Hakikat Manusia Dan Daya-daya Ruhani
March 13, 2019 | Author: Fai | Category: N/A
Short Description
Ruhani...
Description
Pendidikan Pendidik an Akhlak
Hakikat Manusia dan Daya-daya Ruhani Niken Uswatun Alimah (11160163000012) Akhmad Mukhsin Alatas (11160163000021)
Menganalisis Hakikat Manusia
Menganalisis Hakikat Manusia Menurut ba bah hasa artinya kebe ben naran atau sesu sua atu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menj me njad adii ji jiw wa se sesu sua atu tu..
Menganalisis Hakikat Manusia
Pengertian Peng ertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini.
Menganalisis Hakikat Manusia
Pengertian Peng ertian Manusia
Qur’’an istilah manusia ditemukan 3 Dalam al-Qur kosa kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kat kata a basyar basyar,, insan dan an-nas an-nas..
Menganalisis Hakikat Manusia
Pengertian Manusia
Al-Qur’an memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan sosial. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk sosial yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
Pengertian Manusia Manusia adalah makhluk sosial dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk sosial untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain.
Ibnu Sina
Menganalisis Hakikat Manusia Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik di darat, di laut, maupun di udara. Manusia di beri akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah.
Eksistensi dan Martabat Manusia
Eksistensi dan Martabat Manusia
Tujuan Penciptaan Manusia
Menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Penyembahan berarti ketundukan manusia dalam hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia.
Eksistensi dan Martabat Manusia
Fungsi dan Peran Manusia
Status dasar manusia sebagai khalifah. Khalifah diartikan sebagai penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah. Peran : Belajar Mengajarkan ilmu Membudayakan ilmu •
•
•
Tanggung Jawab Manusia
Sebagai Hamba Allah
Ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan manusia kepada Allah
Tanggung Jawab Manusia
Sebagai Khalifah Allah
Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pegolahan dan pemeliharaan alam.
Menganalisis Hakikat Manusia
Derajat & Tingkatan Manusia
Pertama, orang yang dikuasai oleh hawa nafsu dan bahkan menjadikannya Tuhan sesembahannya.
Menganalisis Hakikat Manusia
Derajat & Tingkatan Manusia
Kedua, orang yang selalu berkompetisi dengan hawa nafsunya.
Menganalisis Hakikat Manusia
Derajat & Tingkatan Manusia
Ketiga, golongan yang berhasil mengendalikan hawa nafsu dan mengalahkannya dalam kondisi apapun.
Menganalisis Hakikat Manusia
Derajat & Tingkatan Manusia
Empat kiat melepaskan belenggu nafsu dan untuk meraih kebahagiaan hakiki : yaitu mengenal diri, mengenal Pencipta, mengenal hakekat dunia dan mengenal hakekat akherat. Dalam proses mengenali diri, Imam al-Ghazali memberikan bahan introspeksi harian (muhasabah).
Menganalisis Hakikat Manusia
Derajat & Tingkatan Manusia
Imam al-Ghazali menjelaskan adanya empat potensi dalam diri manusia: sifat binatang ternak, sifat binatang buas, sifat setan dan sifat malaikat.
Menganalisis Hakikat Manusia
Derajat & Tingkatan Manusia
Kebahagiaan hakiki adalah hakekat spiritual yang kekal, keyakinan pada hal-hal mutlak tentang hakikat alam, identitas diri dan tujuan hidup. Kesemuanya itu berawal dari ilmu dan bermuara pada mahabbatullah (cinta kepada Allah).
Menganalisis Hakikat Ruh Menurut Al-Qur’an, Hadits dan Sufi
Menganalisis Hakikat Ruh Menurut AlQur’an, Hadits dan Sufi Makna pertama : sebuah jenis (benda) yang sangat halus yang semayam (sumbernya berasal dari) dalam rongga hati jasmani. Kemudian ruh itu bertebaran ke seluruh tubuh melalui urat-urat yang bercabang-cabang.
Menganalisis Hakikat Ruh Menurut AlQur’an, Hadits dan Sufi Mengalirnya ruh diseluruh tubuh itu, menimbulkan cahaya kehidupan, menumbuhkan perasaan, melahirkan pendengaran, penglihatan dan penciuman.
Menganalisis Hakikat Ruh Menurut AlQur’an, Hadits dan Sufi Makna kedua : al-Lathifah yang berpotensi untuk mengenal dan untuk mengetahui makna “hati”
Menganalisis Hakikat Ruh Menurut AlQur’an, Hadits dan Sufi Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang dalam unsur penciptaannya terdapat ruhilahi, sedangkan manusia tidak diberi pengetahuan mengenai ruh itu sendiri. Allah berfirman dalam Al-Isra’ ayat 85:
Menganalisis Hakikat Ruh Menurut AlQur’an, Hadits dan Sufi Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit“.
Menganalisis Daya-daya Ruhani
Menganalisis Daya-daya Ruhani Abu al-Husayn an-Nuri mengatakan, “Tasawuf bukan sekumpulan ritual dan pengetahuan, tetapi akhlak.”
Menganalisis Daya-daya Ruhani Murta’isy berkata: “ Tasawuf adalah akhlak yang baik.”. Akhlak yang baik memiliki tiga bentuk: Pertama, akhlak kepada Allah , dengan melaksanakan segala perintah-Nya. Kedua, akhlak kepada manusia Ketiga, akhlak kepada diri sendiri
Menganalisis Daya-daya Ruhani Zu an-Nun al-Misri berkata: “Sufi adalah orang yang ketika berbicara bahasanya adalah realitas ihwalnya, yakni dia tidak mengatakan apa yang tidak sebenarnya, dan ketika dia diam perbuatannyan menjelaskan ihwalnya, dan ihwalnya mengatakan bahwa dia telah memutuskan semua ikatan-ikatan duniawi.”
Daya-daya Ruhani
An-Nafs
Secara bahasa dalam kamus al-Munjid, nafs (jama’nya nufus dan anfus) berarti ruh (roh) dan ‘ain (diri sendiri). Sedangkan dalam kamus al-Munawir disebutkan bahwa kata nafs (jamaknya anfus dan nufus) itu berarti roh dan jiwa, juga berarti al-jasad (badan, tubuh), alsahsh (orang), al-sahsh alinsan (diri orang), aldzat atau al’ain (diri sendiri).
3 tingkatan perkembangan jiwa jiwa ketuhanan
mulai untuk menyadari kesalahan dan dosanya hanya memenuhi naluri rendahnya
Daya-daya Ruhani
An-Nafs
An-Nafs menunjuk kepada 2 hal : hawa nafsu dan hakikat dari manusia itu sendiri (diri manusia).
Daya-daya Ruhani
An-Nafs
a. Hawa Nafsu Nafsu yang mengarah kepada sifat-sifat tercela pada manusia. Yang akan menyesatkan dan menjauh dari Allah.
Daya-daya Ruhani
An-Nafs
a. Hawa Nafsu Hadits riwayat Al Baihaqi dari Ibnu Abbas : "Musuhmu yang terbesar adalah nafsumu yang berada diantara kedua lambungmu".
Daya-daya Ruhani
An-Nafs
b. Diri Manusia Diri manusia ini apabila tenang, jauh dari goncangan disebabkan pengaruh hawa nafsu dan syahwat, dinamakan Nafsu Muthmainnah.
Daya-daya Ruhani
An-Nafs
b. Diri Manusia Allah berfirman: "Hai jiwa yang tenang (nafsu muthmainnah), kembalilah kepada Tuhanmu, merasa senang (kepada Tuhan) dan (Tuhan) merasa senang kepadanya". (QS Al Fajr : 27-28).
Daya-daya Ruhani
Al-Aql
Kata al-aql di dalam kamus kontemporer ArabIndonesia merupakan sinonim bagi kata hija yang berarti pikiran, otak dan alasan. Sedangkan di dalam kamus Al-Munawwir ArabIndonesia juga berarti daya yang dapat menangkap, mempersepsi, memahami.
Daya-daya Ruhani
Al-Aql
Menurut Imam Al-Ghazali, kata al-aql memiliki empat hakikat, yaitu : a. Pertama, sesuatu yang siap menerima pengetahuan teoretis dan mengatur kepandaian berpikir yang tersembunyi b. Kedua, pengetahuan yang ada pada diri manusia sejak usia anak
Daya-daya Ruhani
Al-Aql
Menurut Imam Al-Ghazali, kata al-aql memiliki empat hakikat, yaitu : c. Ketiga, pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman/empirik d. Keempat, kekuatan gharizah (insting) untuk mengetahui konsekuensi berbagai masalah dan menahan keinginan untuk mendapatkan kelezatan sesaat
Daya-daya Ruhani
Al-Qalb
“Hati adalah rumah Allah, maka bersihkanlah ia dari yang selain Dia agar saban malam sang Rahman dapat bersemayam di istana-Nya.”
-Ibrahim Haqqi
Daya-daya Ruhani
Al-Qalb
Hati meiliki dua sisi berbeda; yang pertama selalu memandang ke arah Alam arwah, sementara yang kedua selalu memandang alam fisik.
Daya-daya Ruhani
Al-Qalb
Jika tubuh tunduk pada perintah ruh yang tercakup dalam perintah-perintah syariat tauhid, maka hati mengalirkan limpahan anugerah yang ia dapat dari alam arwah kepada tubuh dan jasad, sehingga memberikan embusan angin ketenangan dan ketentraman.
Daya-daya Ruhani
Al-Qalb
Hati juga mampu melakukan peng-idrak -an. Idrak adalah memahami dan mempersepsikan. Misalnya perasaan sedih dan gembira. Yang berfikir dan merenungkan itu adalah kekuatan batin yang disebut alqalb.
Daya-daya Ruhani
Al-Qalb
Hati merupakan sebuah lathifah (entitas lembut) yang sangat sulit disembuhkan jika terluka, meski yang jauh lebih sulit adalah menghidupkannya jika ia sudah mati. Itulah sebabnya Al-Qur’an berpesan kepada kita dengan sebuah doa ‘wahai tuhan kami, janganlah engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk kepada kami,’ (QS Ali Imran 3: 8)
2 jenis hati Jasmaniyah
Jenis Hati Ruhaniyyah
Daya-daya Ruhani
Ar-Ruh
Kata ruh diartikan dengan roh, nyawa, jiwa, sukma, intisari, perasaan atau esensi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata ruh diartikan dengan: Sesuatu yang hidup yang tidak berbadan jasmani, namun berakal budi dan berperasaan; jiwa atau badan halus atau semangat.
2 Hal Mengenai Ruh Nyawa
Ruh Yang halus dari manusia
Yang Halus dari Manusia 1) Ruhul Amin 2) Ruhul Awwal 3) Ruhul Qudus
Daya-daya Ruhani
As-Sir
As Sirr dimaknai sebagai sebagai rahasia (lawan keterusterangan), pembicaraan dalam hati. Hans Wehr mengungkapkan kemungkinan makna sirr adalah: secret, mind, heart, dan soul.
Daya-daya Ruhani
As-Sir
Rahasia adalah sebuah hakekat yang tersembunyi, ia tersembunyi dari cercapan panca indera, namun ada dalam eksistensi. Sirr dengan demikian adalah sesuatu yang tersembunyi dalam diri manusia, seperti pikiran, perasaan dan jiwa. Sirr merupakan aspek jiwa yang paling dalam, ia adalah pikiran, perasaan bawah sadar yang dimiliki manusia.
Daya-daya Ruhani
As-Sir
Kata Imam Ghazali, ”nurrun latifatun robbaniyyun”, inilah ruh yang mana akal itu menerima, hati itu memahami, ruh itu menyaksikan perkara yang maknawi dan sirrun itu menyimpan rahasia.
View more...
Comments