Geoteknik Dan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Keselamatan Operasi

July 19, 2019 | Author: Aji Satrio | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Geoteknik Dan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Keselamatan Operasi...

Description

GEOTEKNIK DAN KESE GEOTEKNIK KESELAMA LAMAT TAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SERTA KESELAMATAN OPERASI

Prof. Dr. Dr. Ir. Ir. Irwandy Arif, M.Sc.

19-20 1920 Mar Maret et 2016

Training Geoteknik PT Kideco Jaya Agung

8.1 Pendahuluan 

  Berbagai

aktivitas   dalam

industri

ini

dapat

membahayakan keselamatan manusia   jika dilakukan

tanpa mengikuti prosedur yang benar. Oleh karena itu, untuk menghindari   terjadinya

kecelakaan

kerja,

kejadian

berbahaya, dan penyakit akibat kerja, maka diperlukan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

dalam

rangka

menjaga

keberlangsungan

pertambangan yang berkelanjutan.

kegiatan

8.2 Dasar Hukum K3 dan Keselamatan Operasi Pertambangan 

K3 dalam bidang pertambangan diatur dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 555.K/26M.PE/1995 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum. 

  Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 pasal 139 serta Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Batubara (ESDM) Nomor 50 Tahun 2010 pasal 3 dijelaskan bahwa pembinaan yang dilakukan pemerintah meliputi: a.

Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan pengelolaan usaha pertambangan;

b.

Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi;

c.

Pendidikan dan pelatihan; dan

d.

Perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan usaha pertambangan di bidang mineral dan batubara.



Pada peraturan Menteri ESDM Nomor 50 tahun 2010 pasal 26 dan 27   juga dijelaskan bahwa pengawasan

pemerintah dalam hal K3 Pertambangan meliputi: 1.

Keselamatan kerja;

2.

Kesehatan kerja;

3.

Lingkungan kerja; dan

4.

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.



 Sementara itu, pengawasan KO Pertambangan meliputi: 1.

Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;

2.

Pengamanan instalasi;

3.

Kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatan pertambangan;

4.

Kompetensi tenaga teknik; dan

5.

Evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan.

8.3 Sistem Manajemen K3 Pertambangan Mineral dan Batubara (SMKP Minerba) 

Perusahaan perlu berpartisipasi aktif dengan menyusun rencana

mengenai K3 yang baik yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). 

  Penerapan SMK3 bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta menciptakan tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.



 K3 Pertambangan adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi pekerja tambang agar selamat dan sehat.



 KO Pertambangan adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi operasional tambang yang aman, efisien, dan produktif.



  Terdapat tujuh elemen yang terdapat dalam SMKP Minerba, yaitu: 1.

Kebijakan

2.

Perencanaan

3.

Organisasi dan personel

4.

Implementasi

5.

Evaluasi dan Tindak Lanjut

6.

Dokumentasi

7.

Tinjauan manajemen

8.4 Penerapan K3 dalam Proses Geoteknik A.

Pengeboran Geoteknik.  merupakan kegiatan awal dalam

proses geoteknik untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk membuat desain lereng. Praktik-praktik yang direkomendasikan untuk menjaga keselamatan dalam pengeboran geoteknik antara lain: 1.  Persiapan 2.  Pemasangan 3.  Operasi

Peralatan

Pengeboran

B.

Desain Geoteknik. Dengan faktor keamanan tertentu, lereng dirancang agar aman selama kegiatan produksi berlangsung. Ada

beberapa

praktik

yang

harus

dilakukan

untuk

dengan

faktor

mendapatkan desain lereng yang aman. 1. 2.

Pembuatan SOP mengenai desain lereng   Memastikan

bahwa

lereng dirancang

keamanan minimum 1,3 hingga 1,5 C.

Pemantauan Lereng. Lereng harus dipantau dengan instrumen agar pergerakannya dapat terdeteksi secara kuantitatif.



 Praktik-praktik yang direkomendasikan dalam pemantauan lereng antara lain: 1.

Membuat SOP mengenai penggunaan alat hingga pelaporan hasil pemantauan

2.

Membuat

kriteria

pergerakan

lereng,

kapan

pergerakan suatu lereng dikatakan sudah kritis dan harus dilakukan penghentian produksi atau evakuasi. 3.

Melakukan pengamatan terhadap poin-poin berikut secara rutin

D.

Respon terhadap Kelongsoran. Terkadang terdapat faktorfaktor tidak terduga lainnya, seperti bencana alam gempa, yang dapat mengakibatkan lereng longsor. Praktik-praktik yang direkomendasikan dalam merespon kelongsoran antara lain: 1.

Membuat perimeter disekitar daerah longsoran.

2.

Melakukan perkiraan posisi korban, apabila ditemukan tanda-tanda lokasi korban segera dilakukan pembuatan akses secara hati-hati.

3.

Membuat laporan mengenai kelongsoran yang terjadi

Daftar Bacaan 











ESDM. 2012. Penghargaan Penilaian Prestasi Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara Naja, Hasanuddin Rahman Daeng. 2004. Manajemen Fit and Proper Test . Yogyakarta: Pustaka Widyatama Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 38 Tahun 2014 tentang Sistem Manajemen K3 Pertambangan (SMKP) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF