grave disease

October 1, 2017 | Author: Chyntia Putriasni | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

anamnesis dan pf grave disease...

Description

BAB I PENDAHULUAN

Penyakit Grave adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid membengkak dan memproduksi hormon secara berlebih atau disebut penyakit kelenjar gondok dan disebut juga hipertiroidisme primer. Gangguan autoimun itu sendiri adalah kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang membuat badan menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas menjaga tubuh melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau berbahaya. Penyakit Graves merupakan bentuk tiroktoksikosis (hipertiroid) yang paling sering dijumpai dalam praktek seharihari. Kurang lebih 15% penderita mempunyai predisposisi genetik, dengan kurang lebih 50% dari penderita mempunyai autoantibodi tiroid dalam sirkulasi darah. Angka kejadian pada wanita sebanyak 5 kali lipat daripada laki-laki dengan usia bervariasi antara 20-40 tahun (perempuan: laki-laki dari kejadian 5:01-10:01). Tanda dan gejala penyakit Graves yang paling mudah dikenali ialah adanya struma (hipertrofi dan hiperplasia difus), tirotoksikosis (hipersekresi kelenjar tiroid/ hipertiroidisme) dan sering disertai oftalmopati atau dermopati sebanyak 30-50% dari penderita penyakit Graves. Salah satu komplikasi yang dapat ditimbulkan pada penderita penyakit Graves adalah hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi atau dikenal dengan istilah Diabetes Meliltus (Sjahriar,2008).

Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004). Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Diabetes tipe 2 atau disebut juga dengan obesity related diabetes atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) dapat menyerang siapa pun tanpa memandang usia. Umumnya gejala awal diabetes tipe 2 tidak dapat dideteksi. Bahkan, satu dari tiga orang pengidap diabetes tipe 2 tidak mengetahui jika dia mengidap penyakit tersebut. Diabetes adalah suatu kondisi kronis yang menurunkan kemampuan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi. Kondisi ini membuat kadar gula dalam darah meningkat yang kemudian meningkatkan risiko penyakit jantung, kebutaan, dan komplikasi serius lainnya. Dalam kasus diabetes, sel-sel tidak dapat menyerap glukosa dengan baik. Hal ini berakibat pada meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Resistensi insulin ini membuat kadar insulin dalam tubuh menjadi berlebihan. Akan tetapi, kelebihan insulin ini tidak digunakan oleh otot, liver, dan sel-sel lemak (Gustaviani, R 2006).

BAB II KASUS

1.1. Identitas Pasien Nama

: Ny. K

Usia

: 49 tahun

Alamat

: Karang Sari RT 03/01 Kec. Pulosari Pemalang

Jenis kelamin

: Perempuan

Status

: Sudah Menikah

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Tanggal masuk

: 27 April 2013

Tanggal periksa

: 30 April 2013

Ruang Rawat

: Bangsal Mawar

No. CM

: 76-08-06

1.2. Anamnesis 1.

Keluhan utama : Sesak nafas

2.

Keluhan tambahan : Mual, mata berbayang, nyeri ulu hati, keringat dingin saat malam, dada berdebar, sering BAK, kesemutan, BB turun, mudah marah, gelisah, BAB 6-7x dalam sehari tetapi tidak cair, tidak berdarah, tidak berlendir.

3.

Riwayat penyakit sekarang Pasien, Ny. K datang ke IGD RS Prof. Dr. Margono Soekardjo dengan keluhan sesak nafas yang bertambah berat sejak pagi hari atau sebelum masuk IGD. Sesak berlangsung terus menerus dan sangat mengganggu aktifitas sehari-hari pasien. Sesak bertambah berat bila pasien sedang berbaring dan dirasakan berkurang jika pasien dalam posisi duduk.

Selain sesak nafas, pasien juga mengeluhkan mual, mata berbayang, nyeri ulu hati, keringat dingin saat malam, dada berdebar, sering BAK, kesemutan, BB turun, mudah marah, gelisah, BAB 6-7x dalam sehari tetapi tidak cair, tidak berdarah, tidak berlendir. 4.

Riwayat penyakit dahulu a.

Riwayat keluhan yang sama

: diakui, sejak 5 tahun yang lalu

b.

Riwayat hipertensi

: diakui, sejak sekitar 5 tahun yang lalu dan terkontrol

c.

Riwayat DM

: diakui, sejak sekitar 5 tahun yang lalu dan terkontrol

d.

Riwayat penyakit jantung

: diakui, sejak sekitar 5 tahun yang lalu

5.

6.

e.

Riwayat penyakit ginjal

: disangkal

f.

Riwayat penyakit liver

: disangkal

g.

Riwayat asma

: disangkal

h.

Riwayat alergi

: disangkal

i.

Riwayat keganasan

: disangkal

Riwayat penyakit keluarga a.

Riwayat keluhan yang sama

: disangkal

b.

Riwayat hipertensi

: disangkal

c.

Riwayat DM

: disangkal

d.

Riwayat penyakit jantung

: disangkal

e.

Riwayat penyakit ginjal

: disangkal

f.

Riwayat penyakit liver

: disangkal

g.

Riwayat alergi

: disangkal

Riwayat sosial dan lingkungan a.

Keluarga

Pasien merupakan seorang ibu yang memiliki 4 orang anak. Anak pertama, kedua dan ketiga pasien telah menikah dan hidup terpisah dari pasien, hanya anak keempat yang tinggal bersama karena masih sekolah. Pasien selalu menjaga hubungan yang baik dengan suami dan anak-anaknya serta anggota keluarga yang lain. Keluarga pasien berstatus sosial dan ekonomi menengah ke bawah. Biaya kesehatan pasien ditanggung dengan menggunakan Jamkesmas. b.

Keadaan lingkungan Pasien tinggal bersama suami dan anak terakhirnya dalam satu rumah sehingga rumah dihuni oleh 3 orang.

c.

Pekerjaan Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Di mana kebutuhan seharihari pasien dan suaminya dapat tercukupi dari kedua anaknya yang sudah bekerja.

d.

Kebiasaan personal Pasien mengaku kurang menjaga pola hidup sehat yaitu pasien jarang berolah raga. Pasien juga mengaku 2 tahun terakhir ini mudah marah, pencemas.

e.

Diet dan obat Menu makan pasien sehari-hari terdiri dari sepiring nasi beserta lauk pauk tahu, tempe dan sayur serta mengaku sering mengkonsumsi buahbuahan dan susu. Pasien mengaku senang mengkonsumsi makanan yang asin, manis dan berlemak.

1.3. Pemeriksaan Fisik 1.

Keadaan umum

: tampak sakit sedang dan sesak

2.

Kesadaran

: compos mentis

3.

Vital sign a.

Tekanan darah

: 140/90 mmHg

b.

Nadi

: 88

kali/menit

reguler-reguler,

isi

dan

tekanan cukup c.

Pernapasan

: 28 kali/menit

d.

Suhu

: 36,1 °C

4.

Tinggi badan

: 155 cm

5.

Berat badan

: 38 kg

6.

Status gizi (IMT)

: 15,83 kg/m2 (sangat kurus)

7.

Status generalis a.

Pemeriksaan kepala 1) Bentuk kepala Mesocephal, simetris, venektasi temporalis (-) 2) Rambut Warna rambut hitam keputihan dan mudah dicabut 3) Mata Simetris, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor diameter 3 mm, eksoftalmus (+ 2,6 cm / + 2,9) 4) Telinga Discharge (-), deformitas (-) 5) Hidung Discharge (-), deformitas (-) dan napas cuping hidung (-) 6) Mulut Bibir kering (+), bibir pucat (-), bibir sianosis (-), lidah sianosis (-)

b.

Pemeriksaan leher •

Deviasi trakea (-) di garis tengah, pembesaran kelenjar tiroid (+), bernodul ,mobile, nyeri tekan (+), bruit (+)



Tekanan Vena Jugularis : 5 + 3 cm

c.

Pemeriksaan thoraks Paru Inspeksi

: Dinding dada tampak simetris dan tidak tampak ketinggalan gerak antara hemithoraks kanan dan kiri, kelainan bentuk dada (-), retraksi intercostalis (-).

Palpasi

: Vokal fremitus lobus superior kanan = kiri Vokal fremitus lobus inferior kanan = kiri

Perkusi

: Perkusi orientasi lapang paru sonor Batas paru-hepar SIC V LMCD

Auskultasi

: Suara dasar vesikuler +/+ Ronki basah halus di basal paru -/- Ronki basah kasar -/- Wheezing -/-

Jantung Inspeksi

:

Ictus cordis tampak di SIV V 2 jari medial LMCS

Palpasi

:

Ictus cordis teraba pada SIC V 2 jari medial LMCS dan kuat angkat (-)

Perkusi

:

Batas atas kanan

: SIC II LPSD

Batas atas kiri

: SIC II LPSS

Batas bawah kanan : SIC IV LPSD Batas bawah kiri Auskultasi d.

:

: SIC V 2 jari medial LMCS

S1 > S2 reguler; Gallop (-); Murmur (-)

Pemeriksaan abdomen Inspeksi `

: Sedikit cembung

Auskultasi

: Bising usus (+) terdengar setiap 2-5 detik (normal)

Perkusi

: Timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-), nyeri ketok angulus costo vertebrae (-/-)

e.

Palpasi

: Supel, nyeri tekan (+) epigastrik, undulasi (-)

Hepar-Lien

: Tidak teraba

Pemeriksaan ekstremitas Tabel 1. Pemeriksaan ekstremitas

Pemeriksaan Edema Sianosis Kuku kuning (ikterik) Akral dingin Reflek fisiologis Bicep/tricep Patela Reflek patologis Sensoris

Ekstremitas superior Dextra Sinistra -

Ekstremitas inferior Dextra Sinistra -

+

+

+

+

+ D=S

+ D=S

+ D=S

+ D=S

1.4. Pemeriksaan Penunjang 1.

Pemeriksaan Laboratorium Tabel 2. Hasil pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan Hemoglobin Leukosit Hematokrit Eritrosit Trombosit Basofil Eosinofil Batang Segmen Limfosit Monosit SGOT SGPT Ureum darah Kreatinin darah Glukosa sewaktu Natrium Kalium Klorida Kalsium Glukosa Puasa Glukosa 2 jam pp HBA1C

Hasil Nilai Normal Hematologi (28/04/13) 13,5 g/dl 12-16 g/dl 7.190 /µl 4800-10800/ µl 40 % 37-47 % 4,7 juta/ µl 4,2-5,4 juta/ µl 245.000/ µl 150.000-450.000 /µl Hitung Jenis 0,4 % 0-1 % 5,4 % (↑) 2-4 % 0,00 % (↓) 2-5 % 38,6 % (↓) 40-70 % 43,1 % (↑) 25-40 % 12,5 % (↑) 2-8 % Kimia Klinik 47 U/L (↑) 15-37 U/L 101 U/L (↑) 30-65 U/L 60,7 mg/dl (↑) 14,98-38,52 mg/dl 0,77 mg/dl 0.6-1.00 mg/dl 327 mg/dl (↑) ≤ 200 mg/dl Elektrolit 139 mmol/l 136-145 mmol/l 3,6 mmol/l 3,5-5,1 mmol/l 102 mmol/l 98-107 mmol/l 9,0 mg/dL 8,4-10,2 mg/dL Kimia Klinik (29/04/13) 252 mg/dL (↑) 74-106 mg/dL 438 mg/dL (↑)
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF