Gas Tambang Dan Bahayanya

February 19, 2019 | Author: Fuad Bahasyim | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Gas Tambang Dan Bahayanya...

Description

GAS TAMBANG DAN BAHAYANYA

Udara pada kenyataannya merupakan kombinasi dari beberapa gas. Pada tambang bawah tanah, terdapat beberapa macam gas berbahaya. Gas ± gas ini  berasal dari proses ± proses yang terjadi dalam tambang baik itu dari bahan galian ataupun batuannya. Selain itu gas ± gas ini juga berasal dari mesin ± mesin yang digunakan pada tambang tamba ng bawah tanah. Beberapa macam gas berbahaya yang terdapat pada tambang bawah tanah : 1.

arbon K arbon

Dioksida (CO 2)

K arbon arbon

Dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau.

dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi

arbon K arbon

K etika etika

Dioksida

di atmosfer, ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan  saliva,  saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika seseorang bersendawa setelah meminum air berkarbonat (misalnya Coca Cola). Sumber CO2 yang ada di tambang dalam, berasal dari lapisan batuan,  pembakaran, peledakan, dan hasil pernafasan. Pada kandungan CO 2 = 0,5 % laju pernapasan manusia mulai meningkat. Pada kandungan CO 2 = 3 % laju  pernapasan menjadi dua kali lipat dari keadaan normal. Pada kandungan CO 2 = 10 % manusia hanya dapat bertahan selama beberapa menit. Campuran CO 2 dan udara dalam penambangan disebut ³ blackdamp´. blackdamp´. Pada manusia,

K arbon arbon

Dioksida dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, seperti; asma,  bronkitis, radang paru-paru, dll. 2.

Methane Metana

(CH4 )

adalah gas ringan, tidak berwarna, dan tidak berbau. Gas ini muncul

secara alami di tambang batubara bawah tanah sebagai akibat terbukanya lapisan batubara dan batuan di sekitarnya oleh kegiatan penambangan. Dari segi keselamatan tambang, keberadaan metan harus selalu dikontrol terkait dengan sifatnya yang dapat meledak. Gas metana dapat terbakar dan meledak  ketika kadarnya di udara sekitar 5-15 persen dengan ledakan paling hebat

  pada saat konsentrasinya 9,5 % pada saat terdapat sumber api yang memicunya. Pembentukan gas

Methan

(CH4) sejalan dengan proses pembatubaraan.

Selama proses pembatubaraan itu gas-gas methan terperangkap dan terkumpul dalam lapisan batubara (coal seam) dan juga dapat terjebak pada  batuan sampingnya. Pada waktu itu terjadi perobahan daya serapnya terhadap oksigen dan sebaliknya terjadi peningkatan kandungan karbon. Pada tambang   batubara bawah tanah, kecelakaan kerja yang paling ditakuti adalah kebakaran atau ledakan gas methan, karena gas methan adalah gas yang  paling mudah terbakar (the most common flammable gas). Gas methan tidak    berwarna, tidak berbau, lebih ringan dari udara, dan tidak beracun. Pada konsentrasi 5% dari volume udara saja gas ini sudah dapat terbakar ( lower  explosive limit ), yang setara dengan 100% LEL, sedangkan batas ledakan teratas (upper explosive limit ) pada 300% LEL atau sekitar 15% volume udara. 3.

K arbon Monoksida

(CO)

Adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dala m ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen.

K arbon

monoksida (CO) apabila terhisap ke

dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin) :

Hemoglobin + O2 ±> O2Hb (oksihemoglobin)

Hemoglobin + CO ±> COHb (karboksihemoglobin)

K onsentrasi

gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau

waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh

karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya. Berikut adalah gejala akibat keracunan

K arbon Monoksida

dalam berbagai

konsentrasi: 35 ppm (0.0035%)

: Pusing jika terdedah lebih dari 6 jam

100 ppm (0.01%)

: Pusing jika terdedah lebih dari 2 jam

200 ppm (0.02%)

: Pusing dalam rentang 2-3 jam

400 ppm (0.04%)

: Pusing hebat dalam rentang 1-2 jam

1,600 ppm (0.16%)

: Pusing dalam 45 menit. Tak sadar dalam 2 jam.

3,200 ppm (0.32%)

: Pusing dalam rentang 5-10 menit.

K ematian

dalam

30 menit. 6,400 ppm (0.64%)

: Pusing dalam waktu 1-2 menit.

K ematian kurang

dari 20 menit. 12,800 ppm (1.28%)

: Tak sadar dalam 2-3 tarikan napas.

K ematian

dalam

3 menit. 4.

Hidrogen Sulfida (H2S) Gas Hidrogen Sulfida tidak berwarna, gas beracun, dan gas yang dapat meledak. Merupakan hasil dekomposisi dari senyawa belerang. Gas ini sering disebut ³ stinkdamp´ (gas busuk) karena baunya yang seperti telur busuk. Berat jenisnya sedikit lebih berat dari pada udara.

Merupakan

gas yang sangat

  beracundengan ambang batas (TLV ± TWA) sebesar 10 ppm. Untuk waktu selama 8 jam terdedah (exposed ) dan untuk waktu singkat (TLV ± STEL) adalah 15 ppm. Walaupun gas H 2S mempunyai bau yang sangat jelas, namun kepekaan terhadap bau ini akan rusak akibat reaksi gas H 2S terhadap syaraf    penciuman. Pada kandungan H2S = 0,01 % untuk selama waktu 15 menit, maka kepekaan manusia akan bau ini akan hilang. 5. Sulfur Dioksida (SO2) Gas sulfur dioksida (SO2) atau disebut juga gas belerang terbentuk dari proses   peledakan atau pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur (sulfida). Gas SO2 sangat beracun, tidak berwarna, berbau belerang. Jika terhirup dalam   jumlah yang cukup banyak, dapat menimbulkan sesak nafas dan pusing-

  pusing atau mual. Gas ini berasal dari pembakaran senyawa belerang, misalnya pyrite, dan juga dari dalam motor bakar. Gas SO2 lebih berat daripada udara. Pada konsentrasi yang sangat kecilpun, dapat mengakibatkan iritasi terhasap mata hidung dan tenggorokan. 6.  Nitrogen Oksida (NOx) Gas Nitrogen sebenarnya merupakan gas inert, tetapi pada keadaan tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas yang sangat beracun. Tebentuknya dalam tambang bawah tanah sebagai hasil dari peledakan gas  buang dari motor bakar. Gas Nitrogen Dioksida bersifat beracun dan cukup  berbahaya, berwarna coklat kemerahan, lebih berat dari udara.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF