Giovanni - Makalah PBL Blok 24 Hematologi & Onkologi (Anemia Hemolitik)

October 23, 2017 | Author: ivancolz | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Giovanni - Makalah PBL Blok 24 Hematologi & Onkologi (Anemia Hemolitik)...

Description

Anemia Hemolitik Giovanni Gilbiyanto 10 2008 022 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

Abstrak : Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin,hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal individu sehat, pada umur, jenis kelamin, ras yang sama dan dalam kondisi lingkungan yang serupa. Anemia Hemolitik adalah anemia yang terjadi karena meningkatnya penghancuran sel darah merah. Dalam keadaan normal, sel darah merah mempunyai waktu hidup 120 hari. Jika menjadi tua, sel pemakan dalam sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya dan merusaknya. Dari anamnesis dan pemeriksaan yang tepat gejala anemia dapat dideteksi secara dini. Serta penanganan yang tepat pada orang dengan anemia hemolitik dapat teratasi. Kata kunci : anemia hemolitik, sel darah merah, sumsum tulang. Skenario : Seorang pasien Ny. B, 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah kurang lebih 2-3 minggu ini dan wajahnya terlihat agak pucat. Pasien tidak merasakan demam, mual muntah, frekuensi serta warna BAK dalam batas normal, dan frekuensi, warna, konsisten BAB masih dalam batas normal. PF: BB 81kg, TB: 170cm, keadaan umum: tampak sakit ringan, kesadaran CM, TD: 120/80mmHg, N: 90x/menit RR:18x/menit, T:36,5 0C, mata: konjungtiva anemis +/+, leher:JVP:5-2cmH2O, thorak:pulmo/cor dalam batas normal, abdomen: Hepar: tidak teraba membesar, Lien:SI-II, ektremitas: dalam batas normal. Lab: Hb 9,5g/dl, Ht 30%, Leukosit 8900/ul, trombosit 230.000/ul, MCV 82fl, MCH 30pg, MCHC 34g/dl, hitung Retikulosit 6%. 1

PENDAHULUAN

Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin,hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal individu sehat, pada umur, jenis kelamin, ras yang sama dan dalam kondisi lingkungan yang serupa. Sedangkan arti dari Anemia haemolitik adalah suatu keadaan anemi yang terjadi oleh karena meningkatnya penghancuran dari sel eritrosit yang diikuti dengan ketidakmampuan dari sumsum tulang dalam memproduksi sel eritrosit untuk mengatasi kebutuhan tubuh terhadap berkurangnya sel eritrosit untuk mengatasi kebutuhan tubuh terhadap berkurangnya sel eritrosit tersebut, penghancuran sel eritrosit yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya hiperplasi sumsum tulang sehingga produksi sel eritrosit akan meningkat dari normal., hal ini terjadi bila umur eritrosit berkurang dari 120 hari menjadi 15-20 hari tanpa diikuti dengan anemi, namun bila sumsum tulang tidak mampu mengatasi keadaan tersebut maka akan terjadi anemi .

ISI ANAMNESIS1,2,4 2

Anamnesis merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Anamnesis dapat dilakukan langsung kepada pasien, yang disebut autoanamnesis, atau dilakukan terhdap orangtua, wali, orang yang dekat dengan pasien, atau sumber lain, yang disebut aloanamnesis. Untuk pasien bayi dan anak yang belum dapat memberi keterangan, aloanamnesis paling sering digunakan. Pada pasien terutama pasien anak, sebagian terbesar data untuk menegakkan diagnosis diperoleh dari anamnesis. Hambatan langsung yang dijumpai dalam pembuatan anamnesis pasien anak ialah pada umumnya aloanamnesis, dan bukan autoanamnesis. Dalam hal ini, pemeriksa harus waspada akan terjadinya bias oleh karena data tentang keadaan pasien yang didapat mungkin berdasarkan asumsi orang tua atau pengantar. Langkah-langkah dalam pembuatan anamnesis: •

Identitas pasien: nama; umur; jenis kelamin; nama orangtua; alamat; umur, pendidikan dan pekerjaan orangtua; agama dan suku bangsa.



Riwayat penyakit: keluhan utama



Riwayat perjalanan penyakit



Riwayat penyakit yang pernah diderita



Riwayat kehamilan ibu



Riwayat kelahiran



Riwayat makanan



Riwayat imunisasi



Riwayat pertumbuhan dan perkembangan



Riwayat keluarga

Kemudian dicari keterangan tentang keluhan dan gejala lain yang terkait. Setelah itu, pasien ditanyakan mengenai keluhan pada pasien tersebut: •

Mengeluh cepat lelah ,



Sering pusing, 3



Mata berkunang- kunang,



Merasakan demam,



Lidah luka,



Nafsu makan turun (anoreksia),



Konsentrasi hilang,



Nafas pendek (pada anemia parah)



Perut membesar karena pembesaran lien dan hati

PEMERIKSAAN1,3,5,7 1.Pemeriksaan Fisik A.Inspeksi Inspeksi dapat dilakukan secara umum untuk melihat perubahan yang terjadi secara umum dan secara lokal untuk melihat perubahan-perubahan lokal sampai yang sekecil-kecilnya. Bantuan pemeriksaan dengan kaca pembesar dapat dilakukan. Pemeriksaan ini mutlak dilakukan dalam ruangan yang terang. Anamnesis terarah biasanya ditanyakan pada penderita bersamaan dilakukan inspeksi untuk melengkapi data diagnostik. Untuk kasus anemia kita inspeksi keadaan umum pasien seperti kesadaran pasien, kulit pasien apakan pucat atau tidak, lihat apakah ada pembesaran pada hati dan lien nya. Serta didapatkan takikardi, takipnea, dan tekanan nadi yang melebar merupakan mekanisme kompensasi untuk meningkatkan aliran darah dan pengangkutan oksigen ke organ utama. Ikterus dapat dilihat pada anemia hemolitik. B.Palpasi Palpasi merupakan pemeriksaan dengan meraba, mempergunakan telapak tangan sebagai alat peraba. Pada penderita anemia hemolitik kita raba bagian hati dan lien nya apakah ada pembesaran atau tidak. C.Auskultasi

4

Auskultasi merupakan pemeriksaan menggunakan stetoskop. Dengan cara auskultasi dapat didengar suara pernapasan, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, dan alirah darah dalam pembuluh darah. Pada auskultasi perlu diperhatikan adalah frekuensi denyut jantung. 2.Pemeriksaan Penunjang A.Laboratorium 1. Darah tepi : • Hb rendah biasanya sekitar 9 – 10 g/dL •

Umur sel darah merah yang memendek



Gambaran morfologi eritrosit : fragmentosit, mikrosferosit (warna tampak lebih gelap dengan diameter lebih kecil dibandingkan sel darah merah normal)



Retikulosit meningkat 5 – 20 %

2. Pemeriksaan MCH, MCV, MCHC  Mean Corpuscular Volume (MCV) ♣ Data yang diperlukan : nilai hematokrit (%) dan jumlah eritrosit (juta/uL) ♣ Rumus

VER

Ht (%)

X 10 (fL)

E (juta/uL)

♣ Nilai rujukan : 82-92 fL  Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) ♣ Data yang diperlukan : kadar Hb (g/dl) dan jumlah eritrosit (juta/uL) ♣ Rumus

5

HER

Hb (g/dl)

X 10 (pg)

E (juta/uL)

♣ Nilai rujukan : 27-37 pg  Mean Corpuscular Hemogloblin Concentration (MCHC) ♣ Data yang diperlukan : kadar Hb (g/dl) dan nilai hematokrit (%) ♣ Rumus

KHER

Hb (g/dl)

X 100 (%)

Ht (%)

♣ Nilai rujukan : 32-37 % Dalam kasus ini nilai MCV, MCH dan MCHC dalam nilai normal semua. Hasil pemeriksaan laboratorium pada anemia hemolitik dapat dibagi Dalam 3 kelompok: 1. Gambaran peningkatan penghancuran sel darah merah õ Bilirubin serum meningkat õ Urobilinogen urin meningkat õ Sterkobilinogen feses meningkat õ Haptoglobin serum menurun

2. Gambaran peningkatan produksi sel darah merah 6

õ Retikulositosis õ Hiperplasia eritroid sumsum tulang

3. Sel darah merah rusak { Morfologi: fragmentosit, mikrosferosit { Umur sel darah merah yang memendek Kriteria Anemia (WHO) - ♂ dewasa:
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF