August 29, 2018 | Author: Rico Siagian | Category: N/A
Download Gangguan Pada Fungsi Ganglia Basalis...
Tinjauan Pustaka Gangguan pada Fungsi Ganglia Basalis Yovinus Deny Universitas Kristen Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta, 11510
[email protected]
PENDAHULUAN Banyak hal yang sulit dimengerti mengenai mengenai tubuh manusia, Pada dasarnya jantung adalah alat tubuh yang berfungsi sebagai pemompa darah, yang sejak bayi dalam kandungan ibunya telah mulai bekerja, dan tidak akan berhenti selama hidup kita. Jika alat ini berhenti bekerja beberapa menit saja, berakhirlah hidup ini. Jantung juga dilengkapi dengan jaringan saraf yang secara teratur dan otomatis memberikan rangangan berdenyut bagi oto jantung. Dengn denyutan ini, jantung memompa darah yang kaya akan oksigen dan zat makanan ke seluruh tubuh temasuk arteri koroner, serta darah yang kurang oksigen ke paru-paru untuk mengambil oksigen.Adapun oksigen. Adapun tujuan dari penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk pemenuhan tugas, juga untuk memberi, pengetahuan, serta pembahasan lebih lanjut mengenai mekanisme sistem hantaran saraf, dan mengenai sistem saraf yang yang berhubunga n dengan jantung.
PEMBAHASAN
SUSUNAN SARAF OTONOM Konsep susunan saraf otonom Susunan saraf otono m ialah pengatur p engatur (regulator), penyelaras ( adjuster) dan ko ordinator aktivitas viseral vital, termasuk pencernaan, kontrol suhu badan, tekanan darah, dan banyak segi ekspresi pada perilaku emosional. Banyak kegiatan dilaksanakan dibawah tingkat kesadaran atau dikenal (recognize) dalam pikiran secara samar-samar. Sinonim bagi susunan ini mencerminkan ekspresi fungsional itu : susunan saraf tidak sadar, susunan saraf vegetatif, dan susunan eferen viseral umum.
1|Page
Fungsi
primer susunan saraf otonom ialah untuk membantu memelihara lingkungan intern yang
mantap atau millieu interne, dalam badan terhadap gaya-gaya yang cenderung menggantinya. Konsep yang mengungkapkan pemeliharaan keadaan mantap dalam lingkungan intern ialahhomestasis. Hal ini merupakan bentuk umpan balik negatif dan mencerminkan tingkat keseimbangan aktivitas. Misalnya suhu badan yang relatif konstan adalah menentukan bagi hewan berdarah panas untuk dapat bertahan hidup. Susunan saraf otonom terdapat baik dalam susunan sraf pusat maupun susunan saraf perifer. Secara klasik, susunan saraf otonom didefinisikan sebagai susunan motorik (eferen) yang mempersarafi organ viseral; oleh karena itu susunan ini dinamakan ³susunan eferen viseral umum´ menurut pandangan tradisional ini, baik susunan eferen (sensorik) viseral maupun somatik bekerja sebagai saluran input pada lengkung refleks, dengan menggunakan susunan eferen viseral umum sebagai saluran output.1 Pandangan dengan jangkauan lebih besar memperluas definisi lama sehingga susunan saraf otonom mencakup baik susunan aferen vis eral umum maupun eferen viseral umum. Kedua-dua definisi digunakan dan berlaku. Dalam pusat pengendalian otonom terbagi atas 3 1. Hipotalamus 2. Pons 3. Medulla oblongata Dalam kasus dengan jantung berdebar, didalam pusat pengendalian otonom, daerah pons yang juga berfungsi dalam pengaturan jantung. Pons Pons, bagian otak yang terletak diatas dan bawah medula oblongata otak kecil dan rongga ventrikel keempat. Pons adalah massa, luas tapal kuda berbentuk serabut saraf melintang yang menghubungkan medula oblongata dengan otak kecil. Hal ini juga titik asal atau penghentian untuk empat dari saraf kranial yang mentransfer informasi sensori dan motor impuls ke dan dari daerah wajah dan otak. Pons jug berfungsi sebagi jalur untuk serat saraf yang menghubungkan korteks otak 2
dengan otak kecil.
2
|Page
Mekanisme kerja jantung Cara Kerja Jantung Sistm sirkulasi memiliki 3 komponen: 1. Jantung yang
berfungsi
sebagai
pompa
yang
melakukan tekanan terhadap darah agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh. 2. Pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali ke jantung. 3. Darah yang berfungsi sebagai medium transportasi 3
dimana darah akan membawa oksigen dan nutrisi.
Gambar 1. Jantung
Proses Mekanis Siklus Jantung Jantung secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi jantung dan berelaksasi untuk mengisi darah. Siklus jantung terdiri atas periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastol terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi (mekanisme listrik jantung) ke seluruh jantung. 3
Sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi atau tahapan relaksasi otot jantung.
Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran-membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri. Hal ini disebabkan karena jantung memiliki mekanisme aliran listrik yang dicetuskannya sendiri guna berkontraksi atau memompa dan berelaksasi. Potensial aksi ini dicetuskan oleh nodus-nodus pacemaker yang terdapat di jantung dan dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan Ca++. Gangguan terhadap kadar elektrolit tersebut di dalam tubuh dapat mengganggu mekanisme aliran listrik jantung. Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung menyebar ke jaringan di s ekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan alat khusus. Rekaman aliran listrik jantung disebut dengan elektrokardiogram atau EKG. EKG adalah 3
|Page
rekaman mengenai aktivitas list rik di cairan tubuh yang dirangsang oleh aliran listrik jantung yang mencapai permukaan tubuh. Jadi EKG bukanlah rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.3 Berbagai komponen pada rekaman EKG dapat dikorelasikan dengan berbagai proses spesifik di jantung. EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis kecepatan denyut jantung yang abnormal, gangguan irama jantung, serta kerusakan otot jantung. Hal ini disebabkan karena aktivitas listrik akan memicu aktivitas mekanis sehingga kelainan pola listrik biasanya akan disertai dengan kelainan mekanis atau otot jantung sendiri.4 MEKANISME HANTAR SARAF Fisiologi Susunan saraf otonom bekerja lebih lambat daripada susunan somatik. Serbaut halus dengan konduksi lebih lambat dan kelambatan sinaps pada susunan saraf otonom berbeda dengan serabutyang bermielin lebih tebal dan berkonduksi lebih cepat pada saraf motorik somatik, sifat zat neurotransmitter yang berhubungan dengan kedua susunan ini adalah bermakna. Zat neurotransmitter asetilkolin dilepaskan pada sambungan sinaps antara tiap neuron praganglion dengan tiap neuron pascaganglion. A setilkolin dilepaskan pada tiap sambungan efektor parasimpatik antara neuron pascaganglion dan sel efektor, sedangkanneropinefrindilepaskan pada tiap sambungan efektor simpatik antara neuron pascaganglion dan sel efektor. A setilkolin ialah perantara kimiawi yang dilepaskan pada sambungan mioneural (lempeng akhir motorik) antara saraf motorik somatik dan otot sadar. Neurotransmitter yang dilepaskan oleh susunan saraf otonom mungkin menimbulkan respon atau eksitasi atau inhibisi dari efektor (misalnya, dapat merangsang atau menginhibisi kontraksi otot). Pada susunan saraf somatik, neurontransmitter (asetilkilin) selalu menimbulkan respin eksitasi (misalnya kontraksi wajib otot). Suatu efektor tidak sepenuhnya bergantung pada persarafan oleh susunan saraf otonom. Otot polos dan kelenjar memperlihatkan ³kebebesan fungsional´ nya dengan ridak mengalami atrofi jika kehilangan persarafannya organ itu tetap berfungsi. Berbeda dengan itu, otot sadar bergantung pada persarafan motorik somatiknya, jika kehilangan persarafannya, lama 5
kelamaan otot itu mengalami atrofi dan tidak berfungsi. Susunan saraf simpatik dan susunan parasimpatik
Susunan saraf simpatik dibagi menjadi dua bagian, simapatik dan parasimpatik. Umumnya, susunan saraf simpatik merangsang aktivitas yang dinyatakan paling dramatis danyang mobilasi pada keadaan darurat dan ketegangan (stress) juga dinamakan aktivitas ³fight, fright, and flight activities´ ( aktivitas berkelahi, takut dan lari ). Reaksi ini disertai penggunaan simpanan energi : percepatan kecepatan dan kekuatan denyut jantung, kenaikan tekanan darah, kenaikan kadar gula darah, dan 4
|Page
tekanan pada pengaturan bagian besar aliran darah ke otot sadar dengan mengurangi aliran ke visera dan kulit. Sungguhpun sistem ini bekerja setiap waktu dalam penyesuaian saat-ke-saat sepanjang hidup, namun namun bekerjanya tanpa hambatan ialah selama keadaan ketegangan. Berbeda dengan itu, susunan parasimpatik merangsang aktivitas yang berhubungan dengan konservasi dan restorasi simpanan energi p ada organis ma. Reaksi untuk melaksan akan fungsi itu ³berhubungan dengan penurunan kecepatan dan kekuatan denyut jantung, dengan penurunan tekanan darah, dan dengan perangsangan susunan cerna untuk memajukan pencernaan, gerak dan akhirnya eliminasi makanan yang dicerna dan air.5 Kerja kedua susunan berintegrasi dan tidak antagonis, dalam ekonomi tubuh susunan itu biasanya bekerja secara sinergis, sungguhpun kadang-kadang kerjanya dilaksanakan dengan tidak saling bergantungan. Kedua susuna n itu bekerja sama secara harmonis untuk memelihara aktivitas intern organisme pada tingkat yang sebanding dengan intensitas keadaan ketegangan, dan dengan keadaan 5
emosional individu.
Susunan saraf simpatik Perantara neurotransmitter pada sambungan efektor pascaganglion ialah norepinefrin (Noradrenalin), salah satu katekolamin. Dengan demikian susunan simpatik dirujuk sebagai sistem adrenergik dan serabut pascaganglionnya sebagai serabut adrenergik atau serabut nor adrenergik. Norepinefrin dideaktivasi secara lambat dalam tub uh. Beberapa neuron pasca ganglion pada susunan saraf simpatik ialah neuron kolinergik. Serabut kolinergik simpatik pascaganglion mempersarafi (1) beberapa pembuluh darah dalam otot sadar, dan (2) kebanyakan kelenjar keringat. Kelenjar keringat 5
tapak tangan dipersarafi oleh serabut adrenergik pascaganglion.
Susunan saraf simpatik disesuaikan (gear) supaya bekerja sebagai unit total dalam seluruh badan untuk masa waktu yang lama. Dengan demikian efek katekolamin susunan saraf simpatik dapat sangat luas dan bertahan lama.
Faktor
anatomi dan biokimia ikut berperanan pada aksi unit yang
berkepanjangan itu. Distribusi yang luas dan aktivitas yang bertahan lama terjadi karena (1) tiap neuron praganglion dengan akson pendek bersinaps dengan banyak neuron pascaganglion,yang masing-masing mempunyai akson panjang dengan banyak sambungan neuroefektor, dan (2) epinefrin kelenjar adrenal yang disebarkan liwat darah [lihat "Kelenjar Adrenal (Suprarenal)" lebih jauh dan neurotransmitter norepinefrin, sebagian besar berasal dari saraf simpatik adrenergik dan dideaktivasi secara lambat. Neuron dan sinaps adregenik beberapa monamin dianggap sebagai neuronsmitter dalam susunan saraf. Tiga diantaranya merupakan katekolamin persenyawaan organik yang terdiri dari inti katekol dan gugusan amin. Hubungan umpan balik antara NE dan tirosin hidroksilase apabila cadangan NE sedikit maka tirosin hidroksilasemenjadi aktif; apabila cadangan NE banyak maka terjadi kebalikannya. Setelah terbentuk, enzim-enzim diangkut dari badan-sel melalui angkutan akfit
5
|Page
dan arus aksoplasma, atau bersama dengan mikrotubul ke ujung saraf. Tirosin diambil dari aliran darah ke dalam neuron-neuron melalui angkutan aktif. Sintesis NE berlangsung di dalam badan-sel dan di dalam pelebaran-pelebaran ujung terminal akson. Dopamin memasuki vesikel berinti-padat (dense-core vesicles), yang menjadi tempat konversi dopamin menjadi NE. Antara 90 sampai 95 persen NE terdapat di dalam vesikel inti-padat (yang kadang-kadang juga disebut storage granules). Butir-butir itu berdiameter kira-kira 500°A, dengan inti pada elektron berdiameter 280°A. Ada kemungkinan vesikel inti-padat itu berasal dari mikrotubul. Bagian terbesar vesikel terdapat di dalam pelebaran-pelebaran. Menurut perkiraan terdapat 1500 granula dalam tiap pelebaran. NE terutama diikat dengan ATP (adenosintrifosfat) dengan perbandingan 4 NE terhadap 1 ATP. Sisa 5'sampai 10 persen NE terdapat di dalam aksoplasma atau pada membran plasma; sebagian terdapat dalam bentuk bebas yang tidak terikat pada ATP. Beberapa vesikel bening terdapat di dalam pelebaran.Beberapa vesikel inti-padat mungkin dibentuk dalam soma. Setelah disintesis oleh ribosom reti-kulum endoplasma, enzim-enzim dan komponen-komponen lain mungkin dipindahkan ke alat Golgi, di tempat mana zat-zat itu dikurung dalam vesikel yang dibatasi membran. NE mungkin disintesis dalam soma atau dalam akson pada saat vesikel "hanyut" secara somatofugal. Bagian terbesar NE dibuat di dalam terminal saraf. Tempat-tempat pembentukan NE itu menerangkan mengapa NE ditemukan 5
dalam jumlah yang berbeda-beda di seluruh neuron.
Secara normal, sejumlah kecil NE bebas dilepaskan dalam satuan kuantum (quantalunits) ke dalam celah sinaps. Satu kuantum mungkin kurang daripada kuantitas NE yang ditemukan dalam satu vesikel. Aktivitas jumlah yang kecil itu terhadap tempat reseptor pascasinaps menerangkan adanya potensial membran pascasinaps dengan gradasi yang sangat kecil (ekivalen dengan potensial lempeng-akhir motorik otot-otot). Suatu potensial aksi pada terminal saraf mencetuskan pemasukan beberapa ion kalsium ke dalam neuron, dan pemasukan ini mencetuskan, di dalam ujung saraf, terjadinya konversi NE yang terikat menjadi NE bebas dan pelepasan NE bebas ke dalam celah sinaps. Pelepasan NE bergantu ng pada ion kalsium. Kalsium adalah esensial bagi proses penggandengan elektrosekresi (electrosecretory coupling process) yakni konversi potensial aksi menjadi sekresi neurotransmitter. Menurut salahsatu konsep, beberapa vesikel sinaps t Saraf Otonom beragregasi dekat pada membran prasinaps dan setelah terjadi potensial a ksi, seluruh isi vesikel masing-masing dilepaskan dengan jalan eksositosis melalui lubang yang terbentuk dalam membran plasma, ke dalam celah sinaps. Setelah kejadian-kejadian yang dimulai oleh potensial aksi itu, kuantum NE yang banyak jumlahnya dalam celah sinaps bergabung dengan cukup banyak tempat reseptor pada membran pascasinaps untuk mendatangkan pembentukan potensial aksi pada neuron pascasinaps (susunan saraf pusat) atau pada efektor.5 NE yang dilepaskan ke dalam celah sinaps mengalami nasib yang beraneka (Gamb. 6²5). Ada yang bergabung dengan tempat reseptor pada membran pascasinaps. Bagian terbesar katek olamin yang dilepaskan secara sinaps, diinaktivasi denganam-bil-ulang (re-uptake) melalui angkutan aktif ke
6
|Page
dalam terminal saraf yang telah melepaskannya. Katekolamin ini berakhir di dalam vesikel sinaps atau di dalam pool ekstragranula. Sejumlah NE dalam celah berdifusi ke dalam sela-sela jaringan atau diserap pada bahan inert.Dua enzim ² monoamin oksidase (MAO) dan katekol-O-metiltransferasa (COMT)- terutama bersangkutan dengan degradasi metabolik katekolamin. MAO dipandang sebagai enzim intraneuron yang terletak sebagian besar di dalam membran-luar mitokondria atau di dal am aksoplasma. Enzim ini liwat deaminasi menkonversi katekolamin menjadi aldehidnya yang sesuai dengan bekerja terhadap gugusan amino. NAO mungkin bekerja terhadap NE bebas dan dopa dan berfungsi untuk mengatur jumlah NE dan dopa dalam ujung saraf, dengan demikian MAO mencegah akumulasi atau pelepasan NE dalam jumlah berlebihan dari terminal saraf. Katekol-O-metiltransferase dianggap melakukan katabolisme NE secara ekstrasel dengan O-metilasi; dengan demikian COMT mengakhiri k erja NE yang dilepaskan ke dalam celah sinaps. COMT menko-versi katekolamin dengan memindahkan gugusan metil dari gugusan katekol. Baik MAO maupun COMT 5
tidak terlibat dalam inaktivasi neu ro-trans-mitter dengan cepat.
Hipotesis katekolamin mengenai keadaan jiwa (mood) mengesankan bahwa kelompok zat kimia ini berperan pada keadaan depresi, eufori, dan ketenteraman (well-being). Turunnya kadar katekilamin dalam susunan saraf pusat menimbulkan "depresi katekolamin". Kadar katekolamin susunan saraf pusat yang lebih tinggi daripada normal mungkin mengakibatkan eufori. Beberapa obat anti-depresi (misalnya nialamid) merupakan inhibitor MAO, dan bekerja dengan menghinhibisi degradasi katekolamin. Kenaikan jumlah katekolamin yang terjadi mempunyai pengaruh antidepresi. Amfetamin berpengaruh terhadap jumlah NE dalam otak. Obat ini membendung ambil-ulang NE kedalam neuron, dan, selain itu, bekerja sebagai inhibi-tor MAO. Hal itu dianggap ikut menyebabkan eufori dan halusinasi yang mungkin timbul setelah pemberian obat itu. Penyalahgunaan amfetamin dengan pemakaian sinambung mungkin menimbulkan ''psikosis amfetamin" yang hampir tidak terbedakan dari schizofreni paranoid. Klorpromazin ternyata bermanfaat dalam pengecatan schizofreni. Klorpromazin bekerja dengan v lencegah ambil-ulang NE oleh ujung saraf, dan karena itu dengan menimbulkan lebih banyak aktivitas adrenergik. 5
Pemakaian klorpromazin untuk jangka lama mungkin mengakibatkan gejala-gejala yang mirip Parkinson.
Susunan saraf parasimpatik Zat neurotransmitter pada sambunga n efektor pascaganglion p arasimpatik ialah asetilko-lin. Karena itu, susunan parasimpatik dirujuk sebagai "Susunan kolinergik" dan serabut pascaganglionnya disebut "serabut kolinergik" (Gamb.6²5). Perantara kimia ini dengan cepat dideaktivasi oleh enzim kolinesterase di dalam daerah sin aps. Akibatnya tiap parasimpatik hanya singkat efekn ya. Susunan saraf parasimpatik dicoco kkan sedemikian hingga lebih banyak bekerja terhadap daerah yang jelas dan terbatas daripada merupakan res-pon besar-besaran di seluruh tubuh. Terjadinya respon lokal yang singkat terhadap rangsang spesifik adalah karena (1) tiap neuron pr asinaps ber-sinaps
7
|Page
dengan neuron pascaganglion yang jumlahnya terbatas; pada gilirannya, neuron pascaganglion itu masing-masing mengenakan a ksi efektornya terhadap sambungan neuroefektor (sel otot dan sel kelenasetilkolin secara besar-besaran. Misalnya, merosotnya tekanan darah bukanlah respon terhadap aksi umum oleh aktivitas asetilkolin t erhadap susunan kardiovaskulus; pada hakekatnya merosotnya tekanan darah itu ialah akibat inhibisi atas susunan saraf simpatik. Susunan parasimpatik merupaka n pengawet dan pemulih simpanan energi tubuh. Susunan p arasimpatik bergiat pada saat istirahat dan bersenang (content). Pada saat-saat itu terdapat perlambatan kecepatan dan kekuatan denyut' jantung, tekanan darah t urun, dan aktivitas susunan cerna bertambah melalui sekresi kelenjar dan peristaltik. Perlindungan mata terhadap penerangan yang bertambah (konstraksi pupil) dan perangsangan ekskresi nir-kencing dan tinja merupakan hasil aktivitas parasimpatik. Menurut alat-alat yang dipersarafi, bagian parasimpatik yang kreanial dikenal sebagai "pengawet sumberdaya tubuh" dan bagian sakral sebagai "mekanisme pengosongan". Lepas-muatan secara besar-besaran oleh seluruh susunan parasimpatik biasanya tidak terjadi. Lepas-muatan lebih dan secara besar-besaran yang berlebihan, bahkan mungkin merusak organisma; jantung mungkin diperlambat sedemikian hingga denyut jantung berkurang secara berlebihan. Susunan simpatik merupaka n penggerak t otal dan susunan parasimpatik ialah penggerak selektif. Seperti dinyatakan Cannon: "Saraf simpatik seperti pedal yang keras dan lembut, memodulasi semua nada bersama, persarafan kranial da n sakral seperti tuts-tuts (kaca spions) yang t erpisah".5
Anatomi Tiap sel efektor yang dipengaruhi susunan saraf otonom, dipersarafi oleh urutan dua neuron yang dinamakan masing-masing neuron praganglion dan neuron pascaganglion. Tiap neuron praganglion mempunyai badan s el (dan dendrit) yang terletak di dalam susunan saraf pusat, aksonnya sedikit bermielin da berjalan melalui saraf perifer dan berakhir dengan bersinaps dengan neuron pascaganglion. Tiap neuron pascaganglion mempunyai badan sel yang ditemukan dalam ganglion yang terletak diperifer ( artinya diluar susunan saraf) dan akson tanpa mielin yang berakhir pada atau dekat sel efektor. Susunan saraf otonom mempersarafi tiga jenis sel efektor, sel otot (polos) tidak sadar, sel otot jantung, dan sel (sekresi) kelenjar. Berbeda dengan itu, tiap sel efektor yang dipengaruhi susunan motorik somatik dipersarafi oleh neuron dengan badan sel (dan dendrit) yang terletak didalam susunan saraf pusat dan dengan akson yang berjalan lewat saraf perifer dan langsung bersinaps pada lempeng akhir motorik dengan sel otot sadar. Susunan motorik somatik mempersarafi hanya satu jenis sel efektor : sel otot (seran-lintang) sadar (termasuk otot intrafusal pada kumparan neuromuskul). Secara anatomis, hubungan terminal saraf otonom dengan otot polos, otot jantung dan sel kelenjar belum terpecahkan, ujung terminal tidak membentuk lempeng aktif yang dapat ditentukan, pada sel sasaran ini. Zat kimia neurotransmitter dilepaskan dari terminal akson dan bekerja terhadap beberapa sel efektor. Saraf spinal susunan saraf somatik membentuk cabang-cabang 8
|Page
yang saling gabung pada pleksus (misalnya pleksus servikal, brakial, atau lumbosaklar) yang relatif sederhana dan terletak di proksimal. Berlawanan dengan itu, saraf susunan saraf otonom membentuk pleksus yang terletak di peri fer dan yang merupakan an yaman kompleks sepanjang pembuluh darah dan organ yang bersangkutan. Pleksus terminal ini mencakup pleksus jantung, paru, mesentrik dan panggul. Sistem saraf otonom terbagi atas 2 rangkaian sel saraf, Saraf preganglionik dan saraf postganglionik, dalam sistem saraf otonom terbagi 2 yaitu saraf simpatik (ortosimpatik) dan saraf parasimpatik.1 Saraf simpatik (ortosimpatik) Susunan saraf simpatik juga dinamakan susunan saraf torakolumbal (aliran keluar torakolumbal) oleh karena semua neuron praganglion susunan ini muncul dari sumsum tulang belakang lewat akar motorik semua saraf-spinal torakal dan kedua lumbal atas. Neuron praganglion berakhir dan bersinaps dengan neuron pascaganglion yang terletak atau dalam ganglion paravertebra (rantai ganglion) atau dalam ganglion pravertebra. Rantai ganglion paravertebra ialah sederetan ganglion yang terletak pada dan sepanjang tulang belakang bagian tulang, membentaang dari daerah servikal atas sampai koksigenal. Beberapa hubungan sinaps antara neuron praganglion dan neuronpascaganglion digeser dari ganglion paravertebra ke saraf spinal. Hubungan yang digeser ini dinamakan ganglion intermedium. Apabila ada, ganglion ini mungkin tidak sampai terangkat pada simpatektomi paravertebra. Ganglion itu tidak t erjangkau pada ³simpatektomi lengkap´.1 Neuron praganglion berpoyeksi dari sumsum tulang belakang ke ganglion paravertebra berjalan berturut-turut melalui akar ventral, saraf spinal dan ramus komunikans putih. Ramus ini dinamakan ramus putih oleh karena serabut praganglion bermielin. Banyak serabut turn atau naik melalui beberapa ganglion paravertebra. Neuron pascaganglion pada ganglion paravertebra mencapai sel efektornya lewat beberapa jalan. Beberapa serabut kembali ke saraf spinal lewat ramus kelabu (warna kelabu karena serabut pascaganglion tidak bermielin) dan kemudian didistribusi ke otot polos (pembuluh darah, folikel rambut) dan kelenjar keringat kulit, anggota badan dan dinding badan. Serabut lain membentuk saraf kecil dan pleksus sekeliling p embuluh darah utama dan sampai pada pembuluh darah yang lebih kecil dan organ dikepala, leher, dan toraks. Serabut praganglion sampai di ganglion parvertebra (terletak dalam abdomen) berturut-turut melalui akar ventral, saraf-spinal, ramus putih dan saraf-saraf kecil yang berkahir dalam ganglion. Serabut pascaganglion mencapai sel efektornya lewat pleksus perivaskular dan didistribusikan ke pembuluh darah dan organ abdomen dan panggul Ganglion pravertebra (kolateral) terletak dalam abdomen berdekatan dengan aorta dan cabang-cabang utamanya, yang memberi nama pada ganglion itu (ganglionseluakm mesentrik superior, mesentrik inferior dan lain-lain; ganglion seliak dan saraf-saraf yang berhubungan dengan ganglion itu dikenal sebagai pleksus solar). Ganglion pravertebra menerima persaratannya dari neuron 9
|Page
dengan badan sel dalam keenam segmen torakal bawah dan dua segmen lumbal pertama. Neuron pasca-ganglion dalam ganglion ini mempunyai akson yang berakhir di distal dalam hubungan dengan otot polos dan kelenjar pada visera abdomen dan panggul serta pembuluh darahnya, termasuk yang terdapat pada susunan pencernaan, kencing dan kelamin. Bagian medula kelenjar suprarenal dipersarafi oleh neuron praganglion. Neuron praganglion lebih sedikit daripada neuron pascaganglion. Tiap serabut praganglion bersinaps dengan sebanyak 30 tau lebih neuron pascaganglion (neuron-neuron pascaganglion yang dipersarafi oleh suatu neuron praganglion mungkin terletak dalam beberapa ganglion).
Pada
gilirannya tiap neuron pascaganglion menerima perangsangan lewat sinaps dari banyak neuron praganglion ± suatu ekspresi konvergensi. Akson neuron praganglion susunan simpatik realtif pendek sedangkan akson neuron pascaganglion relatif panjang, dengan banyak cabang terminal. Refleks
simpatik lengkung refleks viseral otonom terdiri dari urutan (1) neuron aferen (neuron
aferen viseral umum), (2) inteneuron zat kelabu dan (3) urutan dua neuron eferen (neuron viseral) umum praganglion. Neuron pascaganglion mempersarafi otot tidak sadar, otot jantung dan sel kelenjar. Neuron aferen menghantarkan dari struktur visera lewat saraf somatik dan viseral akar dorsal ke inteneuron dalam basis tanduk posterior. Interneuron itu saling hubungan dengan neuron praganglion dalam nukleus intermediolateral. Neuron pascaganglion berjalan melalui akar ventral dan berakhir dalam ganglion simpatik dengn baik intrneuron intraganglion maupun dengan neuron 1
pascaganglion. Interneuron bersangkutan dengan pemrosesan di dalam ganglion. Susunan saraf parasimpatik Dinamakan juga saraf kraniosakral karena neuron pragaanglion pada susunan ini meninggalkan otak melalui saraf otak dari batang otak dan meninggalkan sumsum tulang belakang melalui saraf spinal sakral kedua sampai ke empat. Biasanya tiap neuron praganglion mempunyai suatu akson panjang yang berakhir dan bersinaps dengan neuron pascaganglion yang terletak dekat pada atau didalam alat yang dipersarafi. Tiap neuron pascaganglion mempunyai akson yang relatif pendek. Hal ini berbeda dengn neuron-neuron padaa susunan saraf simpatik. Bagian kranial susunan parasimpatik berhubungan dengan (1) empat buah saraf otak yang mengurus persarafan parasimpatik kepala, dalaman toraks, dan bagian terbesar dalaman abdomen, dan (2) sumsum tulang belakang bagian sakral yang megurus persarafan dalaman abdomen bagian bawah dan dalaman panggul. Saraf otak ketiga (nervus oculomotorius) memberi persarafan parasimpatik pada mata; neuron praganglionnya terdapat didalam nucleus oculomotorius accessorius di otak tengah, sedangkan neuson pascaganglionnya terdapat dalam ganglion ciliare di belakang mata. (nervus gJossopharviigeusj memberi persarafan parasimpatik kepada kelenjar-kelenjar kepala, termasuk kelenjar lakrimal (air mata) pada mata, kelenjar rong ga hidung, dan kelenjar ludah di mulut; neuron praganglion saraf-saraf 10 | P a g e
ini terdapat dalam nucleus salivatorius di medulla oblongata bagian atas, sedangkan neuron pascaganglionnya terletak dalam ganglion sphenopalatinum (saraf ketujuh), ganglion submandibulars(saraf ketujuh), dan ganglion oticum (saraf kesembilan). Saraf-otak kesepuluh (nervusvagus) memberi persarafan parasimpatik kepada alat-alat seperti jantung, paru, esofagus, lambung, hati, pankreas, usus halus, b agian oral usus besar, dan sejumlah b esar pembuluh-darah; neuron praganglion saraf ini berasal dari nucleus dorsalis n. vagidi medulla oblongata, sedangkan neuron pascaganglionnya terletak di dekat atau di dalam alat dalaman yang dipersarafi. Saraf sakral (panggul) memberi persarafan parasimpatik kepada bagian oral usus besar, usus poros, susunan kencing, dan susunan kelamin, termasuk usus dan jaringan erektil. Serabut praganglion dari daerah sakral berjalan berturut-turut melalui akar sakral ventral, saraf spinal panggul, dan pleksus-pleksusnya ke efektor-efektor. Neuron praganglion saraf-saraf ini terdapat di daerah sakral dan neuron pascaganglionnya terletak di dekat atau di dalam alat dalaman yang dipersarafinya. Pembuluh-darah dan bangunan viseral lain pada anggauta tubuh dan dinding tubuh tidak menerima persarafan langsung dari susunan kraniosakral.1
JARINGAN SARAF Jaringan saraf merupakan salah satu dari 4 dari jaringan dasar dalam tubuh yang disusun oleh sel saraf (neuron) dan sel penyokong saraf (neuroglia) yang terdapat hampir di seluruh jaringan tubuh sebagai jaringan komunikasi. Dalam melaksanakan fungsinya, jaringan saraf mampu menerima rangsang dari lingkungannya, mengubah rangsang tersebut menjadi impuls, meneruskan impuls tersebut menuju pusat dan akhirnya pusat akan memberikan jawaban atas rangsang tersebut. Rangkaian kegiatan tersebut dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu 6
mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang.
Selain berkemampuan utama dalam merambatkan impuls, sejenis sel saraf berkemampuan bersekresi seperti halnya sel kelenjar endokrin. Sel saraf demikian dimasukkan dalam kategori neroen-dokrin yang sekaligus menjadi penghubung antara sistem saraf dan sistem endokrin. Jaringan
saraf
sebagai
suatu
sistem
komunikasi
Systema nervorum centrale da n Systema nervorum p eriferum. STRUKTUR HISTOLOGIS Komponen jaringan saraf terdiri atas :
Sel saraf
Serabut saraf
Jaringan pengisi
Pada dasarnya jaringan saraf berasal dari j aringan ektoderm. 11 | P a g e
biasanya
dibagi
menjadi
:
Sel saraf Sel saraf dinamakan pula sel n euron berbeda dengan sel-sel dari jaringan dasar lainnya kar ena adanya tonjolan-tonjolan yang panjang dari badan selnya. Oleh karena itu sel saraf dibedakan menjadi : 1. Badan sel 2. Dendrit 3. Neurit
Badan sel Yaitu
bagian sel saraf yang mengandung inti, maka kadang-kadang bagian ini disebut pula sebagai
perikaryon.
Bentuk
dan
ukuran
dapat
beraneka
ragam,
tergantung
fungsi
dan
letaknya.
Inti sel biasanya terletak sentral, walaupun kadang-kadang dapat eksentrik. Biasanya berbentuk bulat; dan berukuran besar. Di dalamnya terdapat butir-butir khromatin halus yang tersebar. Nukleolus biasanya besar sehingga kadang-kadang dapat disangka sebagai intinya sendiri. Penampilan inti yang demikian merupakan ciri khas dari sel saraf, oleh karena berkaitan erat sekali dengan kegiatan sel saraf. Dalam nukleolus banyak mengandung molekul RNA yang penting untuk kegiatan sel terutama dalam sintesis protein, sehingga mengikat warna basofil.6 Sitoplasma sel saraf mengandung berbagai macam organela seperti halnya jenis sel lain. Ciri khas dari sitoplasma sel neron yaitu adan ya bangunan basofil yang berbentuk sebagai b ercak-bercak yang dinamakan: Substansi Nissl yang tidak lain adalah granular endoplasmic reticulum yang banyak mengandung butir-butir ribosom sebesar 100±300. Kehadiran bangunan tersebut mendukung adanya kegiatan sintesis protein. Bentuk dan susunan substansi Nissl sangat tergantung dari jenis sel sarafnya.Mitokhondria yang dikenal sebagai sumber energi bagi sebuah sel juga terdapat dalam sitoplasma sel saraf bahkan meluas ke dalam tonjolan-tonjolannya. Energi yang dibutuhkan oleh jaringan saraf jelas apabila diukur konsumsi oksigen dan kandungan glukosa dalam sel saraf.4 Kompleks Golgi merupakan organela yang untuk pertama kalinya diketemukan dalam sel saraf oleh Camillo Golgi dalam tahun 18 98, yang di kemudian hari juga diketemukan dalam sel-sel bukan saraf. Kedudukan kompleks Golgi tergantung jenis sel sarafnya. Organela lain dalam sel saraf yang meluas sampai tonjolan-tonjolannya yaitu yang dinamakan nerofibril. Dengan berbagai teknik histologi dapat ditunjukkan adanya serabut-serabut halus khususnya dalam axon. Apa yang dilihat sebagai nerofibril dengan mikroskop cahaya, ternyata dengan M.E. terdiri atas berbagai bentuk
12 | P a g e
misalnya sebagai mikrotubuli, nerofilamen dan aktin. Fungsinya selain bertindak sebagai kerangka sel juga diduga sangat berguna dalam pengangkutan bahan-bahan dalam tonjolan sel.6 Di samping organela, di dalam sel saraf diketemukan pigmen yang fungsinya kurang jelas. Ada dua jenis pigmen dalam sel saraf, yaitu: pigmen lipokhrom yang berwarna kuning dan pigmen melanin yang berwarna coklat atau hitam.
Dendrit Merupakan tonjolan-tonjolan dari badan sel saraf yang bercabang-cabang sebagai pohon sehingga memperluas permukaan sel saraf. Pada pangkalnya di badan sel terdapat perluasan substansi Nissl dan mitokhondria, namun nerofibril dan mikrotubuli meluas sampai ujung dendritnya. Dengan pewarnaan khusus menggunakan inpregnasi perak dapat terlihat adanya tonjolan-tonjolan pada permukaan percabangan dendrit yang disebut gemula dan spina. Bangunan tersebut digunakan untuk tempat kontak dengan sel saraf lainnya melalui sinapsis. Bentuk percabangan dendrit tergantung dari jenis sel sarafnya. Fungsinya merambatkan impuls ke arah badan sel.
Axon Berbeda dengan tonjolan yang dinamakan dendrit, maka axon merupakan tonjolan yang hanya terdapat sebuah dan b erfungsi merambatkan impuls yang mening galkan badan sel. Bahkan salah satu jenis sel saraf dalam retina yang disebut sel amakrin tidak memiliki axon sama sekali. Axon berpangkal pada badan sel sebagai suatu bukit kecil yang dinamakan oxon hillock. Di dalam daerah ini tidak terdapat substansi Nissl, karena di daerah ini banyak nerofibril yang akan meninggalkan badan sel. Panjang axon dari beberapa cm sampai beberapa puluh cm demikian pula diameternya juga berbeda-beda. Makin besar diameternya makin cepat perambatan impulsnya. Di beberapa tempat axon memberikan percabangan yang dinamakan kolateral, sedang ujung axon akan bercabang-cabang sebagai pohon yang dinamakan telodendron.Oleh karena axon perlu menghantarkan impuls yang tidak lain adalah perubahan potensial listrik, maka agar efisien perlu dibungkus dengan bahan isolator yang dinamakan Selubung mielin. Sebelah luarnya masih ada selubung lain yang dinamakan selubung nerolema. Mengenai hal ini akan dibahas lebih jauh pada bagian serabut saraf dari Sistem Saraf Perifir.
JARINGAN PENGISI Yang
dimaksudkan dengan jaringan pengisi meliputi semua komponen jaringan saraf yang tidak
ikut berfungsi dalam merambatkan impuls saraf, tetapi bukan jaringan pengikat oleh karena berasal 13 | P a g e
dari jaringan ektoderm. Jaringan pengisi ini dibedakan untuk Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifir. Pada Sistem Saraf Pusat, sel-sel jaringan pengisi dinamakan neroglia, Pada Sistem Saraf Perifer terdapat sel satelit atau sel kapsel dalam ganglion, dan sel Schwann Fungsi
jaringan neroglia bertindak sebagai ;
- penyokong, untuk nutrisi dan sebagai - isolator terhadap gel saraf.
Hubungan antara sel glia dan sel saraf demikian eratnya sehingga merupakan unit fungsional. Dalam Sistem Saraf Pusat dibedakan adanya beberapa jenis sel seperti :
sel ependim,
astrosit,
oligodendroglia dan
mikroglia.
Seperti juga sel-sel saraf, sel-sel neroglia tidak mudah diperlihatkan tonjolan-tojolannya.Untuk mempelajari morfologi sel-sel glia tidak cukup dengan pewarnaan H.E. saja, melainkan memerlukan pewarnaan khusus, misalnya dengan pewarnaan dengan perak atau emas. Bahkan pengamatan dengan M.E. sangat membantu dalam mengungkapkan struktur halus dan fungsinya. Dengan pewarnaan H.E. sel glia hanya dapat dipastikan dari bentuk dan ukuran intin ya saja oleh karena tidak dap at dilihat dengan baik tonjolan-tonjolannya.
Astrosit menunjukkan inti yang paling besar dan berbentuk ovoid atau bulat dengan warna yang pucat oleh karena butir-butir khromatin yang halus dan tersebar. Sebagian besar khromatin menempel pada selubung inti sehingga batas inti menjadi lebih jelas. Di dalam intinya kadang-kadang dapat terlihat nukleolus.
Oligodendroglia atau oligodendrosit merupakan populasi yang paling banyak diketemukan sebagai kumpulan inti yang berukuran lebih kecil daripada inti astrosit. Inti yang berbentuk bulat dan ovoid ini berwarna lebih gelap karena khromatinnya l ebih padat. Kadang-kadang dalam intinya dapat diketemukan nukleolus pula.
14 | P a g e
Mikroglia merupakan pengecualian dalam asal-usulnya oleh karena berasal dari jaringan mesenkhim. Sel ini dapat dibedakan d engan yang lain karena bentuk intin ya yang memanjang denga n butir-butir khromatin yang tersebar rata. Kadang-kadang masih dapat terlihat sitoplasma di sekitar intinya.
Sel ependim telah umum disepakati dimasuk kan ke dalam kelompok neroglia, walaupun badan selnya tidak terdapat di antara sel-sel saraf. Oleh karena pada saat pembentukan Sistem Saraf Pusat sel-sel ependim membatasi Tuba neuralis maka setelah lahir sel-sel ini masih diketemukan membatasi rongga otak yang dinamakan ventriculus dan rongga pada Medulla spinalis yang dinamakan Canalis centralis. Sel-sel ependim yang berbentuk silindris pendek tersusun sebagai epitil paling sedikit mempunyai 3 fungsi yaitu : proliferatif, sebagai penyokong karena tonjolan-tonjolannya terdapat di antara sel-sel saraf, dan berbentuk sebagai epitil plexus choroideus. Fungsi
terakhir ini mempunyai kaitan dengan produksi cairan serebrospinal. Sel mirip spongioblas
diketemukan di antara sel-sel neroglia yang lain mempunyai inti yang paling kecil, berbentuk bulat dan lebih padat susunan khromatinnya.Untuk mempelajari percabangan tonjolan sitoplasma sel-sel neroglia digunakan fiksasi larutan bikhromat yang kemudian dilakukan pewarnaan khusus. Atas jasanya mendapatkan cara pewarnaan khusus ini Camillo Golgi memperoleh Hadiah Nobel dalam tahun 1906. Dengan mempelajari tonjolan-tonjolan tersebut orang lebih dapat memahami fungsi menopang, karena ternyata betapa kompleksnya tonjola n-tonjolan tersebut membentuk an yaman.
Astrosit protoplasmatis terdapat banyak pada substantia grisea. Sel-sel ini mempunyai tonjolantonjolan sitoplasmatis yang meluas dari seluruh permukaan sel. Kadang-kadang tonjolan tersebut berakhir pada pembuluh da rah kecil sebagai cabang-cabang yang lebih kecil membentuk "perivascular feet". Di dalam sitoplasmanya dapat diperlihatkan butir-butir yang dinamakan gliosom.
Astrfit fibrosa sebaliknya terdapat lebih banyak dalam substanstia alba. Perbedaannya dengan astrosit protoplasmatis dapat dilihat dari tonjolan-tonjolannya yang lebih panjang dan lurus dengan sedikit percabangan. Di dalam tonjolan-tonjolan tersebut terdapat gambaran filamen.
Oligodendroglia untuk pertama kalinya diketemukan oleh Del Rio Hortega. Sel tersebut selain lebih kecil juga mempunyai tonjolan sangat sedikit (oligo = sedikit) yang tidak memperlihatkan gambaran filamen di dalamnya. Sel i ni banyak diketemukan dalam substantia grisea terutama di dekat sel-sel neron sehingga dinamakan juga sebagai sel satelit perineal. Pada substantia alba oligodendroglia biasanya terdapat di antara serabut-serabut saraf bermielin, karena sel-sel tersebut membentuk 15 | P a g e
selubung mielin seperti halnya Sel Schwann pada Sistem Saraf Perifir. Apabila terdapat di antara pembuluh darah dinamakan sel satelit perivaskuler. Mikroglia yang berasal dari sel-sel yang berasal dari mesoderm dinamakan pula mesoglia. Sel inipun diketemukan untuk pertama kali oleh Del Rio Hortega dalam tahun 1920. Lebih banyak diketemukan dalam substantia grisea sebagai sel-sel satelit perivaskuler. Oleh karena sel-sel mikroglia ini baru diketemukan setelah otak mendapatkan pembuluh darah, maka diduga bahwa sel-sel tersebut datang bersama-sama dengan pembuluh darah. Mula-mula tampak sebagai sel-sel ameboid di bawah piamater (pembungkus otak) kemudian masuk ke dalam jaringan saraf. Pada kerusakan jaringan otak sel-sel mikroglia dapat berubah menjadi fagosit. Ependim yang digolongkan dalam sel neroglia mempunyai fungsi: 1) Pada waktu pembentukan Sistem Saraf Pusat sebagai sel-sel proliferatif yang menghasilkan neroblas yang akan jadi sel saraf, dan spongioblas yang akan menjadi neroglia. 2) Sebagai sel penyokong. 3) Sebagai pembatas rongga Sistem Saraf Pusat. 4) Sebagai epitil Plexus choroideus.6
KESIMPULAN Saraf otonom mengendalikan bagian tubuh viseral, dimana saraf otonom sendiri dibagi menjadi jadi dua, yaitu simpatis dan parasimpatis yang bekerja secara berlawanan. Kerja jantung juga dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis,oleh karena itu kadang jantung derdenyut cepat. DAFTAR PUSTAKA 1. Noback.R.C. Anatomi susunan saraf manusia. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedoketeran EGC;2000.h. 16 1-72. 2. Encyclopedia
Britannica.
Pons
Definition.
Diunduh
dari
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/469642/pons, 25 April 2011. 3. Klik
Dokter
Menuju
Sehat
Indonesia.
Mekanisme
kerja
jantung.
Diunduh
dari
http://jantung.klikdokter.com/subpage.php?id=1&sub=67, 25 April 2011
4. Rilantono.L.I, Baraas
F,
Karo.K.S, Roebiono.S.P. Buku ajar KARDIOLOGI. Edisi
ke-1. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996, hal. 8-14. Sherwood L.
Fisiologi.
Dalam:
Fisiologi
Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi ke-2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC;20 01.h.233-46. 16 | P a g e
5. Koreni.O. Buku Ajar Histologi Jaringan Saraf. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h. 34-40.
17 | P a g e