Gangguan Tidur Pada Usia Lanjut

July 13, 2018 | Author: Joko Tri Wahyudi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Gangguan Tidur Pada Usia Lanjut...

Description

Gangguan Tidur Pada Usia Lanjut

Disusun Oleh : Kelompok 1 Aprisai Seni Anita Edo Putra Zulkarnain Eska Nofitasari Feni Mayasari Irhan Jumarso  Joko Tri Wahyudi Romiko  Yuni Resianti

2009

KATA PENGANTAR 

Alhamdulillah puji syukur kami kepada Allah SWT karena atas ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, dan semoga makalah ini  bermanfaat bagi kita semua, yang notabene nya calon perawat-perawat profesioanal. Sebelumnya, pada makalah kami ini akan kami jelaskan tentang ganguan tidur   pada usia lanjut, semua akan kami jelaskan dengan terperinci. Akhirnya, tak ada gading yang tak retak, dan kita tahu semua walaupun manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dibanding makhluk-makhluk Allah yang lain, tetapi tak ada satupun manusia yang sempurna, jadi apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini, saya manusia biasa yang penuh dengan kesalahan memohon memohon maaf maaf yang yang sebesa sebesar-b r-besa esarny rnyaa dan kriti kritik k saran saran yang yang menduku mendukung ng untuk  untuk  kebaikan makalah ini sangat kami harapkan, dan akhirnya semoga makalah ini dapat  berguna bagi kita semua. Penulis

Kelompok I

2

DAFTAR ISI 1. Kata Pengantar................................................................................1 2. Daftar Isi.........................................................................................2 3. Bab I Pendahuluan..........................................................................3 1.1. Latar Belakang ....................................................................3 1.2. Rumusan Masalah................................................................3 1.2. Tujuan..................................................................................4 4. Bab II Pembahasan.........................................................................5 2.1. Pendahuluan........................................................................5 2.2. Klasifikasi Gangguan tidur.................................................6 2.3. Fisiologi Tidur Normal.......................................................8 2.4. Stadium Tidur Normal Pada Orang Dewasa......................9 2.5. Perubahan Tidur Pada Lansia...........................................10 2.6. Gangguan Tidur Pada Lansia............................................11 2.7. Gangguan Tidur Terkait Pernafasan.................................13 2.8. Restless Leg Syndrome danPeriodic Leg Movement.......16 2.9. Gangguan Tidur Akibat Kondisi Medik Umum...............16 2.10. Gangguan Tidur Akibat Gangguan Mental Lainnya......19 2.11. Penatalaksanaan Ganngua Tidur.....................................19 5. BAB III Kesimpulan.....................................................................23 6. Daftar Pustaka...............................................................................26

3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan Gangguan tidur pada lansia lansia merupakan merupakan keadaan dimana individu mengalami suatu perubahan dalam kuantitas dan kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa rasa tidak tidak nyaman nyaman atau atau mengga mengganggu nggu gaya gaya hidup hidup yang yang di ingink inginkan.l an.lans ansia ia rentan rentan terhadap gangguan tidur karena adanya tekanan pola tidur .Gannguan tidur pada lansia jika tidak segera ditangani akan berdampak serius dan akan menjadi gangguan tidur tidur yang yang kronis kronis.se .secar caraa fisiol fisiologi ogis, s, jika jika seseor seseorang ang tidak tidak mendap mendapatk atkan an tidur tidur yang yang cukup untuk mempertahankan kesehatan tubuh dapat terjadi efek-efek seperti pelupa, konfusi dan disorientasi.(mickey stanley ;2007;447)

1.2. Rumusan Masalah

Dalam makalah kami ini akan kami bahas tentang ; a. Bagaim Bagaimana ana Klas Klasifi ifikas kasii ganggua gangguan n tidur tidur ?  b. Bagaim Bagaimana ana Fisi Fisiolo ologi gi tidu tidurr norma normall ? c. Bagaim Bagaimana ana Peru Perubaha bahan n tidur tidur pada lansia lansia ? d. Bagaim Bagaimana ana satdiu satdium m normal normal tidur tidur orang orang dewas dewasaa ? e. Bagaim Bagaimana ana gangg gangguan uan tidur tidur pada lansia lansia ? f. Bagaim Bagaimana ana penatal penatalaks aksanaa anaan n medikn mediknya ya ? Semua akan saya bahas secara terperinci dalam makalah kami.

4

1.3. Tujuan

Denga Dengan n kami kami tuli tulisn snya ya maka makala lah h ini, ini, kami kami berh berhar arap ap pada pada kami kami sendi sendiri ri khususnya dan semua orang pada umumnya, bisa mengetahui apa itu ganguan tidur    pad padaa lans lansia ia dan dan apa-a apa-apa pa saja saja gang ganggua guan n tidur tidur pada pada lans lansia ia itu, itu, sert sertaa baga bagaim iman anaa  penatalaksanaannya.

5

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pendahuluan Tidur merupakan merupakan suatu proses proses otak yang dibutuhkan dibutuhkan oleh seseorang seseorang untuk  dapat berfungsi berfungsi dengan baik. Masyarakat Masyarakat awam belum begitu begitu mengenal gangguan tidur sehingga jarang mencari pertolongan. Pendapat Pendapat yang menyatakan menyatakan bahwa tidak  ada orang yang meninggal karena tidak tidur adalah tidak benar. Beberapa gangguan tidur dapat mengancam jiwa baik baik secara langsung (misalnya (misalnya insomnia yang bersifat bersifat keturunan dan fatal dan apnea tidur obstruktif) obstruktif) atau secara tidak langsung misalnya kecela kecelakaan kaan akibat akibat ganggua gangguan n tidur tidur.. Di Amerik Amerikaa

Serika Serikat, t, biaya biaya kecelak kecelakaan aan yang yang

 berhubungan  berhubungan dengan dengan gangguan gangguan tidur per per tahun sekitar sekitar seratu seratuss juta dolar. dolar. Insomnia Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan. Setiap tahun diperkirakan sekitar 20%-50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius. Prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi tinggi yaitu sekitar sekitar 67 %. Walaupun demikian, demikian, hanya satu dari delapan kasus yang menyatakan bahwa gangguan tidurnya telah didiagnosis oleh dokter. Lansia Lansia dengan depresi, depresi, stroke, penyakit penyakit jantung, penyakit paru, diabetes, diabetes, artritis, artritis, atau hipertensi hipertensi sering sering melaporkan melaporkan bahwa kualitas kualitas tidurnya tidurnya buruk dan durasi tidurnya tidurnya kurang bila dibandingkan dibandingkan dengan lansia lansia yang sehat. Gangguan tidur dapat meningkatka meningkatkan n biaya   penya penyakit kit secara secara keselu keseluruh ruhan. an.

Ganggua Gangguan n tidur tidur juga juga dikena dikenall sebagai sebagai penyeba penyebab b

morbiditas yang signifikan. signifikan. Ada beberapa dampak serius gangguan tidur pada lansia

6

misalnya misalnya mengantuk mengantuk berlebihan berlebihan di siang hari, gangguan gangguan atensi dan memori, memori, mood depresi, sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang tidak semestinya, semestinya, dan penurunan kualitas kualitas hidup. Angka kematian, kematian, angka sakit sakit jantung dan kanker lebih lebih tinggi pada seseorang seseorang yang lama tidurnya tidurnya lebih lebih dari 9 jam atau kurang kurang dari 6 jam per hari bila diban dibandi ding ngka kan n

denga dengan n sese seseor orang ang yang yang lama lama tidu tidurn rnya ya antar antaraa 7-8 7-8 jam jam per per hari. hari.

Berdasarkan Berdasarkan dugaan etiologiny etiologinya, a, gangguan tidur dibagi dibagi menjadi menjadi empat kelompok  yaitu, gangguan tidur tidur primer, gangguan tidur akibat gangguan mental lain, lain, gangguan tidur tidur akibat akibat kondis kondisii medik medik umum, dan ganggu gangguan an tidur tidur yang diinduk diinduksi si oleh oleh zat. Gangguan Gangguan tidur-bangun tidur-bangun dapat disebabkan disebabkan oleh perubahan fisiologis fisiologis misalnya misalnya pada  proses penuaan normal. Riwayat tentang masalah tidur, higiene tidur tidur saat ini, riwayat riwayat obat yang digunakan, laporan pasangan, catatan catatan tidur, serta polisomnogram malam hari perlu dievaluasi pada lansia lansia yang mengeluh gangguan tidur. Keluhan gangguan tidur yang sering sering diutarakan diutarakan oleh lansia yaitu yaitu insomnia, gangguan gangguan ritme tidur,dan tidur,dan apnea tidur 

2.2 KLASIFIKASI GANGGUAN TIDUR  I. Gangguan tidur primer

Gangguan Gangguan tidur primer primer adalah gangguan gangguan tidur yang yang bukan disebabkan disebabkan oleh gangguan mental lain, kondisi medik medik umum, atau zat. Gangguan tidur ini ini dibagi dua yaitu yaitu disomnia dan parasomnia. parasomnia. Disomnia Disomnia ditandai ditandai dengan gangguan pada jumlah, kualitas, dan waktu tidur. tidur. Parasomnia dikaitkan dengan perilaku tidur atau peristiwa peristiwa fisiologis yang dikaitkan dengan tidur, stadium tidur tidur tertentu atau perpindahan tidur-

7

  bangun. bangun. Disomnia Disomnia terdiri terdiri dari insomni insomniaa primer, primer, hipersom hipersomnia nia primer, primer, narkoleps narkolepsi, i, gangguan gangguan tidur yang berhubungan berhubungan dengan pernafasan, pernafasan, gangguan gangguan ritmik sirkadian sirkadian tidur, tidur, dan disomnia disomnia yang yang

tidak dapat diklasifi diklasifikasika kasikan. n.

Parasomnia Parasomnia terdiri terdiri dari dari

gangguan gangguan mimpi buruk, gangguan teror tidur, tidur, berjalan berjalan saat tidur, dan parasomnia parasomnia yang tidak dapat diklasifikasikan. II. Gangguan tidur terkait gangguan mental lain

Ganggua Gangguan n tidur tidur terkai terkaitt ganggua gangguan n mental mental lain yaitu

terdapa terdapatny tnyaa keluha keluhan n

gangguan gangguan tidur yang menonjol menonjol yang diakibatkan diakibatkan oleh gangguan gangguan mental lain (sering (sering karena gangguan gangguan mood) tetapi tidak memenuhi memenuhi syarat syarat untuk ditegakkan ditegakkan sebagai sebagai ganggua gangguan n tidur tidur tersen tersendir diri. i. Ada dugaan

bahwa bahwa mekani mekanisme sme patofisi patofisiolo ologik gik yang

mendasari gangguan mental juga mempengaruhi terjadinya terjadinya gangguan tidur-bangun. tidur-bangun. Gangguan Gangguan tidur ini terdiri terdiri dari: Insomnia Insomnia terkait aksis aksis I atau II dan Hipersomnia Hipersomnia terkait aksis I atau II. III. Gangguan tidur akibat kondisi medik umum

Gangguan akibat kondisi medik umum yaitu adanya keluhan gangguan tidur  yang menonjol menonjol yang diakibatkan diakibatkan oleh pengaruh pengaruh fisiologik fisiologik langsung kondisi kondisi medik  umum terhadap siklus tidur-bangun. IV. Gangguan tidur akibat zat

Yaitu adanya keluhan tidur yang menonjol akibat sedang menggunakan atau menghentikan menghentikan penggunaan penggunaan zat zat (termasuk (termasuk medikasi). medikasi). Penilaian Penilaian sistema sistematik tik terhadap terhadap seseorang seseorang yang mengalami mengalami keluhan tidur tidur seperti evaluasi evaluasi bentuk bentuk gangguan tidur 

8

yang spesifik, gangguan mental saat ini, kondisi medik umum, dan zat atau medikasi yang digunakan, perlu dilakukan

2.3 FISIOLOGI TIDUR NORMAL

Rata-r Rata-rata ata dewasa dewasa sehat membut membutuhka uhkan n waktu waktu 7½ jam untuk untuk

tidur tidur setiap setiap

malam. Walaupun demikian, ada beberapa orang yang membutuhkan tidur lebih lebih atau kurang. kurang. Tidur normal dipengaruhi dipengaruhi oleh beberapa beberapa faktor misalnya misalnya usia. Seseorang Seseorang yang berusia berusia muda cenderung cenderung tidur lebih banyak banyak bila dibandingkan dibandingkan dengan lansia. lansia. Waktu tidur tidur lansia lansia berkurang berkaitan dengan faktor ketuaan. Fisiologi tidur dapat dilihat melalui gambaran ekektrofisiologik sel-sel otak selama tidur. Polisomnografi merupakan merupakan alat yang dapat mendeteksi mendeteksi aktivitas aktivitas otak selama tidur. tidur. Pemeriksaan Pemeriksaan  polisomnografi sering dilakukan dilakukan saat tidur malam hari. Alat tersebut dapat mencatat aktivi aktivitas tas EEG, EEG,

elektr elektrooku ookulog lograf rafi, i, dan elektr elektromi omiogr ografi afi.. Elektr Elektromi omiogra ografi fi perife perifer  r 

 berguna  berguna untuk menilai gerakan gerakan abnormal saat tidur. tidur. Stadium Stadium tidur - diukur dengan  polisomnog  polisomnografi rafi - terdiri dari tidur rapid rapid eye movement (REM) dan tidur non-rapid non-rapid eye movement movement (NREM). (NREM). Tidur REM disebut disebut juga tidur tidur D atau bermimpi bermimpi karena karena dihubungkan dengan bermimpi atau tidur tidur paradoks karena EEG aktif selama fase ini. ini. Tidur NREM disebut juga juga tidur ortodoks atau tidur gelombang lambat atau tidur S. Kedua stadia ini bergantian dalam satu siklus yang yang berlangsung antara 70 120 menit. Secara umum ada 4-6 siklus NREM-REM yang yang terjadi setiap malam. Periode Periode tidur  REM I berlangsung berlangsung antara antara 5-10 menit. Makin larut larut malam, periode periode REM makin  panjang. Tidur NREM terdiri terdiri dari empat stadium yaitu stadium 1,2,3,4.

9

2.4 STADIUM TIDUR NORMAL PADA ORANG DEWASA  Stadium  Stadium 0 adalah adalah periode dalam keadaan keadaan masih bangun tetapi tetapi mata menutup. menutup. Fase

ini ditandai ditandai dengan gelombang gelombang voltase voltase rendah, cepat, 8-12 siklus siklus per detik. detik. Tonus otot meningkat. Aktivitas Aktivitas alfa menurun dengan meningkatnya rasa kantuk. Pada fase mengantuk terdapat gelombang alfa campuran.   Stadium 1 disebut onset tidur. Tidur dimulai dengan stadium NREM. Stadium 1

 NREM adalah perpindahan perpindahan dari bangun ke tidur. Ia menduduki menduduki sekitar 5% dari total waktu tidur. Pada fase ini terjadi penurunan aktivitas gelombang alfa (gelombang alfa menurun kurang dari 50%), amplitudo rendah, sinyal campuran, predominan beta dan teta, tegangan rendah, frekuensi 4-7 siklus per detik. detik. Aktivitas Aktivitas bola mata melambat, melambat, tonus tonus otot otot menuru menurun, n, berlan berlangsu gsung ng sekit sekitar ar 3-5 menit. menit. Pada Pada stadiu stadium m ini seseor seseorang ang mudah dibangunkan dan bila terbangun merasa seperti setengah tidur.  Stadium 2 ditandai dengan gelombang EEG spesifik yaitu yaitu didominasi oleh aktivitas aktivitas

teta, voltase rendah-sedang, kumparan tidur dan kompleks K. Kumparan tidur adalah gelombang ritmik pendek dengan frekuensi 12-14 siklus per detik. Kompleks K yaitu gelomb gelombang ang tajam, tajam, negati negatif, f, voltas voltasee tinggi tinggi,, diikut diikutii oleh oleh gelomb gelombang ang lebih lebih lambat lambat,, frekuensi 2-3 siklus per menit, aktivitas positif, dengan durasi 500 mdetik. Tonus otot rendah, nadi dan tekanan darah cenderung menurun. Stadium 1 dan 2 dikenal sebagai tidur dangkal. Stadium ini menduduki sekitar 50% total tidur.  Stadium  Stadium 3 ditandai ditandai dengan 20%-50% aktivitas delta, frekuensi 1-2 siklus siklus per detik,

amplitudo tinggi, dan disebut juga tidur delta. Tonus otot meningkat tetapi tidak ada gerakan bola mata.

10

  Stadi Stadium um 4  terj terjad adii jika jika gelo gelomb mban ang g delt deltaa lebi lebih h dari dari 50%. 50%. Stadi Stadium um 3 dan dan 4 suli sulitt

dibeda dibedakan. kan. Stadium Stadium 4 lebih lebih lambat lambat dari dari stadiu stadium m 3. Rekama Rekaman n EEG berupa berupa delta. delta. Stadium 3 dan 4 disebut juga tidur gelombang lambat atau tidur dalam. Stadium ini menghabiskan sekitar 10%-20% waktu tidur total. Tidur ini terjadi antara sepertiga awal awal malam malam dengan dengan setenga setengah h malam. malam. Durasi Durasi tidur tidur ini mening meningkat kat bila bila seseor seseorang ang mengalami deprivasi tidur.

2.5 PERUBAHAN TIDUR PADA LANSIA

Pola tidur-bang tidur-bangun un berubah sesuai sesuai dengan bertambahny bertambahnyaa umur. Pada Pada masa neonatus sekitar 50% waktu tidur tidur total adalah tidur REM. Lama tidur sekitar 18 jam. Pada usia satu satu tahun lama tidur tidur sekitar sekitar 13 jam dan 30 % adalah tidur REM. Waktu Waktu tidur menurun dengan tajam setelah itu. Dewasa muda membutuhkan waktu tidur 7-8  jam dengan NREM 75% dan REM 25%. Kebutuhan ini menetap sampai batas lansia. Lansia menghabiskan waktunya lebih banyak di tempat tidur, mudah jatuh tidur, tetapi juga mudah terbangun dari tidurnya. Perubahan yang sangat menonjol yaitu terjadi pengurangan pada gelombang lambat, terutama stadium 4, gelombang alfa menurun, dan meningkatnya frekuensi terbangun di malam hari atau meningkatnya fragmentasi tidur karena seringnya terbangun. Gangguan juga terjadi pada dalamnya tidur tidur sehing sehingga ga lansia lansia sangat sangat sensit sensitif if terhad terhadap ap stimu stimulus lus lingku lingkungan ngan.. Selama Selama tidur  tidur  malam, seorang dewasa muda normal akan terbangun sekitar 2-4 kali. Tidak begitu halnya dengan lansia, ia lebih sering terbangun. Walaupun demikian, rata-rata waktu

11

tidur total lansia hampir sama dengan dewasa muda. Ritmik sirkadian tidur-bangun lansia juga sering terganggu. Jam biologik lansia lebih pendek dan fase tidurnya lebih maju. Seringnya terbangun pada malam hari menyebabkan keletihan, mengantuk, dan mudah jatuh tidur pada siang hari. Dengan perkataan lain, bertambahnya umur juga dikait dikaitkan kan dengan dengan kecende kecenderun rungan gan untuk untuk tidur tidur dan bangun bangun lebih lebih awal. awal. Tolera Toleransi nsi terhad terhadap ap fase fase atau atau jadual jadual tidurtidur-bang bangun un menuru menurun, n, misaln misalnya ya sangat sangat rentan rentan dengan dengan  perpindahan jam kerja. 2.6 GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA

Gangguan tidur pada lansia dapat bersifat nonpatologik karena faktor usia dan ada pula gangguan tidur spesifik yang sering ditemukan pada lansia. Ada beberapa gangguan tidur yang sering ditemukan pada lansia.  Insomnia Primer 

Ditandai dengan: -

Keluha Keluhan n sulit sulit masuk masuk tidur tidur atau atau mempert mempertahan ahankan kan tidur tidur atau atau tetap tetap tidak tidak segar  segar  meskipun sudah tidur. Keadaan ini berlangsung paling sedikit satu bulan

-

Meny Menyeb ebab abkan kan pender penderit itaa aan n yang yang berm bermakn aknaa seca secara ra klinik klinik atau atau impa impair irme ment nt sosial, okupasional, atau fungsi penting lainnya.

-

Gangg Ganggua uan n tidu tidurr tidak tidak terja terjadi di secara secara eksklu eksklusi siff sela selama ma ada gangg gangguan uan menta mentall lainnya.

-

Tidak Tidak diseb disebabk abkan an oleh pengar pengaruh uh fisio fisiolo logi gik k lang langsu sung ng kondis kondisii medi medik k umum umum atau zat.

12

 Insomnia kronik 

Dise Disebut but juga juga inso insomn mnia ia psik psikof ofis isio iolo logi gik k

persi persist sten en.. Inso Insomn mnia ia ini ini dapat dapat

disebab disebabkan kan oleh oleh kecemas kecemasan; an; selain selain itu, itu, dapat dapat pula pula terjad terjadii akibat akibat kebias kebiasaan aan atau atau  pembelajaran atau perilaku maladaptif di tempat tidur. Misalnya, pemecahan masalah serius di tempat tidur, kekhawatiran, atau pikiran negatif terhadap tidur ( sudah  berpikir tidak akan bisa tidur). Adanya kecemasan yang berlebihan karena tidak bisa tidur menyebabkan seseorang berusaha keras untuk tidur tetapi ia semakin tidak bisa tidur.  Insomnia idiopatik 

Insomnia Insomnia idiopatik adalah insomnia insomnia yang sudah terjadi sejak kehidupan kehidupan dini. Kadang-kadang insomnia ini sudah terjadi sejak lahir dan dapat berlanjut selama hidup. hidup. Penyeb Penyebabny abnyaa tidak tidak jelas, jelas, ada dugaan dugaan diseba disebabkan bkan oleh oleh ketida ketidakse kseimb imbang angan an neurokimia otak di formasio retikularis batang otak atau disfungsi forebrain. Lansia yang tinggal sendiri atau adanya rasa ketakutan ketakutan yang dieksaserba dieksaserbasi si pada malam hari dapat menyebabkan tidak bisa tidur. Insomnia kronik dapat menyebabkan penurunan mood mood (risik (risiko o depresi depresi dan anxieta anxietas), s), menuru menurunkan nkan motiva motivasi, si, atensi atensi,, energi energi,, dan kons konsent entra rasi si,, sert sertaa meni menimb mbul ulkan kan rasa rasa mala malas. s. Kual Kualit itas as hidup hidup berkur berkuran ang g dan dan meny menyeb ebabk abkan an lans lansia ia ters tersebu ebutt lebi lebih h seri sering ng mengg menggun unaka akan n fasi fasili lita tass kese keseha hata tan. n. Seseor Seseorang ang dengan dengan insomn insomnia ia primer primer sering sering mempuny mempunyai ai riway riwayat at ganggua gangguan n tidur  tidur  sebelu sebelumny mnya. a. Sering Sering penderi penderita ta insomn insomnia ia mengob mengobati ati sendir sendirii dengan dengan obat obat sedati sedatiffhipnotik atau alkohol. Anksiolitik sering digunakan untuk mengatasi ketegangan dan kecemasan.

13

2.7 GANGGUAN TIDUR TERKAIT PERNAFASAN (APNEA TIDUR)

Gangguan Gangguan tidur terkait pernafasan atau Breathing-R Breathing-Relate elated d Sleep Disorders Disorders atau apnea tidur ditandai dengan episode berulang henti nafas yang menyebabkan terjad terjadiny inyaa hipoksi hipoksiaa dan terban terbangun gun berkal berkali-k i-kali ali.. Keadaa Keadaan n ini dapat dapat terjad terjadii akibat akibat gangguan ventilasi ketika tidur (hipoventilasi alveolar sentral). Gangguan tidur ini tidak disebabkan oleh gangguan mental lain dan tidak pula akibat langsung pengaruh fisiol fisiologi ogik k atau atau zat (terma (termasuk suk medika medikasi) si).. Pender Penderita ita sering sering mengel mengeluh uh mengant mengantuk  uk    ber berle lebi biha han n di sian siang g hari hari sehi sehing ngga ga mengg menggan angg ggu u fungs fungsin inya ya.. Rasa Rasa kant kantuk uk yang yang   berlebihan berlebihan ini terjadi terjadi akibat seringnya seringnya terbangun terbangun di malam hari karena penderita penderita   berus berusaha aha untuk untuk bernaf bernafas as normal normal.. Rasa Rasa kantuk kantuk sering sering muncul muncul pada situas situasii santai santai misaln misalnya ya ketika ketika membac membacaa dan menont menonton on TV atau atau dalam dalam pertem pertemuan. uan. Perist Peristiwa iwa-  peris peristi tiwa wa respir respirasi asi abnorm abnormal al yang yang terjad terjadii pada pada apnea apnea tidur tidur yaitu yaitu apnea apnea (episo (episode de   ber berhe hent ntii nafa nafas) s),, hipop hipopne neaa (res (respi pira rasi si lamb lambat at dan dan dang dangkal kal), ), dan hipov hipoven enti tila lasi si ( abno abnorm rmal al kada kadarr oksi oksige gen n dan dan karb karbon on diok dioksi sida da dara darah) h).. Epis Episod odee apne apneaa dapa dapatt dieksaserbasi oleh penggunaan obat-obat yang mendepresi susunan saraf pusat dan alkoho alkohol. l. Mendeng Mendengkur kur,, hipert hipertens ensi, i, dan penyak penyakit it kardio kardiovas vaskul kuler er berkai berkaitan tan dengan dengan apnea tidur. Bila sindrom apnea tidur derajatnya berat dan tidak diobati, gangguan fungsi jantung dapat terjadi dan mortalitas meningkat. Ada tiga bentuk apnea tidur yaitu: - Sindrom apnea tidur obstruktif  - Sindrom apnea tidur sentral - Sindrom hipoventilasi alveolar sentral.

14

Sindrom apnea tidur obstruktif adalah bentuk apnea tidur yang paling sering ditemukan. Sindrom ini ditandai dengan episode berulang obstruksi jalan nafas atas (apnea-hipop (apnea-hipopnea) nea) selama selama tidur. tidur. Biasanya Biasanya terjadi pada penderita yang sangat gemuk. Penderita biasanya tidur mendengkur (sangat keras) dan nafas pendek bergantian dengan episode diam yang berlangsung sekitar 20-30 detik. Dengkuran yang keras terjadi karena ia bernafas melalui aliran udara yang tersumbat sebagian. Adanya   periode periode diam atau berhenti berhenti nafas disebabkan disebabkan terjadiny terjadinyaa obstruksi obstruksi sempurna jalan nafas. nafas. Berhen Berhenti ti nafas nafas kadangkadang-kada kadang ng terjad terjadii 60-90 60-90 detik detik sehing sehingga ga bisa bisa terjad terjadii sianosis. Sebagian besar penderita tidak menyadari gangguannya ini. Sindrom apnea tidur sentral ditandai dengan penghentian episodik ventilasi ketika tidur (apnea dan hipopnea) tanpa obstruksi jalan udara. Gangguan ini sering terjad terjadii pada pada lansia lansia akibat akibat ganggua gangguan n jantun jantung g atau atau neurolo neurologik gik yang yang menggan mengganggu ggu regula regulasi si ventil ventilasi asi.. Mendeng Mendengkur kur ringan ringan sering sering ditemu ditemukan kan pada pender penderita ita dengan dengan gangguan tidur ini. Sind Sindro rom m

hipo hipove vent ntil ilas asii

alve alveol olar ar

sent sentra rall

dita ditand ndai ai

deng dengan an

gang ganggu guan an

 pengontrolan ventilasi yang mengakibatkan rendahnya kadar oksigen arteri. Bentuk  ini paling sering terjadi pada orang yang sangat gemuk dan adanya keluhan tidur   berlebihan di siang hari. Seseorang dengan apnea tidur sering mengeluh adanya rasa tidak enak di dada pada malam hari, rasa tercekik, dan kecemasan. Pasien mengalami ganggua gangguan n memori memori,, konsent konsentras rasii buruk, buruk, dan iritab iritabel. el. Ganggua Gangguan n mood mood (ganggu (gangguan an depresi mayor, distimia), gangguan cemas (gangguan panik) dan demensia sering

15

dikai dikaitk tkan an denga dengan n apne apneaa tidu tidur. r. Menga Mengant ntuk uk di siang siang hari hari dapat dapat meny menyeb ebab abkan kan kecelakaan misalnya tertidur saat berkendara. Selain itu, dapat pula terjadi impairmen okupasional dan sosial. Tanda-Tanda dan Gejala Apnea Tidur Obstruktif   Susunan saraf pusat 

- Somnolen berlebihan di siang hari - Gelisah nokturnal - Depresi - Deteriorasi kognitif  - Nyeri kepala di pagi hari - Berkurangnya dorongan seksual  Respirasi 

- Mendengkur  - Mulut dan tenggorok kering  Kardiovaskuler 

- Hipertensi - Gagal jantung - Atritmia  Renal 

- Enuresis, nokturia - Hematologi - Polisitemia

16

2.8 2.8 REST RESTLE LESS SS LE LEG G SYND SYNDRO ROME ME (RLS) RLS) dan dan PERIO ERIODI DIC C LE LEG G MOVEMENT (PLM)

Lansia Lansia dapat dapat mengal mengalami ami disfun disfungsi gsi neuromu neuromusku skular lar yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan tidur. Restless Leg Syndrome disebut juga sindrom Ekbom. Sindrom ini ditandai dengan adanya dorongan yang kuat untuk memindah-mindahkan kaki dengan cepat ketika ketika mau jatuh tidur. tidur. Gerakan-ger Gerakan-gerakan akan kaki sering sering bersamaan bersamaan dengan apnea tidur. Pasien Pasien sering sering mengeluh mengeluh adanya rasa sakit atau parestesia parestesia yang menjalar. menjalar. Kadangkadang kadang ada sensas sensasii sepert sepertii semut semut atau atau cacing cacing menjal menjalar ar di tungka tungkai. i. Gagal Gagal ginjal ginjal,, diabetes, anemia kronik, dan gangguan saraf perifer sering dihubungkan dengan RLS. Restless leg syndrome dapat pula diinduksi oleh neuroleptik, antidepresan, lithium, diuretik, dan narkotik. Agonis dopamin dapat mengurangi RLS. Narkotik juga efektif  tetapi harus hati-hati karena dapat menimbulkan resistensi. Periodic Leg Movement Movement disebut juga mioklonus nokturnal yaitu gerakan kaki  berulang, stereotipi, dan durasinya pendek. Gerakan berupa fleksi cepat dan periodik  tungka tungkaii dan telapa telapak k kaki. kaki. Preval Prevalens ensiny inyaa mening meningkat kat dengan dengan bertam bertambahn bahnya ya umur. umur. Ganggua Gangguan n ini dihubun dihubungka gkan n dengan dengan sebabsebab-seb sebab ab metabo metabolik lik,, vaskul vaskuler, er, anemia, anemia, defisiensi asam folat, dan gangguan neurologik.

2.9 GANGGUAN TIDUR AKIBAT KONDISI MEDIK UMUM Penyakit kardiovaskuler

Pasien Pasien angina angina dapat dapat mender menderit itaa insomn insomnia ia akibat akibat serang serangan an angina angina di malam malam hari. hari. Begitu pula pasien pasca infark jantung dan pasca bedah jantung sering mengeluh

17

insomnia. Tekanan darah secara normal menurun ketika tidur dan meningkat ketika   bangun. bangun. Kejadian-kej Kejadian-kejadian adian kardiovaskul kardiovaskuler er atau jantung jantung mengikuti mengikuti pola sirkadian sirkadian yaitu yaitu ganggua gangguanny nnyaa sering sering terjad terjadii antara antara pukul pukul 6-11 6-11 pagi. pagi. Aritmi Aritmiaa juga juga berkai berkaitan tan dengan tidur-bangun. Takikardia ventrikel sering terjadi antara pukul 4 dan 9 pagi. Pasien stroke akut dapat mengalami gangguan tidur baik insomnia atau hipersomnia. Sering Sering terbangun terbangun setelah setelah onset tidur dikaitkan dikaitkan dengan buruknya buruknya keluaran keluaran stroke. stroke. Pasien stroke

sering terbangun di malam hari. Nyeri kepala yang sering terjadi saat tidur - biasanya tidur REM, dapat menginterupsi tidur. Penyakit paru

Pasien penyakit paru obstruktif kronik sering terbangun dan mengalami penurunan efisiensi efisiensi tidur, juga lebih berisiko berisiko untuk apnea tidur; tidur; penggunaan penggunaan triazolam triazolam 0,25 mg malam hari cukup aman. Selain itu, penyakit asma dan hipoventilasi juga dapat menyebabkan menyebabkan sindrom apnea tidur obstruktif obstruktif.. Insomnia Insomnia juga sering sering pada penderita penderita asma; sekitar 60%-70% lansia terbangun tengah malam karena serangan asmanya. Obat seperti xanthine, beta adrenergik, dan steroid sistemik yang digunakan untuk  asma asma atau atau penyak penyakit it paru paru obstr obstrukt uktif if kronik kronik dapat dapat pula pula menyeb menyebabk abkan an insomn insomnia. ia. Gangguan Neurodegeneratif 

Sekitar 30% pasien Alzheimer mengalami gangguan tidur seperti kurang tidur, sering terbangun, bingung atau berjalan saat tidur, dan mengantuk di siang hari. Insomnia yang yang terjad terjadii dikait dikaitkan kan dengan dengan peruba perubahan han pola pola tidur tidur siangsiang-mal malam am yang yang biasan biasanya ya terjad terjadii pada awal penyak penyakit it.. Agitas Agitasii nokturn nokturnal al juga juga bisa bisa menyeb menyebabk abkan an insomn insomnia. ia.

18

Agitasi nokturnal dan insomnia sering menjadi alasan penderita dibawa ke rumah sakit. Penderita Alzheimer yang gangguan tidurnya lebih berat dapat mengalami   penurunan kognitif lebih cepat. Mereka lebih sensitif terhadap efek samping obat yang diresepkan untuk tidur  Penyakit Endokrin

Hipert Hipertiro iroidi idisme sme sering sering menimb menimbulka ulkan n insomn insomnia. ia. Walaupu Walaupun n demiki demikian, an, insomn insomnia ia kadang-kadang kadang-kadang dapat pula ditemukan ditemukan pada penderita penderita hipotiroid hipotiroidisme. isme. Sebaliknya Sebaliknya,, diabetes diabetes melitus melitus dapat pula menimbulkan menimbulkan insomnia. Hipoglikemia Hipoglikemia nokturnal nokturnal dan nokturi nokturiaa atau atau penurun penurunan an glukos glukosaa dapat dapat mening meningkat katkan kan rasa rasa kantuk. kantuk. Kurang Kurang tidur  tidur  merupak merupakan an sinyal sinyal untuk untuk mening meningkat katkan kan makan. makan. Kualita Kualitass tidur tidur lansia lansia penderi penderita ta diabetes lebih buruk daripada yang tidak menderita diabetes. Kanker

Insomnia sering terjadi pada penderita kanker. Penyakit Saluran Pencernaan

Ulku Ulkuss

pept peptik ikum um,,

hern hernia ia

hiat hiatus us,,

refl reflek ekss

gast gastro roes esof ofag agus us,,

atau atau

koli koliti tiss

dapa dapatt

menimbulkan insomnia. Hal ini dikaitkan dengan adanya nyeri nokturnal. Pasien gagal gagal hepar hepar juga juga dapat dapat mengal mengalami ami insomn insomnia. ia. Insomn Insomnia ia membur memburuk uk bila bila penyak penyakit it heparnya progresif. Ensefalopati hepatik ringan juga dapat menimbulkan insomnia. Penyakit Muskuloskeletal

Tidur Tidur sering sering tergan terganggu ggu akibat akibat penyaki penyakitt medik medik lain lain sepert sepertii artrit artritis, is, remati rematik, k, dan sindro sindrom m nyeri nyeri lainny lainnya. a. Terapi Terapi yang yang sesuai sesuai dapat dapat memper memperbai baiki ki tidur tidur (misal (misalnya nya,, analgesik untuk nyeri). Pasien sindrom fibromialgia sering mengeluh gangguan tidur.

19

2.10 GANGGUAN TIDUR AKIBAT GANGGUAN MENTAL LAINNYA Gangguan cemas dan depresi

Pola tidur pasien depresi berbeda dengan pola tidur pasien tidak depresi. Pada depresi terjadi gangguan pada setiap stadium siklus tidur. Efisiensi tidurnya buruk, tidur  gelombang gelombang pendek menurun, latensi REM juga turun, serta serta peningkatan peningkatan aktivitas REM. REM. Lansia Lansia dengan dengan keluha keluhan n insomn insomnia ia harus harus dipiki dipikirka rkan n kemung kemungkin kinan an adanya adanya depresi atau anksietas. Demensia dan Delirium

Gangguan tidur sering ditemukan pada demensia. Berjalan saat tidur di malam hari sering ditemukan pada delirium meskipun pada siang hari pasien terlihat normal. Pasien Alzheimer sering terbangun dan durasi bangunnya lebih lama. Tidur REM dan gelombang lambat meningkat 2.11 PENATALAKSANAAN GANGGUAN TIDUR  Farmakologik 

Benzodiazepin paling sering digunakan dan tetap merupakan pilihan utama untuk  meng mengat atas asii inso insomn mnia ia baik baik prim primer er maup maupun un seku sekund nder er.. Klor Kloral alhi hidr drat at dapat dapat pula pula   bermanfaat bermanfaat dan cenderung cenderung tidak tidak disalahgunak disalahgunakan. an. Antihista Antihistamin, min, prekursor prekursor protein protein seperti l-triptofan yang saat ini tersedia dalam bentuk suplemen juga dapat digunakan. Penggunaan jangka panjang obat hipnotik tidak dianjurkan. Obat hipnotik hendaklah digunakan dalam waktu terbatas atau untuk mengatasi insomnia jangka pendek. Dosis haru haruss

keci kecill

dan dan

dura durasi si

pemb pember eriian

haru haruss

singk ingkat at..

Benz Benzod odiiazep azepin in

dapa dapatt

direkomendasikan untuk dua atau tiga hari dan dapat diulang tidak lebih dari tiga kali.

20

Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan masalah tidur atau dapat menutupi   penyakit penyakit yang mendasari. Penggunaan benzodiazepin benzodiazepin harus hati-hati hati-hati pada pasien  penyakit paru obstruktif kronik, obesitas, gangguan jantung dengan hipoventilasi Triazolam tidak menyebabkan gangguan respirasi pada pasien COPD ringan-sedang yang mengalami insomnia. Neuroleptik dapat digunakan untuk insomnia sekunder  terhadap delirium pada lansia. Dosis rendah-sedang benzodiazepin seperti lorazepam digunakan digunakan untuk memperkuat efek neuroleptik neuroleptik terhadap tidur. Antidepresa Antidepresan n yang  bersifat sedatif seperti trazodone dapat diberikan bersamaan dengan benzodiazepin   pada pada awal malam. malam. Antide Antidepre presan san kadangkadang-kada kadang ng dapat dapat memper memperbur buruk uk ganggua gangguan n gerakan terkait tidur (RLS) Mirtaz Mirtazapi apine ne merupak merupakan an antide antidepre presan san baru baru golong golongan an noradr noradrene energi rgicc and specif specific ic serotonin antidepressant (NaSSA). Ia dapat memperpendek onset tidur, stadium 1   berku berkuran rang, g, dan mening meningkat katkan kan dalamn dalamnya ya tidur. tidur. Latens Latensii REM, REM, total total waktu waktu tidur, tidur, kontinuita kontinuitass tidur, tidur, serta efisiensi efisiensi tidur meningkat meningkat pada pemberian pemberian mirtazapi mirtazapine. ne. Obat ini efektif untuk penderita depresi dengan insomnia tidur  Non farmakologik   Higene tidur 

Memberikan lingkungan dan kondisi yang kondusif untuk tidur merupakan syarat mutlak mutlak untuk gangguan tidur. Jadual tidur-bangun tidur-bangun dan latihan latihan fisik fisik sehari-har sehari-harii yang teratu teraturr perlu perlu dipert dipertahan ahankan. kan. Kamar Kamar tidur tidur dijauhk dijauhkan an dari dari suasan suasanaa tidak tidak nyaman nyaman.. Penderita diminta menghindari latihan fisik berat sebelum tidur. Tempat tidur jangan dijadikan tempat untuk menumpahkan kemarahan.

21

Terapi pengontrolan stimulus

Terapi ini bertujuan untuk memutus siklus masalah yang sering dikaitkan dengan kesulitan memulai atau jatuh tidur. Terapi ini membantu mengurangi faktor primer  dan reaktif yang sering ditemukan pada insomnia. Ada beberapa instruksi yang harus diikuti oleh penderita insomnia: 1. Ke tempat tidur hanya ketika telah mengantuk. 2. Menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur. 3. Jangan menonton TV, membaca, makan, dan menelpon di tempat tidur. 4. Jangan berbaring-baring di tempat tidur karena bisa bertambah frustrasi jika tidak   bisa tidur. 5. Jika tidak bisa tidur (setelah beberapa menit) harus bangun, pergi ke ruang lain, kerjak kerjakan an sesuat sesuatu u yang yang tidak tidak membuat membuat terjag terjaga, a, masuk masuk kamar kamar tidur tidur setela setelah h kantuk  kantuk  datang kembali. 6. Bangun pada saat yang sama setiap hari tanpa menghiraukan waktu tidur, total tidur, atau hari (misalnya hari Minggu). 7. Menghindari tidur di siang hari. 8. Jangan menggunakan stimulansia (kopi, rokok, dll) dalam 4-6 jam sebelum tidur.  Sleep Restriction Therapy

Membatasi waktu di tempat tidur dapat membantu mengkonsolidasikan tidur . Terapi ini berman bermanfaat faat untuk untuk pasien pasien yang yang berbar berbaring ing di tempat tempat tidur tidur tanpa tanpa bisa bisa tertid tertidur. ur. Misalnya, bila pasien mengatakan bahwa ia hanya tertidur lima jam dari delapan jam

22

waktu yang dihabiskannya di tempat tidur, waktu di tempat tidurnya harus dikurangi. Tidur di siang hari harus dihindari. Lansia dibolehkan tidur sejenak di siang hari yaitu sekitar 30 menit. Bila efisiensi tidur pasien mencapai 85% (rata-rata setelah lima hari), waktu di tempat tidurnya boleh ditambah 15 menit. Terapi pembatasan tidur, secara berangsur-angsur, dapat mengurangi frekuensi dan durasi terbangun di malam hari. Terapi relaksasi dan biofeedback 

Terapi ini harus dilakukan dan dipelajari dengan baik. Menghipnosis diri sendiri, relaksasi progresif, dan latihan nafas dalam sehingga terjadi keadaan relaks cukup efektif untuk memperbaiki tidur. Pasien membutuhkan latihan yang cukup dan serius. Biofeedback yaitu memberikan umpan-balik perubahan fisiologik yang terjadi setelah rela relaks ksas asi. i. Umpan Umpan bali balik k ini ini dapat dapat meni mening ngkat katka kan n kesa kesada dara ran n diri diri pasi pasien en tent tentang ang  perbaikan yang didapat. Teknik ini dapat dikombinasi dengan higene tidur dan terapi  pengontrolon tidur. Terapi apnea tidur obstruktif 

Apne Apneaa

tidu tidurr

meng menggu gunak nakan an

obst obstru rukt ktif if dapa dapatt

diat diatas asii

pera perangk ngkat at gigi gigi (den (denta tall

deng dengan an meng menghi hind ndar arii

tidu tidurr

appl applia iance nce), ), menu menuru runk nkan an

tele telent ntan ang, g,

bera beratt

badan badan,,

meng menghi hind ndar arii obat obat-o -oba batt yang yang mene meneka kan n jala jalan n nafas nafas,, mengg menggun unaka akan n stim stimul ulan ansi siaa   perna pernafas fasan an sepert sepertii acetaz acetazolam olamide ide.. Nasal Nasal continu continuous ous posit positive ive airway airway pressu pressure re ditoleransi baik oleh sebagian besar pasien. Metode ini dapat memperbaiki tidur   pasien di malam hari, rasa mengantuk di siang hari, dan keletihan serta perbaikan fungsi kognitif.

23

BAB III KESIMPULAN

Tidur merupakan suatu proses di otak yang dibutuhkan seseorang untuk dapat   berfu berfungs ngsii dengan dengan baik. baik. Insomn Insomnia ia merupa merupakan kan ganggua gangguan n tidur tidur yang yang paling paling sering sering ditemu ditemukan kan.. Sekita Sekitarr 67% lansia lansia mengal mengalami ami gangguan gangguan tidur tidur.. Ganggua Gangguan n tidur tidur yang yang  paling sering ditemukan pada lansia yaitu insomnia, gangguan ritmik tidur, dan apnea tidu tidur. r. Berd Berdas asar arka kan n dugaa dugaan n etio etiolo logi giny nya, a, gangg ganggua uan n tidu tidurr diba dibagi gi menj menjad adii empat empat kelompok yaitu, gangguan tidur primer, gangguan tidur akibat gangguan mental lain, gangguan tidur akibat kondisi medik umum, dan gangguan tidur yang diinduksi oleh zat. Beberapa kondisi medik umum seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit paru, neurodegener neurodegenerasi, asi, penyakit penyakit endokrin, endokrin, kanker, dan penyakit penyakit saluran saluran pencernaan, pencernaan, serta   penyakit penyakit muskuloskel muskuloskeletal etal sering sering menimbulkan menimbulkan gangguan tidur. tidur. Gangguan Gangguan mental mental seperti depresi, anksietas, demensia serta delirium dapat pula menimbulkan gangguan tidu tidur. r. Pola Pola gang ganggua guan n tidu tidurr pada pada pend pender erit itaa depr depres esii berb berbed edaa denga dengan n yang yang tida tidak  k  menderita depresi; pada depresi terjadi gangguan pada setiap stadium gangguan tidur. Langkah pertama mengobati gangguan tidur adalah mengoptimalkan terapi terhadap  penyakit yang mendasarinya. Terapi farmakologik seperti Nasal continuous positive airway airway pressu pressure re ditole ditoleran ransi si baik baik oleh oleh sebagi sebagian an besar besar pasien pasien.. Metode Metode ini dapat dapat memperbaiki tidur pasien di malam hari, rasa mengantuk di siang hari, dan keletihan serta perbaikan fungsi kognitif. Beberapa tindakan bedah seperti UPP, UAS dan trak trakeo eost stom omii dapat dapat pula pula dila dilakuk kukan an untuk untuk memp memper erbai baiki ki apnea apnea tidu tidurr obst obstru rukt ktif if.. Penggunaannya sangat terbatas karena risiko morbiditas dan mortalitas yang cukup

24

tinggi. tinggi. benzodiazepi benzodiazepin n merupakan merupakan pilihan pilihan utama untuk mengatasi mengatasi gangguan gangguan tidur; tidur; walaupun demikian, lama penggunaannya harus dibatasi karena penggunaan jangka lama malah dapat menimbulkan masalah tidur atau dapat menutupi gangguan yang mendasarinya. Efek samping sedasi dapat menyebabkan kecelakaan seperti terjatuh. Obat-obat seperti antidepresan, neuroleptik dapat pula digunakan untuk gangguan tidur.

25

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id/#hl=id&q=gangguan+tidur+pada+lansia&start=10&sa=N&f   p=983862b504061180 http://medicastore.com/penyakit/317/Insomnia_kesulitan_tidur.html coll P. Sleep Disorders. In : Adelman AM, Daly MP, Weiss BD, eds. 20 Common Problems in Geriatrics. Boston. Mc Graw-Hill Companies, Inc;2001:187203.  National Sleep Foundation. Washington DC. Melatonin the basic facts. Juni 2004.

26

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF