Glikogenesis, Glikogenolisis Dan Glukoneogenesis

October 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Glikogenesis, Glikogenolisis Dan Glukoneogenesis...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Pembentukan fosfat energi tinngi tidakalah sedikit, bahan bakar harus selalu tersedia untuk proses- proses penghasil fospatenenergi tinggi. tinggi. Pada hewan yang pengambilan makananya terhenti, misalnya tidur panjang musim dingin,bahan bakar harus dapat disimpan dan digunakan waktu diperlukan salah satu bentuk penyimpanan Glikogen adalah bentuk utama dari cadangan glukosa pada sel- sel hewan atau binatang,karbohidrat a-14 dari glukosa dan rata- rata mempunyai ikatan caban a-1,6 untuk tiap satuan yang terdiri dari 16 glukosa yang selanjutnya masuk ke dalam peredaran darah dan digunakan oleh berbagai jaringan lain. Otot juga memecah glikogen yang ada padanya bila perlu, akan tetapi tidak membebaskan glukosa yang selanjutnya masuk ke dalam peredaran darah dan digunakan oleh berbagai jaringan lain.untuk juga memecah glikogen yang ada padanya bila bila perlu, akan tetapi ia tidak membebaskan glukosa tersebut atau masuk ke dalam darah,melainkan mengoksidasinya untuk keperluanya sendiri. Ini terjadi karena otot tidaklah mempunyai enzim glikosa 6- fosfate yang operlu untuk menyingkirkan posfat. Yang terakhir ini haruslah terjadi lebih dulu,sebelum glukosa dapat dibawa keluar sel Bila  jumlah glukosa yang diperoleh dari makanan terlalu terlebih,maka glukosa akan disimpan dengan jalan diubah menjadi glikogen dalam hati dan jaringan otot. Proses glikogen dari glikosa ini disebut glikogenesis. Glikogen dalam hati dapat pula dibentuk dari asam laktat yang dihasilkan pada proses glikolisis.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana proses glikogenesis? 2. Bagaimana proses glikoneogenolisis? 3. Bagaimana proses glukoneogenesis? 4. Apa saja gangguan metabolisme pada karbohidrat?

 

1

 

C. TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui proses glikogenesis 2. Mengetahui proses glikogenolisis 3. Mengetahui proses glukoneogenesis 4. Mengetahui berbagai macam gangguan metabolisme karbohidrat

D. MANFAAT PENULISAN 1. Dapat mengetahui proses glikogenesis 2. Dapat mengetahui proses glikogenolisis 3. Dapat mengetahui proses glukoneogenesis 4. Dapat mengetahui berbagai macam gangguan metabolisme karbohidrat  

 

2

 

BAB II PEMBAHASAN GLIKOGENENESIS Glikogenesis adalah proses pembentukan atau biosintesis glikogen yang terjadi terutama di dalam hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan makanan yang dibentuk dari molekul glukosa hasil  pencernaan makanan. Glukosa akan saling berikatan dengan ikatan α 1-4 glikosidik untuk membentuk glikogen. Molekul glikogen tersusun bercabang-cabang agar dapat tersimpan maksimal di dalam sel. Kelebihan kadar glukosa di dalam darah akan memicu disekresikannya hormon insulin untuk memicu terjadinya glikogenesis. Glikogen ini dapat dipecah lagi menjadi glukosa saat kadar glukosa darah menurun seperti dalam keadaan lapar atau puasa. Glikogenesis terjadi dengan cara penambahan molekul glukosa pada rantai glikogen yang telah ada (disebut sebagai glikogen primer). Penambahan glukosa akan terjadi secara bertahap, satu demi satu molekul glukosa akan memperpanjang glikogen yang telah ada.

Proses glikogenesis di dalam tubuh adalah sebagai berikut.  

Fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh enzim glukokinase/hexokinase. glukokinase/hexokinase.

 

Berikutnya glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat, dikatalisis oleh enzim





fosfoglukomutase.

 



Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri phosphate (UDP) menjadi uridil di phosphate glukosa (UDPglukosa), dikatalisis oleh enzim glukosa 1-fosfat uridil transferase.

 



UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang sudah ada, dikatalisis oleh enzim glikogen sintase. Dalam proses ini, atom C pertama dari UDP-glukosa diikatkan ke atom C keempat yang ada pada rantai glikogen primer dan membentuk ikatan α 1-4 glikosidik.

 



Berikutnya enzim pembentuk cabang (branching (branching enzyme) enzyme) akan memindahkan kurang lebih 6 residu glukosa pada salah satu residu glukosa yang ada pada glikogen primer untuk membentuk titik cabang. Enam residu gukosa tersebut akan diikatkan pada atom C nomor 6 pada molekul glikogen primer.

 



Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga semakin panjang dan akan terbentuk  banyak cabang-cabang cabang-cabang baru di berbagai lokasi.

 



 

Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai kadar yang normal.

3

 

Proses pembentukan glikogen melalui glikogenesis merupakan langkah penting dalam menjaga kadar gula dalam darah tetap normal. Ketidakmampuan tubuh untuk menjalankan glikogenesis dengan wajar dapat mengakibatkan mengakibatka n timbulnya penyakit diabetes melitus. Diabetes melitus dapat menjadi penyakit yang berbahaya dan mematikan karena memicu berbagai komplikasi seperti stroke, kerusakan jaringan, dan kebutaan.

Ketika kadar gula dalam darah rendah, tubuh akan melakukan proses pemecahan glikogen untuk dibentuk menjadi glukosa kembali. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa disebut dengan glikogenolisis. Glikogen sering disebut sebagai pati hewan karena merupakan cadangan makanan pada hewan. Ikatan antar molekul glukosa antara glikogen dan amilum (pati) adalah sama, yaitu ikatan α 1-4 glikosidik. Glikogen adalah cadangan makanan hewan, sedangkan amilum adalah cadangan makanan tumbuhan. Perbedaan utama antara glikogen dan amilum adalah adanya lebih banyak rantai cabang pada glikogen dibandingkan dengan amilum. Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum pada biosintesis disakarida dan  polisakarida. Pada jaringan tumbuhan, disakarida sukrosa dihasilkan melalui reaksi kondensasi glukosa dan fruktosa yang diawali proses glikogenesis. Dalam proses tersebut UDP-glukosa bereaksi dengan fruktosa 6fosfat dikatalisis oleh enzim sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat. Kemudian enzim sukrosa fosfatase akan mengkatalisis sukrosa 6-fosfat menjadi sukrosa.

GLIKOGENOLISIS Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa yang terjadi terutama di hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan makanan hewan yang tersusun atas molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan α 1-4 glikosidik (untuk rantai lurus), dan ikatan α 1-6 glikosidik untuk titik cabang. Glikogen merupakan polisakarida yang memiliki banyak sekali percabangan, hal tersebut diperlukan agar glikogen dapat disimpan dengan maksimal di dalam sel.

 

4

 

Glikogen akan dipecah apabila kadar gula dalam darah rendah dan ketika sedang berolahraga. Glikogenolisis dipicu oleh kerja hormon adrenalin dan glukagon, berkebalikan dengan insulin yang akan mempengaruhi  pembentukan glikogen melalui glikogenesis. Proses pemecahan pemecahan glikogen melibatkan 3 jenis enzim yaitu glikogen fosforilase, transferase, dan debranching enzyme. enzyme.

Proses glikogenolisis glikogenolisis yang terjadi di dalam sel adalah sebagai berikut.  



Enzim glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan membebaskan glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan terus berlangsung hingga tersisa kurang lebih 4 residu glukosa dari titik cabang.

 



Enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ujung cabang yang lain, proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada titik cabang yang terikat dengan ikatan α 1-6 glikosidik.

   Debranching enzyme  enzyme  atau enzim pemecah cabang ( α 1-6 glukosidase) akan membebaskan glukosa pada



titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk glukosa (bukan glukosa 1-fosfat seperti pada reaksi

 



 pertama). Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan glikogen yang berupa glukosa 1-fosfat akan mengalami proses lebih lanjut agar dapat berubah menjadi glukosa.

Enzim fosfoglukomutase akan mengkatalisis reaksi isomerasi glukosa 1-fosfat menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam hati dan ginjal glukosa 6-fosfat akan mengalami pelepasan fosfat dan berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-fosfat akan langsung masuk reaksi glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam  bentuk ATP. Glikogen yang dipecah di dalam hati digunakan untuk mempertahankan kadar gula dalam darah tetap normal, sedangkan glikogen dalam otot akan digunakan untuk memproduksi energi. Hati mampu menyimpan glikogen

 

5

 

sebesar 6% dari massa total hati, sedangkan otot hanya mampu menyimpan kurang dari 1% dari massa otot tersebut.

GKUKONEOGENESIS Glukoneogenesis merupakan proses pembentukan glukosa dari senyawa bukan glukosa. Glukoneogenesis memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan akan glukosa, terutama ketika tubuh tidak mendapat  pasokan glukosa yang cukup dari makanan. Glukosa G lukosa merupakan molekul yang sangat penting terutama bagi eritrosit (sel darah merah) dan sel saraf otak, karena sel-sel tersebut tidak dapat menggunakan molekul lain sebagai sumber energi (walaupun dalam keadaan kelaparan yang sangat panjang sel saraf otak mampu menggunakan benda keton yaitu beta hidroksibutirat sebagai sumber energi). Selain memenuhi kebutuhan energi bagi otak dan eritrosit, gkukosa juga merupakan satu-satunya molekul  penghasil energi bagi otot dalam keadaan anaerobic (tanpa oksigen). Glukosa juga diperlukan bagi  pembentukan laktosa (gula susu) di kelenjar susu untuk memenuhi kebutuhan energi bayi. Pada mamalia, hati dan ginjal merupakan organ utama untuk berlangsungnya berlangsungnya glukoneogenesis. Secara umum tahapan reaksi glukoneogenesis hampir sama dengan tahapan reaksi glikolisis yang dibalik arahnya. Namun ada beberapa tahapan dalam glukoneogenesis yang tidak sama dengan glikolisis dan memerlukan kerja enzim-enzim yang berbeda. Perbedaan ini terjadi karena pada tahapan-tahapan tersebut enzim yang terlibat tidak dapat bekerja secara bolak-balik. Glikolisis merupakan reaksi yang menghasilkan energi, sedangkan glukoneogenesis merupakan proses yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP.

 

6

 

Proses ke kanan adalah reaksi glikolisis, sedangkan sedangkan proses ke kiri adalah reaksi glukoneogenesis. glukoneogenesis.

Proses glukoneogenesis yang terjadi pada hati dan ginjal adalah sebagai berikut.  

Pengubahan piruvat menjadi oksaloasetat, dikatalisis oleh enzim piruvat karboksilase.

 

(Oksaloasetat pada reaksi di atas terdapat pada mitokondria dan harus dikeluarkan menuju sitoplasma,





namun molekul tersebut tidak dapat melelui membran mitokondria sebeum diubah menjadi malat. Jadi oksaloasetat akan diubah menjadi malat agar dapat keluar menuju sitoplasma dan akan segera diubah kembali menjadi oksaloasetat).

 



Pengubahan oksaloasetat menjadi malat, dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase. Malat keluar dari mitokondria menuju sitoplasma.

 



Di sitoplasma, malat diubah manjadi oksaloasetat kembali yang dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase.

 



Oksaloasetat kemudian akan diubah menjadi phospoenol piruvat, dikatalisis oleh enzim phospoenolpiruvat karboksilase.

 





 

 

Phospoenol piruvat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat, dikatalisis oleh enzim enolase. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat yang dikatalisis enzim fosfogliseromutase.

7

 

 

3-fosfogliserat kemudian diubah manjadi 1,3 bifosfoglisera bifosfogliseratt yang dikatalisis enzim fosfogliserokinase.

 

1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat, reaksi ini dikatalisis oleh enzim





gliseraldehida 3 fosfat dehidrogenase.

 



Gliseraldehida 3 fosfat dapat diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat (dengan reaksi yang dapat bolak balik) yang dikatalisis dikatalisis oleh enzim isomerase.

 



Gliseraldehida 3 fosfat dan dihidroksi aseton fosfat akan disatukan dan menjadi fruktosa 1,6 bifosfat yang dkatalisis enzim enolase.

 

Fruktosa 1,6 bifosfat akan diubah manjadi fruktosa 6 fosfat oleh enzim fruktosa difosfatase.

 

Fruktosa 6 fosfat akan diubah menjadi glukosa 6 fosfat oleh enzim fosfoglukoisomerase. fosfoglukoisomerase.

 

Dan terakhir glukosa 6 fosfat akan diubah manjadi glukosa yang dikatalisis oleh enzim glukosa 6 fosfatase.







Asam amino glukogenik seperti alanin, arginin, asparagin, sistein, glutamate, histidin, metionin, prolin, serin, threonin, valin, dan triptofan dapat diubah manjdai glukosa setelah terlebih dahulu diubah manjadi piruvat atau senyawa antara yang lain. Asam laktat hasil oksidasi anaerob juga dapat diubah manjadi glukosa setelah diubah manjdai oksaloasetat di dalam mitokondria. Gliserol hasil metabolisme lemak juga dapat diubah manjadi glukosa setelah terlebih dahulu diubah manjdai glisrol 3 fosfat kemudian manjadi dihidroksi aseton fosfat dan langkah-langkah langkah-langkah selanjutnya. Hormon kortisol akan memicu terjadinya gkukoneogenesis gkukoneogenesis saat tubuh mendeteksi kurangnya glukosa di dalam darah. Hormon tersebut terutama mempengaruhi perubahan asam amino glukogenik menjadi glukosa. Sedangkan hormon tiroksin akan mempengaruhi masuknya lemak ke dalam hati untuk dapat diubah menjadi glukosa.

GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT (DIABETES)

Pengertian Diabetes Mellitus  Diabetes mellitus berasal dari kata diuresis dan melitus (mania). Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme karbohidrat yang bersifat kronis dan ditandai dengan adanya kenaikan gula darah, glukosuria, dan kelainan metabolisme protein dan lemak. Gejala diabetes  



Penurunan Berat Badan secara Berangsur-Angsur 

Berat badan turun adalah hal biasa, namun jika terjadi terus menerus maka Anda perlu waspada. Seseorang yang ditengarai mengidap diabetes biasanya mengalami penurunan berat badan yang drastis dan signifikan. Ini dianggap sebagai gejala awal diabetes, akibat glukosa tidak bisa diserap secara optimal oleh tubuh.  

8

 

 



Nafsu Makan Meningkat Akibat Sel Butuh Asupan Energi Lebih  

Bisa jadi, peningkatan nafsu makan yang dialami seseorang adalah pertanda awal dari diabetes. Hal ini terjadi karena sel mengharapkan asupan glukosa yang lebih banyak, dan bersumber dari makanan. Namun demikian, tubuh tidak dalam kondisi optimal dan bisa bermetabolisme dengan  baik, hal inilah yang memicu rasa memicu rasa lapar berkelanjutan. b erkelanjutan. 

 

Intensitas Buang Air Kecil Meningkat Biasanya Malam Hari   Gejala diabetes ini yang paling dikenal masyarakat. Buang air kecil yang terus menerus dan

sering, adalah gejala awal dari diabetes. Bila hal ini terjadi ada baiknya untuk segera memeriksakan diri, agar bisa mendapatkan penanganan segera dan cepat.  



Merasa Kesemutan atau Mati Rasa Akibat Syaraf Mulai Rusak  

Gejala ini terjadi jika kadar gula dalam darah sudah cukup tinggi. Rasa kesemutan dan kebas (mati rasa) pada bagian tubuh seperti kaki, jari-jemari, dan tangan adalah tanda untuk waspada, karena bisa jadi penyakit diabetes sudah menunjukan gejala stadium lanjut. Hal ini terjadi akibat kerusakan pada serabut saraf.  



Penglihatan Menurun, Terganggu dan Kabur 

Kadar glukosa yang semakin meningkat menyebabkan cairan pembuluh darah terbatasi untuk masuk ke mata. Keadaan yang demikian bahkan bisa membuat lensa mata berubah bentuk. Tetapi ciri yang demikian bisa hilang bila gula darah semakin berkurang dan normal.  



Mudah terjadi Luka dan Susah Kering atau Sembuh 

Penderita diabetes karena kadar gula yang berlebih menyebabkan kekebalan tubuh dan sistem imun menjadi tidak normal. Bila seorang penderita diabetes memiliki luka terbuka, maka akan sangat susah untuk proses penyembuhannya.  



Terjadi Infeksi Jamur Utamanya di Mulut  

Seorang wanita penderita diabetes umumnya juga disertai dengan infeksi jamur. Jamur ini akan muncul di beberapa bagian mulut, biasanya dalam bentuk sariawan di mulut, juga infeksi pada  bagian vagina, yang disebabkan oleh jamur candida. Tipe –  tipe  tipe diabetes Diabetes melitus tipe 1

Diabetes melitus tipe 1,  1,  diabetes anak-anak (bahasa Inggris:  Inggris:  childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM ) adalah diabetes yang terjadi karena

 

9

 

 berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada  pulau-pulau Langerhans pankreas. Langerhans pankreas. IDDM  IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa. Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olahraga.  olahraga.  Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal. Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh. Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis  bisa menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga..[14]  Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian olahraga insulin melalui pump, melalui pump, yang  yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a  bolus)   bolus)  dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin melalui "inhaled powder". Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan memengaruhi aktivitasaktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam  pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 rujukan] harus sedekat mungkin ke angka normal (80 – 120 120 mg/dl, 4-6 mmol/l).[butuh rujukan]   Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140 – 150 150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan rujukan] angka yang lebih rendah, seperti "frequent hypoglycemic events". [butuh rujukan]   Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang rujukan] terlalu sering sehingga menyebabkan dehidrasi.[butuh rujukan]   Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) rujukan]  biasanya membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis.[butuh rujukan]   Tingkat glukosa darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Pada orang yang sudah sepuh, biasanya gula darah sewaktunya dijaga di bawah 200 mg/dl saja dan tidak lebih rendah, karena dikhawatirkan dapat terjadinya 'hipo' atau gula darah di bawah 100 mg/dl, karena misalnya telat makan, makan lebih sedikit dari biasanya atau terlalu senang dengan aktivitas berlebih dari biasanya. Saat ini mulai banyak dilakukan pemberian insulin kepada penderita diabetes type 2 yang secara terus menerus gula darah sewaktunya selalu di atas 200 mg/dl, walaupun telah diberikan  berbagai kombinasi obat oral. Insulin yang diberikan adalah yang bersifat 'long acting' atau 24  jam sekali dan tetap minum obat oral dengan dosis yang lebih rendah tiap kali makan besar.

 

10

 

Diabetes melitus tipe 2

Diabetes melitus tipe 2 (bahasa Inggris:  Inggris:  adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, noninsulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM ) merupakan tipe diabetes melitus yang terjadi  bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak   gen gen,,[15]  termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, β,  gangguan sekresi hormon insulin,  insulin,  resistansi sel terhadap insulin insulin[16]  yang disebabkan oleh disfungsi  disfungsi  GLUT10[17]  dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel  jaringan, terutama pada p ada hati menjadi men jadi kurang ku rang peka terhadap insulin[18]  serta serta RBP4  RBP4 yang menekan  penyerapan glukosa oleh otot oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati hati..[18]  Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia pada manusia..[19]  Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, tinggi,[20]  rasio RBP4 dan hormon resistin hormon resistin yang [18] tinggi,,    peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis  pada hati, tinggi hati,[18]   penurunan laju reaksi laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi laju reaksi esterifikasi esterifikasi pada  pada hati. hati.[21]   NIDDM juga dapat disebabkan oleh dislipidemia oleh dislipidemia[22], lipodistrofi,  lipodistrofi,[18] dan dan sindrom  sindrom resistansi insulin.  insulin.  Pada tahap awalmeningkatnya kelainan yangkadar muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang rujukan] rujukan] ditandai dengan insulin di dalam darah. [butuh  Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat dengan  obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi  produksi glukosa dari hepar,  hepar,  namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin rujukan]  berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. [butuh rujukan]   Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan rujukan]  pengeluaran dari adipokines itu merusak toleransi glukosa.[butuh rujukan]  Obesitas ditemukan di kirarujukan] kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2 kencing manis. [butuh rujukan]   Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah rujukan] terus meningkat mulai untuk memengaruhi anak remaja dan anak-anak. [butuh rujukan]   Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), (olahraga) ,[23] diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat) asupan  karbohidrat),, dan lewat pengurangan lewat pengurangan berat badan. Ini badan.  Ini dapat memugar kembali kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban adalah rendah hati,, sebagai contoh, di sekitar 5 kg (10 sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di deposito abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,, perawatan dengan lisan antidiabetic drugs.  drugs.  [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon insulin adalah pengobatan pada awalnya tak terhalang, lisan (sering yang digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk meningkatkan  produksi hormon insulin (e.g., sulfonylureas) dan d an mengatur pelepasan/release yang tidak sesuai tentang glukosa oleh hati (dan menipis pembalasan hormon insulin sampai taraf tertentu (e.g., metformin),, dan pada hakikatnya menipis pembalasan hormon insulin (e.g., thiazolidinediones). metformin) Jika ini gagal, ilmu pengobatan hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal atau dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib tentang cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama sekali dan perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.  

11

 

Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4  4  yang disebut sitagliptin,  sitagliptin,  baru-baru ini diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes melitus tipe 2. 2.[24]  Seperti zat  penghambat dipeptidyl peptidase 4  4  yang lain, sitagliptin akan membuka peluang bagi  perkembangan sel tumor maupun kanker .[25][26]   Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh NIDDM pada manusia adalah defisiensi metabolisme oksidatif di dalam mitokondria[27]  pada otot lurik .[28][29]   Sebaliknya, hormon triiodotironina menginduksi biogenesis di dalam mitokondria dan meningkatkan sintesis ATP sintase pada kompleks V, meningkatkan aktivitas sitokrom c oksidase  pada kompleks IV, menurunkan spesi menurunkan  spesi oksigen reaktif, menurunkan reaktif, menurunkan stres  stres oksidatif ,[30]  sedang hormon hormon melatonin  melatonin akan meningkatkan produksi ATP di dalam mitokondria serta meningkatkan aktivitas respiratory chain,, terutama pada kompleks I, III dan IV. chain IV.[31]  Bersama dengan insulin, insulin,   ketiga hormon ini membentuk siklus yang mengatur  fosforilasi   fosforilasi oksidatif mitokondria di dalam otot lurik .[32]  Di sisi lain, metalotionein yang menghambat aktivitas GSK-3beta akan mengurangi risiko defisiensi [33][34][35] ][35] otot jantung pada penderita diabetes. diabetes.[33][34   Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang dengan dramatis, diikuti dengan  pengurangan berat tubuh, setelah dilakukan bedah bypass bypass usus.  usus. Hal ini diketahui sebagai akibat dari peningkatan sekresi hormon inkretin,  inkretin,  namun para ahli belum dapat menentukan apakah metode ini dapat memberikan kesembuhan bagi NIDDM dengan perubahan homeostasis glukosa..[36]  glukosa Pada terapi tradisional, flavonoid tradisional, flavonoid yang mengandung senyawa hesperidin senyawa hesperidin dan naringin, dan naringin, diketahui  diketahui [37] menyebabkan::   menyebabkan              

peningkatan mRNA glukokinase, peningkatan mRNA  glukokinase,   peningkatan ekspresi GLUT4 ekspresi GLUT4 pada hati dan jaringan peningkatan pencerap gamma proliferator peroksisom proliferator peroksisom peningkatan rasio plasma hormon insulin, protein insulin, protein C dan leptin dan leptin[38]  penurunan ekspresi GLUT2 ekspresi GLUT2 pada hati penurunan rasio plasma rasio plasma asam  asam lemak dan kadar trigliserida kadar trigliserida pada hati penurunan rasio plasma dan kadar kolesterol dalam hati, antara lain dengan menekan 3-

 

hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme , asil-KoA, kolesterol  asil-KoA,  kolesterol asiltransferase penurunan oksidasi asam lemak direductase dalam hati dan aktivitas karnitina palmitoil, palmitoil,   antara lain dengan mengurangi sintesis glukosa-6 sintesis glukosa-6 fosfatase dehidrogenase dan fosfatidat dan fosfatidat fosfohidrolase meningkatkan laju lintasan glikolisis lintasan glikolisis dan/atau menurunkan laju lintasan lintasan glukoneogenesis  glukoneogenesis





  







 



sedang naringin sendiri, menurunkan transkripsi mRNA fosfoenolpiruvat karboksikinase dan glukosa-6 fosfatase di dalam hati. dalam hati.   Hesperidin merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan pada buah jenis  jeruk,   jeruk,  sedang naringin banyak ditemukan pada buah jenis anggur. jenis anggur.   Diabetes melitus tipe 2 dapat dicegah atau diperlambat munculnya dengan mengembangkan Pola Hidup Sehat: Sehat:[39]   



 

Pola makan sehat dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah 12

 

       









Olahraga 3 kali dalam seminggu, masing-masing setidaknya 20 menit  menit [40]  Jaga berat badan ideal Menghindari rokok Mengurangi asupan alkohol

Pria dengan berat badan normal risikonya 70 persen lebih rendah daripada yang obes, sedangkan wanita dengan berat badan normal risikonya 78 persen lebih rendah daripada yang obes. Lakukanlah selalu Tes Gula Darah, karena seseorang yang terdiagnosis mulai Prediabetes, tetapi segera melakukan Perubahan Gaya Hidupnya, maka ia akan terhindar dari Diabetes melitus tipe 2 atau setidaknya memperlambat munculnya Dibetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 3

Diabetes melitus gestasional  (bahasa Inggris:  Inggris:  gestational diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) LADA ) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan  protein reaktif C  pada lintasan  patogenesisnya.  patogenesisnya.[41]  GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20 – 50% 50% dari wanita penderita GDM bertahan [butuh rujukan] rujukan] hidup.  

Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2 – 5% 5% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan. Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Risiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan  janin dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran dapat terjadi,  paling umum terjadi sebagai akibat dari perfusi plasenta perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular. Induksi kehamilan dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan risiko luka yang  berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu. Pengobatan Penyakit Diabetes Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan terapi insulin (Lantus/ Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

 

13

 

Pada penderita diabetes melitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan  pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Glikogenesis adalah proses pembentukan atau biosintesis glikogen yang terjadi terutama di dalam hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan makanan yang dibentuk dari molekul glukosa hasil  pencernaan makanan. Glukosa akan saling berikatan dengan ikatan α 1-4 glikosidik untuk membentuk glikogen. Molekul glikogen tersusun bercabang-cabang agar dapat tersimpan maksimal di dalam sel. Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa yang terjadi terutama di hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan makanan hewan yang tersusun atas molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan α 1-4 glikosidik (untuk rantai lurus), dan ikatan α 1-6 glikosidik untuk titik cabang. Glikogen merupakan polisakarida yang memiliki banyak sekali percabangan, hal tersebut diperlukan agar glikogen dapat disimpan dengan maksimal di dalam sel. Glukoneogenesis

merupakan

proses

pembentukan

glukosa

dari

senyawa

bukan

glukosa.

Glukoneogenesis memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan akan glukosa, terutama ketika tubuh tidak mendapat pasokan glukosa yang cukup dari makanan. Glukosa merupakan molekul yang sangat penting terutama bagi eritrosit (sel darah merah) dan sel saraf otak, karena sel-sel tersebut tidak dapat menggunakan molekul lain sebagai sumber energi (walaupun dalam keadaan kelaparan yang sangat panjang sel saraf otak mampu menggunakan benda keton yaitu beta hidroksibutirat sebagai sumber energi). B. SARAN Kami menyarankan bagi pembaca makalah ini dapat membaca dengan sungguh - sungguh, karena  proses metabolisme metabolisme karbohidrat ini sangat sangat perlu diketahui se sebagaimana bagaimana prosesny prosesnyaa terdapat didalam tubuh kita.

 

14

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF