GEOLOGI SULAWESI

May 21, 2018 | Author: Adam Bachtiar Sa'ban | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

geologi regional...

Description

GEOLOGI SULAWESI BAB I FISIOGAFI

Secara geologi, sulawesi merupakan wilayah yang geologinya sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen ( Busur kepulauan Asia timur dan sistem pegunungan sunda ).Sehingga, hampir seluruhnya terdiri dari  pegunungan, sehingga sehingga merupakan daerah paling berpegunungan berpegunungan di antara pulau pulau besar di Indonesia (Sutardji, 2006 :100) :100) Secara rinci fisiografi Pulau Sulawesi adalah sebagai berikut: 1. Lengan Utara Sulawesi Pada lengan ini, fisiograsinya terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan aspek geologinya. Ketiga bagian tersebut adalah : a. Seksi Minahara, merupakan ujung timur dari lengan utarasulawesi dengan arah timur laut barat da ya yang bersambung dengan penggungan sangihe yang didirikan oleh aktifitas vulkanis pegunungan soputan.  b. Seksi gorontalo merupakan bagian tengah dari lengan utara sulawesi dengan arah timur ke bawah, namun aktifitas vulkanis sudah padam yang lebar daratan ya sekitar 35 –  35 –  110  110 km, tapi bagian baratnya menyempit 30 km ( antara teluk dondo dipantai utara dan tihombo di pantai selatan ). Seksi ini dilintasi oleh sebuah depresi menengah yang memanjang yaitu sebuah jalur antara rangkaian  pegunungan di pantai pantai utara dan pegunungan di pantai pantai selatan yang disebut zone limboto : c. Jenjang sulawesi utara, merupakan lengan utara sulawesi yang arahnya dari utara ke selatan dan terdapat depresi ( lanjutan zone limboto di gorontalo ) yang sebagian  besar di tutup oleh vulkan –  vulkan –  vulkan  vulkan muda, sedangkan antara lengan utara dan lengan timur di pisahkan oleh teluk tomini yang lebarnya 100 km di bagian timur dan sampai 200 km di bagian barat sedangkan dasar teluknya semakin dangkal ke arah barat (kurang dari 2000 meter ) dan di bagian tengah teluk tomini tersebut terdapat pegunungan di bawah permukaan air laut l aut dengan bagian tinggi berupa kepulauan togian ( Sutardji ; 2006 : 101 ) 2. Lengan Timur Lengan timur sulawesi arahnya timur laut barat daya dan dapat di bedakan menjadi

1

tiga bagian. Tiga bagian tersebut adalah a. Bagian timur, berupa semenanjung Bualeno yang di pisahkan dengan bagian tengah oleh tanah genting antara teluk poh dan teluk besama  b. Bagian tengah, dibentuk oleh oleh pegunungan Batui dengan dengan pegunungan Batulumpu Batulumpu yang arahnya timurlaut-baratdaya yang berangsur-angsur lenardari 20 km di timur sampai 80 km di utara Bunku. c. Bagian barat, merupakan pegunungan tinggi yang membujur antara garis ujng Api sampai Teluk Kolokolo bagian timur dan garis Lemoro sampai teluk Tomini di  barat dan lebarnya sekitar 75-100 km ( Sutardji, 2006 2006 : 101 ) 3. Lengan Tenggara Batas antara lengan tenggara dengan bagian tengah sulawesi adalah berupa tanah gentingantara teluk Usu dengan teluk Tomori yang lebarnya 100 km. Sedangkan lengan tenggara Sulawesi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : a. Bagian utara, berupa massip-massPeridotit dari pegunungan Verbeek yang di tengahnya terdapat dua graben yaitu danau Matana Mat ana dan Danau Tomini yang letaknya berada ntara teluk Palopo ( Ujung utara teluk Bone ) dengan Teluk Tolo.  b. Bagian Tengah, berupa Pegunungan Pegunungan Mekongga Mekongga di sebelah barat dan sediment  peridorit di sebelah timur yang di batasi oleh Pegunuingan Pegunuingan Tangeasinua, sedangkan antara kedua pegunungan tersebut terdapat basin yang dialiri sungai Konewha, sedangkan kea rah tenggara jalur ini tenggelam dan membentuk teluk-teluk dan  pulau-pulau kecil serta berkelanjutan sampai kepulauan Manui. c. Bagian Selatan, merupakan suatu depresi yang membujur dari arah barat ke timur yang membentang antara Kendari dan Kolaka yang diisi dataran Aluvial yang berawa sedangkan di bagian selatannya selat annya berupa pegunungan dan bukit-bukit yang teratur dengan membujug barat ke timur. 4. Lengan Selatan Bagian sulawesi selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis en ggara baratlauit dari muara sungai Karama sampai Palopo. Batas lengan utara dari garis timurlaut-barat daya dari palopo sampai teluk Mandar. Namun secara geologis  bagian barat lengan sulawesi tengah termasuk Pegunungan Pegunungan Quarles yang lebih dekat hubungnnya dengan bagian bagian selatan dengan lemngan selatan ( Sutardji, 2006 : 103 ). Fisiografi lengan selatan sel atan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada di antara Majene yang membujur utara-selatan, antara antar a pegunungan Quarles dengan 2

 pegunungan Latimojong dipisahkan oleh lembah Sadang dan diantara lembah Sadang dan teluk Bone terdapat Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara ke selatan dengan ketinggian sekitar 3000 mdpl. Pada bagian utara dan selatan lengan ini dipisahkan oleh depresi dengan arah baratlau-tenggara yang terdapat danau-danau seperti Tempe, Sidenreng, dan danau Buaya. Pada bagu\ian selatannya lengan ini mempunyai ketinggian yang l ebih rendah jika dibandingkan dengan bagian utara. Di daerah ini ada dua jalur pegunungan yaitu di bagian barat dengan ketinggian diatas 1000 mdpl dan bagian ti mur dengan ketinggian 800 mdpl yang dipisahkan oleh lembah Sungai Walaneia. Kedua jalur pegunungan tersebut di sebelah selatan pegunungan Bontorilni, bersatu sebagai hulu sungai Walaneia yang mengalir ke utara tertutup oleh vulkan besar Lampobatang. Sedangkan di luar  pantai Makasar terdapat dangkalan Spermonde dengan rangkaian karang, dan di luar pantai Watampone terdapat dangkalan dengan rangkaian karang, laut dangkal dan sebelah baratnya menurun sampai palung Bone 5. Sulawesi Tengah Keempat lengan dari pulau Sulawesi bertemu di bagian tengah. Bagian ini di batasi oelh garis yang melalui Donggala-parigi_Lemore Teluk Tomini dari lengan utara dan timur, garis dari Mojene_palopor Dongi sampai teluk Temori membatasi dengan lengan selatan dan tenggara. Bagian tengah Sulawesi terbagi dalam tiga zona yang memiliki perkembangan Geologi yang berbeda dan mengarah utaraselatan (Sutardji, 2006:104). Ketiga zona tersebut adalah : a) Zona Palu, merupakan busur dalam vulkanis, tetapi telah padam, zona ini bersatu ke utara dengan Sulawesi utara dan selatan dengan Sulawesi selatan Batuan utama seperti grafik.  b) Zona Poso, emrupakan palung antara yang seperti Grnit dan endapan sediment  pantai batuan metamosif dengan endapan konglomerat, batu pasar dan letaknya tidak selaras diatas batuan metamotif. c) Zona Kolondale, merupakan busur luar dengan dicirikan oleh batuan ultra basa,  batuan segimen yang terdiri dari gamping dan batu api usia mesozaikum (Sutardji, 2006:104). Berdasarkan geologinya, lengan timur dan tenggara di dominasikan oleh batuan malihan dan afiolit yang terobdaksi pada miosen ke atas. Mandala timur, Benua mini banggai-Sulawesi berasal dariAustralia dan berumur Palezoikum3

Mesozoikum (Smith and Silver, 1991 dalam Soemandjuntak, 2004:26). Sedangkan  pada lengan selatan di dominasi oleh batuan gunung api dan lengan selatan di dominasik oleh batuan gunung api dan terobosan Miosen l ebih muda yang membentuk sabuk lipatan diatas tepi bagian timur daratan sunda (Katili 1978 dalam Soemandjuntak, 2004:26). Pada bagian tengah pulau Sulawesi didominasi batuan yang berasal dari aktivitas volkanik seperti granit. Sedangkan pada lengan utara di dominasi oleh batuan metamorf seperti Sekis Kristalin dan Phelit. Dilihat dari Geologi regional di lengan selatan pulau Sulawesi yang terdapat formasi latimojong yang terdiri atas batuan batu lava, batu pasir termet akan, batuan sabak, filit dan sekis merupakan formasi batuan yang mirip dengan geologi Kalimantan Barat yaitu tepian benua yang terbentuk oleh proses penunjaman. Sehingga diperkirakan Sulawesi dan Kalimantan, dulunya merupakan satu kesatuan daratan lempeng Eurasia.

Gambar.1 Fisografi Sulawesi BAB II TEKTONIK

Pulau Sulawesi terletak di tepi bagian timur darata n Sunda (Sundaland) yang merupakan inti benua yang mantap dari lempeng Eurasia bagian tenggara (Hutchsin, 1989 dalam

4

Soemandjuntak, 2004:26). Pulau ini terbentuk disepanjang lajur tumbukan antara le mpeng Eurasia di barat, lempeng pasifik di timur dan kepingan benua mini yang berasal dari lempang Indo-Australia (Hamlthon, 1979 dalam Simandjuntak, 2004:26). Sulawesi adalah Salah satu mosaic kepingan benua dalam proses amalgamasi dan akrasi di pinggir timur  benua Asia, keempat lengan utara Sulawesi membentuk mandala megatektonik yang  berbeda.

Gambar 2. Tektonik Sulawesi Lengan utara terdiri atas batuan gunung api berumur Palaeogen atas sampai Neogen yang dihasilkan penunjaman lempeng laut Maluku yang miring ke arah barat. Pada masa Neogen di Indonesia terdiri orogenesa di seluruh kawasan Indonesia yang menghasilkan tujuh jalur oragenesa yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jalur oragenesa yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jalur oragenesa p ada umumnya membentuk rangkaian pegunungan lipatan dan sesar dengan puncak-puncak berketinggian antara 3000 m hingga 6000 m lebih berbagai pulau besar di Indonesia jalur-jalur oragenesa tersebut dibentuk oleh berbagai jenis kegiatan tektonik yang berbeda berbagai kawasan di Indonesia. Jalur-jalur orogesesa tersebut adalah orogenesa barisan di Sumatra, Orogenesa Sunda di Jawa dan Nusa Tenggara, Orogenesa Talaud dikawasan utara laut Maluku, Orogenesa Sulawesi di Sulawesi dan sekitarnya, Orogenesa banda di laut banda, Orogenesa Malenesia di Irian dan Orogenesa Dayak di Kalimantan. Secara umum, perkembangan tektonik kawasan timur Indonesia dicirikan oleh kegiatan tektonik model beraraian-apungan benua. Mojel tektonik ini didasarkan pada terdapatnya mintakat-nmintakat alokton tua (Paleozoikum) berupa benua-benua mikro seperti

5

 banggal_sula, Mekongga, Tukangbesi_Buton dll. (Smandjuntak, 2004:154). Oleh Karen dalam pembentukan daratan di kawasan timur merupakan pertemuan kepingan lempeng Indo Anutralia dan lempeng dunia lainnya seperti pasifik, Philipina maupun Eurasia. Dalam hal ini Orogenesa do Sulawesi terjadi akibat karena adanya aktivitas kepingan lempeng Indo-Australia (Banggai-Sula) yang merupakan inti benua mikro dengan lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik. Orogenesa Sulawesi yang terjadi pada kala Neogen didirikan oelh tumbuhan khas tetis antara benua mikro dan busur kepulauan dan atau ekrasi lajur tunjaman tua di pinggir timur tenggara daratan sunda. Pada tumbukan tersebut diikuti pergerakan transpresional mengirisesar palu_karo dan Kegiatan intrusi Plutonik Neogen yang mengakibatkan jalur Ofiolit Sulawesi Timur (JOST) bersama sediment Pelagos tersesarkan, terimbrikasi, terangkat dan membentuk rangkaian pegunungan di timur Sulawesi dengan puncak-puncak  bertinggian 3000 mdpl (Simandjuntak, 2004:18). Selain itu, mengakibatkan juga jalur malihan Sulawesi barat, terimbrikasi terangkat dan membnetuk rangkaian pengunungan dengan puncak-pyuncak bertinggian hamper 3000 mdpl dan menyebabkan terjadinya jalur sesar dan lipatan segmen (tektonik kulit tipis) di muka benua dan yang membentuk jalur lipatan Majene yang berlanjut ke barat dan teraktif kan kembali hingga sekarang dan melibatkan sediment kuarter di selat Makasar (Bergmen, 1996 dalam Simandjuntak, 2004 :167). Di bagian tengah Sulawesi, Orogenesa ini diperkuat oleh tersesarkannya batuan Malihan  bertekanan tinggi dari lajur tyunjaman tua ke atas busur magmatik dan teraktifkan kembali sasar. Pulau-karo dengan pergerakan mendatar transpresional mengiri dalam bentuk struktur bunga positif dan mengala eratkan. Bentukan lahan yang termasuk sediment  pinggiran benua di jalur magmatik Sulawesi barat dan jalur malihan Sulawesi Tengah terlipat, tersesarkan, terimbrikasikan dan terduplikasikan, kemudian bersamaan dengan kegiatan intrusi plutonik rerangkat dan puncak-puncak bertinggian lebih di bagian barat Sulawesi (Simandjutak, 2004:169). Di bagian lengan timur Sulawesi pada akhir Orogenesa yang bersamaan majunya lajur sesar mengakibatkan batuan afiolit tersesarkan ke atas batuan sediment peralihan Neogen yang hanya sisa tanaman dan lensa-lensa lignit yang terendapkan di cekungan mengakibatkan naiknya suhu dan tekanan yang memfasilitas kan pembentukan hidrokarbon yang kemudian terperangkap dalam terumbu gamping Neogen, seperti yang terdapat di  blok Matinduk, bagian timur Sulawesi Tengah. 6

Gambar 3. Sejarah Assosiasi Magmatic

7

Gambar 4.Evolusi Magmatic Pulau Sulawesi

Gambar 5. Pola Tektonik Pulau Sulawesi 8

BAB III STRATIGRAFI

Berdasarkan keadaan litotektonik atau tektonikstratigrafi,Pulau Sulawesi dibagi 4 yaitu: Mandala barat(West &North Sulawesi Volcano- Plutonic Arc) sebagai jalur magmatik

(Cenozoic Volcanics and Plutonic Rocks)yang merupakan bagian ujung timur Paparan Sunda; Mandala tengah (CentralSulawesi Metamorphic Belt)berupa batuan malihan yang

ditumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia; Mandala timur (East Sulawesi Ophiolite Belt) berupa ofiolit yang merupakan segmen dari

kerak samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias-Miosen Banggai – Sula and Tukang Besi Continental fragments kepulauan paling timur Banggai-

Sula dan Buton merupakan pecahan benua yang berpindah ke arah barat karena strike slip faults dari- New Guinea.

Gambar 6.Tektonikstratigrafi Pulau Sulawesi

9

III.1 Mandala Barat Van Leeuwen (1994)menyebutkan bahwamandala barat sebagai busur magmatik dapat dibedakan menjadi dua,yaitu bagian utara dan barat. 1.Bagian utara memanjang dari Buol sampai sekitar Manado. Batuan bagian utara bersifat riodasitik sampai andesitik,terbentuk pada MiosenResen dengan batuan dasar basaltik yang terbentukpada Eosen-Oligosen.

2.Bagian barat dari Buol sampai sekitar Makassar. Busur magmatik bagian barat mempunyai batuan penyusun lebih bersifat kontinen yang terdiri atas batuan gunung api -sedimen berumur Mesozoikum-Kuarter dan batuan malihan  berumurKapur.Batuan tersebut diterobos granitoid bersusunan terutama granodioritik sampai granitik yang berupa batolit, stok, dan retas.

Gambar 7.Peta Satuan Litotektonik Mandala Barat Sulawesi, Van Leeuwen.1994)

Mandala Barat bagian Utara Gorontalo

Daerah Gorontalo merupakan bagian dari lajur volkano-plutonik Sulawesi Utara yang dikuasai oleh batuan gunung api Eosen - Pliosen dan batuan terobosan.Pembentukan  batuan gunung api dan sedimen di daerah penelitian berlangsung relatif menerus sejak Eosen  –   Miosen Awal sampai Kuarter, dengan lingkungan laut dalam sampai darat, atau 10

merupakan suatu runtunan regresif.Pada batuan gunung api umumnya dijumpai selingan  batuan sedimen, dan sebaliknya pada satuan batuan sedimen dijumpai selingan batuan gunung api, sehingga kedua batuan tersebut menunjukkan hubungan superposisi yang  jelas.Fasies gunung api Formasi Tinombo diduga merupakan batuan ofiolit, sedangkan  batuan gunung api yang lebih muda merupakan batuan busur kepulauan. Geologi umum daerah Kabupaten Boalemo dan Gorontalo dis usun oleh batuan dengan urutan stratigrafi sebagai berikut : • Batuan beku berupa : Gabro, Diorit, granodiorit, granit, dasit dan munzonit kwarsa. • Batuan piroklastik berupa : lava basalt, lava andesit, tuf, tuf lapili dan breksi gunungapi. • Batuan sedimen berupa : batupasir Graywacky, batulanau, batupasir hijau dengan sisipan batugamping merah, batugamping klastik dan batugamping terumbu. Endapan Danau, Sungai Tua dan endapan alluvial.

Mandala Barat Bagian Barat, Enrekang Sulawesi Selatan

Berdasarkan pengamatan geologi pada data penginderaan jauh dan lapangan, maka  batuan di daerah Enrekang dapat dibagi menjadi 8 satuan,yaitu: • Satuan batupasir malih (Kapur Akhir). • Satuan batuan serpih (Eosen-Oligosen Awal) • Satuan batugamping (Eosen) • Satuan batupasir gampingan (Oligosen-Miosen Tengah) • Satuan batugamping berlapis (Oligosen-Miosen Tengah) • Satuan klastika gunungapi (Miosen Akhir) • Satuan batugamping terumbu (Pliosen Awal) • Satuan konglomerat (Pliosen) Struktur geologi yang berkembang di daerah ini terdiri atas sesar naik, ses ar mendatar,sesar normal dan lipatan yang pembentukannya berhubungan dengan tektonik regionalSulawesi dan sekitarnya

11

Gambar 8.Mandala Bagian Barat Sulawesi Selatan daerah Enrekang. Mandala Tengah ;Kabupaten Donggala dan Toli-Toli.Sulawesi Tengah.

Urut-urutan stratigrafi dari muda hingga tua sebagai berikut : • Endapan alluvium, • Endapan teras (Kuarter), • Batuan tufa (Pliosen –  Kuarter), • Batuan sedimen termetamorfose rendah dan batuan malihan yang keduanya termasuk Formasi Tinombo (Kapur Atas  – Eosen Bawah), • Batuan gunungapi (Kapur Atas –  Oligosen Bawah) yangmenjemari dengan Formasi Tinombo, • Batuan intrusi granit (Miosen Tengah –  Miosen Atas) ditemukan menerobos batuan malihan Formasi Tinombo.

12

Gambar 9.Litotektonik Mandala Tengah.

Gambar 10. Cross section Sulawesi Tengah. Mandala Timur

Sesar Lasolo yg merupakan sesar geser membagi lembar daerah Kendari menjadi dua lajur, yaitu:

13

Lajur Tinondo, yang menempati bagian barat daya (Pada Gambar) Lajur Hialu yang menempati bagian timur laut daerah ini. (Pada Gambar)

Gambar 11.Litotektonik Mandala Timur.

Gambar 12.Peta Satuan Litotektonik Mandala Timur.

14

Gambar 13.Kolom Statigrafi Mandala Barat dan Mandala Timur. Tatanan geologi P. Banggai dan P. Labobo disusun oleh 7 satuan batuan, yang dikelompokkan dari satuan tertua hingga muda sebagai berikut : 1. Kompleks batuan malihan adalah satuan batuan tertua yang terdiri dari sekis, gneis

dan kuarsit.berwarna kelabu dan kehijauan, berumur Karbon. 2. Granit Banggai yang terdiri dari granit, granodorit, diorit kuarsa dan pegmatit. Bentang

alam satuan batuan granit ini memperlihatkan bentuk morfologi bergelombang dengan  permukaan relatif halus membulat 3. Sedimen Formasi Bobong (Jbs). Satuan batuan konglomerat dan batu pasir yang

diendapkan tidak selaras diatas Granit, Formasi ini diduga berumur Jura Awal sampai Jura Tengah,

15

4. Batu gamping klastik , berwarna putih bersih hingga kotor kecoklatan, ukuran butir

 pasiran (relatif seragam) sebagai kalkarenit hingga kalsirudit. Dari kumpulan fosil yang dikandungnya, berumur dari Eosen sampai Miosen Tengah, tersebar luas dan hampir terdapat di seluruh P. Banggai 5 Batugamping Salodik (Tems) Adalah batugamping fragmen dengan ukuran 5. Formasi Tems). Kerakal ( gravel ) yang keras 6. Batugamping terumbu Formasi Peleng (QL): Endapan batuan berumur kuarter yang

 penyebaran tidak merata, sebagian berupa batugamping konglomeratan, berwarna putih kotor hingga kecoklatan, setempat berongga-rongga, tidak berlapisdan keras. 7. Aluvium : Satuan batuan termuda daerah ini adalah, terdiri atas lumpur, lempung, pasir

dan kerikil, berupa endapan permukaan sungai dan di sekitar pantai, diantaranya terdapat di pantai Lambako – Pasir putih yang merupakan muara Sungai Selangat dan Paisu Moute

BAB IV SUMBER DAYA ALAM

IV.1.Sulawesi Tenggara Hasil pengukuran gaya berat di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara, yang sebagian  besar daerahnya ditutupi oleh batuan ofiolit, menunjukan perkembangan tektonik dan geologi daerah ini mempunyai banyak persamaan dengan daerah Lengan Timur Sulawesi dengan ditemukannya endapan hidrokarbon di daerah Batui. Struktur lipatan hasil analisis data gaya berat daerah ini menunjukkan potensi sumber daya geologi yang sangat besar, berupa: panas bumi dan endapan hidrokarbon. • Panas bumi berada di sekitar daerah Tinobu,Kecamatan Lasolo, sepanjang sesar Lasolo • Cebakan hidrokarbon di sekitar pantai dan lepas pantai timur daerah ini, seperti: daerah Kepulauan Limbele, Teluk Matapare (Kepulauan Nuha Labengke) Wawalinda Telewata Singgere pantai Labengke), Wawalinda, Telewata, Singgere, utara Kendari, dan lain sebagainya.

16

Gambar. 14.Pengukuran Gaya Berat di Kendari Sulawesi Tenggara.

Gambar 15.Cekungan-cekungan Sulawesi Pulau Buton

• Pulau Buton (berdasarkan eksplorasi Bitumen padat) dikenal sejak dulu sebagai  penghasil aspal alam. Yang terdapat di daerah Lawele, Kabungka, Rongi dan Ereke. • Endapan aspal di P. Buton terdapat di dalam Formasi Tondo dan Formasi Sampolakosa. Sumber dari aspal yang terdapat di dalam kedua formasi ters ebut 17

diduga berasal dari Formasi Winto (Trias) dan dianggap sebagai formasi pembawa  bitumen padat.

VI.2 Sulawesi Tengah Di Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah terdapat potensi mineral yang masih memerlukan penelitian terlebih lanjut mengenai jumlah depositnya yang tersedia antara lain : Batubara

Lokasi bahan galian di Desa Ensa. Tomata, Kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali dengan tebal lapisan 0,3 –  1,0 meter, jenis gambut (peat), lignit dan brown coal; desa sekitar Toaya dan Tamarenja, Kecamatan Sidue, Kabupaten Donggala dengan lokasi penyebaran sekitar 15 Ha terdapat pada formasi Malosa, berselang seling dengan lempung dan batu pasir halus sampai kasar dengan ketebalan 0,15 – 3,0 meter. Dari hasil analisa “grab sampling” menunjukkan kadar air 20,79 persen, abu 9,68 persen, fix carbon 29,55 persen, belerang 1,26 persen dengan nilai kalori 4130 Kkal. Nikel

Terdapat di Kecamatan Petasi, Bungku Tengah, Bungku Selatan Kabupaten Morowali dengan Luas Wilayah tambang 36.635 Ha. Galena

Bermanfaat untuk pembungkus kabel, solder, amunisi, pembuatan lempeng Pb, baterai dan bahan tube. Terdapat di sungai Lewara Hulu, Kecamatan Marawola, Kabupaten Donggala Emas

Terdapat di Kecamatan Palu Selatan dan Palu Utara, Kota Palu dengan luas wilayah tambang 561.050 Ha; Kecamatan Parigi Moutong, Kabupaten Parigi Moutong (46.400 Ha); Kecamatan Paleleh, Bunobogu, Dondo, Kabupaten Buol (746.400 Ha); Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso (19.180 Ha) dan Kecamatan Biromaru Kabupaten Donggala (288.700 Ha). Molibdenum

Terdapat di desa Malala Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli

Chromit 18

Terdapat di Kecamatan Mori Atas (229 Ha), Kecamatan Bungku Barat dan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali (1.003 Ha), Kecamatan Momunu Kabupaten Buol, Kecamatan Bulagi Kabupaten Banggai Kepulauan Tembaga

Terdapat di Moutong Kabupaten Parigi Moutong dan Sungai Bukal Kabupaten Buol Belerang

Terdapat di Kecamatan Una-Una Kabupaten Tojo Una-Una Granit

Terdapat di Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Donggala, Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Tolitoli Marmer

Terdapat di Kabupaten Poso dan Kabupaten Morowali Pasir dan Batu

Terdapat hampir di semua sungai dalam jumlah yang cukup besar Diorit dan Andesit

Terdapat di Kecamatan Banawa dan Tawaili Kabupaten Donggala dan Kabupaten Buol Pasir Felspar-Kuarsa

Terdapat di Kabupaten Donggala dan Kabupaten Tolitoli Gibsum

Terdapat di Mamboro Kecamatan Palu Utara Kota Palu dan Kendek Kecamatan Banggai Minyak Bumi dan Gas Alam Potensi pertambangan bahan galian strategis (Golongan A) barupa minyak dan gas bumi terletak di Kabupaten Banggai dan Morowali, Gas Alam berlokasi di Kabupaten Banggai pada tahap eksplorasi, Batubara berlokasi di Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahap eksploitasi, Nikel berlokasi di Kabupaten Morowali, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Tojo Unauna pada tahap eksplorasi

19

DAFTAR PUSTAKA 

Armstrong F.Sompotan 2002.formasi-geologi-sulawesi -armstrong-unima-1-

2.Institut Teknologi Bandung. 

http://bybudimanyusuf.blogspot.com/2010/04/geologi-sulawesi-selatan.html



http://pssdal.bakosurtanal.go.id/katalog/sulawes



http://www.mail-archivegeologisulawesidanprosepeknya.com/[email protected]/msg25463.html

20

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF