Hakikat Dan Urgensi Bimbingan Dan Konseling

December 16, 2016 | Author: Nella Andriyani | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Hakikat Dan Urgensi Bimbingan Dan Konseling...

Description

Nama NIM Kelas

: Nella Andriyani : 1002423 : Biologi B 2010

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING

#1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. A. Tugas-tugas guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling: 1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa. 2. Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling. 3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor 4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor. 5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling 6. Memberikan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling untuk mengikuti layanan tersebut. 7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus. B. Tugas-tugas konselor Adapun tugas-tugas konselor yaitu membantu peserta didik dalam: 1. Pengembangan kehidupan pribadi 2. Pengembangan kehidupan sosial 3. Pengembangan kemampuan belajar 4. Pengembangan karir C. Keunikan dan keterkaitan pelayanan pembelajaran oleh guru dan pelayanan bimbingan dan konseling oleh konselor Keterkaitan diantara guru dan konselor dapat terlihat dari aspek wilayah geraknya yaitu di sistem pendidikan formal, dalam rangka mencapai tujuan nasional, dan hubungan kerja secara alih tangan (referal) Namun, ada pula keunikan yang membedakan antara guru dengan konselor, yaitu dari aspek konteks tugasnya dan fokus kegiatannya.

#2: Posisi Pengembangan Diri dalam Bimbingan dan Konseling Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada konseli untuk mengembangkan dan pengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap konseli sesuai dengan kondisi sekolah. Berikut hal-hal yang dipertegas terkait dengan pelayanan BK dalam pendidikan formal: 1. Pengembangan diri bukan bukan sebagai mata pelajaran Berarti bentuk, rancangan, dan metode pengembangan diri tidak dilaksanakan sebagai sebuah adegan mengajar seperti layaknya pembelajaran bidang studi. 2. Pelayanan pengembangan diri dalam bentuk ekstrakurikuler Berarti di dalamnya akan terjadi diversifikasi program berbasis minat dan bakat yang memerlukan pelayanan pembina khusus sesuai dengan keahliannya. 3. Pengembangan diri bukan subtitusi atau pengganti pelayanan bimbingan dan konseling Berarti pengembangan diri bukan substitusi atau pengganti pelayanan bimbingan dan konseling, melainkan di dalamnya mengandung sebagian saja dari pelayanan (dasar, responsif, perencanaan individual) bimbingan dan konseling yang harus diperankan oleh konselor 4. Bimbingan dan Konseling dan Kurikulum (KTSP) dalam Jalur Pendidikan Formal KTSP adalah salah satu subsistem pendidikan formal yang harus bersinergi dengan komponen/subsitem lain yakni manajemen dan BK. #3: Hakikat dan Urgensi Bimbingan dan Konseling Dasar penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah adalah untuk memfasilitasi peserta didik (konseli) agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Karena proses perkembangan tidak selalu dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensial, harapan, dan nilai-nilai yang dianut, maka diperlukan bimbingan untuk lebih membantu konseli dalam memahami tentang dirinya dan lingkungannya. Pendidikan yang baik adalah yang menitegrasikan tiga bidang, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikuler, dan bimbingan dan konseling. Perubahan paradigma pendekatan bimbingan

dan konseling, yaitu pendekatan yang beorientasi tradisional, remedial, klinis, dan terpusat pada konselor, kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan dan preventif. Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-mansalah konseli. Jenis-jenis layanan BK antara lain layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling individual, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan mediasi, layanan konsultasi. Ragam bimbingan dan konseling antara lain bimbingan studi, bimbingan pribadi dan sosial, dan bimbingan jabatan.

#4: Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling A. Tujuan Bimbingan dan Konseling Tujuan bimbingan dan konseling ialah agar konseli dapat (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang, (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendiidkan, lingkungan masyrakat serta lingkungan kerjanya, (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut mereka harus: (1) mengenal dan mehamami potensial kekuatan, dan tugas perkembangannya, (2) mengenal dan memahami potensi atau peluang yang di lingkungannya, (3) mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan sendiri, (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tenpat bekerja dan masyrakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya, (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal. Tujuan bimbingan dan koseling ada terkait dengan aspek pribadisosial konseli, aspek akademik (belajar), aspek karir. B. Fungsi Bimbingan dan Konseling 1. Fungsi pemahaman, 2. Fungsi fasilitasi, 3. Fungsi penyesuaian 4. Fungsi penyaluran,

5. Fungsi adaptasi, 6. Fungsi pencegahan, 7. Fungsi perbaikan, 8. Fungsi penyembuhan 9. Fungsi pemeliharaan 10. Fungsi pengembangan

#5: Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling A. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil-hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi penyelengaraan pelayanan. Prinsip bimbingan dan konseling antara lain: 1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli 2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi 3. Bimbingan menekankan hal yang positi 4. Bimbingan dan konseling merupakan usaha bersama 5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam Bimbingan dan konseling 6. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan B. Asas Bimbingan dan Konseling Pemenuhan asas-asas bimbingan dan konseling dalam penyelenggaraan layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dapat memperlancar dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling. Asas-asas bimbingan dan konseling antara lain: 1. Asas kerahasian 2. Asas kesukarelaan 3. Asas keterbukaan 4. Asas kegiatan 5. Asas kemandirian 6. Asas kekinian 7. Asas kedinamisan 8. Asas keterpaduan 9. Asas keharmonisan 10. Asas keahlian 11. Asas alih tangan kasus

#6: Komponen Bimbingan dan Konseling 1. Pelayanan dasar a. Pengertian: proses pemberi bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok. b. Tujuan: untuk membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan yang normal, mental sehat, keterampilan dasar hidup. c. Fokus pengembangan: menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir 2. Pelayanan responsif a. Pengertian: proses pemberi bantuan kepada konseli yang meghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera. b. Tujuan: membantu konseli agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya. c. Fokus pengembangan: bergantung kepada masalah atau kebutuhan konseli. 3. Perencanaan individual a. Pengertian: bantuan kepada konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan. b. Tujuan: untuk membantu konseli agar memiliki pemahaman tentang dirinya dan lingkungannya, mampu pemrumuskan tujuan perkembangan dirinya, dapt melakukan kegiatan berdasarkan tujuan yang telah dirumuskannya. c. Fokus pengembangan: berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial-pribadi. 4. Dukungan sistem Merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur, dan pengembangan kemampuan prrofesional konselor secara berkelanjutan. Dukungan sistem ini meliputi: pengembangan jejaring (networking), kegiatan manajemen, riset dan pengembangan.

#7: Manajemen Bimbingan dan Konseling Strategi implementasi program dalam Bimbingan dan Konseling antara lain: 1. Pelayanan dasar, berupa: bimbingan klasikal, pelayanan orientasi, pelayanan informasi, bimbingan kelompok, pelayanan pengumpulan data. 2. Pelayanan responsif, berupa: konseling individual dan kelompok, reveral (alih tangan), kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah, konsultasi, bimbingan teman sebaya, konferensi kasus, dan kunjungan rumah. 3. Perencanaan individual Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasinya yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Evaluasi dalam layanan Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru pembimbing (konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling. Berikut langkah-langkah dalam mengevaluasi: • Merumuskan masalah atau instrumentasi. • Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. • Mengumpulkan dan menganalisis data. • Melakukan tindak lanjut (follow up).

#8: Manajemen Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal Pemetaan Tugas Konselor dalam Jalur Pendidikan Formal antara lain: 1. Tugas konselor di Taman Kanak-kanak Membantu guru dalam menyusun program bimbingan yang terpadu dengan proses pembelajaran, dan mengatasi perilaku mengganggu anak sesuai keperluan. 2. Tugas konselor di Sekolah Dasar Berperan sebagai konselor kunjung atau untuk membantu guru dalam mengatasi perilaku mengganggu anak sesuai keperluan. 3. Tugas konselor di Sekolah Menengah Membanyu konseli mengokohkan pilihan dan pengembangan karir sejalan den dengan bidang vokasi yang menjadi pilihannya.

4. Tugas konselor di Perguruan Tinggi Difokuskan pada pemantapan karier yang paling cocok dengan konseli untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai pribadi yang produktif.

#9: Bimbingan dan Konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik Woodworth dan Marquis berpendapat bahwa bakat itu memiliki 3 arti yaitu: 1. Achievment : actual ability, yang dapat diukur langsung dengan alat atau tes. 2. Capacity : potential ability, yang dapat diukur secara tidak langsung . Dimana kecakapan ini berkembang dengan perpaduan antara dasar dengan training intensif dan pengalaman. 3. Aptitude : kualitas yang dapat diukur dengan tes khusus. Terdapat beberapa dimensi yang harus diperhatikan: 1. Dimensi perseptual 2. Dimensi psikomotor 3. Dimensi intelektual

1. 2. 3. 4. 5.

Peranan BK terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) antara lain: Pemberian layanan terhadap ABK Berkoordinasi dengan ahli lain Melakukan konseling terhadap keluarga ABK Membantu perkembangan ABK agar berkembang efektif, memiliki keterampilan hidup mandiri Merancang perencanaan pendidikan formal, pendidikan tambahan, dan peralatan yang dibutuhkan

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF