HAMAS kenapa dibenci Israel.pdf

February 6, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download HAMAS kenapa dibenci Israel.pdf...

Description

1

Kata Pengantar

Persoalan Palestina dalam studi Timur Tengah selalu menjadi sorotan penting, terutama saat terjadi Perang Salib dan setalah pendudukan Yahudi tahun 30-an. Baru-baru ini kemenangan Hamas (Harakah Muqâwamah Al-Islâmiyyah) yang baru pertama kali mengikuti Pemilu Legislatif Palestina cukup mengagetkan dunia, terutama para pendukung Israel seperti Amerika dan Uni Eropa. Kemengan ini mengingatkan pada kemenangan Partai Refah di Turki, FIS di Aljazair, Ikhwanul Muslimin di Mesir, dan kemenangan calon garis keras Ahmadi Nejad sebagai presiden di Iran. Semua kemenangan pihak yang sangat keras terhadap berbagai kebijakan Amerika itu tentu saja membuat Amerika kelimpungan. Demokrasi yang dibangunnya ternyata mengancam eksistensinya sendiri. Siapakah Hamas hingga bisa memenangi Pemilu di Palestina? Mungkin itu pertanyaan yang muncul dalam benak orang yang baru mendengar namanya. Untuk menjwab pertanyaan itu, sesungguhnya cukup banyak buku yang ditulis tentang Hamas dari berbagai aspeknya. Sayang, buku-buku sangat jarang tersedia dalam bahasa Indonesia. Kalaupun ada pembahasan tentang Hamas, biasanya hanya ulasan dari buku-buku yang membahas masalah Palestina secara umum. Tentu yang disediakan buku-buku seperti itu hanya akan menjawab pertanyaan soal Hamas serba sedikit. Profil lengkap mengenai Hamas tidak akan tersedia. Untuk mengisi kekosongan itulah buku ini ditulis. Sekalipun ditulis dengan menggunakan sumber-sumber sekunder, namun diharapkan buku ini dapat mengisi kekosongan rujukan tentang Hamas secara khusus dalam bahasa Indonesia. Walaupun kadar keilmiahannya tidak terlalu tinggi, atau mungkin rendah, diharapkan buku ini dapat menjadi rujukan awal semacam preliminary knowledge untuk memahami lebih dalam mengenai Hamas dan permasalahan Palestina. Dan memang buku ini dibuat untuk kalangan umum, bukan untuk kalangan akademisi yang lebih membutuhkan rujukan dengan bobot ilmiah yang tinggi. Selama proses penulisan buku ini yang cukup singkat, penulis berhutang pada banyak orang, terutama Kang Deden Ridwan dan Kang Iqbal Santosa dari penerbit Hikmah (Grup Mizan) yang memberi kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan ini. Kesempatan yang mereka berikan sangat berarti buat penulis. Ucapan terima kasih juga harus penulis sampaikan pada Nurhakim Zaki, teman sejawat di PP Pemuda Persis yang telah memperkenalkan penulis pada Comes (Center for Middle East Studies). Dari Comes-lah penulis mendapatkan cukup banyak bahan penting yang menjadi rujukan utama dalam buku ini. Saat dalam proses penulisan, penulis meninggalkan cukup banyak tugas yang harus segera di selesaikan di PP Pemuda Persis. Untuk itu, penulis harus meminta maaf dan sekaligus ucapan terima kasih atas support yang diberikan kepada Ustadz Jeje Zainuddin, ketua umum PP Pemuda Persis, dan AM Furqan yang sering menjadi tempat diskusi sangat asyik. Juga buat rekan-rekan yang lain. Semoga setelah buku ini rampung, akan semakin banyak yang bisa segera

2

dikerjakan penulis. Terima kasih juga buat Ustadz Adian Husaini, Ustadz Aang Suandi, dan Dr. Yudi Latif atas kesediaan mereka memberikan endorsment untuk buku ini. Tak lupa juga untuk sahabat karib penulis, Pepen Irfan Fauzan dan para santri di Ma‗had Aliy Baiturrahman Garut yang menjadi teman diskusi yang hangat, penulis harus menyampaikan terima kasih karena telah banyak direpotkan untuk mengumpulkan bahan-bahan kliping koran untuk penulisan buku ini. Terima kasih juga kepada Al-Ustadz Entang Muchtar, Mudîrul „Âm Pesantren Persatuan Islam 19 Bentar Garut. Terakhir tentu saja penulis tidak bisa melewatkan jasa baik kedua orang tua penulis di Ciamis. Semoga apa yang telah mereka berikan mendapatkan balasan yang setimpal. Bagi para pembaca, buku ini tentu saja bukan buku yang sempurna dan bebas dari kesalahan. Untuk itu, masukan-masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang sangat penulis nantikan. Kritik akan selalu menjadi obat mujarab bagi siapa saja yang ingin berkembang. Akhiornya, kepada Allah jua-lah segalanya terpulang. Penulis memohon ampunan-Nya atas segala kesalahan. Amin. Wallâhu A„lamu bi Al-Shawwâb. Perpusatakaan Pesantren Persatuan Islam 19 Garut, Tengah Mei 2003

3

BAB I PENDAHULUAN Kemenangan Hamas (harakah al-muqâwamah al-islâmiyyah) atas lawanlawan politiknya, terutama Fatah, partai yang pernah dipimpin mendiang Yasser Arafat yang selalu memenangi pemilu, pada pemilu Januari 2006 mengagetkan banyak pihak, terutama Barat. Amerika seperti kebakaran jenggot. Demokrasi yang dikampanyekannya justru mengancam keberadaan induk semangnya. Pasalnya, secara resmi Amerika telah memasukkan Hamas sebagai salah satu organisasi teroris yang menjadi target Amerika.1 Oleh sebab itu, wajar bila jauh-jauh hari, sebelum Pemilu Legislatif Palestina (25 Januari 2006) digelar Amerika dan Uni Eropa telah mengeluarkan ancaman serius bahwa seandainya Hamas menang Pemilu, Amerika tidak akan bekerja sama dengan pemerinthan Palestina. Selain karena sikap kerasnya kepada Israel dan Amerika, sikap itu juga disebabkan Hamas menolak dengan tegas Kesepakatan Oslo yang ditandatangani Yitsak Rabin dan Yaser Arafat. Bagi Amerika dan Israel, sikap itu hanya akan memicu perseteruan dan kekerasan baru di kawasan ini. Oleh sebab itu, Ancaman Amerika dan Israel kelihatannya sangat serius.2 Benar saja, saat Hamas benar-benar menang pemilu dan mulai membentuk pemerintahan, ancaman senada diungkapkan. Amerika dan Negara-negara sekutunya di Eropa, juga Israel mengancam menggagalkan pemerintah Hamas jika tidak tunduk pada tuntutan Israel yang tidak terbatas; yang terpenting adalah Palestina harus berkompromi dan melepaskan hak-hak rakyat Palestina yang konstitusional, mempertahankan pemukiman Yahudi, tidak mengganggu Israel dalam hal permukiman, masalah Al Quds, masalah pengungsi, berdirinya negara Palestina, mengakui penuh Israel, menerima semua proyek ekonomi, keamanan dan sistem isolasi Israel.3 Beberapa saat setelah Hamas memenangkan pemilu, pejabat perdana Menteri Israel, Ehud Olmert dengan tegas mengatakan bahwa pemerintah Israel tidak bisa bekerja sama dengan pemerintahan yang di dalamnya diisi oleh kelompok yang mereka sebut teroris. Ancaman yang lain disampaikan oleh Menhan Israel, Shaul Mofaz. Dia mengatakan tidak ada perlindungan bagi para pemimin Hamas jika tetap saja memerangi dan ingin menghancurkan Israel.4 Amerika pun mengeluarkan ancaman serupa. Bahkan Amerika mengancam akan menarik bantuan sebesar 50 juta US dolar yang sudah 1

Dalam publikasi resmi pemerintah Amerika Serikat, Hamas tercatat sebagai salah satu organisasi yang dianggap teroris oleh Amerika. Publikasi itu dikelurkan oleh Departement of State dan disebarkan melalui web site resmi pemerintah Amerika serikat (www.us.gov). Selain Hamas, dalam situs itu diebutkan beberapa organisasi lain seperti Abu Nidal Organisazation, Abu Sayyaf Group, Jamaah Islamiyah, Liberation Tigers of Tameel Elaam, Al-Qaida, dan sebagainya. Selengkapnya lihat situs. 2 Kompas, 19 Januari 2006 3 www.infopalestina.com/indeks.asp 4 Republika, 30 Januari 2006

4

diberikannya pada pemerintahan otoritas Palestina beberapa waktu yang lalu. Tidak cukup sampai di situ, Amerika pun meminta negara-negara sekutunya untuk menghentikan bantuan pada pemerintah Palestina. Sekalipun kebanyakan menolak saran Amerika, sikap itu dengan sangat jelas memperlihatklan bagaimana Amerika begitu khwatir atas kemenangan Hamas di Palestina. Amerika melihat Hamas sebagai ancaman serius bagi kepentingan-kepentingan Amerika di Timur Tengah. Namun, pada satu sisi, saat Amerika mempertontonkan arogansinya, Di sisi lain banyak negara, terutama pesaing Amerika, yang melirik Palestina. Barangkali mereka ingin mengambil kesempatan untuk menjatuhkan Amerika melalui Palestina, atau setidaknya kembali ingin dilihat dunia sebagai negara "super" di samping Amerika. Yang terlihat paling bersemangat adalah Rusia. Negara bekas Uni Soviet ini memiliki sejarah panjang persaingan politik dan militer dengan Amerika, baik pada masa Perang Dunia dan Perang Dingin. Oleh sebab itu, sangat wajar bila pada saat Amerika mengancam akan memboikot pemerintahan Hamas, Rusia malah menawarkan bantuan. Rusia memang termasuk dalam kuartet negara-negara yang menyokong dan merancang Persetujuan Oslo tahun 1993 bersama dengan Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun, Rusia lebih memilih untuk mendukung pemerintahan Hamas. Dukungan ini bisa ditafsirkan sebagai keinginan Rusia untuk memperlihatkan kembali ‗taringnya‘ di hadapan Amerika yang ‗tanggal‘ semenjak kehancuran Uni Soviet. Selain kepada Palestina, Rusia pun melakukan hal yang hampir sama kepada Iran. Saat Amerika mengusulkan untuk mengembargo nuklir Iran, Rusia malah menawarkan bantuan pengayan uranium pada Iran. Situasi menjadi semakin panas ketika Fatah, partai pesaing terkuat Hamas menyatakan tidak bersedia bergabung dengan pemerintahan yang dibentuk oleh Hamas. Konflik bisa semakin meruncing. Selain dengan Israel yang tetap menjadi ―target‖ Hamas, juga secara internal dengan pesaingnya di parleman, Fatah. Situasi bisa berubah menjadi tidak menentu dengan menangnya Hamas, ataupun sebaliknya, bila Hamas sanggup mengendalikan situasi dengan baik dan mendapat sokongan kuat secara internasional. Pertanyaam kita yang, barangkali, tidak terlampau intens megikuti perkembangan politik di Palestina adalah siapa sesungguhnya Hamas? Bukankah dalam berita-berita di media massa yang kita dengar, Hamas tidak lebih dari gerakan radikal pinggiran? Mengapa Hamas bisa memenangkan pemilu dan Amerika, juga Israel begitu khawatir akan kemunculannya? Bukankah selama ini PLO yang dikuasai oleh Fatah dan telah berdiri sejak 1964 lebih dominan dibandingkan dengan Hamas? Mengapa kali ini Hamas yang lebih dipercayai oleh rakyat Palestina, bukan Fatah? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu tentu tidak hanya bisa dijawab dengan menjelaskan apa yang terjadi hari ini. Kemenangan Hamas atas Fatah dan sikapsikap yang ditunjukkan Amerika dan Uni Eropa terkait dengan latar belakang historis Israel-Palestina. Bila kita tidak merunutnya ke belakang, kita akan

5

kehilangan jejak atas apa yang terjadi hari ini di Palestina. Apa yang terjadi hari ini, bukan hanya produk sejarah satu atau dua tahun. Situasi Palestina hari ini adalah produk sejarah konflik Arab (Islam)-Yahudi selama berpuluh-puluh tahun sejak akhir abad ke-19. Tulisan ini ingin memaparkan semua itu, terutama masalah Hamas yang menjadi sorotan utama media masa di seluruh dunia perihal topik Timur Tengah. Tulisan ini dibuat dengan pendekatan historis, namun data-data yang dihimpun lebih banyak berasal dari sumber-sumber sekunder mutakhir, bukan sumber sezaman dan sumber primer lain. Oleh sebab itu, untuk kepentingan ilmiah, sesungguhnya tulisan ini memiliki kadar yang tidak terlampau tinggi. Namun, tulisan memang ini tidak ditujukan untuk kepentingan ilmiah. Tulisan ini dibuat lebih untuk memberikan informasi awal mengenai Israel, Palestina, dan terutama Hamas kepada para pembaca Indonesia yang ingin mengetahui tentang apa yang sesungguhnya terjadi di Palestina. Tentu saja, tulisan yang disajikan akan lebih baik bila sifatnya informatif. Untuk tulisan informatif semacam ini, sumber-sumber sekunder mutakhir lebih baik untuk digunakan. Selain, untuk mengumpulkan data-data otentik dan primer memerlukan waktu dan kajian yang lebih mendalam, seringkali informasi mendalam malah sering membingungkan pembaca pemula. Alih-alih mendapat informasi yang diinginkan, malah dipusingkan dengan detail-detail yang— terkadang—tidak diperlukan oleh pembaca awam. Tulisan dalam buku ini akan dibagi menjadi beberapa bagian yang memungkin pembaca bisa mendapatkan perspektif yang utuh mengenai konflik berkepanjangan Israel-Palestina dan posisi Hamas dalam konflik itu. Pada saat yang sama, pembaca juga bisa mengenal Hamas secara lebih objektif, tidak emosional. Bagian pertama setelah pendahuluan akan mengkaji konteks tempat Hamas lahir. Pada bagian ini akan dikaji akar historis-politis wilayah yang kini menjadi sengketa antara Israel dengan Palestina sebelum kedeua teritori itu berdiri. Setelah itu, pembaca akan disuguhi akar sejarah munculnya Israel dan Palestina, serta konflik-konflik berkepanjangan yang terjadi di antara dua teritori itu. Bagian kedua secara ekstensif akan menjelentrehkan konteks kelahiran Hamas. Masalah ini akan dilihat dari perspektif lahirnya gerakan-gerakan pembebasan Palestina seperti PLO dan sebagainya. Setelah itu, akan dikaji bagaimana Hamas lahir. Dengan beitu, pembaca dapat melihat konteks langung berdirinya organisasi ini. Bagian ketiga akan menjelaskan segala seluk beluk tentang Hamas, mulai dari organisasi, pendanaan, struktur kepemimpinan, gerakan-gerakan sampai pada rahasia kemenangannya pada pemilu Januari 2006 lalu. Pada bagian inilah pembaca akan mengenal lebih dekat, siapa sesungguhnya Hamas. Dengan begitu, pembaca dapat lebih berempati pada perjuangan yang tengah mereka lakukan.

6

BAB I PALESTINA DALAM LINTASAN SEJARAH 1. AWAL SEJARAH ISLAM DI PALESTINA Sejarah Palestina di awal Islam sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Peristiwa isrâ Rasulullah Saw. dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Yerussalam (Palestina) menandai awal hubungan historis Islam dengan Palestina. Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-11 dari kenabian sekitar satu tahun setelah Rasulullah ditinggalkan oleh dua orang yang sangat dikasihinya dan sangat membantu perjalanan dakwahnya, yaitu Abu Thalib dan Siti Khadijah. Saat itu, secara teritorial wilayah Palestina yang saat itu dikenal dengan nama Syam5 berada di bawah kekuasaan Byzantium yang berpusat di Konstantinopel. Beberapa tahun sempat dikuasai oleh Persia pada abad ke-7 setelah Persia berhasil mengalahkan Romawi dalam Perang Persia-Romawi. Namun, setelah itu, Romawi berhasil merebut kembali Palestina.6 Sampai nanti 5

Nama Palestina adalah nama yang digunakan untuk satu kawasan di sebelah tenggara Tanah Syam. Dahulu untuk menyebut kawasan ini, cukup menyebut Syam saja. Dari mana nama Palestina didapat? Dalam ensiklopedia virtual, www.en.wikipedia.org/wiki/Palestine dikatakan mengenai asal-usul nama Palestina sebagai berikut. Palestine (Filasteen ‫ )فلسطين‬has been the Arabic name of the region since the earliest medieval Arab geographers adopted from the then-current Greek term Παλαιστινη (in Latinised form: Palaestina), first used by Herodotus, itself derived ultimately from the name of the Philistines), and "Palestinian" (Filasteeni ‫ )فلسيسطني‬was always a common nisba adopted by natives of the region, starting as early as the first century after the Hijra (eg `Abdallah b. Muhayriz al-Jumahi al-Filastini[25], an ascetic who died in the early 700's.) However, the Palestinians, like most Arab nationalities, have come to view themselves as primarily Palestinians (rather than as primarily Arabs, or Syrians, or citizens of a particular town) mostly in the past century. Whereas European colonialism and to a lesser extent Turkish nationalism in the Ottoman Empire was the main spur in forming national identities and borders elsewhere, the main force in reaction to which Palestinian nationalism developed was Zionism. One of the earliest Palestinian newspapers, Filastin founded in Jaffa in 1911 by Issa al-Issa, addressed its readers as "Palestinians" 6 Konflik antara Romawi dan Persia sudah terjadi sejak tahun 53 SM, antara Konsul Crassus dengan penguasa Parthia. Perang yang terjadi disebabkan perebutan kekuasaan atas daerah-daerah taklukan. Semenjak Romawi memindahkan ibukotanya ke Byzantium (Konstantinopel) konflik antara Romawi dan Persia semakin sering terjadi. Sementara itu, Jazirah Arab, tempat kelahiran Nabi Muhammad, terjepit di antara dua kekuatan adidaya tersebut, namun tidak pernah dikuasai, baik oleh Persia maupun Romawi. Jazirah Arab adalah daerah bebas sehingga menjadi jalur perlintasan dagang bebas dunia waktu itu. Para pedagang yang berdagang melalui Jalur Sutera (antara Eropa sampai India dan China) memilih Semenanjung Arab sebagai jalur penghubung perdagangan mereka. Puncak konflik terjadi sewaktu Persia di bawah raja Hurmuz atau yang dikenal oleh orang Arab dengan sebutan Kisra dan Byzantium dipimpin Heraklius Muda atau yang dikenal oleh orang Arab sebagai Hiraqla. Putra Hurmuz, Kisra Aboriz, menyerbu Syam dan Palestina yang waktu itu berada di bawah kekuasaan Byzantium. Kisra Aboriz berhasil menguasai Anthakiah, Damaskus, dan berhasil mengepung Bait Al-Maqdis, sampai kemudian merebut dan membakarnya. Api

7

ditaklukkan oleh Islam, Palestina tetap berada di bawah kekuasaan Byzantium (Romawi Timur). Ketika dikuasai Byzantium, agama yang banyak tersebar di sana adalah Kristen. Sementara orang-orang Yahudi yang semula menghuni wilayah ini diusir secara paksa oleh penguasa Romawi ketika pertama kali menguasai kawasan ini sekitar abad ke-2 Masehi.7 Sejak Kaisar Romawi, Constantine, memeluk agama Kristen tahun 312, Palestina mulai mendapatkan perhatian kembali dari Romawi setelah sebelumnya ditelantarkan dan menjadi daerah yang hilang. Orang-orang Roma Kristen membangun gereja-gereja di Yerussalem dan menjadikannya sebagai sebuah kota Nashrani sampai paruh pertama abad ke-7 saat Umar ibn Khaththab berhasil menguasai kawasan ini.8 Palestina ditaklukkan oleh Umar ibn Khaththab, khalifah kedua sepeninggal Rasulullah menggantikan Abu Bakar. Ketika memasuki Yerussalem, toleransi, kebijaksanaan, dan kebaikan ditunjukkan oleh Umar kepada penduduk daerah ini tanpa membeda-bedakan agama mereka. Inilah awal zaman baru yang sangat Indah. Kaum Muslim yang datang menaklukkan Palestina, tidak datang dengan membawa pedang dan perang, melainkan perdamaian. Kristen dan Muslim bisa hidup berdampingan dengan amand an damai. Karen Armstrong menggambarkan sebagai berikut. Khalifah Umar memasuki Yerussalem dengan mengendarai seekor kuda putih, dikawal oleh pemuka kota tersebut, uskup Yunani Sofronius. Sang Khalifah minta agar segera dibawa ke Haram asy-Syarif. Di sana, di tempat sahabatnya, Muhammad, melakukan mi„râj, ia berlutut dan berdoa. Sang Uskup melihatnya dengan ketakutan: ini, ia pikir, pastilah akan menjadi penaklukkan penuh kengerian yang pernah diramalkan oleh Nabi Daniel bahwa ia yang memasuki rumah ibadat itu Melahap gereja Al-Qiyâmah. Salib di gereja itu berhasil mereka kuasai dan memindahkannya ke ibukita mereka di Persia. Peristiwa ini terjadi tahun 615 M, ketika Nabi Muhammad tengah berada dalam tekanan kaum Musyrikin Mekah. Mendengar kekalahan itu, kaum Musyrik Mekah merasa sangat senang karena kaum penyembah berhala, Persia, berhasil mengalahkan penyembah Tuhan, Romawi. Mereka mengejek Nabi bahwa mereka yang meyembah berhala seperti bangsa Persia juga akan mengalahkan Nabi yang menyembah Tuhan seperti orang Romawi. Untuk menanggapi ejekan kaum Musyrik Mekah, turunlah surat Al-Rûm [30] ayat 1-6 yang meramalkan akan dikalahkannya kembali Persia. Dalam ayat ini, Allah mengatakan sekalipun Romawi saat itu kalah, mereka pasti akan kembali mengalahkan Persia dalam beberapa tahun kemudian (ayat 3-4). Ini ramalan Al-Quran. Tentu saja orang-orang Musyrik Mekah tidak percaya pada ramalan itu, dan menganggapnya cuma isapan jempol belaka. (Diadaptasi dari Abdullah Yusuf Ali. Tafsir Ayat Suci Al-Quran. [Jil. III; Jakarta: Litera Antar Nusa, 1998] dalam awal tafsir surat Al-Rûm). Namun, beberapa tahun kemudian, Romawi (Byzantium) benar-benar dapat mereabut kembali daerah-daerah yang ditaklukkan Persia sebelumnya dan bahkan berhasil melumpuhkan kekuasan Persia. Kemenangan Romawi atas Persia secara sempurna terjadi pada tahun 624, bersamaan dengan kemenangan kaum Muslim pada Perang Badar tahun ke-2 Hijriyah. Saat itu, Romawi berhasil merebut kembali daerah-daearah yang ditaklukkan Persia, terutama Palestina dan Syria. Ada juga yang berpendapat bahwa kemenangan Romawi terjadi pada tahun 622, saat nabi hijrah dari Mekah ke Madinah. Itu adalah awal-awal tahun kemenangan Romawi atas Persia. 7 Karen Armstrong. Perang Suci: Dari Perang Salib hingga Perang Teluk. (Jakarta: Serambi, 2001) hal. 58 8 Harun Yahya. Palestina: Zionisme dan Terorisme Israel. (Bandung: Dzikra, 2005) hal. 30-31.

8

pastilah sang Anti-Kristus yang akan menandai Hari Kiamat. Kemudian Umar minta melihat-lihat tenpat-tempat suci Nashrani. Ketika ia berada di gereja Holy Sepulchre, waktu shalat tiba. Dengan sopan, sang Uskup mempersilakannya shalat di tempat ia berada. Namun, Umar dengan sopan pula menolak. Jika ia berdoa dalam gereja, jelasnya, umat Islam akan mengenang kejadian ini dengan mendirikan sebuah mesjid di sana. Hal ini berarti mereka akan memusnahkan Holy Sepulchre. Umar pun pergi shalat di tempat yang agak jauh dari gereja itu, yaitu di tempat yang langusng berhadapan dengan Holy Sepulchre. Di tempat itu, kini masih ada sebuah mesjid kecil yang dipersembahkan untuk Khalifah Umar. Masjid besar Umar lainnya didirikan di Haram asy-Syarif untuk menandai penaklukkan Palestina oleh umat Islam bersama dengan Masjid Al-Aqsha yang mengenang perjalanan malam Muhammad (isrâ). Selama bertahun-tahun, umat Nashrani menggunakan tempat reruntuhan biara Yahudi ini sebagai tempat pembuangan sampah kota. Sang Khalifah membantu umat Islam membersihkan sampah-sampah itu dengan tangannya sendiri. Dan di sana umat Islam membangun tempat sucinya untuk memabngun Islam di kota suci ketiga bagi dunia Islam.9

Apa yang dilakukan Umar itu memperlihatkan bahwa Islam memasuki wilayah-wilayah taklukannya, tidak terkecuali Palestina, bukan untuk menghancurkan daerah itu dengan seluruh penduduknya. Umat Islam hanya ingin menciptakan kedamaian dan mengembangkan peradaban yang gemilang bagi sebesar-besarnya kesejahteraan umat manusia sendiri, tanpa memilah-milah agama, ras, atau bangsa. 2. PALESTINA DI BAWAH DINASTI UMAYYAH DAN ABBASIYAH Tidak banyak yang berubah di Palestina ketika kekuasaan Islam beralih dari para khalifah al-rasyidûn kepada klan Umayyah yang memusatkan kekuasaannya di Damaskus, maupun pada saat kekuasaan berada di tangan Dinasti Abbasiyyah yang mengambil Baghdad sebagai ibu kotanya. Kedamaian dan ketertiban terus berlanjut sepanjang orang-orang Islam memerintah di daerah ini. Umat Islam membawa peradaban bagi Yerussalem dan seluruh Palestina. Mereka tidak memegang keyakinan yang tidak menunjukkan sikap hormat terhadap nilai-nilai suci orang lain dan membunuh orang-orang hanya karena mereka mengikuti keyakinan berbeda. Budaya Islam yang adil, toleran, dan lemah lembut membawa kedamaian dan ketertiban kepada masyarakat Muslim, Nashrani, dan Yahudi di daerah itu. Umat Islam tidak pernah memaksakan agama. Beberapa orang non-Muslim yang melihat bahwa Islam adalah agama sejati berpindah agama dengan bebas menurut keyakinannya sendiri. Selama masa itu pula, penduduk Palestina segera mengadopsi kebudayaan Arab hingga kebudayaan Arab menjadi dominan di Palestina. Bahasa sebagai salah satu simbol budaya terpenting segera berubah. Sebelumnya bahasa Aramiah digunakan secara luas di Palestina. Setelah Masala penguasaan Islam segera

9

Karen Armstrong. Op. Cit. hal. 92; Harun Yahya. Ibid. hal. 32.

9

digantikan oleh bahasa Arab. Sampai saat ini, bahasa yang dominan dipakai di kawasan Palestina adalah bahasa Arab.10 Kedamaian dan ketenangan Palestina terganggu pada akhir kekuasaan Dinasti Abbasiyyah. Pada mulanya terjadi ketagangan-ketegangan politik antara dinasti-dinasti Islam yang berkuasa di akhir masa kekuasaan Abbasiyah, terutama antara dinasti Fathimiyyah dengan Abbsiyah. Pada abad ke-10, dinasti ini bahkan mengklaim kekuasaan atas daerah-daerah Mesir, Syiria, Anatolia, termasuk Palestina.11 Gejolak politik ini tidak sampai mengganggu kedamaian beragama orang-orang Nashrani, Yahudi, dan Islam di Yerussalem. Mereka masih tetap hidup berdampingan, saling menghormati satu sama lain. Ketegangan antar-agama, terjadi pada saat orang-orang Barat mulai melakukan penaklukan-penaklukan balasan atas daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai oleh Romawi. Mereka mengklaim bahwa daearah-daearh itu seharusnya tetap menjadi milik mereka. Oleh sebab itu, secara bertahap kerjaan-kerjaan Eropa yang dimotori oleh orang-orang Italia, Spanyol, dan Normandia menaklukkan kembali daerah-daerah yang sebelumnya sudah jatuh ke tangan umat Islam.12 Mereka manamakan diri sebagai pasukan Salib. Inilah awal mula pemicu munculnya ―perang agama‖ berkepanjangan, Perang Salib, yang sangat bersejarah itu. Pada masa inilah kedamaian beragama di kawasan Palestina, terutama Yerussalem, terganggu. 3. PALESTINA ERA PERANG SALIB Era Perang Salib ditengarai mulainya pada 26 November 109513 ketika Paus Urbanus II mengunjungi Prancis. Memang bukan perang yang dilakuan sang paus di sana. Di hadapan orang-orang Normandia, Paus memprovokasi mereka agar mau mengangkat senjata merebut kembali kota suci Yerussalem dari tangan kaum Muslim. Sentimen anti-Islam dikobarkan dengan dalih agama. Padahal, di sana Islam justru dapat memelihara perdamaian setelah sebelumnya, orang-orang Kristen sebegitu keji membunuh penduduk Yahudi di Yerussalem. Provokasi Paus Urbanus II ini menjadi sangat efektif pada saat orangorang Barat berkeinginan kuat untuk melakukan kunjungan suci ke Yerussalem yang mereka anggap sebagai kampung halaman Yesus. Mereka bahkan dengan 10

Ahmad Amin. Fajr Al-Islâm. (Singapura: Sulaiman Mar‘i, 1965), hal. 84-85. Ira M. Lapidus. Sejarah Sosial Umat Islam. (Jil. I; Jakarta: Rejawalio Press, 1999), hal. 537-539 12 Reconquista (pengusiran umat Islam) sebagai serangan balik Barat terhadap umat Islam dimulai di Spanyol; tahun 1085 kota Toledo jatuh ke tangan orang Kristen. Tahun 1087 Pisa dan Genoa menghancurkan kota Mahdia, kota pusat perdagangan dan politik bagi Muslim Afrika Utara. Bangsa Normandia menaklukan Sisilia antara tahun 1061-1091 dan terus bergerak menyerang imperium Byzantium. Selanjutnya, dewan uskup segera mendamaikan gereja Yunani dan gereja barat, dan segera mendukung imperium Bizantium dalam melawan kekuatan Saljuk Turki. Dewan gereja segera membentuk negara-negara baru di bawah bantuannya di wilayah Laut Tengah dalam rangka menyebarkan pengaruh gereja Latin di kalangan warga Kristen timur. (Ira M. Lapidus. Ibid. hal. 539). 13 Philip K. Hitti.History of the Arabs. (London: The Macmillan Press, 1974) hal. 636. Dalam catatan Ira M. Lapidus, kejadian ini terjadi tahun 1096 (Ira M. Lapidus. Op. Cit. hal. 540). 11

10

sangat percaya diri ingin menganeksasi Yerussalem agar berada di bawah kekuasaannya. Apalagi setelah Seljuk Turki melakukan invasi ke Yerussalem. Invasi ini membuka jalan bagi mereka untuk memasuki Yerussalem yang saat itu menjadi daerah kekuasaan Seljuk.14 Pidato ini mungkin merupakan pidato paling berpengaruh sepanjang sejarah. Pada pidatonya di Clermont, Prancis Utara, Urbanus menyerukan agar menyerang dan merebut kembali tanah suci Yerussalem dari tangan kaum Muslim. Mengikuti ajakan sang Paus, pada musim panas tahun 1097 sekitar 150.000 orang, kebanyakan dari Prancis dan Normandia yang sebagiannya perampok, berkumpul di Konstantinopel. Mereka bersepakat untuk berperang menuju Yerussalem. Mereka menamakan diri sebagai ―Pasukan Salib‖ dan menjadikan salib sebagai lencana mereka. Inilah perang pertama yang kemudian dikenal dengan istilah ―Perang Salib‖. 15 Pasukan ini berhasil menaklukkan Yerussalem tahun 1099. Kota ini jatuh setelah pengepungan lima minggu. Ketika Tentara Salib ini memasukinya, mereka melakukan hal yang sangat biadab: seluruh orang Islam dan Yahudi dibasmi dengan pedang. Salah satu panglima Tentara Salib malah merasa sangat benagga dengan apa yang mereka lakukan: Pemandangan mengagumkan akan terlihat. Sebagian prajurit kami (ini tindakan yang lebih ringan) memenggal kepala musuh-musuh mereka; lainnya menembaki dengan panah, sehingga mereka berjatuhan dari manara-menara; lainnya menyiksa mereka lebih lama dengan memasukkan mereka ke dalam api. Tumpukan kepala, tangan, dan kaki terlihat di jalan-jalan kota, sehingga kami harus berjalan di atas mayat-mayat manusia dan kuda. Ini belum seberapa jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di Biara (Haikal) Sulaiman, tempat ibadah keagamaan kini dinyanyikan kembali. Di sana, para pria yang berdarah-darah disuruh berlutut dengan leher terbelenggu.16

Dalam dua hari, Tentara Salib membunuh sekitar 40.000 orang Islam dengan cara yang keji seperti yang digambarkan di atas. Kedamaian dan ketertiban Palestina yang telah berlangsung sejak Umar menaklukkan Palestina berakhir dengan pembantaian yang sangat mengerikan. Dengan penaklukkan itu, Tentara Salib menjadikan Yerussalem sebagai ibu kota kerajaan Katolik baru yang terbentang dari Palestina hingga Antakiyah. 4. KEMBALI KE TANGAN ISLAM: DARI SALAHUDDIN SAMPAI USMANI Beruntung penguasaan orang-orang Kristen tidak berlangsung lama. Pasukan Salib hanya menguasa kawasan ini selama 88 tahun (sampai tahun 1187). Setelah itu kawasan Palestina kembali ke tangan kaum Muslim. Salahuddin AlAyyubi adalah panglima yang paling berjasa mengembalikan Yerussalem ke pangkuan Islam. 14

Ira M. Lapidus. Op.Cit. hal. 540 Philip K. Hitti. Op. Cit. ha;. 636 16 August C. Krey seperti dikutip oleh Harus Yahya. Op. Cit. hal. 33-34. Kekejaman ini juga dijelaskan secara panjang lebar oleh Karen Armstrong.Op. Cit. hal. 243-298. 15

11

Beberapa saat setelah Pasukan Salib menguasai Yerussalem, secara bertahap pasukan Muslim kembali dapat menguasai kawasan ini. Serangan kaum Muslim melalui tiga fase. Pertama, tahun 1099-1146 pada saat kepemimpinan kaum Muslim berada di bawah Dinasti Seljuk. Saat itu, pemegang otoritas Syria yang bermaksud ingin membentuk imperium-kecil sendiri melakukan serangan kepada pasukan-pasukan Salib. Pertaka kali dilakukan oleh Maudud. Namun tidak terlampau berhasil. Pada tahun 1128 serangan-serangan mereka membawa hasil. Di bawah kendali gubernur Mosul, Zengi, Aleppo berhasil direbut. Setelah itu Edessa ditundukkan tahun 1144. Zengi meninggal tahun 1146. Zengi digantikan oleh Nur al-Din (1146-1174), putra Zengi. Inilah fase kedua proses perebutan kembali Yerussalem dari tangan pasukan Salib. Target Nur al-Din adalah menaklukkan Damaskus yang akan membuka jalan untuk merebut Yerussalem. Pada tuhun 1147, ia membantu penduduk setempat dari kepungan Pasukan Salib pada Perang Salib ke-2. Akhirnya pada tahun 1154, sebuah pemberontakan lokal memaksa gubernur-gubernur Seljuk dan masyarakat umum kota tersebut menyerahkan Damaskus kepada Nur al-Din. Nur al-Din berhasil membangkitkan semangat anti-Pasukan Salib setelah Damaskus ia kuasai. Pada periode ini terjadi beberapa kali Perang Salib antara pasukan Nur alDin dengan Pasukan Salib Eropa, namun belum sampai dapat menguasai kembali Yerussalem. Ketika Nur al-Din berhasil mengambil alih kekuasaan Mesir dari Dinasti Fathimiyyah melalui tangan salah seorang jendralnya yang brilian, Salahuddin Al-Ayyubi, Mesir dan Syria bersatu di bawah satu kekuasaan. Keadaan ini semakin membuka kesempatan semakin luas kepada kaum Muslim untuk menaklukkan Yerussalem. Penyatuan Mesopotamis dan Mesir menandai fase ketiga respon terhadap pasukan Salib. Dari Mesir, Salahuddin berhasil merebut Damaskus (1174, kemudian Aleppo pada tahun 1183, lalu Mosul pada tahun 1186. Setelah semua daerah yang mengitari Palestina benar-benar dapat disatukan, ahirnya tahun 1187 Salahuddin Al-Ayyubi berhasil menaklukkan Pasukan Salib pada Perang Hittin. Inilah akhir pendudukan bangsa Latin di Yerussalem. Setelah itu, Salahuddin mendirikan Dinasti Ayyubiyah yang berpusat di Palestina.17 Apa yang dilakukan Salahudin Al-Ayyubi saat masuk ke Yerussalem sebagai tanda kemenangannya atas Pasukan Salib sangat berbeda dengan yang dilakukan Pasukan Salib sebelumnya. Karen Armstrong mengakuinya secara jujur dalam bukunya sebagai berikut. Pada tanggal 2 Oktober 1187, Saladin dan tentaranya memasuki Yerussalem sebagai penakluk dan selama 800 tahun kemudian, Yerussalem tetap menjadi kota Muslim. Saladin menepati janjinya dan menaklukkan kota itu sesuai dengan cita-cita tertinggi Al-Quran. Ia tidak membalas dendam atas pembantaian tahun 1099; dan setelah permusuhan itu hilang ia mengakhiri pembunuhan (QS Al-Baqarah [2]: 193194). Tidak ada satupun orang Kristen yang dibunuh dan tidak ada penjarahan. Tebusan dengan sengaja ditetapkan amat rendah, tapi tetap saja ribuan kaum miskin 17

Ira M. Lapidus.Op. Cit. hal. 540-544.

12

tidak dapat membayarnya dan karena itu ditawan oleh kaum Muslim. Begitu banyak tawanan sehingga konon seorang budak dari kaum Frank dapat ditukar dengan sandal di Damaskus. Tapi ada sejumlah tawanan yang lolos dari nasib seperti itu karena Saladin merasa terharu hingga menangis atas penderiataan keluarga yang cerai-berai dan ia membebaskan mereka tanpa tebusan, dengan tatapan putus asa dari para pencatat keuangan Saladin yang lama menderita akibat sikap murah Saladin. Sauranya, Al-Adil, begitu tertekan atas penderitaan para tahanan itu sehingga ia meminta Saladin agar seribu orang dari mereka akan ia gunakan sendiri da kemudian ia membebaskan mereka di tempat itu juga. Semua pemimpin Muslim saat itu terkejut menyaksikan orang-orang kaya Kristen kabur dengan harta benda mereka, yang sebenarnya dapat digunakan untuk menebus seluruh tawanan. Ketika Imaduddin melihat Uskup Agung Heraclius meninggalkan kota dengan yang penuh beban harta bendanya, ia mendesak Saladin untuk menyita harta itu. Tapi Saladin menolak. Al-Quran menyatakan bahwa sumpah dan perjanjian harus benar-benar dijaga dan amatlah penting bagi kaum Muslim untuk menaati hukum. ―Orang Kristen di manapun akan mengingat kebaikan yang telah kita berikan pada mereka,‖ katanya. Heraclius membayar sepuluh dinar tebusannya seperti orang lain dan bahkan disediakan pengawal khusus untuk menjaga hartanya yang selamat selama perjalanan menuju Tirus.18

Tahun 1514, Baitul Maqdis beralih kekuasaan ke tangan Turki Usmani. Sejak saat itu, sampai nanti Palestina berada di bawah kekuasaan Inggris setelah Perang Dunia I, selama 400 tahun Palestina berada di bawah kekuasaan Turki Ustmani. Seperti di negara-negara Usmani lainnya, masa ini menyebabkan orangorang Palestina menikmati kedamaian dan stabilitas. Meskipun ada pemeluk tiga keyakinan berbeda hidup berdampingan satu sama lain. Pada akhir kekuasaan Turki Usmani (akhir abad ke-19), terjadi imigrasi besar-besaran orang-orang Yahudi dari Eropa ke empat kota penting di Palestina, yaitu Yerussalem, Safed, Tiberias, dan Hebron. Keempat daerah ini pada masa berikutnya menjadi pemukiman-pemukiman Yahudi aling penting. Pada saat ini pula muncul gerakan Zionisme, sebuah gerakan politik yang dilegitimasi dengan doktrin-doktrin agama yang menghendaki orang-orang Yahudi menguasai seluruh Palestina tanpa kecuali. Inilah awal munculnya kekisruhan Yahudi-Arab Muslim di Palestina. 5. PENGUASAAN BARAT ATAS PALESTINA Sebetulmya Palestina mulai jatuh ke tangan Barat (Inggris) setalah Perang Dunia I melalui apa yang disebut dengan ―Mandat Inggris‖ (The Mandat British), namun prosesnya terjadi sejak akhir abad ke-19 ketika kekuasaan Turki Usmani melemah. Saat itu, Turki Utsmani diejek sebagai ―The Sickman in Europe‖. Posisi Turki yang lemah ini diakibatkan oleh banyak faktor, terutama faktor semakin

18

Karen Armstrong.Op. Cit. hal. 409-410; penaklukkan Salahuddin ini digambarkan dengan sangat menarik dalam film produksi 21 Century Fox garapan sutradara Ridley Scott, Kingdom of Heaven (2005) yang dibintangi Scoot Free

13

melemahnya kekuatan pemerintahan Turki akibat perebutan kekuasaan (krisis politik).19 Di pihak lain, saat di dalam negeri tengah terjadi krisis, kekuatan Eropa yang mulai bangkit sejak abad ke-18 mulai merangsek ke wilayah kekuasaan Turki Usmani. Berturut-turut Rusia berhasil merebut Crimea dan menguasai Laut Hitam. Prancis menmgambil-alih Mesir, tapi kemudian berhasil digagalkan atas bantuan Inggris. Setelah itu Turki menjadi ajang rebutan kekuasaan antara Inggris, Rusia, dan Prancis. Pemberontakan pun terjadi di Bosnia dan Herzegovina sehingga Turki harus rela melepaskan kedua kawasan yang sebelumnya berada di bawah kekuasaannya. Singkatnya, kondisi Turki Usmani benar-benar berada di ambang kehancuran.20 Kehancuran Turki Usmani semakin parah saat meletus Perang Dunia I (1914-1917). Usmani melibatkan diri dalam perang itu dengan bergabung bersama Jerman dan Austria menghadapi kubu Inggris-Prancis-Rusia-Italia. Kekalahan Blok Jerman memaksa Ustmani menyerahkan sebagian wilayah yang dikuasainya kepada Blok Inggris yang menang perang. Inggris, Prancis, Rusia, dan Italia pun akhirnya sepakat untuk membagi-bagi wilayah Usmani melalui perjanjian Sykes Picot (1916). Perancis akan mendapatkan wilayah Libanon, bagian barat-laut Turki, Syria Utara, dan Irak Utara; sedang Inggris akan mendapatkan wilayah Irak, Arabia yang berbatasan dengan teluk Persia, dan Transjordan. Rusia kebagian Istambul, dan beberapa bagian timur Anatolia. Italia dijanjikan kebagian wilayah selatan Anatolia. Semantara Palestina disiapkan untuk menjadi rezim internasional khusus. Terhadap Syarif Hussein di Mekah, Inggris menjanjikan sebuah negara Arab merdeka karena jasa Syarif (penguasa) Mekah membantu sekutu menghadap Usmani, Jerman, dan Austria.21 Tahun 1917 melalui Deklarasi Balfour, Inggris menyatakan dukungan atas pembentukan tanah air bangsa Yahudi di Palestina. Deklarasi ini berbentuk surat bertanggal 2 November 1917 dari Arthur James Balfour, sekretaris urusan luar negeri pemerintah Inggris kepada Lord Rothchild, penyandang dana Zionis dunia yang membiayai perpindahan bangsa Yahudi dari Eropa ke Palestina. Isi surat tersebut adalah sebagai berikut. His Majesty‘s Government view with favor the establishment in Palestina of a national home for the Jewish people, and will use their best endeavors to facilitate the acievement of this object, it being clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the civil and religious rights of exixting non-Jewish communities in Palestine, or the rights and political status enjoyed by jews in any other country.22 (Yang Mulia Pemerintah memandang baik-baik saja Palestina dijadikan sebagai rumah-bangsa bagi orang-orang Yahudi dan akan menggunakan cara-cara paling 19

Ira M. Lapidus. Sejarah Sosial Umat Islam. (Jil. II; Jakarta: Rajawali Press, 1999) hal. 70 Ira M. lapidus. Ibid. hal. 65-70 21 Ira M. Lapidus.Ibid.hal. 70-71 22 Hanry Cattan,―The Palestine Problem: A Palestine Point of View‖ dalam Syafiq Mughni (ed.). An Anthology of Contemporary Middle Eastern History. (Canada: McGill University, tt.) hal. 334335 20

14

baik untuk memfasilitasi usaha ke arah sana; dapat dimengerti dengan jelas bahwa tidak ada sesuatupun yang akan dilakukan yang bisa merugikan hak-hak sipil dan agama dari komunitas non-Yahudi di Palestina ataupun hak-hak dan status politik yang sudah dinikmati oleh orang-orang Yahudi di negeri mana saja.)

Tahun 1918, sekutu Eropa memenangkan Perang Dunia I. Dengan kemenangan itu, mau tidak mau pihak yang kalah perang harus melepaskan wilayah-wilayah yang mereka kuasai. Palestina, yang dikuasai oleh Turki Usmani, harus diserahkan kepada Inggris sesuai dengan Perkankian Sykes-Picot tahun 1916. Inilah masa awal Palestina berada di bawah ―The British Mandate of Palestine‖ yang secera resmi memerintah kawasan Palestina setelah lepas dari Turki Usmani. Karena kekuasaan berada di tangan Inggris yang memberikan sokongan penuh kepada Israel, keinginan bangsa Yahudi untuk mendirikan negara bagi bangsa Yahudi di tanah Palestina sudah mendekati kenyataan. Mereka yang sebelumnya tidak diterima oleh Sutan Hamid untuk mendapatkan tanah di Palestina,23 kini dengan leluasa dapat memilih tanah mana saja dari wilayah Palestina yang mereka inginkan. Antara tahun 1920-1945 penduduk Yahudi di Palestina bertambah sangat cepat sampai sekitar 31% dari seluruh penduduk Palestina. Pertambahan itu meningkat cepat terutama setelah ada kebijakan pengusiran bangsa Yahudi dari Jerman pada masa Nazi berkuasa.24 Kebijakan imigrasi besar-besaran ini menuai protes keras dari bangsa Arab Palestina. Sejak saat itu ketegangan-ketegangan antara bangsa Yahudi dan Arab Palestina tidak bisa dihindarkan lagi. Masing-masing pihak sama-sama ingin saling melenyapkan dan ingin menguasai Palestina tanpa yang lain. Ketegangan tidak hanya sebatas ucapan tapi sudah sampai pada tarap perang dan melenyapkan nyawa, apalagi setelah negara Israel resmi didirikan pada tahun 1998. Konflik politik sampai konflik fisik terus berlangsung sampai sekarang. Apa yang menjadi sebab itu terjadi? Kita akan menemukan jawabnnya setelah mengikuti proses kelahiran negara Israel yang sangat kontroversial sampai hari ini.

23 24

Abu Ridha (ed.).Palestina Nasibmu Kini. (Jakarta: Yayasan SIDIK, 1994) hal. 72 www.en.wikipedia.org/wiki/History of Palestine

15

BAB III KONTEKS KELAHIRAN HAMAS 1. LAHIRNYA ISRAEL: AWAL KONFLIK BERKEPANJANGAN A. Gerakan Zionisme Zionisme adalah salah satu ‗mazhab‘ dalam agama Yahudi. Munculnya mazhab Zionisme ini tidak bisa dilepaskan dari harapan orang Yahudi untuk kembali ke ―Tanah yang Dijanjikan‖ (Yerussalem). Mereka yang berkeyakinan untuk kembali ke ―Zion‖ ini tersebar di berbagai tempat. Pada abad ke-19 banyak di antara mereka yang datang ke Palestina, terutama dari Rusia dan Eropa Timur yang sangat menderita akibat berbagai penganiayaan. Intensifnya gerakan antiSemitisme di Rusia dalam dua dekade terakhir abad ke-19 menyebabkan berdirinya organisasi Hovevei Zion di Odessa dan koloni-koloni Zionis pertama di Palestina (1882), antara lain koloni Rishon le Zion di Yudea, Zichron Jacob di Samaria, dan Rosh Pina di Galilea. Pada tahun 1880-an pemukiman lainnya menyusul. Mereka kebanyakan orang Yahudi dari Rusia, Rumania, Galisia, dan Lithuania. Orang-orang kaya Yahudi di Barat seperti Baron Edmon de Rothchild banyak memberi sumbangan kepada orang-orang Yahudi yang datang ke Palestina. Bahkan sengaja didirikan Asosiasi Kolonisasi Yahudi (ICA) oleh Baron Maurice de Hirsch yang bertugas membeli tanah di Palestina dan menyediakan permodalan secukupnya bagi para pemukim. Zionisme menjadi sebuah gerakan resmi sekitar tahun 1897. Pada tahun itu, seorang koresponden Paris majalah Neue Freie Presse di Wina, Dr. Theodor Herzl menerbitkan majalah mingguan Die Welt sebagai sarana resmi para Zionis. Pada tahun yang sama, atas inisitifnya, terselenggara Kongres Zionis pertama yang diselenggrakannya di Basel, Swis. Kongres ini menghasilkan resolusi tentang Palestina yang harus menjadi pemukiman bangsa Yahudi dan didirikannya Organisasi Zionis Dunia. Herzl sendiri terpilih menjadi ketuanya. Inilah awal gerakan Zionisme secara mondial. Untuk mewujudkan impian mereka ―kembali ke tanah yang dijanjikan‖ banyak cara yang mereka lakukan. Ketika Turki Usmani masih menguasai Palestina, berulang-ulang mereka meminta izin kepada sultan Abdul Hamid agar mereka boleh membeli tanah yang akan disiapkan menjadi pemukiman bangsa Yahudi. Namun, sampai akhir kekuasaannya, Sultan tidak pernah mengizinkan orang-orang Yahudi memiliki tanah-tanah di Palestina. Baru setelah Turki Usmani jatuh ke tangan Inggris pasca-Perang Dunia I, kaum Zionis mendapatkan izin untuk membuka pemukiman di Palestina. Mulanya membeli tanah, tapi kemudian banyak yang melakukan penyerobotan tanah-tanah milik rakyat Palestina. Sebelumnya, sekitar tahun 1903, ketika terjadi penganiayaan terhadap Yahudi secara besar-besaran di Rusia, kelompok Zionis melalui Herzl berunding dengan Inggris agar diberi tempat pemukiman baru bagi orang-orang Yahudi yang terusir itu. Inggris menawarkan Uganda, namun dalam Kongres ke-7 Organisasi Zionis Dunia tahun 1904 tawaran itu ditolak. Hanya satu tempat yang mereka inginkan,

16

yaitu Palestina, tempat yang mereka anggap sebagai warisan leluhur mereka yang dijanjikan untuk mereka.25 Perjanjian Sykes-Picot (1916) memberikan peluang besar kepada orangorang Yahudi untuk mendapatkan Palestina. Kesempatan itu semakin terbuka lebar pada saat Deklarasi Balfour (1917) ditandatangani. Dalam Deklarasi itu, Inggris mendukung sepenuhnya niat bangsa Yahudi mendirikan negara Nasional di Palestina.26 Keberhasilan-keberhasilan diperoleh bangsa Yahudi atas lobi-lobi yang dilakukan oleh kelompok Zionis ini. Sebab, merekalah yang sangat berambisi untuk merebut Palestina dan mendirikan sebuah negara Yahudi di sana. Harus dicatat bahwa sejak awal didirikan sampai saat ini, gerakan Zionisme bukanlah murni gerakan keagamaan Yahudi. Sampai saat ini, Zionisme tetap merupakan gerakan nasional, sebuah gerakan bermotif duniawi yang menginginkan bangsa Yahudi memiliki tanah air sendiri. Hanya saja, untuk memperkuat posisi ini, mereka menggunakan doktrin-doktrin agama Yahudi yang seringkali dipaksakan agar sesuai dengan keinginan mereka. Oleh sebab itu, tidak heran kalau gerakan Zionisme ini mendapat tentangan juga dari kalangan agamawan Yahudi sendiri, selain dari orang-orang Arab Israel yang merasa hakhak mereka dirampas. Tentangan antara lain muncul dari kaum Yahudi ultraortodoks. Mereka berkeberatan terhadap aspek politik gerakan ini. Mereka percaya bahwa kebali ke Zion (Tanah yang dijanjikan) harus merupakan takdir Tuhan, bukan kehendak duniawi. Di pihak lain, kelompok sosialis dan komunis menganggap Zionisme sebagai gerakan reaksioner kaum borjuis. Para rabbi Yahudi dan pengikutnya menentang zionisme juga karena karakter nasionalnya. Karena percaya bahwa Yudaisme adalah agama dan bukan kebangsaan, mereka cenderung menolak konsep politik Zionisme. Di Inggris dau organisasi Yahudi, Badan Perwakilan Yahudi Inggris dan Asosiasi Inggris-Yahudi, menentang Zionisme juga atas dasar kepercayaan bahwa Yudaisme adalah agama, bukan bangsa seperti klaim para Zionis. Oleh sebab itu, buat mereka tidak perlu orang-orang Yahudi memiliki negara nasional sendiri. Tentangan yang sama juga datang dari Komisi Yahudi di Amerika pimpinan Jacob H. Schiff, Louis Marshall, serta Mayer Sulzberger. Protes keras sering mereka lancarkan menentang keinginan-keinginan politik kaum Zionis.27 Jelas bahwa munculnya Zionisme bukanlah gerakan keagamaan, melainkan gerakan nasionalisme yang sangat dipengaruhi oleh gaung nasionalisme yang pada masa itu tengah digandrungi di seluruh dunia.28 Ini juga menandakan bahwa Zionisme juga tidak lebih daripada proyek borjuasi (baca: kapitalisme) yang ingin mencaplok apa saja yang menghalanginya. Dan ini juga merupakan salah satu

25

George Lenczowski.Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia. (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1993) hal. 234-235 26 Ira M. Lapidus. Sejarah Sosial Umat Islam. (Jil. II; Jakarta: Rajawali Press, 1999) hal. 70 27 George Lenczowski. op. cit. hal. 235-237 28 Ira M. Lapidus. op. cit. hal. 169

17

proyek pembaratan dunia Islam yang terus dilancarkan setelah kekalahan Eropa oleh umat Islam. B. Gelombang Perpindahan Bangsa Yahudi ke Palestina Seperti telah disinggung sekilas di atas, sejak banyaknya penganiayaan terhadap bangsa Yahudi di Rusia dan Eropa Timur terjadi perpindahan cukup signifikan orang-orang Yahudi ke Palestina. Perpindahan inilah yang menjadi faktor penentu lain lahirnya negara Israel Raya. Selain menambah jumlah orangorang Yahudi di Palestina, perpindahan inilah yang pertama kali memicu munculnya konflik antara bangsa Arab-Palestina dengan Yahudi-Israel sejak awal tahun 1920-an sampai saat ini. Konflik ini pula yang nantinya menyeret konflik Israel-Palestina menjadi masalah internasional yang bahkan melibatkan negaranegara lain, terutama negara-negara Arab. Imigrasi Yahudi ke Palestina ini terjadi sejak tahun 1881 sebelum gerakan Zionisme internasional dideklarasikan oleh Theodor Herzl tahun 1897. Namun ide perpindahan ke Israel ini sejak awal telah diilhami oleh ide-ide kaum yang menganut paham Zionis yang nanati bersama Herzl mendeklarasikan gerakan Zionisme internasional..29 Gelombang perpindahan kedua terjadi antara tahun 1904-1914 yang membawa sekitar 40 ribu orang Yahudi ke Palestina. Setelah berakhir Perang Dunia I terjadi gelombang perpindahan ketiga (1919-1923) dan keempat (1924-1929). Saat itu, Palestina sudah di bawah The British Mandate (Mandat Inggris) yang sangat menyokong didirikannya negara nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina, terutama setelah digagasnya Deklarasi Balfour tahun 1917. Dengan adanya deklarasi ini, Pihak Inggris membayangkan bahwasanya tanah air Yahudi akan menjadi dalih bagi klaim Inggris untuk menguasai negeri ini. Mereka juga membayangkan bahwa meraka akan mendapatkan dukungan dari warga Yahudi di Rusia dan Amerika dalam pertempuran melawan Jerman.30 Munculnya Nazisme di Jerman tahun 1933 mendorong gelombang imigrasi keempat bangsa Yahudi ke Palestina. Pada tahun 1922 jumlah penduduk Yahudi di Palestina hanya 11%. Gelombang imigrasi keempat ini telah menaikkan jumlah orang Yahudi di Palestina secara signifikan hingga mencapai angka 33%. Adalah Peristiwa Holocaus (pembantaian bangsa Yahudi oleh Nazi) yang telah sangat signifikan membawa pada perubahan ini. Sampai akhir Perang Dunia II jumlah penduduk Yahudi di Palestina mencapai sekitar 600.000 jiwa.31 Jumlah ini 29

Paham yang dianut Zionis terhimpun dalam Protokolat Para Hakim Zionis yang antara lain sebagai berikut: (1) semua orang Yahudi di dunia adalah anggota keluarga bangsa Israel; (2) zionisme bertujuan agar orang-orang Yahudi mampu mendominasi dunia sebagaimana telah dijanjikan oleh tuhan mereka ―Yahweh‖, sebagai titik tolak dari rencana besar itu, mereka harus mendirikan sebuah pemerintahan di bumi yang telah dijanjikan, yaitu yang terbentang antara Sungai Nil sampai sungai Eufrat; (3) orang Yahudi adalah bangsa istimewa yang harus menjadi tuan yang berkuasa, sementara bangsa-bangsa lainnya adalah budak-budak mereka, dan sebagainya. (Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMY. Gerakan Keagamaan dan Pemikiran; Akar-akar Ideologis dan Penyebarannya. [Jakarta: WAMY, 1999] hal. 247). 30 Ira M. Lapidus. op. cit. hal. 170 31 www.en.wikipedia.org/wiki/Israel

18

sangat signifikan mengingat jumlah penduduk Palestina seluruhnya hanya sekitar 1,3 juta jiwa.32 Karena sejak awal muncul protes dari bangsa Arab-Palestina terhadap keberadaan bangsa Yahudi di tanah mereka, situasi di Palestina terus menerus tegang. Bahkan, tahun 1937 muncul pemberontakan Arab terhadap penguasa Mandat Inggris. Pemberontakan ini mendorong Inggris mengubah kebijakan yang memperlonggar eksodus bangsa Yahudi dari berabagai belahan dunia, terutama dari Eropa, ke Palestina. Pada tanggal 17 Mei 1939 Inggris mengumumkan Naskah Putih yang berisi prinsip-prinsip baru tentang Palestina. Kebalikan dari kebijakan lama, pemerintah mengusulkan pendirian, dalam sepuluh tahun, negara Palestina Merdeka yang dihubungkan dengan Inggris oleh suatu perjanjian khusus. Ketentuannya yang terpenting adalah mengenai imigrasi dan transfer tanah. Pada kedua hal ini, Inggris sebenarnya mengabulkan tuntutan orang-orang Arab, yaitu para imigran dibatasi hingga 75.000 orang untuk lima tahun berikutnya, dan setelah itu dihentikan sama sekali. Sementara itu, Palestina akan dibagi ke dalam tiga zona: pertama, zona yang memperbolehkan transfer tanah dari golongan Arab ke Yahudi; kedua, zona yang membatasi tindakan itu; dan ketiga, zona yang melarang sama sekali adanya transfer tanah itu.33 Naskah Putih ini, sekalipun belum memuaskan pihak Arab, namun telah mencatat kemenangan cukup berarti bagi mereka. Pada saat yang sama kelompok Zionis merasa sangat terganggu dengan munculnya kebijakan itu. Mereka menganggap bahwa kebijakan itu telah menyalahi Deklarasi Balfour. Zionis Yahudi kemudian menuntut agar Inggris mencabut kembali kebijakan itu. Belum sempat ketegangan antara keduabelah pihak reda, keburu meletus Perang Dunia II pada bulan September 1939 yang ditandai dengan jatuhnya Pearl Harbour ke tangan Jepang. C. Era Dukungan Amerika Ketika meletus Perang Dunia II konflik Arab-Yahudi di Palestina agak sedikit mereda karena pihak Sekutu tengah berkonsentrasi menghadapi blok Jerman-Jepang-Itali. Untuk itu, banyak sekali pasukan Sekutu yang berada di kawasan Palestina. Bila orang-orang Arab memaksakan meneruskan gerilya, sama saja dengan bunuh diri. Sebab, Israel berada di pihak Sekutu yang dimotori oleh Amerika. Gencatan senjata Arab-Yahudi di Palestina hanya berlangung sampai tahun 1943 karena dinodai oleh gerakan terorisme yang dilakukan oleh orangorang Yahudi terhadap pemerintah Inggris. Ada dua faktor yang menyebabkan munculnya gerakan ini. Pertama, adanya peningakatan luar biasa imigrasi Yahudi ilegal dari Eropa yang diduduki Nazi. Para Korban penyiksaan Nazi datang berbondong-bondong ke Palestina. Sementara, atas dasar Naskah Putih, 32

Harun Yahya. Palestina: Zionisme dan Terorisme Israel. (Bandung: Dzikra, 2005) hal. 55 lihat juga Haitsam Al-Kailani. Siapa Teroris Dunia. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001) hal. 166-167. 33 George Lenczowski. op. cit. hal. 243

19

pemerintah melarang mereka masuk ke Palestina. Mereka yang datang akhirnya diungsikan ke kamp-kamp penampungan di Siprus dan wilayah di seberang Palestina lainnya. Kedua, meningkatnya tekanan dari kelompok Zionis Amerika. Pada tanggal 11 Mei 1942 Organisasi Zionis Amerika bersidang di New York dan menghasilkan Program Biltmore yang diajukan oleh David Ben Gurion, ketua Komisi Eksekutif Agen Yahudi. Program Biltmor berisi: (1) pendirian negara Yahudi yang mencakup seluruh Palestina; (2) pembentukan militer Yahudi; (3) penolakan Naskah Putih tahun 1939 dan diteruskannya imigrasi tak terbatas ke Palestina yang tidak hanya diawasi oleh Inggris, tapi juga oleh Agen Yahudi.34 Karena alasan itu, orang-orang Yahudi berani memprotes kebijakan Inggris. Keberanian mereka juga didukung oleh keberhasilan Zionis Amerika melobi Kongres Amerika Serikat agar mendukung usaha-usaha mereka untuk membatalkan Naskah Putih hingga kedatangan mereka ke Palestina tidak perlu dibatasi. Banyak badan legislatif negara bagian di AS yang mengesahkan resolusi pro-Zionis di atas. Bahkan pada bulan Februari 1944 Kongres AS mengeluarkan sebuah resolusi yang berisi permintaan untuk dibukanya kembali Palestina untuk imigran Yahudi tanpa pembatasan dan pembangunan kembali Palestina sebagai suatu ―persemakmuran Yahudi yang bebas dan demokratis.‖ Resolusi ini juga mengharapkan campur tangan Pemerintah AS secara resmi untuk mencapai tujuan itu. Resolusi Kongres AS ini memang tidak sampai jadi diberlakukan karena Jendrall Marshall berkeberatan atas resolusi itu karena hanya akan merugikan hasil perang Sekutu. Namun, berkat lobi-lobi yang dilakukan agan-agen Zionis kepada para petinggi AS, niat kaum Yahudi itu secara resmi mendapat dukungan dari Presiden Amerika Franklin D. Roosevelt.35 Atas dasar dukungan itu, orangorang Yahudi berani menentang kebijakan Inggris yang secara de jure masih menjadi pemegang kekuasaan atas Palestina. Setelah itu, pemerintah Amerika terus menekan Inggris agar mencabut kembali kebijakan Naskah Putih-nya. Berkali-kali Inggris melakukan pembicaraan dengan pihak AS. Pihak Inggris tetap ingin mempertahankan diplomasi tradisional mereka untuk tidak memusuhi Arab. Oleh sebab itu, Inggris tetap berkeras untuk tetap melakukan pembatasan bagi para imigran Yahudi. Masalah tetap tidak selesai. Akhirnya, Inggris membawa masalah ini ke hadapan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada tanggal 2 April 1947. Dalam majelis PBB inilah Yahudi semakin mendapatkan angin segara karena mayoritas dukungan di Majelis Umum berasal dari Amerika dan Karibia yang menyokong mereka. Pada tanggal 29 November 1947 Majelis Umum PBB memutuskan untuk membagi wilayah Palestina berdasarkan kesatuan ekonomi. Melalui pembagian wilayah ini, kaum Yahudi berhasil mendapatkan 2/3 wilayah palestina meliputi: Yaffa, Galilea Timur sampai Lembah Esdraelon, darah pantai dari Haifa hingga ke Selatan Yaffa, dan sebagian besar Negeb. Sisanya di bagian tengah dan timur Palestina diserahkan kepada bangsa Arab. Sementara 34 35

George Lenczowski. ibid. hal. 245 George Lenczowski. ibid. hal. 246

20

Yerussalem dan Bethlehem berada di bawah pengawasan pemerintahan yang bertanggung jawab langsung kepada dewan Perwalian PBB. Keputusan PBB juga memperhatikan keputusan Inggris yang akan mengakhiri mandat atas Palestina pada tanggal 1 Agustus 1948.36 D. Negara Israel Berdiri Pembagian wilayah oleh Majelis Umum PBB itu mendapat reaksi keras dari bangsa Arab, tidak hanya Arab-Palestina, tapi juga bangsa-bangsa Arab dari daerah lain. Perang antara bangsa Arab dan Yahudi tidak bisa dielakkan. Pada bulan Januari 1948 detasemen bersenjata Arab mulai memasuki Palestina dan menyerang perkampungan Yahudi. Hingga 1 Februari perang ini menelan korban lebih dari 2.500 orang dan setelah itu setiap hari korban berjatuhan. Menghadapi kekerasan ini, Inggris menyatakan bahwa karena Arab dan Yahudi tidak menyetujui penyelesaian, ia tidak akan membantu PBB dalam melaksanakan rencana pembagian Palestina, akan mengakhiri mandatnya pada tanggal 15 Mei 1948, dan akan menentang masuknya Komisi Palestina PBB ke negara ini. Oposisi Arab juga mempengaruhi politik AS. Pada tanggal 19 Maret AS menyatakan di depan Dewan Keamanan PBB bahwa bila pembagian tidak dapat dilaksanakan, Palestina harus diawasi oleh perwalian sementara PBB. Perubahan politik ini mendatangkan protes dari Zionis. Sidang khusus DK PBBlainnya (16 April dan 15 Mei) memperbincangkan proposal baru AS, namun gegal menghasilkan kesepakatan. Soviet, khususnya, bersikeras atas pelaksanaan resolusi pembgaian November 1947. Akhirnya Majelis Umum menyarankan penunjukkan mediator dan komisaris PBB bagi Yerussalem. Pada saat yang hampir bersamaan, sesuai dengan janji Inggris, pada tanggal 14 Mei 1948, Inggris secara resmi mengakhiri mandatnya di Palestina. Namun, pada hari yang sama Dewan Nasional Yahudi di Tel Aviv memproklamasikan negara Yahudi Israel. Dan beberapa jam kemudian Presiden Amerika Serikat Truman mengakui secara de facto negara baru ini atas nama Amerika Serikat. Tentu saja, pendeklarasian negara Israel semakin membangkitkan kemarahan negara-negara Arab. Segera setelah itu tentara-tentara Arab dari Suriah, Libanon, Transyordania, Iran, dan Mesir memasuki Palestina. Namun kekuatan agak tidak seimbang. Di satu pihak tentara Israel, sekalipun dikomandani oleh perwira yang masih muda, berusia 31 tahun, Yaakov Dori dan Kolonel Yigal Yadin, namun pasukan Israel memiliki semangat yang sangat tinggi untuk mempertahankan negara yang baru saja mereka dirikan dan dipersenjatai sangat lengkap. Senjata dan amunisi, bahkan pesawat terbang, mereka beli dari luar negeri, terutama dari Cekoslovakia. Banyak juga yang diselundupkan dari Amerika Serikat dan Eropa Barat. Para sukarelawam Yahudi dari Amerika Serikat dan negara lainnya, beberapa di antaranya berpendidikan 36

George Lenczowski. ibid. hal. 248-250

21

militer yang baik, ikut memperkuat pasukan Israel. Selebihnya, pihak Amerika dan sekutu Israel di Eropa Barat memberikan dukungan penuh kepada Israel. Di pihak yang lain, tentara-tentara Arab, sekalipun jumlahnya cukup banyak, namun persenjataan mereka kalah canggih dibandingkan Israel.37 Inilah kemudian yang memicu terus bergulirnya konflik berkepanjangan antara bangsa Arab dengan Yahudi Israel. Pada peristiwa perang ini, Hasan Al-Banna, pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin di Mesir yang nantinya akan menjadi cikal bakal berdirinya Hamas (1987) mengirimkan pasukan sukarela non-militer untuk membantu perang melawan Israel. Ikhwanul Muslimin masuk ke dalam pasukan perang khusus.38 Ikhwanul Muslimin sendiri adalah sebuah gerakan Islam di Mesir yang didirikan oleh Hasan Al-Banna pada tahun 1928. Gerakan Ikhwanul Muslimin ini adalah gerakan masyarakat sipil yang ingin menegakkan kembali Islam di muka bumi setelah diluluh-lantakkan oleh kolonialisme Eropa.39 Ikhwanul Muslimin telah masuk ke Palestina sejak tahun 1935 ketika gelombang penyerobotan tanah Palestina pasca-Nazime di Jerman berlangsung. Pada Perang Januari-Februari 1948 dan Perang Umum Juni 1948 Ikhwanul Muslimin juga ikut mengirimkan faksi militernya dalam perang-perang itu.40 2. ANATOMI KONFLIK-KONFLIK ARAB-ISRAEL Konflik Arab-Israel (baca: Yahudi) sebetulnya sudah dimulai sejak terjadi eksodus besar-besaran bangsa Yahudi ke Palestina pasca Deklarasi Balfour tahun 1917. Konflik ini semakin menggila setelah terbit resolusi Majelis Umum PBB tentang pembagian wilayah Palestina November 1947. Konflik pada tahun itu berubah menjadi pertempuran antara bulan Januari-Februari 1948 yang menelan lebih dari 2.500 korban jiwa. Konflik dalam wujud pertempuran terjadi lebih dahsyat setelah Yahudi mendeklarasikan berdirinya negara Israel yang berpusat di Tel Aviv pada tanggal 14 Mei 1948 bersamaan dengan dilepaskannya mandat Inggris atas Palestina. Secara umum konflik dapat dikategorikan menjadi dua bagian: sebelum tahun 1947 dan sesudah tahun 1947 yang akan kita bahas berikut. A. Konflik Sebelum 1947 Konflik-konflik yang terjadi sebelum tahun 1947 lebih banyak berupa ketegangan-ketegangan diplomatik dan protes-protes keras antara bangsa ArabPalestina yang merasa tanah mereka direbut dengan bangsa Yahudi yang begitu ambisius ingin menguasai Palestina. Protes-protes biasanya juga diwujudkan dalam bentuk kerusuhan-kerusuhan. Antara tahun 1880-1919 ketegangan juga terjadi antara penguasa Turki Usmani dengan pihak sekutu Eropa yang dimotori 37

George Lenczowski. ibid. hal. 251-252 Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMY. Gerakan Keagamaan dan Pemikiran; Akar-akar Ideologis dan Penyebarannya. (Jakarta: WAMY, 1999) hal. 8 39 Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMY. ibid. hal. 7 40 Jawad Al-Hamd dan Iyad Al-Barghutsy (ed.). Dirâsah fî Al-Fikr Al-Siyâsî li Harakah Muqâwamah Al-Islâmiyyah (Hamâs) 1987-1996. (Amman: Dâr Al-Basyîr, 1997) hal. 31 38

22

oleh Inggris. Tahun 1920 terjadi kerusuhan di Palestina; tahun 1921 terjadi di Jaffa. Kerusuhan-kerusuhan itu kemudian mendorong pihak Sekutu Eropa untuk memberikan mandat kepada Inggris setelah bubarnya Turki Usmani yang secara de jure menguasai Palestina pada tahun 1924 untuk meredam kerusuhankerusuhan itu. Namun, kerusuhan-kerusuhan tetap saja terjadi. Pada tahun 1929 terjadi lagi kerusuhan, kemudian antara tahun 1936-1939, dan terakhir tahun 1946.41 Kerusuhan-kerusuhan itu sesungguhnya memperlihatkan sebuah bentuk pemberontakan bangsa Arab terhadap dominasi asing dan Yahudi. Kerusuhan antara tahun 1936-1939, terutama didominasi oleh gerakan yang dipimpin oleh seorang yang sangat berpengaruh, Izzuddin Al-Qassam42. Pemberontakan ini amat dikenal karena merupakan puncak perkembangan dari pergerakan bangsa Palestina. Tahun 1930-an Syaikh Izzuddin Al-Qassam mendirikan Younng Men‟s Moslem Association yang menyerukan perlawanan terhadap imperialisme Inmggris dan pendudukan bangsa Yahudi. Ia juga kemudian mengorganisir Haifa Moslem Youth Association. Al-Qassam-lah yang memulai menyerukan gerakan perlawanan bersenjata terhadap para penjajah yang menggerogoti Palestina.43 Masalahnya kemudian kenapa hanya karena kepindahan bangsa Yahudi ke Palestina sampai muncul tentangtan dari bangsa Arab-Israel? Inilah yang harus diketahui agar kita bisa mengerti kenapa orang-orang Arab tidak menyukai kedatangan bangsa Yahudi. Sejak hari ketika Zionisme memasuki Palestina, para pengikutnya telah berusaha untuk menghancurkan orang-orang Palestina. Agar memberi ruang pada para imigran Yahudi, orang-orang Palestina terus ditekan, diasingkan, dan diusir dari rumah-rumah dan tanah mereka. Gerakan ini sampai berdirinya negara Israel tahun 1948 telah menghancurkan kehidupan ratusan ribu orang Palestina. Bahkan sampai saat ini, sekitar 3,5 juta orang Palestina masih berjuang mempertahankan kehidupannya, menjadi pengungsi di kamp-kamp pengungsian dalam keadaan yang sangat sulit karena pengusiran tersebut.44 Setiap kedatangan orang Yahudi yang baru berarti kekejaman, tekanan, dan kekerasan baru terhdap orang-orang Palestina. Untuk memberi tempat tinggal bagi pendatang baru, organisasi Zionis menggunakan tekanan dan kekuatan untuk mengusir orang-orang Palestina dari tanahnya yang telah mereka tempati selama berabad-abad, hingga mereka harus pindah ke padang pasir dan tempat-tempat pengungsian. Itulah yang menyebabkan orang-orang Arab merasa harus melakukan perlawanan terhadap bangsa Yahudi yang datang ke Palestina.45 41

www.en.wikipedia.org/wiki/Conflict of Arabs and Israel Al-Syaikh Izzuddin Abdul Qadir Musthafa Al-Qassam lahir di Syria tahun 1882. Belajar di AlAzhar dan pulang kembali ke kampung halamannya menjadi pendakwah Islam. Dia menjadi salah seorang yang memipin pemberontakan Rakyat Syria melawan Perancis antara tahun 1918-1920. Kemudian ia pindah ke Palestina setelah perang mereda dan mentap di Haifa. (Muhsin Muhammad Shalih. Dirâsah Manhajiyyah fî Al-Qadhiyyah Al-Filisthîniyyah. [Kuala Lumpur: Fajar Ulung, 2003] hal. 373). 43 Ira M. Lapidus. op. cit. hal. 172-174 44 Harun Yahya. op. cit. hal. 54-55. 45 Harun Yahya. ibid. hal. 57. 42

23

B. Konflik Setelah tahun 1947 Konflik setelah tahun 1947 lebih banyak diwarnai oleh pembantaian orang-orang Yahudi terhadap penduduk Arab-Palestina, tertutama setelah berdirinya negara Israel yang disokong penuh oleh kekuatan super power, Amerika Serikat dan Eropa Barat. Perang-perang antar militer memang terjadi antara tahun 1948 sampai tahun 1982. Perang-perang tersebut antara lain terjadi pada tahun-tehun berikut. 1. Perang setelah resolusi Mejelis Umum PBB; bulan Januari-Februari 1948 2. Perang setelah didirikannya negara Israel (14 Mei 1948); bulan Juni 1948 3. Perang Suez tahun 1956; pada perang ini Israel yang berhadapan dengan pasukan-pasukan Arab dibantu oleh Inggris dan Prancis. 4. Perang tahun 1967; peperangan ini sudah melibatkan PLO (Palestinian Liberation Organization) yang didirikan tahun 1964; pada perang ini peran Mesir dan Syria sangat signifikan. 5. Perang tahun 1968-1970 (Perang Atrision); perang ini juga dimotori oleh Mesir. 6. Perang tahun 1973; perang ini antara Israel dengan Syria memperebutkan Dataran Tinggi Golan. 7. Perang tahun 1978 dengan PLO. 8. Perang tahun 1982 (Perang Libanon) antara Israel dengan Libanon.46 Di luar perang, ternyata kelompok Zionis Yahudi dan kelompok ekstrimis Yahudi lain seperti kelompok Revisionis yang lebih radikal daripada Zionis melakukan serangkaian tindak kekerasan, bahkan pembantaian, kepada rakyat biasa. Pembantaian ini dilakukan oleh tentara-tentara Israel dan organisasi teroris Yahudi seperti Haganah, Irgun, dan Stern. Mereka bersenjata lengkap, sementara yang diserangnya hanya rakyat biasa yang tidak memiliki senjata apapun. Jelas, ini merupakan tindakan biadab yang sangat wajar bila membangkitkan kemarahan bangsa Arab dan seluruh dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh Israel benar-benar sudah melewati batas-batas kemanusiaan. Berikut adalah beberapa contoh kasus pembantaian yang akan memperlihatkan kepada kita betapa biadab kelakuan orang-orang Yahudi Israel. 1. Pembantaian King David, 1946: 92 orang tewas 2. Pembantaian Baldat Al-Syaikh, 1947: 60 tewas 3. Pembantaian Yehida, 1947: 13 tewas 4. Pembantaian Khisas, 1947: 10 tewas 5. Pembantaian Qazaza, 1947: 5 anak-anak tewas 6. Pembantaian Hotel Samirami, 1948: 19 tewas 7. Pembantaian Naser al-Din, 1948 8. Pembantaian Tantura, 1948: 200 tewas 9. Pembantaian Mesjid Dahmash, 1948: 100 tewas 10. Pembantaian Dawayma, 1948: 100 tewas 46

www.en.wikipwdia.net dalam pembahasan Conflict of Arabs and Israel

24

11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.

Pembantaian Houla, 1948: 85 tewas Pembantaian Salha, 1948: 105 tewas Pembantaian Deir Yasin, 1948: 254 tewas Pembantaian di Qibya, 1953: 96 tewas Pembantaian Kafr Qasem, 1956: 49 tewas Pembantaian Khan Yunis, 1956: 275 tewas Pembantaian di Kota Gaza, 1956: 60 tewas Pembantaian Fakhani, 1981: 150 tewas Pembantaian di Mesjid Ibrahimi, 1994: 5 orang tewas Pembantaian Qana, 1996: 109 tewas Pembantaian Shabra dan Satilla, dan sebagainya47

3. LAHIRNYA GERAKAN-GERAKAN ANTI ISRAEL Dilakukannya pembantaian-pembantaian di luar perang resmi antar pasukan militer semakin memperuncing konflik Arab-Israel. Sejak awal tahun 1920-an konflik sudah terjadi. Setelah Negara Israel dideklarasikan tahun 1948 dan semakin banyaknya pembantaian yang dilakukan terhadap rakyat sipil yang tidak berdosa, konflik Arab-Israel semakin sengit. Semakin banyak juga faksifaksi sipil Arab yang membentuk kelompok-kelompok perlawanan anti-Israel. Perang-perang dan bentrokkan bersenjata antara faksi-faksi Arab dengan Israel pun tidak bisa dielakkan. Korban dari kedua belak pihak, terutama dari faksi-faksi yang perlengkapan senjatanya sangat minim dan terksesan seadanya, berjatuhan. Pada mulanya faksi-faksi Arab yang berjuang melawan Israel dipimpin oleh negara-negara Arab. Ini berlangsung antara tahun 1948 sampai tahun 1967.48 Kekalahan perjuangan di bawah kepemimpinan negara-negara Arab ini kemudian mengalihkan pimpinan perjuangan ke tangan bangsa Palestian sendiri. Sejak tahun 1967 Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang berdiri tahun 1964 menjadi wakil resmi perjuangan bangsa Palestina.49 Di samping PLO yang merupakan gabungan dari beberapa faksi perjuangan pembebasan Palestian, juga ada faksifaksi lain yang kadang berseberangan dengan PLO. Munculnya faksi-faksi Arab yang menentang Israel itu dilatarbelakangi oleh perbedaan ideologi atau pemahaman setiap kelompok terhadap perjuangan menuju Palestina merdeka. Ada kelompok yang kompromis dan cenderung moderat. Kelompok ini lebih memilih berunding dsengan pihak Israel dan semua pihak yang berkepentingan untuk menyelesaikan masalah Palestina-Israel. Ada pula yang sama sekali tidak mau berkompromi dengan Israel. Enyahnya Israel dari bumi Palestina adalah harga mati. Buat kelompok ini, perjuangan fisik adalah cara yang paling mereka pilih. Diplomasi, kata mereka, hanya akan membuat orang Yahudi semakin semena-mena di Palestina. Tidak sedikit pula gerakan yang didirikan atas dasar ideologi tertentu seperti Nasionalisme, Marxisme-Leninisme, 47

Harun Yahya.op. cit. hal. 75-85 Muhsin Muhammad Shalih. Dirâsah Manhajiyyah fî Al-Qadhiyyah Al-Filisthîniyyah. (Kuala Lumpur: Fajar Ulung, 2003) hal. 361-364. 49 Ira M. Lapidus. op.cit. hal. 177 48

25

Liberalisme, dan sebaginya. Berikut adalah beberapa di antara faksi-faksi Arab yang lahir dalam konflik Arab-Israel yang secara umum terbelah menjadi dua: faksi yang bergabung dalam PLO dan faksi-faksi yang memilih bergerak di bawah tanah. A. PLO (Palestine Liberation Organization) PLO (Palestine Liberation Organization) atau Munazhzhamah Al-Tahrîr Al-Filisthîniyyah adalah orgnaisasi gabungan dari beberapa faksi perjuangan rakyat Palestina. Organisasi ini didirikan tahun 1964 melalui Muktamar Umum Rakyat Palestina tanggal 28 Mei – 2 Juni 1964 di Al-Quds (Yerussalem). Pada Mukmatar itu, terpilih juga Ahmad Al-Syuqairi sebagai ketua pertama PLO yang pertama.50 PLO didirikan pada mulanya sebagai front pengimbang kekuasaan Presiden Mesir, Jamal Abdul Nashir, atas Palestina.51 Dalam piagam pendirian PLO dinyatakan beberapa hal berikut: (1) Palestina adalah tanah air bangsa Arab Palestina yang menjadi bagian tak terpisahkan dari tanah air Arab yang besar. Sedangkan Bangsa Palestian merupakan bagian dari bangsa arab; (2) Palestina dengan batas-batasnya yang telah ada pada masa perwalian Inggris merupakan kesatuan wilayah yang integral; (3) Bangsa Arab Palestina adalah penentu sah di tanah airnya. Setelah bangsa Palestina meraih kemerdekaan tanah airnya, maka merekalah yang berhak menentukan nasibnya sesuai dengan kehendaknya dan sesuai dengan kemurnian dan kehendak dan pilihannya.52

Dalam piagam di atas, PLO menghendaki bangsa Palestina menentukan sendiri nasibnya, tidak oleh bangsa lain seperti sebelumnya. Inilah yang menjadi tujuan didirkannya PLO. Sekalipun piagam ini baru dirumuskan pada tahun 1968 setelh PLO secara resmi memegang kendali atas Palestina dari tangan bangsa Arab, sejak awal PLO memang menginginkan hal yang disebutkan di atas hingga akhirnya dipercaya menjadi pemimpin resmi perjuangan rakyat Palestina sejak tahun 1967. Sejak berdirin sampai tahun 1967 PLO berada di bawah pimpinan Ahmad Al-Syuqairi, kemudian digantikan oleh Yahya Hammuda sampai tahun 1969. Yaser Arafat menggantikan Hammuda sampai Arafat meninggal tahun 2004. Setelah itu PLO dipimpin oleh Mahmoud Abbas yang sekaligus menjadi pemimpin Pemerintahan Otioritas Palestina menggantikan Arafat. Faksi-faksi yang bergabung dengan PLO terdiri atas berbagai kelompok dengan ideologi yang berbeda-beda. Yang paling dominan adalah faksi Fatah yang didirikan oleh Yaser Arafat. Faksi ini berhaluan nasionalis. Faksi-faksi lain yang bergabung antara lain sebagai berikut: 1. The Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP); terbesar kedua setelah Fatah, berhaluan komunis dan bersifat militan-radikal. 50 51 52

Muhsin Muhammad Shalih. op. cit. hal. 366 Ira M. Lapidus. op. cit. hal. 177 Abu Ridha (ed.). Palestina; Nasibmu Kini. (Jakarta: Yayasan SIDIK, 1994) hal. 29-30.

26

2. The Democratic Front for the Liberation of Palestine (DFLP); terbesar ketiga, berhaluan Komunis. 3. The Palestinian People's Party (PPP), tidak militan, namun berhaluan komunis. 4. The Palestine Liberation Front (PLF); faksi sayap kiri kecil. 5. The Arab Liberation Front (ALF); faksi kecil di bawah kontrol Partai Ba‗ts Irak yang pernah dipimpin Saddam Husein, berhaluan sosialis. 6. Al-Sa'iqa; faksi kecil yang dikontrol oleh Partai Ba‗ts Syiria 7. The Palestine Democratic Union (Fida); faksi kecil sayap kiri tidak militan 8. The Palestinian Popular Struggle Front (PPSF); faksi kecil sayap kiri. Faksi-faksi Islam seperti Hamas (1987) dan Jihad Islam tidak menjadi anggota PLO53. Mereka memilih menjadi faksi-faksi bawah tanah. Khusus mengenai Hamas, akan kita kaji lebih mendalam pada bab ke-4. B. Gerakan-Gerakan Radikal Bawah Tanah Gerakan-gerakan yang bergerak di bawah tanah, pada umumnya telah melakukan serangkaian gerakan sejak tahun 1920-an. Setelah berdirinya Israel, mereka rata-rata tidak mau melakukan perjuangan dengan cara-cara diplomatik damai. Buat mereka ―jihad‖ dengan mengusir bangsa Yahudi dari tanah Palestina adalah harga mati yang harus mereka beli. Oleh sebab itu, ketika PLO resmi didirikan sebagai lembaga resmi yang berjuang mewujudkan negara Palestina merdeka, mereka tidak bersedia untuk menjadi bagian dari organisasi itu. Selain karena kebijakan-kebijakan yang mengarah pada sikap-sikap longgar terhadap Israel tidak mereka setujui, keberadaan sebagian besar anggota organisasi itu yang didominasi oleh kelompok nasionalis, sosialis, dan komunis membuat mereka tidak nyaman. Secara ideologi, kelompok-kelompok yang bergabung dalam PLO bertolak-belakang dengan ideologi yang mereka anut (baca: Islam). Oleh sebab itu, akhirnya mereka memilih untuk melakukan perlawanan di bawah tanah dan terkesan radikal. Padahal, tidak semua gerakan mereka bersifat radikal. Di antara kelompok yang melakukan gerakan bawah tanah ini adalah kelompok Jihad Islam dan Sayap Militer Ikhwanul Muslimin di Palestina yang sesudah tahun 1987 berubah menjadi Hamas. Kelompok ―Jihad Islam‖ didirikan tahun 1980 oleh anak-anak muda Palestina yang belajar di universitas-universitas di Mesir. Anak-anak muda ini dipimpin oleh Dr. Fathi Al-Syaqaqi. Fathi Al-Syaqaqi dilahirkan di Gaza tahun 1951. Ia belajar kedokteran di Universitas Zaqâziq Mesir antara tahun 1974-1981. Pemikirannya untuk mendirikan Jihad Islam tumbuh pada saat dia kuliah di Mesir itu. Dia berbeda pendapat dengan Ikhwanul Muslimin tentang metode penyelesaian masalahmasalah Palestina. Al-Syaqaqi melihat gerakan Ikhwan di Palestina terlalu lembek hingga tidak segera dapat membebaskan Palestina. Pemikiran ini terinspirasi oleh Revolusi Islam Iran tahun 1979 di bawah Humaini. Selain itu, ia juga terinspirasi oleh gerakan Jihad Islam di Mesir yang melakukan perlawanan secara 53

www.en.wikipedia.org/wiki/PLO

27

revolusioner terhadap rezim Anwar Sadat dan gerakan jihad Al-Qassam sebelum berdiri Negara Israel. Baginya, gerakan yang harus dilakukan untuk membebaskan Palestian dari cengkraman Islam adalah dengan cara revolusi, bukan dengan cara-cara seperti yang dilakukan Ikhwan, apalagi PLO. Ikhwan dianggap terlalu lambat melakukan gerakan, karena lebih banyak berkonsentrasi dulu pada masalah-masalah sosial dan pendidikan. Cara itu tidak akan segera dapat membebaskan rakyat Palestina dari cengkraman Yahudi. Untuk itulah pada tahun 1980 ia mendirikan Jihad Islam bersama kawan-kawannya yang satu visi dengannya. Dia sendiri baru pulang ke Palestina pada tahun 1981 setelah menyelesaikan kuliahnya. Dalam perjalanannya Jihad Islam pecah menjadi tiga kelompok antara lain: kelompok Jihad Islam yang dipimpin sendiri oleh Fathi Al-Syaqaqi, kelompok Jihad Islam ―Baitul Maqdis‖ pimpinan Syaikh As‗ad, dan kelompok Jihad Islam ―Batalyon Al-Aqsha‖ pimpinan Ibrahim Sirbil. Di antara ketiga kelompok tersebut kelompok Jihad Islam pimpinan Al-Syaqaqi tetap menjadi kelompok yang memiliki pengikut paling banyak. Al-Syaqaqi meninggal tahun 1995 dalam sebuah insiden pembunuhan yang diotaki oleh agen intelijen Israel, Mossad.54 Selain Jihad Islam, gerakan anti-Israel lain yang memilih untuk bergerak di bawah tanah dan tidak bergabung dengan PLO adalah Ikhwanul Muslimin sayap Palestina yang pada tahun 1987 mengubah nama menjadi Hamas (Harakah Muqawamah Al-Islamiyyah) pimpinan Syaikh Ahmad Yasin. Pada mulanya. Ikhwanul Muslimin bergabung dengan PLO melalui partai Fatah. Sebab, Fatah sendiri sebenarnya dibuat oleh kelompok Ikhwanul Muslimin di Jalur Gaza. Namun, kekecewaan terhadap Fatah yang kemudian dipimpin oleh Yasir Arafat membuat Ikhwanul Muslimin memutuskan untuk tidak lagi bergabung dengan Fatah dan mendirikan faksi gerakan sendiri yang dinamai Hamas pada tahun 1987. Hamas memilih bergerak di bawah tanah. Mengenai Ikhwanul Muslimin dan sepak terjangnya dalam sejarah pembebasan Palestina sampai nanti berubah nama menjadi Hamas akan dibahas secara khusus pada subbab berikut. 4. IKHWANUL MUSLIMIN PALESTINA: CIKAL BAKAL HAMAS Ikhwanul Muslimin adalah sebuah organisasi gerakan yang didirikan oleh Hasan Al-Banna di Mesir tahun 1928. Ketika terjadi gejolak di Palestina akibat jatuhnya Palestina ke tangan Inggris dan eksodusnya bangsa Yahudi dari Eropa ke kawasan ini, Ikhwanul Muslimin termasuk salah satu gerakan politik di Arab yang pertama kali memberikan perhatian. Ikhwanul Muslimin memperlihatkan perhatian yang serius terhadap masalah Palestina. Tahun 1935 Hasan Al-Banna mengutus saudaranya, Abdurrahman AlBanna, dan Muhammad As‗ad Al-Hakim untuk mengunjungi Palestina melihat kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin di Palestina. Tahun 1936 Ikhwanul Muslimin mendirikan cabang di Haifa, kemudian 54

Muhsin Muhammad Shalih. op. cit. hal. 420-423

28

di Gaza atas prakarsa Ayash Umairah untuk mengontrol kelompok-kelompok kecil Ikhwanul Muslimin yang tersebar dari Yafa sampai Yerussalem (Al-Quds) pada tahun 1930-an. Dari sana kemudian tersebarlah cabang-cabang Ikhwanul Muslimin di seluruh Palestina. Pada tahun 1948 jumlahnya mencapai 25 caban. Jumlah anggota dari seluruh cabang antara 12 sampai 20 ribu orang yang semunya tunduk di bawah kendali Ikhwanul Muslimin pusat di Cairo. Pada tahun-tahun 30an sampai 40-an Ikhwanul Muslimin sangat dekat dengan tokoh pergerakan radikal Palestina, Izzuddin Al-Qassam. Kelompok Ikhwanul Muslimin dengan kelompok Jihad Al-Qassam satu sama lain saling membantu dalam menghadapi bangsa Yahudi. Ketika terjadi Perang Umum tahun 1948, Ikhwanul Muslimin Palestina bergabung dengan pasukan Ikhwanul Muslimin dari Mesir yang ikut menjadi pasukan sukarela dalam pasukan tentara yang dikirim oleh pemerintah Mesir. Selain dari Mesir, pasukan-pasukan Ikhwanul Muslimin dari Suriah, Yordania, dan Irak juga ikut bergabung besama-sama menghadapi pasukan Zionis Yahudi. Dari Mesir, pasukan Sukarela Ikhwanul Muslimin sebanyak tiga batalyon dipimpin oleh Ahmad Abdul Aziz; dari Yordania dikirimkan pasukan sukarela dibawah pimpinan Abdulllatif Abu Qurah, ketua Ikhwanul Muslimin Amman; dan dari Suriah didatangkan pasukan sukarela pimpinan Musthafa Al-Siba‗i, ketua Ikhwanul Muslimin Damaskus.55 Sayang sekali, pada saat yang sama, di Mesir pada tanggal 8 November, Muhammad Fahmi Naqrasyi, perdana menteri Mesir waktu itu membekukan gerakan Ihkwan, menyita harta kekayaannya, dan menangkap tokoh-tokohnya. Desember 1948, Naqrasyi diculik dan dibunuh. Orang-orang Ikhwan dituduh sebagai pelakunya. Ketika jenazah Naqrasyi diusung, para pendukungnya berteriak, ―Kepala Naqrasyi harus dibayar dengan kepala Hassan Al-Banna.‖ Pada tanggal 22 Februari 1949, Hassan Al-Banna dibunuh oleh pembunuh misterius.56 Dalam situasi seperti itu, Ikhwanul Muslimin di Palestina yang langusng berada di bawah kontrol Ikhwanul muslimin Mesir pun ikut dibekukan. Namun, para tokohnya tidak berhenti berjuang karena dibekukannya Ikhwan. Mereka mengganti nama gerakannya di Palestina dengan nama ―Jam‗iyyah Al-Tauhid‖. Melalui organisasi baru ini, tokoh-tokoh gerakan Ikhwan di Palestina kembali melakukan aktivitas perjaungannya. Kali ini, tidak hanya mempersiapkan pasukan perang yang mereka lakukan, namun juga melakukan gerakan-gerakan dakwah dan kebudayaan lainnya yang sesuai dengan visi Ikhwanul Muslimin. Meskipun krisis Ikhwanul Muslimin di Mesir terus berjalan hingga mereka harus menjadi gerakan rahasia sejak tahun 1954 ketika Jamal Abdun-Nashr berkuasa dan banyak sekali tokoh-tokohnya yang dijebloskan ke penjara bahkan dihukum mati, perhatian Ikhwan terhadap nasib Palestina tetap besar. Sayap ikhwan di Palestina tetap ikut dalam berbagai perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan kemerdekaan dan untuk menghadapi Zionis Yahudi. 55

Jawad Al-Hamd dan Iyad Al-Barghutsy (ed.). op. cit hal. 31-32 Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMY. Gerakan Keagamaan dan Pemikiran; Akar-akar Ideologis dan Penyebarannya. (Jakarta: WAMY, 1999) hal. 8 56

29

Ketika liga negara-negara Arab kalah dalam perang pada tahun 1967 dan perjuangan Palestina diserahkan secara langsung kepada bangsa Arab-Palestina sendiri melalui PLO, terjadi perubahan peta politik baru dalam perpolitikan Palestina. Ikhwanul Muslimin pun mengubah strateginya dengan menyiapkan pasukan baru. Namun kali ini, pasukan Ikhwanul Muslimin berada di bawah gerakan Fatah yang sebenarnya lahir dari gerakan Ihkwanul Muslimin sendiri di Gaza. Ihkwan bergabung dengan Fatah dalam militer dan politik hanya sampai tahun 1970. Setelah itu, pada tahun 1970-an Ihkwanul Muslimin tidak terangterangan lagi melakukan gerakan politik atau militer dalam menghadapi Israel. Mereka juga menarik diri dari Fatah karena berbagai ketidakcocokan gerakan. Kali ini, Ikhwanul Muslimin benar-benar mengubah strategi gerakannya. Sejak tahun 1968, gerakan Ihkwanul Muslimin di Palestina lebih menekankan pada pembangunan mesjid-mesjid dan mempersiapkan masyarakat baru melalui gerakan keagamaan, sosial, dan pendidikan. Ikhwanul Muslimin lebih berkonsentrasi untuk menyiapkan kader-kader Palestina di masa yang akan datang yangberkeyakinan-tauhid kuat. Sejak tahun 1970-an terlihat mulai banyak pemuda-pemuda didikan Ikhwanul Muslimin yang pergi belajar ke universitas-universitas. Mereka adalah para pemuda yang memiliki komitmen keislaman yang tinggi. Dari sinilah Ikhwanul Muslimin memiliki kader-kader muda baru yang cerdas-cerdas. Di antara mereka ada yang berhasil menjadi dokter, insinyur, dan ilmuwan di disiplin ilmu lain. Karena kader-kadfer muda ini pula, Ikhwanul Muslimin berhasil mendirikan universitas di Gaza tahun 1978. Tahun 1980-an, melalui strategi barunya itu, Ikhwanul Muslimin disokong oleh kader-kader muda yang tangguh, berkomitmen tinggi, dan cerdas. Dengan dukungan mereka, dimulailah era baru perjuangan Ikhwanul Muslimin di Palestina. Kali ini, tidak hanya senjata yang diangkat, namun gerakan sosial dan pendidikan yang bisa menyelamatkan rakyat Palestina dari keterpurukan dan kebodohan juga dapat dilakukan oleh para aktivis Ikhwanul Muslimin di Palestina. Sampai ketika Ihkwanul Muslimin sayap Palestina memutuskan untuk mendirikan satu gerakan baru, yaitu Hamas, gerakan ini lebih siap secara SDM dai segala sektor hingga sangat mempengaruhi gerakan Hamas pada masa-masa berikutnya.57 Secara umum gerakan Ikhwanul Muslimin di Palestina sesudah tahun 1967 melewati empat fase sebagai berikut. Fase Pertama (1967-1976): Mempersiapkan Tiang Penyangga Perjuangan Fase ini ditandai dengan mundurnya Ikhwanul Muslimin dari kancah perjuangan politik dan militer di Palestina. Ikhwan mengalihkan perjuangannya untuk melakukan perubahan di tengah masyarakat. Ikhwan kali ini berpikir bahwa perubahan masyarakat akan membawa pada perubahan politik. Oleh sebab itu, masyarakat harus disiapkan dari berbagai aspeknya agar siap untuk merdeka 57

Jawad Al-Hamd dan Iyad Al-Barghutsy (ed.). op. cit hal. 33-35

30

seutuhnya. Kemerdekaan yang diraih tanpa mempersiapkan terlebih dahulu masyarakatnya hanya akan membuat kemerdekaan itu semu belaka. Oleh sebab itu, gerakan Ikhwan mulai meluaskan arenanya ke berbagai lapangan lain, antara lain pembangunan mesjid, sosial, dakwah, dan pendidikan. Pada fase ini, urusan politik dan militer Ikhwan dipercayakan di bawah kendali gerakan Fatah, yaitu dengan mendirikan sayap militer lokal di Pegunungan Al-joun dan Lembah Yordan yang diberi nama Shaiks antara tahun 1967-1970. Sedangkan Ikhwan sendiri, pada saat yang sama, lebih mengkonsentrasikan gerakannya pada gerakan dakwah. Pada fase ini, seolah-olah Ikhwan ingin mempersiapkan lanskap gerakan untuk perjuangan tahap lanjut di masa-masa berikutnya. Fase Kedua (1976-1981): Mendirikan Yayasan-Yayasan dan Memperluas Gerakan Setelah fase pertama dilalui, gerakan Ikhwanul Muslimin semakin memantapkan orientasi gerakan barunya ini dengan mendirikan berbagai lembaga sosial dan pendidikan hingga wilayah garapan gerakannya menjadi lebih luas. Kali ini, dakwah yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin telah merambah berbagai bidang: sosial, budaya, pendidikan, dan ekonomi. Pada fase ini Ikhwanul Muslimin sangat serius untuk mengirimkan kaderkader mudanya untuk belajar di berbagai universitas. Banyak sekali kader-kader mudanya yang dikirimkan ke universitas-universitas di Mesir, Yordania, Syria, Irak, dan sebagainya. Selesai belajar, mereka diharuskan mendirikan sekolahsekolah di Palestina untuk rakyat-rakyat. Yayasan-yayasan yang bergerak mengurusi pembangunan mesjid, perpustakaan, zakat, dan sebagainya didirikan juga atas prakarsa Hamas. Pada fase ini di Jalur Gaza didirikan Al-Majma‗ AlIslami oleh Syaikh Ahmad Yasin yang sangat berpengaruh pada pergerakan Ikhwanul Muslimin pada masa-masa berikutnya, terutama setelah Hamas berdiri. Yayasan ini bergerak dalam berbagai kegiatan sosial yang beragam. Pada fase ini pula, gerakan pendidikan Ikhwan sampai berhasil mendirikan Universitas Islam di Gaza tahun 1978. Fase Ketiga (1981-1987): Penyempurnaan Proses Persiapan dan Awal Perubahan kembali ke Arah Gerakan Perlawanan Fase ini ditandai dengan mulainya Ikhwanul Muslimin mengubah arah gerakannya kembali ke lapangan politik dan militer untuk menghadapi Zionis Israel. Ikhwanul Muslimin mendirikan sayap militer yang diberi nama ―Mujahid Palestina‖ (Mujâhidûn Filisthîniyyûn) di Jalur Gaza di bawah pimpinan Syaikh Ahmad Yasin. Sayap militer ini mulai melakukan perlawanan-perlawanan terhadap kesewenang-wenagan pemerintah Israel. Terjadi beberapa kali bentrok senjata antara pasukan Mujahid Palestina dengan tentara Israel. Karena gerakangerakan ini, tahun 1984, Syaihk Ahmad Yasin ditahan oleh pemerintah Israel. Berdirinya sayap militer ini, sebenarnya semakin menunjukkan ketidakpercayaan Ikhwanul Muslimin kepada Fatah. Bahkan ketidakpercayaan ini

31

mulai terlihat sejak tahun 1970-an. Ikhwan banyak tidak menyetujui berbagai langkah yang ditempuh PLO yang didominasi oleh Fatah. Pada saat yang sama, sayap-sayap gerakan di bidang sosial, pendidikan, dan budaya masih tetap dijalankan untuk terus menyempurnakan proses persiapan menuju kemerdekaan Palestina. Sayap militer adalah lembaga baru yang akan dijadikan ujung tombak gerakan Ikhwanul Muslimin menghadapi Israel. Fase Keempat: (1987 dan seterusnya): Perlawanan terhadap Zionis Israel Fase ini diawali dengan meletusnya Intifâdhah (Perlawanan) rakyat Palestina terhadap Zionis Israel pada tanggal 8 Desember 1987. Kemudian pada tanggal 14 Desember 1987, Ikhwanul Muslimin mengumumkan berdirinya Hamas (Harakah Muqâwamah Al-Islâmiyyah) di bawah pimpinan Syaikh Ahmad Yasin. Pendirian gerakan ini kemudian disusul dengan ditetapkannya Piagam Hamas sebagai anggaran dasar yang dipegang oleh gerakan ini. Sejak saat itulah, mulai banyak terjadi perang-perang gerilya rakyat palestian yang bergabung dengan Hamas terhadap tentara Israel. Senjata yang mereka gunakan sangat minim. Bahkan seringakali, perlawanan-perlawanan hanya dilakukan dengan melempari tentara Israel yang bersenjata lengkap dan canggih dengan batu-batu kerikil.58 Selanjutnya mengenai Hamas ini akan di dikupas lebih mendalam pada bab ke-4.

58

Jawad Al-Hamd dan Iyad Al-Barghutsy (ed.). op. cit hal. 35-37

32

BAB IV HAMAS MENOREHKAN SEJARAH 1. BAGAIMANA HAMAS BERDIRI? Seperti sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, Hamas bukan gerakan yang baru muncul pada saat didirikannya pada tanggal 14 Desember 1987. Hamas adalah metamorfosis dari gerakan yang telah dilakukan sejak tahun 30-an oleh Ikhwanul Muslimin di Palestina. Jadi, gerakan ini sebenarnya memiliki akar yang cukup panjang semenjak berawalnya konflik Palestina. Ikhwanul Muslimin bahkan tercatat sebagai organisasi sipil pertama yang memberikan perhatian serius terhadap problem Palestina.59 Telah banyak sejarah yang ditorehkan oleh Ikhwanul Muslimin di Palestina. Tidak sedikit prestasi yang mereka buat di tengah gejolak yang tidak pernah berhenti di Palestina hingga sekarang. Namun, bagaimana dan mengapa pada tahun 1987 gerakan Ikhwanul Muslimin mengubah diri menjadi Hamas? Semenjak Perang Arab-Israel tahun 1967 yang berlangsung selama enam hari di Palestina, terjadi perubahan politik sigifikan di Palestina. Selain negaranegara Arab yang bersekutu melawan Israel kalAh dalam pertempuran itu lalu akhirnya menyerahkan Palestina ke tangan bangsa Palestina sendiri melalui PLO, perang itu juga telah mengubah peta kekuasaan Israel di Palestina. Israel dapat menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Semenanjung Sinai yang sebelumnya tidak berada di bawah kekuasaan Israel. Sejak saat itu, bangsa Arab-Palestina berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya dan meminta kembali seluruh teritori Palestina, terutama Jalur Gaza dan Tepi Barat, dari tangan Israel.60 Bulan Oktober 1973 kembali terjadi perang cukup besar antara Israel dengan Mesir dan Syria yang dikenal dengan Perang Yom Kippur. Pada perang ini Israel mengalami kekalahan cukup berarti hingga berefek pada beberapa kebijakan yang cukup menyulitkan pihak Eropa. Negara-negara Liga Arab melakukan embargo minyak hingga mengakibatkan harga minyak dunia melambung sangat tinggi.61 Bagi negara-negara pengekspor minyak saat itu, termasuk Indonesia, kebijakan ini melahirkan apa yang disebut Bom Minyak (Oil Bom). Untuk menyelesaikan masalah ini diadakan konfrensi di Jenewa pada bulan Desember 1973, namun tidak menghasilkan apa-apa. Situasi di Palestina sendiri akhirnya berakhir tanpa kejelasan: tidak perang, tapi juga tidak berdamai. Atas inisiatifnya sendiri, tapi kemudian malah mengakhiri karirnya, Anwar Sadat mewakili Mesir berunding dengan Israel dan Amerika di Camp David tanggal 26 Maret 1979 yang tujuannya untuk memulihkan kembali hubungan 59

Jawad Al-Hamd dan Iyad Al-Barghutsy (ed.). Dirâsah fî Al-Fikr Al-Siyâsî li Harakah Muqâwamah Al-Islâmiyyah (Hamâs) 1987-1996. (Amman: Dâr Al-Basyîr, 1997) hal. 31 60 www.en.wikipedia.org/wiki/History of Palestina 61 H Henry Cattan,―The Palestine Problem: A Palestine Point of View‖ dalam Syafiq Mughni (ed.). An Anthology of Contemporary Middle Eastern History. (Canada: McGill University, tt.) hal. 346.

33

Israel-Amerika-Timur Tengah dan situasi yang tidak menentu itu. Namun, Anwar Sadat melakukan kesalahan besar dengan menandatangani kesepakatan yang isinya tetap memberikan Jalur Gaza dan Tepi Barat kepada Israel, dan Mesir mendapatkan Semenanjung Sinai. Kesepakatan itu menuai reaksi keras dari negara-negara Arab lainnya hingga ketagangan memuncak lagi.62 Sadat pun terbunuh dalam satu pembunuhan misterius. Normalisasi hubungan Arab-Israel yang sebelumnya menjadi tujuan Sadat berunding tidak kelihatan sama sekali. Justru Israel lebih banyak mendapatkan keuntungan dan Mesir sendiri banyak dirugikan oleh tingkah Israel.63 Dalam situasi seperti itu, wakil resmi perjuangan Palestina, PLO, memperlihakan sikap yang keras kepada Israel setelah banyak sekali pembantaian yang dilakukan terhadap rakyat Israel yang tidak berdosa. Tanggl 6 Juni 1982, Israel menyambut perlawanan PLO dengan menginvasi Libanon dan mengibarkan bendera perang terhadap PLO. Perang pun tidak bisa dihindarkan.64 Dalam situasi seperti itu, Ikhwanul Muslimin yang bergabung dengan PLO sejak tahun 1967 melalui Fatah, salah datu faksi terkuat di PLO, juga ikut ambil bagian dalam berbagai perseteruan dengan Israel, sekalipun posisinya tidak menentukan. Hal itu disebabkan, gerakan Ikhwanul Muslimin pada waktu itu lebih banyak mengkonsentrasikan kegiatannya dalam bidang dakwah, sosial, dan pendidikan seperti yang sudah dijelaskan pada akhir bab ke-3 dalam buku ini. Sejak tahun 70-an, sebetulnya Ikhwanul Muslimin sudah memperlihatkan kekecewaan pada berbagai sepak terjang PLO. Kekecewaan terutama setelah PLO dipimpin oleh Yasir Arafat menggantikan Yahya Hamuda pada tahun 1969. Arafat adalah pimpinan Fatah yang sangat mendominasi PLO. Kekecewaan terjadi karena persinggungan idelogis. Fatah—demikian juga PLO—lebih mengedepankan nasionalisme dan semangat kebangsaan. Sedangkan Ikhwan berideologi Islam hingga cita-cita besar Ikhwanul Muslimin adalah ―tegaknya Islam‖, bukan hanya sekedar ―tegaknya bangsa Palestina‖. Hanya saja, sampai tahun 70-an Ikhwanul Muslimin mengambil langkah-langkah politis untuk mengakhiri hubungannya dengan Fatah dan PLO. Secara strategis, Ikhwanul Muslimin lebih memilih mendahulukan dakwah, gerakan sosial, dan pendidikan untuk mempersiapkan kader-kader yang pada saatnya nanti akan dapat menegakkan Islam di Palestina. Tegaknya Islam di Palestina berarti juga bebasnya Palestina dari cengkraman bangsa Yahudi. Baru kemudian antara tahun 1981-1987, ketika merasa kader-kader yang dibinanya sudah cukup siap untuk bergerak kembali di medan perjuangan politik dan militer menghadapi Israel, Ikhwanul Muslimin Palestina, melalui tangan salah tokohnya yang sangat brilian, Syaikh Ahmad Yasin, berinisiatif mendirkan kembali sayap militer. Sekitar tahun 1982, didirikanlah ―Mujahidin Palestina‖ (Mujâhiduûn Filisthîniyyûn) di Jalur Gaza yang dipersiapkan sebagai jembatan 62

Ibid. hal. 347. Abu Ridha (ed.). Palestina; Nasibmu Kini. (Jakarta: Yayasan SIDIK, 1994) hal. 77-79 64 H Hanry Cattan. op. cit. hal. 347. 63

34

untuk kembali mentransformasikan gerakan Ikhwanul Muslimin dari gerakan sosial dan pendidikan ke gerakan militer dan politik. Laskar militer ini didirikan dipicu oleh serangan membabi buta Israel terhadap kekuatan Palestina (PLO) di Libanon65 dan pembantaian Shabra dan Shatilla oleh orang-orang Kristen Maronit dukungan Israel yang menwaskan lebih dari 700 orang warga Palestina. Penyerengan itu dipimpin oleh Ariel Sharon yang kemudian pada tahun 2000 terpilih menjadi perdana menteri Israel menggantikan Benjamin Netanyahu. Israel mengerahkan seluruh armada perang darat, laut, dan udaranya untuk menyerang kekuatan militer Palestina di Libanon. Penyerangan ingin sangat mengagetkan seluruh dunia hingga menuai kecaman dari berbagai pihak. Bahkan Amerika sendiri yang sangat dekat dengan Israel cukup kaget dan secara resmi meminta Israel menghentikan serangan yang menawaskan ratusan rakyat yang tidak berdosa itu. Waktu itu, Ronald Reagen yang menjadi Presiden Amerika.66 Situasi ini memicu Ikhwanul Muslimin untuk mengambil langkah militer kongkrit dengan mendirikan ―Mujahidin Palestina‖ di bawah pimpinan Syaikh Ahmad Yasin. Inilah awal kembalinya Ikhwanul Muslimin ke gelanggang militer dan politik di Palestina setelah mundur beberapa dekade untuk menyiapkan kekuatan dan berkonsentrasi pada pembangunan masyarakat. Keputusan ini semakin memperlihatkan ketidakpercayaan Ikhwanul Muslimin terhadap perjuangan militer PLO yang dianggap semakin melunak dan melemah di hadapan tentara Israel dan tekanan negara-negara pendukung Israel. PLO bahkan terlihat semakin mendekat pada Israel dan Amerika dengan kesediaan mereka mengakui eksistensi Israel yang secara terang-terangan mereka perlihatkan pada tahun 1993 pada saat ditandatanganinya Perjanjian Oslo.67 Berdirinya ―Mujahidin Palestina‖ membuat Israel merasa sangat terancam. Akibatnya, dengan berbagai alasan Israel menangkap Syaikh Yasin, pemimpin Mujahidin Palestian, pada tahun 1983. Yasin dituduh membentuk kelompok militer bersenjata dan menggerakkan berbagai aksi kerusuhan. Tuduhan ini jelas tidak adil, mengingat Yasin hanya mempertahankan negerinya dari serangan Yahudi-Israel yang melakukan pembantaian rakyat tidak berdosa. Apa yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina jauh lebih biadab dibandingkan apa yang dilakukan Mujahidin Palestina di bawah Syaikh Yasin yang hanya sekedar mempertahankan diri. Tahun 1985, Syaikh Yasin dibebaskan dari penjara melalui

65

Mengapa PLO ada di Libanon, bukan di kawasan Palestina? Barangkali pertanyaan itu muncul di dalam pikiran pembaca. Patut dikethui bahwa sampai Perjanjian Oslo tahun 1993 yang menyetujui didirikannya pemerintahan otoritas Palestina PLO berkedudukan di luar Palstina. Saat itu PLO berkedudukan di Libanon Selatan. Pada masa berikutnya, ketika Perjanjian Oslo ditandatangani, PLO dipusatkan di Tunisia. Baru kemudian dipindahkan ke Palestina, yakni ke Ghaza City, setelah resmi dibentuk pemerintahan Otoritas Palestina tahun 1993. 66 Kompas, 23 Januari 2006; lihat juga Simha Flapan. ―Zionism and The Arab Question‖ dalam Syafiq Mughni (ed.). An Anthology of Contemporary Midle Eastern History. (Montreal: Mc Gill University) hal. 301-302. 67 Abu Ridha. op. cit. hal. 138

35

program pertukaran tawanan antara Israel dengan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina.68 Di bawah kendali Jendral Ariel Sharon, serangan-serangan tentara Israel terhadap pasukan dan rakyat Palestina sejak Perang Libanon tahun 1982 terus terjadi. Pembantaian dan kekerasan terhadap rakyat Palestina yang tidak berdosa seolah menjadi kegemaran Sharon. Apa yang dilakukan Sharon itu memicu munculnya krisis nasional Palestina berkepanjangan hingga hari ini. Proses perdamaian yang diusahakan di Palestina selalu saja dilanggar oleh kecongkakan Sharon dan kawan-kawan. Bahkan pelanggaran-pelanggaran ini sebenarnya terjadi sejak lama. Penyerangan Sharon ke Libanon ini pun adalah salah satu bentuk pelanggaran Israel terhadap hasil-hasil Kesepakatan Camp David tahun 1979. Di pihak lain, PLO yang dipercaya mewakili Palestina tidak memperlihatkan keseriusan menghadapi kebiadaban Israel. Bahkan di antara mereka sendiri terlibat konflik memperebutkan posisi. Korupsi pun mulai menjalar dalam tubuh PLO. Akibatnya, penderitaan rakyat Palestina yang tidak berdosa akibat penyiksaan dan pembantaian Israel terabaikan. Inilah kemudian yang membuat Ikhwanul Muslimin semakin menjauh dari PLO dan semakin yakin untuk memilih jalan perjuangannya sendiri, tidak bersama PLO. Tanggal 8 Desembar 1987, untuk menjawab kebiadaban Israel, meletus pemberontakan rakyat yang dikenal dengan perlawanan ―Intifadhah‖. Munculnya pemberontakan ini sangat besar kemungkinan karena kekecewaan rakyat terhadap upaya-upaya resmi yang dilakukan oleh PLO. ―Intifadhah‖ yang dalam bahasa Arab berarti ―pemberontakan‖, adalah nama untuk perjuangan yang dilakukan oleh sekelompok orang Palestina yang bersenjatakan batu-batu melawan Israel yang bersenjatakan senapan paling canggih, roket, dan rudal. Intifadhah muncul pertama kali dipicu oleh pembunuhan enam orang anak-anak Palestina secara biadab oleh tentara Israel. Untuk membalas kekejian itu, para pemuda Israel yang bersenjatakan batu-batu melakukan perlawanan langsung terhadap tentara-tentara Israel.69 Para pemuda yang melakukan perlawanan itu sebagaian besar adalah anakanak muda yang dididik oleh Syaikh Ahmad Yasin. Apa yang mereka lakukan pun tidak lepas dari support yang diberikan Yasin. Untuk itu, agar pasukan-pasukan intifadhah terorganisir baik, pada tanggal 14 Desember Syaikh Ahmad Yasin mendekalarasikan berdirinya Harakah Muqâwamah Al-Islamiyyah (Hamas)70 yang dalam bahasa Indonesia berarti ―Gerakan Perlawanan Islam‖. Inilah tanggal berdirinya Hamas, subuah tanggal yang menandai munculnya fase baru perjuangan Ikhwanul Muslimin, pada khususnya, dan Rakyat Palestina, pada umumnya. Melalui Hamas, gerakan politik dan militer Ikhwanul Muslimin semakin menampakkan jati dirinya. Juga dengan tegas, Hamas sama sekali menolak untuk bergabung dengan Hamas. Hamas memilih bergerak secara gerilya di bawah tanah. 68

Mohammad Safari, et. al. Mengapa Mereka Membunuh Syaikh Ahmad Yasin; Biografi dan Visi Perjuangan Syaikh Ahmad Yasin (1936-2004). (Bogor: Aufa Press, 2004) hal. 61; www.wikipwdia/wiki/Ahmad Yasin; www.palestine-info.net. 69 Harun Yahya. Palestina; Intifadhah dan Muslihat Israel. (Bandung: Dzikra, 2005) hal. 1 70 Jawad Al-Hamd dan Iyad Al-Barghutsy (ed.). op. cit. hal. 38

36

Perlahan tapi pasti, di bawah arahan Syaikh Ahmad Yasin yang walaupun secara fisik

cacat, namun memiliki pengaruh sangat kuat terhdap pengikutunya ini, gerakan politik dan militer Hamas semakin menapakkan kakinya dengan mantap. Sepanjang Intifadhah I antara tahun 1987-1993, Hamas memainkan peranan penting di sana. Apa dan bagaimana Hamas dan yang dilakukannya? Kita akan mengupasnya secara ringkas, namun diusahakan detail pada pembahasanpemahasan berikut. 2. AHMAD YASIN: AKTOR PENTING DI BALIK GERAKAN HAMAS Berdirinya Hamas, tidak bisa dilepaskan dari sosok Syaikh Ahmad Yasin, seorang pria Arab-Palestina yang sangat berpengaruh. Yasin dilahirkan di desa Jaurah, pinggiran kota Al-Majdal, sekitar 20 km sebelah utara Gaza pada tahun 1936. Ayahnya wafat sebelum ia genap berusia 3 tahun. Sewaktu kecil, dipanggil dengan nama Ahmad Sa‗dah. Nama ini diambil dari ibunya yang bernama Sa‗dah Abdullah Al-Hubael. Hal ini dilakukan untuk membedakan nama Ahmad yang banyak dipakai di keluarga Yasin. Pada saat terjadi hari Nakbah (hari duka rakyat Palestina) tahun 1948, usia Yasin baru 12 tahun. Keluarga Yasin bersama puluhan ribu warga Palestina lainnnya kemudian pindah ke Gaza akibat pengusiran yang dilakukan oleh kelompok-kelonpok bersenjata Yahudi. Beberapa hari menjelang syahid, Syaikh Yasin pernah mengatakan bahwa ia mendapatkan pelajaran dari peristiwa Nakbah itu. Peristiwa itu sangat mempengaruhi gaya pemikiran dan politiknya di kemudian hari. Pengalaman pahitnya itu itu menginspirasi dirinya agar bangsa Palestina mampu mempersenjatai diri sendiri. Yasin berpikir bahwa berjuang di atas kaki sendiri lebih berharga dibandingkan dengan berpangku tangan pada bantuan pihak lain, baik itu dari negara-negara Arab tetangga ataupun negaranegara di dunia yang lain. Sebelum pindah ke Gaza, pria yang dijuluki Amir Syuhada (pemimpin para pejuang yang syahid) ini memasuki sekolah dasarnya di Al-Jaurah, tapi hanya sampai kelas lima karena terjadi peristiawa Nakbah yang memaksanya untuk segera mengungsi ke Gaza. Selain menyiksa secara fisik, peristiwa itu juga sudah menenggelamkan masa depan anak-anak Palestina seperti Yasin kecil. Tak jauh beda dengan keluarga pengungsi Palestina lainnya, keluarga Yasin juga merasakan getirnya kemiskinan dan kelaparan. Misalnya pada suatu saat, ia dan teman-temannya pergi ke markas militer Mesir memunguti sisa-sisa makanan dari pasukan ini agar ia bisa memberi makanan kepada sanak dan keluarganya. Selama tahun 1949-1950, Yasin meninggalkan bangku sekolah untuk menopang keluarganya dengan bekerja sebagai pegawai restoran di Gaza. Lalu ia melanjutkan kembali studinya yang sempat terputus. Pada usia 16 tahun, ia mengalami kecelakaan yang sangat mempengaruhi hidupnya sampai masa berikutnya. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1952. Yasin mengalami patah tulang di bagian lehernya saat berolahraga bersama temantemannya hingga ia mengalami kelumpuhan. Disamping lumpuh, belakangan Syaikh Yasin menderita sejumlah penyakit lain seperti mata kanannya tak bisa

37

melihat karena dipukuli ketika beliau menglami penyelidikan dan introgasi di penjara Israel. Selain itu, ia juga mengalami rabun mata di bagin kiri, radang akut di bagian telinga, kerawanan pada jantung dan sejumlah penyakit kronis di bagian ususnya. Akhirnya, Syaikh Yasin dapat menyelesaikan sekolah menengah atasnya pada tahun 1957-1958 dan bisa langsung mendapat pekerjaan, walaupun pada awalnya mengalami kendala kesehatan. Sebagian besar gajinya yang ia peroleh dari mengajar digunakan untuk membantu keluarganya. Pada usianya 20 tahun, Syaikh Yasin ikut serta dalam aksi unjuk rasa di Gaza menentang persekutuan segi tiga musuh terhadap Mesir tahun 1956. Dalam peristiwa ini, ia memperlihatkan kepiawaianya berorasi dan mengorganisir masa. Bersama rekan-rekannya, ia mengajak untuk menolak pengawasan internasional atas Gaza dan mengembalikan Gaza kepada pemerintahan Mesir. Sejak saat itu, keahlian orasi Syaikh Yasin mulai terlihat jelas dan semakin melambungkan namanya di Gaza. Ketenaran Yasin justru malah membuat curiga para intel Mesir yang menjadi antek-antek penjajah. Akhhirnya pada tahun 1965, ia ditangkap bersamaan dengan penangkapan besar-besaran yang dilakukan pemerintahan Mesir terhadap jamaah Ikhwanul Muslimin yang lain sejak tahun 1954. Hampir sebulan Syaikh Yasin mendekam dalam penjara. Kemudian dilepaskan kembali setelah semua penyelidikan membuktikan tak ada hubungan antara dirinya dengan jamaah Ikhwanul Muslimin. Selama masa penahanan, ia justru memperoleh kesan mendalam yang terungkap dalam kata-katanya, ―Saya benci kedzaliman.‖ Bahkan pada masa itu, ia mendukung adanya kekuasaan berdiri atas dasar keadilan dan keyakinan bahwa setiap orang harus hidup merdeka. Setelah kekalahan Arab dalam perang tahun 1967, penjajahan Israel terhdap Palestina semakin menjadi-jadi, termasuk terhadap wilayah Jalur Gaza. Oleh karena itu, Syaikh Yasin terus berorasi dari atas mimbar Masjid Al-Abbas di kampung Al-Ramal Gaza menolak para penjajah. Pada saat yang sama, ia juga aktif menggalang dana dan bantuan bagi para keluarga syahid dan para tahanan Palestina, juga bekerja sebagai ketua kelompok Islam di Gaza. Lantas apa hubungan Yasir dengan Ikhwanul Muslimin? Sekalipun pada saat ditangkap oleh intel Mesir tahun 1956, Yasin tidak terbukti terlibat dalam gerakan Ikhwanul Muslimin yang sedang menjadi target Mesir saat itu, peristiwa itu malah membuat Yasin mengenal Ikhwanul Muslimin. Gerakan ini pula yang membawanya kuliah di Al-Azhar Cairo Mesir. Saat itulah ia semakin intens bergaul dengan gerakan Ikhwanul Muslimin dan bahkan bergabung dalam gerakan itu. Saat itulah pola pikir Yasin tentang pergerakan menghadapi Yahudi mulai terbentuk. Sekembalinya dari Mesir, Yasin memilih bergabung dengan gerakan Ikhwanul Muslimin sayap Palestina yang sejak tahun 30-an sudah berjuang untuk pembebasan Palestina. Karena bakat orasi dan keberaniannya yang menonjol di antara aktivisaktivis Ikhwanul Muslimin yang lain, pengaruh Yasin dalam organisasi itu dan

38

terhadap anak-anak muda Gaza sangat besar. Dengan orasinya Yasin dapat membakar semangat anak-anak muda Palestina untuk menentang pendudukan Israel. Bersama-sama aktivis Ikhwan yang lain, anak-anak muda itu ia didik dan ia persiapkan untuk melawan Palestina. Tahun 1982, ketika Ikhwanul Muslimin memutuskan untuk membentuk sayap militer yang dinamai ―Mujahidin Palestina‖, Yasin dipercayai memimpin pasukan itu. Oleh karena itu, ia ditahan oleh pihak penjajah Israel. Tuduhan kejinya adalah membentuk kelompok militer bersenjata. Ia divonis hukuman 13 tahun penjara. Namun dibebaskan kembali tahiun 1985 dalam rangkaian pertukaran tawanan antara penjajah Israel dengan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina. Setelah meletusnya gerakan Intifadhah pada tanggal 8 Desember 1987, Syaikh Yasin bersama sejumlah pimpinan Ikhwanul Muslimin lainnya memutuskan untuk membentuk organisasi Islam memeranmgi penjajah Israel. Tujuannya adalah membebaskan tanah Palestina dari Zionis-Israel. Gerakan ini mereka namakan Harakah Muqâwamah Al-Islamiyah (Hamas) atau Gerakan Perlawanan Islam. Syaikh Yasin memiliki peran sangat penting dalam Intifadhah Palestina yang meletus saat itu. Intifadhah pertama ini dikenal dengan nama Intifadhah Masjid. Dia diangkat sebagai pemimpin spritual bagi gerakan tersebut. Meningkatnya intifadhah dan kekuatan Hamas terlihat pada kemampuannya melakukan aksi-aksi bersenjata. Misalnya, menyandera dua serdadu Israel tahun 1989. Akibat peristiwa itu, Syaikh Yasin ditahan penguasa Israel pada tanggal 18 Mei 1989 bersama dengan ratusan anggota Hamas lainnya. Pada tanggal 16 Oktober 1991, pengadilan militer Israel memvonis Syaikh Yasin penjara seumur hidup plus 15 tahun. Salah satu tuduhannya adalah memprovokasi drama penyanderaan tersebut, juga terlibat dalam pendiriaan Hamas berikut sayap militer dan keamanannya. Melihat kedudukan Syaikh Yasin yang kharismatik di mata para anggotaanggotanya menyebabkan sebuah satuan berani mati Hamas dari Brigade Izzuddin Al-Qassam menyandera seorang serdadu Israel pada tanggal 13 Desember 1992. Pasukan khusus ini meminta sandera ini dibayar dengan pembebasan Syaikh Yasin dengan sejumlah tahanan Palestina lainnya yang terdiri dari orang tua, penderita sakit, dan tahanan Arab lainnya. Nanum Israel menolak tawaran itu dan menggerebek tempat penyanderaan yang mengakibatkan serdadu itu tewas berikut komandan satuan penggerebekan yang diterjunkan Israel. Sementara para pejuang brigade Al-Qassam juga ikut gugur syahid di kampung Bernepala dekat kota Al-Quds (Yerussalem). Tekanan-tekanan yang keras dari para pejuang Palestina memaksa pihak pemerintah Israel untuk membebaskan Syaikh Yasin. Pada rabu pagi (1/10/1997). Syaikh Yasin dibebaskan melalui perjanjian yang dilakukan antara pemerintahan kerajaan Yordania dengan Israel. Dengan perjanjian itu, beliau dibebaskan dengan pertukaran 2 antek Yahudi yang ditahan di Yordania karena mencoba membunuh kepala biro politik Hamas, Khaled Mashal.

39

Tak diduga sebelumnya, puluhan ribua warga Palestina ternyata menanti kedatangan tokoh pujaanya yang akan segera tiba di Gaza. Setelah bebas, ia kemudian melakukan kunjungan ke beberapa negara Arab untuk berobat. Selama kunjungan ini, Syaikh disambut hangat oleh sejumlah pimpinan Arab dan Islam, para pemimpin rakyat dan berbagai organisasi Islam. Di antara negara yang dikunjunginya adalah Arab Saudi, Iran , Suriah, dan Uni Emirat Arab. Tak kenal lelah dan menyerah, Syaikh Yasin kembali memulihkan bangunan struktur Hamas setelah diobrak-abrik oleh pihak keamanan Otoritas Palestina. Peristiwa ini sempat mengganggu hubungan antara Syaikh Yasin dengan Otoritas yang mengalami kerenggangan karena pihak Otoritas seringkali memberlakukan hukum tahanan rumah serta memutuskan hubungan komunikasi terhadap aktivitas Syaikh Yasin. Kebencian Yahudi terhadap Syaikh Yasin sudah sampai pada puncaknya. Zionis Yahudi Israel itu menganggap Yasin sebagai kekuatan Palestina yang sangat berbahaya. Walaupun dengan kakai lumpuh dan mata yang setengah buta, kekuatan kata-katanya mampu mebangkitkan semangat anak-anak muda Palestina. Akhirnya kelompok garis keras Israel memilih untuk menghabisi Yasin. Pada subuh tanggal 22 Maret 2004, saat sedang menjalankan shalat subuh, Syaikh Yasin dibombardir dengan misil dari helikopter tentara Yahudi. Kejian itu seketika menewaskan Syaikh Yasin dan orang-orang yang tengah melaksanakan shalat berjamaah bersamanya.71 3. PARA PEMIMPIN HAMAS LAIN A. Abdul Aziz Al-Rantisi Abdul Aziz Al-Rantisi adalah salah seorang yang ikut membidani berdirinya Hamas tahun 1987 bersama Syaikh Ahmad Yasin di Gaza. Bersamanya pula, ia mengawali gerakan Intifadhah Pertama. Sama seperti para pemimpin Hamas yang lain, sikap Rantisi sangat keras terhadap Israel. Baginya, sama sekali tidak ada kompromi dengan Israel dan Israel harus enyah dari bumi Palestina. Kawasan Palestina yang harus dibebaskan melalui jalan jihad adalah seluruh wilayah Palestina, termasuk yang dikuasai Israel. Rantisi termasuk salah satu pemimpin Hamas yang menolak terjadinya peristiwa Holocaust (Pembantaian Yahudi oleh Nazi) yang selalu dijadikan alasan eksodusnya bangsa Yahudi ke Palestina. Menurut Rantisi, Holocaust hanyalah rekayasa sejarawan Barat belaka. Peristiwa itu tidak seperti yang digambarkan oleh sejarawan Barat. Pendapat Rantsisi ini di Barat sendiri ada yang mendukung. Salah satunya adalah sejarawan David Irving dari Denmark. Rantisi dilahirkan di Yubna, dekat Jaffa. Tahun 1948, sama seperti keluarga Yasin, keluarganya mengungsi ke Gaza pada saat terjadi Nakbah (Perang Arab-Israel). Dia belajar kedokteran di Mesir selama sembilan tahun dan mendapatkan sertifikat sebagai dokter, sekalipun ia tidak membuka praktik dokter di kemudian hari. Di Mesir, sepertio halnya Yasin, ia mulai berkenalan dengan 71

Diolah dari www.palestine-info.net; www.en.wikipedia.org/wiki/Syaikh_Yasin; dan Mohammad Safari, et. al. op. cit. hal. 56-64.

40

gerakan Ikhwanul Muslimin di sana. Tahun 1976 ia kembali ke Gaza dan bergabung dengan Ikhwanul Muslimin sayap Palestina. Ia ditugasi untuk berpraktik atas nama Ikhwanul Muslimin. Desember 1992 dideportasi ke Libanon Utara bersama dengan 416 anggota Hamas dan Jihad Islam yang lain karena alasan memprovokasi kerusuhan di Gaza. Saat kembali ke Gaza tahun 1993, Rantisi dirtangkap, tapi kemudian dilepaskan kembali. Berkali-kali juga ia ditangkap kerena sikap kritisnya terhadap pemerintahan Otoritas Palestina dan terhadap Arafat. Jabatan publik kembali dipegangnya saat ia dipercaya menjadi ―tangan kanan‖ Syaikh Ahmad Yasin. Saat itulah ia secara efektif mengendalikan Hamas bersama Ibrahim Macadma di bawah arahan Syaikh Ahmad Yasin. Bersama-sama Syaikh Yasin yang dibebaskan dari penjara tahu 1997, ia pun turut membangun kembali Hamas yang berantakan oleh pemerintah Otoritas Palestina. Setelah Syaikh Yasin terbunuh, Rantisi menggantikannya sebagai pemimpin Hamas. Namun nasib serupa rupanya dialami juga oleh Rantisi. Hanya selang sebulan dari perintiwa pembunuhan Yasin, tentara Israel dengan sangat congkak dan tidak berperikemanusiaan membunuh Abndul Aziz Al-Rantisi dengan serangan misil yang diarahkan pada mobil yang tengah ditungganginya pada tanggal 17 April 2004.72 B. Ismail Haniyah Ismail Haniyah dilahirkan di Al-Shati, salah satu kamp pengungsian di Gaza. Orang tuanya termasuk salahs atu yang diungsikan ke Gaza dari kampung mereka yang sekarang dikenal sebagai kota Asjkelon pada peristiwa Nakbah tahun 1948. Haniyah adalah generasi muda Palestina yang dibina oleh Ikhwanul Muslimin di Palestina, terutama saat ia memasuki Universitas Islam Gaza. Tahun 1987, Haniyah menyelesaikan sarjananya dalam bidang sastra Abar dari universitas Islam Gaza. Tahun 1989, haniyah ditangkap oleh tentara Israel tanpa alasan yang jelas. Kemudian pada saat dibebaskan tahun 1992, ia langsung dideportasi ke Libanon Utara bersama-sama aktivis Hamas yang lain, termasuk Rantisi. Satu tahun kemudian, Haniyah diangkat menjadi dekan di almamaternya. Ketika Syaikh Ahmad Yasin dikeluarkan dari penjara tahun 1997, ia diangkat oleh Syaihk Yasin menjadi kepala kantor Hamas. Tahun 2003, ia terluka kaibat serangan bom Israel yang bertujuan ingin membunuh para pemimpin Hamas, termasuk dirinya. Posisinya di Hamas semakin menguat. Selain karena kedekatannya dengan Syaikh Yasin, juga karena bakat kepemimpinannya yang menonjol Desember 2005, ia terpilih menjadi pemimpin Hamas yang akan ikut pemilu legislatif Palestina pada tanggal 25 Januari tahun berikutnya. Hamas memenangkan pemilu, kemudian Ismail Haniya resmi dilantik oleh Presiden Otoritas Palestina, Mahmud Abbas, menjadi perdana menteri Palestina pada tanggal 20 Februri 2006.73 72 73

Diolah dari www.en.wikipedia.org/wiki/Abdel_Aziz_el-Rantissi Diolah dari www.en.wikipedia.org/wiki/Ismail_Haniya

41

4. CITA-CITA DAN TUJUAN HAMAS Secara gamblang tujuan dan cita-cita perjuangan Hamas tertulis di dalam Piagam Hamas (Mîtsâq Hamas/The Hamas Covenant) tahun 1988 yang bisa dibaca di bagian akhir buku ini. Secara umum sesungguhnya tujuan perjuangan Hamas tidak bisa dipisahkan dari tujuan perjuangan Ikhwanul Muslimin di seluruh dunia, yaitu ingin mewujudkan kekuasaan Islam di seluruh dunia. Namun, dalam konteks Palestina tujuannya lebih bersifat lokal untuk kawasan Palestina yang nantinya akan bersinergi dengan gerakan Ikhwanul Muslimin di belahan dunia lain untuk mewujudkan cita-cita besar Ikhwanul Muslimin. Bila diurut secara analitis, apa yang ingin dicapai oleh Hamas dengan berbagai gerakannya adalah sebagai berikut. Tujuan Umum: Mendirikan Negara Islam di Palestina Seperti yang disebutkan pada pasal sembilan Piagam Hamas, Hamas percaya bahwa berdirinya sebuah negara bagi rakyat Palestina adalah tujuan akhir dari gerakan pembebasan Palestina. Setelah Palestina bebas, maka yang harus terwujud adalah negara Islam. Oleh sebab itu, dengan berbagai cara Hamas mengarahkan seluruh gerakannya untuk mewujudkan negara Islam di Palestina merdeka. Bagi Hamas, adalah hak rakyat palestina untuk hidup dalam kemerdekaan dan memerintah diri sendiri di bawah payung Islam yang menjadi agama mayoritas warga Palestina. Tujuan ini, selain disebutkan dalam pasal 9, juga seringkali diulang-ulang dalam berbagai kesempatan.74 Tujuan Strategis: Memerdekakan Seluruh Tanah Palestina Bagi Hamas, tanah milik rakyat Palestina adalah dari Laut Tengah di Selatan sampai Sungai Jordan di Utara. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan oleh Zionis Yahudi sejak tahun 30-an hingga yang terakhir pada tahun 1967 terhadap beberapa daerah di kawasan ini adalah tindakan penyerobotan. Mereka tidak berhak sama sekali atas daerah-daerah tersebut, apalagi dengan mengusir penduduk yang sudah sejak lama mendiami daerah-daearah tersebut. Oleh sebab itulah, Hamas menempatkan pembebasan tanah Palestina sebagai tujuan strategis yang mungkin dicapai dalam jangka waktu cukup panjang, mengingat penguasaan Israel atas daerah-daerah itu cukup kuat. Untuk mencapai tujuan ini, berdasarkan Piagam Hamas, harus dilakukan oleh tiga kekuatan, yaitu kekuatan rakyat Palestina sendiri, kekuatan negara-negara Arab, dan kekuatan seluruh umat Islam. Untuk mewujudkan tujuan itu, rakyat Palestina tidak bisa berjuang sendirian. Oleh karena itu, pada praktiknya Hamas selalu mengedepankan upaya kerja sama dan menjalin dukungan dari seluruh negara Arab dan negara-negara Islam di seluruh dunia.75 Tujuan Antara 74 75

Jawad Al-Hamd dan Iyad Al-Barghutsy (ed.). op. cit. hal. 61-62 Ibid. hal. 62-63

42

Untuk mewujudkan tujuan umum dan tujuan strategis di atas secara bertahap, Hamas menggagas beberapa tujuan antara yang bisa dilakukan segera sebagai berikut. Inilah tujuan-tujuan operasional yang nantinya akan memandu peta gerakan Hamas di lapangan. a. Membebaskan Tepi Barat dan Jalur Gaza Tepi Barat dan Jalur Gaza dikuasai secara de facto oleh Israel setelah kemenangannya atas negara-negara Liga Arab pada perang tahun 1967. Sejak saat itu, Ikhwanul Muslimin yang menjadi cikal bakal Hamas terus berusaha agar kedua wilayah itu kembali ke tangan bangsa Arab-Palestina. Saat Hamas berdiri, maka salah satu yang menjadi target perjuangannya adalah membebaskan kedua daerah tersebut. Sekalipun sudah ditandatangani Penjanjian Oslo atau Perjanjian GazaAriha Pertama tanggal 13 September 1993 antara PLO dengan Israel yang meresmikan berdirinya pemerintahan Otoritas Palestina melalui pemilihin umum dan menyepakati akan diberikannya Jalur Gaza dan Tepi Barat kepada pemerintah Otoritas Palestina secara bertahap, namun Hamas melihat perjanjian itu belum benar-benar membebaskan Jalur Gaza dan Tepi Barat. Sebab, kesepakatan itu justru malah semakin memantapkan kedudukan Israel di wilayah-wilayah Palestina dengan diakuinya secara resmi keberadaan Israel oleh PLO dan kemudian oleh pemerintah Otoritas Palestina.76 Untuk itu, bagi Hamas Tepi Barat dan jalur Gaza masih harus terus diperjuangkan. Apalagi, Israel kelihatannya tidak serius dengan kesepakatan itu. Israel masih teruis melakukan serangkaian kekerasan terahapa rakyat sipil yang tidak berdosa. Di Hebron, tanggal 24 Februari 1994, terjadi pembantaian sadis terhdap warga Palestina yang tengah melaksanakan shalat subuh. Korban meninggal sebanyak 66 orang dan 300 lainnya menderita luka-luka. b. Mengislamkan Masyarakat Target lain gerakan Hamas adalah mengislamkan masyarakat Palestina. Bagi Hamas, ini adalah pra-syarat mutlak menuju kemerdekaan Palestina secara paripurna. Ini semacam kekuatan moral yang dapat menopang tegaknya negara Islam di Palestina. Tanpa itu, kemerdekaan Palestina tidak akan memiliki penopang yang kuat dan mudah digerogoti oleh kekuatan-kekuatan musuh. Untuk mewujudkan itu semua, Hamas mengorganisir berbagai kegiatan dakwah, sosial, dan pendidikan yang diorientasikan untuk mewujudkan masyarakat Palestina yang menjalankan Islam secara kaffah. Sumbangan paling besar yang diberikan Hamas di lapangan ini adalah kegiatannya di bidang pendidikan. Pada saat gerakan-gerakan lain lebih berkonsentrasi pada gerakan politik dan militer, Hamas justru banyak memperhatikan masalah pendidikan yang sangat strategis untuk mempersiapkan kader-kader Palestina di masa yang akan 76

Ibid. hal. 63-65; Muhsin muhammad Shalih.Dirâsah Manhajiyyah fi Al-Qadhiyyah AlFilisthîniyyah. (Kuala Lumpur: Fajar Ulung, 2003) hal. 471-477; Abu Ridha (ed.) op. cit. hal. 99113

43

datang. Apa yang dilakukan Hamas di bidang ini sesungguhnya hanya melanjutkan apa yang sudah dirintis sebelumnya oleh Ikhwanul Muslimin.77 c. Memperkuat Legitimasi Sayap Militer Hamas yakin bahwa melawan pendudukan Israel di Palestina adalah tugas yang legal, baik secara agama maupun undang-undang internasional. Oleh sebab itu, dengan penuh keyakinan Hamas terus mempromosikan gerakan-gerakan militernya agar mendapat pengakuan dan dukungan dari masyarakat Palestina sendiri, dari negara-negara Arab dan dari dunia Muslim internasional. Dengan legitimasi yang kuat, Palestina (dan terutama Hamas) akan memiliki kekuatan yang sangat besar untuk terus melakukan tekanan-tekanan terhadap Israel.78 d. Melanjutkan Gerakan Intifadhah Sejak meletusnya Intifadhan Pertama tanggal 8 Desember 1987, Hamas selalu menyerukan untuk terus melancarkan perlawanan terhadap kesewenangwenangan Israel. Hamas menganggap Intifadhah adalah salah satu cara jihad yang dapat mengantarkan pada tujuan utama, yakni membebaskan seluruh negeri Palestina dari cengkraman kezhaliman Yahudi-Israel. Bersama-sama dengan gerakan radikal lain seperti Jihad Islam, Hamas terus melancarkan Intifadhah terhadap Israel. Namun di lapangan, seringkali karena perbedaan tujuan akhir dari masing-masing organisasi, karena tekanan politik dan peroblem keuangan, gerakan Intifadhah I yang dilancarkan Hamas dan gerakan paramiliter lain selama enam tahun (1987-1993) terlihat sporadis dan tidak terlihat efektivitasnya dalam mengusir Israel.79 Namun kemudian, tahun 2000 Intifadhah yang dimotori Hamas kembali meletus sebagai respon terhadap berbagai pelanggaran dan kebiadaban tentara Israel yang diawali oleh kunjungan Ariel Sharon ke Masjid Al-Aqsha yang sangat menghina umat Islam.80 Dari sini terlihat bahwa Hamas memang sangat serius dengan proyek ―Intifadhah‖-nya. e. Menjaga Kesatuan Nasional Hamas secara aktif bekerja pada level bawah untuk mengusahakan terjaganya keutuhan nasional bangsa Palestina. Secara tegas Hamas melawan politik ―devide and rule‖ (memecah belah dan menguasai) yang dijalankan Israel. Hamas selalu menekankan komitmennya untuk tetap menghormati sesama warga Palestina sekalipun mereka non-Muslim dan menghargai keberadaan organisasiorganisasi gerakan lain. Sikap ini selalu dijadikan bukti oleh Hamas bahwa gerakan yang dilakukan Hamas adalah untuk semua warga Palestina, baik Muslim maupun Kristen.81

77

Jawad Al-Hamd dan Iyad Al-Barghutsy (ed.). op. cit. hal. 65-67 Ibid. hal. 67-69 79 Ibid. hal. 69-71 80 Harun Yahya. op. cit. hal. 3 81 Jawad Al-Hamd dan Iyad Al-Barghutsy (ed.). op. cit. hal. 72 78

44

f. Membebaskan para Tawanan dan Menghentikan Serangan Israel terhadap Rakyat Sipil Palestina Tujuan antara yang lain yang ingin diwujudkan oleh Hamas adalah membebaskan seluruh tawanan yang ditawan oleh Israel dan mencegah terjadinya penyerangan tentara Israel terhadap warga sipil Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Hamas telah berkali-kali mengajukan permohonan kepada Israel agar tidak menyerang warga sipil. Hamas pun berkomitmen untuk tidak menyerang warga sipil Yahudi-Israel yang tidak bersenjata. g. Menggali Dukungan Negera-Negara Arab dan Islam Dukungan internasional, selain dibutuhkan untuk meligitimasi sayap militernya juga untuk mendukung isu-isu Palestina secara keseluruhan. Dengan dukungan internasional, terutama dari negara-negara Arab dan negara-negara Islam di seluruh dunia, isu-isu strategis Palestina akan dengan mudah dibawa ke dalam wacana internasional dan dapat segera diupayakan proses penyelesaiannya. Dukungan internasional seperti inipun dapat semakin memberikan legitimasi terhadap berbagai gerakan Hamas menentang Yahudi-Israel. Tujuan Segera a. Netralisasi Kekuatan Militer Israel Ada dua tujuan yang harus segara diraih oleh Hamas. Salah satunya adalah netralisasi kekuatan militer Israel ini dilakukan Hamas sejak awal meletusnya Intifadhah. Para pemuda yang berjuang hanya dengan bersenjatakan batu-batu tentu saja sangat tidak seimbang dengan kekuatan pasukan Israel yang bersenjatakan lengkap. Namun, gerakan ini dimaksudkan oleh Hamas lebih sebagai salah satu taktik jangka pendek untuk menetralisasi kekuatan militer Israel agar tidak terlampau merasuk ke dalam jantung-jantung pertahanan rakyat Palestina. b. Memantapkan Legitimasi Politik Tujuan segera berikutnya adalah mendapatkan legitimasi politik dari reakyat palestina sendiri. Tujuan inilah yang mengantarkan Hamas pada berbagai kebijakan politik yang selintas terlihat agar berseberangan dengan gerakangerakan radikal yang selama ini dilakukannya. Bagi Hamas, perang bukanlah tujuan utama. Tujuan utamanya adalah terwujudnya negara Islam di negeri Palestina yang merdeka. Oleh sebab itu, selain gerakan militer, Hamas pun terus berusaha melakukan gerakan pada ranah politik.82 Tidak mengherankan bila kemudian Hamas memutuskan untuk ikut dalam pemilu kedua Palestina pada tahun 2006 setelah pada pemilu pertama tahun 1996 tidak ikut dalam pemilu berkaitan dengan masih ditahannya Syaikh Yasin.83 Ini adalah langkah politik yang cukup strategis untuk mendapatkan legitimasi dari rakyat Palestina. 82 83

Ibid. hal. 76-77 Republika, 23 Januari 2006

45

5. STRUKTUR ORGANISASI HAMAS Struktur organisasi Hamas tidak berbeda jauh dengan struktur organisasi Ikhwanul Muslimin pada umunya, terutama struktur Ikhwanul Muslimin Mesir dan Yordania. Struktur ini berbasis tarbiyah (pendidikan) individu dan keluarga. Untuk pelaksanaan berbagai program di lapangan, Hamas membentuk semacam Badan Pelaksana (Maktab Qiyâdî) yang bertanggung jawab kepada Majelis Syura yang dipilih oleh seluruh kader. Maktab Qiyâdî ini melaksanakan berbagai aktivitas antara lain dakwah, gerakan sosial, pendidikan, publikasi, politik, militer, hubungan internasional, dan sebagainya. Sementara itu, keanggotan Hamas terdiri atas dua jenis keanggotaan, yaitu anggota biasa yang terdiri dari kader-kader yang telah dibina secara khusus dalam berbagai pengkaderan Hamas dan anggota luar biasa yang terdiri dari kaum Muslimin pada umumnya yang menyatakan bergabung dengan Hamas, namun belum dibina secara khusus oleh Hamas. Yang berhak memilih dan duduk dalam kepengurusan Hamas adalah anggota biasa. Sedangkan anggota luar biasa hanya berhak ikut berpartisipasi daam berbagai kehuatan Hamas. Struktur Hamas mengalami perubahan. Pada tahap pertama atanra tahun 1988-1989 Maktab Qiyâdî terdiri atas tiga divisi, yaitu: 1. Divisi Politik; bertanggung jawab memberikan statement, menerbitkan berbagai publikasi, dan menyelesaikan berbagai problem politik. Divisi ini untuk pertama kali dipimpin oleh Syaikh Ahmad Yasin dan Majdi Aqil. 2. Divisi Keaamanan; bertanggungjawab mengumpulkan berbagai informasi intelijen tentang Israel dan agen-agennya. Para pemimpin di divisi ini antara lain Ruhi Musytaha dan Yahya Al-Sinwar. 3. Divisi Militer; atau yang dikenal dengan sebutan ―Mujahidin Palestina‖ bertanggungjawab menggelang kekuatan untuk melakukan kontak-kontak senjata dan penyerangan kepada kelompok bersenjata Israel. Divisi ini dipimpin oleh Shalah Sahadah. Setalah tahun 1989, praktis hanya dua divisi yang diaktifkan, yaitu divisi politik dan militer. Kemudian pada akhir tahun 1990 dan awal tahun 1991 terjadi perubahan mendasar dalam struktur Hamas, mengingat terjadi perubahan strategi perjuangan. Pada tahap kedua ini struktur Hamas terdiri atas Majelis Syura, Qiyâdah Tanfîdziyyah „Ulya (Badan Pelaksana Pusat) dan Ajhizah Fanniyyah Tanfîdziyyah Mutkhashishah (Pelaksana Teknis Khusus). Pada tahap ini sayap militer tetap dipertahankan dengan nama baru, Batalyon Izzuddin Al-Qassam. Batalyon ini bertanggungjawab kepada Badan Pelaksana Pusat dan masih tetap di bawah pimpinan Shalah Shahadah. Pada tahap kedua ini, peran sayap militer Izzuddin Al-Qassam sangat terlihat karena konflik-konflik bersenjata pada fase ini cukup intensif. Syaikh Ahmad Yasin tetap diangkat menjadi pemimpiun tertinggi Hamas.84 84

Jawad Al-Hamd dan Iyad Al-Barghutsy (ed.). op. cit. hal. 43-48; Muhsin Muhammad Shalih. op. cit hal. 417-418

46

6. GERAKAN-GERAKAN HAMAS85 Untuk mewujudkan semua tujuannya, Hamas merancang dan mengeksekusi berbagai kegiatan pada lapangan yang berbeda-beda. Secara umum program-program inti yang dilakukan oleh Hamas adalah sebagai berikut. A Memakmurkan Mesjid Sebagai organisasi gerakan Islam yang memiliki komitmen tinggi terhadap Islam, aktivitas utama yang diorganisir oleh Hamas adalah mengaktifkan mesjidmesjid di Paestina. Mesjid dijadikan sebagai basis gerakan untuk membangun karakter dan kepribadian masyarakat. Seperti layaknya aktivitas memakmurkan mesjid di tempat-tempat lain, Hamas mengajarkan dasar-dasar ajaran Islam seperti Al-Quran dan Al-Hadis melalui berbagai pengajian-pengajian, khutbah-khutbah jum‗at, kelompok-kelompok diskusi terbatas, dan sebagainya. Untuk itu, Hamas menyiapkan kader-kadernya untuk siap menjadi aktivis mesjid di mana saja mereka berada. Dari mesjid-mesjid inilah munculnya gerakan-gerakan Hamas. Di mesjidmesjid, Hamas menanamkan ideologinyaa kepada warga Muslim Palestina. Oleh sebab itu, sangat wajar bila gerakan Hamas sangat mengakar, tidak elitis. Hamas melayani masyarakat langsung dari pusat-pusat masyarakat. Mesjid adalah salah satu pusat masyarakat yang sangat efektif untuk melakukan ideologisasi, apalagi dalam situasi konflik seperti di Palestina. B Melakukan Gerakan Politik dan Propaganda Pada prinsipnya aktivitas politik yang dilakukan oleh Hamas melanjutkan apa yang sebelumnya sudah dikerjakan oleh Ikhwanul Muslimin. Pada Intifadhah I (1987-1993) aktivitas politik yang dilakukan lebih banyak berupa propaganda dan penyiaran berbagai aktivitas, pendapat, dan kebijakan Hamas. Untuk itu Hamas melakukan berbagai kegiatan seperti mengadakan simposium politik, kampanye, pameran Islam, mengangkat isu komunike bersama, menerbitkan buku-buku, brosur, dan publikasi lain. Tehnik gerakan yang diadopsi oleh Hamas antara lain: 1. Massifikasi Isu Teknik ini sangat efektif selama Intifadhah I berlangsung. Dengan menyebarkan berbagai isu politik, Hamas berhasil membangkitkan kesadaran dan semangat rakyat Palestina dalam menghadapi Israel. Cara ini pun sangat efektif untuk menjadi medium antara masyarakat dengan Hamas sehingga masyarakat dengan segera dapat mengenal Hamas, tujuannya, dan aktivitas-aktivitasnya. Dengan cara ini pula Hamas menjelaskan posisinya dalam perjuangan menuju Palestina merdeka, posisinya terhadap Israel juga terhadap organisasi gerakan pembebasan Palestina yang lain. Dengn cara itu, Hamas membuka jalan dukungan

85

Diadaptasi dari Jawad Al-Hamd dan Iyad Al-Barghutsy (ed.). op. cit. hal. 79-97

47

dari masyarakat yang nantinya akan sangat penting bagi kemenangan Hamas dalam Pemilu Legislatif 2006. 2. Berpastisipasi dalam Pemilu Lokal dan Pemilu Profesional Cara ini dilakukan oleh Hamas tertutama setelah lewat masa Intifadhah I. Dalam berbagai kesempatan pemilihan pemegang posisi profesional di berbagai bidang, Hamas selalu ikut serta menyokong pemilihan tersebut. Begitu pula dalam pemilihan umum lokal, baik di Jalur Gaza maupun di Tepi Barat. Dengan cara ini Hamas mencoba terjun langsung mempersiapkan kader-kadernya di sana hingga gerakan Hamas menjadi lebih dikenal lagi di tengah masyarakat, terutama dalam gerakan politiknya yang riil. Ternyata sambutan masyarakat terhdap Hamas cukup besar. Dalam berbagai kesempatan pemilihan umum lokal dan profesional, Hamas mendapatkan suara cukup signifikan, yaitu antara 35 sampai 50 persen. Ini menunjukkan bahwa Hamas memang cukup populis dan memiliki potensi besar untuk mendapatkan dukungan besar dari rakyat Palestina. 3. Menjalin Aliansi Politik dan Hubungan Internasional Atas dasar keputusan dalam Konferensi Madrid, Hamas mengembangkan satu bentuk aliansi politik baru sebagai salah satu bentuk aksi politik eksternalnya, yaitu membentuk ―Aliasi Pejuang Palestina‖ yang beroposisi terhadap PLO dan perundingan-perundingannya dengan Israel. Setelah posisi Hamas dalam politik dalam negeri Palestina benar-benar mantap, Hamas kemudian merintis kerjasamkerjasama internasional untuk memperkenalkan diri sebagai gerakan yang penting di Plaestina kepada negara-negara lain. Untuk itu, Hamas membuka berbagai kantor perwakilan di beberapa negera Arab dan negara-negara Islam lainnya. Perhatian internasional, terutama perhatian Amerika, terhadap Hamas meningkat pada saat terjadi peristiwa pendeportasian 413 anggota Hamas ke Marj Al-Zhahar di Libanon Utara tahun 1992. Isu ini menarik perhatian dunia internasional dan menarik simpati dari berbagai negara Islam di belahan dunia yang lain. Dan setelah itu, Hamas semakin mengintensifkan jalinan hubungan internasionalnya dengan negara-negara Arab dan negara-negara Islam lain. C. Membangun Networking dengan Institusi di Bidang Lain Seperti tergambar jelas dalam tujuannya, Hamas tidak hanya mengejar tujuan politik semata di negeri Palestina. Hamas ingin mewujudkan kesejahteraan rakyat Palestina secara paripurna dari berbagai segai baik politik, ekonomi, sosial, mapun budaya. Untuk itu, Hamas tidak bisa berjalan sendirian. Hamas harus menggandeng instutusi lain yang bergeak dalam lapangan yang berbeda-beda seperti lembaga-lembaga pendidikan, organisasi sosial, organisasi politik, dan sebagainya yang juga sama-sama memiliki cita-cita seperti Hamas: Palestina merdeka. Hamas, terutama bekerja sama dengan berbagai instutusi yang pendiriannya diprakarsai oleh Ikhwanul Muslimin di masa sebelumnya. Dengan cara ini, Hamas dan berbagai lembaga kemasyarakatan yang didirikan Ikhwanul Muslimin atau yang berdiri belakangan turut menyumbang

48

saham dalam membangun masyarakat Palestina, tiak hanya dalam aspek politik, namun juga dalam aspek-aspek yang lain. Inilah point penting yang disumbangkan Hamas terhdap masyarakat. Dalam situasi perang, Hamas tidak terlena hanya memperhatikan persoalan politik dan militer, tapi juga mengurusi kepentingan masyarakat yang lain. D. Menggerakan Perlawanan Sipil Program-program perlwanan sipil yang digerakkan oleh Hamas antara lain: demonstrasi, protes rakyat, tindakan non-kooperatif, kerusuhan masa, penyerangan, dan sebagainya. Hal lain yang dilakukan Hamas sebagai salah satu bentuk perlawanan ekonomi terhadap Israel adalah menyerukan boikot atas produk-produk Israel, apapun bentuknya. Hamasjuga menyerukan agar rakyat melakukan penghematan, menggalakakkan pertanian, dan kemandirian ekonomi. Dengan cara itu, rakyat akan memiliki kekuatan besar dalam menghadapi Israel karena secara ekonomi tidak didikte oleh negara lain, terutama Israel dan para pendukungnya. Perlawanan rakyat yang paling kentara sejak meletusnya Intifadhah I adalah perlawanan-perlawanan rakyat terhadap saerangan israel dengan batu-batu dan ketapel. Inilah kemudian yang membuat gerakan Intifadhah identik dengan perlawanan para pemuda menggunakan batu-batu. Hamas berhasil menggalang kekuatan tersebut dan cukup efektif untuk melakukan tekanan terhadap Israel, sekalipun secara kasat mata tidak bisa mengalahkan tentara Israel yang bersenjata lengkap. E. Aksi Militer Semenjak meletus Intifadhah, perlawanan terhadap Israel melaui beberapa tahap. Secara umum tahap-tahap yang dilalui adalah sebagai berikut. 1. Tahap Perlawanan Sipil Pada tahap ini, perlawanan lebih bersifat aksi massa (protest movement) seperti yang dijelaskan di atas. Hamas belum mengorganisir perlawanan dengan kekuatan militer. 2. “Perang Pisau” (The Knives War) Pada saat serangan Israel semakin menjadi-jadi, protes rakyat tidak cukup untuk menghentikan serangan-serangan itu. Perlu ada peningkatan kualitas perlawanan terhadap Israel. Karena bulm ada senjata api yang lengkap dan belum ada pasukan khusus yang dilatih secara militer untuk menghadapi Israel, maka Hamas memanfaatkan senjata seadanya. Periode ini dikenal dengan sebutan ―The Knives War‖. 3. Perlawanan Bersenjata Pada bulan januari 1992, empat tahun sepetah Hamas berdiri, barulah Hamas membentuk sayap militer yang dilatih dan dipersenjatai khusus. Sayap militer ini dinamai Batalion Izzuddin Al-Qassam. Pada saat itu Hamas semakin menyadari bahwa perlawanan militer terhadap Israel, tidak boleh terus dihadapi oleh rakyat sipil. Selain hanya akan menimbulkan korban rakyat sia-sia lebih banyak lagi, rakyat sebenarnya lebih penting untuk berkonsentrasi mengurusi

49

masalah soaial dan ekonominya. Dalam pada itu, rakyat harus dilindungi secara efektif agar mereka lebih aman dalam melaksanakan aktivitas sehari-harinya. Oleh sebab itu, Hamas segera membentuk angkatan bersenjata. Batallion ini sesungguhnya sudah melakukan gerakan sejak tahun 1989 pada saat mereka berhasil membunuh dua orang tentara Israel dalam bentrokan bersenjata antara Israel dengan Hamas. Namun pasukan ini baru diresmikan pada awal Januari 1992 dengan berbagai pertimbangan. Jadi, aktivitas yang dilakukan oleh sayap militer Hamas ini sebenarnya anya melanjutkan dan lebih memperluas lagi aksi militer yang sudah mereka lakukan sebelumnya. 4. Operasi Martir (Bom Bunuh Diri) Selain perlawanan militer biasa, yang menarik dari sayap militer Hamas ini adalah keberanian mereka mengorbankan diri menjadi martir dalam perang melawan Israel. Operasi bom bunuh diri seperti ini juga menandakan keyakinan yang sangat serius dari para anggota Batallion Izzuddin Al-Qassam bahwa mereka tengah menjalankan misi suci (jihad) yang akan dibalas oleh Allah Swt. dengan surga-Nya. Berkali-kali terjadi peristiwa bom bunuh diri di kamp-kamp tentara Israel yang cukup efektif untuk melakukan tekanan terhadap Israel. Salah seorang pembuat bom dalam brigade ini yang terkenal adalah Yahya Ayyash yang meninggal tahun dalam suatu pembunuhan oleh tentara Israel pada tahun 1996. Untuk mengenang Yahya Ayyash, pasukan Izzuddin Al-Qassam ini juga disebuh pasukan ―Yahya Ayyash‖. F. Gerakan Seni dan Budaya Aktivitas lain yang cukup menarik dari Hmas adalah aktivitas seni-budaya yang dijadikan sarana untuk mengejar tujuannya. Cara ini jarang dilakukan gerakan lain. Hamas merekam, baik dalam bentuk video maupun kaset, berbagai karya seni yang menyerukan kepada rakyat Palestina kesadaran akan ketertindasan mereka oleh Israel. Dengan media in pula Hamas mengkampanyekan perlawanan rakyat terhadap Israel. Selain dalam bentuk rekaman, Hamas juga sering menyelenggarakan berbagai festival seni. Gerakan ini semakin mendekatkan Hamas pada rakyat. 6.

PELANGGARAN ISRAEL ATAS KESEPAKATAN OLSO DAN MELETUSNYA INTIFADHAH II Intifadhah pertama kali meletus tahun 1987 dan menjadi titik tolak penting kelahiran Hamas. Intifadhah I ini berlangsung sekitar 5 dari akhir tahun 1987 sampai dengan tahun 1993. Intifadhah I dipicu oleh serangan-serangan Israel yang terus membabi buta terutama terhadap warga sipil Palestina sejak Perang Libanon 1982. Aktivis-aktivis Ikhwanul Muslimin mempelopori gerakan perlawanan ini dan kemudian mereka membentuk Hamas (lihat bagian awal bab ini). Perlawanan-perlawanan rakyat Palestina yang dimotori oleh Hamas selama lima tahun itu cukup menyita perhatian internasional agar segera dicarikan jalan keluarnya. Di dalam negeri PLO yang dipimpin Yasir Arafat terus bergerak ke arah perdamaian dengan Israel. Beberapa kali perundingan dilakukan antara

50

PLO dengan pihak Israel. Akhirnya diperoleh kesepakatan akhir berupa sebuah kesepakatan yang ditandatangani Arafat dan Yitsak Rabin di Oslo tanggal 13 September 1993. Kesepakatan itu kemudian dikenal dengan Kesepakatan Oslo (The Oslo Accord) atau dikenal juga dengan nama Perjanjian Gaza-Ariha I. Pada intinya Kesepakatan Oslo berisi kesepakatan bahwa PLO akan menghentikan kekerasan perlawanan terhadap Israel, demikian juga Israel. Sementara itu, Israel harus menarik mundur semua pasukannya dari Jalur Gaza dan Tepi Barat. Selanjutnya kedua kawasan itu berada di bawah pemerintah Otoritas Palestina yang segera dibentuk.86 Tahun 1994, mengikuti Kesepakatan Oslo, dibentuklah Otoritas Nasional Palestina (Palestinian National Authoritry) atau yang lebih populer disebut Otoritas Palestina (Palestinian Authority). Badan ini dibentuk sebagai lembaga pemerintahan trnasisi Palestina sampai digelar pemilihan umum. Yaser Arafat, sebagai pemimpin PLO dipercaya sebagai pemimpin Otoritas Palestina ini. Secara internasional, Otoritas Palestina diakui oleh negara-negara lain sebagai wakil resmi negara Palestina. Di beberapa negara Otoritas Palestina menempatkan duta besarnya, termasuk di Indonesia. Di Perserikatan BangsaBangsa (PBB) Otoritas Palestina statusnya diakui sebagai ―peninjau‖, menggantikan kedudukan PLO sejak tahun 1974. Posisi PLO di PBB sebenarnya sudah diubah nama menjadi ―Palestina‖ semenjak Deklarasi Kemerdekaan Palestina tahun 1988. Sejak dibentuk, Otoritas Palestina mendapatkan bantuan dari Uni Eropa dan Amerika Serikat, juga dari negara-negara donor yang lain. Bantuan dari Amerika saat Hamas terpilih pada pemilu 2006 diancam akan dicabut mengingat status Hamas yang dianggap teroris oleh Amerika. Amerika bahkan meminta negara-negara sekutunya untuk menghentikan bantuan pada Otoritas Palestina di bawah Hamas. Sebagaimana layaknya pemerintahan lain, Otoritas Palestina pun berhak memiliki pasukan militer resmi.87 Sejak awal, Hamas sudah mencurigai pertemuan-pertemuan Arafat dengan pemerintah Israel sebelum ditandatanganinya Kesepakatan Oslo. Hamas melihat bahwa kesepakatan itu, sekalipun terlihat sepintas menguntung pihak Palestuna karena Jalur Gaza dan Tepi Barat diberikan pada Palestina, namun secara prinsipil Palestina sudah kalah dari Israel. Sebab, secara tidak langsung, Palestina telah mengakui keberadaan negara Israel di bumi Palestina. Kuartet pendukung utama kesepakatan, yaitu Amesrika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB, telah merekayasa kesepakatan itu untuk menggiring Palestina agar mengakui keberadaan Israel. Pada saat yang sama, sebenarnya bukan hanya Hamas yang menyatakan ketidaksepakatan atas kesepakatan itu. Rakyat Palestina, para ulama dan mufti dari berbagai negara pun menyatakan tidak setuju karena alasan yang hampir sama dengan alasan Hamas. Di antara ulama yang menandatangani pernyataan tersebut adalah ulama kenamaan Saudi Arabia, Syaikh Abdullah Al-Utsaimin. 86 87

Abu Ridha (ed.). op. cit. hal. 85-90 www.en.wikipwdia.org/wiki/Palestinian_Authority

51

Selain Utsaimin ulama lain yang ikut menandatangani adalah Syaikh Hamud ibn Abdullah Al-Tuwaijiri, Dr. Abdullah ibn Ibrahim Al-turaiqi, Abdul Muhsin AlUbaikan, Salman ibn Fahd Al-Audah, Dr. Aidh Al-Qarni, Dr. Muhammad Sa‘id Al-Qahthani, dan sebagainya.88 Pernyataan penolakan juga disampaikan oleh berbagai organisasi dari luar negeri yang menyokong perjuangan Hamas. Di antara organisasi-organisasi tersbut adalah Ikhwabul muslimin Mesir, Gerakan Dusturiyah isalemiyah Kuawait, Ikhwanul Muslimin Yordania, Jamaat Isalmi Pakista, Front Penyelamat Nasional Palestina (FPNF), putera-puteri Palestina di Kuwait, Persatuan Islam palestina di Amerika Utara, Komite Indonesia Untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), Dewan Dakwah isalamiyah Indonesia, Faorum Ukhuwah isalmiyah Indonesia, Jamaah Ishlah Al-Ijtima‘i Kuwait, dan sebagainya.89 Selain karena alasan di atas, ketidaksepakatan atas untuk membuat kesepakatan dengan Israel juga disebabkan Hamas dan berbagai pihak lain yang tidak setuju atas kesepakatan itu melihat ke belakang. Berkali-kali telah dilakukan kesepakatan dengan Israel. Namun, justru Israel-lah yang selalu menjadi biang keladi mentahnya kesepakatan-kesepakatan yang sudah diambilnya sendiri. Saat ditandatangi Kesepakatan Oslo, banyak oiang sudah menduga bahwa Israel pasti akan mencla-mencle. Kesepakatan yang mereka buat hanya akan ada di atas kertas. Tidak lebih dari itu. Seterusnya mereka akan melakukan hal-hal yang menyokong keinginan mereka, yaitu mencaplok seluruh wilayah Palestina dijadikan negeri Israel Raya. Benar saja apa yang diramalkan banyak orang. Israel kembali menyulut api dalam sekam. Msalah utamanya, Israel tidak pernah serius mau menarik diri dari Jalur Gaza dan Tepi Barat seperti yang tertera dalam perjanjian. Lebih parah lagi, pada tanggal 25 Februari 1994, di pagi hari yang dingin tentara Israel membombardir warga sipil Palestina yang tengah melaksanakan shalat shubuh di sebuah mesjid di kota Hebron. Korban meninggal dan luka-luka bergelimpangan mencapai jumlah yang tidak sedikit. Tercatat 66 meninggal dan 300 orang lebih luka-luka. Peristiwa itu membuat Hamas dan umumnya warga Palestina semakin tidak percaya pada Kesepakatan Oslo. Setelah itu pun berkali-kali terjadi pembantaian biadab yang dilakukan tentara Israel terhadap warga sipil Palestina. Rakyat Palestina terpaksa bersabar menanti apa yang akan dibuat oleh Otoritas Palestina di bawah Arafat. Tahun 1996 diselengarakan pemilihan umum pertama untuk memilih presiden Otoritas Palestina dan Lembaga Legislatif Palestina (Palestinian Legistive Council). Pada pemilu ini, Hamas menyatakan tidak ikut karena menganggap dibentuknya Otoritas Palestina sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan pembebasan Palestina. Secara otomatis, Fatah, faksi yang paling dominan dalam PLO, tidak memiliki saingan. Ia melenggang menguasai mayoritas kursi Parlamen tanpa saingan yang berarti dan Yaser Arafat dengan mudah terpilih menjadi pemimpin Otoritas Palestina.90 88

Abu Ridha (ed.). op. cit. hal. 4-8 dan 99-111 Ibid. hal. 205-218 90 www.en.wikipwdia.org/wiki/Palestina_Election 89

52

Hamas sendiri, setelah terpilihnya Yasir Arafat dan terbentuknya PLC, memilih untuk berkonsentrasi menata kembali organisasi yang semenjak dibentuknya Otoritas Palestina di-obok-obok oleh pihak-pihak Otoritas Palestina karena dianggap sebagai penghalang proses perdamaian Palestina-Israel. Selain itu, Hamas pun semakin mengintensifkan penggalangan dukungan dari berbagai negara untuk mendukung sikap Palestina terhadap Kesepakatran Oslo. Hal itu terutama dilakukan setelah Syaikh Ahmad Yasin dikeluarkan dari tahanan Israel tahun 1997. Dalam situasi yang tidak sungguh-sungguh damai, tahun 2000 terjadi peristiwa yang kembali menyulut perang besar di Palestina. Perdana Mentri Israel, Ariel Sharon yang tahun 1982 memimpin pasukan menyerang aktivis Palestina di Libanon, kembali membuat ulah. Tanggal 28 September tahun 2000, Ariel Sharon melakukan kunjungan ke Mesjid Al-Aqsha bersama puluhan polisi Israel. Tentu saja, kejadian itu sangat melukai perasaan umat Islam di Palestina dan di seluruh dunia. Warga Palestina menganggap peristiwa itu sebagai pelecehan dan provokasi Sharon untuk memancing kemarahan umat Islam 91 Tambahan lagi, sehari setelah kunjungan Sharon beberapa tentara dan polisi Israel menembaki orang-orang yang tengah melaksanakan shalat di mesjid-mesjid di Yerussalem Lama.92 Dalam situasi seperti itu, pada hari yang sama Hamas kembali harus turun ke jalan menyerukan kembali perlawanan bersenjata menghadapi Israel kepada seluruh rakyat Palestina. Rakyat pun menyambut pula dengan semangat yang sama. Akhirnya perlawanan rakyat seperti yang terjadi tahun 1987 tidak bisa dibendung lagi. Inilah kemudian yang dikenal dengan nama Inifadhah II atau Intifadhah Al-Aqsha. Bentrokan bersenjata antara polisi dan tentara Israel dengan warga Palestina di berbagai tempat tidak bisa dihindarkan lagi.93 Lebih dari itu, sayap militer Hamas, Batallion Izzuddin Al-Qassam, mulai melakukan strategi perlwanan baru, yaitu dengan melakukan bom syahid (bom bunuh diri). Di Tel Aviv, tanggal 1 Juni 2001 seorang pengebom syahid Palestina meledakkan dirinya di diksotik Dolphinarium. Sebanyak 21 orang warga Israel yang sebagian besar pelajar SMA meninggal. Peristiwa itu cukup efektif untuk menekan Amerika agar kembali menegosiasikan keadaan itu. Peristiwa pengeboman selalu dibalas dengan pembantaian warga Palestina oleh tentara Israel di berbagai daerah di Tepi Barat , Jalur Gaza, dan pemukiman-pemukiman Palestina lainnya. Pihak Hamas pun kembali membalas serangan itu dengan serangan bom syahid yang lain. Kejadian itu berulang-ulang terjadi sampai tahun 2004. Kejadian ini memaksa Arafat untuk menunjuk Mahmud Abbas (Abu Mazin) yang dikenal meoderat untuk menjadi perdana menteri Otoritas Palestina. Setelah Mahmud Abbas diangkat menjadi perdana Menteri, Amerika terus melakukan usaha-usaha penghentian konflik antara warga Palestina dengan 91

Harun Yahya. op. cit. hal. 3 www.en.wikipwdia.org/wiki/Al-Aqsa_ Intifada 93 Ibid. 92

53

tentara Israel. Negosiasi antara Mahmud Abbas dengan pemerintah Israel tetap tidak menghjasilkan kesepakatan hingga akhirnya Abbas diganti oleh Ahmad Qurei September 2003. Amerika tetap berharap akan ada kesepakatan antara pemerintah Otoritas Palestina dengan pemerintah Israel. Sementara itu, perintiwaperistiwa pengeboman dan pembantaian terus terjadi. Hamas melalui Batallion Izzuddin Al-Qassam dan pasukan kelompok Jihad Islam memotori perlawanan terhadap tentara Israel yang semakin membabi buta. Peristiwa paling tragis terjadi tahun 2004. Setelah sebelumnya Israel membunuh pemimpin-pemimpin Hamas, salah satu yang paling terkenal adalah Yahya Ayyash (2002), pada tanggal 22 Maret 2004 dengan sangat tidak berperikamanusiaan, tentara Israel membombardir Syaikh Ahmad Yassin yang tengah melaksanakan shalat Subuh bersama dengan jamaahnya. Sebulan kemadian Abdul Azizi Al-Rantisi, pemimpin Hamas yang menggantikan posisi Syaikh Ahmad Yasin. Kejadian itu terjadi hanya sebulan setelah Ariel Sharon, perdana menteri Israel, mengumumkan kebijakan barunya yang akan menarik pasukan dan seluruh penduduk Israel dari Jalur Gaza dan Tepi Barat. 94 Ariel Sharon yang diangkat menjadi perdana menteri Israel sejak tahun 2001 sebenarnya memiliki sikap sangat tegas terhadap Palestina: menetang nasionalisme Palestina dan berdirinya negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Ia selalu mengampanyekan pendapatnya bahwa ―perdamaian hanya dapat ditukar dengan perdamaian‖ (bukan dengan tanah). Oleh karena itu, ia aktif menentang proses perdamaian Oslo. Bahkan setelah terpilih menjadi PM tanggal 6 Februari 2001, ia tetap konsisten dengan padangan politiknya itu. Namaun, melihat kenyataan di lapangan bahwa kebijakan antipati sama sekali terhadap Palestina seperti itu hanya melahirkan lingkaran setan konflik Palestina-Israel tiada henti. Korban terus berjatuhan, baik dari pihak Palestina maupun Israel. Kutukan internasional terhadap berbagai aksi tentara Israel pun semakin keras. Semuanya menentang inkonsistensi Israel atas perjanjian yang sudah ditandatanganinya sendiri. Tahun 2004 Sharon mulai mengubah garis kebijakan politiknya. Ia memutuskan untuk mengosongkan seluruh pemukiman di Jalur Gaza dan menyerahkannya kepada Palestina. Setelah peristiwa pengeboman Syaikh Yasin dan Rantisi, Sharon pun semakin mantap dengan keputusannya karena tekanan kepada Israel semakin kuat. Hal itu juga didorong dengan keseriusan pihak Palestina yang dalam Pemilu Presiden Januari 2005 memilih Mahmud Abbas sebagai presiden untuk melakukan perundingan damai dengan Israel.95 Hal itu sudah diduga sebelumnya mengingat sejak awal, Mahmud Abbas memang orang yang dikenal moderat terhadap Israel. Bulan Agustus 2005 pengosongan Jalur Gaza dan Tepi Barat mulai dilakukan oleh Sharon. Namun ternyata kebijakan itu ditentang oleh banyak pihak di Israel, termasuk sejumlah tokoh di Partai Likud sendiri. Menteri Keuangan Benjamin Netanyahu menyatakan mundur sebagai pernyataan penentangan 94 95

Ibid. www.en.wikipedia.org/wiki/Al-Aqsa_ Intifada; Kompas, 26 Januari 2006

54

terhadap kebijakan Sharon. Kekisruhan di dalam Partai Likud mendorong Sharon keluar dari Partai Likud dan membentuk partai baru, Kadima. Partai Likud pecah. Keputusan Saharon sendiri mendapat dukungan banyak pihak, termasuk dari Simon Peres dari Partai buruh.96 Sekalipun sudah diupayakan jalan perundingan dan pengosongan Jalur Gaza dan Tepi Barat oleh Sharon, bentrokan dan kekerasan fisik tetap saja belum bisa dihentikan. Berkali-kali terjadi pengeboman oleh kelompok garis keras Palestina seperti pasukan Al-Qassam dan kelompok Jihad Islam. Apa yang mereka lakukan sebenarnya lebih merupakan balsan dan pertahanan atas serangan yang dilancarkan polisi dan tentara Israel yang sampai saat itu belum pernah berniat dihentikan. Bahkan ketika Hamas memutuskan untuk ikut dalam Pemilu Legislatif Palestina tanggal 25 Januari 2006 dan menang dalam pemilu tersebut, kekerasan tetap saja terjadi. Tanggal 4 Februari 2006 Isarel masih melancarkan serangannya pada pasukan Jihad Isalam dan Al-Qassam Barigade Martir AlAqsha. Sembilan orang warga Palestina terbunuh, dan roket yang diluncurkan AlQassam ke Ashkelon Selatan dan Kibbutz Karmia97 melukai beberapa orang di sana. Belum kelihatan ada titik terang atas konflik fisik Palestina-Isarel sampai saat ini. Entah kapan Intifadhah II ini akan berakhir dengan damai dan menguntungkan semua pihak. 7. HAMAS DAN PEMILU PALESTINA Pemilihan umum di Palestina, baik untuk pemilihan presiden PNA (Palestinian National Authority) maupun untuk memilih anggota legislatif di PLC (Palestinian Legislative Concil) adalah produk dari Kesepakatan Oslo 1993. Sebelum diadakan pemilu dibentuk pemerintahan transisi yang dipimpin oleh Yasir Arafat tahun 1994. Tahun 1996, pemilu pertama untuk pemilihan presiden PNA dan anggota PLC dapat dilaksanakan. Pada pemilu ini Hamas tidak ikut ambil bagian. Pemilu berikutnya yang seharusnya dilaksanakan tahun 2001, namun karena meletus Intifadhah II, baru bisa diselenggarakan 9 Januari 2005 untuk pemilihan presiden PNA dan 25 Januari 2006 untuk pemilihan anggota PLC. Pada pemilu presiden tahun 2005, Hamas juga tidak ikut ambil bagian; tapi pada pemilu legislatif tahun 2006 Hamas ikut berpartisipasi dan menang. Berikut ulasan masing-masing pemilu. A. Pemilu 1996 Pemilu pertama ini dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 1996 di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerussalem Timur, sekaligus untuk pemilihan presidan PNA (Palestinian National Authority) dan untuk pemilihan anggota PLC (Plestinian Legislative Council). Pemilu ioni dilaksanakan dalam situasi optimis akan perdamaian antara Isarel dengan Palestina. Rakyat Palestina juga percaya bahwa itulah yang akan menjadi titik awal kemerdekaan mereka.98 Namun 96

Kompas, 26 Januari 2006 www.en.wikipedia.org/wiki/Al-Aqsa_ Intifada 98 www.en.wikipedia.org/wiki/Palestinian_legislative_and_presidential_election_1996 97

55

ternyata, beberapa saat setelah pemilu diselenggarakan meletus kembali konflik antara Isarel dan Palestina yang selalu dipicu oleh inkonsistensi Isarel atas perjanjian yang telah disepakatinya sendiri yang kemudian direspon oleh kelompok-kelompok garis keras Palestina. Pemilu kali ini sebenarnya tidak menunjukkan legitimasi yang kuat. Persoalannya, pemilu hanya didominasi oleh Fatah, faksi terkuat dalam PLO. Sementara saingan terkuatnya, Hamas, menolak untuk ikut dalam pemilu tersebut. Bagi Hamas, pemilu yang diselenggarakan itu cacat sejarah karena merupakan produk Kesepakatan Oslo yang mengkhianati umat Islam. Hamas melakukan boikot atas Pemilu 1996 yang berakibat pada minimnya pasrtisipasi rakyat Palestina dalam pemilu tersebut. Para pendukung Hamas memilih untuk tidak ikut dalam pemilihan tersebut. Dalam Pemilu Presiden, Yasir Arafat yang sudah sangat lama malang melintang dalam dunia politik Palestina menang mudah atas lawannya, Samiha Khalil. Ia mengantongi 88,2 persen suara, sedangkan Khalil mendapatkan 11,5 persen. Khalil memang bukan saingan berat bagi Arafat yang sejak lama memimin Fatah sekaligus PLO dan menjadi presiden PNA sejak pertama kali didirikan tahun 1994. Dalam Pemilu legislatif pun, seperti sudah diduga banyak orang, Fatah menang mutlak. Sebanyak 88 kursi di PLC yang diperebutkan, dikuasai oleh Fatah sebanyak 55 kursi. Sisanya diperoleh oleh beberapa calon independen nonpartai. Berikut tabel hasil pemilu legislatif seperti yang dicatat www.en.wikipedia.org dari Keesings Historisch Archief.

Summary of the 20 January 1996 Palestinian Legislative Council election results

Votes % Seats

Fatah or Liberation Movement of Palestine (Harakat alTahrâr al-Filistini)

.

55

Independent Fatah

-

.

7

Independent Islamists

-

.

4

Independent Christians

-

.

3

56

Independents

-

.

15

Samaritans

-

.

1

Others

-

.

1

Vacant

-

-

2

Total (turnout %)

88

Source: Keesings Historisch Archief

B. Pemilu Presiden 2005 Setelah pemilu Presiden 1996, baru tanggal 9 Januari 2005 diselenggarakan kembali pemilu. Rencananya pemilu akan diselenggarakan tahun 2001, namun karena meletus Intifadhah II, pemilu dibatalkan. Arafat tetap memegang kendali PNA sampai situasi memungkinkan untuk diadakan kembali pemilihan umum. Belum sempat pemilu dilaksanakan, tanggal 11 November 2004 Arafat meinggal. Kepemimpinan di PNA kemudian dijabat oleh Rauhi Fattuh dari tanggal 11 November 2004 sampai 15 Januari 2006. Tugas utama Fattuh adalah menyelenggarakan pemilihan presiden segera. Fattuh kemudian membentuk Komite Pusat Pemilihan Umum Palestina (Palestinian Central Elections Committee) untuk menyelenggrakan Pemilu presiden dan Pemilu Legislatif sekaligus. Pemilu Presiden direncanakan Januari 2005, sedangkan Pemilu Legislatif pada bulan Juli tahun yang sama. Namun, karen aberbagai kendala Pemilu Legislatif baru diselenggarakan satu tahun kemudian. Calon yang maju dalam pemilihan presiden PNA kali ini masih, petanya masih belum berubah dari Pemilu 1996. Fatah tetap masih dominan dan Hamas belum mau ikut berpastisipasi dalam pemilihan ini. Selain wajah-wajah baru calon independen, tidak ada yang berubah. Fatah pada pemilu kali ini mencalonkan Mahmud Abbas yang pernah ditunjuk menjadi perdana menteri oleh Arafat sebeleum akhirnya digantikan oleh Ahmad Qurei. Abbas menang mutlak atas pesaing-pesaingnya. Berikut tabel hasil Pemilu Presiden seperti yang dicatat www.en.wikipedia.org dari Palestinian Central Elections Commission.

57

Summary of the 9 January 2005 Palestinian presidential election resultsedit

Candidates - Nominating parties

Votes

%

Mahmoud Abbas - Fatah or Liberation Movement of Palestine (Harakat al-Tahrâr al-Filistini)

501,448 62.52

Mustafa Barghouti- Independent

156,227 19.48

Taysir Khald- Democratic Front for the Liberation of Palestine (Al-Jabhah al-Dimuqratiyah Li-Tahrir Filastin)

26,848

3.35

Abdel Halim al-Ashqar- Independent

22,171

2.76

Bassam al-Salhi - Palestinian People's Party (Hizb al-Sha'b alFilastini)

21,429

2.67

Sayyid Barakah – Independent

10,406

1.30

5,717

0.71

Invalid Ballots

30,672

3.82

Blank Ballots

27,159

3.39

Abdel Karim Shubeir – Independent

Total (turnout %)

802,077 100.0

Source: Central Elections Commission

58

C. Pemilu Legislatif 2006 Pemilu 2006 adalah sejarah baru dalam proses demokrasi di Palestina. Untuk pertama kalinya sejak pertama kali digelar pemilu, kelompok garis keras seperti Hamas menyatakan ikut dalam pemilu. Sikap ini tentu saja menimbulkan pro dan kontra dari sesama pejuang garis keras Palestina seperti Jihad Islam. Jihad Islam tetap memilih untuk memboikot pemilu seperti pada pemilu-pemilu sebelumnya. Namun, karena pendukungnya yang tidak banyak, penolakan kelompok Jihad Islam terhadap pemilu tidak signifikan. Pemilihan kali ini tidak lagi menggunakan sistem distrik dengan block voting seperti pada Pemilu 1996. Sistem diganti dengan sistem voting pararel untuk mendapatkan jumlah perwakilan proporsional. Jumlah kursi yang tadinya 88 ditingkatkan menjadi 132 dengan mempertimbangkan bertambahnya jumlah penduduk Palestina. Seluruh suara diperebutkan di 16 distrik, yaitu Jerussalem, Tubas, Tulkarm, Qalqiya, Salfit, Nablus, Jerricho, Ramallah, Jenin, Bethlehem, Herborn, Gaza Utara, Gaza City, Deir Al-Balah, Khan Yaounis, Rafah. Hasil akhir pemilihan ternyata menunjukkan keberpihakan besar rakyat kepada Hamas. Hamas memenangkan 74 Kursi sementara Fatah hanya memperoleh 42 kursi. Padahal, dalam berbagai polling dan analisis yang dilakukan sebelumnya, banyak pihak masih memperhitungkan bahwa Fatah masih akan menang. Namun kenyataannya tidak demikian. Dengan kemenangan multak ini, Hamas dapat membentuk pemerintahan sendiri tanpa perlu berkoalisi dengan partai yang lain. Kemenangan Hamas, menurut beberapa analisis, disebabkan popularitas Fatah mulai turun karena isu korupsi. Issam Abu Isa dalam artikelnya di Middle East Quarterly (Fall 2004, Vol. XI) yang berjudul Arafat‟s Swiss Bank Account menguraikan tentang korupsi yang dilakukan para pejabat Otoritas Palestina (PNA). Ia menyebutkan, para tokoh PLO yang kembali ke Gaza dan Tepi Barat dari tempat pengasingan mereka di Tunisia berlimpah kekayaan. Mereka membangun vila-vila di Gaza, Ramallah, Amman, dan sejumlah kota lain. Mereka juga mengirim anak-anak mereka untuk sekolah di Inggris dan Amerika. David Horovitz dalam The Jerussalem Post (13/1/2006) juga menulis, ―Di tingkat nasional, rakyat melihat para pejabat tinggi Fatah membangun rumah-rumah mewah untuk diri mereka sendiri dan mengemudikan mobil-mobil mewah pula. Dan, di tingkat lokal, mereka memberikan pekerjaan kepada anggota keluarga dan kawan-kawannya sendiri.99 Rakyat Palestina sepertinya ingin mendapatkan suasanan baru dengan memilih Hamas. Tambahan lagi, Hamas diuntungkan karena kedekatannya dengan rakyat sejak masa-masa sebelumnya pada saat Ikhwanul Muslimin memilih untuk bergerak di lapangan dakwah, pendidkan, sosial, dan budaya. Hamas pun kemudian masih menjadikan aktivitas Ikhwan sebelumnya sebagai bagian dari programnya. Jadilah Hamas cukup populis di mata rakyat. Kesan radikalisme-nya justru semakin meningkatkan nilai jual di mata rakyat Palestina 99

Kompas, 20 Januari 2006

59

yang tengah berhadapan dengan perang yang memang haruis dihadapi dengan perang Sebelum membentuk kabinet, Hamas menawarkan kepada Fatah untuk membentuk kabinet bersama. Namun, Fatah menyatakan untuk tidak bergabung dalam pemerintahan Hamas. Akhirnya Hamas membentuk pemerintahan sendiri di bawah perdana menteri Isamail Haniya. Berikut hasil pemilihan yang dicatat dalam www.en.wikipedia.org

Summary of the 25 January 2006 Palestinian Legislative Council election results

Votes (Proportional)

% (Proportional)

Seats (Proportional/District seats)

Change and Reform (Hamas)

440,409

44.45

74 (29/45)

Fatah or Liberation Movement of Palestine (Harakat al-Tahrâr alFilistini)

410,554

41.43

45 (28/17)

Martyr Abu Ali Mustafa (PFLP Popular Front for the Liberation of Palestine)

42,101

4.25

3 (3/0)

The Alternative (Coalition of Democratic Front for the Liberation of Palestine, Palestinian People's Party, Palestine Democratic Union (FIDA) and Independents) (alBadeel)

28,973

2.92

2 (2/0)

Independent Palestine (Mustafa Barghouthi and Independents) (Palestinian National Initiative)

26,909

2.72

2 (2/0)

Alliances and parties

60

Third Way (Salam Fayyad, Hanan Ashrawi and others)

23,862

2.41

2 (2/0)

Independents & Others

18,065

1.82

4 (0/4)

Total (turnout: 74.6%)

990,873

100.0%

132 (66/66)

Source: Central Election Commission, Preliminary results,Final tally amendments 2006-01-29

61

BAB V HAMAS MEMENANGKAN PEMILU: MENGAPA AMERIKA MEMBENCINYA? 1. REKASI KERAS ISRAEL DAN KRONI-KRONINYA Kemenangan yang diperoleh Hamas dalam Pemilu 25 Januari 2006 cukup mengagetkan banyak pihak, sekalipun polling-polling yang dilakukan sebelum pemilihan sudah memperkirakan bahwa Hamas akan menjadi pesaing berat Fatah. Salah satu jajak pendapat dilakukan oleh Jerussalem Media and Communication Center (JMCC). JMCC memprediksi, Fatah yang telah mendominasi perpolitikan Palestina semala beberapa dekade akan meraup 32,3 persen suara, sedangkan Hamas 30,2 persen. Sementara Partai Palestina Independen akan berada di tempat ketiga dengan 12,6 persen suara. Sedangkan Front Pembebasan Rakyat Palestina (PFLP) yang selama ini dikenal berhaluan keras diperkirakan meraih 7,6 persen suara.100 Pihak yang jelas paling tidak senang atas kemenangan Hamas ini adalah Amerika dan Israel. Bahkan sejak Hamas menyatakan ikut dalam pemilu, kedua pihak itu sudah menunjukkan ketidaksenangannya atas ikutnya Hamas dalam Pemilu Palestina. Jauh-jauh hari sebelum pemilu juru bicara Keduataan Amerika Serikat di Tel Aviv, Stewart Tuttle, mengatakan, AS tidak akan berhubungan dengan Hamas. Israel sendiri dengan cermat mengikuti semua perkembangan Palestina. Sebagaimana dikutip situs Haaretz, Perdana Menteri sementara Ehud Olmert, Ahad (22/01/2006) mengumpulkan petinggi militer dan politik untuk mendiskusikan kemungkinan Hamas menguasai pemilu parlemen Palestina. Dalam rapat itu, sejum;ah petinggi militer Israel secara pribadi menyatakan dukungannya bagi dijalinnya pembicaraan dengan Hamas. Namun, sejumlah petinggi lainnya, seperti Menteri Pertahanan Shaul Mofaz mengatakan, Hamas harus melucuti persenjataan mereka dan mengubah doktrin mereka untuk melenyapkan Israel.101 Hamas sendiri rupanya tak kalah tegas dengan Israel dan pendukung terberatnya, Amerika Serikat. Salah seorang pemimpin Hamas, Mahmoud Zahar, dalam sebuah forum kampanye hari sabtu (7/1/2006) menegaskan bahwa Hamas tetap tidak bersedia berunding dengan Israel jika masuk lembaga legislatif dan kabinet Palestina mendatang.102 Sejak awal mengikuti pemilu, Hamas memang sudah berencana untuk berundng dengan Israel yang artinya siap berkonfrontasi dengan Israel dan sekutunya, Amerika. Rupanya pemilu belum menjadi jembatan ketidaksenangan Israel dan Amerika pada Hamas; juga sebaliknya. Banyak analis memperkirakan bahwa sikap keras Hamas ini sesungguhnya bukan karakter asli Hamas, mengingat latar belakang Hamas yang sebelum tahun 1987 (Intifadhah I) merupakan organisasi sosial dan keagamaan. Sikap keras 100

‖Fatah dan Hamas Berebut Dukungan‖ Republika, 24 Januari 2006 ―Fatah dan Hamas Berebut Dukungan‖ Republika, 24 Januari 2006 102 ―Hamas Siap Bentuk Pemerintahan‖ Kompas, 9 Januari 2006 101

62

Hamas justru dipicu oleh kekerasan yang dilakukan Israel dan dukungan Amerika atas segala bentuk kekerasan itu. Menurut pengamat politik Arab, Huda Huseini seperti dikutip Mustafa Abd Rahman: ―Hamas mulai melakukan aksi kekerasan dengan cara bunuh diri sejak pembantaian oleh ekstrimis Yahudi, Baruch Goldstein, di Hebron tahun 1994 yang menewaskan sekitar 40 warga Palestina. Maka, kata Huda, Hamas secara ideologi pada dasarnya bukan organisasi radikal. Lingkungan politik keras yang diciptakan Israel memaksa Hamas melakukan aksi kekerasan.‖ Apalagi bila merujuk ke belakang pada sekitar tahun 1970-an, di mana beberapa tokoh Hamas berkoalisi dengan Israel untuk mengimbangi kekuatan PLO yang berbasis nasionalis-sekuler yang saat itu melawan Israel.103 Semenjak dengan terang-terangan Hamas menentang segala bentuk kekerasan yang dilakukan Israel dan juga menentang semua pendukung Israel, terutama Amerika, pihak Israel dan Amerika mulai mem-blacklist Hamas dan menempatkannya sebagai salah satu kelompok yang harus dihancurkan. Oleh sebab itu, ikutnya Hamas dalam pemilu, apalagi Hamas kemudian memenangkan pemilu itu dengan telak, sangat tidak disenangi Israel dan Amerika. Mereka memperkirakan bahwa Hamas akan menjadi batu sandungan yang signifikan bagi kepentingan-kepentingan politik Israel dan Amerika di Palestina. Setelah penghitungan suara selesai, Gedung Putih menilai pemilu itu sebagai ‗hari bersejarah‘ namun pihaknya tatap mengulangi lagi sikap tegasnya kepada Hamas yang dianggap sebagai kelompok ―teroris‖. Di pihak lain, Presiden AS George W. Bush mengaskan lagi penolakannya untuk berdialog dengan pihak Hamas, selama kelompok tersebut masih saja ingin menghancurkan Israel. Pernyataan ini didukung oleh Melu Condoleeza Rice yang mengatakan, ―Tisak mungkin satu kaki untuk politik dan kaki yang lain bertumpu pada aksi teroris.‖ Reaksi penolakan, ketidaksenangan, dan nada miring atas kemenangan Hamas juga ditunjukkan oleh kroni-kroni Israel yang lain dari Eropa. Menlu Inggris Jack Straw, saat mengunjungi Turki mengatakan bahwa Hamas akan mendapatkan dukungan internasional jika memilih demokrasi dan meninggalkan aksi ‗teroris‘. Straw juga mengajak Hamas untuk meninggalkan kekerasan dan mengakui eksistensi Zionis Israel di wilayah itu. Javier Solana, Kepala Urusan Politik Luar Negeri Uni Eropa menilai kemenangan Hamas ini membuat Uni Eropa mengubah strategi dalam menghadapi perkembangan terkini di Timur Tengah. Namun, dia tetap menegaskan bahwa UE tetap mengakui eksistensi Israel dan berjalan di atas perundingan damai dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina demi mewujudkan dua negara yang hidup berdampingan secara damai. Prancis, melalui Menlu Dominique de Villepin, menyampaikan rasa waswasnya atas berita kemenangan besar Hamas dalam pemilu kali ini. Bahkan, ia memberikan beberapa syarat untuk mau berhubungan dengan pemerintah baru Palestina. Di antara syarat-syarat itu adalah tidak menggunakan cara-cara kekerasan, menggapai cara-cara perdamaian secara bersama-sama (Israel dan 103

―Hamas Mengubah Peta Timteng?‖ Kompas, 5 Februari 2006

63

Palestina), mengakui negara Israel dan menjunjung tinggi keputusan-keputusan internasional. Sedangkan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, mengatakan bahwa hasil pemilu legislatif ini adalah negatif. Ia menganggap kemenangan Hamas ini sebagai kemunduran dalam proses Perdamaian di Timur Tengah. Namun, Berlusconi tetap optimistis akan terjadinya perdamaian. Sekjen PBB Kofi Anan juga menyampaikan dukungan atas berlangsungnya proses pemilu legislatif ini dengan baik dan ini merupakan langkah penting bagi berdirinya negara Palestina yang independen. Namun, ia tetap mengajak Hamas agar melucuti persenjataannya.104 2. GERTAKAN AMERIKA DAN ISRAEL: EMBARGO EKONOMI Tekanan terhadap Hamas yang dilakukan, terutama, oleh Israel dan Amerika tidak cukup hanya melalui kecaman di berbagai media masa dunia dan pembentukan opini buruk terhadap Hamas. Lebih dari itu, Amerika dan Israel juga melakukan tekanan secara politik dan ekonomi. Secara politik Amerika dan Israel akan membatasi gerak para pejabat Hamas dan memisahkan Gaza dari tepi Barat.105 Bahkan tersiar kabar bahwa Israel dan Amerika sedang mempersiapkan skenario untuk menggulingkan pemerintahan Hamas di bawah PM Ismail Haniya,106 sekalipun kabar itu kemudian ditampik oleh Amerika dan Israel.107 Skenario politik lain yang kelihatannya tengah dimanfaatkan oleh Amerika adalah memanfaatkan potensi konflik antara Hamas dengan Fatah. Pasca pemilu memang sempat terjadi beberapa kali bentrok bersenjata. Tidak jelas siapa yang melakukannya, namun media kemudian menduga-duga bentrokan itu terjadi antara faksi militer Fatah, Brigade Al-Aqsha, dengan faksi militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam.108 Isu itu tentu semakin memperkeruh suasana. Padahal, baik Hamas maupun Fatah sama-sama menampik bahwa masing-masing memang sengaja ingin menghancurkan pihak yang menjadi rival politiknya. Rupanya memang ada pihak-pihak yang sengaja ingin memperkeruh suasana. Sangat besar kemungkinan bahwa Amerika dan Israel ingin memanfaatkan situasi agar terjadi chaos di Palestina agar pemerintahan Hamas ambruk. Dengan begitu, AS-Israel dapat mendorong kembali lawan Hamas, yaitu Fatah untuk kembali memimpin Palestina. Beruntung, Hamas tidak terprovokasi dengan isu-isu yang berkembang seputar kerusuhan. Sejak awal, Haniya dan 104

Amrozi M. Rais, ―Hamas dan Pemerintahan Mendatang‖ dalam Republika, 30 Januari 2006 ―AS yang Memulai, AS yang mengakhiri‖ Kompas, 16 Februari 2006 106 ―Hamas akan Digulingkan‖ Kompas, 15 Februari 2006 107 ―AS dan Isarel membantah‖ Republika, 16 Februari 2006; ―AS dan Isarel Bantah Ingin Jatuhkan Hamas‖ Kompas, 16 Februari 2006. 108 Ketidakjelasan siapa yang melakukan kerusuhan misalnya diperlihatkan dalam salah satu berita yang dikutip Kompas, 3 Februari 2006 bertajuk ―Ketegangan Masih Berlanjut.‖ Sampai nberita itu diturunkan tidak jelas betul siapa sebenarnya pelaku kerusuhan itu. Masing-masing pihak, Hamas dan Fatah, sama-sama menolak bahwa faksi-faksi mereka yang melakukannya. Oleh sebab itu, sangat besar kemungkinan bahwa bentrokan yang memang tidak direncanakan pad tingkat elit oleh kedua partai terbnesar di Palestina tersebut sengaja diada-adakan untuk memperkeruh situasi. 105

64

pemimpin Hamas yang lain terus melakukan pendekatan dengan pihak Fatah, terutama dengan Presiden Mahmoud Abbas. Haniya memperlihatkan keseriusannya untuk bekerja sama dengan Fatah. Sekalipun akhirnya, Hamas harus menjalankan pemerintahan sendirian tanpa Fatah, namun secara umum Parlemen Palestina yang mayoritas tersiri dari faksi Fatah dan Hamas menyetujui pemerintahan yang dibentuk Hamas.109 Pada akhir April, khusus untuk mengakhiri isu-isu pertikaian bersenjata, Hamas dan Fatah membuat nota kesepakatan bersama untuk tidak saling menyerang secara militer.110 Dengan demikian Hamas dengan sangat cerdas mengakhiri spekulasi soal pertikaian antara Hamas dan Fatah. Secara ekonomi, Amerika dan Israel akan membuat Pemerintahan Palestina bangkrut dengan cara memotong jalur ekspor dan transfer uang, serta mendorong penghentian bantuan dana bagi pemerintahan Palestina. Dengan cara itu, AS-Israel berharap pemerintahan baru Hamas akan bangkrut dan tidak dapat menggaji 140.000 pegawainya dalam beberapa bulan ke depan. Dari sini, kedua negara itu berharap akan ada kekacauan politik di Palestian yang mendorong terjadinya pemilu baru. Pada saat itulah Fatah akan didorong kembali ke tampuk kekuasaan.111 Skenario inipun dibantah oleh Isarel dan Amerika. Namun, pada kenyataannya Israel dan Amerika sungguh-sungguh melakukan apa yang mereka rencanakan itu. Amerika, misalnya, menyatakan menarik kembali bantuan dana untuk Otoritas Palestina sebesar 50 juta dolar AS yang sebelumnya memang sudah siap diberikan untuk membantu berjalannya pemerintah Otoritas Palestina. Amerika juga mengancam negara-negara Arab agar tidak membantu pemerintahan Palestina yang dipimpin Hamas. ―Saya berharap setiap negara yang tengah mempertimbangkan untuk mendanai Hamas, berpikir mengenai implikasinya pada Timur Tengah dan tujuannya pada perdamaian antara IsraelPalestina,‖ ungkap Menlu AS Codoleezza Rice. Pernyataan itu disampaikannya terkait dengan rencana Liga Arab bersidang merundingkan bantuan keuangan bagi Palestina.112 Tidak cukup sampai di situ. Amerika, melalui Condoleezza Rice, setelah itu mengunjungi negara-negara Arab dan meminta mereka untuk tidak memberikan bantuan kepada pemerintahan Otoritas Palestina di bawah Hamas. Mesir dan Saudi Arabia menjadi target kunjungan pertama Rice. Rice secara khusus kedua negara yang selama ini banyak membantu Palestina itu untuk menghentikan bantuan mereka. Namun, Mesir dan Saudi Arabia dengan tegas menolak permintaan Rice.

109

www.palestine-info.com dalam berita bertajuk ―Palestinian Government Aprroved by Parliament‖ yang dimuat tanggal 29 Maret 2006. 110 www.infopalestina.com dalam tajuk berita ―Hamas dan Fatah Setujui Penghentian aksi Kekerasan‖ yang dirilis tanggal 1 Mei 2006. 111 ―AS yang Memulai, AS yang mengakhiri‖ Kompas, 16 Februari 2006 112 ―AS Mulai Berupaya Perlemah Hamas‖ Republika, 20 Februari 2006

65

Menteri Luar Negeri Mesir, Ahmed Abul Gheit, yang ditemui Rice mengatakan, masih terlalu dini untuk memutuskan bantuan keuangan kepada Hamas. Selain itu, tegas Gheit, Hamas harus diberi kesempatan untuk memimpin Palestina. ―Saya yakin Hamas akan berkembang dan kita tidak perlu berburuk sangka mengenai hal ini,‖ kata Gheit dalam konfrensi pers bersama dengan Rice hari Selasa (21/2/2006).113 Penolakan yang sama juga disampaikan oleh Menlu Arab Saudi, Saud AlFaisal. ―Kami tidak ingin menghubungkan bantuan internasional dengan nasib rakyat Palestina selain dengan pertimbangan kebutuhan kemanusiaan mereka,‖ kata Al-Faisal dalam konfrensi pers yang juga digelar bersama Condoleezza Rice di Riyadh Rabu (22/2/2006). Dalam kesempatan itu, Al-Faisal juga mengatakan, Saudi tidak sepakat dengan AS yang memisahkan bantuan kemanusiaan dengan bantuan infrastruktur. Menurutnya, rakyat Palestina membutuhkan keduanya, baik kebutuhan kemanusiaan maupun infrastruktur.114 Tekanan AS-Israel terhadap Palestina di bawah Hamas kelihatannya telah dilakukan sejak pernyataan pertama kedua negera tersebut. Ini terlihat mulai terjadinya krisis keuangan sejak awal pemerintahan Haniyah. Selain meminta dikembalikannya dana bantuan sebesar 50 juta dolar AS oleh Palestina, Amerika juga membekukan aset milik LSM KindHeart yang dianggap berhubungan dengan Hamas. Stuart Leavy, Wakil Menteri Keuangan AS, mengatakan bahwa KindHeart berhubungan dengan Holy Land Foundation (HLF) dan The Global Relief Foundation yang dituduh mendukung terorisme. Kedua LSM itu, ditutup AS setelah serangan 11 September 2001. Akibat tekanan itu, Presiden Mahmoud Abbas mengatakan, pemerintah Palestina yang dipimpin Hamas telah menghadapi krisis keuangan serious sejak awal bulan Februri 2006. ―Tekanan terus meningkat sepanjang bulan. Kami harap kami dapat mengatasi krisis ini dari bulan ke bulan,‖ Kata Abbas pada hari Senin (20/2/2006).115 Yang lebih memperparah situasi ini, Israel dengan sengaja membekukan transfer dana bulanan bernilai sekitar 50 juta dolar AS kepada Palestina. Dana itu merupakan pajak yang dikumpulkan Israel dari warga Palestina. Biasanya dana itu digunakan untuk membayar gaji sekitar 140.000 pekerja pemerintahan Otoritas Pelestina setiap bulan. 116 Melihat situasi yang cukup memprihatinkan itu, negara-negara Arab dan sejumlah negara Islam lain langusng menyatakan dukungannya kepada pemerintah Palestina dan menjanjikan bantuan segera kepada mereka. Janijan bantuan datang dari Liga Arab. Sekjen Liga Arab, Amir Musa, menjanjikan bahwa negara-negara Liga Arab akan membahas bantuan untuk Palestina setelah pertemuan para menteri luar negeri negara-negara Arab bulan Maret 2006. Dana untuk sebenarnya sudah disiapkan yang merupakan dana yang telah disetujui Liga

113 114 115 116

―Mesir Tolak Ajakan AS untuk Tekan Hamas‖ Republika, 25 Februari 2006 ―Setelah Mesir, Giliran Saudi Tolak AS‖ Republika, 26 Februari 2006. ―Krisis Dana Telah Terjadi‖ Kompas, 21 Februari 2006 ―Haniya PM Palestina‖ Kompas, 22 Februari 2006.

66

Arab untuk Palestina pada tahun sebelumnya atau sebelum Hamas memenangi Pemilu. Dari Putrajaya Malaysia, Ketua Organisasi Konfrensi Islam Abdullah Ahmad Badawi mengatakan bahwa OKI berencana memberikan bantuan keuangan dan kelembagaan kepada Otoritas Palestina pimpinan Hamas. ―Saya telah berbicara dengan sejumlah pimpinan (OKI) mengenai hal itu,‖ kata Badawi yang juga Perdana Menteri malaysia.117 Di tempat lain, Iran juga menyeru negara-negara Islam untuk memberikan dukungan kepada pemerintah Palestina melalui penggalangan dana bantuan bagi pemerintahan baru Palestina. ―Adalah hak Hamas untuk membangun pemerintahan, dan kita kita mempunyai tanggungjawab sebagai negara Muslim untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina dan membantu pemerintahan baru itu, dan kami akan melakukannya. Organisasi Konfrensi Islam (OKI) akan mengorganisasikan dan mengoordinasikan donasi negara-negara OKI dan bantuan kepada rakyat Palestina, berdasarkan usulan Pemerintah Palestina sendiri,‖ jelas Menlu Iran Manouchehr Mottaki saat bertemu Menlu Indonesia Hasan Wirayuda di Jakarta tanggal 23 Februari 2006 yang lalu.118 Rupanya yang tidak senang dengan sikap Amerika Serikat dan Israel bukan hanya negara-negara Arab dan Islam. Di Eropa, seteru lama AS, Rusia justru menyatakan dukungannya secara penuh kepada pemerintahan baru Palestina. Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin bahkan secara langsung menawarkan bantuan darurat untuk mengatasi krisis ekonomi Palestina, meskipun sikap itu dikecam oleh Amerika dan Israel.119 Tawaran dari Puitin segera disambut positif oleh para pemimpin Otoritas Palestina di bawah Hamas. Menyusul keomitmen negara-negara Islam untuk membantu Palestina, pemerintah Otoritas Palestina di bawah Ismail Haniya pun tidak tinggal diam. Selain dengan penuh percaya diri, Haniya menyatakan siap mengembalikan dana 50 juta dolar AS yang saat itu masih tersimpan di bank,120 Haniya juga terus aktif mendekati negara-negara Islam yang siap mendukungnya. Jaringan-jaringan internasional yang telah dibangun Hamas sejak lama, digunakannya untuk menggalang dukungan dari umat Islam di seluruh dunia, selain melakukan hubungan kenegaraan secara resmi. Dengan usaha dan dukungan yang sungguh-sungguh akhirnya krisis ekonomi yang selama hampir tiga bulan (Februari-April) melilit pemerintahan baru Palestina terlihat berangsur-angsur pulih. Pulihnya perekonomian Palestina diawali dengan kesiapan bank-bank di Palestina untuk mencairkan donasi dari negara-negara Liga Arab dan negara Islam lain, termasuk Indonesia yang pada bulan April menyatakan siap memberikan bantuan dana kepada pemerintah Palestina. Dana tersebut, menurut Haniya, jumlahnya lebioh dari cukup untuk 117

―Krisis Dana Telah Terjadi‖ Kompas, 21 Februari 2006 ―Iran Ajak Bantu Hamas‖ Kompas, 24 Februari 2006. 119 ―Rusia Tawarkan bantuan Darurat‖ Kompas, 22 Februari 2006; ―Rusia tidak akan Menekan Hamas‖ Republika, 18 Februari 2006. 120 ―Haniya PM Palestina‖ Kompas, 22 Februari 2006. 118

67

membayar gaji 140.000 pegawai yang telah dua bulan tidak menerima gaji. Pada bulan Mei 2006 gaji mereka akan segera dibayarkan. Ismail Haniya merasa sangat optimis bahwa krisi yang melanda bangsanya akan segera selasai dalam waktu dekat. ―Krisis ini akan selesai dalam waktu yang sangat dekat sekali,‖ ujarnya.121 Usaha yang ditempuh para pimpinan Palestina di bawah Hamas memang tidak sia-sia. Komunikasi dan penjalinan hubungan internasional yang terus dilakukan, terutama kepada negara-negara Arab dan Islam, akhirnya mampu menjebol ‗isolasi ekonomi‘ yang dilakukan oleh Amerika dan negara-negara Barat agar Palestina mengakui eksistensi Israel dan menghentikan perlawanan. Berhasilnya Palestina mengatasi krisi ini, justru malah semakin mengukuhkan legitimasi terhadap pemerintahan baru Palestina di bawah Hamas.

121

―Ismail Haniya Optimis: Krisis ini akan Selesai dalam Waktu sangat Dekat‖ dalam www.hidayatullah.com, 1 Mei 2006 pukul 14.55.

68

KESIMPULAN Berdasarkan pemaparan yang sudah disampaikan dari awal sampai akhir, kita tahu bahwa sekalipun baru berdiri tahun 1987, sesungguhnya Hamas (Harakah Muqawamah Al-Islâmiyyah) bukan ‗pemain‘ baru di Palestina. Keberadaannya dapat dilacak sejak kedatangan awal Ikhwanul Muslimin di Paletina pada tahun 30-an pada saat konflik Yahudi-Palestina mulai memuncak. Hamas tidak lebih dari metamorfosa Ikhwanul Muslimin di dunia politik dan militer Palestina setelah sejak tahun 1976 memilih menarik diri terjun ke lapangan dakwah, sosial, dan pendidikan. Tokoh pendirinya, Syaikh Ahmad Yasin adalah kader Ikhwanul Muslimin yang memang sejak awal disiapkan untuk menjadi motor penggerak Ikhwanul Muslimin sayap Palestina (baca: Hamas). Pilihan Ikhwanul Muslimin untuk terjun ke dunia dakwah, sosial, pendidikan, dan budaya sebelum mendirikan Hamas adalah pilihan yang sangat tepat. Di saat gerakan-gerakan besar lain lebih berkonsentrasi pada politik hingga membuat mereka jauh dari rakyat, Ikhwanul Muslimin justru mendekat pada rakyat. Kedekatannya pada rakyat melalui program-programnya membuat simpati rakyat sangat besar. Sekalipun terkesan radikal, namun karena kedekatannya itu, justru malah mendapat dukungan dari sebagian besar rakyat. Hal ini tidak terjadi pada gerakan radikal lain seperti Jihad Islam yang hanya didukung oleh sedikit masa, sekalipun sama-sama radikal seperti Hamas. Radikalisme Hamas terkesan diisolasi hanya pada sayap militernya, Batallion Izzuddin Al-Qassam. Sisanya, gerakan Hamas adalah gerakan sosial-kemasyakarakatan yang justru sangat jauh dari kekerasan dan kesan radikal. Itulah profil Hamas yang membuatnya menang cukup mudah atas Fatah yang sudah sangat lama malang-melintang di dunia perpolitikan Palestina, selain karena popularitas Fatah cenderung menurun akibat isu korupsi. Kemenangan ini tentu saja membuat Amerika dan sekutu-sekutu isarel yang lain merasa khawatir karena sikap Hamas yang sangat keras terhadap Isarel dan Amerika. Lebih dari itu, Hamas juga memiliki kekuatan yang tidak bisa dianggap kecil. Apalagi jaringan internasional yang dibuat Hamas di seuluruh Arab dan di negara-negara Islam yang lain membuat Hamas terlihat begitu kokoh. Sangat wajar Amerika dan Isarel merasa khawatir atas kemenangan Hamas dalam pemilu yang baru pertama kali diikutinya itu. Ancaman Hamas terhadap Amerika sama seperti ancaman FIS di Aljazair atau Ikhwanul Muslimin di Mesir. Persoalannya kemudian, apa yang akan dilakukan Hamas setelah memegang kendali pemerintahan PNA (Palestinian National Authority). Akankah Hamas masih akan tetap radikal seperti sebelumnya? Apakah juga Hamas tidak akan berkompromi dengan Israel sampai kapanpun sehingga perdamaian antara Palestina dan Israel menjadi sangat tidak mungkin terjadi? Semua masih harus menunggu jawaban yang akan diberikan Hamas di bawah Isamil Haniya. Semoga ke depan Palestina menjadi lebih baik. Amin.

69

Lampiran THE HAMAS COVENAN (PIAGAM HAMAS) Muqodimah Segala puji milik Allah. Kami memohon pertolongan, ampunan dan hidayah nya. Kami bertawakal kepada nya. Semoga shalawat dan salam atas rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang mendukungnya, mengikuti sunahnya danberda‘wah dengan da‘wahnya. Waba‘du: Wahai manusia! Di tengah situasi yang amat kritis, dalam lautan penderitaan, edari denyut jantung orang orang beriman, dan lengan -lengan suci karena wudu‘, demi melaksanakan kewajiban dan menyambut perintah Allah; lahirlah da‘wah. Kemudian terbentuklah komunitas. Dilanjutkan dengan tarbiyah {pembinaan} atas manjab Allah . sengga lahirlah kemauan keras untuk menunaikan tugasnya dalam kehidupan, secara melintasi segala rintangan dan kesulitan yang menghadang dijalan. Akhirnya terbentuklah kesiapan untuk mengorbankan jiwa dan segala yang ada dijalan Allah. Generasi perintis {pertama} terbentuk sudah. Merka mulai merentas ditengah samudra cita-cita dan harapan, ditengah gelombang penderitaan, rintangan dantantangan dari dalam dan dari luar. Ketika fikrab telah datang, ketika banih telah tumbuh lalu akar pun menjadi menghunjam kelubuk bumi, jauhdari semangat teporal dan ketegasan yang tercela: maka bangkitlah Harakah Al-Muqawamah Al-Islamiyyah {HAMAS}, gerakan perlawanan Islam palestina untuk menunaikan tugas jihadnya dijalan Allah bersama dengan semua Mujahidin demi membebaskan Palestina. Semoga arwah Mujahidin gerakan ini berhimpun bersama para arwah Mujahidin yang telah Syahid di atas bumi Palestina semenjak bumi dikuasai oleh para shahabat Rasulullahb SAW hingga hari ini. Berikut adalah Piagam Harakah Al-mukawamah Al-islamiyyah {gerakan perlawanan islam} mengungkap bentuk dan identitasnya, sikap, harapan dan citacita, mengmbau generasi muda Isla agar mendukung dan bergabung kedalam barisannya. Sebab, jihad kita melawan Yahudi sangat berat dan memerlukan pengorbanan besar secara ikhlas. Gerakan perlawanan Islam {HAMAS} adalah suatu langkah yang harus yang harus dilanjutkan dengan langkah-langkah yang lain, satu katibah {batalion} harus didukung oleh katibah-katibah lainnya dan negeri-negeri Arab dan seluruh dunia Islam,sampai para musuh dapat terusir dan datang pertolongan Allah. ―dan sesunguhnya kamu akan mengetahui {kebenaran} berta Al-Qur‘an setelah beberapa waktu lagi.‖ (QS 37, Shad: 88)

70

―Allah telah menetapkan: ―aku dan rasul-rasulku pasti menang. Sesungguhnya Allah maha kuat lagi maha perkasa.‖ {QS 58, Almujadalah:21} ―katakan lah : ―inilah jalan (Agama)ku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.‖ {QS 12, Yusuf: 108}

BAB PERTAMA PENJELASAN TENTANG GERAKAN 1 LANDASAN PEMIKIRAN Pasal Pertama: Harakah al-Muqawamah al-Islamiyyah (HAMAS) : Islam adalah Manhajnya; sumber pemikiran, pemahaman dan konsepsinya mengenai alam, kehidupan dan manusia. Islamlah yang menentukan dan menuntun seluruh tindakan dan langkah Gerakan ini. HUBUNGAN GERAKAN PERLAWANAN ISLAM (HAMAS) DENGAN IKHWANUL MUSLIMIN PASAL Kedua HAMAS adalah salah satu sayap dari sayap-sayap ikhwanul muslimin di Palestina. Sedangkan Gerakan ikhwanul muslimin adalah nsuatu tanzhim (struktur) internasionaldi samping merupakan gerakan islam terbesar di masa sekarang. Keutamaan gerakan ikhwan, ialah memiliki pemahaman yang mendalam dan konsepsi yang sangat rinci dan menyeluruh; meliputi segenap ajaran islam tentang seluruh aspek kehidupan; menyangkut tashawwur dan I‘tiqad, politik dan ekonomi, tarbiyah (pembinaan) dan sosial, peradilan dan pemerintahan, da‘wah dan pendidikan, seni dan mass media, masalah ghaib dan nyata, dan seluruh aspek kehidupan yang lainnya. 3 STRUKTUR KEANGGOTAAN DAN PEMBENTUKAN Pasal Ketiga Struktur keanggotaan utama HAMAS terdiri atas kaum muslimin yang telah menyerahkan wala‘ (loyalitas) nya kepada Allah. Kemudian beribadah kepaaadaNya secara benar. Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu.‖(QS 56, Al-Dzariyat: 56) Juga mereka yang telah mengetahui kewajibannya tehadap diri, keluarga ndan negrinya. Kemudian bertaqwalah kepada Allah dalam semuanya itu, serta

71

mengibarkan panji jihad di hadapan para tiran, untuk membebaskan negri dan penduduknya dari kenistaan, kejahatan dan najis mereka. ―Bahkan kami melontarkan yang haq kepada yang bathil lalu yang haq itu melumatkanmya, maka dengan serta merta yang bathil itu lenyap.‖(QS, AlAnbiya: 18) Pasal Keempat HAMAS menyambut setiap muslim yang meyakini aqidahnya, komited terhadap manhajnya, menjaga rahasia-rahasianya, dan ingin bergabung ke dalam barisanbarisannya untuk menunaikan kewajiban. Kemudian pahalanya terserah kepada Allah. 4 DIMENSI WAKTU DAN TEMPAT HAMAS Pasal Kelima Dimensi waktu HAMAS: Dengan menjadikan islam sebagai manhaj kehidupannya, maka gerakan ini merupakan kelanjutan dari Risalah Islamiyah yang pertama para salaf Al-Shalih ; Allah tujuannya, Rasulullah SAW qudwahnya, dan Al-qur‘an dustur (undang-undang)nya Dimensi tempat HAMAS: Meliputi segenap kaum Muslimin yang telah menjadikan islam sebagai manhaj kehidupannya, di mana saja mereka berada. Dengan demiiiikian gerakan ini berakar ke lubuk bumi dan menjuulang tinggi mencapai langit. ―Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, akarnya baik dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap muslim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.´ 14, Ibrahim: 25-25) 5 CIRI KHAS DAN INDEPENDENSI Pasal Keenam: HAMAS adalah gerakan Palestina yang lain dari yang lain; ia menyerahkan wala‘nya kepada Allah, menjadikan islam sebagai manhaj kehidupan, dan berjuang menegakan panji Allah di atas setiap jengkal bumi Palestina. Sebab, hanya di bawah naungan islam keamanan jiwa terwujud, harta dan haq asasi para pengikut setiap agama dihormati. Jika islam tidak tampil, maka tumbuhlah pertentangan, tersebarlah penindasan dan kerusakan, dan terjadilah peperangan dan pertumpahan darah. Muhammad Iqbal dalam bait sya‘irnya: Tanpa iman tak ada kedamaian Tanpa agama tiada arti dunia Kehidupan tanpa agama Berarti kefanaan berkepanjangan. 6

72

UNIVERSITAS GERAKAN HAMAS Pasal Ketujuh: Karena kaum Muslimin yang menempuh manhaj HAMAS ini tersebar di seluruh penjuru dunia, di samping mereka berjuang untuk membelanya, menyetujui sikapsikapnya, dan mendukung jihadnya, maka gerkan ini adalah gerakan universal. Dan memang laik untuk itu, karena kejelasan fikrahnya, keluhuran tujuannya, dan ketinggian sasarannya. Atas dasar tersebut, maka gerakan ini wajib mendapat perhatian, penghargaan dan pengakuan peranannya. Siapa yang mengabaikannya dan enggan mendukungnya atau tidak mengakui peranannya, maka tak ubahnya sepeti orang yang menolak takdir. Siapa saja yang tidak mau membuka kedua matanya untuk melihat hakikat, dengan atau tanpa sengaja, maka dia akan tersentak dan tersadar setelah semuanya berlalu, dan tak akan mendapatkan alasan unyuk membenarkan sikapnya. ―Kezhaliman dari keluarga dekat lebih perih terasakan jiwa ketimbang goresan keris India.‖ ―Kami telah turunkan kepadamu al-Qur‘an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap ummat di antara kamu Kami berikan aturan dan manhaj. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu di jadikannya satu ummat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allahlah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.‖(QS 5, AlMa‘idah: 48) HAMAS merupakan salah satu dari mata rantai jihad melawan Zionis, yang diawali oleh gerakan al-Syahid ‗Izzuddin al-Qassam bersama Mujahidin lainnya dari Ikhwanul Muslimin pada tahun 1936 M. Gerakan ini terus berlanjut, disusul oleh gerakan jihad rakyat Palestina, dan jihad Ikhwanul Muslimin pada perang 1948, dan gerakan jihad Ikhwanul Muslimin pada tahun 1968 atau sesudahnya. Demikianlah, kendatipun mata rantai jihad ini terputus oleh rintangan-rintangan yang diletakan kaum Zionis dan antek-anteknya, namun HANAS akan tetap optimis dan menanti terwujudnya janji Allah betapapun lama masa tersebut. Sabda Rasulullah SAW: ―Tidak akan terjadi hari Kiamat sehingga kaum Muslimin memerangi orang-orang Yahudi, (lalu kaum Muslimin membunuh mereka) sehingga orang-orang Yahudi bersembunyi di balik tembok, batu-batu dan pohon; kemudian tembok, batu-batu dan pohon itu berkata: ―Hai Muslim, hai hamba Allah, di belakangku ada orang

73

Yahudi, bunuhlah dia‖. Kecuali (yang tidak memberi tau) pohon gharqad karena pohoh itu adalah pohon Yahudi.‖ (HR. Bukhari-Muslim) 7 SEMBOYAN HAMAS Pasal Kedelapan Allah tujuannya, Rasulullan qudwahnya, Al-Qur‘an undang-undangnya, jihad jalannya, dan mati di jalan Allah puncak cita-citanya. BAB KEDUA MOTIVASI DAN SASARAN Pasal Kesembilan HAMAS mendapati dirinya berada di suatu masa dimana islam telah lenyap dari realitas kehidupan. Kerena itu, semua kriteria, ajaran dan nilai terjungkir balik sedemikian rupa. Sehingga tersebarlah kejahatan, kezhaliman dan kegelapan.. Penjajahan negri dan pengusiran penduduknya secara sadis terjadi dimana-mana. Negara kebenaran tumbang, digantikan oleh negara kebathilan. Tidak ada satupun yang tidak bergeser dari posisinya yang benar. Demikian juga islam jadi surut dari pentas kehidupan. Semua itulah motivasi yang membangkitkan HAMAS. Adapun sasarannya ialah: menumbangkan kebathilan dan menggantinya dengan kebenaran; mengembalikan negri-negri yang di jarah; mengumandangkan suara adzan di menara masjid-masjid pertanda berdirinya negara islam; mengembalikan manusia dan segala sesuatu kepada posisi yang benar. Allah tempat memohon pertolongan. ―Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia yang di curahkan atas alam semesta.‖ (QS 2, Al-Baqarah: 251) Pasal Kesepuluh HAMAS, bagaimanapun, akan tetap merentas jalannya, membela setiap orang yang tertindas dan menolong setiap orang yang teraniaya. Dengan segenap kekuatan yang dimilikinya, ia tidak segan-segan mengukuhkan kebenaran dan menghancurkan kebathilan dengan perkataan dan perbuatan di tempat ini (Palestina, pent.), dan di setiap tempat yang mungkin bisa di capai. BAB KETIGA STRATEGI DAN SARANA 1 STRATEGA HAMAS; PALESTINA ADALAH TANAH WAQAF ISLAM Pasal Kesebelas: HAMAS meyakini, bumi Palestina adalah tanah waqaf islam kepada segenap islam sampai hari kiamat. Tidak boleh dikurangi sebagian apalagi seluruhnya, atau di serhkan kepada orang lain. Tanah ini tidak boooleh dimilikiuumoleh satu atau seluruh negara Arab. Tidak boleh dimiliki oleh presiden atau raja atau

74

seluruh raja dan kepala negara. Juga tidak boleh dimiliki oleh satu atau seluruh organisasi Palestina atau Arab manapun Di karenakan tanah palestina adalah tanah waqaf islam kepada seluruh generasi islam sampai Hari Kiamat, maka siapakah yang memiliki haq mewakili seluruh generasi islam hingga hari kiamat? Demikianlah hukum negri Palestina dalam syari‘at islam. Demikian pula setiap negri yang pernah di kuasai oleh kaum Muslimin. Karena kaum Muslimin telah mewaqafkannya kepada seluruh generasi islam sejak di kuasai, hingga hari kiamat. Menurut catatan sejarah, setelah berhasil menguasai Syam dan Iraq, para pemimpin militer islam mengirim utusan kepada Khalifah Umar bih Khaththab, meminta pendapatnya tentang negri yang telah di kuasai; apakah negri itu di bagi kepada para pejuang atau di serahkan kepada penduduknya atau bagaimana? Setelah diadakan beberapa kali musyawarah antara Khalifah Umar bin Khaththab dan para sahabat Rasulullah SAW, dicapailah keputusan, bahwa negri itu harus tetap berada di tangan para penduduknya untuk di manfaatkan dan dikelola hasil buminya. Tetapi mengenai penguasaan negri dan negri itu sendiri kedudukannya adalah waqaf islam kepada seluruh generasi islam, hingga hari kiamat. Para penduduknya hanya memiliki haq pemanfaatannya saja. Waqaf ini tetap berlaku selama bumi menghampar dan langit masih berkembang. Tindakan apapun yang bertentangan dengan syari‘ay islam menyangkut negri Palesyina ini, adalah tindakan bathil dan tertolak. ―Sesungguhnya (yang di sebut ini) adalah suatu keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah dengan (menyabut) nama Rabbmu Yang Maha Besar.‖ (QS 56, AlWaqi‘ah: 95-96) 2 TANAH AIR DAN PATRIOTISME DI Palestina DALAM PANDANGAN HAMAS Pasal Kedua belas Patriotisme di Palestina dalam pandangan HAMAS adalah bagian dari aqidah. Tidak ada patriotisme yang lebih di butuhkan daripada apabila musuh merampas bumi kaum Muslimin. Maka berjihad untuk melawannya menjadi fardhu ‗ain atas setiap Muslim dan Muslimah. Wanita boleh berjihad keluar tanpa izin suaminya dan hamba sahayapun boleh keluar berjihad tanpa izin tuannya. Hal seperti ini tidak akan di dapatkan dalam sistem manapun selain islam. Dan hal ini tidak terbantahkan. Jika patriotisme dalam faham Nasionalisme yang beranaka ragam itu berkaitan dengan faktor-faktor material, kebangsaan dan geografis, maka patriotisma HAMAS di samping berkaitan dengan faktor-faktor tersebut, juga (dan ini yang lebih penting) didasarkan pada faktor-faktor Rabbaniah yang memberinya ruh dan kehidupan, yang kesemuanya itu berkaitan dengan sumber

75

ruh dan pemberi kehidupan, seraya menegakan panji ilahi untuk menghubungkan bumi dan langit dangan ikatan yang kukuh. ―Jika Musa datang melemparkan tongkatnya maka lenyaplah sihir si penenung itu.‖ ―Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dan jalan yang salah itu. Karana itu, siapa saja yang ingkar kepada thaghut dan beiman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Allh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.‖ (QS 2,AlBaqarah: 256) 3 USAHA PERDAMAIAN , PRAKARSA DAN MU’TAMAR INTERNASIONAL Pasal ketiga belas : Berbagai prakarsa dan apa yang disebut sebagai penyelesaian perdamaian serta mu‘tamar-mu‘tamar (konferensi, kongres) internasional yang diadakan untuk menyelesaikan masalah palestina, adalah bertentangan dengan ‗aidah HAMAS. Mengurangi sebagian dari palestina sama dangan mengurangi sebagian dari Agama (islam). Sebab patriotisme HAMAS merupakan bagian dari Agamanya. Atas dasar inilah para kadernya dibina. Jihad yang mereka lakukan di atas tanah air mereka adalah demi menegakan panji Allah. “Dan Allah berkuasa atas urusan-nya tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. “(QS 12, yusuf: 21) telah berkali-kali disebarkan undangan untuk mengadakan mu‘tamar internasional guna menyelesaikan masalah palestina. Disamping pihak-pihak yang menerima, terdapat pula pihak-pihak yang menolak dengan alasan tertentu atau alasan-alasan lainnya seraya menuntut beberapa persyaratan untuk dapat menyetujui dan berpartisipasi dalam mu‘tamar. Tetapi HAMAS, karena melihat pihak-pihak yang terlibat dalam mu‘tamar, dan karena menyadari sikap-sikapnya terhadap seluruh permasalahan kaum Muslimin dimasa lalu dan masa sekarang, tidak melihat mu‘tamarmu‘tamar itu akan dapat mewujudkan beberapa tuntutan atau mengembalikan hak-hak yang telah hilang atau memberi keadilan kepada orang-orang yang tertindas. Mu‘tamar-mu‘tamar itu tidak lain hanyalah salah satu dari bentuk pemaksaan kaum kafir di atas bumi kaum Muslimin. Kapankah orang-orang kafir pernah bersikap adil terhadap kaum Muslimin?

76

“orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”(QS, Al-Baqarah: 120) tidak ada alternatif bagi penyelesaian masalah palestina, kecualai dengan jihad. Semua prakarsa dan mu‘tamar internasional hanyalah membuang-buang waktu dan sia-sia belaka. Bangsa palestina adalah bangsa yang mulia, tidak akan menerima, jika masa depan, nasib, serta hak-haknya disia-siakan dan dipermainkan. Didalam sebuah hadist dikatakan: “Penduduk Syam (termasuk palestina, pent) adalah cambuk dibumi-nya ; dengan mereka Allah menyiksa orang yang dikehendaki dari para hamba-nya. Orang-orang munafik mereka diharamkan menguasai atas orang-orang mu‟min mereka, dan mereka tidak akan mati kecuali karena sedih dan derita.” (Diriwayatkan oleh Thabrani secara marfu‟ dan Ahmad secara maukuf . semoga keduanya periwayatannya benar . Wallahu A‟lam). 4 TIGA SKOPE Pasal keempatbelas: Masalah pembebasan palestina berkaitan erat dengan tiga skope : skope palastina, skope arab dan skope islam. Masing-masing ketiga skope tersebut memiliki kewajiban dan pernannya tersendiri dalam perlawanannya terhadap jionis. Kesalahan besar, jika salah satu dari tiga skope tersebut diabaikan. Palestina bumi islam ; tempat kiblat pertama kaum muslimin, tempat masjid Alharam ketiga setelah masjid A-Haram dimakah dan Madinah dan tempat isra‘ Rasulullah SAW. “ Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah kami berkati sekelilingnya, agar kami perhatikan kepadanya sebagian dari tandatanda(kekuasaaan) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi maha mengetahui.” (QS 17, Al-Isra : 1) dengan demikian, pembebasan Palestina merupakan fardhu ‗ain atas stiap muslim di mana pun berada. Atas dasar ini pula maka setiap muslim wajib mengetahui dan memperhtikan masalah Palestina. Jiak masalah Palsetina diselesaikan atas dasar ini, yang melibatkan seluruh potensi ketiga skope tersebut, maka kondisi yang sekarang ini akan segera berubah, dan kemenangan pun akan segera tiba.

77

“sesungguhnya, dalam hati mereka (keberadan) kalian lebih ditakuti ketimbang Allah. Yang demikan itu karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” (QS 59, Al-Hasyr : 13)

5 JIHAD MEMBEBASKAN PALESTINA, FARDHU ‗AIN Pasal Kelimabelas Jika ada sebagian bumi kaum muslimin yang dirampas musuh, maka jihad bagi setiap muslim menjadi pardhu ‗ain. Dalam menghadapi penduduk yahudi atas Palestina ini tidak boleh tidak harus mengibarkan panji jihad. Dan ini memerlukan penyebaran kesadaran Islam ( al-wa‘yu al- Islam) di kalnagn kaum muslimin sejak di peringkat lokal, Dunia Arab hingga Dunia Islam. Juga harus mengibarkan semangant jihad di tengah-tengah Dunia Islam dan ditengah-tenagh Ummat, menentang musuh dan bergabung ke dalam barisan mujahidin. Dalam kegiatan penyadaran ini dituntut partisipasi para ulama, tokohtokoh pembinaan dan pendidikan, tokoh-tokoh pers dan media massa, kaum intelektual dan khususnya para aktivis gerakan Islam dari kalangan muda dan tua. Juga harus diadakan perubahan mendasar ke dalam sistem-sistem pendidikan dan pengajaran, agar dapat membebasakannya dari ghazwul fikri yang telah disusupkan oleh para orientalis dan missionaris. Sebab ghazwul fikri telah menyerang wilayah tersebut setelah Shalahuddin berhasil mengusir tentara Salib. Kaum Salib menyadari, kaum Muslimin tidak akan dapat dikalahkan sebelum dilakukan serangan pemikiran yang mengacaukan pemikiran mereka merusak warisan sejarah dan nilai-nilai mulia mereka. Setelah itu baru bisa serangan militer yang notabene merupakan perataan jalan bagi kolonialisasi. Ketika Alanby berhasil memeasukio al-Quds, ia menyatakan : ― Sekarang perang Salib telah usai‖. Di atas kubur Shalahuddin,m Jendral Ghoro pernah berkata : ― Sekarang kami telah kenbali wahai Shalahuddin‖. Kolonialisme memilki saham yang sangat besar dalam mendukung dan mengembangkan ghazwul fikri. Semua ioni merupakan muqaddimah (awal) bagi pencaplokan Palestina. Masalah Palestina harus dipahami oleh generasi Islam sebagai masalah agama dan harus diselesaikan atas dasar ini. Sebab di dalam Palestina terdapat tempat-tempat suc Islam. Yaitu Masjid al-Aqsha yang memliki ikatan yang tak pernah putus denagn masjid al-Haram. “menjaga perbatasan sehari di jalan Allah lebih baik daripada dunia seisinya. Tempat (seluas) cambuk seorang di sorga lebih baik datripada dunia seisinya. Berpergian seorang hamba di jalan Allah pagi ataupun petang lebih baik dari pada dunia seisinya.” (HR. Bukhori, Muslim, Turmudzi dan Ibnu Mazab)

78

“demi dzat yang menguasai jiwa Muhamad, sungguh aku ingin berperang di jalan Allah lalu terbunuh lagi, kemudian aku berperang lagi lalu terbunuh, kemudian aku berperang lagi lalu terbunuh lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim) 6 PEMBINAAAN GENERASI Pasal Keenambelas Generasi Islam di wilayah kita harus dibina dengan pembinaan yang Islami. Pembinaan yang berupaya melaksanakan keawjiban-keewjiban agama, mengkaji kitab Allah secara mendasar, mengkaji Sunnah Nabawiyyah, menelaah sejarah dan warisan Islami dan sumber-sumbernya yang terpercaya, dengan pengarahan para ahli dan para ulama, dan berdasrkan kepada manhaj yang mampu membentuk satu tashawwur (gambaran) yang benar menyangkut pemikiran dan keyakinan. Disamping itu perlu mengadakan pengkajian yang mendalam tentang musuh dan segala kapasitasnya (kekuatannya) baik yang bersipat material atau sun\mber daya manusianya, mengetahui titik-titik lemah dan kekuatannya, dan mengetahui kekuatan-kekuatan yang mendukungnya juga perlu mengikuti peristiwa-peristiwa kontemporer dan memepelajari analis-analissinya. Perlu memmbuat perencanaan untuk masa sekarang, mendatang dan mengkaji setiap penomena yang ada agar setiap Mujahid Muslaim mampu hidup di zamannya denagn penuh kesadaran. “ Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (satu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di dalam langit atau di dalam bumi., niscaya Allah akan mendatangkan (balasan)-Nya. Sesungguhnya Allah maha halus lagi maha mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan mencegah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikain itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (Allah). Dan janganlah kamu memalingkan denga angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong lagi membanggakan diri.” (QS 31, Luqman : 16-18) 7 PERANAN WANITA MUSLIMAH Pasal ketujuhbelas Wanita musliamah dalam perjuangan pembebasan memilki peran yang tidak kalah pentingnya dari peran kaum lelaki. Wanita berperan sebagai pembentuk kader. Ia berperan besar dalam mengarahkan dan membina generasi. Para musuh telah menyadari peran wanita yang penting ini, sehingga mereka

79

berupaya dan menumbuhkannya sesuai dengan apa yang mereka kehendaki, mereka mengarahkan pertumbuhan kewanitaan seorang wanita jauh dari Islam. Dan kalau wanita Muslimah tumbuh jauh dari Islam,m berarti satu kemenangan bagi mereka. Karena itu, mereka telah mengerahkan segala upaya untuk mencapai maksud tersebut melalui media massa, film, sstem pendidikan dan pengajaran, melalui organisasi-organisasi Zionis yang memiliki beraneka ragam baju, seperti Free Massnry, Rotary Club, kelompok-kelompok intelejen dan lain sebaginya. Semuanya ini merupakan sarana-sarana perusak dan pengahncur. Oragnisasi-organisasi Zionos ini didukung oleh dana dan fasilitas yang sangat besar, sehingga dapat memainkan peranannya di tengah-tengah masyrakat untuk mewujudkan sasaran-sasaran kaum Zionis dan memperkuat ajaran-ajaran yang memihak musuh. Organisasi-organisasi ini melakukan kegiatannya di lapangan yang tidak tersentuh gerakan Islam secara baik. Karena itu, para aktivis Islam wajib menunaikan peranannnya dalam menghadapi makar-makar (rencana jahat) para perusak tersebut. Sebab, bila Islam telah memegang kendali kehidupan, maka akan sirnalah oragnisasi-organisasi yang mengancam kemanusiaan dan Islam tersebut. Pasal Kedelapanbelas Wanita muslimah dalam rumah dan keluarga mujahid, baik sebagai ibbbu atau remaja putri, memiliki peran yang paling penting dalam memelihara keluarga dan menumbuhkan anak-anak sesuai dengan ajaran-ajaran dan nilai-nilai akhlak yang bersumber dari Islam serta membina anak-anaknya untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban agama, guna menyngsong peran jihad yang menanti mereka. Dari sini maka kita harus memperhatikan madrasah-madrasah dan manjah-manjah yang dipakai untuk membina anak-anak wanita muslimah, agar menjadi seorang ibu yang shalahah dan menyadari peranannya dalam perjuangan pembebasanb. Wanita juga harus memiliki kesadaran dan pengetahuan yang cukup untuk mengatur urusan rumah tangga. Ekonomis dan menjauhi pemborosan dalam pembelanjaan keluarga, termasuk tuntutan kemampuan untuk melanjutkan perjalanan dalam situasi yang amat kritis. Hendaklah mereka menyadari bahwa kecukupan harta sama dengan darah yang tidak boleh dialirkan, kecuali pada aliran-alirannya, demi menjaga kelangsungan kehidupan baik dalam urusan kecil ataupun besar. ―sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu‘min, laki-laki dan perempuan yang teptap dalam keta‘atannya, laki-laki dan perempuan yang shabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu‘, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, lakilaki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut {nama} Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.‖ {QS 33, al-Ahzab: 35}

80

8 PERANAN SENI ISLAMI DALAM PERJUANGAN PEMBEBASAN Pasal Kesembilan belas: Seni memiliki aturan-aturan dan kriteria-kriteria tertentu. Melalui kriteriakriteria tersebut dapat diketahui apakah seni tersebut seni Islam atau jahili. Masalah-masalah pembebasan Islam juga memerlukan seni Islami yang dapat membangkitkan semangat, tanpa mengabaikan aspek tersebut secara seimbang dan terpadu. Manusia adalah ciptaan Allah yang unik, terdiri dari unsur tanah dan tipuan ruh. Karenaitu, seni Islami harus ―berbicara‖ kepada manusia atas dasar ini. Sementara itu seni jahiliah seni jahiliah hanya mementingkan aspek tanah saja. Buku, makalah, brosur, nasehat surat, nasyid, qashidah, sya‘ir, teater dan lain sebagainya, apabila memenuhi karakteristik dan syarat-syarat seni Islami, maka termasuk mobilisasi pemikiran yang diperlukan dan makna jiwa yang aktual untuk melanjutkan gerakan di samping merupakan ―hiburan‖ bagi jiwa dalam menghadapi perjalana panjang,penuh beban dan membosankan. Seni Islami dapat mengusir kejenuhan, mengakibatkan gerak dan menumbuhkan moralitas yang tinggi pada wanita. Kesemuanya berlangsung dalam keseriusan. Karena umat yang sedang berjihad tidak mengenal senda gurau yang sia-sia. 9 SOLIDARITAS SOSIAL Pasal Keduapuluh Masyarakat Muslim adalah masyarakat yang anggotanya saling merasa senasib sepenanggungan {mutakafil}. Sabda Rasulullah SAW: ―kaum yang terbaik adalah kaum ‗asy‘ari; bila mereka menghadapi masalah serius diluar perjalanan ataupun di dalam perjalanan, mereka mengumpulkan apa yang mereka miliki. Kemudian memmbaginya diantara mereka secara sama.‖ Semangat islam inilah yang harus mewarnai setiap masyarakat muslim. Khususnya masyarakat yang sedang menghadapi serbuan musuh yang lalim apa lagi cara-cara yang di pergunakan oleh musuh kita ialah penyiksaan massal. Merempas negri dan harta kekayaan. Mengejar sampai ke tempat-tempat pengungsian. Menembaki wanita, anak menjebloskan ribuan pemuda kedalam penjara. Kekejaman yahudi ini menimpa semua orang, termasuk wanita dan anakanak. Mereka menghancurkan mata pencaharian dan harta kekayaan. Menodai

81

kehormatan dan memperlakukan manusia lebih kejam dari perlakuan yang dialami para tawanan perang. Dalam menghadapi perlakuan keji ini di perlukan adanya solidaritas sosial dikalangan masyarakat, laksana sat tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya. Pasal Keduapuluh Satu Diantara bentuk solidaritas sosial ialah memberikan kepada setiap orang yang memerlukan, material dan moral, atau berpartisipasi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepada unsur-unsur HAMAS diwajibkan memperhatikan kepentingan masyarakat seperti halnya mereka memperhatikan kepentingannya sendiri. Juga diwajibkan atas mereka agar tidak segan-segan untuk mengarahkan segala upaya guna mewujudkan dan memelihara kepentingan tersebut. Hendaknya mereka mencagah setiap upaya yang ingin mempermainkan segala sesuatu yang mempangaruhi masa depan generasi atau akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat mereka. Masyarakat adalah bagian dan milik mereka. Kekuatannya adalah kekuatan mereka. Masa depannya adalah juga masa depan mereka. Unsur-unsur HAMAS harus ikut merasakan segala suka dan duka masyarakat. Memperjuangkan segala tuntutan masyarakat serta segala sesuatu yang akan mewujudkan kemaslahatan bersama. Bila semangat solidaritas ini telah merata, niscaya ikatan hati akan semakin erat dan terciptalah ta‘awun dan tafahum. Selanjutnya kesatuan dan barisan pun akan semakin kuat dan kukuh untuk menghadapi musuh. 10 KEKUATAN YANG MENDUKUNG LAWAN Pasal Keduapuluh Dua Sejak lama para musuh telah manyusun program secara rapi untuk mencapai sasarannya. Menggunakan baraneka sarana yang sangat ampuh. Mereka kuasai kekayaan material secara besar-besaran untuk mewujudkan mimpi mereka. Dengan harta, mereka semua dapat menguasai seluruh media masa: radio, penerbitan, surat kabar, majalah dan lain-lainnya. Dengan harta, mereka berhasil meledakan berbagai revolusi di berbagai penjuru dunia dalam rangka mewujudkan kepentingan mereka. Mereka berada di belakang revolusi prancis, revolusi komunisme, bahkan setiap revolusi dan pemberontakan keji yang telah dan sedang kita dengar disana-sini. Dengan harta, mereka bentuk organisasi-organisasi rahasia yang tersebar diseganap penjuru dunia, untuk menghancurkan tatanan masyarakat dan mewujudkan impian Zionisme: free massonry, rotari club, lions club, dan lain

82

sebagainya. Kesemuanya itu adalah organisasi-organisasi intelijen yang sangat membahayakan. Dengan harta, mereka berhasil menguasai negara-negara kolonial dan menggerakannya untuk menjajah negara-negara lain, agar mereka dapat menguras kekayaan negara-negara tersebut dan menyebarkan kerusakan dikalangan penduduknya. Berbagai peperangan yang berskala dunia atau lokal terjadi dengan lancar. Mereka pihak yang berada dibelakang perang dunia pertama. Sehingga mereka berhasil menumbangkan negara khalifah Islamiyyah. Mengeruk keuntungan dan menguasai pelbagai sumber kekayaan. Mendapat deklarasi ―Balfour‖ serta mendirikan liga bangsa-bangsa untuk menguasai dunia. Para Zionis pula yang berada dibelakang perang dunia kedua. Sehingga mengeruk keuntungan besar dari perdagangan alat dan senjata perang. Mereka berhasil dalam melicinkan jalan untuk mekdirikan negara Yahudi dan berhasil memerintahkan PBB dandewan keamanan sebagai ganti dari liga bangsa-bngsa dan sebagai alat untuk menguasai dunia. Di setiap peperangan yang berlangsung di mana-mana, mereka, Zionis senantiasa berada di belakangnya. “Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS Al-Ma‟idah: 64) Negara-negara kolonial-kapitalis di Barat dan komunis di Tikur adalah kekuatan-kekuatan yang mendukung lawan, dengan segenap kekuatan yang mereka miliki, berupa sumber daya manusia maupun materi. Dalam sepak terjangnya mereka saling berganti peran. Tetapi ketika Islam muncul, seluruh kekuatan kaum kuffar akan bersatu padu dalam menghadapi Islam.Kekafiran adalah satu millah.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS Ali ‗Imran: 118). BAB KEEMPAT SIKAP KAMI TERHADAP 1 GERAKAN-GERAKAN ISLAM Pasal Keduapuluh Tiga HAMAS memandang gerakan-gerakan Islam lainnya dengan penuh penghormatan dan pengharapan. Kalaupun ia berbeda dengan gerakan-gerakan tersebut mengenai satu aspek atau pandangan, tetapi dalam banyak aspek dan pandangan tetap banyak memiliki kesamaan. HAMAS memandang gerakangerakan tersebut, jika didorong dengan niyat ikhlash semata-mata karena Allah,

83

sebagai satu ijtihad, selama tindakan-tindakannya masih berada dalam batas-batas kawasan Islam. Masing-masing mujtahid memperoleh bagiannya. HAMAS memandang gerakan-gerakan Islam yang ada sebagai ―deposito‖ baginya. Semoga Allah memberikan hidayah dan bimbingan kepada semua pihak. HAMAS tidak akan bosan-bosan mengangkat panji persatuan dan bersungguhsungguh mewujudkannya atas dasar al-Quran dan al-Sunah. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk” (QS Ali „Imran: 103) Pasal Keduapuluh Empat Hamas tidak mentoleransi sikap mencela atau ―menyerang‖ seseorang atau jamaah yang memperjuangkan islam. Sebab,orang mu‘min itu bukanlah tukang cela dan pela‘nat. tetapi harus di bedakan antara hal tersebut menyangkut sikap dan tindakan, maka HAMAS memiliki hak untuk menjelaskan kesalahan dan mengingatkannya serta berusaha menjelaskan kebenaran dan membahasnya secara objektif. Sebab, hikmah itu milik orang mu‘min yang hilang, di mana saja diketemukan maka dialah yang paling berhak. ―Allah tidak menyukai ucapan buruk [yang diucapkan] dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah maha mendengar lagi maha m engetahui. Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan [orang lain], maka sesungguhnya Allah Maha pemaaf lagi maha Kuasa [QS 4, Al-Nisa: 148149] GERAKAN-GERAKAN NASIONAL DI PALESTINA Pasal Keduapuluh Lima Kami menghormatinya, memakluminya berbagai kondisi dan faktor yang mengitari dan mempengaruhinya. Mendukungnya selama gerakan-gerakan nasionalis itu tidak memberikan wala‘nya kepada Timur Komunis atau kepada Barat Salibis. HAMAS menegaskan kepada setiap orang yang bergabung dengannya atau bersimpati terhadapnnya bahwa HAMAS adalah satu gerakan jihad dan akhlaq yang jelas konsepsinya terhadap kehidupan dan bersama orang lain. Ia mengecam oportunisme; tidak menginginkan kecuali kebaikan bagi manusia. HAMAS berjuang secara manduri dengan potensi yang dimilikinya.

84

“Dan persiapkanlah bagi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi.” [ QS, Al-Anfal:60] HAMAS respek terhadap orientasi patriotisme yang bekerja di pentas palestina untuk membebaskan palestina. Karena semua itu merupakan dukungan dan bantuan. Semestinya memang demikian, ucapan atau perbuatan, sekarang ataupun yang akan datang. Kita memang harus bersatu, tidak boleh bercerai berai, melindungi tidak menindas, dan usaha yang terpuji. Kita harus menutup rapatrapat pintu yang akan mendatangkan pertentangan sampingan, tidak terpengaruh oleh desas desus dan isu yang tidak berdasar dangan menyadari hak untuk membela diri. Setiap yang bertentangan atau yang bertolak belakang dangan pangarahan ini maka ia adalah kebohongan yang oleh musuh-musuh atau agen-agennya dengan tujuan mengguncangkan barisan, memecah-belahpersatuan dan membikin sibuk dengan persoalan-persoalan sampingan. “hai, orang-orang yang beriman.Jika datang kepadamu seorang fasik [dengan membawa berita ]maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, sehingga menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu “ [QS 49, Al-Hujurat: 6} Pasal Keduapuluh Enam HAMAS memandang gerakan-gerakan nasionalis palestina yang tidak memberikan wala‘nya kepada timur atau barat dengan pandangan positif. Karenaitu tidak terhalang kemungkinan diadakan dialog yang serius dalam peringkat lokal dan internasional tentang persoalan Palestina, dialog yang objektif yang dapat membuka sejauh mana kesamaan dan perbedaannya dengan kemaslahatan nasional. Semua itu tentu diteropong dengan perspektif Islam.

3 PLO Pasal Keduapuluh Tujuh PLO adalah gerakan yang paling dekat dengan HAMAS. Di dalam keanggotannya terdapat mungkin seorng ayah, saudara, teman dekat, atau sahabat baiknya, sedangkan tanah air kita satu, penderitaan dan nasib kita sama, dan musuh kita adalah musuh bersama !

85

Karena terpengaruh oleh kondisi yang mengitari pembentukan PLO dan suasana kekacauan pemikiran yang memadu dunia arab akibat arus ghazwul fikri yang terus mmmenerus mempengaruhi Dunia Arab semenjak diobrak-abrik oleh orang-orang salib dan diguncang terus oleh oriennntalis, kolonialis, dan misionaris maka PLO mengadopsi fikrah negara sekular. Ini jelas menjadi perhitungan HAMAS. Pemikiran sekuler sangat bertentangan dengan fikrah diniyyah. Sedangkan diatas pemikiran itulah sikap, tindakan, dan pengambilan keputusan dibangun. Dari sini, dengan tetap menghargai PLO {bisa jadi akan terus mengalami perkembangan} dan tidak mengurangi jasa-jasanya dalam pertarungan ArabIsrael, HAMAS menegaskan bahwa tidak mungkin kita mengganti keislaman Palestina sekarang dan yang akan datang dengan mengadopsi pemikiran sekularisme. Sebab, keislaman Palestina adalah bagian dari agama kita, siapa saja yang meremehkannya maka ia akan merugi. ―Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri‖ {QS 2, AL-Baqarah: 130} ketika, pada suatu waktu misalnya PLO mendasarkan gerakannya kepada Islam sebagai manhaj hidup, maka saat itu pula kami, pendukung HAMAS, akan menjadi tentaranya dan menjadi bahan bakar yang dapat membakar musuh. Jika hal itu terjadi, mudah-mudahan Allah tiidak lama lagi menganugerahkan suasana seperti itu, maka sikap HAMAS terhadap PLO adalah sikap anak terhadap ayahnya, saudara terhadap saudaradekatnya, yang apabila tertusuk duri turut merasakan segala kepedihhannya, dan akan memmperkuat perlawanan dalam menghadapi musuh. Semoga Allah selalu memberi petunjuk dan bimbingan. ―saudaramu adalah saudara. Jika seseorang tak bersaudara, maka ibarat bertempur dengan tangan kosong.s

4 NEGARA DAN PEMERINTAHAN ARAB DAN ISLAM Pasal keduapuluh delapan Penyerbuan Zionis adalah penyerbuan biadab. Untuk mewujudkan tujuannya, Zionis mempergunakan pelbagai sarana yang tidak berprikemanusiaandan sangat buruk. Dalam operasi-operasinya sebagian besar mengandalkan operasi intelijen melalui organisasi-organisasi rahasia: Free Massonry, Rotari Club, Lions Club, dan kelompok-kelompok intelijen lainnya. Semua organisasi rahasia atauyang terang-terangan bekerja untuk kepentingan Zionis dan mendapat pengarahan dari Zionis. Operasi-operasi yang dilakukannya diarahkan untuk mengacau masyarakat, merusak nilai-nilai, menghancurkan

86

kendali, merosotkan akhlak, dan menghapus islam. Zionis berada dibelakang perdagangan obat bius dan semacamnya demi memudahkan dan memperluas kekuasaannya. Negara Arab disekitar Israel diminta HAMAS membuka perbatasannya untuk para mujahidin dari negara-negara Arab dan Islam yang ingin menunaikan tugas dan peran mereka, serta bergabung dengan saudara-saudara mereka dari ikhwanul muslimin palestina. Adapun negara-negara Arab dan Islam yang lain, maka dituntut minimal mempermudah keberangkatan para mujahid yang ingin datang berjihad di Palestina. Tidak lupa HAMAS ingatkan kepada setiap Muslim, bahwa orang-orang yahudi ketika berhasil menduduki Al-Quds pada tahun 1967 M, mereka berdiri di halaman Masjid Aqsha seraya berteriak, ―Muhammad meninggal dibelakang wanita.‖ Dengan demikian, Israel dengan keyahudiannya menentang Islam dan kaum Muslimin.‖Semoga mata para pengecut tidak dapat tidur.‖

5 PERKUMPULAN NASIONALIS DAN AGAMA,YAYASAN, PARA INTELEKTUAL, DUNIA ARAB DAN DUNIA ISLAM Pasal Keduapuluh Sembilan:

HAMAS mengharap agar kelompok-kelompok tersebut berpihak kepadanya, di berbagai peringkat; mendukung kegiatan dan pergerakannya; memperkuat sikap-sikapnya; dan berusaha mencari dukungan baginya agar bangsa-bangsa Islam menjadi pendukung strategis cita-cita perjuangan HAMAS pada semua peringkat kemanusiaan. Karena itu, HAMAS meminta dukungan materi,media massa, dan lain sebagainya melalui berbagai penyelenggaraan berbagai konferensi solidaritas,penerbit brosur, makalah,buku-buku kecil yang terprogram, penjelasan kepada masyarakat, tentang keadaan Palestina sebenarnya, dan memobilisasi bangsa-bangsa Islam dalam bentuk pemikiran, pandidikan, dan kebudayaan, agar HAMAS dapat mengambil perannya dalam pertarungan yang nenentukan melawan kaum Zionis sebagaimana mereka pernah perankan dalam pengusiran kaum Salib dan Tartar; seta panyalamatan peradaban manusia. Semua itu tidaklah sukar bagi Allah. “Allah telah menetapkan,”Aku dan Rasul-rasulku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” [QS 58, AlMujadalah: 21]

87

Pasal Ketigapuluh

Para sastrawan, ilmuwan, tokoh-tokoh pers, khathib, tokoh pembinaan dan pendidikan, dansemua pihak dari berbagai kalangan di dunia Arab dan Islam, di imbau agar melaksanakan peran dan kewajibannya; mengingat kejam dan kejinya serangan yang dilancarkan oleh kaum Zionis dan ekspansinya kebanyak negara, serta kekuasaannya terhadap materi dan media massa. Jihad tidak terbatas pada menanggul senjata dan menumbangkan musuh. Kalimat yang baik, makalah yang menarik, buku yang bermanfaat, dukungan dan bantuan, semuannya jika diniatkan untuk menegakkan dan meninggikan panji Allah, adalah termasuk jihad fi sabilillah. “Siapa saja yang mempersiapkan seseorang yang berperang dijalan Allah maka dia [sama seperti orang yang ] telah berparang, dan siapa saja yang menggantikan seseorang yang berperang [di jalan Allah ] dalam mengurusi kekurangan dan keluarganya dengan baik, maka dia telah berperang.” [ HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan tirmidzi ]

5 PARA PEMELUK AGAMA LAIN: HAMAS GERAKAN KEMANUSIAAN Pasal Ketigapuluh Satu:

HAMAS adalah satu gerakan kemanusiaan yang melindungi hak-hak asasi manusia dan berpegang teguh kepada toleransi Islam dalam memandang pemeluk agama-agama lain kecuali mereka yang menyatakan dan melakukan permusuhan terhadapHAMAS dan atau menghalangi gerakannya, atau merongrong perjuangannya. Dalam naungan Islam para pemeluk ketiga agama Samawi: Islam, Nashrani, dan Yahudi dapat hidup berdampingan dengan penuh aman dan damai. Keamanan dan kedamaian ini tidak mungkin didapatkan kecuali di bawah naungan Islam. Sejarah masa kini atau masa lampau membuktikan kenyataan ini. Karena itu, para pemeluk agama-agama lain hendaknya menahan diri dari merintangi, menentang, dan memusuhi ekspansi Islam di wilayah ini [Palestina]. Sebab, jika orang yahudi yang berkuasa di negri ini, maka yang akan terjadi hanyalah pembunuhan, penyiksaan, dan pengusiran. Bahkan sesama mereka sendiri pun terjadi saling memangsa, apa lagi terhadap pemeluk agama lain selain Yahudi. Sejarah telah membuktikan semua itu.

88

“Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampumg yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, padahal hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” [ QS 59, Al-Hasyr: 14] Islam memberikan hak kepada setiap orang yang memilikinya, dan melarang perampasan hak orang lain. Praktek-praktek Zionisme yang keji dan kejam dalam menindas bangsa kami tidak akan berumur panjang. Karena‖ negara kezaliman hanya berusia sesat, tetapi negara kebenaran akan berusia panjang sampai hari Qiyamah.‖ “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negrimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” [ QS 60, Al-Mumtahanah: 8 ]

6 UPAYA PENGUCILAN BANGSA PALESTINA Pasal Ketigapuluh Dua:

Zionisme internasional dan kekuatan-kekuatan kolonial berusaha secara licik dan terprogram untuk mendepak negara-negara Arab, satu demi satu, dari gelanggang pertarungan melawan Zionisme. Tujuan akhir dari upaya ini nialah mengucilkan bangsa Palestina. Mesir, melalui perjanjian pengkhianatan Camp David, telah terdepak jauh dari kancah pertarungan. Demikian pula negara-negara Islam lainnya sedang digiring untuk membuat perjanjian serupa agar terpisah dari pertarungan. HAMAS mengimbau bangsa-bangsa Arab dan Islam agar berusaha serius dan terus menerus untuk menggagalkan rencana dan program yang sangat berbahaya tersebut. Menyadarkan masyarakat bahwa meninggalkan pertarungan melawa Zionisme adalah bahaya besar. Hari ini Palestina, esok lusa mungkin negara anda. Rencana Zionis ini tidak mengenal batas. Setelah Palestina, mereka berambisi melakukan ekspansi dari Nil sampai Efrat. Setiap kali berhasil mencaplok satu wilayah, mereka segera berusaha melakukan ekspansi ke negri lain. Rencana-rencana mereka yang tertuang dalam ―Protokolat Zionisme‖ dan

89

realitas mereka di masa sekarang, merupakan bukti jelas terhadap apa yang kami katakan. Meninggalkan daerah pertarungan melawan Zionis adalah pengkhianatan terbesar yang patut mendapat kutukan. ―Siapa saja mundur dari menghadapi mereka di hari itu, kecuali berbelok untuk [siasat] perang atau hendak menggabung kan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka jahannam. Dan amat buruklah yempat kembalinya.‖ [QS 8, Al-Anfal: 16 ] segala kekuatan dan potensi harus dihimpun untuk menghadapi serbuan licik dan kejam tersebut. Jika tidak, maka kita akan kehilangan tanah air, diusir, kerusakan akan tersebar di bumi, serta semua nilai agama akan dihancurkan. Hendaklah setiap orang menyadari bahwa dirinya akan ditanya dihadapan Allah. :‖Siapa saja yang mengerjakan kebaikan sebesar zarah pun niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yangerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.‖ [QS 99, Al-Zalzalah 7-8 ] Dalam pertarungan melawan Zionisme Internasional, HAMAS hanyalah merupakan ujung tombak atau langkah awal perjalanan bersama para aktivis lainnya di Palestina. Karena itu, ia harus dilanjutkan dengan langkah-langkah lain dari bangsa-bangsa Arab dan Islam, dan dari perkumpulan-perkumpulan Islam yang ada di Dunia Arab dan Islam. Mereka harus siap menghadapi seranganserangan Yahudi berikutnya. ―Kamitelah menimbulkan permusuhan dan kebencian terhadap mereka sampai hari Qiamat. Setiap menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya mereka berbust keruksakan di bumi, dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat keruksakan.‖ [QS 5, Al-Maidah: 64 ]

Pasal Ketigapuluh Tiga HAMAS berangkat dari pemahaman-pemahaman umum yang selaras dan sejalan dengan sunnah kauniyah dan berjuang di lembah taqdir menghadapi para musuh untuk membela manusia Muslim, peradaban Islam dan tempat-tempat suci Islam, khususnya Masjid al-Aqsha, memperingatkan bangsa-bangsa Arab dan Islam, seluruh pemerintahannya, perkumpulan-perkumpulannya, yang formal dan nonformal agar dalam memandang HAMAS dan bersikap terhadapnya tetap takut kepada Allah. Hendaknya mereka, sebagaimana dikehendaki Allah menjadi dukumgam dan sandaran yang senantiasa memberikan bantuan kepadanya sampai tiba keputusan

90

Allah. Hendaknya barisannya didukung oleh barisan-barisan yang lain. Hendaknya semua pihak di seluruh dunia Islam bergerak menyambut seruan kewajiban, mengumandangkan panggilan jihad ke segenap penjuru sampai tercapai pembebasan dan tiba pertolongan Alah sehingga musuh terusir. ―Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa‖. (QS. Al-Haj: 40) BAB V KESAKSIAN SEJARAH I MENGHADAPI PENINDASAN SEPANJANG SEJARAH Pasal Ketiga puluh Empat Palestina adalah pusat bola bumi, titik pertemuan seluruh benua, dan sasaran bagi semua pihak semenjak dahulu kala, sebagaimana diisyaratkan oleh Rasulullah SAW di dalam haditsnya yang disampaikan kepada Muadz bin Jabal: ―Wahai Muadz, sesungguhnya Allah akan menaklukkan Syam untuk kalian pada abad sesudahnya sejak dari Arisy sampai ke Furat. Para penduduknya, laki-laki, wanita atau para budak, ―bersiap-siaga‖ sampai hari kiamat. Siapa saja di antara kamu memilih (bertempattinggal) di salah satu pantai Syam atau Baitul Maqdis, berarti dia dalam keadaan jihad terus-menerus sampai hari kiamat‖. Palestina telah berkali-kali menjadi ajang perebutan orang-orang rakus. Kemudian Salib datang ke Palestina seraya membawa ideologi dan salib mereka, hingga berhasil mengusir kaum Muslimin selama beberapa masa. Dan kaum Muslimin tidak dapat merebutnya kembali kecuali setelah mereka berjuang di bawah panji Islam seraya bertakbir kepada Allah dan berjihad di bawah pimpinan Shalahudin al-Ayyubi selama hampir dua dekade. Akhirnya mereka berhasil memperoleh kemenangan gemilang, mengusir kaum Salib dan membebaskan Palestina. ―Katakanlah kepada orang-orang kafir, ―kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka jahanam. Dan itulah tempat seburukburuknya‖. (QS. Ali-Imran: 12) Itulah satu-satunya jalan dan cara untuk membebaskan Palestina. Kenyataan ini di samping merupakan kesaksian sejarah yang tak terbantahkan, juga merupakan salah satu Sunnah Kauniyah dan hukum kehidupan. Besi tidak dapat dipatahkan kecuali dengan besi. Aqidah mereka yang palsu dan bathil tidak akan dikalahkan kecuali dengan aqidah Islam yang benar. Aqidah tidak dapat diruntuhkan kecuali dengan aqidah. Pada akhiurnya kemenangan akan berpihak kepada kebenaran. ―Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi Rasul, (yaitu) sesungguhnya meraka itulah yang pasti mendapatkan pertolonganh. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.‖ (QS> al-Shaffat: 171-172)

91

Pasal Ketigapuluh Lima HAMAS memandang kekalahan kaum Salib dibawah tangan Shalahuddin Alayyubi dan pembebasan palestina, kekalahan kaum Tar-tar Ain jalut dibawah tangan Qut khusy dan Zahir Bibrasy dan penyelamatan dunia Arab \dari serbuan Tar-tar yang menghancurkan segala bentuk peradaban manusia, merupakan pelajaran yang sangat berharga. Serangan zionisme sekarang ini merupakan kelanjutan perang salib dari Barat. Seperti halnya kaum Muslimin pernah men\ghadapi berbagai serbuan tersebut dan berhasil mengalahkan serbuan itu, maka kaum Muslimin sekarang inipun mesti mampu menghadapi serbuan zionis dan mengalahkannya. Semua itu tidaklah sukar bagi allah aslkan kaum Muslimin mengikhlaskan niatnya, memiliki kemauan keras, memanfaatkan pengalaman masa lalu, membersihkan penmgaruh-pengaruh Ghazwul Fikri, dan mengikuti sunnah para pendahulunya. II PENUTUP HMAS ADALAH TENTAR-TENTARA ALLAH Pasal Ketigapuluh Enam: HMAS, sejak awal telah berkali-kali menegaskan kepada segenap bangsa Palestina, juga kepada bangsa-bangsa Arab dan Islam di segenap penjuru dunia, bahwa HAMAS tidak bermaksud memburu popularitas pribadi, keuntungan materi, atau status sosial. Ia tidak bermnaksud menentang salah seorang anak bangsa kami; baik sebagai saingan ataupun berusaha merebut kedudukannya. Juga tidak akan menentang salah seorang dari Kaum Muslimin atau orang-orang nonMuslim yang menginginkan kedamaian di tem,pat ini dan di setiap tempat. Gerakan ini tidak lain hanyalah merupakan bantuan dan dukungan bagi setriap perkumpulan dan organmiosasi yang berjuang melawan zionosme dan antekanteknya. HAMAS menjadikan Islam sebagai manhaj kehidupan. Islam sebagai aqidah dan agamanya. Siapa saja yang telah menjadikan Islam sebagai manhaj kehidupannya, di amna saja dia berada, baik sebagai tanzhim, jamaah, organisasi, negara, atau perkumpulan lainnya, maka HAMAS siap menjadi prajuritnya. Semoga Allah memberikan hidayah kepada kami dan keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak. ―Rabbana, Berilah keputusan antara kami dan kaum kami denganhaq (adil) dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya‖. (QS. Al-A‘raf: 89) Akhir do‘a kami, segala puji milik Allah.

92

DAFTAR SUMBER Buku-Buku

Ali, Abdullah Yusuf. 1998. Tafsir Al-Quran. Jakarta: Litera Antar Nusa Ali, Mukti. 1994. Islam dan Sekularisme di turki Modern. Jakarta: Djambatan Al-Hamd, Jawad dan Iyad Al-Barghutsy (ed.). 1997. Dirâsah fî Al-Fikr Al-Siyâsî li Harakah Muqâwamah Al-Islâmiyyah (Hamâs) 1987-1996. Amman: Dâr Al-Basyîr Al-Kailani, Haitsam. 2001. Siapa Teroris Dunia. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar Al-Kilany, Ismail. 1992. Sekularisme: Upaya Memisahkan Agama dari Negara. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar Amin, Ahmad. 1965. Fajr Al-Islâm. Singapura: Sulaiman Mar‘i Armstrong, Karen. 2001. Perang Suci: Dari Perang Salib hingga Perang Teluk. Jakarta: Serambi Burke, Peter (ed.). 1995. New Perspecives on Historical Writing. Pennsylvania: The Pennsylvania State University Press Eatwall, Roger dan Anthony Wright (ed.). 2004. Ideologi Politik Kontemporer. Yogyakarta: Jende Hitti, Philip K. 1974. History of the Arabs. London: The Macmillan Press Hourani, Albert. 2004. Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim. Bandung: Mizan Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Lapidus, Ira M. 1999. Sejarah Sosial Umat Islam Jil. I. Jakarta: Rajawali Press Lapidus, Ira M. 1999. Sejarah Sosial Umat Islam Jil. II. Jakarta: Rajawali Press Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMY. 1999. Gerakan Keagamaan dan Pemikiran; Akar-akar Ideologis dan Penyebarannya. Jakarta: WAMY Lenczowski, George. 1993. Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia. Bandung: Sinar Baru Algesindo Lewis, Bernand. 2001. Yahudi-Yahudi Islam. Jakarta: Nizam Press Lewis, Bernand. 2005. Krisis Islam: Jihad dan Teror Biadab. Jakarta: Pustaka Begawan Mughni, Syafiq (ed.). tt. An Anthology of Contemporary Middle Eastern History. Canada: McGill University Qardhawi, Yusuf. 2005. Distorsi Sejarah Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar Ridha , Abu (ed.). 1994. Palestina Nasibmu Kini. Jakarta: Yayasan SIDIK Roy, Olivier. 2000. Gagalnya Islam Politik. Jakarta: Serambi Safari, Mohammad, et. al. 2004. Mengapa Mereka Membunuh Syaikh Ahmad Yasin; Biografi dan Visi Perjuangan Syaikh Ahmad Yasin (1936-2004). Bogor: Aufa Press Said, Edward W. 1990. Orientalisme. Bandung: Pustaka Salman Said, Edward W. 1996. Kebudayaan dan Kekuasaan; Membongkar Mitos Hegemoni Barat. Bandung: Mizan

93

Shalih, Muhsin Muhammad. 2003. Dirâsah Manhajiyyah fî Al-Qadhiyyah AlFilisthîniyyah. Kuala Lumpur: Fajar Ulung Yahya, Harun. 2005. Palestina: Zionisme dan Terorisme Israel. Bandung: Dzikra Koran dan Situs Internet Kompas, 9 Januari 2006 Kompas, 19 Januari 2006 Kompas, 20 Januari 2006 Kompas, 23 Januari 2006 Kompas, 26 Januari 2006 Kompas, 3 Februari 2006 Kompas, 5 Februari 2006 Kompas, 15 Februari 2006 Kompas, 16 Februari 2006. Kompas, 21 Februari 2006 Kompas, 21 Februari 2006 Kompas, 22 Februari 2006 Kompas, 22 Februari 2006. Kompas, 22 Februari 2006. Kompas, 24 Februari 2006. Republika, 24 Januari 2006 Republika, 30 Januari 2006 Republika, 16 Februari 2006 Republika, 18 Februari 2006. Republika, 20 Februari 2006 Republika, 25 Februari 2006 Republika, 26 Februari 2006. www.en.wikipedia.org www.hidayatullah.com www.infopalestina.com www.palestine-info.com www.us.gov

94

Biodata Penulis Tiar Anwar Bachtiar. Lahir di Banjarsari, Ciamis 20 Juni 1979. Sampai selesai SD tahun 1991, tinggal bersama orang tua di Ciamis. Selepas itu, menyelesaikan masa nyantri di Pesantren Persatuan Islam 19 Bentar Garut. Tahun 1997 diterima di Jurusan Sejarah Universitas Padjadajaran hingga selesai tahun 2002. Saat ini tengah menyelesaikan Tesis di Pascasarjana Sejarah Universitas Indonesia. Semasa mahasiswa, pernah menjadi Pemimpin Redaksi Jurnal Mahasiswa Pyramid (1999-2000), Direktur Konsorsium Jatinangor Peduli (2000-2002), dan Ketua Umum HMI Cabang Jatinangor (2002-2003). Kini selain mengajar di pesantren almamaternya dan mengelola Ma‗had Aliy Baiturrahman Garut, tercatat juga sebagai Sekretaris PP Pemuda Persatuan Islam sejak Muktamar di Jakarta tahun 2005. Berbagai tulisannya tersebar di bebagai media masa nasional maupun lokal seperti Kompas, Republika, Hikmah, Risalah, Al-Muslimun, dan sebagainya. Di samping itu juga menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab. Di antara buku yang sudah diterjemahkannya antara lain: Qardhawi Bicara Soal Wanita (2003), AlKhilâfah (2003), Menaklukkan 7 Penyakit Jiwa (2004), Tafsir Surat Al-Fatihah (2004), Jalan Kebahagiaan (2006), dll. Selain menulis juga menyunting banyak buku. Buku yang pernah ditulis adalah Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis (2005). Buku ini adalah buku kedua.

95

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF