Gangguan Dan Kelainan Otot Pengunyahan (2)
March 31, 2019 | Author: Nabila Shery Larasati | Category: N/A
Short Description
Download Gangguan Dan Kelainan Otot Pengunyahan (2)...
Description
GANGGUAN DAN KELAINAN KESEIMBANGAN OTOT PENGUNYAHAN Drg Ervin Rizali M.Kes AIFM
Proses Penelanan 1. Ujung lidah diletakkan di belakang belakang incisivus rahang atas
2. Bagian Bagi an tengah lidah terangk terangkat at dan berk ber kontak dengan palatum mulut
3. Bagian belakang lidah membentuk posisi 45° terhadap dinding faring
4. Serentak dengan kerja lidah dalam kegiatan penelanan, otot buccinator dan masseter memberikan gaya lateral yang menekan gigi
5. Otot orbicularis oris memberikan gaya posterior yang menekan gigi anterior rahang atas.
Straub: seseorang dapat melakukan pola penelanan 2000 kali sehari.
Pola penelanan diiringi oleh gaya antara 1.5 sampai 6 pound yang diberikan pada suatu tempat dalam kompleks orofacial.
Hal pertama yang pasien lakukan dalam penelanan normal adalah mengoklusikan gigi di mana tekanan minimumnya adalah 100 pounds/inch2.
Tiga kelompok otot utama yang mempengaruhi oklusi selama penelanan adalah:
1. Lidah 2. Otot masseter dan buccinators 3. Otot orbicularis oris
• Fungsi otot lidah selama penelanan adalah sebagai pendorong ( moving force ), menahan kesamping (impeding force), atau keduaduanya
• Aktif saat menelan • Kegagalan aktivasi dari otot-otot ini adalah karena penempatan lidah antara gigi selama penelanan atau oklusi pada gigi posterior yang buruk
• berfungsi sebagai stabilisasi yang berpengaruh pada dentition • merupakan penahan anterior alami untuk gigi • Otot orbicularis oris bekerja maksimal pada saat mengatupkan bibir atas dan bawah
Triangular force concept adalah keseimbangan antara otot-otot lidah, masseter&buccinators, dan orbicularis oris. Triangular
force concept didasarkan pada kenyataan bahwa dalam sebuah pola penelanaan normal tekanan fisik yang lebih besar otot-otot orofasial adalah posterior dan lateral. Penelanan menggunakan gaya spesifik di dalam kavitas oral ( dari 1 ½ hingga 6 pound tekanan ) kira-kira 2000 kali dalam setiap periode 24 jam.
Fungsi otot-otot triangular force
Otot-otot mastikasi melekat pada mandibula dan terutama bertanggungjawab dalam elevasi, protrusi, retrusi, dan gerakan mandibula ke arah lateral. Lebih khususnya, otot-otot tersebut dipersyarafi oleh bagian ketiga dari nervus kelima, yang disebut divisi mandibula atau V3. Supply darah untuk otot-otot ini berasal dari arteri maksilari, dimana ini merupakan cabang dari arteri carotid eksterna.
1. Otot Bucinator
- berorigo dari tulang alveolar buccal dari molar maksila dan dari area molar mandibula • Dari kedua origo ini dan dari pterygomandibular raphe, serabutserabut otot buccinators berjalan ke anterior, membentuk daerah perototan pipi. Serabut-serabutnya masuk ke dalam orbicularis oris pada bagian sudut mulut.
Otot buccinator kontraksi
Menarik sudut mulut ke belakang & menekan pipi
Terdorong ke lidah
Makanan di lidah dpt didorong kembali ke perm.oklusal malalui aksi dr lidah
Sisanya terdeposit ke dlm vestibula buccal
Dikembalikan ke perm.oklusal melalui kontraksi otot buccinator
Makanan tertekan ke luar dr perm.oklusal
•
•
•
•
Otot buccinator seringkali ditunjuk sebagai otot aksesori dari mastikasi (accessory muscle of mastication) Seseorang dengan paralisis dari otot fasial (Bell’s palsy,atau stroke) akan kesulitan dalam mengunyah makanan. Makanan akan menumpuk pada vestibula bukal karena otot buccinator tidak mampu mendorong makanan kembali ke permukaan oklusal. Selain itu otot buccinators juga membantu memaksa mengeluarkan udara . Syaraf yang berperan yakni syaraf facial (cabang bukal)
2. Otot Orbicularis Oris Aksi dari otot ini untuk menutup dan menekan (compress) bibir, protrusi bibir dan mengerutkan bibir. Insersio : kulit sekitar mulut Syaraf: Facial Cab. Bukal & mandibula
Origo : pada tulang terdapat pada garis tengah anterior maxilla dan mandibula.
3. Otot Massetter •
•
•
Ketika M. masseter berkontraksi, mandibula akan berelevasi sehingga mulut tertutup. Suplai syarafnya yakni cabang messenterik dari divisi mandibula (n. trigeminal). Terbagi menjadi pars superfisialis dan pars profunda
Pars superficialis
massetter
Pars profunda
berasal dari dua pertiga anterior pada tepi inf. arcus zigomatikus muncul dari tepi inferior dari sepertiga posterior arcus zigomatkus dan seluruh sisi medial arcus zigomatikus Pars profunda memiliki serat yang berorientasi secara vertical
4. Otot Mentalis •
Ketika otot ini berkontraksi, akan menarik kulit dagu sampai terangkat/naik.
5. Otot Lidah Intrinsik
Ekstrinsik
Otot intrinsik
Otot intrinsik 1. Grup Superior Longitudinal 2. Grup Inferior Longitudinal 3. Grup Transverse 4. Grup Vertical
• Fungsi: Memperpendek, Melengkungkan ujung lidah ke atas • Fungsi: Memperpendek; Membengkokkan ujung lidah ke bawah • Fungsi: Mempersempit dan memperpanjang lidah
Fungsi: Mendatarkan dan melebarkan lidah
Otot ekstrinsik
Otot ekstrinsik Hyoglossus • Fungsi: depressi lidah
Styloglossus
Palataglossus
Genioglossus
• berfungsi untuk menarik lidah ke belakang dan ke atas
• Berfungsi untuk mengelevasi bagian posterior lidah dan menarik lidah ke belakang, selain itu juga berfungsi untuk Mempersempit oropharyngeal isthmus untuk penelanan
• Berfungsi untuk membantu proses protrusi, retrusi, atau depresi dari lidah
Mekanisme Ketidakseimbangan Triangular Force terhadap Sistem Stomatognatik
Pola Tekanan dan Maloklusi Adanya ketidakseimbangan otot orofasial dan penelanan yang abnormal memiliki keterkaitan dengan malokusi yaitu kemampuan dari gigi-geligi untuk menahan tekanan pada posisi normal dan abnormal
Adanya tekanan yg berlebihan ini bervariasi, dan bergantung pada beberapa faktor, yaitu : Keturunan Lingkungan Orofasial Nutrisi Keadaan
penyakit
Tekanan
emosional
Kombinasi dari berbagai
faktor di atas
Tekanan Fisik
tekanan yang tidak beraturan dari maloklusi dalam jangka waktu yang panjang berhubungan dengan faktor pertahanan tekanan fisik setiap individu yang bervariasi
Pada fungsi oklusi normal, tekanan fisik didistribusikan dengan baik ke seluruh permukaan oklusi. Jika hal ini terhambat (tekanan tidak beraturan) maka akan terjadi beberapa kerusakan pada gigi dan struktur pendukungnya.
Ketidakteraturan dari pola tekanan
sindrom sakit pada wajah
sakit kepala, telinga, punggung bunyi dan kaku pada telinga.
Tekanan Emosional faktor tekanan emosional memiliki efek yang lemah pada jaringan dan mengurangi daya tahan pada pola tekanan fisik.
menahan tekanan fisik
Hubungan oklusi tergantung pada
menahan tekanan emosional
Tekanan fisik dan tekanan emosional menekan gigi geligi
Etiologi Ketidakseimbangan Triangular Concept a. Lidah abnormal Jika lidah diantara atau melawan incisivus sentral, malposisi ini dapat menjadi diagnostik untuk ketidak seimbangan otot ororfacial dan penelanan yang abnormal.
Tanda-tanda yang signifikan dari posisi lidah yang abnormal • Jika lidah berada terlalu jauh kedepan mulut, itu tidak mungkin untuk seseorang untuk meretraksikan lidahnya dan menempatkannya dalam rongga (orifice) mulut pada 1/10 sampai 1/5 untuk mendapatkan penelanan normal yang baik. • Lidah yang angkilosis dengan frenum yang pendek dapat menjadi salah satu tanda diagnostik.
b. Bernafas Melalui Mulut •
•
menunjukan adanya ketidakseimbanagan pada otot-otot wajah Sering bernafas melalui mulut ini dapat juga disertai peninggian pada arkus palatum
celah untuk masuk nya udara
Tanda kelain an
pasien sering menempatkan lidahnya lebih rendah dan lebih ke belakang
lebih memu dahka n ia untuk bernaf as
Normal: 3-5 pound Kekuatan bibir
c. Faktor lain
Ankyloglosia atau frenum yang Sempit
Tonsil dan adenoid
Makroglossia
Jika lidah ankiosis dan tidak dapat diletakkan melawan palatum keras untuk melengkapi gerak menelan dalam kebiasaan normal, lidah akan ditekan kedepan atau kedepan belakang.
perluasan tonsil dan adenoid akan membahayakan kemampuan bagian posterior lidah disekitar dinding pharyngeal selama tahap istirahat dan penelanan
Penempatan yang keliru pada bagian posterior dari lidah memperbesar bagian anterior lidah
ankyloglossia
makroglossia
thumb sucking finger sucking d. Faktor yang paling berpengaruh pada diagnosis dan perawatan dari Ketidakseimbangan otot facial merupakan beberapa tipe dan berbahayanya kebiasaan menghisap
knuckle sucking blanket sucking pacifier sucking pipe sucking lip sucking
Manifestasi Ketidakseimbangan Triangular Force
Tipe Kelainan Oklusi akibat ketidakseimbangan Triangular Force •
The simple anterior swallow
•
The Complete swallow
•
Open Bite : dental open bite, skeletal open bite
•
Closed Bite
•
Bimaxilary Protrution
•
Class III occlusion : Pseudo, Skeletal
•
Posterior Occlusal : Unilateral Swallowing, Bilateral Swallowing
Simple Anterior Swallow •
•
•
•
Otot Lidah berperan sebagai “penekan” (moving force) utama Otot lidah berada di antara gigi anterior rahang bawah dan atas saat penelanan. Otot lidah menekan gigi-geligi anterior RA gigi bergerak lebih ke labial Otot masseter dan buccinator, orbicularis oris, mentalis normal
The Complete Swallowing Problem •
•
Lidah sebagai “penekan” dan “penghambat” “Penghambat” mencegah gigi posterior beroklusi
•
Lidah berada di antara gigi posterior (molar)
•
Otot Masseter melemah atrofi
•
Otot Orbicularis oris melemah
•
Otot mentalis overdeveloped
Dental Open Bite •
•
•
•
•
•
Etiologi : ketidakseimbangan triangular force dan kebiasaan buruk Lidah sbg penekan (moving force) dan penghambat (impeding force) Lidah (impeding force) menghmbt erupsi normal dr gigi anterior RA dan RB Otot masseter normal atau lemah, tergantung pd oklusi posterior Otot Orbicularis oris normal atau lemah, tergantung pd ektrusi lidah saat menelan Otot mentalis overdeveloped
Skeletal Open Bite •
•
Etiologi faktor tumbuh kembang Perawatan sebaiknya dengan oral surgery, dan orthodontik yang dikombinasikan dgn terapi fungsi otot
Bimaxillary Protrution •
•
•
•
•
Gigi geligi RA dan RB bergerak ke arah labial karena tekanan dr lidah dan otot orofasial Lidah sbg penekan (moving force) pd gigi RA dan RB Otot masseter normal atau lemah, tergantung oklusi posterior Otot orbicularis lemah, karena lidah menonjol dr balik incisivus Otot mentalis overdeveloped
Class III Occlusion 1. Pseudo III occlusion Lidah menekan gigi geligi RB bergerak ke arah labial Otot Orbicularis oris bergerak menekan gigi anterior RA menekan insisif ke arah lingual Otot Masseter Perkembangan normal Kemungkinan trdpt ankyloglosia (short frenum) pada tipe ini •
•
•
•
Class III Occlusion 2. Skeletal Class III Occlusion (true underbite) Gigi geligi RA dan RB tidak berkembang normal Ketidakseimbangan skeletal pada RA dan RB Rongga mulut kurang menyediakan tempat untuk lidah pd saat menelan shg lidah ‘menekan’ dan ‘menghambat ’ gigi geligi Perawatan operasi (bedah mulut), orthodontik, myofunctional therapy •
•
•
•
Closed Bite •
•
•
•
•
•
•
Terdapat celah 1-2 mm antara anterior edge gigi anterior bawah dengan posterior edge gigi anterior atas. Pd kelainan kongenital tidak trdapat celah Mandibula membuka ketika menelan, lidah mengisi celah tsb, menekan gigi incisivus atas Lidah sbg penekan Otot masseter lemah jika gigi posterior tidak oklusi Fungsi otot orbicularis oris melemah Otot mentalis normal
Kelainan Oklusi Posterior
Penelanan Unilateral •
•
•
•
•
•
Posisi lidah 45o, menekan gigi-geligi pada area bikuspid dan molar gigi insisif lateral Menekan insisif lateral sampai dgn molar pertama membuat celah (bukaan) pada area tsb Biasanya diikuti dgn cacat berbicara Lidah sbg penekan dan penghambat, khususnya pada daerah posterior Otot masseter normal, kecuali jika posterior tidak beroklusi Otot orbicularis dan mentalis normal
Penelanan Bilateral Tanda-tanda : •
•
•
•
Lidah penekan dan penghambat Otot Masseter lemah, tdk terjadi oklusi posterior Kekuatan otot orbicularis oris normal Otot Mentalis normal selama tdk ada aktivitas perioral yg berlebihan
Kelainan jaringan oral Diastema Penyakit Periodontal Prostetik Myofacial pain (ex : glositis)
Kelainan Sendi Temporomandibular •
TMJ dysfunction syndrome
•
TMJ disturbance
•
occlusomandibular disturbance and myoartrophy of the temporomandibular joint
•
•
pain-dysfunction syndrome myofascial pain-dysfiunction syndrome, and temporomandibular pain-dysfunction syndrome
Definisi : Suatu gangguan yang mempengaruhi atau di-pengaruhi oleh kelainan bentuk (deformitas), penyakit, ketidaksejajaran (misalignment ), atau disfungsi artikulasi Temporomandibular. Hal ini termasuk pembelokan (defleksi) oklusi sendi Temporomandibular, dan berhubungan dengan respon otot. •
Kategori TMD •
•
•
•
Kategori 1 : Kelainan otot oklusi tanpa defect intra-kapsular. Kategori 2 : kelainan intrakapsular yang berhubung- an langsung dengan ketidakseimbangan oklusal dan memberikan fungsi setelah oklusi kembali benar. Kategori 3 : kelainan intrakapsular tidak dapat di-perbaiki atau dikembalikan namun karena adanya perubahan adaptasi, fungsi dapat dikembalikan jika hubungan otot oklusi kembali seimbang. Kategori 4 : kelainan intrakapsular non adapted yang berhubungan dengan disharmoni primer / sekunder ataupun yang tidak berhubungan.
Cara Mendiagnosa TMD •
•
•
•
Proses untuk mendiagnosis penyakit Orofasial dimulai dengan pengertian tentang sinyal yang dikirim oleh rasa sakit ( pain). Jika terdapat rasa sakit pada sistem mastikasi, termasuk area TMJ, tahap pertama dalam menganalisis yaitu untuk menentukan apa sumber penyakit tersebut . TMD tidak hanya tentang rasa sakit ( pain). Rasa sakit adalah gejala umum dari perubahan bentuk struktural, tetapi tidak semua perubahan bentuk struktural dapat menyebabkan rasa sakit. Inilah mengapa diagnosis banding pada TMD mencari tanda (sign) dan gejala (symptom). Tujuan dari pemeriksaan klinis adalah untuk memper-kirakan parah atau tidaknya clicking, nyeri, dan disfungsi yang merupakan karakteristik dari gejala patologis TMJ.
Gejala Umum Kelainan TMJ •
Rasa sakit / nyeri (Arthralgia).
•
Sakit kepala-leher.
•
Sakit telinga, tinitus.
•
Bunyi (Grinding, Crunching, menciut / Grating dan meletus / Popping).
•
Pembatasan gerak.
•
Deviasi & Defleksi pembukaan mulut.
Macam-macam Clicking
•
•
•
Initial, Intermediate, Terminal dan Reciprocal Clicking. Initial Clicking tanda dari berkurangnya hubungan kondilus dengan disk. Intermediate Clicking tanda dari ketdkserasian pemukaan kondilus dengan artikular disk, yang meluncur satu sama lain selama pergerakan. Terminal Clicking paling sering muncul dan merupakan efek dari kondilus yang berpindah terlalu jauh ke anterior, dalam relasinya dengan disk, pada pembukaan rahang maksimum.
View more...
Comments