atau sel 8upffer telah rusak. #ebukan radang yang tampak di dalam dan di sekitar ena centralis diduga terisi dengan sisa sel. 9eberapa sel di antaranya mengandung lipofucsin yang berasal dari sel hati nektrotik "arma'an, 14-$. VII.
PATOGENESIS HEPATITIS FULMINAN
ekanisme yang menyebabkan hepatitis fulminan masih kurang dimengerti. 9elum diketahui mengapa hanya sekitar 1)2 penderita hepatitis irus mengalami gagal hati. estruksi masif hepatosit bisa menggambarkan
efek sitotoksik irus langsung dan respon imun terhadap antigen irus. #epertiga sampai setengah penderita dengan gagal hati akibat H93 menjadi negatif untuk Hbs/g serum dalam beberapa hari penyajian dan sering tidak dapat mendeteksi Hbe/g atau >/ H93 dalam serum. &enemuan ini mengesankan suatu respon hiperimun terhadap irus yang mendasari nekrosis hati yang masif. &embentukan metabolit hepatotoksik yang melekat secara koalen pada unsur pokok sel makromolekul dilibatkan dalam jejas hati yang disebabkan oleh obat)obatan seperti asetaminofen dan isonia5id( hepatitis fulminan bisa pasca pengosongan substrat intraseluler yang terlibat pada detoksifikasi, terutama glutation. /papun penyebab a'al jejas hepatosit, berbagai faktor bisa turut berperan pada patogenesis gagal hati, termasuk gangguan regenerasi hepatosit, perubahan perfusi parenkim, endotoksemia, dan penurunan fungsi retikuloendotelial hati "#uchy, 2000$. &atogenesis ensefalopati hati bisa berhubungan dengan kenaikan kadar amonia serum, neurotransmitter palsu, amin, kenaikan aktiitas reseptor asam F)aminobutirat, atau kenaikan kadar senya'a seperti ben5odia5epin endogen dalam sirkulasi. &enurunan klirens "bersihan$ hati dari bahan ini bisa menyebabkan disfungsi sistem saraf sentral yang nyata "#uchy, 2000$. VIII.
PATOFISIOLOGI HEPATITIS FULMINAN
Hepatitis
fulminan memiliki berbagai akibat yang
berbahaya.
Hipoalbuminemia akibat penurunan sintesis protein di hati sehingga dapat menimbulkan asites dan edema. /sites dan edema menyebabkan olume plasma yang berkurang sehingga menyebabkan hiperaldosteronisme sekunder dan hipokalemia yang selanjutnya menimbulkan alkalosis "pembentukan >H * di ginjal meningkat$. #elain itu, berkurangnya kemampuan hati untuk mnsintesis menyebabkan penurunan konsentrasi faktor pembekuan di dalam plasma. 8olestasis yaitu penyumbatan aliran empedu dapat terjadi dan memicu kencenderungan perdarahan karena kekurangan garam empedu akan menurunkan pembentukan misel dan juga absorbsi itamin 8 di usus sehingga
10
karboksilasi)F dari faktor pembekuan ?? "protrombin$, 3??, ?, dan yang tergantung itamin 8 berkurang "#ibernagl, 2004$. Hipertensi portal dapat terjadi pada hepatitis fulminan yang akan menyebabkan asites dan akan lebih buruk karena terjadi penghambatan aliran limfe yang selanjutnya menyebabkan trombositopenia akibat splenomegali dan pembentukan arises esofagus. efisiensi faktor pembekuan aktif, trombositopenia, dan arises esofagus dapat menyebabkan perdarahan hebat. Hipertensi portal dalam keadaan seperti ini dapat menyebabkan enteropati eksudatif dan meningkatkan asites karena hilangnya albumin dari plasma, selain memberi kesempatan pada bakteri di usus besar untuk diberi makan dengan protein yang telah mele'ati lumen usus sehingga meningkatkan pelepasan amonium yang bersifat toksik terhadap otak. &ada hipertensi portal, 5at yang bersifat toksik "seperti amin, fenol, asam lemak rantai pendek$ terhadap otak akan mele'ati hati dan tidak akan dibuang oleh hati seperti yang seharusnya sehingga terjadi ensefalopati. Itak menghasilkan transmitter palsu "misalnya serotonin$ dari asam amino aromatik karena jumlahnya yang meningkat di dalam plasma juga berperan dalam ensefalopati "#ibernagl, 2004$. Hiperamonemia yang berperan terhadap terjadinya ensefalopati "apatis, memory gaps, tremor, akhirnya koma hepatikum$ meningkat karena perdarahan saluran cerna yang juga berperan dalam peningkatan suplai protein ke kolon, hati tidak lagi mampu mengubah amonium ">H -, >H*$ menjadi urea, hipokalemia yang menyebabkan asidosis intrasel yang mengaktifkan pembentukan amonium di sel tubulus proksimal dan pada saat yang sama menyebabkan alkalosis sistemik "#ibernagl, 2004$. I'.
DIAGNOSIS HEPATITIS FULMINAN
&ada anamnesis ditemukan keluhan perut membesar "asites$, demam, sakit perut, kulit gatal, mual, badan lemas, mengeluhkan air kemih ber'arna gelap. Jika pada bayi, alloanamnesis mengeluhkan bayi menjadi re'el, sulit
11
makanan, dan gangguan siklus tidur bayi. 9ila hepatitis fulminan semakin lanjut, akan ditemukan gangguan kesadaran kurang lebih dari 2 minggu setelah terjadinya kuning. &ada pemeriksaan fisik akan ditemukan ikterus, asites, bisa terdapat hepatomegali atau justru hati menjadi kecil, mungkin juga ditemukan perdarahan gastrointestinal. &erhatikan juga gejala)gejala adanya edema serebral yaitu adanya peningkatan dari tonus otot, hipertensi, kejang, dan agitasi. &enting untuk mengetahui apakah hepatitis fulminan terjadi karena infeksi, pengaruh obat)obatan dan penyingkiran penyakit hati metabolik. iagnosis secara klinis dicurigai pada pasien kuning yang perkembangan ensefalopati dalam 'aktu minggu sejak onset penyakit kuning. &emeriksaan biokimia'i didapatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi "serum total bilirubin K 1, mgLdl$, peningkatan aminotransferase "K10.000 ?:L+$, peningkatan amonia plasma "K 100 ?:L+$, koagulopati "protrombin K *0 detik$, peningkatan fungsi hati "#G&B K *0 ?:L+$ "8elly, 1-( #uchy, 2000( /rief, 200( +atif, 2010$.
'.PENATALAKSANAAN HEPATITIS FULMINAN
anajemen hepatitis fulminan hanya suportif, tidak ada terapi yang diketahui mengembalikan jejas hepatosit atau meningkatkan regenerasi hepar. 9ayi atau anak dengan koma hepatikum yang lanjut harus ditangani dalam unit pera'atan intensif yang memungkinkan monitor terus)menerus fungsi ital. ?ntubasi endotrakeal mungkin dibutuhkan untuk mencegah aspirasi, mengurangi edema serebri dengan hiperentilasi, dan mempermudah pera'atan paru. ekanisme entilasi dan pemberian oksigen sering dibutuhkan pada koma yang lanjut. +arutan glukosa dan elektrolit harus diberikan secara intraena untuk mempertahankan keluaran urin, untuk mengoreksi atau mencegah hipoglikemia, dan untuk mempertahankan kadar kalium serum normal. Hiponatremia sering ada tetapi biasanya karena dilusi dan bukan akibat pengosongan natrium. &enambahan kalsium, fosfor, dan
12
magnesium parenteral mungkin dibutuhkan. 8oagulopati harus diobati dengan pemberian itamin 8 parenteral dan mungkin memerlukan plasma beku segar( koagulasi intraaskuler tersebar "?C$ bisa juga terjadi. &lasmaferesis bisa memungkinkan koreksi sementara diatesis perdarahan tanpa mengakibatkan beban olume berlebihan. &emakaian antasid atau penyekat reseptor H 2 profilaksis atau keduanya harus dipertimbangkan karena risiko tinggi terjadi perdarahan saluran cerna. Hipoolemia harus dihindari dan diobati dengan infus cairan dan produk darah yang memadai. isfungsi ginjal bisa terjadi akibat dehidrasi, akibat nekrosis tubuler akut, atau akibat gagal ginjal fungsional "sindrom hepatorenal$. &enderita harus dia'asi dengan ketat terhadap infeksi, meliputi sepsis, pneumonia, peritonitis, dan infeksi saluran kemih. #edikitnya 0 penderita mengalami infeksi serius. Irganisme gram positif "#taphylococcus aureus, #taphylococcus epidermidis$ adalah patogen yang paling sering tetapi infeksi gram negatif dan jamur juga diamati.
View more...
Comments