Fungsi,Struktur Dan Sifat Hormon

November 13, 2017 | Author: Dian Agus Setyawati | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

11...

Description

RINGKASAN 1.1 Pengertian Hormon Kata hormone berasal dari bahasa Yunani yang berarti “menimbulkan atau membangkitkan”. Hormon asalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan ( chemical messenger) , disekresikan oleh sejenis jaringan, dalam jumlah yang sangat kecil dan dibawa oleh darah menuju target jaringan di bagian lain dari tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus. Berbagai macam hormone sudah diketahui dan banyak lagi yang ditemukan. Selain mengatur beberapa aspek metabolism, hormone juga mempunyai fungsi yang lain yaitu mengatur pertumbuhan sel dan jaringan, denyut jantung, tekanan darah, fungsi ginjal, pergerakan saluran gastrointestinal, sekresi enzim-enzim pencernaan,laktasi dan system reproduksi. 1.2 Struktur Hormon Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel • Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya 1. Golongan Polipeptida/Protein →Insulin,Glukagon,GH,TSH 2.Golongan Steroid→turunan dari kolestrerol dan merupakan hormone yang larut didalam lemak 4.Golongan derivat Asam Amino Hormon-hormon amina yaitu senyawa-senyawa kecil yang larut dalam air, terdiri dari kelompok amino. →Thyroid,Katekolamin • Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon 1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak 2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air • Berdasarkan lokasi reseptor hormon 1.Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler 2.Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)  Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya 1. Golongan Polipeptida/Protein a. Hormon Insulin Fungsi utama insulin adalah membantu glukosa(gula) dalam aliran darah masuk ke sel. Dengan demikian gula tersebut dapat diproses menjadi energy atau disimpan sebagai cadangan. b. Hormon Glukagon Glukagon adalah antagonis dari insulin: yang disekresi pada saat kadar gula darah dalam darah rendah. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam darah. c. Hormon GH

hormon berbasis pritein peptide. Merangsang pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainna. Hormone pertombuhan adalah asam amino, tunggal-rantai polipeptida yang disintesis, disimpan dan dikeluarkan oleh sel somatotroph dalam senyap lateral kelenjar pituitary anterior. 2. Golongan Steroid Ada da bagian yaitu: •

Hormon Adrenokortioid Dibagi menjadi dua

a. Hormon Mineralkortikoid Berfungsi memlihara fungsi normal ginjal dan mengatur pemasukan ion Na dan pengeluaran K atau menjaga keseimbangan elektrolit. Contohnya: Aldosteron, deoksikortikosteron, dan fludokartison. b. Hormon Glikokortikoid Glikokortikoid berperan dalam metabolism glukosa, lemak, protein. Fungsinya: 1. Kelainan pada jarigan kolagen dan rematik 2. Kelinan hematologis atau leokimia 3. Penyakit karena alergi ( asma, Demartologis) • Hormon Kelamin a. Hormon Estogen Estrogen adalah hormon yang memainkan peran kunci dalam perkembangan organ d an sistem reproduksi wanita. Estrogen juga bertanggung jawab untuk gejala yang diderita selama menopause. Secara keseluruhan, estrogen merupakan komponen penting dari kehidupan setiap wanita. b. Progesteron Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita, mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis. Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami. c. Testosteron Testosteron merupakan hormon penting yang berperan dalam pembentukan karakteristik seksual laki-laki dan perempuan. Meski memengaruhi pria dan wanita, testosteron memainkan peran yang jauh lebih besar pada pria dibandingkan wanita. Testosteron memiliki banyak fungsi mulai dari pembentukan massa otot, memperkuat tulang, hingga untuk pematangan perkembangan alat reproduksi dan pertumbuhan janin. 3. Golongan Steroid

Hormon Epinefrin(Adrenalin) Adrenaline (Epinefrin) adalah sebuah hormone yang memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh. Tidak hanya gerak, reaksi yang kita sering rasakan adalah frekuensi detak jatung meningkat, keringat dingin, dan terkejut. Hormon Tiroksin Hormon Tiroksin adalah hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar gondok (kelenjar Tiroid) yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh, mengatur metabolisme karbohidrat, mengatur penggunaan oksigen dan karbondioksida serta mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental. •

Kekurangan tiroksin

Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Pada ibu hamil, hormon tiroksin yang terlalu sedikit memang telah diketahui dapat menimbulkan masalah dalam kehamilan, memperbesar risiko keguguran, kelahiran prematur, dan hipertensi. •

Produksi tiroksin yang berlebihan

Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) •

Faktor-Faktor yang Meningkatkan dan Menurunkan kadar Tiroksin antara lain:

Stress psikis maupun fisik Penyakit penyakit kelenjar tiroid.  Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon 1. Lipofilik Hormon lipofilik larut baik dalam lemak dan kurang larut dalam air. Contoh utamanya adalah hormon tiroid dan steroid.Sesuai dengan namanya, hormon tiroid dihasilkan di kelenjar tiroid dan merupakan turunan dari tirosin beriodin. Steroid merupakan lipid netral yang diturunkan dari kolesterol. Termasuk hormon yang disekresikan oleh korteks adrenal, seperti kortisol dan hormon sex (testosteron pada pria dan estrogen pada wanita) yang disekresikan organ reproduktif. 2. Hidrofilik Hidrofilik berarti suka air. Hormon ini larut dalam air serta kurang larut dalam lemak. Kebanyakan hormon jenis ini merupakan hormon peptida atau protein yang terdiri dari asam amino spesifik dengan panjang yang bervariasi. Peptida lebih pendek sedangkan protein yang lebih panjang. Untuk mempermudah, kedua jenis ini dapat dikategorikan sebgai peptida  Berdasarkan lokasi reseptor hormon Tabel Klasifikasi Hormon Berdasarkan Lokasi Reseptor Hormon

Golongan I

Golongan II

Reseptor

Intraseluler

Membran Plasma

Tipe

Steroid,Yodotironin,Kalsitriol,Retinoid Polipeptida,Protein,Glikoprotein

Solubilitas

Lipofilik/Hidrofobik

Hidrofilik/Lipofobik

Protein Pengangkut

Ada

Tidak Ada

Usia Paruh

Panjang (Berjam-jam/berhari-hari)

Pendek (menit)

Mediator

Kompleks hormon Reseptor

Second messenger berupa : cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfotidilinositol, Lintasan Kinase

1.3 Sifat-sifat Umum Hormon A. Beberapa hormon polipeptida dibuat sebagai prekursor yang tidak aktif Beberapa hormon polipeptida, termasuk insulin dan glukagon, disintesis oleh sel-sel endrokrin induknya sebagai prekursor yang tidak aktif, yang disebut prohormon. Prekursor yang tidak aktif tersebut mengandung rantai polipeptida yang lebih panjang daripada hormon aktifnya sendiri. Prohormon disimpan dalam bentuk tidak aktif didalam sel endokrin, sering kali di dalam granula-granula sekresi, siap untuk diubah dengan cepat menjadi bentuk-bentuk aktifnya oleh perubahan enzimatik ketika sel tersebut menerima isyarat yang tepat. B. Hormon-hormon berfungsi dalam konsentrasi yang sangat kecil dan sebagian besar berumur pendek. Hormon-hormon berada dalam darah pada konsentrasi istirahat yang sangat rendah, berkisar dalam satuan mikromolar (10-6 M) sampai dengan pikomolar (10-12 M), yang dapat dibandingkan dengan konsentrasi normal glukosa pada kisaran milimolar, kira-kira 4x10 -3 M. Karena alasan inilah, hormon-hormon sangat sukar untuk diisolasi, diidentifikasikan dan diukur secara akurat. Hormon didalam darah berumur pendek, kadang-kadang hanya dalam kisaran menit. Sekali kehadirannya tidak diperlukan lagi, dengan cepat hormon dijadikan tidak aktif oleh aktivitas enzim. C. Beberapa hormon bereaksi segera, lainnya bereaksi secara lambat. Beberapa hormon menghasilkan respon fisiologis dan biokimiawi dengan cepat. Beberapa menit setelah adrenalin disekresikan ke dalam aliran darah, hati menanggapi dengan mengeluarkan glukosa ke dalam darah. Sebaliknya, hormon-hormon tiroid atau estrogen

menghasilkan respon maksimal didalam jaringan target setelah berjam-jam atau bahkan berharihari. Perbedaan-perbadaan waktu respon tersebut berkaitan dengan perbedaan dalam mekanisme aksinya. D. Hormon berikatan dengan reseptor spesifik pada atau di dalam sel target. Tahap pertama dalam kerja hormon adalah pengikatan dengan suatu molekul atauu kumpulan molekul yang khas, yang disebut hormon reseptor, yang berlokasi pada permukaan sel atau di dalam sitosol sel target. Reseptor untuk hormon-hormon peptida dan amina yang larut di dalam air yang tidak segera menembus membran sel, terletak pada permukaan luar sel target. Reseptor hormon steroid yang larut di dalam lipida yang segera melewati plasma membran sel targetnya, adalah protein khas yang terletak dalam sitosol sel. E. Hormon mungkin memiliki “pembantu pesan kedua” intraselular. Sesaat reseptor hormon pada atau di dalam sel target ditempati oleh molekul hormon, reseptor itu menjalani suatu perubahan yang khas yang membentuk atau membebaskan molekul pembawa pesan intraseluler, disebut “pembawa pesan kedua” (second messenger). Pembawa pesan ini merupakan isyarat dari reseptor hormon ke beberapa sistem enzim atau molekul didalam sel yang membawa perintah-perintah yang berasal dari hormon. Pembawa pesan intraseluler dapat mengatur reaksi enzim yang khas atau menyababkan gen atau serangkaian gen yang tidak aktif menjadi terekspresi.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF