FRAUD PHAR MOR, INC

January 8, 2017 | Author: Ida Nur Aeni | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download FRAUD PHAR MOR, INC...

Description

PAPER “FRAUD “PHAR MOR, INC.” Disusun Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester Pengauditan I Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si., Ak. / Suhernita, M. For.Acc, Ak.

Disusun oleh : Ida Nur Aeni

11412141037

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan ekonomi dimulai dari pemenuhan kebutuhan untuk menciptakan nilai kepuasan. Menurut teori Smith, para pelaku bisnis atau pemilik modal yang mencoba mengejar kepentingan pibadinya akan mencari keuntungan sebesar-besarnya, pegawai berusaha mencari gaji setinggi-tingginya, sementara konsumen berusaha membeli barang semurah-murahnya. Demi kepentingan perusahaan dalam melakukan investasi dan menciptakan pertumbuhan maka perusahaan perlu memastikan bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan perusahaan. Kepastian seperti itu diberikan oleh sistem tata kelola perusahaan (corporate governance) untuk mencapai tujuan perusahaan yang going concern, suatu keadaan dimana perusahaan dapat tetap beroperasi dalam jangka waktu ke depan. Kegagalan mempertahankan going concern dapat mengancam setiap perusahaan. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang berisi kinerja perusahaan. Apabila suatu perusahaan memiliki kinerja yang baik akan menghasilkan suatu keuntungan. Namun sebaliknya jika perusahaan mengalami kerugian hal ini membuat ketidakpercayaan investor pada perusahaan dan manajemen pengelola. Hal ini tentu akan berdampak pada going concern perusahaan. Maka top manajer perlu melakukan pengambilan keputusan antara melaporkan hal yang sebenarnya atau melakukan suatu modifikasi agar tetap mendapatkan kepercayaan investor maupun masyarakat umum.

B. Ringkasan Kasus Phar Mor, Inc. Phar Mor Inc, termasuk perusahaan terbesar di Amerika Serikat yang dinyatakan bangkrut pada bulan Agustus 1992 berdasarkan perundang-undangan U.S. Bangkruptcy Code. Phar mor merupakan perusahaan retail yang menjual produk yang cukup bervariasi, mulai dari obat-obatan, furniture, elektronik, pakaian olah raga hingga videotape. Pada masa puncak kejayaannya, Phar Mor mempunyai 300 outlet besar di hampir seluruh negara bagian dan memperkerjakan 23,000 orang karyawan yang

berpusat di Youngstown, Ohio, United State dan penjualannya mencapai $ 3 miliar. Phar-Mor dididrikan oleh Michael I. Monus atau biasa disebut Mickey Monus dan David S. Shapira di tahun 1982. Beberapa toko menggunakan nama Pharmhouse and Rx Place. Slogan Phar-Mor adalah ”Phar-Mor power buying gives you Phar-Mor buying power”. Sejarah mencatat kasus Phar Mor, Inc sebagai kasus yang melegenda di kalangan auditor keuangan. Eksekutif Phar Mor sengaja melakukan fraud untuk mendapat keuntungan financial yang masuk ke dalam saku pribadi individu di jajaran top manajemen perusahaan. Bentuk penipuan yang dilakukan oleh Monus dan asistennya adalah penggelapan dana, kelebihan laba, pembayaran awal yang diakui sebagai pendapatan saat diterima, meningkatkan kuantitas persediaan, membuat dua buku catatan akuntansi, dan menyiapkan dua versi laporan keuangan bulanan. Dalam melakukan fraud, top manajemen Phar Mor membuat dua laporan keuangan yakni, laporan inventory dan laporan bulanan keuangan (monthly financial report). Dan kedua laporan ini kemudian dibuat ganda oleh pihak manajemen. Satu set laporan inventory berisi laporan inventory yang benar (true report,), sedangkan satu set laporan lainnya berisi informasi tentang inventory yang di adjusment dan ditujukan untuk auditor eksternal. Demikian juga dengan laporan bulanan keuangan, laporan keuangan yang benar berisi tentang kerugian yang diderita oleh perusahaan ditujukan hanya untuk jajaran eksekutif. Laporan lainnya adalah laporan yang telah dimanipulasi sehingga seolah-olah perusahaan mendpat keuntungan yang berlimpah. Dalam mempersiapkan laporan-laporan tersebut, manajemen Phar Mor sengaja merekrut staf dari akuntan publik (KAP) Cooper &Lybrand, staf –staf tersebut kemudian turut dimainkan dalam fraud tersebut dan sebagai imbalan telah membuat laporan ganda mereka diberikan kedudukan jabatan penting. Dampak dari penipuan tersebut mulai terlihat pada tahun 1989, 1990, dan 1991 dimana

laporan

keuangan

menunjukkan

keuntungan

kenyataannya Phar Mor, Inc. mengalami kerugian besar.

sedangkan

pada

C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada paper kasus Phar Mor, Inc ini adalah sebagai berikut: 1.

Apa latar belakang terjadi fraud pada Phar Mor, Inc yang dilakukan oleh top manajemen bersama auditor?

2.

Apa saja pelanggaran yang dilakukan oleh top manajemen serta auditor yang dikaitkan degan berbagai teori yang ada?

3.

Bagaimana solusi yang dapat diberikan atas terjadi fraud ipada Phar Mor, Inc.?

BAB II PEMBAHASAN

Profesi akuntan publik merupakan profesi yang penting dimana auditor memberikan keyakinan yang memadai mengenai laporan keuangan klien. Para profesional selalu diminta untuk cermat ketika menjalankan tugas melayani klien. Menurut comman law, para profesional audit bertanggung jawab untuk memenuhi apa yang telah dinyatakan dalam kontrak dengan klien. Apabila auditor gagal memberikan jasa atau tidak cermat dalam pelaksanaannya, mereka secara hukum bertanggung jawab kepada klien atas kelalaian dan/atau pelanggaran kontrak, dan dalam situasi tertentu, kepada pihak selain klien mereka. Dalam kasus Phar Mor, Inc muncul expectation gap yaitu perbedaan keinginan atau harapan masyarakat terhadap hasil kerja auditor dengan hasil kerja yang ditunjukkan oleh auditor. A. Teori-Teori dalam Internal Audit yang Berkaitan dengan Kasus Phar Mor Inc. Salah satu syarat agar internal audit bisa berfungsi, yaitu fungsi dari teori contol environment. Pengertian dari contol environment sendiri adalah komponen yang meliputi sikap manajemen di semua tingkatan terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus. Hal ini mencakup : etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Juga mencakup struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen Control environment terdiri atas: 1. Struktur organisasi Berdasarkan tanggung jawab masing-masing manajer untuk mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan organisasi dan batas kewenangan. 2. Elemen kerangka kontrol, mencakup: Pemisahan tugas-tugas yang bersesuaian; seorang karyawan atau organisasi tidak boleh mengendalikan semua tahap dari proses yang dilalui organisasi. 3. Kompetensi dan integritas orang-orang di organisasi. 4. Tingkatan otoritas dan tanggung jawab yang sesuai. 5. Kemampuan untuk menelusiri setiap transaksi ke individu yang bertanggung jawab untuk itu.

6. Ketersediaan sumber daya, waktu, dan karyawan yang ahli memadai. 7. Pengawasan staf dan pemeriksaan kerja yang sesuai. 8. Kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang didokumentasikan dengan baik dan dapat menjelaskan lingkup fungsi, aktivitas, dan berkaitan dengan departemen-departemen lainnya. Kebijakan berarti arah, prosedur menjelaskan, cara menerapkan dan bagaimana mengikuti kebijakan tersebut. 9. Pengaruh-pengaruh eksternal mencakup persyaratan fidusiari, hukum dan regulasi, ketentuan kontrak, adat istiadat, kebiasaan, ketentuan serikat organisasi, dan lingkungan yang kompetitif. Dalam kasus Phar Mor, fungsi contol environment telah dikesampingkan. Padahal control environment sangat ditentukan oleh attitude dari manajemen. Idealnya, manajemen harus mendukung penuh aktivitas internal audit dan mendeklarasikan dukungan itu ke semua jajaran operasional perusahaan. Top manajemen Phar Mor tidak menunjukan attitude yang baik. Manajemen kemudian justru merekrut staf auditor dari KAP Cooper & Librand untuk turut dimainkan dalam fraud. Teori lainnya yang terdapat di dalam kasus Phar Mor adalah The fraud Triangle, yaitu teori yang menerangkan tentang penyebab fraud terjadi. Menurut teori ini, penyebab fraud terjadi akibat tiga hal, yaitu : 1. Insentive / Pressure Adalah ketika manajemen atau karyawan mendapat insentive atau justru mendapat pressure (tekanan) sehingga mereka “commited“ untuk melakukan fraud. 2. Opportunity Adalah peluang terjadinya fraud akibat lemahnya atau tidak efektifnya control sehingga membuka peluang terjadinya fraud. 3. Rationalization / Attitude Adalah teori yang menyatakan bahwa fraud terjadi karena kondisi nilai-nilai etika lokal yang membolehkan terjadinya fraud. Dalam kasus Phar Mor Inc, setidaknya manajemen telah membuktikan satu dari tiga unsur The fraud Triangle, yaitu : Insentive Top manejemen sengaja merekrut staf dari KAP Cooper & Librand dengan

insentive berupa posisi sebagai Vice President bidang financial dan kontroler. Yang dikemudian hari ternyata terbukti turut terlibat aktif dalam fraud di Phar Mor Inc. B. Prinsip Etika Profesi Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik IAI menyatakan pengakuan profesi akan tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi. 1. Tanggung Jawab Profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegitan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. 2. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, mengormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. 3. Integritas Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan

profesional.

Integritas

merupakan

kualitas

yang

mendasari

kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan

publik,

setiap

anggota

harus

memenuhi

tanggung

jawab

profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. 4. Objektivitas Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak

memihak, jujur, secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajban profesionalnya. 5. Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keandalan atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 fase yang terpisah: a. Pencapaian Kompetensi Profesional. Pencapaian ini pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subjek- subjek yang relevan. Hal ini menjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota. b. Pemeliharaan Kompetensi Profesional Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen, pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, serta anggotanya harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang konsisten.Sedangkan kehati- hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab profesinya dengan kompetensi dan ketekunan. 6. Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

melakukan

jasa

profesional

dan

tidak

boleh

memakai

atau

mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staff di bawah pengawasannya dan orangorang yang diminta nasihat dan bantuannya menghormati prinsip kerahasiaan. 7. Perilaku Profesional Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebgai perwujudan tanggung jawabnya

kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan masyarakat umum. 8. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar professional yang relevan. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang relevan. Dalam kasus Phar Mor, Inc. staf dari akuntan publik (KAP) Cooper & Lybrand terlibat fraud dengan top manajemen Phar Mor, Inc. hal ini telah melanggar prinsip etika profesi yaitu mengenai tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, dan objektivitas. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, Cooper & Lybrand seharusnya menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegitan yang dilakukannya. Cooper & Lybrand berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, mengormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme yaitu kepada kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Di dalam prinsip objektivitas pun sama yaitu mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur, secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan

dalam

pemenuhan

kewajban

profesionalnya.

Tetapi

dalam

kenyataannya Cooper & Lybrand ikut dipermainkan oleh top manajemen demi kepentingan pribadi yaitu imbalan jabatan. Hal ini yang menurunkan integritas dari Cooper & Lybrand.

Dalam Kasus Phar Mor yang telah diuraikan sebelumnya, Pihak Top Management dan Auditor telah melakukan fraud demi kepentingan pribadi mereka. Phar Mor terbukti telah melakukan fraud dengan memberikan insentif berupa imbalan kepada auditor (insentif). Auditor dari suatu organisasi berfungsi sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen senior dan

atau dewan. Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab bagian audit harus dinyatakan dalam dokumen tertulis yang formal, misalnya dalam anggaran dasar organisasi. Anggaran dasar harus menjelaskan tentang tujuan bagian audit internal, menegaskan lingkup pekerjaan yang tidak dibatasi, dan menyatakan bahwa bagian audit internal tidak memiliki kewenangan atau tanggung jawab dalam kegiatan yang mereka periksa. „Pemeriksaan internal harus dilaksanakan secara ahli dan dengan ketelitian professional‟, maka auditor sebaiknya seseorang yang kompeten. Karena kompetennya sering sekali kelebihan auditor ini disalahgunakan. „Para pemeriksa internal harus mematuhi standar profesional dalam melakukan pemeriksaan‟, semua itu terdapat dalam kode etik auditor internal. Kode etik menghendaki standar yang tinggi bagi kejujuran, sikap objektif, ketekunan, dan loyalitas, yang harus dipenuhi oleh pemeriksa internal. Hal-hal inilah yang sering dikesampingkan oleh manajemen dan auditor itu sendiri demi kepentingan mereka masing-masing. Solusinya tidak lain tidak bukan adalah “Katakan Tidak Pada Fraud!”. Dalam hal ini auditorlah kuncinya, jika saja auditor menolak ajakan manajemen membuat laporan keuangan ganda, maka fraud tak akan terjadi. Pihak manajemen sebaiknya tidak menjatuhkan perusahaannya sendiri dengan cara melakukan fraud.

BAB III PENUTUP A. Simpulan Fraud yang dilakukan oleh top manajemen Phar Mor dilakukan dengan membuat 2 laporan ganda, yaitu laporan inventory dan laporan keuangan bulanan yang masing-masing telah dilakukan adjustment. Dalam kasus ini, internal audit tidak bisa berfungsi karena adanya control environment yang tidak dilakukan dengan baik oleh manajemen. Manajemen Phar Mor setidaknya telah membuktikan satu dari tiga unsur The fraud Triangle, yaitu: insentive berupa imbalan jabatan kepada auditor internal. Oleh karena itu, auditor internal harus benar-benar memegang teguh kode etik profesi dalam menjalankan tugasnya, salah satunya dalam hal ini adalah kemandirian atau independensi. Fungsi pemeriksaan internal haruslah terpisah dari kegiatan-kegiatan yang diperiksanya. Suatu kemandirian akan memungkinkan pelaksanaan pekerjaan para auditor internal secara bebas dan objektif. Tanpa kemandirian, hasil pemeriksaan internal yang diharapkan tidak akan dapat diwujudkan secara optimal.

B. Saran 1.

Meningkatkan internal control Phar Mor, Inc. Dalam meningkatkan internal control perusahaan dapat dilakukan diawal dengan cara selektif dalam memilih orang-orang yang ada di manajemen perusahaan dan membentuk komite audit sebagai pengawas perusahaan. Hal ini penting dilakukan karena sebagai atasan (manajemen perusahaan) perlu memberikan sikap (attitude) yang baik bagi lingkungan perusahaan sehingga dapat memberikan contoh bagi para bawahannya. Jika lingkungan perusahaan kondusif dan memegang teguh prinsip-prinsip etika maka tidak akan ada fraud di perusahaan tersebut apalagi dilakukan oleh top manajemen. Selain itu perlu didukung adanya komite audit sebagai pihak yang mengawasi perusahaan. Komite audot disini dipilih sebagai orang independen yang ada pada perusahaan. Dalam hal ini komite audit memberikan pengawasan terhadap jalannya perusahaan serta orang-orang yang terlibat dalam

perusahaan. Dengan demikian akan ada check and balancing dari elemen perusahaan. 2.

Melakukan audit investigatif. Audit investigatif dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya fraud di lingkungan perusahaan. Jika terdapat gejala atau tanda-tanda adanya kejanggalan pada perusahaan maka dapat dilakukan audit investigatif yang fungsinya untuk mendeteksi fraud sehingga segera dapat diatasi dan tidak akan terjadi fraud yang akan membahayakan perusahaan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A. 14th ed. Auditing and Assurance Services. Library of Congress Cataloging. ISBN-13: 978-0-13-257595-9 Hendri Miftahul. 2011. Makalah Kasus Phar Mor, Inc. Sistem Komputer FMIPA, Andalas. Padang Muhammad Miqdad. Mengungkap Praktek Kecurangan (Fraud) pada Korporasi dan Organisai Publik Melalui Audit Forensik. Jurnal Ilmu Ekonomi (Journal Of Economics) Fakultas Ekonomi Universtas Jember ISSN: 16932420

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF