Geologi Daerah Karangkemiri Dan Sekitarnya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat

July 17, 2019 | Author: Nana Naomi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Geologi Daerah Karangkemiri Dan Sekitarnya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat...

Description

GEOLOGI DAERAH KARANGKEMIRI DAN SEKITARNYA, KECAMAT KECAMA TAN LANGKAPLANCAR, KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT (Sebagian lembar peta BAKOSURTANAL No.1308-144, No.1308-144, 1208-534)

Oleh:

Iskandar NPM. 140710070083

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL PENELITIAN

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terutama untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian secara lebih terperinci dibanding Peta Geologi Regional dan hubungannya terhadap potensi sumber daya geologi maupun kebencanaan geologi di daerah penelitian.

B. Rumusan Masalah •

Bagaimana keadaan geomorfologi daerah penelitian beserta aspek-aspek yang terdapat didalamnya dan faktor-faktor geologi yang mempengaruhinya?



Apa jenis litologi, umur, lingkungan pengendapan, dan penyebarannya dan bagaimana hubungan stratigrafinya?



Struktur geologi apa yang berkembang di daerah penelitian?



Bagaimana sejarah geologinya?



Bagaimana potensi sumber daya geologi atau kebencanaan daerah penelitian?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian •

Karakteristik geomorfologi



Unsur-unsur stratigrafi; mencakup litologi, umur dan lingkungan pengendapan, hubungan stratigrafi, dll.



Jenis dan pola struktur geologi



Sejarah geologi daerah penelitian

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL PENELITIAN

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

D. GEOGRAFI UMUM LOKASI PENELITIAN • •









Luas daerah penelitian 100 km2 Secara administratif termasuk wilayah Desa Karangkemiri, Desa Jadimulya, Desa Bangunkarya, Desa Bojong, Desa Cikupa, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara garis bujur 108o 25’14,5” BT sampai 108° 30’40,9” BT dan garis lintang 07° 36’26,2” LS sampai 07° 31’2,4” LS atau termasuk dalam sebagian lembar peta Rupabumi Digital Indonesia (Bakosurtanal) No. 1308-144 dan 1308-233 dengan skala 1:25.000. Didominasi oleh masyarakat suku sunda yang beragama islam. Mayoritas penduduk hanya bersekolah sampai tingkat SD. Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah bertani baik di sawah maupun di darat seperti tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan perikanan dan hutan rakyat

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL PENELITIAN

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

E. METODE PENELITIAN •



Objek penelitian meliputi aspek geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi, geologi mineral ekonomi di daerah penelitian.



Tahap Persiapan

Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap Pekerjaan Laboratorium

Observasi Singkapan Pengambilan Sampel

• •

Preparat Paleontologi Sayatan Petrografi

• •

Analisis Geomorfologi Analisis Stratigrafi Analisis Struktur Geologi Analisis Sejarah Geologi Analisis Potensi Geologi



F. WAKTU PENELITIAN



Penelitian menghabiskan waktu 10 bulan, kurang lebih 2 minggu di lapangan dan selebihya dilakukan di studio dan laboratorium.

GEOLOGI REGIONAL

• •

Langkah penelitian secara umum terbagi menjadi lima, yakni: tahap persiapan, tahap pekerjaan lapangan, tahap pekejaan laboratorium, tahap analisis data, dan tahap penyusunan laporan.

PENDAHULUAN

Pembuatan Peta Dasar Studi kepustakaan Perizinan Pemahaman Geologi Regional •

HASIL PENELITIAN

Tahap Analisis Data

• • •

Tahap Penyusunan Laporan

KESIMPULAN

PENUTUP

Penyusunan BAB I, II, III, dan IV •

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

GEOLOGI REGIONAL A.

B.

FISIOGRAFI REGIONAL Berdasarkan letak lokasi penelitian dan karakter fisik morfologinya, daerah penelitian termasuk dalam zona pegunungan selatan Jawa Barat (Van Bemmelen, 1949, dalam Martodjodjo,2003) yang dicirikan oleh bentang alam berupa dataran tinggi yang memanjang dari barat ke timur. STRATIGRAFI REGIONAL Bedasarkan peta geologi daerah Karangnunggal yang dipetakan oleh Supriatna (1992), secara regional stratigrafi daerah pemetaan tersususun oleh beberapa formasi, dari yang tertua hingga yang termuda Formasi Jampang (Tomj) Formasi Kalipuncang (Tmkl) Formasi Pamutuan (Tmpt) Formasi Bentang (Tmb) •

• • •

PENDAHULUAN

GEOLOGI

HASIL PENELITIAN

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

GEOMORFOLOGI DAERAH PENELITIAN Pola pegaliran sungai yang berkembang di daerah penelitian A. Pola pengaliran sungai subparallel B. Pola pengaliran sungai subdendritik Satuan

geomorfologi

daerah

penelitian

dikelompokkan berdasarkan aspek morfometri, morfografi dan morfogenetik yang berkembang di daerah penelitian. Maka, berdasarkan aspek morfometri, morfografi dan morfogenetiknya, daerah

penelitian

terbagi

atas

tiga

satuan

geomorfologi, yakni: 1.

Satuan Perbukitan Vulkanik Curam

2.

Satuan Perbukitan Vulkanik Agak Curam

3.

Satuan Perbukitan Sedimen Agak Curam

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

1. PERBUKITAN VULKANIK CURAM Karakteristik Morfologi Morfometri: - Ketinggian: 475-525 mdpl - Kemiringan lereng: 21,88  – 51,49% - Kelas lereng: curam Morfografi: - Bentuk lahan: perbukitan - Bentuk lembah: V - Bentuk punggungan: memanjang Morfogenetik: - Pola pengaliran sungai: Litologi: tuf, breksi - Endogen: vulkanik - Eksogen: tidak dominan

PENDAHULUAN

subdendritik

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

2. PERBUKITAN VULKANIK AGAK CURAM Karakteristik Morfologi Morfometri: - Ketinggian: 375 - 475 mdpl - Kemiringan lereng: 15,91  – 19,67 % - Kelas lereng: agak curam Morfografi: - Bentuk lahan: perbukitan - Bentuk lembah: V - Bentuk punggungan: memanjang Morfogenetik: - Pola pengaliran sungai: subdendritik - Litologi: tuff, breksi - Endogen: vulkanik - Eksogen: tidak dominan

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

3. PERBUKITAN SEDIMEN AGAK CURAM Karakteristik Morfologi Morfometri: - Ketinggian: 125 - 375 mdpl - Kemiringan lereng: 15,91  – 19,67 % - Kelas lereng: agak curam Morfografi: - Bentuk lahan: perbukitan - Bentuk lembah: V - Bentuk punggungan: memanjang Morfogenetik: - Pola pengaliran sungai: subdendritik, subparalel - Litologi: batupasir, batugamping dan batulempung - Endogen: struktural - Eksogen: pelapukan dan erosi

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

STRATIGRAFI DAERAH PENELITIAN Penggolongan satuan batuan berikut stratigrafinya berdasarkan satuan litostratigrafi tidak resmi, yaitu penamaan satuan batuan didasarkan pada cirri-ciri batuan yang dapat diamati dilapangan, meliputi jenis batuan, kombinasi jenis batuan, keseragaman gejala litologi batuan dan gejalagejala lain tubuh batuan di lapangan . Berdasarkan pertimbangan hal tersebut diatas, maka daerah penelitian dibagi menjadi empat satuan batuan, dari yang tua ke yang paling muda, yakni: 1. Satuan Breksi (Tombx) 2. Satuan Tuf (Tomtf) 3. Satuan Batupasir (Tmbp) 4. Satuan Batugamping (Tmbg)

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

1. Satuan Breksi (Tombx)

• • • •



Sampel stasiun Ia11 dan Ic1 Mencakup 20% dari daerah penelitian Breksi monomik Umur oligosen  –  miosen awal (Supriatna, 1992) Lingkungan pengendapan laut dangkal (Supriatna, 1992)

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Penulis (2011)

Supriyatna (1992)

Litologi

Parameter

Breksi, warna segar abu-abu kehitaman, warna lapuk abu-abu kecoklatan, pemilahan buruk, tingkat kekompakan keras, massif, didominasi oleh komponen dengan ukuran kerakal (0,5  –  20 cm). Komponen berupa batuan beku andesitik warna lapuk abu-abu kecoklatan, warna segar abu-abu cerah, bentuk butir menyudut sampai menyudut tanggung, porphiritik. Matriks berupa tuff, warna segar abu-abu kekuningan, warna lapuk abu-abu kecoklatan, kekompakan agak keras, berbutir sedang sampai kasar, bentuk butir menyudut sampai menyudut, tidak karbonatan.

Breksi, berwarna segar abuabu kehitaman, warna lapuk abu-abu kecoklatan, kekompakan keras dan padat, terpilah buruk, kemas terbuka,permeabilitas sedang, komponen berukuran kerikil sampai bongkah, terdiri dari batuan beku andesitic berwarna hitam, bertekstur porfiritik, bentuk butir menyudut tanggung sampai menyudut, matriks berupa tuff warna segar abu-abu kemerahan, keras, bentuk butir membundar tanggung sampai menyudut, berbutir kasar sampai sedang, kemas terbuka, terpilah buruk.

Umur

Oligosen

Oligosen  –  miosen awal

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

2. Satuan Tuff (Tomtv)

sampel pada stasiun Ia5 dan Ib1 luas penyebaran mencakup 40% dari daerah penelitian berbutir sedang sampai kasar masive tetapi di beberapa tempat menunjukkan perlapisan Umur Oligosen  –  Miosen Awal, sedangkan lingkungan pengendapannya Laut Dangkal (Supriatna, 1992) • • • •



PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Kesebandingan Satuan Tuff (Tomtv) dengan Formasi Jampang Parameter meter

Penulis

Supriyatna (1992)

Litologi

Tuff, warna segar coklat, warna lapuk  coklat kemerahan, kekompakan lunak  sampai keras, bentuk butir membundar tanggung sampai menyudut, besar butir sedang sampai kasar, kemas tertutup, pemilahan sedang, tidak  karbonatan, di beberapa tempat berlapis.

Umur

Oligosen  –  miosen bawah

Tuff, warna segar abu-abu putih, warna lapuk coklat kemerahan, kekompakan keras, bentuk butir membundar tanggung sampai menyudut, besar butir kasar sampai halus, kemas terbuka, terpilah buruk, permeabilitas baik, di beberapa tempat menunjukkan perlapisan dengan tebal antara 3 cm sampai 60 cm. Oligosen  –  miosen bawah

Lingkungan pengendapan

Laut Dangkal

Darat - neritik 

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

3. Satuan Batupasir (Tmbp)

Sampel stasiun Id7 dan Ib9 Luas mencakup 20% dari daerah penelitian terdiri dari batupasir karbonatan dan batulempung karbonatan Lingkungan pengendapan laut dangkal Umur Miosen Tengah • • •

• •

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Umur satuan batuan

Lingkungan Pengendapan

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Kesebandinga regional terhadap Formasi Pamutuan (Supriatna, 1992) Parameter

Litologi

Umur

PENDAHULUAN

Penulis

Formasi Pamutuan (Supriyatna, 1992) Batupasir, berwarna kelabu kehijauan, pasir-halus, padu, keras, berlapis tak  berkomponen sebagian besar rombakan batuan gunungapi, parallel laminasi.

Batupasir, warna segar abu-abu kecoklatan, warna lapuk abu-abu kehitaman, besar butir pasir halus  –  pasir sedang, bentuk  butir menyudut  –  membundar tanggung, karbonatan, mengandung fosil foraminifera, struktur sedimen pararel laminasi. Batulempung, warna segar abu-abu, warna lapuk abu-abu kehijauan, karbonatan, kilap dull, mengandung fosil foraminifera, struktur sedimen pararel laminasi. Miosen Tengah (N9  –  Miosen Tengah N12)

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

4. Satuan Batugamping (Tmbg)

Sampel pada stasiun Ic16 Luas mencakup 10% dari daerah penelitian masive •





PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Umur Satuan Batugamping (Tmbg)

Lingkungan pengendapan

Kesebandingan regional terhadap Formasi Bentang (Tmb) Parameter

Penulis (2011)

Litologi

Batugamping, warna segar putih sampai coklat, warna lapuk coklat sampai abu-abu, tingkat kekompakan sedang sampai keras, bentuk butir menyudut tanggung sampai membundar tanggung, kemas tertutup, karbonatan, mengandung cangkang kerang, di beberapa tempat berlapis.

Umur

Miosen akhir (N16  –  N17)

Lingkungan pengendapan

Neritik pada kedalaman 50 m 100 m

Formasi Bentang (Supriyatna, 1992) Batugamping, berwarna putih kotor sampai putih kekuningan, agak lunak, berbutir kasar sampai sedang, membulat tanggung, banyak mengandung foraminifera kecil dan besar.

Miosen Akhir bagian bawah (N17  –  N18) Neritik

 – 

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

STRUKTUR GEOLOGI DAERAH PENELITIAN Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian disimpulkan secara langsung berdasarkan hasil pengkuran data-data struktur di lapangan, dan secara tidak langsung berdasarkan keterdapatan unsur-unsur struktur yang ditemukan di lapangan. Adapun struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian, adalah: 1. Sinklin Bojongkulur 2.

Antiklin Karangkemiri

3.

Sinklin Karangjambe

4.

Antiklin Karangpucung

5.

Sinklin Mulyasari

6.

Antiklin Cintamukti

7.

Sesar Mendatar Sinistral Karangkemiri

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Sinklin Bojongkulur Sayap utara N 69 oE/ 43o dan N 65oE/ 48o Sayap selatan N 242 oE/ 12o dan N 240 oE/ 18o • •

Antiklin Karangkemiri Sayap utara N 242 oE/ 12o dan N 240oE/ 18o Sayap Selatan N 60 oE/ 30o dan N 55oE/ 21o • •

Sinklin Karangjambe Sayap utara N 60 oE/ 30o dan N 55oE/ 21o Sayap selatan N 230oE/ 7 o dan N 240 oE/ 10o • •

Antiklin Karangpucung Sayap utara N 260 oE/ 7 o dan N 255oE/ 10o Sayap selatan N 62oE/ 8o dan N 80oE/ 6o • •

Sinklin Mulyasari Sayap utara N 110oE/ 20o Sayap selatan 48oE/ 7o •

Sesar Mendatar Sinistral Karangkemiri Data kekar stasiun Ia12



Antiklin Cintamukti Sayap utara N 48oE/ 7o Sayap selatan N 137oE/ 6o dan N 136oE/ 10o •



PENDAHULUAN

Pola Jurus

Kemiringan

Kekar

Bidang Kekar

100

84

180

88

120

70

122

80

87

88

97

86

50

81

80

89

306

55

54

85

Hasil pengolahan data kekar stasiun Ia12 dengan menggunakan program dips

Data kekar stasiun Ib12

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

Pola Jurus

Kemiringan

Kekar

Bidang Kekar

100

84

180

88

120

70

122

80

87

88

97

86

50

81

80

89

306

55

54

85

Hasil pengolahan data kekar stasiun Ib12 dengan menggunakan program dips

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

SEJARAH GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

BAHAN GALIAN •

Bahan galian ekonomis golongan C



Penambangan pasirdan batugamping.



Manfaat : bahan bangunan dan bahan pengeras ataupun perbaikan jalan

PENDAHULUAN

GEOLOGI REGIONAL

HASIL

KESIMPULAN

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

KESIMPULAN Geomorfologi daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga satuan geomorfologi :



1. Satuan Perbukitan Vulkanik Curam 2. Satuan Perbukitan Vulkanik Agak Curam 3. Satuan Perbukitan Sedimen Agak Curam

Batuan penyusun daerah penelitian dapat dibagi menjadi empat satuan litologi stratigrafi tidak resmi dengan urutan dari tua ke



muda, yaitu : 1. Satuan breksi (Tombx) berumur Oligosen - Miosen Awal. Satuan ini diendapkan pada lingkungan Laut Dangkal. 2. Satuan Tuf (Tomtf) berumur Oligosen – Miosen Awal. Satuan ini terbentuk pada lingkungan Laut Dangkal. 3. Satuan Batupasir (Tmbp) berumur Miosen Tengah. Satuan ini diendapkan pada lingkungan Laut Dangkal dengan zona batimetri upper Neritik. 4. Satuan Batugamping (Tmbg) berumur Miosen Akhir. Satuan ini diendapkan pada lingkungan laut dangkal dengan zona batimetri Neritik.



Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa Sinklin Bojongkulur, Antiklin Karangkemiri, Sinklin Karangjambe,

Antiklin Karangpucung, Sinklin Mulyasari , Antiklin Cintamukti, dan Sesar Mendatar Sinistral Karangkemiri.



Potensi sumberdaya berupa bahan galian kelas C, yaitu Batupasir dan Batugamging yang dimanfaat oleh warga sebagai bahan bangunan.

KESIMPULAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF