Fungsi Error
June 22, 2019 | Author: Lintang Rofiatus Sholihah | Category: N/A
Short Description
resume fungsi error...
Description
Fungsi Error Fungsi error merupakan salah satu fungsi spesial yang tidak memiliki kaitan sama sekali dengan error atau kesalahan pengukuran. Lebih lanjut, fungsi error ini terkait
=e −t dengan luasan kurva lonceng y 2dari 0 hingga x. (1.) x
−2 e−t erf ( x )= ∫
2
√ π 0
Deskripsi penggunaan fungsi error dijelaskan oleh gambar berikut.
Pencarian Nilai Fungsi Error pada Nilai x Kecil Nilai fungsi error dapat didekati dengan menggunakan deret ac Laurin pada nilai x kecil !nilai x antara "# dan #$. %encarian deret ac Laurin untuk fungsi error !erf$ di atas bisa kita mulai dengan pengertian deret ac Laurin itu sendiri. Deret Mac Laurin
!&.$ 2
n
f ( 0 ) f ( 0 ) f ( ( x )= f ( ( 0 ) + x . f ( 0 ) + x . + … .. + x2 . 2! n! '
2
Dari sini, kita bisa mulai menemukan deret ac Laurin untuk e x. 'ngat kembali bah(a xsama dengan e x. turunan dari e
2
0
!).$
ex = e
0
+ x e +
x e
2!
0
+ …=1 + x +
x
∞
2
2!
∑
…=
x
n= 0
n
n
*emudian kita menggantikan variabel x pada e 2, sehingga perumusan !).$ xdengan −t berubah menjadi deret berikut.
(−t )
2 2
= e + (−t ) e
2
− t
!+.$
e
0
2
0
+
0
e
2!
4
t
2
+ … = 1−t +
2!
+¿
Dari sini, kita bisa masukkan deret tersebut ke perumusan !#.$ sehingga menjadi perumusan !.$ di ba(ah.
!.$
∫ ∑
( =2π√ e r f x)
0x
( −1) 2nn ! nt d t
∞ n=0
elihat perumusan !.$ di atas, nampaknya sulit sekali. -api begitu kita tahu bah(a disana ada dt, maka kita tahu variabel yang terlibat proses integrasi hanyalah variabel dan variabel lainnya, keluar dari lambang integrasi. %ada perumusan selanjutnya, kita bisa melihat bagaimana operator penjumlahan deret ! Σ$ menjadi berada di luar, melingkupi operator integral.
!.$
∑
( =2π√ e r f x) /ekarang kita fokus dulu ke bentuk
∫
( −1) !0xt 2nd nn t
∞ n=0
tpada perumusan !.$ di atas. Dengan 2nd ∫0xt
teknik integrasi yang dulu pernah kita dapatkan semasa /, kita bisa dengan mudah mengetahui bah(a 1
!2.$
∫ t dt=t 0x 2n
2n+12 −0. ∣∣∣x0=x2n+12 n+1 n+1
t
/ehingga hasil akhirnya adalah1
(8.)
∑
e r f x) ( =2π√
∞ n=0
n+1) 2n+1n ( −1) ! . n⋅x ⋅(2
r f x)pada %erumusan !3.$ tadi sangat sering dipakai dalam algoritma pencarian nilai e ( nilai x yang cukup kecil. %ada nilai x yang besar, maka algoritma yang digunakan
r f x) berbeda. 4al tersebut karena, (alaupun perumusan !3.$ tetap memberikan nilai e ( yang bagus untuk x besar, tapi (aktu perhitungan yang dihabiskan komputer jadi lebih lama karena membutuhkan operasi perulangan yang lebih banyak. 5ambar di ba(ah
r f x)sebenarnya !kurva menerangkan kesesuaian perumusan !3.$ dengan fungsi e ( merah$. %erumusan !3.$ yang digunakan untuk plot kurva biru putus"putus di ba(ah dihitung hingga suku n ke"6.
Pencarian Nilai Fungsi Error pada x Besar %ada x besar, !biasanya nilai x besar adalah nilai x7# dan nilai x8"#$ maka pencarian nilai fungsi error dilaksanakan dengan bantuan fungsi error komplementer, erfc!x$. Fungsi error komplementer ini didefinisikan sebagai berikut.
(9.)
∫
2d −t e r f c x) t ( =2π√ x∞e
Fungsi erfc!x$ ini punya hubungan spesial dengan fungsi erf!x$, yaitu erfc!x$ 9 erf!x$ : #. 4al ini dibuktikan dengan perumusan berikut. !#0.$
∫ e dt+2π√∫ e dt=2π√∫ e dt
( +e ( =2π√ e r f c x) r f x)
2 x∞ −t
2 0x −t
2 0∞ −t
Mengganti t2 dengan s, maka perumusan 10 menjadi: !##.$
∫ e 2s√ds=2π√⋅Γ( )2=2π√⋅π√2
( +e ( =2π√ e r f c x) r f x)
0∞ −s
12
Γ( 12)merupakan fungsi gamma, penjelasannya dapat dilihat di we ge!fisika "#M ini. !#&.$
( +e ( =1 e r f c x) r f x) Dengan sifat istime(a seperti di atas, kita bisa menentukan deret yang digunakan untuk menemukan pendekatan nilai erf!x$ pada x besar. Deret ini berasal dari erf!x$ : #" erfc!x$. -eknik pencarian deret tersebut akan saya jelaskan di ba(ah. !#).$
( =1−e ( e r f x) r f c x) !#+.$
∫ e dt
( =1−2π√ e r f x)
x∞ −t 2
Mengganti t2 dengan s, maka perumusan 1$ menjadi: !#.$
∫
( =1−2π√ e r f x)
∫
2√ds =1−1π√
−s s x2∞e
√ds
−s x2∞e s
x)yang dapat didefinisikan %emudian kita mendefinisikan seuah fungsi aru ernama Fn( seagaimana pada perumusan (1&.). 'kspansi fungsi Fn( x)(perumusan (1.))dilaksanakan
Ud V=UV−∫ Vd U. dengan teknik pengintegralan ∫ !#.$
∫
= Fn( x)
∫
( √) = d s
−ss x2∞e ns
−s −n−12d x2∞e ⋅s s
!#2.$
( )
( )∫
=−s − n+12 e −s 2 ∣∣∣∞x2− n+1 Fn( x) !#3.$
−s −n−32d x2∞e ⋅s s
( )
−x2− n =x−(2n+1)e +12 Fn+1( Fn( x) x)
x)ke fungsi erf().... Menghuungkan fungsi Fn( !#6.$
∫
( =1−1π√ e r f x)
√ds =1−F0( x) π√
−s x2∞e s
!&0.$
[
(
(
))]
−x2−1 −x2−3 −x2−5 e r f x) x) ( =1−1π√ x−1e 2 x−3e 2 x−5e 2F3(
!.$
[
]
( =1−1π√ x−1e +3x−5e −3⋅5x−7e +. . . −x2−x −3e −x22 −x24 −x28 e r f x)
*ari perumusan n!. (21.), kita isa melihat ahwa deret yang digunakan untuk menemukan pendekatan nilai erf() pada esar (leih dari 1) adalah seagai erikut. (22.)
∑
( =1−e √ e r f x) −x2π
( −1) 2n−1) ! ! 2nx2n+1. n(
n=0 ∞
+edangkan pada nilai kurang dari 1, deret yang digunakan adalah seperti erikut. (2-.)
∑
e r f r f x) −x2π ( −x) =−e ( =e √
( −1) 2n−1) ! ! 2nx2n+1−1. n(
∞ n=0
x−4 ungsi x ! !dikenal seagai fakt!rial ganda, didefinisikan seagai x! ! =x⋅(x−2) ( )
( ) . . . x−8 n, n/1 jika ganjil dan n/2 jika genap.
l!t fungsi 'rf() (ungu), perumusan (8.), hingga n/9, da lam warna iru muda, dan perumusan (22.), hingga n/&, dalam warna hijau muda.
View more...
Comments