gambar hitung jal
March 26, 2018 | Author: setyakusuma | Category: N/A
Short Description
Download gambar hitung jal...
Description
Metode Perhitungan Metode perhitungan untuk menentukan ukuran utama kapal tunda dalam Tugas Prarancangan ini memakai metode perbandingan (Comparison Ship Method) dan metode interasi (Trial and Error). Maksud pemilihan metode kapal pembanding adalah karena metode ini relatif mudah dan adanya kepastian dan ketelitian terhadap keseluruhan berat dan kontrol ukuran utama kapal yang ditentukan terlebih dahulu. Sedangkan metode interasi diperlukan untuk penentuan semua materi yang penting dengan ketelitian yang dikehendaki, dan pada akhirnya dilakukan kontrol berupa koreksi seluruh nilai yang terkait pada akhir perhitungan. Estimasi Sementara Estimasi Ukuran Utama Untuk menentukan ukuran utama kapal dalam prarancangan digunakan rumus-rumus pendekatan, serta perbandingan antara kapal rancangan dengan kapal pembanding menurut Caldwell’s Screw Tug Design. Adapun data kapal pembanding adalah sebagai berikut : - Panjang seluruhnya
(Loa) = 26.800 m
- Panjang garis air
(Lwl) = 28.000 m
- Panjang kapal
(Lpp) = 26.000 m
- Lebar
(B)
= 8.900 m
- Tinggi
(H)
= 4,400 m
- Sarat air
(T)
= 3,400 m
- Koeffisien blok
( Cb ) = 0,554
- Koeffisien tengah kapal
( Cm ) = 0,919
- Koeffisien prismatik
( Cp ) = 0,602
- Koeffisien garis air
( Cw ) = 0,870
- Luas Area Midship
( Am) =27.812 m
- Luas Area Garis Air
( Awl ) = 216.884 m
- Kecepatan
( Vs ) = 12.50 Knot
- Mesin utama
(BHP) = 2 x 1200 HP
1. Penentuan Panjang Kapal (LPP) Lpp = kg + 2,5 ×BHP −300
Kapal pembanding Lpp = 26,000 m 85,306 kg
= Lpp − 2,5 ×BHP −300
=85 ,306 ft − 2,5 ×2400 −300 =9,807 ft
Maka kapal rancangan Lpp
= kg + 2,5 ×BHP −300
=9,807 + 2,5 ×2200 −300
=81 ,918 ft
= 81 ,918 ft →24 ,968 m
Ditetapkan LPP ranc = 25,000 m 2.Panjang Garis Air Kapal (Lwl) Dalam menentukan panjang garis air (Lwl) kapal yang direncanakan digunakan ratio panjang garis air (Lwl) kapal terhadap panjang kapal pada kapal pembanding : lwl pemb 28.000 m = =1,076 LPP pemb 26 .000 m
Maka lwl ranc
= 1,076 x LPP rang = 1,076 x 25,000 m = 26,9
Ditetapkan lwl ranc
= 26,9 m
3.Lebar Kapal (B) Dalam menentukan lebar kapal yang direncanakan digunakan ratio panjang kapal terhadap lebar kapal pada kapal pembanding : LPP pemb 26 ,000 = = 2,921 m B pemb 8,900
Maka Branc
=
LPP ranc 25 ,000 = = 8,558 2,921 2,921
Ditetapkan Branc = 8,60 m
4.Sarat Air Kapal (T)
Dalam menentukan sarat air kapal yang direncanakan digunakan ratio lebar kapal terhadap sarat air kapal pada kapal pembanding : Sarat Air Kapal (T) B pemb 8,900 = = 2,617 T pemb 3,400 B ranc
8,60
= 2,617 = 2,617 = 3,286
Maka T ranc
Ditetapkan T ranc = 3,30 5.Tinggi Kapal (H) Dalam menentukan tinggi kapal yang direncanakan digunakan ratio panjang kapal terhadap tinggi kapal pada kapal pembanding : Lpp pemb 26 ,000 = = 5,909 H pemb 4,400 Lpp ranc
Maka H ranc
= 5,909
=
25 ,000 = 4,230 5,909
Ditetapkan H ranc = 4,200 m 6.Menentukan Panjang Seluruh Kapal (Loa) Dalam menentukan panjang seluruh kapal yang direncanakan digunakan ratio panjang seluruh kapal terhadap panjang garis tegak kapal pada kapal pembanding : Loa
= Lpp + (0,1 x Lpp) = 25,000 m + (0,1 x 25,000 m) = 27,500
Ditetapkan Loa ranc II.
= 27,500 m
Estimasi Koefisien Bentuk Kapal 1. Koefisien Blok (cb) cb = KA −
vs − Lpp -1/2 (Lpp dalam feet ) 2
Harga KA diambil dari kapal pembanding Dimana cb
= koefisien blok kapal pembanding = 0,554
vs
= kec kapal pembanding
Lpp = panjang kapal pembanding
= 85,306 ft Maka:
KA = 0,554 +
12,5 −1 ⋅ 85,306 2 ft 2
= 1,230 Dari perhitungan di atas ditetapkan harga KA = 1,230 Maka cb untuk kapal rancangan adalah =
cb = KA −
Vs −1 ⋅ Lpp 2 2
Dimana Lpp = panjang kapal rancangan = 82,02 Vs
= kecepatan kapal rancangan = 12,50 knot
Maka:
cb
= 1,230 −
12,50 −1 ⋅ 82,02 ft 2 2
= 0,539 Ditetapkan cb ranc = 0.539 2. Koefisien Tengah Kapal (cm) c Dimana: c
=
Bx T Am
= koefisien perbandingan
Am = area midship kapal pembanding = 27,812 m2 B
= lebar kapal pembanding = 8,900 m
T
= sarat air kapal pembanding = 3,400 m
Maka:
c
=
8,900 m x 3,400 m = 1,088 27 ,812 m 2
Untuk Am kapal rancangan adalah : Am = Dimana :c
Bx T c
= koefisien perbandingan = 1,088
B
= lebar kapal rancangan
= 8,60 m T
= sarat air kapal rancangan = 3,30 m
Maka : Am =
8,60 m x 3,30 m 1,088
= 26,08 m2 Ditetapkan Am ranc = 26,08 m2 cm kapal rancangan adalah : cm
=
Am Bx T
Dimana: Am = area midship kapal pembanding = 26,08 m2 B
= lebar kapal pembanding = 8,60 m
T
= sarat air kapal pembanding = 3,30 m
Maka
Cm =
26 ,08 m 2 = 0,92 8,60 m x 3,30 m
Ditetapkan Cm ranc = 0,92 2 3. Koefisien Prismatik (Cp) Maka Cp ranc adalah Cp
Cb
0,539
= Cm = 0,92 = 0,585
Ditetapkan Cb ranc = 0,585 4. Koefisien Garis Air (Cw) Cw =
lwl x B Awl
Dimana: C
= koefisien perbandingan
B
= lebar kapal pembanding = 8,900 m
lwl = panjang garis air kapal pembanding = 28,000 m
Awl = luas garis air kapal pembanding = 216,884 m2 Maka : C
=
28,000 m x 8,900 m = 1,149 216 ,884 m 2
Untuk Awl kapal rancangan adalah Awl = Dimana :C
lwl x B C
= koefisien perbandingan = 1,149
B
= lebar kapal rancangan = 8,60 m
lwl = panjang garis air kapal rancangan = 26,9 m Maka
Awl =
26,9 m x 8,60 m = 201 ,340 m 2 1,149
Ditetapkan Awl ranc = 201,340 m2 Maka Cw kapal rancangan Cw =
Awl lwl x B
Dimana :Awl = luas garis air kapal rancangan = 201,340 m2 lwl = panjang garis air kapal rancangan = 26,9 B
= lebar kapal rancangan = 8,60
Maka : Cw =
201,340 m 2 = 0,870 26 ,9 m x 8,60 m
Ditetapkan Cw ranc = 0,870 Ukuran utama dan koefisien kapal yang direncanakan adalah sebagai berikut : - Panjang seluruhnya
(Loa) = 27.500 m
- Panjang garis air
(Lwl) = 26.9
- Panjang kapal
(Lpp) = 25.500 m
m
II.2.
- Lebar
(B)
= 8.60 m
- Tinggi
(H)
= 4,200 m
- Sarat air
(T)
= 3,30 m
- Koeffisien blok
( Cb ) = 0,539
- Koeffisien tengah kapal
( Cm ) = 0,92
- Koeffisien prismatik
( Cp ) = 0,585
- Koeffisien garis air
( Cw ) = 0,870
- Luas Area Midship
( Am) = 26.08 m
- Luas Area Garis Air
( Awl ) = 201.340 m
- Kecepatan
( Vs ) = 12.50 Knot
- Mesin utama
(BHP) = 2 x 1100 HP
PERENCANAAN UTAMA Dalam penggambaran rencana garis kapal (Lines Plan), terlebih dahulu dibuat Curve Section Area (CSA) dimana kurva tersebut akan menggambarkan besarnya luasan tiap-tiap section kapal yang direncanakan.
II.2.1. Perhitungan Kurva Prismatik Sebelum pembuatan gambar garis air kapal, terlebih dahulu dibuat kurva prismatik yang dimaksudkan untuk mendapatkan luasan pada tiap-tiap ordinat yang telah ditentukan. Perhitungan kurva prismatik ini akan sangat menentukan sekali bentuk badan kapal, dimana badan kapal tersebut harus dibuat stream line. Adapun perhitungan pembuatan kurva prismatik adalah sebagai berikut : 1. Volume Displasemen Kapal ( ∇displ.) ∇displ. = Lwl x B x T x Cb
= 26.9 m x 8.60 m x 3.30 m x 0,539 m = 411.484 m
3
2. Menentukan Luasan Tiap-Tiap Section Menentukan luas tiap-tiap section berdasarkan prosentase luasan tiap section pada kapal pembanding, dimana harga luasan tiap section didapat dari data-data yang terdapat di gambar lines plan kapal pembanding.
Adapun luasan tiap section terhadap luasan midship kapal pembanding adalah sebagai berikut : Tabel luasan tiap section kapal pembanding : Maint Part Ord. AP 0,5 1 1,5 2 3 4 5 6 7 8 8,5 9 9,5 FP
Prosentase (%) 15.500 23.400 34.600 50.300 63.000 83.800 95.600 100.000 94.700 81.000 56.200 41.500 25.100 9.300 0,000
Luas Tiap Section (m2) 4.310 6,508 9.622 13.989 17.521 23.306 26.588 27.812 26.337 22.527 15.630 11.541 6.980 2.586 0,000
Prosentase (%) 15.500 3.500 0,000
Luas Tiap Section (m2) 4.310 0.973 0.000
Cant Part Ord. AP PP AE
Untuk luasan tiap station pada kapal rancangan, maka harga prosentase yang dipakai adalah harga prosentase luasan pada kapal pembanding setelah dilakukan penyesuaian. Dengan demikian bentuk luasan tiap-tiap station pada kapal rancangan hampir sama dengan bentuk luasan tiap-tiap station kapal pembanding. Tabel luasan tiap section kapal rancangan : - Maint Part Ord. AP 0,5
Prosentase (%) 15.496 23.399
Luas Tiap Section (m2) 4,041 6.102
1 1,5 2 3 4 5 6 7 8 8,5 9 9,5 FP
34.596 50.298 62.997 83.798 95.599 100.000 94.696 80.997 56.198 41.496 25.097 9.298 0,000
9.022 13.117 16.429 21.854 24.932 26,08 24,696 21.124 14.656 10.822 6.545 2.424 0,000
Prosentase (%) 15.496 3.498 0
Luas Tiap Section (m2) 4.041 0.912 0
- Cant Part Ord. AP PP AE
Selanjutnya dari tabel tersebut dibuat kurva prismatik (CSA) dan dilanjutkan dengan perhitungan pemeriksaan volume displasemen dan letak LCB kapal.
3. Perhitungan Volume Displasemen dan LCB dari Grafik CSA - Maint Part Ord. AP 0,5
Luas (m2) 4.041 6,102
FS 0,5 2
Hasil 2,020 12,204
FM -5 -4,5
Hasil -10,111 -54,918
1 1,5 2 3 4 5 6 7 8 8,5 9 9,5 FP
9.022 13.117 16.429 21.854 24.932 26,08 24,696 21.124 14.656 10.822 6.545 2.424 0,000
1 2 1,5 4 2 4 2 4 1,5 2 1 2 0,5 Σ1 =
9.022 26.234 24.643 87.416 49.864 104,32 49.392 84.496 21.984 21.644 6.545 4.848 0,000 504.632
-4 -3,5 -3 -2 -1 0 1 2 3 3,5 4 4,5 5 Σ2 =
-36.088 -91.819 -73.929 -174.832 -49.864 0 49.392 168.992 65.925 75.754 26.18 21.816 0,000 -83.502
FM 0 -1 -2 Σ4 =
Hasil 0,000 -3.648 0,000 -3.648
h1 = Lpp / 10 = 25.000 m / 10 = 2.500m Volume Displasemen Main Part ( ∇mp) ∇mp = 1/3 x h1 x Σ1
= 1/3 x 2.500 x 504,632 = 420.526 m3 LCB Maint Part (LCBmp) LCB =
Σ2 x h1 Σ1
= -83.502
x 2.500 m
504.632 = -0,413 m dibelakang midship - Cant Part Ord. AP PP AE
Luas (m2) 4,041 0.912 0,000
FS 1 4 1 Σ3 =
Hasil 4,041 3.648 0,000 7.689
h2
=
( Lwl − Lpp ) 2
=
(26 .9m − 25 .000 m) 2
= 0.95 m Volume Cant Part ( ∇cp) ∇cp = 1/3 x h2 x Σ3
= 1/3 x 0,95 m x 7,689 3
= 2.434 m
LCB Cant Part (LCBcp) LCBcp
Σ4 = Σ x h2 3
=
−3.648 0,95 m 7.684 x
= -0,450 m dibelakang AP. Volume Displasemen Total ( ∇Total) ∇Total
= ∇mp + ∇cp = 420,526 m3 + 2,434 m3 = 422,96 m3
LCB Gabungan : LCBGab.
=
[( LCB
mp
x∇mp ) − ( LCB cp + ( Lpp / 2) x∇cp ∇Displaseme nTotal
]
=
[(−0,413 x420 ,526 m
3
) − (−0,450 + (25 ,000 m / 2) x 2,434 m 3 422 ,96 m 3
]
= 0.339 m dibelakang midship 4. Perhitungan Koreksi Untuk volume displasemen ( ∇Displ.) ∇Displ.
=
∇Displ
. perhitunga
∇Displ
n
−∇Displ
. perhitunga
.CSA
x 100 %
412 ,247 m 3 −422 ,96 m 3 x 100 % = 412 ,247 m 3
= - 2.598
II.2.2. Pembuatan Body Plan
≤ 0,5 %
n
% ≤ 0,5 % (memenuhi).
≤ 0,5 %
Setelah perhitungan dan penggambaran kurva prismatik, maka untuk selanjutnya direncanakan pembuatan body plan kapal sebagai awal untuk membuat rencana garis. Langkah-langkah pembuatan body plan sebagai berikut : 1. Perhitungan Tinggi Rise of Floor Dalam menghitung tinggi rise of floor menggunakan ratio tinggi
rise
of floor terhadap lebar kapal pada kapal pembanding. r
=
Rise .of .Floor = 0,0388 B
Maka rise of floor kapal rancangan : Rise of floor
=rxB = 0,0388 x 9,500 m = 0,368 m
ditetapkan Rise of fllor = 0,350 m. 2. Perhitungan Jari-Jari Bilga (Radius of Bilga) Dalam menghitung jari-jari bilga digunakan dengan menggunakan rumus pendekatan Harald Poehls (Lecture On Ship Design and Ship Theory, 1979). R2
= tan
θ πxθ − 2 360 b
Tgθ = RiseofFloo r Dimana ; b
=
BxCm 2
=
9,500 mx 0,920 2
= 4,370 m Rise of floor 4,370 m
Tgθ = 0,350 m = 12,485
= 0,350 m
θ
= 85,420
Maka : R2
85 ,420 3,14 x85 ,420 − 2 360
= tan
= 0,899 m ditetapkan harga R2 = 1,000 m. 3. Perhitungan Luas Garis Air (Awl) Setelah perhitungan dan pembuatan Curve Sectional Area (CSA) selesai, dilanjutkan dengan pembuatan luasan garis air atau Area Water Line (AWL) berdasarkan prosentase luasan garis air pada kapal pembanding, dimana harga ½ B setiap station didapat dari data gambar lines plan kapal pembanding pada sarat air (draft) maksimum kapal pembanding. Tabel ½ B tiap station kapal pembanding : - Maint Part Ord. Prosentase (%) AP 0,789 0,5 0,888 1 0,944 1,5 0,978 2 1,000 3 1,000 4 1,000 5 1,000 6 1,000 7 0,956 8 0,739 8,5 0,589 9 0,418 9,5 0,233 FP 0,011 - Cant Part Ord. AP PP AE
Prosentase (%) 0,789 0,609 0
Luas Tiap Section (m2) 3,866 4,351 4,625 4,792 4,900 4,900 4,900 4,900 4,900 4,684 3,621 2,886 2,048 1,141 0,053 Luas Tiap Section (m2) 3.866 2,984 0
Untuk ½ B tiap station pada kapal rancangan, maka harga prosentase yang dipakai adalah harga prosentase ½ B kapal pembanding setelah dilakukan penyesuaian. Dengan demikian bentuk ½ Water Plan Area (WPA) pada kapal rancangan hampir sama dengan bentuk WPA pada kapal pembanding. Tabel ½ B tiap station kapal rancangan : - Maint Part Ord. AP 0,5 1 1,5 2 3 4 5 6 7 8 8,5 9 9,5 FP
Prosentase (%) 0,884 0,927 0,969 0,990 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,958 0,865 0,695 0,484 0,253 0,011
Panjang (1/2 B) (m) 4,200 4,400 4,600 4,700 4,750 4,750 4,750 4,750 4,750 4,550 4,100 3,300 2,300 1,200 0,052
Luas Load Water Plane (Awl) Awlmp
=2x
1 Lpp x x Σ1 3 10
=2x
1 31 ,900 m x x 124,701 3 10
= 265,197 m2 - Cant Part
FS 0,5 2 1 2 1,5 4 2 4 2 4 1,5 2 1 2 0,5 Σ1 =
Hasil 2,100 8,800 4,600 9,400 7,125 19,000 9,500 19,000 9,500 18,200 6,150 6,600 2,300 2,400 0,026 124,701
Ord. AP PP AE
Awlcp
Prosentase (%) 0,884 0,610 0,000
Panjang (1/2 B) (m) 4,200 2,900 0,000
=2x
1 Lwl − Lpp x x Σ2 3 2
=2x
1 32 ,500 m − 31,900 m x x 15,800 3 2
FS 1 4 1 Σ2 =
Hasil 4,200 11,600 0,000 15,800
= 3,160 m2 AwlTotal
= Awlmp + Awlcp = 265,197 m2 + 3,160 m2 = 268,357 m2.
4. Perhitungan Koreksi Untuk luasan garis air (Awl) Awl
= =
Awl
Perhitunga
Awl
n
− Awl
Perhitunga
Total
x 100 %
≤ 0,5 %
n
268 ,612 m 2 − 268 ,357 m 2 x 100 % 268 ,612 m 2
≤ 0,5 %
= 0,094 % ≤ 0,5 % (memenuhi).
Pengecekan terhadap Cw perhitungan : -
Cw perancanaan = 0,870
-
Cw perhitungan :
Cw
=
Awl Total LwlxB
=
268 ,357 m 2 32 ,500 mx 9,500 m
= 0,870 (Sesuai) Setelah semua data-data untuk pembuatan body plan kapal telah selesai dilakukan, seperti kurva prismatik (CSA), luasan bidang garis air serta jari-jari
bilga, maka dilanjutkan dengan pengambaran body plan seperti terdapat dalam Ikeda Masaharu hal. 58 – 63. adapun langkah-langkah pembuatan body plan adalah sebagai berikut : 1. Membuat empat persegi panjang dengan sisi mendatar adalah lebar kapal dan sisi vertikal adalah tinggi sarat air kapal. 2. Pada sarat air maksimum di tengah kapal, ditarik garis diagonal dengan sudut sembarang ke arah setengah lebar kapal. 3. Pada setengah lebar kapal ditentukan titik dengan menggunakan rumus BxCm , kemudian pada garis diagonal ditentukan panjang maksimum 2
garis tersebut dengan mengambil tinggi maksimum dari kurva prismatik (untuk section 5), kemudian dihubungkan antara kedua titik tersebut. 4. Untuk section berikutnya, pada garis diagonal diambil kurva prismatik untuk tiap-tiap section dan dibuat sejajar dengan section 5 dan ditarik tegak lurus bidang setengah lebar kapal. 5. Setelah semua garis pembagi untuk setiap section selesai dilakukan, dilanjutkan dengan mengukur panjang setiap section dari luas garis air. Dengan menggunakan Planimeter dan gambar kapal pembanding dilakukan zero setting.
II.2.3. Rencana Garis Setelah pembentukan body plan kapal telah selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan penggambaran rencana garis (Lines Plan). Adapun perhitungan-perhitungan yang perlu dilakukan untuk penggambaran rencana garis adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Sheer Untuk kapal rancangan mengikuti tinggi sheer dari kapal pembanding. 2. Menentukan Tinggi Chamber Chamber = 1/50 x B = 1/50 x 9,500 m
= 0,190 m 3. Rencana Linggi Buritan Rencana kemudi : -
Luas daun kemudi (Arudder)
Menurut Det Norske Veritas 1974, dalam Soekarsono, N.A, 1995. Arudder ≥ ≥
[
TxLpp 1 + 25 ( B / L) 2 100
]
[
3,000 mx 31,900 m 1 + 25 (9,500 m / 31,900 m) 2 100
≥ 3,078 m2. -
Tinggi Daun Kemudi (H rudder)
H rudder> D rudder > 0,7 x T > 0,7 x 3,000 m > 2,100 m
-
Lebar Daun Kemudi (Brudder)
Brudder = =
Arudder H rudder 3,078 m 2 2,100 m
= 1,465 m
]
II.2.4. Perhitungan Hidrostatik Kapal Kurva hidrostatik merupakan kurva yang menggambarkan kateristik dari sebuah kapal yang diperlukan untuk mendesain, membangun dan pengoperasian kapal tersebut. Kurva hidrostatik menunjukkan kemampuan apung serta berbagi parameter dalam berbagai kondisi kapal tersebut. Untuk pembuatan kurva hidrostatik dibuat dahulu perhitungan hidrostatik atau yang biasa disebut dengan Hydrostatic Calculation, dan datadata perhitungan tersebut diambil dari Offset Table pada gambar rencana garis (Lines Plan). Hasil dari perhitungan hidrostatik adalah penjumlahan hasil dari Main Part ditambah dengan hasil perhitungan dari Cant Part, dan dari hasil perhitungan tersebut yang digunakan untuk penggambaran kurva hidrostatik. Cara penggambaran kurva hidrostatik adalah dengan membuat dua sumbu yang saling tegak lurus, yaitu sumbu y sebagai sarat air (Draft) kapal dan sumbu x sebagai hasil dari kurva hidrostatik.
Adapun kurva-kurva yang digunakan dalam diagram tersebut adalah meliputi : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
19.
Nama Lengkungan Luas garis air (Water Plane Area) Luas section midship (Midship Section Area) Displacement moulded Luas permukaan bidang basah (Wetted Surface Area) Luas permukaan (Water Plane Area) Letak titik berat garis air terhadap penampang tengah kapal (Longitudinal Centre of Floatation) Letak titik tekan terhadap penampang tengah (Longitudinal Centre of Bouyancy) Letak titik tekan terhadap keel (Vertical Centre of Buoyancy) Coeffisien block Coeffisien prismatic Coeffisien midship Coeffisien waterline Metacentra melintang diatas garis air Metacentra memanjang diatas garis air Momen inertia memanjang pada setiap luasan garis air (Longitudinal Buoyancy Metacentre) Momen inertia melintang pada setiap luasan garis air (Longitudinal Buoyancy Metacentre) Ton per centimeter Moment untuk mengubah trim sebesar 1 Cm (Moment to Change Trim 1 Cm) Perubahan diplacement karena kapal mengalami trim buritan sebesar 1 Cm (Displacement Due to 1
Simbol WPA MSA Δ mld
1 Cm m2 m2 Ton
WSA
m2
WPA
m2
LCF
m
LCB
m
KB
m
Cb Cp Cm Cw TKM LKM
m m
LBM
m
TBM
m
TPC
Ton
MTC
Ton,m
DDT
Ton
Cm Change of Trim by Stren) Untuk
memudahkan
pembacaan,
maka
setiap
kurva
yang
bersangkutan diberikan petunjuk skala ukuran antara gambar yang sesungguhnya dan juga untuk mempersingkat perhitungan tiap-tiap kurva telah dimasukkan kedalam tabel-tabel.
II.2.5. Perhitungan Kurva Bonjean Kurva bonjean adalah kurva yang dibentuk dari luasan tiap-tiap ordinat garis air yang terbenam pada kondisi sarat yang telah ditentukan dan diteruskan sampai ke bangunan atas (super structure) kapal atau dengan kata lain bahwa kurva bonjean itu adalah kurva yang menunjukkan luasan tiap station sebagai fungsi dari sarat air. Untuk menggambarkan kurva bonjean terlebih dahulu menghitung tiap-tiap station untuk beberapa macam tinggi sarat. Karena kurva bonjean digambarkan sampai ke garis geladak kapal (sheer), maka kita harus menghitung luas sampai garis geladak disamping kapal (sheer). Cara penggambaran kurva bonjean, mula-mula digambarkan garis dasar, tinggi dan bentuk dari haluan dan buritan kapal, garis geladak, letak station dan garis-garis air. Skala tinggi sarat air kapal tidak perlu sama dengan skala panjang kapal. Kegunaan dari kurva bonjean (Bonjean Curve) dapat digunakan untuk perencanaan kapal, seperti : 1. Perhitungan peluncuran kapal 2. Perhitungan rencana kapasitas 3. Perhitungan diplacement kapal tanpa kulit untuk kapal baja dalam berbagai macam keadaan sarat air. 4. Perhitungan GRT dan NRT dan lain-lain.
View more...
Comments