Hada Boiler

November 24, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Hada Boiler...

Description

BAB 1. Bagaimana Cara Mengoperasikan 1. Persiapan Pengoperasian Sebelum memantik burner, pastikan seluruh peralatan dalam kondisi baik. 1) Pengukur Level Air Pastikan keran drain tertutup sepenuhnya, katup aliran pada kedua ujung atas dan bawah dari pengukur level air dan katup utama terbuka sepenuhnya jadi jalur aliran air terbuka. Pastikan juga level air di boiler terindikasi secara benar oleh pengukur level air dan bahwa level air tersebut sudah dalam tinggi yang sesuai. Level air ini harus berada dalam batas normal saat operasi. Perlu untuk menyuplai air sampai ke level air telah diatur (adjusted) yang sedikit berbeda dari atas batas normal, bahkan ketika level airnya berubah secara sementara (temporary) karena foaming oleh kenaikan temperatur dan penguapan dari air dengan menggunakan gas buang economizer, dll. Level air harus dijaga tetap berada di dalam batas terendah dan tertinggi.

2) Pengukur Tekanan (Pressure Gauge) Pastikan keran utama terbuka sepenuhnya dan “tangan pengindikasi” (indicating hand)

dari pengukur tekanan menunjuk ke titik 0. Pengukur tekanan ditempatkan pada posisi yang lebih rendah untuk observasi yang mudah menunjukan secara teoritis tekanan lebih tinggi daripada di kondisi aktualnya karena tekanan air kepala (water head pressure) di pipa steam (1 kg/cm 2 per 10 meter dari water head). Ada pengukur tekanan yang diatur untuk mengompensasi perbedaan tekanan ini dikarenakan water head. Pada kasus lain, bagaimanapun juga, jika pengukur tekanan menunjukan angka 0,5  –  0,7 kg/cm2  ketika tekanan aktualnya 0, perlu untuk mengganti pengukur tekanan atau diatur kembali (adjust).

3) Blow-off Valve Pastikan bahwa katup pada badan boiler, katup antara ( intermediate valve) dan blow-off valve yang di luar kapal tertutup sepenuhnya. Dugalah apakah ada kebocoran atau tidak dari boiler dengan menyentuh lead pipe.

4) Katup Penyuplai Air (Water Supply Valve) Jaga katup penyuplai air utama terbuka jadi air dapat disuplai kapan saja dibutuhkan untuk mengatur level air. Jaga katup pengecek suplai air tertutup, untuk meminimalisir

kerusakan katup karena pergerakan dari katup saat menyuplai air, sedemikian rupa di mana tidak ada batasan untuk kapasitas menyuplai air.

5) Katup Penghenti Steam (Steam Stop Valve) Pastikan katup ini sepenuhnya tertutup. Memungkinkan, untuk mengoperasikan tuasnya untuk memastikan bahwa katup ini sepenuhnya tertutup. Jika material untuk badan katup dan batang katup berbeda, pembukaan dan penutupan katup sulit karena perbedaan ekspansi kedua bahan. Maka dari itu, sedikit paksaan diperlukan untuk menutup katup ini.

6) Katup Pengaman (Safety Valve) Pastikan bahwa alat pembuka katup manual sudah dalam pengerjaan (in order) dan pipa kuras (drain pipe) dari valve casing terbuka.

7) Katup Pelepas Udara (Air Release Valve) Jagalah agar tetap terbuka. Setelah steam sudah digeneralisir, pastikan bahwa udara di boiler sudah dikeluarkan semua hingga tak bersisia dan tutup katup ini secara benar).

8) Peralatan Lain Pastikan bahwa alat ini berhubungan ke suplai air, vetilasi dan pembakaran, alat pengontrol otomatis, peredam pada jalur air, flue, dll. sudah dalam kodisi yang baik & siap operasi. Periksa alat ini dan partnya secara hati hati.

2. Bagaimana Caranya Untuk Menaikan Tekanan Steam Untuk mencegah ekspansi yang tidak biasa karena perbedaan temperatur pada part/bagian yang bervariasi pada boiler, sangat penting untuk menghasilkan steam secara bertahap. Waktu yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur steam ke nilai tertentu tergantung pada jenis, ukuran dari boiler dan temperatur feed water. Ketika menyalakan steam generation menggunakan air dari temperatur ambien, perlu untuk mengadakan penggunaan panas dengan waktu yang lebih lama. Standar waktu yang diperlukan minimum 4 jam untuk tipe kecil, lebih dari 6 jam untuk yang besar, dan sekitar 2 jam untuk tipe vertikal yang memunyai kerja bata (brick work) yang lebih sedikit dari yang lain. Tindakan pencegahan harus dilakukan selama operasi meningkatkan tekanan antara lain: 1) Perbedaan Temperatur di Boiler

Rasakan kerusakan part dari boiler menggunakan tangan untuk memastikan temperatur dari part tersebut meningkat secara seragam, mencegah udara dingin dari gangguan dan coba untuk melanjutkan pembakaran secara bertahap.

2) Pengambilan Udara (Air Removal) Setelah steam sudah dihasilkan dan udara di dalam boiler sudah dikeluarkan, tutup semua katup pelepas udara.

3) Pengecekan Kebocoran Setelah steam sudah dihasilkan dan tekanan naik, pastikan bahwa level air sudah benar. Cek pengukur air (water gauge), blow-off valve, tiap penutup (cover), dll. untuk memastikan tidak ada kebocoran. Jika kebocoran harus dideteksi, kencangkan bagian yang bocor atau lakukan penanggulangan yang tepat. Jika kebocoran tidak bisa dihentikan dengan mudah, boiler harus diberhentikan untuk perbaikan.

4) Pengencangan Lebih Jauh (Further Tightening) Bahkan bila tidak ada kebocoran dari tutup manhole, katup dan keran, kencangkan lebih  jauh part tersebut di mana gasket digunakan dengan gaya (force) yang tepat.

3. Bagaimana Caranya Untuk Menangani Selama Tekanan Meningkat 1) Pengaturan Pembakaran Ketika tekanan steam menjadi tinggi, perhatikan derajat dari kenaikan tekanan tersebut dan buat pengaturan dari pembakaran jadi tekanan steam tidak meningkat secara tiba tiba.

2) Perhatikan Level Air Level air meningkat karena air dipanaskan dan ekspand. Pastikan dengan cara perhatikan pengukur level air, bahwa level air meningkat pada kecepatan normal. Jika, bagaimanapun juga, segala ketidak normalan harus dideteksi, adakan tes blow-off pada pengukur level air.

3) Pelepasan dari Benda Asing

Umumnya, melepas benda asing ke luar boiler diperlukan ketika boiler digunakan untuk yang pertama kali. Ketika tekanan mencapai sekitar ¼ dari tekanan normal kerja, hentikan pembakaran sebentar, operasikan blow-off valve pada level air dan dasar di boiler untuk mengeluarkan air. Jumlah dari air yang dikuras harus terdapat di dalam batas yang dapat diukur atau dicek oleh pengukur level air. Setelah operasi pengurasan, suplai air ke boiler hingga ke level air kerja normal.

4. Bagaimana Caranya Untuk Menangani Ketika Memulai Menyuplai Steam Ketika starting menggunakan steam yang tekanannya telah mencapai nilai yang spesifik, perhatikan kondisi berikut: Ketika katup steam utama atau bantu terbuka, steam yang keluar dari sistem didinginkan untuk berubah menjadi air kurasan/buangan. Air kurasan ini dan steam memblow-offkan pipa kuras (the drain) yang terakumulasi di pipa steam untuk menyebabkan water-hammer dan mungkin merusak sistem perpipaan atau peralatan lain. Untuk mencegah masalah, pertama buka katup steam untuk memanaskan pipa dan hilangkan air kurasan lewat katup kuras dari sistem perpipaan. Setelah sistem perpipaan sudah cukup panas, buka katup perlahan dan sebisa mungkin bertahap.

5. Bagaimana Caranya Untuk Menangani Ketika Steam Sedang Digunakan Jika prosedur di atas sudah dilakukan, langkah selanjutnya adalah gunakan boiler pada kondisi operasi normal dengan menyuplai steam ke peralatan lain. Prosedur yang diperlukan untuk keamanan dan suplai steam yang efisien: 1) Pengaturan Pembakaran Boiler harus dipanaskan tapi tekanan harus selalu pada di derajat yang konstan. Bila tekanan berubah, akan menyebabkan kerusakan pada boiler. Sejunlah dari steam digunakan secara fluktuatif, tergantung pada waktu operasi per hari dan jarang sejumlah steam digunakan per hari secara konstan. Jika steam yang digunakan per hari berubah, derajat atau jumlah pembakaran harus berubah juga dan derajat pembukaan dari pembakaran harus diabaikan, efisiensi boiler  juga terpengaruh karena ketidak sempurnaan pembakaran atau udara yang berlebih.

2) Perhatikan Level Air

Hal yang terpenting harus diobservasi pada operasi boiler adalah harus memerhatikan level dari air boiler selalu pada level yang fix selama mungkin, dan jangan pernah sampai melewati batas aman bagian bawah. Berbahaya jika mengandalkan alarm otomatis, alat penyuplai air otomatis, remote pengukur indikasi level air, dll. walaupun presisi dan efisien. Selalu cek level air di boiler dengan memerhatikan pengukur level air. Jagalah pengukur level air tetap bersih. Ketika kotor atau terkena noda, ganti dengan yang baru atau bersihkan. Jika ada kebocoran dari kokang pengukur level air atau pipa sambungan, indikasi yang benar dari level air adalah tidak ada. Maka dari itu, segera perbaiki titik kebocoran. A) Uji Blow-Off dari Kolom Air Ketika pengukur level air dikaitkan ke pipa kolom air, uji blow-off dari kolom air harus diselesaikan. Pada koneksi semacam ini, pipa sambungan pada umumnya panjang dan katup pengecek (check valve) digunakan. Maka dari itu, kerak air (scale), lumpur dan benda asing lain menumpuk pada pipa sambungan dan karena operasi yang salah dari katup, dll. pengukur level air terkadang gagal untuk mengukur level air. Maka dari itu, dahulukan pengujian dari pengukur level air, uji blow-off dari pipa kolom air harus dilakukan sehingga benda asing dapat dikeluarkan dari dalam jalur air dan pipa kolom air untuk mencegah mengalirnya benda asing tersebut ke pengukur level air yang dapat memengaruhi fungsi normalnya.

3) Pengukur Tekanan Pengukur tekanan harus tetap bersih, dan harus secepatnya diganti dengan yang baru ketika ditemukan tidak bekerja dengan baik. Ketika priming atau forming, harus masuk ke

dalam

boiler,

kerak

air

mungkin

menyumbat

pengukur

tekanan

untuk

mengindikasikan tekanan yang salah, yang tidak sama dengan tekanan aktual di dalam boiler. Harus tersimpan di pikiran untuk menjaga pengukur tekanan selalu dalam kondisi baik.

4) Katup Pengaman A) Memastikan Fungsinya Benar Ketika katup pengaman bekerja untuk membuang steam, catat tekanannya ketika membuang steam dimulai dan ketika berhenti dengan memerhatikan pengukur

tekanan, pastikan bahwa katup pengaman beroperasi di bawah tekanan yang spesifik.

B) Penanggulangan Ketika Katup Pengaman Tidak Bekerja Jika katup pengaman gagal beroperasi ketika tekanan sudah mencapai nilai yang mengharuskan katup pengaman membuka, operasikanlah pertama dengan tuas manual dan biarkan katup pengaman bekerja secara otomatis. Jika katup pengaman masih tidak bisa beroperasi, bersihkan atau perbaiki bila perlu.

C) Penanggulangan Melawan Kebocoran Ketika setelah katup blow-off telah berhenti beroperasi, berarti ada kebocoran di bawah tekanan spesifik, biarkan steam terbuang sedikit dengan mengoperasikan tuas pembuka katup manual dan atur (adjust) katupnya. Jika kebocoran masih tidak bisa dihentikan, hentikan boiler segera dan perbaiki katupnya. Dalam kasus, katup harus mengetuk (knocked), menutup (struck) atau membuka (pried).

D) Uji Blow-Off dan Level Air Uji blow-off pada katup pengaman harus dilakukan oleh orang yang mengerti dengan baik mekanisme dan kostruksi katup tersebut. Ketika menjalankan uji ini, level air harus dijaga tidak lebih tinggi dari 2/3 part yang terlihat dari pengukur level air.

5) Blow-off dari Air Boiler Menjalankan uji blow-off air boiler dari dasar boiler lebih dari sehari sekali. Waktu untuk menjalankan ini sekitar 30 menit setelah pembakaran dihentikan atau ketika jumlah steam yang digunakan sedikit jika pembakaran tidak bisa dihentikan. Ketika kerapatan (density) dari air boiler menjadi lebih tinggi karena penggunaan air yang kualitas buruk atau ketika masalah sedimentasi yang bertambah, kenaikan frekuensi dari meniup keluar (blowing-off) air boiler tergantung dari kondisi saat penggunaan. Jika orang yang melaksanakan proses blowing-off tidak bisa melihat pengukur level air, biarkan orang lain yang memerhatikan pengukur level air. Mereka harus saling menjaga komunikasi dan tidak mengerjakan hal lain hingga operasi selesai.

6) Blowing-Off dari Jelaga Menjalankan blowing-off dari jelaga pada interval yang tepat tergantung dari derajat akumulasi jelaga (dinilai dari pengukuran temperatur flue gas), ikuti instruksi di bawah: A) Menjalankan blow-off jelaga pada smoke flue dari pembakaran oli ketika pembakaran tidak sedang berjalan, dan sama ketika smoke flue dari exhaust gas introduction side dari utama ketika boiler tidak beroperasi atau ketika bebannya sedikit (low). B) Steam dari boiler pada umumnya digunakan untuk membuang jelaga. Lakukan ini setelah proses pengurasan selesai C) Tingkatkan derajat bukaan tempat sampah (dumper) untuk meningkatkan ventilasi sehingga blow-off dapat ditiup ke arah tumpukan. D) Setelah operasi membuang jelaga, ukut temperatur dari smoke flue gas untuk melihat efek dari operasi membuang jelaga.

BAB 2. Masalah Selama Operasi dan Counter Measures 1. Priming dan Foaming Priming adalah fenomena di mana steam, yang dihasilkan pada tingkat yang besar karena akibat perebusan air boiler, ambil sebagian air boiler ketika menguap. Foaming adalah fenomena yang mana tegangan permukaan dari air boiler membesar dan pada hasilnya foam dari uap tidak hancur, maka banyak foam yang berkumpul membentuk tumpukan foam pada permukaan air. Jika fenomena ini meningkatkan intensitasnya, steam akan .dibawa bersama bagian dari boiler tersebut. A) Bahaya karena Priming dan Foaming 1) Seluruh badan boiler bergoyang dan bergetar, akibatnya tidak bisa melihat level air aktual menggunakan pengukur level air. 2) Katup pengaman mungkin kotor/ternoda, ada kerak air (scale) dan benda asing menyumbat lubang penghubung (connecting holes) dari pengukur level air atau jalur air boiler memasuki lubang air dari pengukur level air yang memengaruhi fungsi normal dari peralatan ini. 3) Air yang telah habis dari boiler oleh steam yang terkumpul di dalam sistem perpipaan dapat merusak pipa atau merusak peralatan lain yang menggunakan steam.

B) Penyebab Priming dan Foaming Penyebabnya adalah level air terlalu tinggi, kecepatan penguapan air terlalu tinggi,  jumlah steam yang digunakan menjadi meningkat, massa jenis (density) air boiler di atas nilai spesifiknya, dll. Masalah pengapungan (floating matters), masalah organik, sabun, oli yang terkandung di air boiler memperburuk kondensasi dari air boiler.

C) Penanggulangan Ketika priming atau foaming muncul, temukan penyebabnya secara akurat dan lakukan pengukuran yang tepat. Ketika fenomena ini muncul secara tiba-tiba, pertama kurangi pembakaran dan coba atur pengukur level air. Penanggulangan ini dianjurkan dilakukan tergantung penyebabnya. 1) Ketika level air terlalu tinggi, lakukan blow -off dari air boiler untuk menurunkan level air ke level normal.

2) Pembukaan dan penutupan dari katup pengaman harus dilakukan secara perlahan dan bertahap. Ketika penyebabnya dikarenakan kenaikan tiba-tiba beban pembakaran, pembakaran yang tertahan, dan kenaikan beban pembakaran secara bertahap setelah level air telah distabilkan. 3) Ketika ada minyak atau gemuk (fat) pada air boiler, yang telah dipisah, dapat terlihat pada bagian kaca dari pengukur level air. Jika terjadi, hentikan boiler segera hilangkan penyebab dari masuknya minyak atau fat yang masuk ke air boiler, cuci bagian dalam boiler agar bersih. 4) Ketika massa jenis air boiler terlalu tinggi, ulangi blowing-off dan suplai air untuk mengurangi massa jenis air boiler. 5) Uji katup pengaman, biarkan pipa sambungan dari pengukur tekanan blow-off, buka keran blow-off dari pengukur level air dan pipa kolom air, dan diperiksa.

2. Suara Gaduh Dari Boiler A) Penyebab Suara Gaduh Dari Boiler (1) Bahan bakar mengandung banyak air (2) Bahan bakar dan udara tidak tercampur maksimal dan kecepatan pembakaran rendah (3) Pada cerobong asap ada kantung/pocket yang menyebabkan aliran eddy (4) Penampang dari cerobong asap banyak yang berbeda dari satu tempat ke tempat lain

3. Kerusakan Boiler Ledakan dari boiler dapat menjadi salah satu kecelakaan yang paling berbahaya. Maka dari itu, perawatan sangat diperlukan untuk mencegah itu terjadi. Umunya, berikut ini adalah masalah yang menyebabkan sebagian ledakan atau ledakan boiler dari boiler tidak begitu berbahaya dibandingkan ledakan besar. 1) Pembengkakan/penonjolan (swelling) atau keretakan pada dasar drum dikarenakan overheat. 2) Retak atau bocor pada sambungan drum. 3) Swelling, ledakan karena overheat atau penetrasi karena korosi dari tabung air. 4) Penetrasi dari tabung asap karena korosi dan kebocoran pada sambungan karena overheat.

Semua yang telah disebutkan di atas butuh penanggulangan yang tepat. Bagaimanapun  juga, yang terpenting adalah mendeteksi dan menemukan masalah sejak dini. Untuk tujuan ini, selalu pastikan untuk mendeteksi kebocoran sedini mungkin, deteksi kerusakan pada fire proof (tahan api), insulasi dan perlindungan material dan dinding bata (brick walls), dan intip melalui jendela untuk mendeteksi ketidak normalan dari permukaan yang terkena panas di dalam tungku. Jika masalahnya adalah salah satu parsial yang tidak muncul untuk berkembang menjadi bencana, hentikan operasi dari boiler segera dengan mengikuti instruksi di bawah: 1) Hentikan blower, buka peredam untuk hisap udara natural untuk membiarkan steam yang bocor ke luar lewat cerobong. 2) Suplai sejumlah air yang cukup untuk menjaga level air normal. 3) Hentikan pengapian untuk mengurangi kerusakan boiler 4) Suplai air setelah boiler sudah cukup dingin.

4. Membengkak (Swell) karena Overheat dan Runtuh (Collapse) Fenomena ini muncul ketika kerak air mengendap di dalam boiler, air boiler yang terkondensasi sudah dipanaskan tanpa menyuplai air dan biler dioperasikan di bawah kondisi sedikit air “short water”.

Penangannya adalah: 1) Hentikan pengapian segera dan biarkan boiler mendingin dengan tutup ruang bakar kiri dibiarkan terbuka. 2) Buka sedikit katup feed water, dan lanjutkan pemberian air jika tidak ada ketidak normalan pada level air. 3) Tutup steam check valve. 4) Tunggu sampai tekanan turun secara natural, jangan pernah biarkan katup pengaman blow-off. 5) Ketika boiler sudah dingin, cari penyebab masalah dari kedua sisi dalan dan luar boiler. 6) Perbaiki bagian yang bermasalah secara tepat tergantung dari derajat masalahnya.

5. Air Sedikit (Short Water) Kekurangan yang tidak normal pada air boiler tidak pernah muncul artinya sejumlah air untuk penambahan sudah disuplai secara kontinyu ke boiler. Maka dari itu, kekurangan yang tidak normal pada air boiler, pada kebanyakan kasus, disebabkan oleh kurangnya perawatan pada bagian operator. Beberapa penyebabnya adalah:

1) Walaupun level air aktual pada boiler sedikit, pengukur level air tidak benar mengindikasinya, karena alasan bahwa keran (cock) untuk pengukur level air tersumbat atau kerannya/katup utama untuk pengukur level air diperasikan dengan cara yang salah. 2) Sejumlah air dari boiler berkurang secara tidak normal karena alasan bahwa katup blowoffnya atau kebocoran pada keran, kendur atau tidak cukup kencang karena bocor dari boiler atau dari katup pengaman, dll. 3) Pemberian air tidak cukup dilakukan karena alasan pompa water feed, katup water feed atau pengontrol otomatis water feed bermasalah. 4) Beban melebihi kapasitas boiler. Ketika kekurangan yang tidak normal pada air boiler karena alasan di atas harus dideteksi, penanggulan yang tepat harus dilakukan. Untuk bagian yang meledak dari badan boiler, merujuk ke “3. Kerusakan pada boiler di atas dan untuk swelling dan kehancuran, merujuk

penanggulangan yang disebutkan pada 4 di atas. Ketika tidak satupun ketidak normalan ditemukan, duga derajat sedikitnya air, contohnya, biarpun level air pada boiler berada pada batas normal, asumsikan waktu untuk periode level air berada di bawah batas normal. Jika waktunya sangat pendek, lebih aman untuk mengganti airnya. Bagaimana pun juga, jika waktunya panjang dan permukaan yang terkena panas diduga telah terlalu dipanaskan (have been overheated), ambil penanggulangan seperti yang disebutkan pada 3 dan 4 di atas. Pada banyak kasus, kerusakan lebih disebabkan oleh pengisian

air yang sembarangan

daripada overheat dikarenakan kurangnya air.

6. Peningkatan Air Boiler yang Tidak Normal Ketika level air boiler terlalu tinggi, hentikan pembakaran, buka sedikit katup blow-off dan rendahkan level air ke level normal.

7. Kerusakan Tabung Asap (Smoke Tube) Penyebab dari kerusakan tabung air dan tabung asap sudah dijelaskan sebelumnya. Ketika tabung asap dari tabung bundar (round tube) atau vertikal rusak dan bocor, kebocoran dapat dihentikan dengan memasukan tube stopper kecuali titik kebocoran tidak berada di sambungan di antara ujung tabung dan pelat tabung. Ada dua macam tube stopper, satu adalah stopper yang paten dan yang satunya adalah stopper umum. Stopper paten dapat dimasukan dari depan kotak asap (smoke box) tanpa

membutuhkan orang untuk memperbaiki ke dalam ruang bakar. Yang harus diobservasi ketika menggunakan stopper paten adalah bahwa di dalam tabung harus dibersihkan sebelumnya dengan menggunakan tube scrapper untuk menghilangkan segala gangguan untuk memasukan stopper dengan halus. Ketika memasukan stopper, steam mungkin bertiup ke arah anda saat ujung stopper melewati bagian yang rusak. Maka dari itu, hati-hati agar tidak terluka oleh steam. Sangat sulit untuk menghentikan steam dengan menggunakan stopper paten. Maka dari itu, perlu untuk mengganti stopper paten dengan stopper umum pada kemungkinan kesempatan paling awal. Stopper umum adalah salah satu tipe yang mana pelat buta (blind plate) digunakan pada kedua ujung dari tabung untuk mengencangkan. Hal ini memungkinkan penhentian secara lengkap, tapi aplikasinya membutuhkan pekerja untuk memasuki ruang bakar. Jika kebocoran harus ditemukan selama pelayaran, pertama gunakan stopper paten untuk perbaikan emergency untuk menghentikan kebocoran, ganti itu dengan stopper umum pada pelabuhan dari panggilan setelahnya dan ganti tabung tersebut dengan yang baru pada perbaikan selanjutnya.

8. Kerusakan pada Kaca Dari Pengukur Level Air (Water Level Gauge) Kaca pada pengukur level air dari tipe clinger, yang menggunakan glass pane, jarang rusak (seldome damage). Bagaimanapun juga, gelas tabung bundar (round tube glass) cenderung rusak. Penyebabnya: 1) Kualitas dari kaca buruk (poor), atau kaca tersebut terkena korosi oleh steam (ketebalannya berkurang karena korosi terutama ketika steam selalu dibiarkan meniup part utama (grand part)) hingga menjadi lemah. 2) Terlalu panjang tabung kaca yang ditaruh di tempat oleh gaya dan gasketnya terlalu kencang. 3) Pusat dari tabung kaca metalware tidak lurus. 4) Perubahan temperatur secara drastis merusak tabung kaca. 5) Akibat dari vibrasi merusak tabung kaca. 6) Kejutan (shock) dari luar merusak tabung kaca. Jika tabung kaca rusak, tutup keran atas dan bawah segera, bersihkan metalware bagian dalam sehingga tidak ada partikel pecahan kaca yang tinggal. Yakinkan ukuran tabung kaca benar untuk pengukur level air, masukan tabung kaca. Pertama taruh gasket untuk menegaskan bahwa ujung bawah dari tabung kaca meyentuh sedikit dasar dari metalware, putar mur – kencangkan lagi murnya – ujung atas dan bawah.

Jika urutan pengepasan/pemasangan ini tidak diobservasi secara hati-hati, tabung kaca akan bergerak ke atas ketika anda tidak memerhatikannya dan jalur steam mungkin akan tertutup.

Sejak

tabung

kaca

memuai

karena

pemanasan,

jangan

mengepasnya/memasangnya terlalu kencang  –  biarkan longgar jadi ada sedikit kebocoran. Setelah tabung kaca dipaskan, buka keran atas sedikit dengan keran kuras tetap dibuka. Panaskan tabung secukupnya dengan steam sedikit demi sedikit, lalu buka keran sedikit dan tutup keran kuras. Ketika melakukan ini, kencangkan sedikit sehingga tidak ada kebocoran pada bagian besar, dan setelah meyakinkan keamanan, buka penuh keran atas dan bawah. Jika metode pengepasan tabung kaca tidak kocok, atau ketika kualitas kaca jelek, tabung kaca mungkin rusak, ketika keran kuras ditutup atau tepat setelah keran kuras telah ditutup. Maka dari itu, operasi keran ini harus dilakukan perhatian besar.

9. Pengukur Tekanan (Pressure Gauge) Pengukur tekanan, setelah digunakan dalam periode yang lama, mungkin akan tidak akurat karena kelelahan (fatigue) meterial yang digunakan pada bagian bagiannya yang mengalami tekanan. Pengukur tekanan harus secara normal menunjukan garis “0” ketika tidak di bawah

tekanan. Bagaimana pun, jika pengukur tekanan tidak menunjukan garis “0” ketika tidak ada tekanan atau ketika menunjuk, di bawah tekanan tertentu, perbedaan tekanan dari yang satu ditunjukan oleh pengukur tekanan lain di bawah kondisi yang sama, harus diganti dengan yang baru. Jika tangan penunjuk (indicating hand) dari pengukur tekanan tidak bergerak secara halus dan secara teratur ketika tekanan naik dan jika, ketika disentuh sedikit dengan jari, loncat ke atas, maka pengukur tekanan bermasalah dan harus diganti. Jangan tinggalkan pengukur tekanan sampai terjadi masalah dengannya, tapi secara periodik setelah periode penggunaan yang diyakini.

10. Blow-off Valve Katup blow-off bisa tersumbat oleh kerak air (scale). Untuk mencegahnya tersumbat, blowing-off harus dilakukan sedikitnya dalam 24 jam tanpa memerhatikan massa jenis air boiler. Jika tetap tersumbat, kurangi tekanan sampai “0”, kurangi juga temperatur  dari air sampai

derajat tertentu hingga tidak ada bahaya dan lepaskan pipa blow-off dari katup secara bertahap dan garuk (rake out) dari lubang flens menggunakan tongkat (stick). Bahkan

sejumlah kecil air harus keluar ketika melakukan pekerjaan menghilangkan kerak air di atas, tutup katup segera, paskan pipa blow-off pada flens dan biarkan katup blow-off terbuka penuh. Metode ini, bagaimanapun juga, tidak dilakukan ketika ada tekanan atau ketika suhu air panas. Mengepaskan dengan menggerinda katup blow-off harus dilakukan kapanpun ada kesempatan untuk merawat mengepaskan sempurna untuk mencegah kebocoran dan untuk menjaga fungsinya dalam kondisi baik bahkan ketika tidak ada tanda-tanda kebocoran. Ketika melakukan pengerjaan pengepasan, ganti gasket utama (grand gasket) dengan yang baru dan tinggalkan ruang, ketika mengepaskan gasket, untuk pengencangan ke depannya.

BAB 3. Suplai Air dan Air Boiler 1. Alasan mengharuskan Perawatan Air Ketika air disuplai ke boiler lalu menguap oleh panas secara bertahap dengan pembakaran bahan bakar, kotoran dan benda asing yang ada di air selalu tinggal/mengendap di boiler setelah penguapan. Selama pembakaran dan penguapan berlanjut, kotoran tadi juga meningkat jumlahnya. Kotoran tersebut tidak akan larut bersama air, tapi akan membentuk kerak air (scale), yang lebih ringan dari air, mengapung pada permukaan air boiler. Dan kondensasi atau density air tersebut akan menjadi tinggi. Fenomena ini menyebabkan korosi dari boiler drum, silinder tungku (furnace cylinder), tabung air, tabung asap, dll mendegradasi konduktivitas panas yang menyebabkan overheat, dan kepadatan air (the dense water), ketika menguap, mengambil sebagian dari air boiler untuk membiarkan steam terkuras yang menyebabkan kehilangan panas (heat loss) dan sulit untuk dikendalikan (difficulty handling). Jika gas seperti CO 2 atau O2 terkandung di feed water, akan menyebabkan korosi pada boiler drum dan derajat korosi meningkat seiring dengan kenaikan temperatur dan tekanan dari steam. Fakta di atas menunjukan bagaimana sifat dari air boiler akan memengaruhi operasi dari boiler. Maka dari itu, penting untuk mengambil setiap pengukuran yang mungkin untuk mencegah memburuknya sifat dari air boiler juga mengaplikasikan kemungkinan metode terbaik untuk pemberian dan suplai air. Perawatan dari air suplai diperlukan untuk mantan alasan (former reasons) dan aplikasi dari metode terbaik untuk alasan yang nanti (later reasons).

2. Kotoran pada Air Suplai dan Air Boiler 1) Ada kotoran yang terkandung di dalam air, tapi tidak larut. Termasuk lumpur (mud), tanah liat (clay), pasir, karat besi, dll. Masalah organik pada kategori ini termasuk pati (strach), tannin, minyak dan lemak hewani dan nabati yang tercampur dengan karbon dan mengandung hidrogen, oksigen, nitrogen, dll. Masalah organik dan anorganik mengendap, tapi beberapa minyak dan lemak korosif dan mereka menyebabkan steam mengambil sebagian air ketika menguap.

2) Kotoran yang larut dalam air. Ini termasuk oksigen, karbon dioksida, nitrogen, dll. oksigen dan nitrogen korosif. 3) Kotoran yang mudah larut dalam air.: (1) Sodium bikarbonat, magnesium bikarbonat. Membentuk kerak air, dan setelah melepaskan karbon dioksida bisa berubah menjadi kalsium karbonat. (2) Kalsium klorida Membentuk kerak air, ketika dikombinasikan dengan magnesium sulfat untuk membentuk magnesium klorida, akan menjadi sangat korosif. (3) Kalsium nitrat Ketika muncul dalam jumlah banyak, akan korosif. (4) Magnesium klorida Membentuk kerak air, dan sangat korosif. (5) Magnesium sulfat Ketika dikombinasikan dengan klorida, akan menjadi sangat korosif. (6) Magnesium nitrat Membentuk kerak air, dan bersifat korosif. (7) Sodium klorida Ketika muncul dalam jumlah besar, steam akan mengambil air ketika menguap.

4) Kotoran yang sulit larut dalam air: (1) Kalsium karbonat Membentuk kerak air halus atau lumpur. (2) Kalsium sulfat Membentuk kerak air kasar dan memengaruhi konduktivitas panas. (3) Magnesium karbonat Membentuk kerak air dan menyebabkan foaming air boiler. (4) Silic acid Kombinasi ini merupakan bentuk yang rumit dengan kalsium, natorium dan magnesium untuk membentuk kerak air lembut atau keras. Sangat memengaruhi konduktivitas panas. (5) Solts dari aluminium atau besi

Aluminum, karbonat feros (ferrous carbonate), ferros hydroxide mengapung untuk membentuk masalah lumpur yang menyebabkan foaming dan mengizinkan steam membawa sebagian air ketika menguap.

5) Air Halus dan Air Kasar Poin 4 di atas dapat disimpulkan bahwa bikarbonat seperti kalsium bikarbonat atau magnesium karbonat dapat larut dengan baik di air. Bikarbonat, ketika teperatur dari air boiler naik hingga 150°C (tekanan di dalam boiler sekitar 4 kg/cm2), melepaskan karbon dioksida untuk mengubah menjadi karbonat, yang mana ketika temperatur dari air boiler naik, dari scale halus dan mengendap. Air yang mengandung kelebihan bikarbonat dari derajat tertentu disebut air keras (hard water), yang tidak membuat busa sabun (soap foam) ketika digunakan untuk mencuci (laundry). Hard water ini, ketika dipanasi, membentuk scale yang mengendap, dan hard water ini disebut primary hard water. Sedangkan air yang kehilangan kekerasan dengan pemanasan disebut air lembut (soft water). Maka dari itu, ketika air disuplai ke boiler dipanaskan, variasi kotoran berubah menjadi scale dan melekat ke permukaan yang terkena panas. Kekerasan dari variasi scale tergantung dari derajat pemanasan dan tempat di mana mereka melekat. Ketika hard scale atau sulfat melekat di dalam permukaan silinder dan tabung air yang langsung terkena panas oleh api, dan bikarbonat berubah menjadi karbonat ke bentuk soft scale dan mengendap di dasar drum.

3. Korosi pada Boiler Drum oleh Air Boiler 1) Penyebab Langsung Korosi Korosi muncul di silinder tungku, part atas dari ruang bakar, tabung air menghadap ruang bakar di mana penguapan air aktif, juga pada part di mana pergerakan air relatif kecil. Berbicara pada umumya, laju korosi yang berkembang secara kimia cepat di mana penggantian dari kotoran rutin. Bagaimana pun juga, jika pergerakan air aktif di mana kotoran dibersihkan tanpa waktu yang cukup untuk reaksi kimia, derajat korosi rendah. Penyebab korosi adalah kelalaian saat blowing-off air boiler, tidak sempurnanya pembersihan dalam, sirkulasi air boiler buruk, overloading. Ini adalah kasus tidak langsung, dan kasus langsungnya disebabkan oleh faktor tidak langsung di atas.

Umum dan natural salah satu kasus di luar yang disebutkan di bawah tidak muncul sendiri, tapi pembakaran yang lebih dari satu muncul dalam satu waktu.

2) Aksi dari Gas di Air Boiler Oksigen, ketika muncul dengan air temperatur tinggi, secara langsung mengoksidasi besi, dan korosi ini terjadi berulang kali dan berprogress. Korosi di ruang steam, pada part itu di mana pergerakan air boiler ridak aktif, atau bintik korosi pada garis air dari drum atau tabung, atau bintik dari tabung air, dll. biasanya disebabkan oleh oksidasi. Gas karbon dioksida, ketika larut dalam air, berubah menjadi karbonat yang bereaksi dengan besi untuk membentuk feros karbonat yang lebih jauh bereaksi dengan oksigen membentuk ferric oxide. Selama proses di atas reaksi kimia, karbon dioksida dibebaskan. Karbon dioksida ini mengambil bagian di korosi yang lebih jauh yang telah diulang. Korosi ini berkembang menjadi lingkaran titik yang ukurannya sebesar jari, dan mengandung karat berwarna biru gelap.

3) Korosi oleh Asam Asam yang telah dibuat dari dekomposisi di boiler bukan dari sufuric acid (nothing of sulfuric adic) dan asam lemak (fatty acids) yang dibuat dari dekomposisi oleh lemak hewani dan nabati yang terkandung di air boiler menyebabkan korosi, tapi bentuk dari pelat yang terkena efeknya tidak round (melengkung/bulat) tapi tidak normal dan lebar.

4) Korosi oleh Garam Megnesium klorida paling banyak menyebabkan korosi terparah karena dia mendekomposisi di air boiler untuk menghasilkan asam k lorida. Korosi dibuat oleh asam klorida tersebar di area yang besar, membentuk scale, dan bagian boiler yang terpapar temperatur tinggi dan di mana foam tidak dapat bebas, derajat dari korosi sangat parah. Tidak hanya magnesium klorida, tapi juga semua jenis garam yang mengandung megnesium adalah korosif. Garam dari kalsium bisa juga menjadi korosif ketika jumlahnya banyak.

5) Korosi oleh Perbedaan Potensial Lokal Perbedaan potensial elektrik lokal yang muncul pada bagian yang diproses pada boiler, atau disebabkan oleh kotoran yang terkandung di material atau scale yang ada pada boiler juga menyebabkan korosi. Perbedaan potensial elektrik lokal terjadi karena

perbedaan density dari air pada beberapa bagian, perbedaan di sirkulasi air, perbedaan pada beberapa jenis logam atau arus listrik yang datang dari bagian lain menyebabkan korosi lokal oleh elektrolisi.

6) Korosi oleh Steam yang Overheat Ketika steam menyentuh permukaan dari bagian besi yang dipanaskan dari luar dan temperatur dari permukaan besi di atas 400°C, steam berdekomposisi menjadi hidrogen dan oksigen, dan oksigen adalah penyebab korosi.

4. Scale, Lumpur (Mud), Floating Matters, Air Boiler Terkondensasi 1) Alasan untuk Membangkitkan Scale dan Lumpur Boiler scale artinya scale, lumpur, benda yang mengapung, dll. Biasanya, bagaimanapun  juga, boiler scale artinya scale yang melekat pada permukaan dalam dan tidak dapat dilepas dengan pembersihan yang mudah (simple washing). Pada kasus bioler tipe bulat (round type boiler), semua air di boiler menguap sekitar 8  jam, dan pada kasus dari tabung air boiler yang mengandung sedikit air, airnya diganti 4  – 5 kali sehari.

Artinya kotoran terakumulasi di dalam boiler dalam laju (rate) yang besar. Kotoran itu yang tinggal di dalam boiler menjadi scale di permukaan dalam boiler, menjadi lumpur yang menumpuk di dasar atau menjadi benda yang mengapung di dalam atau atas air. Sifat dari kotoran ini tergantung dari pada jenis dan di mana lokasinya. Ketika air boiler menguap, kotoran yang larut dalam air adalah over-saturated untuk dipisahkan. Kotoran yang terpisah itu mengombinasikan dirinya sendiri bersama dengan dengan apa yang sudah terkandung di air yang tidak terlarut (water undissolved), dan kotoran tersebut menumpuk banyak di dasar boiler ketika temperatur rendah. Kotoran ini disebut lumpur (mud/sludge). Jika kotoran yang menumpuk tersebut tidak diangkat, atau scale, yang temperaturnya masih tinggi diangkat secara tiba-tiba, mereka akan melekat di boiler untuk membentuk boiler scale. Scale yang sudah dibentuk di dalam tabung asap atau tabung air dapat terpisah atau terangkat oleh beberapa penyebab, menumpuk membentuk lumpur (mud), dan seperti lumpur, ketika melekat di boiler lagi oleh kristalisasi, menjadi sangat keras dan solid.

2) Efek dari Scale, Lumpur, Air Boiler yang Terkondensasi dari Konduktivitas Panas

Scale dan mud bukan konduktor panas. Jika air boiler mengembun (condensed), akan menghasilkan foam yang menyebabkan overheat dari pelat drum atau tabung, juga ketika memadat karena kondensasi, priming atau foaming, merujuk ke item 1 pada bab 2, mungkin menjadi penyebab.

5. Batas Suplai Air dan Air Boiler Untuk mengurangi efek berbahaya dari adanya kotoran di boiler, perlu untuk merawat kandungan dari benda ini di air boiler sekecil mungkin (as little as possible). Sangat perlu untuk kasus boiler yang menggunakan temperatur dan tekanan tinggi. Ada batasan-batasan yang diijinkan untuk feed water dan air boiler tegantung dari jenis dan kondisi yang digunakan. Ini adalah nilai batasan-batasan yang kita diskusikan di sini. Batasanbatasan ini hanya standar, tidak absolut. Batasan-batasan ini mungkin bervariasi dengan lingkup tertentu tergantung dari kondisi yang digunakan, pengetahuan dan pengalaman dari operator boiler, tapi penting boiler diperiksa (inspeksi) kapanpun ada kesempatan untuk melakukan itu, jadi kualitas dan penggunaan air dapat dikontrol. Tabel 1 dan 2, adalah nilai standar untuk air boiler dipublikasikan oleh JBA (Japan Boiler Association).

6. Perawatan Air Ada dua perawatan air – air yang ada di luar boiler dan di dalam boiler. Blowing-off dari air boiler untuk menghilangkan kotoran dan mengurangi density air merupakan termasuk dari perawatan air di boiler. Untuk kedua perawatan feed water dan perawatan air boiler, tentu saja perlu untuk mengambil pertimbangan kapasitas ekonomisnya, tipe boiler, tekanan, ukuran, kualitas air, steam yang dibuang untuk dimanfaatkan ( exhaust steam to be utilized), sumber panas, dll. Untuk bulat dan vertikal boiler yang menggunakan air dari sumber suplai air perkotaan, umumnya menggunakan tangki cascade tipe feed water yang menggunakan peralatan untuk menyaring, untuk menghilangkan oli dan lemak dari air yang terkondensasi dan menggunakan agen pembersih boiler untuk merawat air boiler.

7. Bagaimana Cara Menggunakan Boiler-Cleaning Agent

Jika agen pembersih boiler sudah dipekerjakan, pertama analisa air mentah secara akurat, tanya opini para ahli dan ikuti instruksi yang diberikan oleh pabrik/pembuat (manufacturer) dari agen pembersih. 1) Analisa feed water dan air boiler yang digunakan secara akurat dan gunakan

agen

pembersih boiler yang cocok untuk air yang digunakan. 2) Ukur secara akurat agen pembersih boiler yang ditaruh di dalam air secara proporsional ke sejumlah air yang akan digunakan, dan suplai ke regular internal. Semakin banyak agen pembersih yang disuplai, semakin banyak pula scale yang akan terangkat. Ini akan menyebabkan local overheating dan tersumbatnya tabung. 3) Kuras air dari permukaan dan dasar secara periodikal (harian) untuk mencegah air terkondensasi melebihi batas. 4) Agen pembersih boiler tidak selalu disebut di literatur atau propaganda. Maka dari itu, kuras air pada kesempatan awal untuk mencari tau jika bekerja dengan baik juga bila tidak ada kesalahan pada pemilihannya/penggunaanya. Tentukan juga periode pembersihan secara tepat. 5) Jika agen pembersih boiler harus digunakan untuk waktu yang lama melebihi periode spesifiknya, mud akan menjadi solid dan efek dari pembersih juga melemah.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF