Gelombang Berdiri Dan Lokasi Kesalahan

December 19, 2017 | Author: Arie Cihasale | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

nnjgj...

Description

LAPORAN LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI GELOMBANG BERDIRI DAN LOKASI KESALAHAN

Disusun Oleh :

Kelas / Group

:

TT-5A / KEL 01

Nama Praktikan

:

Tejo Yulianto ( 1312030010 )

Partner

:

1. Enindita Putri S ( 1312030031 ) 2. Dian Septya Nignrum ( 1312030029 ) 3. Putri Ramdhany ( 1312030045 )

Tanggal Percobaan

:

TGL. Penyerahan Lap. : Nilai

3 November 2014 17 November 2014

:

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI PROGRAM STUDI TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2014 1

DAFTAR ISI Halaman Cover ........................................................................................................

i

Daftar Isi ...................................................................................................................

ii

A. B. C. D. E. F. G. H.

Tujuan ................................................................................................................... Pendahuluan ......................................................................................................... Alat dan Bahan Yang Digunakan ....................................................................... Diagram Rangkaian ............................................................................................. Langkah Kerja....................................................................................................... Hasil Percobaan .................................................................................................... Pembahasan .......................................................................................................... Kesimpulan ...........................................................................................................

Daftar Pustaka

GELOMBANG BERDIRI DAN LOKASI KESALAHAN I.

TUJUAN  Menentukan lokasi putus dan terhubung singkatnya kabel. 2

1 1 2 2 3 4 6 6

 II.

Menghitung penundaan phasa pada kabel

PENDAHULUAN Formasi gelombang berdiri pada saluran terhadap frekuensi, dapat digunakan untuk menentukan lokasi putusnya kabel atau terhubung singkatnya kabel. Metode yang digunakan : 1. Tegangan yang digunakan diberikan pada awal kabel dan diukur di sepanjang saluran. Jika kabel putus maka pada frekuensi tertentu tegangan akan maksimum di titik putus tersebut. Sedangkan pada awal kabel tegangan akan minimum. Dengan merubah – rubah frekuensi akan terjadi perubahan tegangan input secara periodik dan jarak antara frekuensi pada titik minimum tersebut tercatat sebagai ∆ f1. 2. Kemudian ujung kabel diberikan tegangan dengan cara seperti 1 akan didapatkan ∆ f2. 3. Dengan menggunakan rumus (1) didapatkan lokasi kesalahan atau lokasi putus dan terhubung singkatnya kabel. ∆f 2 LF= x Ltot … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..(1) (∆ f 1+ ∆ f 2) Untuk mencari lokasi terhubung singkatnya kabel juga dapat digunakan cara seperti di atas. Waktu tunda phasa : Merupakan pergeseran phasa anatar tegangan kabel diterminasi dengan impedansi karakterisitiknya 60 ohm. Persamaan Gelombang : Suatu pulsa yang dinyatakan dengan fungsi f(x) bila digeser sejauh a ke arah sumbu x positif dapat dinyatakan mempunyai persamaan f( x – a )

III.

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN No 1 2

Alat dan Bahan Oscilloscope Function Generator

Jumlah 1 1 3

3 4 5 6 7 IV.

Multimeter Metravo BNC to BNC 75 ohm Konektor BNC to banana Banana to banana

1 2 2 2 Secukupnya

DIAGRAM RANGKAIAN

4

V.

LANGKAH KERJA 1. Merangkai sirkit seperti pada gambar 1, berikan Vs 0 dBm, 10 KHz. 2. Mengukur V1 saat didapatkan tegangan minimum, menaikkan terus frekuensinya sehingga didapatkan tegangan minimum selanjutnya. 3. Mengulangi langkah 1 dan 2 untuk gambar 2. 4. Mengulangi langkah 1 dan 2 untuk gambar 3. 5. Mengulangi langkah 1 dan 2 untuk gambar 4.

VI.

DATA HASIL PERCOBAAN Tabel 1. Tabel saat tegangan minimum dan maksimum (Kabel terputus pada titik 75 m) Vmin ( V )

Frekuensi ( KHz )

Tegangan ( Vpp )

1 2 3 4

36.5 506.4 1820 3110

0.4 0.42 0.5 0.6 5

∆ f 1 ( KHz ) 169.9 1310 1290

5 6 Rata – Rata

4400 5610

0.7 0.79 1053.78 KHz

1290 1210

Tabel 2. Tabel saat tegangan minimum dan maksimum (Kabel terputus pada titik 25 m) Vmin ( V )

Frekuensi ( KHz )

Tegangan ( Vpp )

1 2 3 Rata – Rata

559.57 1630 5090

0.9 0.2 0.3 2265 KHz

∆ f 2 ( KHz ) 1070 3460

Tabel 3. Tabel saat tegangan minimum dan maksimum (Kabel terhubung singkat pada titik 75 m) Vmin ( V )

Frekuensi ( KHz )

Tegangan ( Vpp )

1 2 3 4 Rata – Rata

1100 2430 3780 5010

1 1 1.3 1.4 1300 KHz

∆ f 1 ( KHz )

1320 1350 1230

Tabel 4. Tabel saat tegangan minimum dan maksimum (Kabel terhubung singkat pada titik 25 m) Vmin ( V )

Frekuensi ( KHz )

Tegangan ( Vpp )

1 Rata – Rata

3320

1.4 3320KHz

∆ f 2 ( KHz )

Perhitungan Lokasi Kesalahan : - Saat tegangan minimum dan maksimum (kabel terputus pada jarak 75m dan 25m) Δf 1=1053.98  Δf 2=2265 Lokasi kesalahan = =

Δf 2 Δf 1+ Δf 2

x 100

2265 1053.98+2265

x 100

= 68.24 m -

Saat tegangan minimum dan maksimum (kabel terhubung singkat pada jarak 75m dan 25m) Δf 1=1300  6

Δf 2=3320 Lokasi kesalahan = =

Δf 2 Δf 1+ Δf 2 3320 1300+332 0

x 100 x 100

= 71,86 m

VII.

PEMBAHASAN DAN ANALISA Pada praktikum kali ini berjudul Gelombang berdiri dan lokasi kesalahan. Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan lokasi terputusnya kabel atau terhubung singkatnya suatu kabel koaksial pada saluran. Metode yang digunakan adalah dengan melihat respon frekuensi dari jarak serta frekuensi yang diberikan pada input. Pada percobaan pertama yaitu untuk hasil pada tabel 1 dan tabel 2 digunakan untuk mendeteksi putusnya kabel pada saluran. Pada percobaan pertama yaitu diputus pada jarak 75 m dengan mengganti nilai frekuensi input. Dari hasil dilihat bahwa semakin tinggi frekuensi yang dimasukan maka nilai tegangan yang terukur pada saluran semakin tinggi hal ini dikarenakan jarak diputusnya kabel jauh serta gelombang pantul yang kembali ke sumber semakin besar sesuai frekuensi yang ditinggikan pula. Pada percobaan kedua digunakan jalur terputus pada jarak 25 m. Nilai tegangan yang terukur cenderung naik namun tidak melebihi nilai input yaitu 4 Vpp. Hal ini diakibatkan pada jarak 25 m kabel mungkin belum terputus sehingga gelombang pantul yang kembali hampir sama dengan input jadi tidak menambah nilai tegangan yang terukur. Pada percobaan kabel terputus ini dapat dihitung bahwa saluran yang terputus berada pada jarak 75.8 m yang didapat dari hasil pada rata-rata tabel 1 dan tabel 2. Pada percobaan kedua bertujuan untuk melihat kabel yang terhubung singkat atau short. Metode yang digunakan sama dengan metode untuk melihat putusnya kabel. Pada hasil tabel 3 dengan saluran short pada jarak 75 m , bahwa semakin tinggi nilai frekuensi maka semakin besar pula nilai tegangan yang terukur, namun jumlah frekuensi yang mendapatkan nilai maksimum lebih sedikit daripada tabel 1. Pada tabel 4 pun demikian hasil tersebut sama dengan tabel 2 dimana nilainya cenderung meningkat namun tidak melebihi nilai input pada jarak 25 m. Jadi untuk praktikum kali ini untuk jarak kabel yang terhubung singkat terletak pada jarak 72,13 m pada saluran koaksial yang didapat dari hasil rata – rata tabel 3 dan tabel 4. 7

VIII. KESIMPULAN Dengan menggunakan metode gelombang berdiri, maka dapat ditemukan lokasi kesalahan atau putusnya kabel pada suatu rangkaian baik yang ada di atas dan di dalam tanah. Selain dengan menggunakan metode gelombang berdiri, menentukan lokasi terhubungsingkat dapat dicari dengan menggunakan metode menghitung waktu penundaan phasa pada kabel. Metode gelombang berdiri ini digunakan pada pencarian kerusakan kabel dalam tanah yang mengalami kerusakan. Dengan menggunakan metode ini, kabel yang rusak di dalam tanah tersebut dapat diketahui lokasi kesalahannya dengan menggunakan cara ini.

DAFTAR PUSTAKA http://erwin-heldy.blogspot.sg/2010/08/coaxial-cable-loss-kabel-koaksial-atau.html http://www.slideshare.net/EmyuRahmawan/materi-tugas-saluran-transmisi-danmatching-impedance

8

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF