Geografi Kabupaten Bogor
December 18, 2017 | Author: baculaz | Category: N/A
Short Description
Download Geografi Kabupaten Bogor...
Description
Geografi Kabupaten Bogor Ditulis oleh Administrator Jumat, 12 November 2010 07:22
I. 1.1.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Sektor pertanian, perikanan dan kehutanan secara langsung berperan penting dalam proses perekonomian masyarakat pertanian, perikanan dan kehutanan secara luas. Segala potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia serta kesiapan pendukung lainnya perlu dimanfaatkan dan dikelola sebaik-baiknya karena sektor diatas dapat menjadikan andalan pertumbuhan pembangunan ekonomi. Kondisi keterpurukan ekonomi yang berubah pada sektor pertanian di perdesaan secara luas ini tidak bisa dibiarkan, perlunya suatu terobosan untuk mengangkat derajat perekonomian perdesaan di Kabupaten Bogor yang salah satunya dapat dilakukan melalui peningkatan aktivitas sekaligus pengembangan pertanian, perikanan dan kehutanan di wilayah perdesaan dan kawasan pertanian, perikanan dan kehutanan yang dianggap strategis yang memiliki potensi alam maupun potensi geografis. Mencermati kondisi dan harapan diatas, saatnya kelembagaan penyuluhan berkonsentrasi dan fokus terhadap pembangunan perdesaan melalui proses awal penyusunan Rencana Kerja Penyelenggaraan Penyuluhan, yang disusun dengan memperhatikan keterpaduan dan kesinergisan dengan rencana kerja penyelenggaraan penyuluhan di berbagai tingkatan, yang sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 (SP3K) Pasal 13. Proses perencanaan penyelenggaraan penyuluhan merupakan unsur pendukung suksesnya pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan di Kabupaten Bogor sekaligus sebagai alat pengendali yang strategis untuk dapat dioperasionalkan sebagai penggerak ekonomi perdesaan ke depan, yang menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang memberikan spread effect terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Bogor. Program revitalisasi pertanian yang dijabarkan dalam bentuk revitalisasi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan secara implementatif, masih menghadapi beberapa kendala terutama pada aspek sumberdaya manusia seperti keterbatasan lahan, keterbatasan modal, keterbatasan manajemen / teknologi yang disebabkan oleh rendahnya pengetahuan, perubahan sikap yang lambat, serta keterampilan yang kurang memadai, merupakan hal yang tercetus secara aspirasi dalam proses penggalian masalah petani selama ini. Urgensinya penyelenggaraan penyuluhan adalah eksistensi dalam proses peningkatan pengetahuan, sikap yang mandiri dan keterampilan yang bertambah pada sasaran / pelaku utama dan pelaku usaha adalah komponen penting, mengingat hal tersebut sangat signifikan dengan pembangunan ekonomi lokal seperti ketahanan pangan, kelestarian lingkungan dalam pembangunan perdesaan yang didukung dengan potensial seperti infrastruktur yang menjadikan kawasan ekonomi perdesaan sebagai pusat pertumbuhan pembangunan perdesaan di wilayah Kabupaten Bogor. Mengingat bahwa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan bersifat non formal dengan sasaran yang variatif dan heterogen, maka penyelenggaraan penyuluhan memerlukan model strategis aplikatif yang dikemas melalui metodologi yang tepat, media yang memadai dan teknis yang profesional dalam operasionalisasinya. Oleh karena itu salah satu keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan di Kabupaten Bogor akan sangat ditentukan oleh gerakan dinamisasi para penyuluh dalam mengaplikasikan dan memadukan metoda-media-teknis dalam menggerakannya.
1.2. a.
Tujuan Penyusunan Sebagai pedoman / acuan pihak penyelenggara penyuluhan
b. Untuk meningkatkan fungsi dan peran penyuluhan melalui kesamaan pola, sikap dan gerak yang terencana, terarah dan terkendali. c. Tersusunnya alat / instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyuluhan serta pencapaian tujuan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. d.
Tersedianya fasilitasi bimbingan penyuluhan kepada sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha)
II. KEADAAN UMUM WILAYAH BINAAN 2.1.
Deskripsi Umum
2.1.1.
Letak Wilayah
Secara geografis, Kabupaten Bogor adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Barat dengan Ibukota Cibinong yang terletak antara 6.190 – 6.470 Lintang Selatan dan 106.10 – 107.1030 Bujur Timur. 2.1.2.
Luas Wilayah
Kabupaten Bogor memiliki luas wilayah sebesar 2.237,09 Km2 dan merupakan salah satu wilayah administratif terluas (ke – 6) di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Bogor terdiri dari 40 kecamatan dengan jumlah total desa / kelurahan paling banyak se – Provinsi Jawa Barat yaitu berjumlah 428 desa / kelurahan (200 desa / kelurahan termasuk dalam klasifikasi perkotaan sedangkan 228 desa lainnya berstatus perdesaan. Sumber : BPS Tahun 2008) 2.1.3.
Batas Wilayah
Pada posisi pemetaan, batas wilayah binaan dapat diuraikan sebagai berikut : Barat
:
Berbatasan dengan Kabupaten Lebak – Provinsi Banten
Timur
:
Berbatasan dengan Kabupaten Lebak – Provinsi Banten
Timur Laut : Barat Daya :
Berbatasan dengan Kabupaten Kabupaten Bekasi Berbatasan dengan Kabupaten Tanggerang (Provinsi Banten)
Utara
: Berbatasan dengan Kota Depok
Selatan
:
Berbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan Sukabumi
Tenggara
:
Berbatasan dengan Kabupaten Cianjur
2.2.
Potensi Sumber Daya Alam
2.2.1.
Topografi
Klasifikasi dan deskripsi tanah di Kabupaten Bogor dapat diuraikan sebagai berikut : a.
Tanah Alluvial
Terbentuk dari hasil sedimentasi erosi tanah dengan bahan Aluvial dan Koluvial, dari aneka macam asal tofografi datar sampai sedikit bergelombang di daerah dataran, cekungan dan daerah aliran sungai. Jenis ini terdapat di Kecamatan Gunung Putri. b.
Tanah Podsolik
Ketebalan Solum antara 50 – 180 cm, dengan batasan horison yang nyata warna merah kuning dengan strukur lempung berpasir Osol hingga liat. Jenis tanah ini terdapat di kecamatan Cisarua, Cijeruk, Leuwiliang dan Nanggung. c.
Tanah Andosol
Jenis tanah ini terdapat pada tofografi datar, bergelombang dan berbukit. Jenis ini terdapat di kecamatan Babakan Madang, Jonggol dan Cileungsi. d.
Tanah Latosol
Ketebalan jenis tanah ini antara 130 – 500 mm, batas horizon jelas, warna merah, coklat sampai kuning, pH tanah 4.5 – 6.5 dengan tekstur tanah liat dan struktur renah, daya menahan air cukup baik dan agak tahan menahan erosi. Jenis tanah ini berada di Kecamatan Dramaga, Ciomas, Cibungbulang, Caringin, Cisarua, Megamendung, Sukaraja, Citereup, Gunung Putri, Rumpin, Cigudeg dan Parung Panjang. Ketinggian tempat di Kabupaten Bogor berkisar dari 15 mdpl pada dataran di bagian utara hingga 2.500 mdpl pada puncak-puncak gunung di bagian selatan dengan monografi wilayah utara hingga selatan berturut-turut meliputi : -
Dataran rendah (15 – 100 mdpl), sekitar 29,28% dari luas wilayah
-
Dataran bergelombang (100 – 150 mdpl), sekitar 46,62% dari luas wilayah.
-
Pegunungan (500 – 1.000 mdpl), sekitar 19,53% dari luas wilayah.
-
Pegunungan tinggi (1.000 – 1.200 mdpl), sekitar 8.43% dari luas wilayah.
Secara umum wilayah Kabupaten Bogor mempunyai kemiringan relatif ke arah utara. Sungai-sungai mengalir dari daerah pian, pegunungan di bagian selatan ke arah utara yang meliputi 6 Daerah Aliran Sungai yaitu DAS Cidurian, Cimanceuri, Cisadane, Ciliwung, Bekasi dan Citarum (khususnya DAS Cipamingkis dan Cibeet). Dengan demikian wilayah Kabupaten Bogor merupakan wilayah hulu bagi wilayah-wilayah di sebelah utara (Tangerang, Depok, DKI Jakarta dan Bekasi). Sungai-sungai pada masing-masing DAS tersebut mempunyai fungsi yang sangat strategis yaitu sebagai sumber air irigasi pertanian, perikanan, rumah tangga dan industri serta drainase utama
wilayah. Selain itu, terdapat situ-situ yang berfungsi sebagai reservoar dalam peresapan air dan dapat juga dimanfaatkan usaha perikanan, penampungan air dan rekreasi. 2.2.2.
Curah Hujan
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim di Kabupaten Bogor termasuk tipe A (Sangat Basah) untuk bagian selatan sedangkan bagian barat termasuk tipe B (Basah). Suhu udara berkisar antara 200 – 300 C, sementara suhu rata-rata tahunan sekitar 250 C. Curah hujan tahunan berkisar 2.500 – 5.000 mm / tahun, kecuali sebagian kecil di bagian Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang dan DKI Jakarta dengan Curah Hujan yang kurang dari 2.500 mm. Sedangkan klasifikasi iklim berdasarkan data Stasiun Klimatologi dan Geofisika Dramaga, Kabupaten Bogor termasuk ke dalam : 1. Iklim Basah, dengan curah hujan per tahun mencapai 2.500 mm atau lebih, antara lain meliputi Kecamatan Cisarua, Ciawi, Cijeruk, Caringin, Ciampea, Ciomas, Cibungbulang, Leuwiliang, Nanggung, Cigudeg, sebagian Jonggol dan Cariu. 2. Iklim Sedang, dengan curah hujan per tahun antara 1.200 – 1.600 mm, meliputi Kecamatan Sukaraja, Kemang, Parung, Cibinong, Bojonggede, Rumpin bagian Selatan dan Citeureup. 3. Iklim Kering, dengan curah hujan sekitar 1.200 mm per tahun, meliputi Kecamatan Tenjo, Rumpin, Parung Panjang, bagian Utara Gunung Putri dan Cileungsi. 2.2.3.
Klasifikasi dan Tata Guna Lahan Tabel 1. Klasifikasi dan Tata Guna Lahan
Klasifikasi Jenis Lahan Menurut Tata Gunanya No
Jenis Lahan
1. Pertanian a.
Lahan Sawah
b.
Lahan Bukan Sawah
2. Perkebunan
Luas ( Ha ) 48.888 110.264,36
5.129,15
a.
Perkebunan Besar Negara
4.128,35
b.
Perkebunan Besar Swasta
14.102,20
c.
Perkebunan Rakyat
3. Kehutanan
79.436,75
a.
Hutan Negara
b.
Hutan Rakyat
15.345,65
4. Hortikultura
11.859
a. Sayuran
474.946 pohon
b. Buah-buahan
529.252
c. Tanaman HIas
160,48
d. Biofarmaka Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2009 Penggunaan Lahan Pertanian dan Kehutanan No
Potensi
Luas ( Ha )
A. Lahan Pertanian 1 Lahan Sawah 2 Lahan Bukan Sawah
48.888 110.264,36
- Tegal Kebun
56.277,00
- Ladang/Huma
10.671,00
- Penggembalaan/padang - Sementara tidak diusahakan
1.510,00 710,00
- Perkebunan Besar Negara
5.219,15
- Perkebunan Besar Swasta
4.128,35
- Perkebunan Rakyat
14.102,20
- Ditanami pohon/Hutan Rakyat
15.345,66
- Kolam/Tebat/Empang
2.351,00
B. Lahan Bukan Pertanian
140.837,64
1 Rumah Bangunan dan Halaman Sekitar
43.186,00
2 Hutan Negara
79.436,00
3 Rawa-rawa
153,00
4 Lainnya
18.061,89 JUMLAH
299.990
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2009 Klasifikasi Jenis Usaha Peternakan dan Tata Gunanya No
Jenis Lahan
1. Peternakan a.
Luas ( Ha ) 93,83
Ternak Besar
50,91
•
Sapi Perah
41,66
•
Sapi Potong
123,97 4,88
• b.
c.
Kerbau Ternak Kecil
•
Domba
•
Babi
•
Kambing
•
Kambing PE Ayam Petelur/Layer
125,98 10,62 156 349,63 10,126 21,30 12,91
d.
Ayam Pedaging/Broiler
e.
Ayam Kampung/Buras
f.
Kelinci
g.
Kuda JUMLAH
1.006,916
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2009 Klasifikasi Jenis Usaha Perikanan dan Tata Gunanya No
Jenis Usaha
A. Budidaya Perikanan Air Tawar
Luas ( Ha ) 1,704.000
B. a.
KAT ( Kolam Air Tenang )
17.706
C. b.
KAD ( Kolam Air Deras )
591.200
D. c.
Perikanan sawah
0,935
d.
Jaring Apung
0,098
e.
Karamba
1,031.340
Perikanan Tangkap Air Tawar / Perairan umum
52.680 203.000
Ikan Hias Pembenihan JUMLAH
3.599.927
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2009 2.3.
Potensi Sumber Daya Manusia
Segenap proses penyelenggaraan penyuluhan tentunya tidak terlepas dari dukungan potensi sumberdaya manusia baik aparatur serta terutama pelaku utama dan pelaku usaha, sebagai salah satu unsur utama yang akan menentukan tingkat keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan skala usaha tani beserta tingkat kesejahteraannya.
Berdasarkan Sensus Daerah (SUSDA) Tahun 2007, penduduk Kabupaten Bogor berjumlah 4.237.962 jiwa, dengan 43,7% (146.375 KK) dari total jumlah penduduknya tinggal di wilayah perdesaan, sedangkan 56,3% (150.982 KK) sisanya tinggal di perkotaan. Tabel 2. Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Menurut Kecamatan JENIS KELAMIN NO
KECAMATAN
JUMLAH LAKI – LAKI
PEREMPUAN
1 NANGGUNG
45.679
42.400
88.079
2 LEUWILIANG
57.448
53.718
111.166
3 LEUWISADENG
37.565
35.014
72.579
4 PAMIJAHAN
70.008
65.799
135.807
5 CIBUNGBULANG
63.290
59.059
122.349
6 CIAMPEA
71.913
67.225
139.138
7 TENJOLAYA
26.586
24.458
51.044
8 DRAMAGA
46.648
43.367
90.015
9 CIOMAS
65.714
62.874
128.588
10 TAMANSARI
42.557
39.353
81.910
11 CIJERUK
38.752
36.197
74.949
12 CIGOMBONG
42.724
40.267
82.991
13 CARINGIN
56.687
52.858
109.545
14 CIAWI
47.951
44.548
92.499
15 CISARUA
57.139
52.627
109.766
16 MEGAMENDUNG
47.552
43.514
91.066
17 SUKARAJA
78.048
73.822
151.870
BABAKAN MADANG
44.469
41.674
86.143
19 SUKAMAKMUR
38.417
35.775
74.192
20 CARIU
23.865
23.300
47.165
21 TANJUNG SARI
25.025
23.753
48.778
22 JONGGOL
57.626
55.096
112.722
101.346
98.664
200.010
24 KLAPANUNGGAL
38.940
37.136
76.076
25 GUNUNG PUTRI
93.627
93.217
186.844
26 CITEUREUP
85.178
82.702
167.880
27 CIBINONG
126.666
124.029
250.695
28 BOJONGGEDE
105.485
100.083
205.568
29 TAJURHALANG
44.987
42.534
87.521
30 KEMANG
40.920
38.691
79.611
31 RANCABUNGUR
25.144
23.297
48.441
32 PARUNG
52.253
49.135
101.388
33 CISEENG
48.704
45.407
94.111
34 GUNUNG SINDUR
43.466
41.272
84.738
18
23 CILEUNGSI
35 RUMPIN
64.765
59.861
124.626
36 CIGUDEG
58.503
54.282
112.785
37 SUKAJAYA
32.580
30.305
62.885
38 JASINGA
49.215
45.914
95.129
39 TENJO
33.014
30.806
63.820
40 PARUNG PANJANG
48.375
45.098
93.473
2.178.831
2.059.131
4.237.962
TOTAL Sumber: www.kab.bogor.go.id
2.3.1. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No
Ijasah Tertinggi Yang dimiliki
Laki – Laki
Perempuan
Jumlah
1
Tidak Punya
396.464
540.688
937.152
2
SD / MI / Sederajat
561.563
522.682
1.084.245
3
SLTP / MTs / Sederajat
315.319
242.480
558.393
4
SLTA / MA / Sederajat
200.203
141.318
341.521
5
SM Kejuruan
98.548
60.627
159.175
6
Diploma I / II
8.769
9.727
18.496
8.914
10.511
19.425
27.381
10.453
37.834
7 Diploma III / Sarjana Muda 8
Diploma IV / S1
9
S2 / S3 JUMLAH
2.381
3.252
5.633
1.620.136
1.541.738
3.161.874
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2.3.2. Jumlah Penduduk Tani Menurut Status Tabel 4. Jumlah Penduduk Tani Menurut Status No
Kecamatan
RT Pertanian (RTP)
RT Petani Gurem
1.
Tenjo
6.508
5.479
2.
Parungpanjang
2.370
2.068
3.
Jasinga
4.516
3.195
4.
Cigudeg
7.143
4.410
5.
Sukajaya
5.759
4.027
6.
Nanggung
9.023
7.194
7.
Rumpin
7.880
6.685
8.
Leuwiliang
13.703
11.509
9.
Cibungbulang
55.885
5.081
10.
Pamijahan
11.340
9.639
11.
Ciampea
10.434
9.092
12.
Gunung Sindur
3.569
3.248
13.
Parung
3.957
3.627
14.
Ciseeng
6.210
5.682
15.
Kemang
4.164
3.903
16.
Rancabungur
3.102
2.923
17.
Dramaga
4.282
3.894
18.
Ciomas
1.822
1.752
19.
Tamansari
3.733
3.445
20.
Caringin
6.163
5.468
21.
Cijeruk
10.361
9.354
22.
Ciawi
3.720
3.403
23.
Megamendung
4.042
3.651
24.
Cisarua
2.757
2.309
25.
Sukaraja
4.848
4.458
26.
Citeureup
4.561
4.827
27.
Babakan Madang
7.666
6.201
28.
Cibinong
5.327
4.827
29.
Bojonggede
6.284
5.726
30.
Gunung Putri
7.262
7.099
31.
Cileungsi
7.039
6.551
32.
Jonggol
11.744
8.995
33.
Sukamakmur
13.343
9.228
34.
Cariu
35.
Klapanunggal
JUMLAH
15.056
9.614
4.468
3.823
280.041
192.387
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan tahun 2009*) 2.3.3. Jumlah Penduduk Peternak Menurut Usahanya Tabel 5. Jumlah Penduduk Peternak Menurut Usahanya No
Jenis Usaha
Jumlah RTP (orang)
1 Sapi Perah
465
2 Kambing PE
534
3. Sapi potong
3.676
4. Ternak Kerbau
5.072
5. Ternak Domba
33.716
6. Kambing PE
534
7. Non Kambing PE
22.742
8. Ternak ayam Ras Pedaging
17.776
9. Ternak Ayam Ras Petelur
89.134
10 Ternak Ayam ras pembibit
11
11 Anjing
4967
12 Kucing
13.749
13 Kera
13
14 Rusa
177
16 Angsa
25
17 Kuda
84
18 Kelinci
1075
Jumlah
193.939
Sumber: Dinas peternakan dan perikanan tahun 2009*) 2.3.4. Jumlah Penduduk Pembudidaya Ikan Menurut Usahanya Tabel 6. Jumlah Penduduk Pembudidaya Ikan Menurut Usahanya No
Jenis Usaha
Jumlah RTP (orang)
A. Budidaya Perikanan Air Tawar
6.595
B. - KAT ( Kolam Air Tenang )
475
C. - KAD ( Kolam Air Deras ) D. - Perikanan sawah
2,178 195
- Jaring Apung
158
- Karamba
1,380
Perikanan Tangkap Air Tawar
716
- Perairan Umum
1,256
Ikan Hias Pembenihan Jumlah
8.144
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2009 2.4.
Kelembagaan Pertanian / Peternakan / Perikanan / Kehutanan
Pada pelaksanaannya, proses penyelenggaraan penyuluhan ditentukan pula oleh kuantitas dan kualitas kelembagaan tani baik dalam hal proses pembentukannya yang wajib berawal dari inisiatif dan keinginan serta kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha, hingga pada tahap pendampingan dan pembinaannya yang dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan oleh aparatur penyuluhan. Tabel 7. Jumlah Kelompok Berdasarkan Kelas Kemampuan Kelas Kelompok
Jumlah Kelompok
Pemula
690
Lanjut
1.029
Madya
200
Utama
13
JUMLAH
1.932
Sumber : Hasil Validasi Kelompok Tahun 2009
2.4.1. Kelembagaan Tani Tabel 8. Kelembagaan Tani No
Kelompok Tani
Jumlah ( Kelompok )
1.
Kelompok Pengelola Hasil
32
2.
P4K
277
3.
Gapoktan
228
4
Koptan
33
5
Pelaku Usaha Tani Tanaman Obat
8
6
SPKP
1
7
Pengecer Kios Resmi PT. Pupuk Kujang
8
8
Pengecer Kios Resmi PT. Petro
3
9
Perusahaan UPJA Pertanian dan Kehutanan
22
10
Perusahaan penggilingan Padi
22
11
Kios sarana Produksi
39
12
Penangkar benih Padi dengan Palawija
51
Jumlah
723
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan kabupaten Bogor 2009 2.4.2. Kelembagaan Peternak Tabel 9. Kelembagaan Peternak
No
Kelompok Ternak / Kunak
Jumlah (Kelompok)
1.
Tani ternak
78
2.
Kopnak
3
3
-
Giri Tani
-
Bintang resmi
-
KPS Bogor
Pengolahan Hasil ternak
19
-
Perusahaan
23
-
Usaha Rumah Tangga (Pangan)
2
-
Non Pangan
Jumlah
125
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor Tahun 2009 2.4.3. Kelembagaan Pembudidaya Ikan Tabel 10. Kelembagaan Pembudidaya Ikan
No
Jenis
Jumlah
1.
Pengolah hasil perikanan
35
2
Koperasi Perikanan
1
3
Himpunan Pembudidaya Ikan
5
4
Balai Benih Ikan
2
Jumlah
43
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor Tahun 2009 2.4.4. Kelembagaan Kehutanan / Perkebunan Rakyat Tabel 11. Kelembagaan Kehutanan / Perkebunan Rakyat No
Kelompok Kehutanan
Jumlah (Kelompok)
1.
KUP (Kelompok Usaha Produktif)
4
2.
SPKP (Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan)
1
3.
PKSM (Penyuluhan Kehutanan Swadaya Masyarakat)
4.
Penangkar Benih Buah-buahan dengan kayu-kayuan
52
5.
Perusahaan Penggergajian
16
6.
UPH
7
Jumlah
35 orang
115
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2009 2.4.5. Lembaga Penunjang Usaha Tani / Peternak / Pembudidaya / Kehutanan Tabel 12. Lembaga Penunjang Usaha Tani / Peternak / Pembudidaya / Kehutanan
Pusat Pelatihan Penyuluhan Pertanian Swakarsa (P4S) No 1.
Nama P4S Antanan
Pengelola Andi S
Lokasi Ds. Cimande
Jenis Usaha Kompos, salak pondoh
Kec. Caringin 2.
3.
4.
5.
6.
7.
Silih Asih
Mina Lestari
Nusa Indah
Melati
H. Zakaria
Ds. Ciburuy
Padi sehat,
Kec. Cijeruk
Ikan air tawar
Ds. Cinagara
Sayuran,
Kec. Caringin
Kolam air deras
Cucu Komalasari
Ds. Tamansari
Jamur Kayu,
Kec. Tamansari
Tanaman hias
Siti Maryam
Ds. Cimulang
Jamur Kayu,
Kec. Rcbungur
Tanaman Toga
Ds. Tugu Utara
Jamur kayu,
Kec. Cisarua
Kompos, bibit tan. kehutanan
Ds. Cibeuteung Muara
Ikan Gurame
Munir
Kaliwung Kalimuncar
Badri
Kopses
Tohawi, SH
Kec. Ciseeng 8.
Bunga Wortel H. Rahmat
Ds. Citeko Kec. Cisarua
9.
Kalicimandala Yaman
Ds. Batulayang Kec. Cisarua
10. Bina Sejahtera Harun AR
Ds. Cileungsi
Sayuran dat. Tinggi, peternakan
Sayuran dat. Tinggi sehat
Sayuran, kelinci, ikan
11. Darul Falah
Adih P
12. Karya Mekar Iis I.
Kec. Ciawi
lele
Kec. Ciampea
Tan. Hortikultura, kompos, kuljar
Ds. Karacak
Manggis, ekologi tanah, kehilangan hasil
Kec. Leuwiliang 13. Pandan Wangi Zulfakar
Ds. Karehkel
Padi, P3A Mitra Cai
Kec. Rumpin 14. Tepangsono
Ujang S
Ds. Cibatok II Kec. Cb.bulang
15. Karya Terpadu H. Danu
Ds. Sukamulya
Pepaya, pengolahan hasil
Padi
Kec. Sukamakmur 16. Karya Mandiri Abdul Rohim
Kec. Cigudeg
SRI, opak hati batang pisang (OHB)
17. Mitra Sejahtera
H. Jam
Ds. Cibatutiga
Padi/SDR
18. Baraya
Cecep HaerudinKec. Pamijahan
Kec. Jonggol Padi, lele
19. Intan Walagri Cecep Yosef
Kec. Pamijahan
20
Kec. Megamendung Lele
Jaya Sentosa
Nasrudin
Tan. Kehutanan
Sumber : BP4K Kabupaten Bogor Tahun 2009 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Penerima Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (BLM PUAP) No Nama Gapoktan
Lokasi Desa
Jumlah (Rp) Kecamatan
1.
Tani Maju
Tangkil
Caringin
100,000,000
2.
Bersaudara
Pasir Buncir
Caringin
100,000,000
3.
Suka Tani
Caringin
Caringin
100,000,000
4.
Dewi Sri
Ciburayut
Cigombong
100,000,000
5.
Sukagalih
Tugujaya
Cigombong
100,000,000
6.
Karya Mandiri
Ciasihan
Pamijahan
100,000,000
7.
Bina Usaha
Setudaun
Tenjolaya
100,000,000
8.
Sumber Rezeki Bojongjengkol
Ciampea
100,000,000
9.
Harapan
Cihideung Udik
Ciampea
100,000,000
10.
Tani Berkah
Laladon
Ciomas
100,000,000
11.
Mandiri Jaya
Cikarawang
Dramaga
100,000,000
12.
Subur Makmur
Ciherang
Dramaga
100,000,000
13.
Harum Manis
Cirimekar
Cibinong
100,000,000
14.
Sukahati
Sukahati
Cibinong
100,000,000
15.
Karya Bersama Pasirjambu
Sukaraja
100,000,000
16.
Maju Bersama
Cibatutiga
Cariu
100,000,000
17.
Silih Asih
Cikutamahi
Cariu
100,000,000
18.
Sari Alam
Babakan Raden
Cariu
100,000,000
19.
Rukun Tani
Citapen
Ciawi
100,000,000
20.
Bina Sejahtera
Cileungsi
Ciawi
100,000,000
21.
Makmur Jaya
Ciawi
Ciawi
100,000,000
22.
Karya Tani
Karacak
Leuwiliang
100,000,000
23.
Bersatu
Rawakalong
Gunungsindur
100,000,000
Jumlah
2,300,000,000
Sumber : BP4K Kabupaten Bogor Tahun 2009 Balai Benih Ikan (BBI) Di Kabupaten Bogor Lokasi
Luas Jenis-jenis Ikan Produksi Areal Yang per Tahun (Ha) dikembangkan (Ekor)
No Nama BBI Kecamatan
Desa
1
BBI Cibitung
Tenjolaya
Cibitung Tengah 2,6 Mas, Lele, Tawes, Patin
3.640.000
2
BBI Cibening
Pamijahan
Cibening
1.560.000
2,4 Mas, Nila, Tawes
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2009 2.5.
Teknologi yang Telah Diuji-Coba
Selain upaya perubahan PSK pelaku utama dan pelaku usaha, diperlukan pula diseminasi teknologi yang sesuai dengan karakteristik spesifik lokasi dominan usaha tani, yang tentunya berkaitan erat dengan kebutuhan teknologi pelaku utama akan jenis inovasi teknologi untuk diterapkan. Tabel 13. Inovasi Teknologi yang Diterapkan Tingkat Penerapan Teknologi (TPT) Pertanian *Tingkat Penerapan Teknologi (%) No
Komoditas 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Padi
55
50
50
55
60
50
45
50
50
50
2
Padi Gogo
50
50
45
50
55
45
50
40
45
45
3
Jagung
45
40
50
55
45
40
55
50
45
50
4
Kedelai
40
40
50
60
55
45
45
50
45
50
5
Kacang Tanah
50
45
50
45
50
45
50
55
45
55
Sumber : BP4K Kabupaten Bogor Tahun 2009 Keterangan : * Unsur Teknologi 1. Benih/Bibit
4. Pergiliran varietas
7. ZPT/PPC
2. Pengolahan Tanah
5. Pemupukan
8. Pengendalian Hama Terpadu
3. Jarak Tanam
6. Tataguna Air
9. Panen 10. Pasca Panen
Tingkat Penerapan Teknologi (TPT) Peternakan *Tingkat Penerapan Teknologi (%) No
Komoditas 1
2
3
4
5
6
7
1
Sapi
55
50
50
55
60 50 45
2
Kambing
50
35
45
50
55 45 50
3
Domba
45
40
50
55
45 40 55
4
Ayam
40
40
50
60
55 45 35
5
Itik
50
45
50
45
50 45 50
Sumber : BP4K Kabupaten Bogor Tahun 2009
Keterangan : * Unsur Teknologi 1. Bibit
4. Kandang
7. Pasca Panen dan pemasaran
2. Reproduksi
5. Penyakit
3. Pakan
6. Manajemen dan Pemeliharaan
Tingkat Penerapan Teknologi (TPT) Perikanan *Tingkat Penerapan Teknologi (%) No
Komoditas 1
2
3
4
5
6
7
1
Gurame
50
45
50
45
50 50
50
2
Nila
50
50
45
50
50 50
50
3
Lele
45
50
50
45
45 45
40
4
Patin
45
50
50
45
50 50
40
5
Mas
50
45
45
50
45 50
40
6
Bawal
45
55
50
45
45 45
50
Sumber : BP4K Kabupaten Bogor Tahun 2009 Keterangan : * Unsur Penerapan Teknologi 1. Pengaturan Kolam
4. Kualitas Air
6. Panen
2. Seleksi Induk/Benih
5.Pengendalian Hama Penyakit 7. Pasca Panen
3. Pakan Tingkat Penerapan Teknologi (TPT) Kehutanan No
Komoditas
*Tingkat Penerapan Teknologi (%) 1
2
3
4
5
6
1
Jamur Tiram
40
45
40
45
54
50
2
Lebah Madu
50
50
45
35
3
Pembuatan persemaian
45
50
50
45
45
45
4.
Hutan rakyat/kebun rakyat
50
30
35
45
35
Sumber : BP4K Kabupaten Bogor Tahun 2009 Keterangan : * Unsur Penerapan Teknologi pada Jamur Tiram 1. Persiapan alat dan bahan
3. Sterilisasi / pengukusan
5. inkubasi
2. Persiapan Media
4. Inokulasi
6. Pemeliharaan produksi
Keterangan : * Unsur Penerapan Teknologi pada lebah madu 1. Pembuatan stup lebah
3. Pemeliharaan
2. Pengisian Koloni
4. Panen Madu
Keterangan : * Unsur Penerapan Teknologi pada persemaian 1. Pembuatan Bedengan
3. Pemilihan Benih
2. Pengisian Polybag
4. Perendaman Benih
5. Penaburan Benih / Penyemaian 6. Pemeliharaan
Keterangan : * Unsur Penerapan Teknologi pada hutan/kebun rakyat 1. Pengairan
3. Penanaman
2. Pembuatan
4. Pemupukan
2.6.
5. Pemeliharaan Tanaman
Tingkat Pengelolaan Usaha Tani
Pengelolaan usaha tani sangatlah ditentukan dengan arah pendampingan dan pembinaan penyuluhan yang telah dan tengah dilakukan kaitannya dengan pengelolaan usaha tani, yang pada akhirnya
berpengaruh pada sistem yang digunakan dalam pengelolaan usaha tani. Tabel 14. Tingkat Pengelolaan Usaha Tani Realisasi Produksi dan Produktivitas Padi, Palawija, Sayuran dan Buah-buahan Produksi No
Komoditas
1. Padi a.
Padi Sawah
b.
Padi Gogo
Jumlah 2. Palawija a.
Jagung
b.
Kedelai
Jumlah 3. Umbi – umbian
Sasaran (Ton)
Produktivitas
Realisasi (Ton)
Sasaran
Realisasi
(Ku / Ha)
(Ku / Ha)
504.817
485.104
61.78
63.01
10.431
7.638
31.71
28.50
515.248
492.742
23.296
6.369
39,47
34.97
200
35
13.33
11,75
23.496
6.404
189.056
140.106
219.66
188.52
a.
Ubi Kayu
59.253
35.183
145.39
134.83
b.
Ubi Jalar
13.820
8.786
145.47
141.01
c.
Talas 262.129
183.975
2.934
1.337
13,87
12.66
430
29
10.78
10.22
Jumlah 4. Kacang – Kacangan a.
Kacang Tanah
b.
Kacang Hijau
Jumlah 5. Sayur – sayuran
3.364
1.366
4.315
4.213
145,12
150,99
8.467
4.499
106,35
77,57
a.
Wortel
b.
Bawang Daun
29.120
18.352
159.98
147,76
c.
Ketimun
15.863
14.340
96.97
100,91
d.
Kacang Panjang
5.299
5.209
97.86
72,25
e.
Cabe 63.064
46.613
8.170
5.456
-
104,95
14.070
22.008
-
108,28
3.500
2.116
-
52,08
800
2.580
-
4,37
26.540
32.160
Jumlah 6. Buah – buahan (Kg / Phn) a.
Durian
b.
Rambutan
c.
Manggis
d.
Nenas
Jumlah
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2009 *) Sasaran Produksi Komoditas Unggulan Pertanian Tahun 2010
No
Komoditas
1. Padi Sawah a.
Padi Sawah
b.
Padi Gogo
Jumlah 2. Palawija
Luas Tanam
Luas Panen
(Ha)
(Ha)
Produksi (Ton)
84.744
81.422
504.817
2.978
2.919
10.431
87.722
84.341
515.248
7.870
5.903
23.296
150 a.
Jagung
b.
Kedelai
Jumlah 3. Umbi – umbian
250
200
8.120
6.053
23.496
10.035
8.607
189.056
a.
Ubi Kayu
4.290
4.067
59.253
b.
Ubi Jalar
1.099
950
13.820
c.
Talas 15.414
13.624
262.129
2.200
2.112
2.934
420
399
430
2.620
2.511
3.364
838
796
8.467
313
297
4.315
1.722
1.636
15.863
570
542
5.299
1.916
1.820
29.120
5.359
5.091
63.064
Jumlah 4. Kacang – Kacangan a.
Kacang Tanah
b.
Kacang Hijau
Jumlah 5. Sayur – sayuran a.
Bawang Daun
b.
Wortel
c.
Kacang Panjang
d.
Cabe
e.
Ketimun
Jumlah
Jumlah Pohon Produksi (Ton) Menghasilkan 6. Buah – buahan
51.986
54.456
Produktivitas (Kg/pohon) 10.495
a.
Durian
b.
Rambutan
c.
Manggis
d.
Nanas
Jumlah/Rata-rata
203.242
22.008
10.828
40.631
2.116
5.208
590.113
2.580
437
885.972
81.160
26.968
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2009
Sasaran Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan Tahun 2010 No
Komoditas
Luas (Ha)
Produksi Bahan Mentah Produksi Olahan (Ton) (Ton)
1. Cengkeh
1.347,62
842,24
280,75
2. Kopi
2.503,18
6.406,17
1.281,23
3. Pala
765,40
542,16
135,54
7.572,60
28.039,96
7.009,99
59,05
105,10
26,28
6. Karet
851,72
2.592,33
518,47
7. Aren
116,05
486,06
97,21
8. Vanili
24,54
78,31
15,66
9. Lada
27,99
172,89
34,58
10. Kapolaga
37,70
62,02
12,40
11. Teh
50,54
73,48
14,70
4. Kelapa 5. Kelapa Hibrida
12. Kayu Manis
19,00
-
-
710,00
315,00
-
14. Kakao
4,80
1,62
0,41
15. Kemiri
12,00
16,20
5,40
14.102,19
39.733,54
9.432,62
13. Melinjo
JUMLAH
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2009
Data Perkembangan Populasi Jenis Ternak
No
Jenis Ternak
Jumlah Populasi (Ekor)
Luas lahan (Ha)
1
Sapi Potong
17.252
50.916,4
2
Sapi Perah
6.146
93.832,4
3
Kerbau
17,891
41.663,5
4
Kambing PE
4.103
100.627,4
5
Kambing Non PE
106,516
125.988,3
6
Domba
203,826
123.975,3
7
Ayam Ras Petelur
3,019.470
156
8
Ayam Ras Pedaging
11,588,274
349.632,8
9
Ayam Ras Pembibit
1,159.922
10,126
10
Itik
128,197
11
Puyuh
14,000
12
Aneka Ternak -
Kuda
-
Kelinci
-
Kera
Jumlah
392
12.918,1
10,222
2.130,4
2,477
17.265.036
911.966,6
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2009 *)
Data Realisasi Produksi Ternak 2009 No
Komoditas
1. Ternak Besar a.
Sapi
b.
Kerbau
Jumlah 2. Ternak Kecil a.
Kambing
b.
Domba
Produksi (Kg) 4,805,711 170,461
4976172 86,580 580,688
Jumlah
667268
3. Unggas
57,434,111
Daging
910,046
a.
Ayam Ras
b.
Ayam Buras
80,392
c.
Itik
Jumlah
58.424.549
Jumlah (1+2+3)
64.067.989
Telur (Kg)
27,753,790.65
a. Ayam Ras
602,920.11
b. Ayam Buras
839,206.83
c. Itik Jumlah
29.195.917.59
4 Sapi Perah/susu (liter)
10,843,756.56
Jumlah
10,843,756.56
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2009 Lokasi Penyebaran Ternak Tahun 2010 Lokasi Penyebaran
Jumlah
No Komoditas Kelompok 1
2
3
4
Sapi Perah
Sapi Potong
Kerbau
Desa
Kecamatan
Ekor
KK
Tirta Kencana
Tugu Selatan
Cisarua
20
10
Sejahtera
Banjarwaru
Ciawi
20
10
Sinar Tani
Singasari
Jonggol
30
10
Karya Mandiri
Kuta Mekar
Cariu
30
10
Tunas Harapan
Bagoang
Jasinga
10
10
Sejahtera
Cikuda
Parung Panjang
10
10
50
10
Kambing PE Arimba
Ciherang Pondoh Caringin
5
Domba
Warga Saluyu
Malasari
Nanggung
50
10
Bunga Mekar Wangi
Bojong jengkol
Ciampea
50
10
Pasir Tanjung
Tanjung Sari
50
10
Cibinong
Cibinong
50
10
Gerbang Desa
Taman Sari
Taman sari
960
WATAK
Gunung Malang Tenjolaya
Makmur Tani
Batu Layang
Cisarua
Mawar Bodas
Babakan
Ciseeng
Poktan Karisma
Rancabungur
Rancabungur
Cabe Rawit
Kabasiran
Parung Panjang
500
10
Mandiri
Cikahuripan
Klapanunggal
500
10
Neglasari Paguyuban Pecinta Setu 6
7
Kelinci
Itik
8
Ayam Buras Tanjung I
Taman sari
Taman sari
200
5
9
Puyuh
Situ Ilir
Cibungbulang
800
10
Bintang 3
Jumlah
205
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2009. Data Realisasi Produksi Perikanan 2009 No
Jenis Ikan
1. KAT ( Kolam Air Tenang )
Produksi (Ton)
Sasaran 2010
17,418.00Ikan Konsumsi
a.
Ikan Mas
2,701.051
b.
Ikan Nila
1298.68
c.
Ikan Nilem
2.93
d.
Ikan Mujair
29.21
e.
Ikan Gurame
f.
Ikan Tawes
272.17
g.
Ikan Patin
565.13
h.
Ikan Lele
9,738.17
i.
Ikan sepat Siam
j.
Ikan Tambakan
k.
Ikan Bawal
Jumlah 2 KAD ( Kolam Air Deras ) a.
Ikan Mas
b.
Ikan Nila
Jumlah 3 UPR ( Unit Pembenihan Rakyat ) a.
Ikan Mas
b.
Ikan Nila
c.
Ikan Nilem
d.
Ikan Mujair
e.
Ikan Gurame
f.
Ikan Tawes
g.
Ikan Patin
h.
Ikan Lele
i.
Ikan sepat Siam
j.
Ikan Tambakan
1,854.82
2.43 48.50 909.91 25,087.29 4,773.00 1,995.00
6,768.00 166,502.000 109,580.000 397.000 2,181.000 92,282.000 9,459.000 79,893.000 244,634.000 488.000 6,051.000 33.133.000
30.355,62
k.
Ikan Bawal
Jumlah 4 Jaring Apung a.
Ikan Nila
b.
Ikan Mas
Jumlah Karamba a.
744,600.00 87.00 156.00
243.00 32.00
Ikan Mas
Jumlah
32.00
Ikan Hias
5,070.000
a.
Ikan Corydoras
5,910,000
b.
Ikan Cupang
2,120.000
c.
Discus
9,299.000
d.
Gupi
3,174.000
e.
Ikan Koi
f.
Ikan Tetra
4,230.000
g.
Manvis
6,754.000
h.
Mas koki
2,192.000
i.
Oscar
4,810.000
j.
Plati Padang
3,540.000
k.
Rainbow
4,142.000
l.
Boster
1,260.000
m. Lohan
13,385.000
3,792.000
900.966,00
n.
Barbus
5,070.000
o.
Black Ghost
2,072.000
p.
Blue cherry
2,438.000
q.
Blue Eye
2,526.000
r.
Rochet
2,193.000
s.
Ikan Hias Lainnya Jumlah
84,517.000
89.664,00
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2009 *) Data Sebaran Pengembangan Perikanan Tahun 2010
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2009. Luas dan Produksi Hutan Rakyat No
Komoditas
Luas (Ha)
Produksi (m3)
1. Albasia
3.406,95
15.585,09
2. Mahoni
3.730,50
1.672,24
3. Afrika
1.522,02
3.578,42
528,07
10,85
5. Campuran
2.191,47
1.760,49
6. Bambu
3.966,64
1.984,75
4. Jati
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2009 III. TUJUAN PELAKSANAAN PENYULUHAN 3.1.
Tujuan Umum
Dalam melaksanakan penyelenggaraan penyuluhan, tentunya harus diawali dengan penetapan tujuan umum yang sangat dibutuhkan guna menentukan arah penyelenggaraan penyuluhan agar dapat
terjaga dengan baik fokus penyuluhan yang akan diterapkan, dengan tujuan umum sebagai berikut : 1.
Tanaman Pangan
§ Meningkatkan produktivitas dan produksi pangan dan hortikultura melalui intensifikasi dan diversifikasi usaha tani §
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia petugas maupun petani
§
Meningkatkan fungsi institusi / kelembagaan pedesaan
§ Meningkatkan akses petani pada lembaga keuangan, informasi, sarana produksi serta pemasaran §
Mensosialisasikan penganekaragaman pangan melalui diversifikasi pangan dan gizi
§
Menumbuhkan sentra-sentra produksi, informasi pasar dan kemitraan usaha.
§
Menumbuhkembangkan sentra komoditas unggulan
§
Menumbuh-kembangkan penangkar-penangkar benih.
2.
Perkebunan / Kehutanan
§
Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman perkebunan/kehutanan
§
Meningkatkan intensifikasi pekarangan dengan budidaya tanaman obat-obatan
§
Menumbuhkembangkan penangkar bibit tanaman perkebunan/kehutanan.
§ Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia petugas, pekebun, serta masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan 3.
Peternakan dan Perikanan
§ Mendorong peningkatan kemampuan pengetahuan keterampilan dan sikap Peternak dan pembudidaya ikan dalam melaksanakan pengembangan usahanya § Mendorong tumbuh dan kembangnya kelompok peternak dan pembudidaya ikan dalam melaksanakan fungsi dan perannya § Mendorong dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan penyuluhan bagi penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 4.
Dinamika Kelompok Tani
§ Meningkatkan kepemimpinan yang profesional di bidang usahanya dan dinamis dalam membina anggota dalam kelompok tani. §
Meningkatkan pembinaan kelompok tani / pekebun tentang agribisnis / agroindustri atau
pekerjaan lainnya yang diminati oleh masyarakat di pedesaan. §
Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian petani
§ Meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani, pekebun, serta masyarakat sekitar hutan, pembudidaya ikan. § Meningkatkan pembinaan terhadap tarunatani agar ikut serta mendukung pemerintah dalam mensukseskan pembangunan pertanian dan kehutanan yang berwawasan lingkungan. § Meningkatkan kemampuan petani / pekebun agar bisa akses ke lembaga keuangan atau sumber permodalan yang lain. 3.2.
Tujuan Khusus
3.2.1. Tanaman Pangan dan Hortikultura Dengan mengoptimalkan pemberdayaan keterlibatan secara aktif pelaku utama dan pelaku usaha sebagai mitra kerja, tujuan khusus yang dimiliki adalah sebagai berikut : Indikator Sasaran
Satuan
Tahun 2009
Target Tahun 2010
Produksi : Tanaman Pangan 1. Padi
Ton
492.742
515.158
2. Jagung
Ton
6.369
23.296
3. Kedelai
Ton
35
200
4. Kacang Tanah
Ton
1.337
2.394
5. Kacang Hijau
Ton
29
430
6. Ubi Kayu
Ton
140.106
189.056
7. Ubi Jalar
Ton
35.183
59.253
8. Talas
Ton
8.786
13.820
Tanaman Hortikultura
Ton
4.213
4.315
1. Wortel 2. Bawang daun
Ton
4.499
8.467
3. Ketimun
Ton
18.352
29.120
4. Kacang Panjang
Ton
14.340
15.863
5. Cabe
Ton
5.209
5.229
6. Durian
Kuintal
5.456
81.700
7. Rambutan
Kuintal
22.008
14.070
8. Manggis
Kuintal
2.116
3.500
9. Nanas
Kuintal
2.580
800
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2009 3.2.2. Peternakan Dengan mengoptimalkan pemberdayaan keterlibatan secara aktif pelaku utama dan pelaku usaha sebagai mitra kerja, tujuan khusus yang dimiliki adalah sebagai berikut : Indikator Sasaran
Satuan
Tahun 2009
Target Tahun 2010
Produksi :
Kg
64.067.989
92.894.217
1. Daging
Kg
29.195.917,59
40.661.366
Liter
10.843,756,56
10.843.127
Gr/kap/hr
4,72
4,86
kelompok
7
10
2. Telur 3. Susu Konsumsi : 4. Konsumsi Hewani / asal ternak Sentra agribisnis :
5. Peternakan Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2009 3.2.3. Perikanan Dengan mengoptimalkan pemberdayaan keterlibatan secara aktif pelaku utama dan pelaku usaha sebagai mitra kerja, tujuan khusus yang dimiliki adalah sebagai berikut : Indikator Sasaran Produksi : 1. Ikan Konsumsi 2. Ikan Hias 3. Benih Ikan Konsumsi : 4. Konsumsi Ikan Sentra Agribisnis: 5. Perikanan
Satuan
Tahun 2009
Target Tahun 2010
Ton
27.596.02
30.355,62
RE
87.052.50
89.664,00
RE
819.060.00
900.966,00
19,75
20,34
15
20
Kg/Kap/Thn
Kelompok
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor tahun 2009 3.2.4. Kehutanan Dengan mengoptimalkan pemberdayaan keterlibatan secara aktif pelaku utama dan pelaku usaha sebagai mitra kerja, tujuan khusus yang dimiliki adalah sebagai berikut : 1.
Jamur Tiram
§
Petani memahami persiapan alat dan bahan dari 70% menjadi 75%
§
Petani mampu mempersiapkan media dari 65% menjadi 70%
§
Petani menerapkan sterilisasi dari 70% menjadi 75%
§
Petani menerapkan inokulasi dari 65% menjadi 70%
§
Petani menerapkan inkubasi dari 60% menjadi 65 %
§ 2.
Petani memahami pemeliharaan dari 60% menjadi 65% Lebah Madu
§
Petani memahami pembuatan stup lebah dari 50% menjadi 55%
§
Petani mampu melakukan pengisian koloni dari 50% menjadi 55%
§
Petani menerapkan stndar pemeliharaan dari 55% menjadi 60%
§
Petani mampu melakukan proses pemanenan dari 65% menjadi 70%
3.
Persemaian
§
Petani memahami pembuatan bedengan dari 65% menjadi 70%
§
Petani memahami pengisian polibag dari 65% menjadi 70%
§
Petani menerapkan pemilihan benih dari 75% menjadi 78%
§
Petani menerapkan perendaman dari 60% menjadi 65%
§
Petani menerapkan penyemaian dari 70% menjadi 75%
§
Petani menerapkan pemeliharaan dari 75% menjadi 78%
4.
Hutan Rakyat / Kebun Rakyat
§
Meningkatkan pengairan / drainase sesuai dengan anjuran dari 50 % Menjadi 60%.
§
Meningkatkan pembuatan sesuai dengan anjuran dari 50 % Menjadi 60%.
§
Meningkatkan pemeliharan sesuai dengan anjuran dari 40 % Menjadi 50%.
3.2.5. Sosial Ekonomi 3.2.5.1. Sosial Pada akhirnya, penyelenggaraan penyuluhan dimaksudkan guna mencapai perubahan pada sisi sosial pelaku utama dan pelaku usaha, sebagaimana terurai sebagai berikut : a.
Meningkatkan penerapan “pembagian tugas” dari 45 % menjadi 50%
b.
Meningkatkan penerapan “kerjasama” dari 45 % menjadi 50 %
c.
Meningkatkan penerapan “ketaatan dan kesepakatan” dari 50 % jadi 55 %
d.
Meningkatkan penerapan “administrasi kelompok” dari 35 % menjadi 40 %
e.
Meningkatkan penerapan “rencana kerja” dari 30 % menjadi 35 %
f.
Meningkatkan penerapan “tempat pelayanan koperasi/TPK” dari 25 % menjadi 30 %
g.
Meningkatkan penerapan “partisipasi wanita” di kelompok dari
h.
Meningkatkan penerapan “partisipasi taruna tani” di kelompok dari 45 % menjadi 50 %
55 % menjadi 60 %
i. Meningkatkan penerapan “peningkatan produktifitas, pendapatan dan kesejahteraan petani” dari 60 % menjadi 65 % 3.2.5.2. Ekonomi Pada akhirnya, penyelenggaraan penyuluhan dimaksudkan guna mencapai perubahan pada sisi ekonomi pelaku utama dan pelaku usaha, sebagaimana terurai sebagai berikut : a.
Meningkatkan penerapan “tabungan kelompok” dari 15 % menjadi 20 %
b.
Meningkatkan penerapan “pengadaan fasilitas” dari 55 % menjadi 60 %
c.
Meningkatkan penerapan “agribisnis” dari 55 % menjadi 60 %
d.
Meningkatkan pemanfaatan jasa perbankan dari 20 % menjadi 25 %
e.
Meningkatkan penerapan “koperasi” dari 15 % menjadi 20 %
f.
Meningkatkan “kerjasama dengan pihak lain” dari 30 % jadi
35 %
IV. PERMASALAHAN 4.1.
Permasalahan Teknis / Non Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan (PSK)
4.1.1. Tanaman Pangan dan Hortikultura Tentunya seiring dengan berbagai upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan, pembenahan sekaligus penyempurnaan pembinaan serta pendampingan pelaku utama dan pelaku usaha sebagai bagian dari penyelenggaraan penyuluhan, masih terdapat beberapa masalah yang terus berkembang mengikuti dinamika pengembangan usahanya dengan tetap menjadikannya sebagai sebuah tantangan yang harus dicarikan solusinya atau bahkan dapat dijadikan sebagai sebuah peluang pada sektor tanaman pangan dan hortikultura, sebagai berikut : 1.
Padi Sawah •
45 % petani belum menggunakan benih/bibit sesuai anjuran
•
50 % petani belum melaksanakan pengolahan tanah sesuai anjuran
•
50 % petani belum menggunakan jarak tanam sesuai anjuran
•
45 % petani belum melaksanakan pergiliran varietas sesuai anjuran
•
40 % petani belum melaksanakan pemupukan yang berimbang
•
50 % petani belum melaksanakan tata guna air sesuai anjuran
•
55 % petani belum menggunakan ZPT/PPC sesuai anjuran
•
55 % petani belum melaksanakan pengendalian hama terpadu sesuai
•
50 % petani belum melaksanakan waktu dan cara pemanenan yang sesuai anjuran
•
50 % petani belum melaksanakan pasca panen yang sesuai anjuran
2.
Padi Gogo •
50 % petani belum menggunakan benih/bibit sesuai anjuran
•
55 % petani belum melaksanakan pengolahan tanah sesuai anjuran
•
55 % petani belum menggunakan jarak tanam sesuai anjuran
•
50 % petani belum melaksanakan pergiliran varietas sesuai anjuran
•
45 % petani belum melaksanakan pemupukan yang berimbang
•
55% petani belum melaksanakan tata guna air sesuai anjuran
•
50 % petani belum menggunakan ZPT/PPC sesuai anjuran
•
55 % petani belum melaksanakan pengendalian hama terpadu sesuai
•
55 % petani belum melaksanakan waktu dan cara pemanenan yang sesuai anjuran
•
55 % petani belum melaksanakan pasca panen yang sesuai anjuran
3.
Jagung •
55 % petani belum menggunakan benih/bibit sesuai anjuran
•
60 % petani belum melaksanakan pengolahan tanah sesuai anjuran
•
50% petani belum menggunakan jarak tanam sesuai anjuran
•
45 % petani belum melaksanakan pergiliran varietas sesuai anjuran
•
55 % petani belum melaksanakan pemupukan yang berimbang
•
60 % petani belum melaksanakan tata guna air sesuai anjuran
•
45 % petani belum menggunakan ZPT/PPC sesuai anjuran
•
50 % petani belum melaksanakan pengendalian hama terpadu sesuai
•
55 % petani belum melaksanakan waktu dan cara pemanenan yang sesuai anjuran
•
50 % petani belum melaksanakan pasca panen yang sesuai anjuran
4.
Kedelai •
60 % petani belum menggunakan benih/bibit sesuai anjuran
•
60 % petani belum melaksanakan pengolahan tanah sesuai anjuran
•
50% petani belum menggunakan jarak tanam sesuai anjuran
•
40 % petani belum melaksanakan pergiliran varietas sesuai anjuran
•
45 % petani belum melaksanakan pemupukan yang berimbang
•
55 % petani belum melaksanakan tata guna air sesuai anjuran
•
60 % petani belum menggunakan ZPT/PPC sesuai anjuran
•
50 % petani belum melaksanakan pengendalian hama terpadu sesuai
•
55 % petani belum melaksanakan waktu dan cara pemanenan yang sesuai anjuran
•
50 % petani belum melaksanakan pasca panen yang sesuai anjuran
5.
Kacang Tanah •
50 % petani belum menggunakan benih/bibit sesuai anjuran
•
55 % petani belum melaksanakan pengolahan tanah sesuai anjuran
•
50% petani belum menggunakan jarak tanam sesuai anjuran
•
55 % petani belum melaksanakan pergiliran varietas sesuai anjuran
•
50 % petani belum melaksanakan pemupukan yang berimbang
•
55 % petani belum melaksanakan tata guna air sesuai anjuran
•
40 % petani belum menggunakan ZPT/PPC sesuai anjuran
•
45 % petani belum melaksanakan pengendalian hama terpadu sesuai
•
55 % petani belum melaksanakan waktu dan cara pemanenan yang sesuai anjuran
•
45% petani belum melaksanakan pasca panen yang sesuai anjuran
4.1.2. Peternakan Tentunya seiring dengan berbagai upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan, pembenahan sekaligus penyempurnaan pembinaan serta pendampingan pelaku utama dan pelaku usaha sebagai bagian dari penyelenggaraan penyuluhan, masih terdapat beberapa masalah yang terus berkembang mengikuti dinamika pengembangan usahanya dengan tetap menjadikannya sebagai sebuah tantangan yang harus dicarikan solusinya atau bahkan dapat dijadikan sebagai sebuah peluang pada sektor peternakan, sebagai berikut : 1.
Sapi •
45 % peternak belum mengetahui seleksi bibit unggul sesuai anjuran
•
50 % peternak belum mengetahui reproduksi yang baik sesuai anjuran
•
50 % peternak belum mengetahui alternative pakan ternak yang lain
•
45 % peternak belum mengetahui kontruksi kandang yang baik sesuai anjuran
•
40 % peternak belum mampu mengatasi penyakit pada ternak
•
50 % peternak belum mengetahui manajemen dan pemeliharaan ternak yang baik sesuai anjuran
•
55 % peternak belum mengetahui tentang penanganan pasca panen dan pemasarannya.
2.
Kambing •
50 % peternak belum mengetahui seleksi bibit unggul sesuai anjuran
•
65 % peternak belum mengetahui reproduksi yang baik sesuai anjuran
•
55 % peternak belum mengetahui alternative pakan ternak yang lain
•
50 % peternak belum mengetahui kontruksi kandang yang baik sesuai anjuran
•
45 % peternak belum mampu mengatasi penyakit pada ternak
•
55 % peternak belum mengetahui manajemen dan pemeliharaan ternak yang baik sesuai
anjuran • 3.
50 % peternak belum mengetahui tentang penanganan pasca panen dan pemasarannya. Domba
•
55 % peternak belum mengetahui seleksi bibit unggul sesuai anjuran
•
60 % peternak belum mengetahui reproduksi yang baik sesuai anjuran
•
50 % peternak belum mengetahui alternative pakan ternak yang lain
•
45 % peternak belum mengetahui kontruksi kandang yang baik sesuai anjuran
•
55 % peternak belum mampu mengatasi penyakit pada ternak
•
60 % peternak belum mengetahui manajemen dan pemeliharaan ternak yang baik sesuai anjuran
•
45 % peternak belum mengetahui tentang penanganan pasca panen dan pemasarannya.
4.
Ayam •
60 % peternak belum mengetahui seleksi bibit unggul sesuai anjuran
•
55 % peternak belum mengetahui reproduksi yang baik sesuai anjuran
•
50 % peternak belum mengetahui alternative pakan ternak yang lain
•
55% peternak belum mengetahui kontruksi kandang yang baik sesuai anjuran
•
50 % peternak belum mampu mengatasi penyakit pada ternak
•
55 % peternak belum mengetahui manajemen dan pemeliharaan ternak yang baik sesuai anjuran
•
50 % peternak belum mengetahui tentang penanganan pasca panen dan pemasarannya.
5.
Itik •
50 % peternak belum mengetahui seleksi bibit unggul sesuai anjuran
•
55 % peternak belum mengetahui reproduksi yang baik sesuai anjuran
•
50 % peternak belum mengetahui alternative pakan ternak yang lain
•
55 % peternak belum mengetahui kontruksi kandang yang baik sesuai anjuran
•
50 % peternak belum mampu mengatasi penyakit pada ternak
•
45 % peternak belum mengetahui manajemen dan pemeliharaan ternak yang baik sesuai anjuran
•
50 % peternak belum mengetahui tentang penanganan pasca panen dan pemasarannya.
4.1.3. Perikanan Tentunya seiring dengan berbagai upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan, pembenahan sekaligus penyempurnaan pembinaan serta pendampingan pelaku utama dan pelaku usaha sebagai bagian dari penyelenggaraan penyuluhan, masih terdapat beberapa masalah yang terus berkembang mengikuti dinamika pengembangan usahanya dengan tetap menjadikannya sebagai sebuah tantangan yang harus dicarikan solusinya atau bahkan dapat dijadikan sebagai sebuah peluang pada sektor perikanan, sebagai berikut :
1.
Gurame •
50 % pembudidaya ikan belum mampu mengatur kolam untuk kesinambungan ketersedian produksi ikan
•
55 % pembudidaya ikan belum mampu menyeleksi induk ikan yang baik sesuai anjuran
•
50 % pembudidaya ikan belum melakukan pemberian pakan sesuai anjuran
•
55 % pembudidaya ikan belum mengetahui kulitas air yang baik untuk ikan.
•
50 % pembudidaya ikan belum mampu mengatasi hama penyakit yang muncul pada ikan gurame
•
50 % pembudidaya ikan belum mengetahui tatacara panen yang baik
•
50 % pembudidaya ikan belum bisa melakukan diversifikasi pengolahan ikan
2.
Nila •
50 % pembudidaya ikan belum mampu mengatur kolam untuk kesinambungan ketersedian produksi ikan
•
50 % pembudidaya ikan belum mampu menyeleksi induk ikan yang baik sesuai anjuran
•
55 % pembudidaya ikan belum melakukan pemberian pakan sesuai anjuran
•
50 % pembudidaya ikan belum mengetahui kulitas air yang baik untuk ikan.
•
50 % pembudidaya ikan belum mampu mengatasi hama penyakit yang muncul pada ikan
•
50 % pembudidaya ikan belum mengetahui tatacara panen yang baik
•
50 % pembudidaya ikan belum bisa melakukan diversifikasi pengolahan ikan
3.
Lele •
55 % pembudidaya ikan belum mampu mengatur kolam untuk kesinambungan ketersedian produksi ikan
•
50 % pembudidaya ikan belum mampu menyeleksi induk ikan yang baik sesuai anjuran
•
50 % pembudidaya ikan belum melakukan pemberian pakan sesuai anjuran
•
55 % pembudidaya ikan belum mengetahui kulitas air yang baik untuk ikan.
•
55 % pembudidaya ikan belum mampu mengatasi hama penyakit yang muncul pada ikan
•
55 % pembudidaya ikan belum mengetahui tatacara panen yang baik
•
60 % pembudidaya ikan belum bisa melakukan diversifikasi pengolahan ikan
4.
Patin •
55 % pembudidaya ikan belum mampu mengatur kolam untuk kesinambungan ketersedian produksi ikan
•
50 % pembudidaya ikan belum mampu menyeleksi induk ikan yang baik sesuai anjuran
•
50 % pembudidaya ikan belum melakukan pemberian pakan sesuai anjuran
•
55 % pembudidaya ikan belum mengetahui kulitas air yang baik untuk ikan.
•
50 % pembudidaya ikan belum mampu mengatasi hama penyakit yang muncul pada ikan
•
50 % pembudidaya ikan belum mengetahui tatacara panen yang baik
•
60 % pembudidaya ikan belum bisa melakukan diversifikasi pengolahan ikan
5.
Mas •
50 % pembudidaya ikan belum mampu mengatur kolam untuk kesinambungan ketersedian produksi ikan
•
55 % pembudidaya ikan belum mampu menyeleksi induk ikan yang baik sesuai anjuran
•
55 % pembudidaya ikan belum melakukan pemberian pakan sesuai anjuran
•
50 % pembudidaya ikan belum mengetahui kulitas air yang baik
•
55 % pembudidaya ikan belum mampu mengatasi hama penyakit yang muncul pada ikan
•
50 % pembudidaya ikan belum mengetahui tatacara panen yang baik
•
60 % pembudidaya ikan belum bisa melakukan diversifikasi pengolahan ikan
6.
Bawal •
55 % pembudidaya ikan belum mampu mengatur kolam untuk kesinambungan ketersediaan produksi ikan
•
45 % pembudidaya ikan belum mampu menyeleksi induk ikan yang baik sesuai anjuran
•
50 % pembudidaya ikan belum melakukan pemberian pakan sesuai anjuran
•
55 % pembudidaya ikan belum mengetahui kualitas air yang baik untuk ikan.
•
55 % pembudidaya ikan belum mampu mengatasi hama penyakit yang muncul pada ikan
•
55 % pembudidaya ikan belum mengetahui tatacara panen yang baik
•
50 % pembudidaya ikan belum bisa melakukan diversifikasi pengolahan ikan
4.1.4. Kehutanan Tentunya seiring dengan berbagai upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan, pembenahan sekaligus penyempurnaan pembinaan serta pendampingan pelaku utama dan pelaku usaha sebagai bagian dari penyelenggaraan penyuluhan, masih terdapat beberapa masalah yang terus berkembang mengikuti dinamika pengembangan usahanya dengan tetap menjadikannya sebagai sebuah tantangan yang harus dicarikan solusinya atau bahkan dapat dijadikan sebagai sebuah peluang pada sektor kehutanan, sebagai berikut : 1.
2.
Jamur Tiram •
60 % petani belum memahami dalam persiapan alat dan bahan yang sesuai
•
55 % petani belum memahami cara mempersiapkan media sesuai anjuran
•
60 % petani belum mampu melakukan strelisasi /pengukusan
•
55 % petani belum mampu melakukan inokulasi sendiri
•
46 % petani belum mampu melakukan inkubasi sendiri
•
50 % petani belum mampu melakukan pemeliharaan produksi yang berkesinambungan Lebah Madu
•
50 % petani belum mampu dalam pembuatan stup lebah
•
50 % petani belum mampu melakukan pengisian koloni
•
55 % petani belum mampu melakukan pemeliharaan
•
65 % petani belum mampu melakukan panen madu
3.
Pembuatan persemaian •
55% petani belum mampu membuat bedengan
•
50 % petani belum melakukan pengisian polybag yang benar
•
50 % petani belum mampu melakukan pemilihan benih yang bagus
•
55 % petani belum mampu melakukan perendaman benih yang baik
•
55 % petani belum mampu melakukan penyemaian benih yang baik
•
55 % petani belum mampu pemeliharaan
4.
Hutan Rakyat / Kebun Rakyat 50% petani belum mampu dalam pengairan yang baik
•
70 % petani belum dalam pembuatan hutan/kebun rakyat
•
65 % petani belum mampu melakukan penanaman yang sesuai anjuran
•
55 % petani belum mampu melakukan pemupukan sesuai anjuran
•
65 % petani belum mampu melakukan pemeliharaan tanaman
4.2.
•
Permasalahan Non Teknis / Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan (PSK)
4.2.1. Sosial Ekonomi 4.2.1.1. Sosial Disamping permasalahan teknis yang ditemui di wilayah binaan, muncul pula permasalahanpermasalahan lainnya yang bersifat non teknis pada sisi sosial yang tentunya akan sangat berpengaruh pula terhadap pengembangan usahanya jika tidak segera dilakukan penetapan solusi yang diiringi dengan aplikasinya, sebagai berikut : a.
58 % anggota kelompok tani belum sadar dalam menghadiri pertemuan
b.
51 % pengurus kelompok tani belum memahami pembuatan administrasi pembukuan kelompok
c. 50 % pengurus kelompok tani belum memahami pembuatan rencana kerja kelompok / RDK / RUK d.
50 % anggota kelompok tani belum memahami manfaat menabung
e.
45 % anggota tani masih lemah dalam informasi dan penerapan teknologi terkini
f. 65 % kelompok belum mampu mengelola dan memberdayakan kelembagaan tani dewasa, wanita dan taruna dengan memperhatikan komoditas baru
4.2.1.2. Ekonomi Disamping permasalahan teknis yang ditemui di wilayah binaan, muncul pula permasalahanpermasalahan lainnya yang bersifat non teknis pada sisi ekonomi yang tentunya akan sangat berpengaruh pula terhadap pengembangan usahanya jika tidak segera dilakukan penetapan solusi yang diiringi dengan aplikasinya, sebagai berikut : a. 64 % anggota kelompok tani belum melaksanakan pemupukan modal usaha tani dilakukan sesuai kebutuhan b.
61 % anggota kelompok tani dalam pengadaan sarana produksi masih dilakukan sendiri-sendiri
c.
60 % anggota kelompok tani dalam penjualan hasil masih dilakukan secara sendiri-sendiri.
d. 40 % anggota kelompok tani dalam hubungan kelembagaan dengan pihak perbankan masih lemah e.
60 % anggota kelompok tani masih belum menyadari manfaat usaha koperasi
f.
50 % anggota kelompok tani belum mampu membuat analisa usaha sendiri
V. PENUTUP Demikian Geografi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Tahun 2010 ini disusun, untuk dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan kinerja sekaligus sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan selama satu tahun di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan, sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing di wilayah binaannya demi perwujudan masyarakat Kabupaten Bogor yang bertaqwa, berdaya dan berbudaya menuju sejahtera. Terakhir Diperbaharui pada Rabu, 15 Juni 2011 23:09
http://bp4k.bogorkab.go.id/index.php? option=com_content&view=article&id=61:geografikabupaten-bogor&catid=42:artikel&Itemid=60
View more...
Comments