Grand Elty
August 24, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Grand Elty...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Liburan, ketika mendengar kata liburan yang terbesit dibenak setiap orang adalah hari dimana kita dapat berkumpul bersama orang-orang tersayang atau hanya menghabiskan waktu untuk menistirahatkan fikiran dari aktifitas setiap hari. Destinasi pariwisata sering kali menjadi tempat ramai saat tibanya musim liburan, salah satu destinasi pariwasata yang ramai pada musim liburan biasanya adalah resort. Resort biasanya merupakan tempat yang dihabiskan oleh seseorang dengan keluarganya, teman, sahabat, atau bahkan diri sendiri hanya untuk menenangkan fikiran dari hiruk pikuk aktifitas sehari-hari. Di zaman yang modern seperti ini pemerintah sangat menekankan pada pembangunan berkelanjutan dalam aspek pariwisata. Pemerintah di Provinsi Lampung selalu berusaha semaksimal mungkin dalam memenuhi fasilitas dan aspek-aspek di setiap pariwisata seperti halnya 7 aspek sapta pesona diantaranya aman, tertib, bersih, indah, sejuk, ramah tamah dan kenangan. Karena sebelum dilakukanya promosi besar-besaran ke wilayah lain atau negara lain, pemerintah harus yakin atas potensi yang dimiliki oleh setiap objek wisata tersebut, dalam arti sudah memadai kualitas berdasarkan pengukurannya menggunakan aspek-aspek tersebut. Hal yang akan membuat wisatawan tertarik dalam suatu promosi yaitu jika pariwisata yang dipromosikan memenuhi semua 7 aspek sapta pesona dan tidak lupa dengan menggunakan cara promosi yang inovatif. Di era globalisasi ini, semakin banyak cara yang dilakukan untuk meningk meningkatkan atkan sektor pariwisata dan budaya dalam rangka menjadikan suatu provinsi sebagai destinasi utama bagi para wisatawan domestik dan mancanegara. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang harus selalu ditingkatkan karena akan mempengaruhi peningkatan pembangunan perekonomian maupun pembangunan negara. meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Provinsi Lampung. Kemeterian Pariwisata selalu membuat inovasi-inovasi yang baru dalam
program-program nya yang akan dijadikan sebagai cara dalam mempromosikan pariwisata di provinsi Lampung dan salah satunya yaitu program digital tourism tourism yang pada dasarmya program ini merupakan bagian didalam program Sustainable Development of Tourism Kementerian Pariwisata Republik Indonesia yang nantinya program ini akan secara maksimal menggunakan media sosial sebagai sarana promosi, seperti melalui website website resmi resmi yang berisikan informasi-informasi mengenai pesona indonesia. Dengan menggunakan Instagram menggunakan Instagram,, cara yang dilakukan yaitu mengunggah foto-foto dan deskripsi dengan tema keanekaragaman seni, budaya dan pariwisata Indonesia. Pemerintah juga meningkatkan meningkatkan sektor pariwisata dengan cara pembangunan berkelanjutan dalam aspek pariwisata pariwisata atau Sustainable Development of Tourism. Tourism. Sustainable Tourism sendiri Tourism sendiri dapat didefinisikan sebagai: “Pariwisata yang memperhitungkan dampak ekonomi, sosial dan
lingkungan saat ini dan masa depan, serta memenuhi kebutuhan p pe engunjung, i nd ndus usttri , lingkunga lingkungan n dan masya syaraka rakatt se seki kittar. ”1 Salah satu destinasi wisata khususnya di Provinsi Lampung, Kab. Lampung Selatan yang telah menerapkan, Sustainable menerapkan, Sustainable Development of Tourism (SDT) Tourism (SDT) adalah Grand Elty Krakatoa Resort. Grand Elty Krakatoa Resort dahulu dikenal sebagai Kalianda Resort, terletak di Desa Kalianda, Lampung Selatan, Fasilitas yang tersedia adalah arena olahraga, outbound, perkemahan, off-road, hotel, bungalow, outdoor resto di pantai, ruang pertemuan, mushola, penyewaan sepeda, kolam renang. Arena olahraga disiapkan untuk Beach Volley, beach soccer, driving range dan lapangan golf. Olahraga yang dapat dilakukan adalah jetski, perahu dayung, banana boat, snorkling, diving, termasuk diving di pulau sebuku, serta memancing dengan layang-kayang, di sekitar Teluk Merak Belantung. Grand Elty Krakatoa Resort adalah resort yang dibangun pada tahun 1997 yang masih berbentuk taman hiburan
1
Organisasi Pariwisata Dunia, diakses dilaman http://sdt.unwto.org/content/about-us http://sdt.unwto.org/content/about-us
pada 01/05/17 pukul pukul 18:58 WIB
dan mulai berkembang menjadi resort resort sekitar tahun 2000an dan fasilitas pada saat itu adalah 40 kamar hotel yang mengahadap ke laut lepas. Grand Elty dibangun dengan tujuan yakni pertama, untuk menyedikan kebutuhan dalam bidang rekreasi dan resort yang ada di Provinsi Lampung. Kedua, untuk meningkatkan pariwisata yang ada di Provinsi Lampung. Ketiga, Grand Elty Krakatoa Resort dibangun oleh PT. Bakrieland Development Tbk (Bakrieland) diatas lahan seluas 360 ha yang mencakup dari Pantai Bagus, Pantai Embe dan Grand Elty sendiri, serta memiliki tujuan untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar resort. Tercatat pada tahun lima tahun terakhir (20072011) angka dari wisatawan domestik yang datang ke pariwisata khususnya hotel di Lampung secara keseluruhan sekitar 497,9 ribu wisatawan. Sedangkan, angka dari wisatawan asing yang datang ke pariwisata pariwisat a khususnya hotel di Lampung secara keseluruhan dalam lima tahun terakhir (2007-2011) yakni sekitar 18,4 ribu wisatawan.2
1.2 Rumusan Masalah B agaim gai mana e efekti fektiffi ta tass S Susta ustaii nab nable le Tour Tourii sm D eve velop lopm ment ((S ST D ) di Lampung Selatan.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah pertama, mengetahui dan mendeskripsikan seberapa efektifkah STD dalam membangun sektor pariwisata melalui industri resort khusunya Grand Elty Krakato bagi Provinsi Lampung. Mengetahui kefektifitasan dari program STD bagi suatu provinsi merupakan hal yang penting terlebih jika hal tersebut merupakan strategi dan juga sebuah program dalam membangun potensi pariwisata di sebuah provinsi, dengan mengetahui kefektifitasan tersebut pemerintah provinsi nantinya akan dapat memonitori dan
2
https://knoema.com/atlas/Indone om/atlas/Indonesia/Lampung sia/Lampung pada World Data Atlas, diakses dilaman https://knoema.c 01/05/17 pukul 20:54 WIB dilaman
mengimplentasikan hal tersebut disetiap sektor pariwisata yang ada di Provinsi Lampung tanpa adanya kendala apapun.
1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat membantu peneliti dalam meningkatkan kemampuannya dalam meneliti suatu isu yang berhubungan dengan parwisata di provinsi Lampung yang dapat digunakan sebagai cara untuk membantu menangani masalah peningkatan sektor pariwisata maupun budaya di Provinsi Lampung. Selain itu juga, peneliti dapat lebih menjadi kritis dalam berfikir untuk mengatasi suatu isu yang berhubungan aspek tersebut. terse but. Manfaat bagi para pembaca, yaitu bagi mereka yang nantinya ingin melakukan penelitian mengenai hal tersebut maka akan lebih bisa menginovasi dengan cara yang baru yaitu selain melalui program STD mungkin ada program yang baru yang dapat membantu meningkatkan pembangunan pariwisata di Provinsi Lampung. Manfaat bagi pemerintah khususnya Dinas Pariwisata Provinsi Lampung yaitu dapat lebih mengeksplorasi program-program dapat membangun juga mampu meningkatkan angka wisatawan domestik dan da n asing yang berkunjung ke Provinsi Lampung. Dengan ini, Dinas Pariwisata Provinsi Lampung sebaiknya mendukung dan maupun membantu sepenuhnya terhadap program-program mengenai pembangunan pembangunan pariwisata di Provinsi Lampung.
Kegunaan Keilmuan atau Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah literatur yang membahas mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh aktor-aktor yang mendukung dalam suatu pembangunan pariwisata yang dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan jumlah wisatawan domestik dan asing setiap tahunnya yang yang berkunjung berkunjung ke Provinsi Lampung. Hal ini akan menjadi sangat bermanfaat karena akan mampu menciptakan suatu perubahan yang maju dan lebih berkembang dari sebelumnya, khususnya di bidang pariwisata di Provinsi Lampung.
BAB II
LITERATUR RIVIU
2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai “ Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat Di Pulau Samalona, Makassar ” yang sudah pernah diteliti oleh
Nurdin. Dalam penelitiannya, penulis menjelaskan bahwa terhadap perkembangan industri kepariwisataan pada era sekarang lebih di identifikasikan dengan pergeseran orientasi dari mass tourism yang menuju menjadi alternative tourism karena pada saat ini adanya perubahan yang lebih cenderung kepada penghayatan dan perhargaan kelestarian alam, lingkungan dan budaya. Penerapan pariwisata berbasis masyarakat yang merupakan sauatu alteernatif pendekatan pemangunan pariwisata yang parsitipatif, melibatkana masyarakat lokal dalam membangun dan mengolah bersama dalam perekembangan pariwisata. Banyak langkah yang dapat mewujudkan hal ini seperti memberi kesemapatan kepada masyarakat lokal untuk ikut berkonstribusi didalamnya pada masyarakat yang mempunyai interest terhadap pariwisata. Sehingga distribusi keuntungan dapat merata kepada komunitas di pedesaan maupun maupun pesisir dan pulau – pulau – pulau pulau yang terlibat disekitarnya. Peneliti juga menjelaskan dengan menggunakan Community Based Tourism (CBT) maka dapat memberi kesempatan dalam bentuk manajemen dan pembangunan pariwisata tersebut karena dalam pemberdayaan masyarakat termasuk dalam pembagian keuntungan dari kegiatan pariwisata. Adanya konstribusi yang mendorong perkembangan sektor pariwisata, dapat membuat pemerintah menjadikan sektor pariwisata sebagai aktor pendukung dalam pembangunan naisonal dan tools ekonomi rakyat. Terkait dengan pariwisata di pulau Samalona, kemampuan sumber daya alam manusia yang terbatas dalam pengolalan pulau tersebut menjadikan hal ini ini sebagai isu utama utama karena dapat terlihat penataan pantai serta fasilitas di pulau pulau tersebut terbilang sangat tidak rapi dan tidak sering diadakannya pelatihan khusus mengenai kepariwisataan yang terutama difokuskan
kepada
hospitality
services
kepada
masyarakat
lokal,
yang
mengakibatkan pelayanan yang diberikan ke wisatawan belum masuk dalam kategori yang maksimal. Penulis juga menekankan bahwa jurnal ini lebih
memfokuskan
dalam
mengedepankan
pengembangan
pariwisata
berbasis
masyarakat yang mana masyrakat sekitar dapat berkonstribusi dalam membangun perkemabangan pulau Samalona bersama yang dapat memberikan manfaat yang signifikan yang diberikan juga untuk kesejahteraan masyarakat setempat secara merata dan berkelanjutan. Penulis menggunakan 3 teori dalam penelitian ini, yaitu : 1. Teori siklus hidup destinasi (tourism area life li fe cycle) yang diperkenalkan oleh Butler, yang diuganakan untuk memahami evolusi produk pariwisata. 2. Teori perencanaan, yang digunakan sebagai perumusan strategi dan pemabungan pariwisata di pulau Samalona. 3. Teori partisipasi , sebagai bentuk partisipasi masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif , yang mana data disajikan dalam bentuk naratif. Pulau Samalona yang berlokasi di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Ialah pulau yang termasuk memiliki potensi besar dalam dala m pengembangan aktifitas kepariwisataan. Dalam jurnal ini penulis menjelaskan bahwa Pulau Samalona dapat ditempuh melalui banyak tempat penyebrangan seperti Pelabuhan Paotere berdasarkan obesevasi yang peniliti lakukan, namun akses alternatif yang pengunjung sering gunakan ialah melalui dermaga Popsa yang berada di Benteng Rotterdam. Potensi alam yang dimiliki pulau Samalona tidak kalah indah seperti pulau – pulau pulau lainnya. Tidak hanya potensi alam yang indah penulis juga menggambakan bahwa kondisi laut yang masi alami yang menambah keindahan di pulau tersebut baik dasar maupun bawah laut. Partisipasi masyarakat dalam mengelola pengembangan pulau Manalo terlihat sangat baik. Sehingga membuat kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan yang hendak pergi menikmati keindahan pulau Samalo. Strategi yang digunakan sesuai dengan teori yang sudah diterapkan karena dalam pengemangan pariwisata bebrbasis masyarakat di pulai samalona harus mengetahui hal yang menegenao siklus hidup, perencanaan, dan partisipasi dari masyarakat itu sendiri.
Pembahasan yang dipaparkan penulis dalam jurnal tersebut cenderung terhadap pengembangan di pulau malano yang masyarakatnya berkonstribusi dalam destinasi pariwisati pariwisati pulau Malano
dan juga Jurnal ini sudah baik dalam
menjelaskan mengenai kondisi dari pulau Samalo di awal dan pada saat ini. Sehingga jurnal ini dapat dijadikan salah satu referensi yang dapat membantu dalam menganalisis pembangunan berkelanjutan pariwisata. Penelitian Pen elitian kedua yaitu mengenai “ Pengembangan Sarana dan Prasarana untuk mendukung Pariwisata Pantai yang Berkelanjutan (Studi Kasus : kawasan Pesisir Pantai Wonokerto Kabupaten Pekalongan)” yang diteliti oleh
Syarifah Dina Fajriah , Mussadun. Dalam penelitiannya penulis menjelaskan bahwa pembangunan pariwisata dapat menciptkan nilai tambah dalam segala aspek di bidang pariwisata. Dan jurnal ini memfokuskan pada pariwisatan pesisir yang yang lebih dominan dengan pemandangan , karakteristik ekosistem , dan ciri khas dari daerah itu tersendiri. Penulis juga membahas reaksi terhadap pengembangan pariwisata dapat berupa implikasi negatif yang dikarenakan terjadi eksploitasi sumber daya untuk aktifitas pariwisata. Sehingga diperlukannya pengelolaan pariwisata bahari yang berkelanjutan sehingga dapat memperhatikan kebutuhan dan juga mempertimbangkan sehingga tidak terjadinya suatu hal yang berlebihan. Terhadap pariwisata berkelanjutan berkelanjutan lebih berfokus berfokus mengenai seluruh pengelolaan sumber daya dapat terpenuhi dan integritas tetap terjaga. Wisata Pesisir Pantai Wonokerto Kabupaten Pekalongan adalah salah satu kawasan pesisir yang potensi fisiknya merupakan tempat dimana nelayan mencar mata pencaharian mereka karena kondisi pantai yang landai sehingga semakin mendukung pengembangan pengembangan pantai tersebut. Namun, yang menjadi kendala di Pantai Pesisr Wonokerto ialah kurangnya akomodai yang baik sehingga membuat pantai ini masih dalam kondisi yang belum maksimal. Sehingga sangat diperlukannya pengembangan di wilayah pesisir yang berkelanjutan. Penulis juga memaparan beberapa potensi yang dimiliki oleh kawasan Pantai Wonokerto yaitu seperti adanya kampung nelayan beserta aktivitas nelayan di kawasan pesisir yang membuat pantai ini terlihat lebih hidup karena warga yang selalu beraktivitas , dan kondisi pasir pantai yang landai. Tidak tertinggal pula nilai kebudayaan yang ada
di kawasan Pantai Pesisir Wonokerto seperi kebudayaan sedekah bumi yang digunakan masyarakatnya melakukan setiap tahun yang dijadikan juga sebagai adat di wilayah tersebut. Namun yang menjadi permasalahan yang mmebuat kondisi lebih krusial ialah terbatasnya tempat pembuatan sampah di sekitar pantai karena kurang nya konstrubusi konstrubusi dalam pengelolaan wisata pesisir. Karena bentrok dan tidak sesuainya atas penanggung jawaban di kawasan Pesisir Pantai yang membuat tidak maksimal. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini ialah kualitiatif yang menanalisis melalui penguraian baik dalam analisis terukur dan tidak terukur. Dalam jurnal ini penulis menggunakan kajian teori dalam konteks pembangunan pesisir dan lautan, merupakan pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa – jasa lingkungan sebagai kesejahteraan manusia (stakeholders) (stakeholders) sehingga pwmnafaatan dan penggunnan sumber daya Alam tidak berlebihan dan tetap pada batasan yang sewajarnya. Dan juga jurnal ini menggunakan konsep pariwisata pesisir (Sustainable Coastal Tourism) yang Tourism) yang mana dapat memenuhi kebutuhan wisatawan sekaligus melindungi dimasa yang akan datang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis mengenai Wilayah Pantai Pesisir Wonokerto, penulis sudah memaparkan degan jelas terkait fenomena – fenomena yang terjadi, dan juga peulis secara detail membahas mengenai kekurangan yang kerap menjadi kendala yang cukup serius di kawasan pantai tersebut, karena pantai pesisir Wonokerto merupakan salah satu tempat dimana masyarakat masih menjadikan pantai tersebut sebagai spot pencaharian mereka, dan juga hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat kurangnya konstribusi masyarakat untuk menjaga kebersihan kebersihan dan kelestarian pantai, karena masyarakat cenderung hanya berfokus dalam mencari kebutuhannya sehingga lupa bahwa disamping itu mereka harus menjaga dan selalu memperhatikan wilayah sekitar. Mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh kelompok kami, pembangunan berkelanjutan pariwisata juga harus didukung dengan kondisi objek yang akan kami teliti, disni kami juga akan memfokuskan kepada aspek lingkunganya, karena lingkungan merupakan salah satu image image yang memegang peran penting terhadap pembangunan berkelanjutan tersebut karena jika kondisi
suatu lingkungan masih masih terlihat kurang maksimal maka harus lebih ditekankan lagi kepada masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan sekitar dimanapun mereka berada. Maka kami akan meneliti secara langsung dan sekaligus menghimbau masyarakat untuk terus berkonstribusi dan perduli dengan wilayah sekitar mereka agar tetap terjaga dengan baik.
2.2 Kerangka Pemikiran Landasan Teori
Definisi Pariwisata Berkelanjutan atau Sustainable Tourism Tourism
Sustainable Tourism Tourism atau pariwisata berkelanjutan merupakan pariwisata yang telah berkembang sangat pesat, seperti pertambahan pert ambahan arus kapasitas akomodasi, populasi lokal dan lingkungan yang mana perkembangan pariwisata maupun investasi-investasi baru di dalam industri pariwisata seharusnya tidak memberikan dampak buruk, melainkan menyatu dengan lingkungan yang akan terjadi apabila mampu memaksimalkan dampak positif nya. Oleh karena itu, sektor publik memberikan beberapa inisiatif dalam upaya mengatur pertumbuhan pariwisata agar menjadi lebih baik dan akan melindungi semua aset yang penting bagi pariwisata yang mana tidak hanya untuk saat ini tetapi juga untuk masa depan. Pariwisata berkelanjutan sangat diharapkan dapat menerapkan 3 hal yaitu Eco yaitu Eco Tourism, Eco Cultural dan dan Desa Wisata. Eco Wisata. Eco Tourism yaitu Tourism yaitu pembangunan pariwisata yang mana menyeimbangkan pembangunan ekonomi pariwisata dengan konservasi dan perlindungan wilayah alam maupun budaya tradisional. Eco Cultural yaitu pariwisata yang disajikan dengan konsep ekologi dan budaya yang mana digabungkan untuk menciptakan situs untuk para wisatawan. Dan yang terakhir yaitu Desa Wisata yang mana merupakan kawasan pedesaan dengan keunikan dan karateristik tersendiri yang dijadikan sebagai destinasi wisata. Desa Wisata meliputi seperti, lingkungan bernuansa alami, tradisi dan budaya masih dipegang oleh masyarakat, makanan khas, sistem pertanian maupun kekerabatan. Desa Wisata
harus memiliki fasilitas yang memadai seperti penginapan atau homestay homestay,, restoran atau warung makan, arena aktifitas di alam maupun hal-hal lainnya yang mampu memenuhi kepuasan para wisatawan. 3
Prinsip-Prinsip Pariwisata Berkelanjutan
Dalam melakukan suatu pembangunan di sektor pariwisata yang berkelanjutan diharuskan berkaitan dengan usaha-usaha yang menjamin agar sumber daya alam, sosial s osial maupun budaya yang dimanfaatkan untuk pembangunan tersebut pada saat ini dapat dinikmati juga di masa yang akan datang. Berdasarkan Piagam Pariwisata Berkelanjutan, Sustainable tourism adalah pembangunan yang didukung secara ekologis, layak secara ekonomi dan adil secara etika maupun sosial terhadap
masyarakat.
Pariwisata
berkelanjutan
memiliki
tujuan
untuk
mengembangkan kualitas hidup dengan beberapa cara seperti mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan. Sejauh ini, penerapan tersebut hanya dapat terlaksana oleh negara-negara yang memiliki good memiliki good governance governance atau atau sistem penyelenggaraan kepemerintahan yang baik yang mana melibatkan pemerintah, swasta maupun masyarakat. Konsep pembangunan
berkelanjutan
dianggap
sebagai
cara
untuk
menciptakan
pembangunan terbaik, termasuk pembangunan pembangunan pariwisata.
Pembangunan pariwisata berkelanjutan memiliki beberapa prinsip, antara lain :
Partisipasi
Masyarakat yang tinggal di lingkungan objek pariwisata harus mengawasi maupun mengontrol pembangunan pariwisata dengan cara
ikut
terlibat
dalam
menentukan
visi
pariwisata,
mengidentifikasi berbagai macam sumber daya yang akan dipelihara
3
Diakse
dilaman
https://aprilianedysutomo.wordpress.c o.wordpress.com/2014/11/08/konse om/2014/11/08/konsepphttps://aprilianedysutom
pariwisata-berkelanjutan/ pariwisata-be rkelanjutan/ pada pada 02/05/17 pukul pukul 14:30 WIB WIB
dan ditingkatkan, serta mengembangkan tujuan-tujuan maupun strategi-strategi yang sudah dibuat sebelumnya.
Keikutsertaan Para Pelaku / Stakeholder Involvement
Institusi Lembaga Swadaya Masyarakat, kelompok sukarelawan, pemerintah daerah, asosiasi wisata, asosiasi bisnis dan aktor-aktor lainnya sangat berpengaruh dalam memberikan dampak dari suatu kegiatan pariwisata.
Kepemilikan Lokal
Dalam setiap pembangunan pariwisata harus menawarkan lapangan pekerjaan yang berkualitas bagi masyarakat yang yang menetap di di sekitar objek pariwisata. Dan fasilitas yang menunjang kepariwisataan seharusnya
dapat
dikembangkan
maupun
dipelihara
oleh
masyarakat setempat juga. Dalam mewujudkan kepemilikan lokal, diperlukannya pendidikan dan pelatihan bagi penduduk setempat serta kemudahan akses bagi para pelaku bisnis setempat.
Penggunaan Sumber Daya yang Berkelanjutan
Pembangunan suatu pariwisata harus mampu memanfaatkan sumber daya berkelanjutan yang dilakukan untuk menghindari penggunaan sumber daya yang tidak dapat diperbarui secara berlebihan. Kegiatan pariwisata harus tetap memelihara dan melestarikan sumber daya alam yang ada.
Mewadahi Tujuan-tujuan Masyarakat
Semua tujuan masyarakat seharusnya dapat diwadahi dalam setiap kegiatan pariwisata supaya menciptakan kondisi yang harmonis antara pengunjung, tempat dan masyarakat setempat.
Daya Dukung
Daya dukung yang harus dipertimbangkan yaitu seperti daya dukung fisik,
alami,
sosial
pengembangan harus
dan
budaya.
sesuai
Pembangunan
dengan
batas-batsa
maupun lokal
dan
lingkungan. Rencana dan pengoprerasiannya harus dievaluasi secara regular dan skala maupun tipe fasilitas wisata harus mencerminkan batasan penggunaan yang masih dapat ditoleransi atau limits of acceptable use. use.
Monitor dan Evaluasi
Kegiatan ini mencangkup penyusunanpedoman, evaluasi dampak kegiatan wisata maupun pengembangan indikator-indikator dan batasan-batasan untuk mengukur dampak dari pariwisata.
Akuntabilitas
Setiap perencanaan harus memberi perhatian yang cukup terhadap kesempatan mendapatkan pekerjaan, pendapatan dan perbaikan kesehatan masyarakat lokal yang mana tercermin di dalam kebijakan-kebijakan pembangunan
Pelatihan
Pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan adanya program-program pendidikan maupun pelatihan dalam upaya membekali pengetahuan keterampilan bisnis.
masyarakat
dan
meningkatkan
Pariwisata Alam ( Eco Eco Tourism) Tourism)
Secara etimologi, pariwisata sangat identik dengan istilah travel yang memiliki arti sebagai perjalanan yang dilakukan oleh individu dan juga dilakukan secara berkali-kali dan tidak ti dak hanya satu tempat yang disinggahi. Dengan memahami definisi tersebut, saat ini pariwisata dapat diartikan juga sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan maupun kesenangan. Menurut UU
No. 8 Tahun 1990, Pariwisata merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan wisata seperti halnya pengusahaan, daya tarik dan atraksi wisata maupun usahausaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Pariwisata dapat dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat dan telah berbeda pada abad ke-20 yang mana hanya segelintir orang-orang yang kaya yang bisa menikmati pariwisata. 4
Sedangkan Pariwisata Alam ( Eco Tourism) Tourism) adalah perjalanan kesuatu tempat yang relatif masih asli atau belum tercemar, dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi, dan menikmati pemandangan, tumbuhan, dan binatang liar serta perwujudan budaya yang ada di tempat tersebut. Wisatawan Wisatawan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari pariwisata yang mana wisatawan sangat beragam jenisnya seperti berdasarkan asal negara dari wisatawan tersebut yaitu domestik dan mancanegara. Wisatawan domestik yaitu seseorang yang berasal dari dalam negeri yang melakukan kegiatan wisata dan berekreasi ke wilayah lain yang yang ada di negaranya dengan tujuan mengetahui sesuatu yang berbeda dengan wilayah asalnya. Sementara itu, wisatawan mancanegara menurut United Nation World Tourism Organization (UNWTO) Organization (UNWTO) yaitu setiap orang yang melakukan kegiatan wisata dari suatu negara ke negara lain dan bukan di negara asalnya dengan tujuan bisnis,berlibur maupun tujuan pribadi lainnya. Wisatawan mancanegara yang memilki tujuan wisatanya untuk bisnis dan profesional dapat berupa menghadiri menghadiri pertemuan, konferensi atau ko kongres, ngres, pameran dagang, pertunjukan, konser dan lain sebagainya. Wisatawan berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu wisatawan modern idealis, wisatawan modern materialis, wisatawan tradisional idealis dan wisatawan tradisional materialis. Wisatawan modern idealis yaitu wisatawan yang tertarik dengan budaya multinasional maupun eksplorasi alam dengan cara individual. i ndividual. Wisatawan modern
4
https://plansurgent.wordpress.com ordpress.com/teori-pariwisata/ /teori-pariwisata/ pada pada 01/05/17 Diakses dilaman dilaman https://plansurgent.w pukul 21:54 WIB
materialis merupakan wisatawan yang tergolong hedonism hedonism atau atau yang memiliki arti mencari keuntungan dengan cara berkelompok. Wisatawan tradisional idealis merupakan wisatawan yang tertarik terhadap kehidupan sosial budaya yang memiliki sifat tradisional dan tidak ada unsur modernisasinya. Dan yang terakhir yaitu wisatawan tradisional materialis yang mana merupakan wisatawan yang berpandang konvensional, mempertimbangkan keterjangkauan, penghematan maupun keamanan. 5 Terdapat beberapa wisatawan yang diklasifikasikan oleh Karyono (1997), diantaranya yaitu:
Foreign Tourist (Wisatawan (Wisatawan asing)
Wisatawan asing yaitu seseorang yang berasal dari negara berbeda dan melakukan perjalanan di negara lain.
Domestic Foreign Tourist
Wisatawan asing yang bertempat tinggal di suatu negara karena adanya suatu tugas dan juga melakukan wisata perjalanan di negara yang ia kunjungi.
Domestic Tourist (Wisatawan (Wisatawan Nusantara)
Wisatawan Nusantara yaitu penduduk lokal yang melakukan perjalanan wisata di negara nya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya dengan dengara lain.
Indigenous Foreign Tourist
5
02/05/17 pukul 13:45 Diakses dilaman https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/16 pada 02/05/17
WIB WIB
Seseorang warga negara yang memiliki pekerjaanya di luar negeri dan ketika kembali ke negara nya sendiri, ia melakukan perjalanan wisata di wilayah negara nya sendiri.
Transit Tourist
Seorang wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu negara dan dengan terpaksa singgah di bandara, pelabuhan maupun stasiun yang bukan atas kemauan individu tersebut. t ersebut.
Business Tourist
Seseorang yang melakukan perjalanan yang memiliki tujaun berbisnis tetapi tetap ada perjalanan wisata yang akan dilakukan setelah tujuan primer nya sudah selesai.
Kepariwisataan
Berdasarkan ketetapan MPRS No. 1 Tahun 1960, kepariwisataan di dalam era globalisasi diartikan sebagai suatu cara dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia dengan cara memberi liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja dan memiliki modal untuk berkunjung dan menikmati daerah lain di dalam dalam maupun luar negeri. Sementara itu, menurut Prof. Hunziger dan Kraf mengartikan kepariwisataan sebagai keseluruhan jaringan maupun gejala yang berhubungan dengan menetapnya orang asing di suatu tempat dengan syarat tujuan mereka me reka bukan untuk melakukan pekerjaan yang penting secara permanen maupun sementara.
Unsur-Unsur Pariwisata
Menurut Pendit, 1994, unsur-unsur yang terlibat dalam industry pariwisata meliputi :
Akomodasi, yaitu sebagai tempat seseorang wisatawan untung
menetap sementara
Jasa Boga dan Restoran, yaitu industri jasa yang berhubungan
dengan bidang penyelenggaraan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial
Transportasi dan Jasa Angkutan, yaitu industri usaha berupa jasa
yang bergerak dalam bidang angkutan darat, laut maupun udara
Atraksi Wisata, yaitu suatu kegiatan wisata yang bertujuan untuk
menarik perhatian para wisatawan
Cinderamata, yaitu benda yang dijadikan sebagai kenang-kenangan
yang nantinya akan dibawa oleh wisatawan ketika kembali ke tempat asal
Biro Perjalanan, yaitu badan usaha pelayanan yang merupakan
semua proses perjalanan dari berangkat hingga kembali.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Case Study Studi kasus (Study Case) memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subjek yang diselidiki terdiri dari satu unit atau satu kesatuan unit yang dipandang sebagai kasus. Karena sifat yang mendalam dan mendetail itu, studi kasus umumnya menghasilkan gambaran yang longitudinal, yakni hasil pengumpulan dan analisa data kasus dalam jangka waktu. Kasus dapat terbatas pada satu orang, satu lembaga, satu keluarga, satu peristiwa ataupun satu kelompok manusia, dan kelompok objek lain – lain lain yang cukup terbatas, yang dipandang sebagai satu kesatuan dalam hal itu, sebagai aspek mendapat perhatian sepenuhnya dari penyelidik (Winarno, 1978: 135). Penelitian kasus (Case Study) adalah penelitian tentang kasus subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Whiterington (dalam Buchari, 1985: 24) menandaskan, case study penyelidikan – penyelidikan hanya dilakukan terhadap sejumlah kecil individu, tetapi dilakukan secara mendalam. Sementara Isaach dan Michael (1982) menyatakan bahwa studi kasus dapat dilakukan pada waktu – waktu waktu tertentu saja. Data yang bersumber dari pakar ekonomi, peristiwa – peristiwa dan situasi dalam penelitian ini mencakup aktifitas, dokumentasi lain, dan perilaku dan subyek yang dapat diamati.
3.2 Teknik Pengumpulan Data Data Primer
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah wawancara dan observasi langsung. Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati mengamati individu atau kelompok kelompok secara langsung. Metodo observasi ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang dimiliki observasi menurut Djumhur dan Moh. Surya Surya adalah; 1. Banyak Banyak data pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi yang rahasia, 2. Memungkinkan terjadi ketidak-wajaran apabila yang diobservasi mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi, 3. Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol, 4. Subjektifitas observer sukar dihindarkan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan dalam observasi yaitu : 1. Data-data yang belum terungkap bisa kita resume guna menambah kelengkapan data yang akan kita gunakan. Setelah data-data yang teresume tersebut sudah selesai kita bisa meminta bantuan misalnya dari keluarga, teman-temannya, sahabat dekatnya, 2. Sebagai seorang peneliti harus benar-benar bisa menjaga kerahasiaan dirinya, ini dimungkinkan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya jika identitas observer terbongkar maka pihak yang diteliti merasa tidak nyaman dan akan menghindar dari penelitian yang dilakukan observer yang nantinya akan menghambat proses observasi. Sedangkan wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan m elontarkan pertanyaan pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.Sukses tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap wartawan juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Sikap yang baik biasanya mengundang simpatik dan akan membuat suasana wawancara akan berlangsung akrab alias komunikatif. Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi seputar materi topik pembicaraan baik oleh nara sumber maupun wartawan. Kelebihan teknik
wawancara: 1. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan, 2. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang, 3. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai., 4. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi. Kekurangan teknik wawancara: 1. Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya, 2. Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden diperoleh untuk penggambaran objektif dari data diri responden yang terdiri dari satu (1) orang Asst. Front Office Manager Grand Elty Krakatoa Resort Lampung Selatan. Dalam hal ini penulis perlu menguraikan terlebih dahulu mengenai karakteristik dari responden. “ responden adalah orang yang memberi atau mengetahui secara jelas atau atau menjadi sumber informasi6 ” Pemilihan responden ini berdasarkan pertimbangan bahwa responden tersebut dapat mewakili dalam menjawab permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini. Jawaban yang diberikan oleh responden berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, sehingga penelitian ini memperoleh sumber yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan kebenarannya. Responden dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Nama Usia Jabatan
: Merti Junita : 30 tahun : Asst. Front Office Manager Grand Elty Krakatoa, Lampung Selatan.
4.2 Peran Resort Dalam Membangun Pariwisata Di Wilayah Lampung Selatan
6
Poerwandaminta,W.J.S., Kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia, balai pustaka, jakarta, 1995. pp.609
Resort adalah sebuah kawasan yang terencana yang tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi.
7
Resort berperan
pembangun dalam sektor pariwisata serta pendayagunaan sumber potensi kepariwisataan menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan untuk memperbesar penerimaan Negara, memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha bagi masyarakat setempat, mendorong pembangunan daerah serta memperkenalkan alam, nilai budaya dan bangsa. Berdasarkan pasal 5 ayat a yat (4), pasal 5 ayat (6) Peraturan Pemerintah Peme rintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2010 – 2025. 2025. Pasal 5 ayat (4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011: Visi pembangunan kepariwisataan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a adalah terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.
Pasal 5 ayat (6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011:
Tujuan pembangunan kepariwisataan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c adalah: a. meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata; b. mengkomunikasikan Destinasi Pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggung jawab; c. mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional; dan d. mengembangkan Kelembagaaan Kepariwisataan dan tata kelola pariwisata pariwisa ta yang mampu mensinergikan Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien.
7
Chuck Y. Gee, Resort Development Development and Management, Watson-Guptil Publication 1988
Hasil dan pembahasan dari penelitian ini adalah pembangunan pariwisata yang ada dikawasan Lampung Selatan sudah mencapai tahap yang sudah terbilang dapat berkonstribusi dalam pembangunan pariwisata di Lampung dalam jangka panjang, yang dimana hal tersebut dapat dilihat dari res resort ort salah satu nya Grand Elty yang mengusung konsep Eco Tourism Tourism yang dapat membantu membangun kelestarian lingkungan. Keefektifitasan STD dikembangan perlahan – lahan dari fasilitas – fasilitas – fasilitas fasilitas yang disediakan juga dari event – event event yang diselenggarakan. Sehingga para pengunjung pariwisatawan dapat merasa lebih puas menikmati liburan mereka. Selain membuat para wisatawan puas resort r esort ini juga ramah tehadap lingkungan , pemerintah juga mendukung adanya eco resort yang diusung oleh Grand Elty sehingga dapat menjadi contoh bagi investor - investor atau pengusaha – pengusaha pengusaha yang ingin mendirikan resort yang dapat membatu pemerintah dalam meningkatkan pembangunan dalam sektor pariwisata di lampung. Bukti dari keberhasian resort ini dalam menerapkan konsep eco friendly ditunnjukkan friendly ditunnjukkan lewat pengghargaan yang diberikan oleh pemeritah lampung kepada Grand Elty yang berupa penghargaan Kalpataru untuk untuk periode 2015 / 2016.
4.3 Hasil Wawancara Terlampir.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu kawasan yang menyimpan berbagai macam keindahan keindahan melalui sektor pariwisata pariwisata yang berbasis alam dan bahari. bahari. Grand Elty Krakatoa Resort telah menjadi aset kebanggaan tersendiri oleh Provinsi Lampung yang telah mampu untuk menerapkan Sustainable Development of Tourism atau Tourism atau STD. Sektor pariwisata yang berbasis eco tourism atau tourism atau eko wisata ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat yang mana awalnya hanya suatu taman hiburan dengan beberapa fasilitas seperti arena olahraga, outbound , perkemahan dan lain sebagainya. Pariwisata ini telah berkembang menjadi resort sekitar tahun 2000an dengan memiliki 40 kamar sea sea view. view. Potensi yang dimiliki dari Grand Elty Krakatoa yaitu mampu diterapkanya konsep MICE ( Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) Exhibition) yang mana konsep tersebut sangat berhubungan dengan kepariwisataan. Walaupun Kabupaten Lampung Selatan bukan merupakan etalase dari pusat penyedia jasa yang ada di Provinsi Lampung, tetapi dengan fasilitas yang memadai maka sektor pariwisata tersebut dapat dijadikan tempat diselenggarakanya kegiatan-kegiatan tersebut. Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan selalu mendukung dalam peningkatan sektor pariwisata yang terdapat di wilayah tersebut. Hal ini dilakukan untuk menjadikan Provinsi Lampung sebagai destinasi wisata bagi para turis domestik maupun mancanegara. Selain itu, Pemerintah ingin sekali menciptakan sustainable menciptakan sustainable cities and communities dengan memperhatikan keseimbangan harmonis antara perkembangan kota dan lingkunganya yang ada di Kabupaten Lampung Selatan. Sehingga nantinya akan mampu terciptanya kota yang berkelanjutan dengan memiliki lingkungan yang bersahabat dalam artian aman, tentram dan sehat. Tidak hanya pemerintah, tetapi komunitas-komunitas yang dalam hal ini berarti masyarakat maupun kelompok kemasyarakatan memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kota dan lingkungan yang asri.
B. Saran
Untuk lebih meningkatkan ketertarikan dan persentase pengunjung turis domestik maupun mancanegara yang ada di Grand Elty Krakatoa Resort maka kami memberikan beberapa saran yang sangat bermanfaat dan dapat membantu terwujudnya hal tersebut yaitu dengan cara :
Melakukan sosialisasi sadar wisata di sekitar wilayah sektor pariwisata
Grand Elty Krakatoa Resort sehingga secara langsung akan mengajak seluruh masyarakat sekitar untuk lebih meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan pariwisata.
Perlu diterapkanya konsep Responsible Tourism Tourism atau pariwisata yang
bertanggungjawab yang mana merupakan pengelolaan pariwisata oleh pengelola dan pengunjung untuk bersama-sama bersama -sama menjaga menja ga dan melestarikan lingkungan sehingga mampu meminimalisir kehancuran lingkungan yang terjadi akibat adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sektor pariwisata.
Membenahi 7 aspek sapta pesona yang belum terpenuhi secara maksimal
seperti halnya aspek aman yang mana merupakan hal yang terpenting untuk diterapkan terlebih dahulu. Karena ketika tingkat keamanan nya rendah, maka akan sangat berpengaruh buruk terhadap kegiatan industri pariwisata tersebut. Dengan terlaksananya sosialisasi sadar wisata, responsible tourism tourism dan 7 aspek sapta pesona maka sektor pariwisata akan mampu dijadikan sebagai pariwisata yang berbasis eko wisata dan pariwisata berkelanjutan.
Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat harus lebih bersinergi
dalam upaya peningkatan dan pelestarian lingkungan pariwisata yang ada di kabupaten tersebut
Referensi Diakses
dilaman dilaman
https://plansurgent.wordpress.com/teori-
pariwisata/ pada pariwisata/ pada 01/05/17 pukul 21:54 21:54 WIB
Diakses dilaman https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/16 pada
02/05/17 pukul 02/05/17 pukul 13:45 WIB
Diakse dilaman
https://aprilianedysutomo.wordpress.com/2014/11/08/konsep pariwisata-berkelanjutan/ pada pariwisata-berkelanjutan/ pada 02/05/17 pukul pukul 14:30 WIB
Dinas
Pariwisata
Provinsi
Lampung,
diakses
dilaman
http://www.pariwisatalampung.com/destinasi/lampungselatan.html pada 02/05/17 pukul selatan.html pada pukul 16:30 WIB World Data Atlas, diakses
dilaman
https://knoema.com/atlas/Indonesia/Lampung pada 01/05/17 https://knoema.com/atlas/Indonesia/Lampung 01/05/17 pukul pukul 20:54 WIB
Organisasi
Pariwisata
Dunia,
diakses
dilaman
http://sdt.unwto.org/content/about-us http://sdt.unwto.org/content/about-us pada 01/05/17 pukul 18:58 WIB
Nurdin. 2016 , Startegi Pengembangan Pariwisata Berbasis
Masyarakat Di Pulau Samalano, Makasar.
Fajriah, Syarifah Dina , Massadun. 2014 ,Pengembangan Sarana
Prasarana Untuk Mendukung Pariwisata Pantai yang Berkelanjutan (Studi kasus : Kawasan Pesisir Pantai Wonokerto Kabupaten Pekalongan).
Gee, Chuck Y., Resort Development and Management, Watson-Guptil
Publication 1988
Poerwandaminta,W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, balai pustaka,
jakarta, 1995. pp.609 pp.609
LAMPIRAN 1 TRANSKRIP HASIL WAWANCARA
Muhammad Angky Wijaya: Pewawancara 1/P1 Galih Romadhona: Pewawancara 2/P2 Front Office Manager Grand Elty): Narasumber/N Merti Junita (Asst. Front
P1 & P2: Perkenalkan nama saya Galih dan Angki, kami dari mahasiswa jurusan hubungan internasional, universitas lampung. P1
: Bagaimana mbak sejarah awal di bangunnya Grand Elty Krakatoa,
Lampung Selatan ini? N
: Pembangunan dilakukan pada tahun 1997, itu awal berdiri dan masih
berupa taman hiburan cuma berkembang mulai tahun 2000 pembangunan untuk hotel sekitar 40 kamar, kalau untuk fasilitas lain-lain baru sekitar 2014. P1
: oh baru ya, terus mbak kalau untuk output dari dari pariwisata ini apa lebih ke
resort atau ke apa? N
: resort ya, selain tamu berekreasi juga tamu bisa menginap nah itu yang
dinamakan resort nah itu dipahami ya, disini kami menyediakan penginapan dua tipe ada hotel dan vila total ada 40 kamar hotel dan 30 vila. P1
: Jadi, sebenarnya apasih tujuan dibangunnya Grand Elty ini karenakan kita
tau kalau di Lampung ini khususnya Lampung Selatan masih jarang sekali adanya resort? N
: Tujuan yang pertama memang untuk menyediakan fasilitas penginapan
resort yang kedua mungkin untuk meningkatkan pariwisata yang karena selain untuk keperluan internal perusahaan juga untuk keperluan meningkatkan taraf hidup atau pariwisata yang ada di Lampung Selatan, Kalianda yang mana dulunya Kalianda itu tidak dikenal orang dengan adanya Grand Elty sekarang mulai dikenal orang. P1
: Teruskan Grand Elty ini mengambil lokasi di Kab. Lampung Selatan,
kenapa sih mbak mengambil wilayah di Kab. Lampung Selatan, kenapa tidak memilih wilayah di Kabupaten lain, kenapa memilih Lampung Selatan?
N
: Kalau itu sih bisa lebih di tanya ke owner ya, kalau owner sendiri kan
memang punya lahan disini, jadi mereka mungkin pengembangannya ada disini konsep awalnya jadi mereka punya sekitar 350Ha lahan y yang ang ada di Kalianda sini, untuk lahanya bisa dilihat dari awal masuk tadi dari pantai bagus didepan sampai ke Grand Elty ini satu lahan punya kita, jadi yang menaungi lahan ini adalah PT KLTD outlet nya nya Grand Elty yang mengoperasionalkan resort gitu. P2
: Kalau untuk Sustainable Tourismnya Tourismnya sendiri dari Grand Elty ada tidak ti dak sih
mbak koordinasi dengan pemerintah Lampung untuk membangun pariwisata di Lampung sendiri mbak? N
: Pasti, kalau untuk untuk pariwisata setiap ada event kita pasti joined pasti joined , mulai dari
memberikan misalnya ada event apa apa gitu kita jadi sponsor, atau kalau kita ada event mereka juga support juga support misalnya misalnya dengan promosi atau lainnya jadi ada timbal baliknya. P2
: Kalau untuk kendala yang biasanya dihadapi seperti apasih mbak, seperti,
lebih ke promosinya atau kemasyarakat lampungnya itu bagaimana? N
: Kalau kendala, kalau promosi sih sebenarnya sudah cukup besar ya
promosinya mulai dari internet segala macam, dan ada promo-promo lainnya mungkin ya, mulai dari kita ikut event kepariwisataan atau expo-expo. Untuk kendala sendiri paling kita apa ya, karena kita resort jadi kendalanya sendiri di longweekend paling weekend paling tidak karena kita terbatas untuk kamarnya paling kita kekurangan fasilitas disini, tapi fasilitas itu sendiri tetap kita tambahin, upayanya dengan kerjasama dengan pihak luar jadi kita memberdayakan masyarakat sini, nelayan, nelayan itukan biasanya mereka hanya malam mungkin nyari ikan siangnya mereka bisa nyari pendapatan dengan cara perahu mereka setting mereka setting untuk untuk para pengunjung biar bisa keliling, jadi mereka bisa setting dengan dengan dikasih mesin jadi mereka bisa memfasilitasi pengunjung disini dengan menikmati paket keliling. P2
: Apasih mbak uniknya dari Grand Elty ini dari resort-resort lainnya?
N
: keunikannya satu, karena lokasinya memang luas Grand Elty itu sendiri
itu dibangun diatas 15Ha lahan keunikan kita itu konsepnya itu konsep penghijauna atau Green dengan itu kita merangkum kegiatan Goes Green yang Green yang namanya disebut Eco Resort yang yang tujuannya memang pengen menjadi Eco menjadi Eco Resort yang yang memadukan ekosistem alam dengan resort jadi j adi dari situ kita mulai menanam pohon, untuk pohon sendiri seperti mangrove itu kita melakukan penanaman sekitar 8000 pohon
kemudian ada pohon lagi jenis buah-buahan yang kita tanam disekitar area resort nah itu bisa kita lihat di area vila itu ada beberapa pohon semuanya itu kita kasih nama sesuai dengan tamu yang menanam. Kemudian kita ada juga yang namanya konservasi terumbu karang, jadi selain darat yang kita budidayakan Go Green Green namun laut juga kita budidayakan juga karena ada terumbu karang yang benar benar sudah hancur itu sekarang kan kita sudah bagusin lagi nah itu kita buat kawasan konservasi khusus untuk terumbu karang, kalau tamu bersedia ikut melakukan penanaman bisa, kita melakukan penanaman dengan cara melalui media seperti besi nanti terumbunya kita ikat di besi nanti terumbunya kalau mau kita stek nanti baru kita masukin ke laut. P1
: Untuk pengunjung itu mostly mostly lebih lebih ke domestik atau internasional?
N
: lebih ke domestik ya, kalau internasional kita tidak terlalu karena daya
ininya ya mungkin mungkin sekarang ada musim sendiri sih untuk orang luar itu memang relatif ada setiap bulan cuma tidak yang kaya seperti di Bali cuman disini masih kebanyakan domestik. Setiap bulan itu sekarang mulai Jepang, Korea, Cina, untuk Eropa biasanya mereka di sekitar bulan september keatas, tepatnya dimusim semi mereka lebih sering kesini. P2
: Kalau visi misi Grand Elty sendiri untuk pembangunan pariwisata di
Lampung Selatan sendiri bagaimana sih mbak untuk kedepannya? N
: visinya sih s ih kita pengennya jadi satu-satunya resort terbesar di Lampung
pengennya sih si h seperti itu, untuk misi kedepannya bagaimana cara kita biar tetep improve atau improve atau biar tetep eksis kedepannya banyak hal sih yang bisa kita lakuin disini karena kita resort yang temanya berpetualang dan kita bisa menyediakan trik paket yang mungkin gak semua hotel atau gak semua resort bisa menjual paket itu. Salah satunya mungkin kita bisa menjual paket Krakatau yang direct langsung langsung dari Elty kemudian kita punya beberapa stok langsung di laut seperti itu. P2
: Lalu, untuk pembangunan kedepannya sendiri bagaimana sih mbak
tanggapan pemerintah kita tentang konsep Eco Resort apa pendapat pemerintah tentang Grand Elty sendiri? N
: Pemerintah sih Appreciate Appreciate dengan kita salah satu buktinya kita dapat
penghargaan Kalpataru Kalpataru yaitu perintis lingkungan lingkungan hidup itu kita dapat di tahun 2015 untuk periode 2015/2016 nah disitu kita salah satu resort di Lampung yang telah
mendapatkan penghargaan Kalpataru yang kita dapatkan dari penanaman mangrove ma ngrove dan penghijauan pohon-pohon. P2
: Yang terakhir dan mungkin menutup pertanyaan pada siang hari ini ya
mbak, harapan mbak apasih mabk untuk Grand Elty sendiri untuk Provinsi Lampung sendiri dan untuk Pariwisata di Lampung sendiri mbak? N
: Harapannya ya, harapannya semoga Eltynya tetep punya occupancy occupancynya nya
naik terus kedepannya sih bukan hanya Elty yang eksis tapi pengennya semua Lampung Selatan itu dikenal sama masyarakat dikenal sama khususnya sama Indonesia ya, tidak seperti yang dulu apa sih Lampung Selatan, apasih Kalianda, yang tadinya orang gak kenal kalianda mengenal Kalianda, karena Kalianda itu bukan Kabupaten kecil, Kalianda itu punya punya potensi kedepannya seperti itu. P1 & P2 mbak.
: Mungkin segitu dulu mbak untuk siang hari ini, terimakasih banyak
View more...
Comments