Formulasi Sediaan Masker

May 12, 2019 | Author: mariatik | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

farmasi...

Description

KARYA TULIS ILMIAH

FORMU FORMULA LASI SI SEDIA SEDIAAN AN MASKE MASKER R GE GEL L EKSTRAK EKSTRAK DAUN DAUN JAMBU JAMBU BIJI BIJI ( Psidium  Psidium guajava L .)

Oleh : INDRAWAN F.12.055

PROGRAM STUDI D-III FARMASI AKADEMI AKADEMI FARMASI FARMASI BINA HUSADA HUSADA KENDARI 2015

FORMU FORMULA LASI SI SEDIA SEDIAAN AN MASKE MASKER R GE GEL L EKSTRAK EKSTRAK DAUN DAUN JAMBU JAMBU BIJI BIJI ( Psidium  Psidium guajava L.)

KARYA TULIS ILMIAH

 Diajukan sebagai salah satu syarat  untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi  pada program studi D-III Farmasi  Akademi Farmasi Bina Husada Kendari

Oleh : INDRAWAN F.12.055

PROGRAM STUDI D-III FARMASI AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI 2015

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui Karya Tulis Ilmiah saya, dengan judul :

FORMU FORMULA LASI SI SEDIA SEDIAAN AN MASKE MASKER R GE GEL L EKSTRAK EKSTRAK DAUN DAUN JAMBU JAMBU BIJI BIJI ( Psidium  Psidium guajava L.)

Untuk dipublikasikan dipublikasikan atau atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu yaitu Digital Library Perpustakaan Akademi Farmasi Bina Husada Kendari untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta. Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.

Kendar Kendari, i, 13 Agustu Agustuss 2015 2015

INDRAWAN F.12.055

HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Judul KTI

: Formulasi Sediaan Masker Gel Menggunakan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava. L).

Nama

: Indrawan

NIM

: F.12.055

Menyetujui :

Muh. Syaiful Saehu. ST., M. si Pembimbing I

Musdalipah, S. Farm., MPH., Apt Pembimbing II

Mengetahui

Ketua Program Studi D-III Farmasi

Nirwati Rusli, S.Si., M.Sc., Apt

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini telah dipertahankan dalam ujian Karya Tulis Ilmiah dihadapan tim penguji pada tanggal 13 Agustus 2015 sesuai dengan SK direktur Akademi Farmasi Bina Husada Kendari Nomor 749/AKFAR-BINHUS/ VII /2015.

Tim Penguji

1. Eny Nurhikma, S.Si.,MPH.,Apt

(.....................................)

2. Esti Badia, S.Si.,Apt

(......................................)

3. Ervianingsih, S.Farm.,M.Si.,Apt

(......................................)

4. Muh. Syaiful Saehu, ST., M.Si

(......................................)

5. Musdalipah, S. Farm., MPH., Apt

(......................................)

Mengetahui :

Direktur Akademi Farmasi Bina Husada Kendari

Muh. Syaiful Saehu, ST., M.Si

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karuniah-Nya, sehingga penulisan Karya tulis ilmiah (KTI) ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan. Berbagai kesulitan dan hambatan dialami dalam penulisan ini, namun atas dorongan dan kemauan yang keras terutama adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga penulisan Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Sembah sujud ku persembahkan untuk kedua orang tuaku kepada Ayahanda Lewa Djamaluddin dan Ibunda tercinta Mahariana dan terimakasih yang setulusnya atas Do’a, perhatian, bantuan materi serta dorongan moril yang tak henti-hentinya sehingga Karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. Dan tak  lupa juga kepada saudara-saudaraku serta seluruh keluarga atas dukungan dan perhatiannya selama ini. Serta dengan selesainya Karya tulis ilmiah ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghormatan kepada Bapak Muh. Syaiful Saehu, ST., M. Si sebagai pembimbing I dan Ibu Musdalipah, S. Farm., MPH., Apt sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dan keikhlasannya dalam penyusunan Karya tulis ilmiah ini. Melalui kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapa Bapak k H.K. H.K. Ones Ones Balak Balaka, a, SKM SKM selak selaku u Ketua Ketua Yayas Yayasan an Bina Bina Husa Husada da Kenda Kendari. ri. 2. Bapa Bapak k Muh. Muh. Syaifu Syaifull Saehu Saehu.,S .,ST., T.,M.S M.Sii selak selaku u Dire Direktu kturr Akade Akademi mi Farm Farmasi asi Bina Bina Husada Kendari. 3. Bapak Bapak Muh. Ilyas Ilyas Yusuf, Yusuf, S.Farm.,M.I S.Farm.,M.Immun mmun.,Apt .,Apt selaku selaku wakil wakil direktur direktur I, Ibu Hasnawati,S.Si.,M.Sc

selaku

wakil

direktur

II

dan

Ibu

Nirwati

Rusli,S.Si.,M.Sc.,Apt Selaku Ketua Program Studi Diploma III Farmasi Akademi Farmasi Bina Husada Kendari. 4. Ibu Eny Nurhikm Nurhikma, a, S.Si.,MPH. S.Si.,MPH.,Apt, ,Apt, Esti Esti Badia, Badia, S.Si.,Apt, S.Si.,Apt, Ervianin Ervianingsih, gsih, S.Farm., M.Si.,Apt. selaku tim penguji yang telah memberikan masukan dan saran. 5. Saud Saudar araa-sa saud udar arik iku, u,

Chan Chandr draa

Kurni Kurniaw awan an,,

Imam Imam

Hiday Hidayat at,,

Herm Hermaw awan an,,

Agistiawa Agistiawan, n, Iskand Iskandar, ar, Muh. Fadriansy Fadriansyah, ah, Rian Vikarnus, Vikarnus, Citra Anjelina, Anjelina, Neng dan Bu Haja 6. Teman Teman-te -teman man Akadem Akademii Farma Farmasi si Bina Bina Husada Husada Kenda Kendari ri ang angkat katan an 2012 2012 yang yang senas senasib ib dan dan seper seperjua juanga ngan. n. Penulis sadar bahwa bahwa dalam penulisan karya karya tulis ilmiah ini masih terdapat terdapat banyak kekeliruan dan kesalahan yang disebabkan oleh keterbatasan dari segi pengetahuan, tenaga mapun materi. Oleh karena itu pendapat, saran dan kritik  sangat diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Kendar Kendari, i, 13 Agustu Agustuss 2015 2015

Penulis

INTISARI

INDRAWAN “For “Formu mula lasi si Sedi Sediaa aan n Mask Masker er Gel Gel Meng Menggu guna naka kan n Ekst Ekstra rak k Daun Daun Jamb Jambu u Biji Biji (Psidium guajava. L)” L)” di bawah bawah bimbingan bimbingan Muh. Syaiful Syaiful Saehu Saehu dan Musdalipah.

Masker merupakan sediaan kosmetik yang yang digunakan digunakan untuk perawatan perawatan kulit wajah yang digunakan untuk mengencangkan kulit, mengangkat sel-sel tanduk, tanduk, mengha menghaluska luskan n dan mence mencerahk rahkan an kulit. Pengg Penggunaa unaan n antioksid antioksidan an dalam dalam form formul ulas asii mask masker er meru merupa paka kan n sala salah h satu satu solu solusi si untu untuk k meng menghi hind ndar arii peng penggu guna naan an bahan bahan sintet sintetik ik yang yang berbah berbahaya aya.. Salah Salah satu satu tumbuh tumbuhan an Indon Indones esia ia yang yang memilik memilikii pote potens nsii untu untuk k meng mengha hasi silk lkan an zat zat anti antiok oksi sida dan n alam alamii adal adalah ah daun daun jamb jambu u biji biji yang ang mengandung flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji sebagai sebagai antioksidan. Penelitian dilakukan secara eksperimen, sampel diekstraksi dengan cara dimaserasi selama selama 3x24 jam dengan dengan menggunakan menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak  Ekstrak  0 kemudian dipekatkan pada suhu 40 C dengan tekanan 100 atm. Ekstrak kental yang diperoleh digunakan pada konsentrasi 0,02% dengan variasi HPMC sebagai gelling agent pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15%. Hasil penelitian menunjukan menunjukan bahwa bahwa ekstrak daun jambu biji dapat dibuat dibuat sebagai sediaan masker gel dan memnuhi evaluasi fisik sediaan. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat cukup stabil, homogen, pH berkisar antara 6-7, dan sediaan tidak menimbulkan iritasi. Dengan demikian formulasi sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava L.) memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas dan uji iritasi.

Kata Kunci : Daun jambu biji, masker gel, antioksidan.

ABSTRACT INDRAWAN "Formulatio "Formulation n Using Using Extract Extract Preparation Preparationss Gel Mask Guava Guava Leaves Leaves (Psidium guajava. L)" L)" Unde Underr sup super ervi viso sorr by Mr. Mr. Muh. Muh. Syai Syaifu full Sae Saehu hu And And Mrs. Mrs. Musdalipah as co supervisor.

Masker Masker a cosmetic cosmetic its using using for treatment treatment skin skin face face it using using for for fastly skin, liftly horns horns cells, cells, smoothly smoothly and and brightly brightly the skin. skin. The use use of natural natural antioksid antioksidan an in mask mask form formul ulat atio ion n is a solu solutio tion n to avoi avoid d the the use use of harm harmfu full synt synthe hetic tic.. Indo Indone nesi siaa is one of the plants plants has has the poten potentia tiall to produc producee natura naturall antiox antioxida idants nts are guava guava leave leavess containin containing g flavonoid. flavonoid. This study aims to make preparatio preparation n gel gel mask extract extract guava guava leaves as antioxidants. Research conducted experiments, the samples extracted by macerated for 0 3x24 hours with 70% ethanol. Extracts then thick at a temperature of 40 C with a pressure of of 100 atm. Viscous Viscous extract obtained was used at a concentration concentration of  0,02% with variation of HPMC as gelling agent at a concentration of 5%, 10% and 15%. Result of research showing that extract of guava leaves can made one preparation gel mask and fill the evaluation preparations physical. Result of  test testin ing g show showin ing g that that the the prep prepar arat atio ions ns are are made made fair fairly ly stab stable le,, homo homog geneo eneous us,, pH ranged ranged from 6 - 7, and the preparati preparations ons not arised arised irritat irritation. ion.

Key words : Guava Guava Leaves Leaves,, gel gel mask, mask, antiox antioxida idants nts..

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DEPAN ...............................................................

i

HALAMAN JUDUL .................................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................

iii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................

iv

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................

v

KATA PENGANTAR................................................................................

vi

INTISARI ..................................................................................................

viii

ABSTRACT ...............................................................................................

ix

DAFTAR ISI .............................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

xii

DAFTAR TABEL .....................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…….……………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah………………………………………………. 3 C. Tujuan Penelitian…..……………………………………………. 3 D. Manfaat Penelitian………………………………………………. 4 E. Hipotesis…………………………………………………………. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Jambu Biji ……...…………………………………….. 5 B. Uraian Kosmetik ….…………….……………………………….. 9 C. Uraian Masker…….………..……………………………………. 12 D. Kulit ….………………………………………………………….. 15

E. Antioksidan …...………… ...........................................................

17

F. Ekstraksi..........................................................................................

18

G. Evaluasi Sediaan Gel ......................................................................

20

H. Formulasi Sediaan Masker………………………………………... 21 I. Uraian bahan …………………..………………………………….. 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian……………………………………………… 25 B. Waktu dan Tempat Penelitian……….…………………………….. 25 C. Populasi dan Sampel………………….……………………………. 25 D. Variabel Penelitian…………...…….………………………………. 25 E. Definisi Operasional………….……….……………………………. 25 F. Kerangka Konseptual…………………………………………......... 26 G. Alat dan Bahan Penelitian …………………………………………. 27 H. Prosedur Penelitian ………………..………..…………………….. 28 I. Diagram Alir………….……………………………………………. 31 J. Analis Data…………………………………………………………. 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil………………………………………………………………..

33

B. Pembahasan ………………………………………………………..

36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………….……………………………………………..

40

B. Saran……………………………………………………………….

40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.1 Daun Jambu Biji ................................................................................ 8 1.2 Kulit..................................................................................................... 17 1.3 Kerangka Konsepsional ...................................................................... 26 1.4 Diagram Alir ....................................................................................... 31

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1

Master Formula………… ..............................................................

21

1.2

Modifikasi Formula………………………………………………..

22

3.1

Hasil Uji Organoleptik …………………………………………….

33

3.2

Hasil Uji pH……………………………………………………….

34

3.3

Hasil Uji Homogenitas…………………………………………….

34

3.4

Hasil Uji Iritasi ……………………………………………………

35

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Perhitungan Bahan ............................................................................

43

2.

Dokumentasi Penelitian......................................................................

45

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar badan), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi agar tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono dan Latifa, 2007). Salah satu kosmetik yang banyak diminati saat ini adalah sediaan masker. Masker adalah sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah yang digunakan

untuk

mengencangkan

kulit,

mengangkat

sel-sel

tanduk,

menghaluskan dan mencerahkan kulit (Irawati dan Sulandjari, 2013). Kulit wajah yang halus, lembut dan sehat tentunya menjadi dambaan bagi setiap wanita. Bahkan tak jarang ada sebagian kaum adam yang ingin memiliki kulit wajah yang sehat dan bersih. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya produk-produk masker di pasaran. Produk-produk tersebut bukan hanya untuk wanita saja tetapi juga ditujukan untuk pria. Namun, sayangnya produk masker yang beredar di pasaran tidak semuanya aman digunakan. Terkadang didalam masker tersebut terkandung bahan-bahan atau zat-zat kimia berbahaya yang justru tidak aman untuk kulit wajah. Akibatnya, bukan kulit sehat yang didapat tapi justru penyakit yang datang.

2

Dampak yang paling berbahaya bagi penggunaan masker

yang

mengandung zat-zat kimia berbahaya adalah timbulnya kanker. untuk itu seharusnya kita lebih waspada akan produk-produk masker yang banyak  beredar di pasaran serta lebih cermat dalam memilih masker yang berkualitas baik. salah satu cara untuk meminimalisir terjadinya iritasi akibat masker yang mengandung zat-zat kimia berbahaya adalah dengan menggunakan masker yang mengandung bahan-bahan alami seperti daun jambu biji. Daun

jambu

biji

memiliki

kandungan

astringent

yang

dapat

meningkatkan kualitas tekstur kulit. Daun jambu biji yang selama ini digunakan orang-orang untuk obat diare ternyata juga memiliki manfaat yang baik untuk kulit. Menurut penelitian indriani (2006) bahwa daun jambu biji memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh kita di antaranya anti inflamasi, anti metagenik, anti mikroba dan analgesic. Selain itu, didalam daun jambu biji juga terkandung senyawa-senyawa kimia seperti, polifenol, karoten, flavonoid, dan tannin yang memiliki antioksidan yang berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit. Ekstrak daun jambu biji memiliki potensi antioksidan setelah diekstraksi dengan etanol 70% secara maserasi, dan mempunyai faktor protektif yang mendekati tokoferol yaitu sebesar 1,10 sedangkan tokoferol sebesar 1,16. Ekstrak daun jambu biji dapat menghambat oksidasi lipida terhadap kontrol yang tidak diberi antioksidan (indriani, 2006).

3

Metode ekstraksi juga berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan, menurut penelitian Daud dkk (2011) bahwa ekstrak daun jambu biji memiliki kandungan antioksidan yang lebih baik bila menggunakan metode maserasi yaitu sebesar 9,4% dibandingkan dengan menggunakan metode soxhlet sebesar 4,1%. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai “Formulasi Sediaan Masker Gel Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Sebagai Antioksidan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ekstrak daun jambu biji dapat dibuat sebagai sediaan masker gel? C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah ekstrak daun jambu biji dapat dibuat sebagai sediaan masker gel. 2. Tujuan Khusus a. Untuk membuat masker gel dari ekstrak daun jambu biji dengan variasi HPMC 5%, 10% dan 15%. b. Untuk mengetahui formulasi ekstrak daun jambu biji yang memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan berupa uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH dan uji iritasi.

4

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah : 1. Memberikan pengetahuan kepada penulis cara pembuatan masker gel menggunakan ekstrak daun jambu biji. 2. Memberikan terobosan baru kepada industri atau ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan daun jambu biji sebagai antioksidan alami. 3. Sebagai sumber pustaka kepada peneliti lain mengenai pemanfaatan daun  jambu biji dalam pembuatan sediaan masker gel. E. Hipotesis

Ekstrak daun jambu biji dapat digunakan sebagai antioksidan dalam formulasi sediaan masker gel yang memenuhi standar evaluasi fisik sediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Jambu Biji 1. Klasifikasi Tanaman

Menurut (Kamath dkk., 2008) sistem klasifikasi tanaman jambu biji termasuk ke dalam : kingdom

: Plantae

subkingdom

: Tracheobionta

divisi

: Spermatophyta

sub divisi

: Magnoliophyta

kelas

: Magnoliopsida

Sub kelas

: Rosidae

Ordo

: Myrtales

Family

: Myrtaceae

Genus

: Psidium

Spesies

: Psidium guajava L.

2. Sinonim

Nama lain dari daun jambu biji adalah : P.aromaticum Blanco, P.pomiferum L., P.pyriferum L.

3. Nama Daerah

Tanaman jambu biji mempunyai beberapa nama daerah antara lain : Sumatera : glima breueh (Aceh), glimeu beru (Gayo), galiman (Batak Karo), masiambu (Nias), biawas, jambu biawas, jambu biji, jambu batu, dan jambu

6

klutuk (Melayu). Jawa : jambu klutuk (Sunda), bayawas, jambu krutuk,  jambu krikil, petokal (Jawa), dan jhambu bhender (Madura). Sulawesi : gayawas (Manado), boyawat (Mongondow), koyawas (Tonsaw), dambu (Gorontalo), jambu paratugala (Makasar), jambu paratukala (Bugis), jambu (Baree), kujabas (Roti), dan biabuto (Buol). Maluku : kayawase (Seram Barat), kujawase (Seram Selatan), laine hatu, luhu hatu (Ambon), dan gayawa (Ternate, Halmahera). 4. Morfologi Tanaman

Tanaman perdu atau pohon kecil dengan tinggi sekitar 4-10 meter. Batang berkayu, bulat, kulit terkelupas dalam potongan, licin, bercabang, berwarna cokelat kemerahan. Ruas tangkai teratas segi empat tajam. Percabangan batang termasuk percabangan simpodial, yaitu batang pokok  sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya

atau kalah besar

dan

kalah cepat

pertumbuhannya dibanding dengan cabangnya. Arah tumbuh cabang tegak  (fastigiatus). Termasuk tumbuhan bienial, yaitu tumbuhan yang untuk  hidupnya, dari tumbuh sampai berbuah memerlukan waktu kurang lebih 2 tahun. Penggambaran umum morfologi tanaman jarak pagar adalah sebagai berikut (Kamath dkk., 2008). 1. Daun Daun tunggal, bersilang berhadapan, pada cabang-cabang mendatar seolah-olah tersusun dalam dua baris pada satu bidang. Bertangkai pendek 3 mm sampai 7 mm. Bangun daun bulat telur agak menjorong,

7

pangkal membulat, tepi daun rata (integer), ujung daun runcing (acutus), panjang 6-14 cm dengan lebar 3-6 cm. Permukaan daun berkerut (rugosus) Warna daun muda berbulu abu-abu setelah tua berwarna merah keunguan. Pertulangan daun menyirip (penninervis) dan berwarna hijau kekuningan. 2. Akar Sistem akar dari tanaman ini adalah akar tunggang (radix primaria), akar lembaga tumbuh terus-menerus menjadi akar pohon yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Psidium guajava memiliki akar tunggang yang bercabang (ramosus), yaitu berbentuk  kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak dan cabang cabangnya bercabang lagi, sehingga memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak. 3. Bunga Bunga tunggal terletak di ketiak daun, bertangkai. Perbungaan terdiri 1 sampai 3 bunga. Panjang gagang perbungaan 2 cm sampai 4 cm. Bunga banci dengan hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak  dan mahkota bunga, aktinomorf/zigomorf, berbilangan 4. Daun mahkota bulat telur terbalik, panjang 1,5-2 cm, putih, segera rontok. Benang sari pada tonjolan dasar bunga yang berbulu, putih, pipih dan lebar, seperti halnya tangkai putik berwarna seperti mentega. Tabung kelopak 

8

berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm. pinggiran tidak  rontok (1 cm panjangnya). Tabung kelopak tidak atau sedikit

sekali

diperpanjang di atas bakal buah, tepi kelopak sebelum mekar berlekatan menjadi bentuk cawan, kemudian membelah menjadi 2-5 taju yang tidak  sama, bulat telur, warna hijau kekuningan. Bakal buah tenggelam, dengan 1-8 bakal biji tiap ruang. 4. Buah Buni bundar, berbiji banyak. Termasuk buah sejati tunggal yang berdaging. Lapisan luar tipis agak menjangat atau kaku dan lapisan dalam yang tebal, lunak dan berair. Biji bijinya terdapat bebas dalam bagian yang lunak itu. Kalau masak daging buah berwarna kemerahan.

Gambar. 1.1 Daun Jambu Biji 5. Manfaat

Menurut penelitian Indriani (2006) daun jambu biji memiliki efektivitas antioksidan setelah diekstraksi dengan etanol 70% yaitu sebesar 1,10 yang mampu menghambat oksidasi lipida sampai 94,19 sehingga mampu menangkal radikal bebas.

9

Menurut beberapa penelitian daun jambu biji juga telah terbukti mempunyai berbagai efek farmakologis antara lain analgesik, antiinflamasi, antivirus, anti tumor, antidiare, antibatuk, antibakteri, antiplak gigi, antidiabetes , antihipertensi, hepatoprotektif (Kamath dkk., 2008). 6. Kandungan Senyawa Kimia Daun Jambu Biji

Daun jambu biji mengandung minyak atsiri, senyawa tannin, terpenoid, flavonoid, resin, antosianin, dan alkaloid. Komponen yang utama yaitu β selinene, β-caryophyllene, caryophyllene oksida, squalene, selin-11-en- 4αol, guajavarin, isoquersetin, hyperin, quersitrin, quersetin-3-O-gentobiosida, morin-3-O-α-L-liksopiranosida

dan

morin-3-O-α-L-arabopiranosida,

β-

sitosterol, uvaol, asam oleanolat, dan asam ursolat. Komposisi utama minyak atsiri yaitu α- pinene, β-pinene, limonene, menthol, terpenyl asetate, isopropil alkohol, longicyclene, caryophyllene, bisabolene, caryophyllene oksida, copanene, farnesene, humulene, selinene, cardinene and curcumene. Minyak atsiri dari daun jambu biji juga mengandung nerolidiol, β -sitosterol, asam ursolat, asam krategolat, dan asam guajavolat (andriani, 2006). B. Uraian Kosmetik

Menurut peraturan menteri kesehatan RI No. 1175/ MenKes/ Per/ VII/  2010, menyatakan bahwa: “Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah

10

penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi dan memlihara tubuh pada kondisi baik ”. Berikut ini adalah kosmetika khusus untuk perawatan kulit wajah tidak  bermasalah untuk sehari-hari maupun secara berkala. Kosmetika perawatan sehari-hari terdiri atas pembersih, penyegar, dan pe lembab. Sedangkan perawatan secara berkala ditambah skin peeling, masase krim, dan masker . Menurut Tranggono dan Latifa (2007) kosmetika pemeliharaan dan perawatan terdiri dari: a. Kosmetika Pembersih (Cleansing) Kosmetika pembersih dibedakan menjadi empat macam bentuk yaitu minyak, krim, cairan kental ( emulsy) dan batang. Kosmetika pembersih dapat digunakan utuk perawatan sehari-hari maupun perawatan secara berkala. Kosmetika pembersih dibuat dengan bahan-bahan yang dapat mengangkat kotoran yang bersifat lemak atau minyak maupun debu, selain itu juga memiliki sifat dapat menetralkan kembali kondisi pH kulit yaitu antara 4,5-6. Kosmetika pembersih untuk jenis kulit berminyak. Misalnya cleansing milk , sedangkan untuk jenis kulit kering misalnya cleansing cream. Setiap produk kosmetik biasanya tertera untuk jenis kulit berminyak,

normal, dan kering. b. Penyegar (Toning) Penggunaan kosmetika penyegar dilaksanakan setelah pembersih. Fungsinya adalah memberikan rasa segar pada kulit karena akan

11

menggantikan penguapan yang terjadi pada kulit, membantu mengangkat sisa-sisa kosmetika pembersih yang masih tertinggal pada kulit, dan meringkas pori-pori sehingga kembali seperti keadaan semula. Penggunaan kosmetika penyegar juga disesuaikan dengan jenis kulit yaitu untuk kulit normal, kering dan berminyak. Contoh kosmetika penyegar adalah  face tonic dan astringen.

c. Kosmetika Pelembab ( Moisturizing) Kosmetika pelembab bertujuan untuk memberikan kelembaban pada kulit yang dibutuhkan bagi kehidupan sel-sel di bawah kulit. Pada dasarnya kosmetika pelembab mengandung bahan-bahan yang dapat menarik air dari bawah kulit sambil mencegah penguapan, ditambah dengan minyak atau lemak hewani dan nabati, serta berbagai jenis vitamin A, D, F, dan hormon. Pemakaian pelembab secara teratur dapat mempertahankan kondisi kulit. Kosmetik pelembab terutama untuk kulit kering, tetapi di pasaran juga terdapat pelembab untuk kulit berminyak. d. Kosmetika Pengelupasan Sel Tanduk ( Skin Peeling) Penggunan kosmetika ini dapat dikatakan sebagai kosmetika pembersih mendalam (deepth cleansing), karena dapat mengelupaskan sel tanduk yang sudah mati, sehingga akan menimbulkan peremajaan pada kulit. Kosmetik  skin peeling dapat berbentuk krim atau pasta yang mengandung butiran-

butiran kecil, yang dapat membantu mengelupaskan kulit sel-sel yang sudah mati dengan cara digosokkan ( facial scrub). Kosmetik ini digunakan untuk  semua jenis kulit.

12

e. Krim Pengurut ( Massage Cream) Penggunaan krim pengurut terutama untuk melicinkan gerakan pada saat melakukan pengurutan, melunakkan sel tanduk yang sudah mati sehingga sel-sel tersebut dapat ikut larut pada waktu krim diangkat. Krim pengurut terdiri atas lemak hewani, lemak pelikan, lemak nabati, air dan parfum. Kosmetik ini sama untuk semua jenis kulit. f.

Topeng Wajah atau Masker (Face Mask ) Masker adalah kosmetik yang dipergunakan pada tingkat terakhir dalam perawatan kulit wajah tidak bermasalah. Penggunaannya dilakukan setelah massage, dioleskan pada seluruh wajah kecuali alis, mata dan bibir sehingga akan tampak memakai topeng wajah. Masker juga termasuk kosmetik yang berkerja secara mendalam ( deepth cleansing) karena dapat mengangkat selsel tanduk yang sudah mati.

C. Uraian Masker

Masker wajah merupakan salah satu sediaan kosmetik yang biasa digunakan wanita, masker adalah salah satu pembersih kulit wajah yang efektif. Sebaiknya gunakan masker selama 15-30 menit. Masker memiliki efek  dan manfaat sebagai deep cleansing, yaitu membersihkan kotoran yang menempel pada lapisan kulit yang lebih dalam, mengikat sel-sel kulit yang telah mati, memperbaiki pori-pori kulit, membersihkan sisa-sisa kelebihan lemak pada permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, memberikan kenyamann

13

pada kulit, menghaluskan lapisan luar kulit, dan memberi nutrisi sehingga kulit terlihat cerah (Harry, 2000). Kegunaan masker banyak sekali terutama untuk mengencangkan kulit, mengangkat sel-sel tanduk yang sudah siap mengelupas,menghaluskan dan mencerahkan kulit, meningkatkan metabolisme sel kulit, meningkatkan peredaran darah dan getah bening, memberi rasa segar dan memberi nutrisi pada kulit sehingga kulit terlihat cerah, sehat, halus dan kencang. Saat ini banyak sekali jenis masker yang diperjualbelikan, ada yang berbentuk bubuk, krim dan gel, bahkan ada juga yang terbuat dari kertas dan plastik. Masker buatan sendiri dari bahan-bahan alami seperti buah, sayurdan telur juga dapat menjadi pilihan. Masker dioleskan dengan bantuan kuas khusus untuk masker pada seluruh wajah, leher dan pundak dan dada bagian atas,kecuali bagian mata dan bibir, karena bagian tersebut sangat sensitif. Sambil menunggu masker mengering, oleskan eye-cream di sekitar mata dan lip-conditioner di bibir. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kekeringan kulit di sekitar mata dan bibir. Jenis-jenis masker menurut Harry (2000) yaitu : 1. Masker Serbuk  Masker serbuk merupakan bentuk masker yang paling awal dan populer. Banyak produsen kosmetika baik tradisional

maupun modern

yang

memproduksi jenis masker serbuk. Biasanya masker serbuk terbuat dari bahan-bahan yang dihaluskan dan diambil kadar airnya. Pilihlah masker serbuk yang sesuai dengan jenis kulit. Cara membuatnya adalah campurkan 1

14

sendok makan masker serbuk dengan air mawar secukupnya, kemudian aduk  sampai rata dan oleskan pada wajah, leher, pundak dan dada bagian atas dengan menggunakan kuas khusus untuk masker yang halus. Arah pengolesan sebaiknya dari bawah ke atas dan biarkan sampai mengering yaitu sekitar 15 menit. Pada saat mengangkat masker yang telah mengering di bagian wajah, masker jangan langsung diangkat dengan handuk, basahi dahulu bagian yang tertutup masker hingga masker kembali basah, baru diangkat dengan menggunakan waslap atau handuk yang lembab hangat sampai bersih. 2. Masker Krim Penggunaan masker krim sangat praktis dan mudah. Saat ini telah tersedia masker krim untuk aneka jenis kulit, yang dikemas dalam kemasan tube. Salah satu keuntungan lain dari masker krim adalah dapat dipadukan dari beberapa jenis bahan masker. Oleh karena itu masker ini merupakan pilihan tepat bagi mereka yang memiliki kulit kombinasi. Untuk daerah kering, gunakan masker untuk kulit kering, sedangkan untuk daerah berminyak, gunakan masker untuk kulit berminyak. Kenakan masker krim pada wajah dan leher, tunggu hingga kering (15-20 menit) dan angkat dengan menggunakan handuk yang lembab hangat. 3. Masker Gel Masker gel juga termasuk salah satu masker yang praktis, karena setelah kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu dibilas. Masker gel biasa dikenal dengansebutan masker  peel-off . Manfaat masker gel antara

15

lain dapat mengangkat kotoran dan sel kulit mati sehingga kulit menjadi bersih dan terasa segar. Masker gel juga dapat mengembalikan kesegaran dan kelembutan kulit, bahkan dengan pemakaian yang teratur, masker gel dapat mengurangi kerutan halus yang ada pada kulit wajah.Cara kerja masker  peeloff  ini berbeda dengan masker jenis lain. Ketika dilepaskan, biasanya kotoran

serta kulit ari yang telah mati akan ikut terangkat. Fungsi masker  peel-off  sama dengan scrub cream / krim pengelupas. Karena itu jika memilih menggunakan masker  peel-off  sebaiknya tidak bersamaan pemakaiannya dengan pengelupasan /  peeling /  scrubbing. Beri selang waktu minimal 7 hari untuk melakukan keduanya. Jika tidak, kulit akan mengalami pengelupasan dua kali dengan tenggang waktu relatif singkat yang tidak cukup untuk  melakukan regenerasi. Akibatnya kulit justru akan tampak kusam dan tidak  berseri. 4. Masker Kertas atau Kain Masker jenis kertas atau kain biasanya mengandung bahan-bahan alami yang dapat meluruhkan sel-sel kulit mati, membantu menyamarkan bercak  atau noda hitam, mengecilkan pori-pori, serta memperhalus kerutan di wajah. Selain itu masker ini dapat merangsang pertumbuhan sel kulit baru dan membuat kulit lebih berseri.Masker kertas biasanya berbentuk lembaran menyerupai wajah dengan beberapa lubang di bagian mata, hidung dan mulut. Sedangkan masker kain berupa gulungan kecil yang harus diuraikan.

16

D . Kulit

Kulit adalah organ yang paling luar yang mempunyai banyak fungsi yang penting yaitu selain sebagai indra perasa dan pelindung tubuh dari ancaman kondisi alam sekitar. Kulit membantu mengatur suhu tubuh dan juga melindungi dari virus dan bakteri serta kadang kala penting menjalani fungsi sekresi serta pengeluaran cairan. Kulit kusam kurang berchaya biasa menjadi indikasi tubuh tidak dalam keadaan baik . Kulit merupakan organ yang esensial serta merupakan cermin kesehatan dari kehidupan, kulit juga sangat kompleks, elastis dan peka. Kulit adalah organ tubuh terbesar dari sistem yang menutupi otot dan organ dasar. Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap suhu berbahaya, cahaya, cedera, dan infeksi. Kulit juga menyimpan air, lemak, vitamin D, indra perasa stimulasi yang menyakitkan dan menyenangkan. Berat kulit orang dewasa sekitar 2,7 kg. Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis, dan  jaringan subkutan atau subkutis. 1. Epidermis, lapisan luar kulit, membentuk perisai fisik dan antimikroba untuk  melindungi tubuh dari ancaman lingkungan. Epidermis mengandung keratinosit yang berfungsi sebagai tempat sintesis keratin. Lapisan kedua kulit, dermis berisi jaringan pembuluh darah, ujung saraf, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, folikel rambut, dan otot rambut. 2. Dermis pada dasarnya terdiri dari protein struktural urat saraf yang dikenal sebagai kolagen. Dermis paling tebal berada di punggung, di mana sekitar 30-40 kali dari ketebalan epidermis.

17

3. Lapisan ketiga dari kulit adalah lapisan subkutis. Lapisan subkutis merupakan lapisan jaringan ikat longgar dan lemak di bawah dermis. Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan di antara gerombolan ini berjalan serabut serabut jaringan ikat dermis. Lapisan lemak  ini disebut penikulus adiposus. Tebal jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokasi, di abdomen 3 cm, sedangkan didaerah kelopak mata dan penis sangat tipis (Wasitaatmadja, 1997).

Gambar 1.2. Lapisan Kulit E. Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan, menahan pembentukan ataupun memadukan efek spesies oksigen reaktif. Dalam melindungi tubuh dari serangan radikal bebas, substansi antioksidan berfungsi untuk menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron dari radikal bebas sehingga menghambat terjadinya reaksi berantai (Lautan, 1997). Antioksidan bereaksi dengan radikal bebas dengan cara mengurangi konsentrasi oksigen, mencegah pembentukan singlet oksigen yang reaktif, mencegah inisiasi rantai pertama dengan menangkap radikal primer seperti

18

radikal hidroksil, mengikat katalis ion logam, mendekomposisi produkproduk primer radikal menjadi senyawa non-radikal, dan memutus rantai hidroperoksida, antioksidan merupakan senyawa yang mendonasikan satu atau lebih elektron kepada senyawa oksidan, kemudian mengubah senyawa oksidan

menjadi

senyawa

yang

lebih

stabil.

Antioksidan

dapat

mengeliminasi senyawa radikal bebas di dalam tubuh sehingga tidak  menginduksi suatu penyakit. Antioksidan alami yang terkandung dalam tumbuhan umumnya merupakan senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-asam polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, katekin dan kalkon (Markham, 2002).

F. Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak  substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Pelarut organik yang paling sering digunakan dalam mengekstraksi zat aktif dari sel tanaman adalah metanol, etanol, kloroform, hexan, aseton,benzen dan etil asetat. Selama proses ekstraksi, pelarut akan berdifusi sampai ke material padat dari tumbuhan dan akan melarutkan senyawa dengan polaritas yang sesuai dengan pelarutnya.

19

Beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dibagi menjadi dua cara, yaitu cara panas dan cara dingin. 1. Ekstraksi Cara Dingin a) Maserasi Maserasi

adalah

proses

pengekstrakan

simplisia

dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). b) Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustiveextraction) yang umunya dilakukan pada temperatur ruang. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan. 2. Ekstraksi Cara Panas a) Soxhlet Sokletasi adalah ekstraksi mengunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. b) Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik  didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif  konstan

dengan

adanya

pendingin

balik.

Umumnya

dilakukan

20

pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna. c) Infus Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, o

temperatur terukur 96-98 C) selama waktu tertentu (15-20 menit). d) Dekok  o

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30 C) dan temperatur sampai titik didih air. e) Digesti Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada o

temperatur 40-50 C (Ditjen POM, 2000).

G. Evaluasi Sediaan Gel

Evaluasi sediaan gel menurut wasitaatmadja (1997) yaitu: a. Uji Organoleptik  Pengamatan dilihat secara langsung tekstur, warna dan aroma dari gel yang dibuat. Gel biasanya gernih dengan konsentrasi setengah padat. b. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel dioleskan pada sekeping kaca atau bahan yang transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogeny dan tidak terlihat adanya butiran kasar.

21

c. Uji pH Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat keasaman sediaan gel untuk  menjamin sediaan gel tidak mengiritasi pada kulit. pH sediaan gel diukur dengan menggunakan pH meter. pH sediaan yang memenuhi kriteria pH kulit yaitu dalam interval 4,5-6,5. d. Uji Iritasi Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji temple terbuka, dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada lengan bawah bagian dalamyang dibuat pada lokasi lekatan pada luas tertentu, dibiarkan terbuka dan diamati apa yang terjadi. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak pada kulit lengan bawah bagian dalam yang diberi perlakuan. H. Formulasi Sediaan Masker Gel Daun Jambu Biji 1. Master Formula

Tabel 1.1. Formula Sediaan Masker Gel (Fitri, 2011). Komposisi

Formula (%)

PVP (Poli Vinil Piolidin)

10

Propilenglikol

10

HPMC

2

Propil Paraben

0,05

Metil Paraben

0,1

Etanol

12,5

Aqua Rosae

1

Aquadest Ad

100

22

2. Modifikasi Formula

Tabel 1.2. Modifikasi Formula Sediaan Masker Gel Ekstrak Daun Jambu Biji. Tiap 50 gram sediaan mengandung: Bahan

Formula

Fungsi

A

B

C

%

%

%

0,02

0,02

0,02

HPMC

5

10

15

Gelling Agent

Propilenglikol

15

15

15

Humektan

Metil Paraben

0,2

0,2

0,2

Pengawet

Propil Paraben

0,1

0,1

0,1

Pengawet

8

8

8

Pelarut

100

100

100

Pelarut

Ekstrak Daun Jambu Biji

Etanol 96% Aquadest

Ad

Zat Aktif  

I. Uraian Bahan 1 . Hidroksipropil Metilselulosa

Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) secara luas digunakan sebagai eksipien didalam formulasi dalam sediaan topical dan oral. Dibandingkan metilsellulosa, HPMC menghasilkan cairan lebih jernih. HPMC juga digunakan sebagai zat pengemulsi, agen pensuspensi dan agen penstabil didalam sediaan gel. Pemerianya adalah serbuk hablur putih, tidak berasa, tidak berbau, larut dalam air dingin, dan membentuk koloid yang melekat. Tidak larut dalam kloroform, etanol 95%, eter tetapi dapat larut dalam diklorometana. Berfungsi sebagai suspending agent (Rowe dkk, 2009).

23

3. Propilenglikol

Propilenglikol merupakan cairan bening, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, manis, dan memiliki rasa yang sedikit tajam menyerupai gliserin.Propilen glikol larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air; larut pada 1 pada 6 bagian eter, tidak larut dengan minyak  mineral ringan atau fixed oil, tetapi akan melarutkan beberapa minyak  esensial. Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut, ekstraktan, dan pengawet dalam berbagai formulasi farmasi parenteral dan nonparenteral. Pelarut ini umumnya lebih baik dari gliserin dan melarutkan berbagai macam bahan, seperti kortikosteroid, fenol, obat sulfa, barbiturat, vitamin (A dan D), alkaloid, dan banyak anestesi lokal.Propilenglikol biasa digunakan

sebagai

pengawet

antimikroba,

desinfektan,

humektan,

plasticizer, pelarut, dan zat penstabil. Sebagai humektan, konsentrasi propilenglikol yang biasa digunakan adalah 15% (Rowe dkk, 2009). 4. Metil Paraben

Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Metil paraben dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan paraben lainatau dengan zat antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, metal paraben merupakan pengawet yang paling sering digunakan. Metil paraben berbentuk kristal tak  berwarna atau bubuk kristal putih. Zat ini tidak berbau atau hampir tidak 

24

berbau. Metil paraben merupakan paraben yang paling aktif. Aktivitas antimikroba meningkat dengan meningkatnya panjang rantai alkil. Aktivitas zat dapat diperbaiki dengan menggunakan kombinasi paraben yang memiliki efek sinergis terjadi. Kombinasi yang sering digunakan adalah dengan metil-, etil-, propil-, dan butil paraben. Aktivitas metil paraben juga dapat ditingkatkan dengan penambahan eksipien lain seperti: propilen glikol (2-5%) phenylethyl alkohol, dan asam edetic (Rowe dkk, 2009). 5. Propil Paraben

Propil paraben berbentuk bubuk putih, kristal, tidak berbau, dan tidak  berasa. Propil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Propilparaben menunjukkan aktivitas antimikroba antara pH 4-8. Efikasi pengawet menurun dengan meningkatnya pH karena pembentukan anion fenolat. Paraben lebih aktif terhadap ragi dan jamur daripada terhadap bakteri. Mereka juga lebih aktif terhadap gram-positif dibandingkan terhadap bakteri gram-negatif (Rowe dkk, 2009). 6. Etanol

Etanol memiliki sinonim alkohol, etil alkohol; etil hydroxide; grainalkohol; methyl carbinol. Etanol jernih, tidak berwarna, sedikit mudah menguap, memiliki bau yang khas dan rasa terbakar. Etanol memiliki rumus molekul C2H6O dan bobot molekul 46,07. Etanol dapat larut dalam

25

kloroform, eter, gliserin, dan air. Etanol biasa digunakan sebagai antimikrobial, pelarut, dan desinfektan (Rowe dkk, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen . B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2015 bertempat di Laboratorium Teknologi Farmasi Akademi Farmasi Bina Husada Kendari. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman jambu biji yang terdapat dikecamatan Lambuya Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. 2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah daun jambu biji ( psidium guajava L.) yang terdapat dikecamatan Lambuya Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang dilakukan yaitu: 1. Variabel bebas : Sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji 2. Variabel terikat : Hasil uji fisik sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji. E. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran terhadap variabelvariabel pada penelitian ini, maka diberikan suatu pengertian dan definisi operasional sebagai berikut :

27

1. Ekstrak daun jambu biji adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi daun jambu biji dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol. 2. Masker gel ekstraak daun jambu biji merupakan sediaan kosmetika yang berguna untuk mencerahkan kulit atau membersihkan wajah hingga kelihatan menarik dengan penambahan ekstrak daun jambu biji, serta penambahan bahan lain yang diizinkan dan digunakan pada kulit tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. 3. Uji evaluasi fisik adalah parameter yang telah ditetapkan untuk mengetahui layak atau tidaknya sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji meliputi uji organoleptik (bentuk, warna, bau), uji homogenitas, uji pH, uji iritasi. F. Kerangka Konseptual

Daerah Tumbuh

Daun  jambu bi i

Ekstrak  daun jambu biji

Masker gel daun  jambu biji

Iklim

Keterangan :

Variabel yang tidak diteliti Variabel yang diteliti

Uji Evaluasi Fisik 

28

G. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat

a. Batang pengaduk  b. Botol maserasi c. Cawan porselen d. Gelas kimia e. Gelas ukur f. Pipet tetes g. pH universal h. Sendok tanduk  i. Termometer  j. Timbangan digital 2. Bahan

a. Aquadest b. Daun jambu biji c. Etanol 70% d. Etanol 96% e. HPMC f. Metil paraben g. Propilenglikol h. Propil paraben

29

H. Prosedur Penelitian 1. Cara Pengambilan Sampel

Daun jambu biji dipetik secara manual menggunakan tangan, daun yang dipetik adalah daun tua yang tidak termakan ulat, yang dilakukan pada  jam 10 pagi sampai jam 12 siang saat proses fotosintesis. 2. Pengolahan Sampel

Setelah sampel terkumpul kemudian dibersihkan dan dicuci sampai bersih, lalu ditiriskan. Daun jambu biji dirajang kemudian dikeringkan dengan cara dijemur tanpa terkena sinar matahari langsung, kemudian ditimbang dandilakukan ekstraksi. 3. Pembuatan Ekstrak

Proses pembuatan ekstrak daun jambu biji a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan b. Ditimbang daun jambu biji sebanyak 500 gram kemudian dimasukkan kedalam toples kaca c. Ditambahkan 3750 mL etanol 70% hingga sampel terendam sempurna d. Ditutup toples dengan lakban hitam yang sebelumnya dilapisi almunium foil e. Dilakukan ekstraksi secara maserasi selama 3x24 jam pada suhu kamar terlindung dari cahaya, sambil sering diaduk  f.

Dilakukan penyarian setelah 3x24 jam, disaring menggunakan kain flanel selanjutnya dirotavapor untuk mendapatkan ekstrak kental.

30

4. Pembuatan Masker

Proses pembuatan masker gel : a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. b. Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan. c. Dilarutkan ekstrak dalam etanol 96% seedikit demi sedikit hingga larut sempurna. d. Dikembangkan HPMC dalam aquadest dengan pengadukan yang konstan hingga mengembang lalu didiamkan selama 1 malam (wadah A) e. Didalam wadah terpisah lainya (wadah B) larutkan nipagin dan nipasol kedalam propilenglikol. f. Dicampurkan (wadah A) dan (wadah B) lalu aduk hingga homogen. g. Ditambahkan ekstrak yang telah dilarutkan sedikit demi sedikit lalu aduk hingga homogen h. Ditambahkan kembali aquadest ad 50 gram dan aduk kembali hingga homogen i. Dimasukkan kedalam wadah lalu diberi etiket dan brosur.

31

5. Pengujian Sampel

Pengujian sampel meliputi : a. Pengamatan Perubahan Bentuk, Warna dan Bau (Organoleptik) 1. Diamati adanya perubahan bentuk, warna, dan bau dari masingmasing sediaan masker selama penyimpanan pada suhu kamar pada minggu ke 1,2,3 dan 4. 2. Dicatat perubahan tersebut. b. Pemeriksaan Homogenitas 1. Diambil sedikit sampel sediaan formula masker gel daun jambu biji, kemudian diletakkan sedikit gel pada kaca objek. 2. Diamati susunan partikel kasar atau ketidak homogenan, lalu dicatat. c. Pemeriksaan pH 1. Diambil sedikit sampel sediaan formula masker gel daun jambu biji, lalu dilarutkan dengan sedikit aquadest. 2. Dioleskan sampai merata pada semua bagian kertas pH. 3. Diamati perubahan warna yang ditunjukan pada kertas pH universal, lalu dicatat. d. Uji Iritasi 1. Diambil sedikit sampel sediaan formula masker gel daun jambu biji, lalu dioleskan pada kulit dengan diameter 2 cm selama 30 menit. 2. Diamati adanya reaksi iritasi berupa panas, gatal, ataupun perih, lalu dicatat.

32

I. Diagram Alir

-

Daun jambu biji Pemetikan Sortasi basa Pencucian Diangin-anginkan Sortasi kering Perajangan Penimbangan

-

Bahan tambahan Etanol 96% Metil paraben Propil paraben Propilenglikol HPMC Aquadest

Maserasi Ekstraksi (etanol 70% )

Rotavapor

Ekstrak kental

Masker A konsentrasi HPMC 5%

Formulasi

Masker B konsentrasi HPMC 10%

Masker C konsentrasi HPMC 15%

Uji evaluasi fisik 

Homogenitas

Bentuk, warna, bau

Temuan Pembahasan Kesim ulan

pH

Uji iritasi

33

J. Analisa Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 2 yaitu: a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari tempat pengujian seperti uji evaluasi fisik meliputi pengamatan perubahan bentuk, warna dan bau, pemeriksaan homogenitas, pemeriksaan pH, uji iritasi. b. Data Sekunder, yaitu data yang berasal dari literatur-literatur yang relevan. 2. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil uji evaluasi fisik  sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji. 3. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil pengujian diolah menggunakan microsoft excel. 4. Penyajian Data

Data yang akan dianalisis disajikan dalam bentuk tabel kemudian dijelaskan dalam bentuk narasi dan dilakukan penyimpulan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Uji Organoleptik  Tabel 3. 1. Hasil Uji Organoleptik Masker Gel Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Pemeriksaan Formula

A

Bentuk 

B

C A Bau

B C A

Warna

B C

I Semi padat (Agak encer) Semi padat (agak keras) Semi padat (agak keras) aroma khas aroma khas aroma khas Hijau kekuningan Hijau kekuningan Hijau kekuningan

Sumber : Data PenelitianTahun 2015

Keterangan : A :Masker gel dengan konsentrasi 5% B :Masker gel dengan konsentrasi 10% C :Masker gel dengan konsentrasi15%

Pengamatan (Minggu ke) II III

IV

Semi padat (Agak encer)

Semi padat (Agak encer)

Semi padat (Agak encer)

Semi padat (agak keras)

Semi padat (agak keras)

Semi padat (agak keras)

Semi padat (agak keras)

Semi padat (agak keras)

Semi padat (agak keras)

aroma khas

aroma khas

aroma khas

aroma khas

aroma khas

aroma khas

aroma khas

aroma khas

aroma khas

Hijau kekuningan Hijau kekuningan Hijau kekuningan

Hijau kekuningan Hijau kekuningan Hijau kekuningan

Hijau kekuningan Hijau kekuningan Hijau kekuningan

35

Secara organoleptik gel masker ekstrak daun jambu biji berwarna kuning kehijauan dihasilkan dari warna ekstrak. Ketiga gel masker yang dihasilkan berbau khas ekstrak yang digunakan, dan bentuk yang dihasilkan yaitu semi padat. 2. Uji pH Tabel 3. 2. Hasil Uji pH Masker Gel Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Formula I 6 6 7

A B C

pH (Minggu ke) II 6 6 7

III 6 6 7

IV 6 6 7

Dari data yang dihasilkan nilai pH dari ketiga sediaan gel masker berkisar antara 6-7, nilai pH dari formula A dan B masih berada dalam rentang pH normal kulit yaitu 4,5 dan 6,5 namun pada formula C memiliki pH 7.

3. Uji Homogenitas Tabel 3. 3. Hasil Uji Homogenitas Masker Gel Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Homogenitas (Minggu ke)

Formula I

II

III

IV

A

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

B

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

C

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

36

Dari data yang dihsilkan dalam formulasi masker gel ekstrak daun  jambu biji diketahui bahwa ketiga sediaan terlihat homogen. 4. Uji Iritasi Table 3. 4. Hasil Uji Iritasi Masker Gel Ekstrak Daun Jambu

Biji

(Psidium guajava L.) Formula Panelis

A

B

C

Eritema

Edema

Eritema

Edema

Eritema

Edema

1













2













3













4













5













6













7













8













9













10













Keterangan : + = terjadi iritasi - = tidak terjadi iritasi Dari data yang dihasilkan dari 10 orang panelis didapatkan data bahwa ketiga formulasi sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji tidak  menimbulkan reaksi iritasi.

37

B. Pembahasan

Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi masker gel ekstrak  daun jambu biji (Psidium guajava L.) dengan tujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun jambu biji dapat diformulasi sebagai antioksidan alami sediaan masker gel dengan berbagai macam evaluasi fisik sediaan antara lain yaitu uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas dan uji iritasi. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah daun jambu biji karena daun ini mudah didapatkan dan memiliki banayak kandungan fenol dan flavonoid yang merupakan zat alami yang berkhasiat sebagai antioksidan. Ekstraksi daun jambu biji dilakukan dengan cara daun jambu biji dimaserasi selama 3x24 jam menggunakan etanol 70%, ekstrak yang 0

diperoleh selanjutnya dipekatkan pada tekanan 100 atm dan suhu 40 C. Ekstrak yang diperoleh digunakan untuk formulasi masker gel dengan konsentrasi 0,02%. Untuk membuat sediaan masker gel, selain ekstrak daun jambu biji sebagai antioksidan juga dibutuhkan zat-zat tambahan berupa  HPMC  sebagai Gelling Agent  dengan variasi konsentrasi 5%, 10%, dan 15% ,  propilenglikol sebagai humektan, metil paraben sebagai pengawet fase

minyak ,  propil paraben sebagai pengawet fase air, etanol 96% sebagai pelarut, dan aquadest sebagai pelarut. Dalam formulasi masker gel, komponen Gelling Agent  merupakan faktor kritis yang dapat mempengaruhi sifat fisika gel yang dihasilkan.

38

 Hidroxy Propyl Methyl Cellulose ( HPMC ) merupakan gelling agent semi

sintetik turunan selulosa yang tahan terhadap fenol dan stabil pada pH 3 hingga 11 dan dapat membentuk gel yang jernih dan bersifat netral serta memiliki viskositas yang stabil pada penyimpanan jangka panjang (Rowe dkk, 2009). Sediaan tersebut dibuat dengan cara zat aktif dan semua zat tambahan ditimbang sesuai dengan perhitungan, kemudian dipisahkan antara bahan campuran. Setelah itu, masukan campuran  HPMC  dan Campuran Propilenglikol kedalam ekstrak yang telah ditambahkan etanol 96% terlebih dahulu lalu aduk homogen hingga terbentuk massa masker. Kemudian dicukupkan volumenya hingga 50 gram. Lalu dilakukan uji stabilitas fisik sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji yang meliputi uji organoleptik, pengukuran nilai pH, uji homogenitas, dan uji iritasi. 1. Uji Organoleptik  Uji organoleptik dilakukan dengan cara mengamati secara visual terhadap bentuk, warna, dan bau sediaan. Hasil uji stabilitas sediaan masker gel menunjukkan bahwa seluru sediaan yang dibuat tetap stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 4 minggu pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk, diketahui bahwa seluruh sediaan masker yang dibuat memiliki bentuk dan konsistensi yang baik, yaitu tidak keluar air dan tidak meleleh pada penyimpanan suhu kamar namun pada sediaan masker gel dengan konsentrasi  HPMC  5% memiliki bentuk yang sedikit encer dan sediaan masker gel dengan

39

konsentrasi 10% dan 15% memiliki bentuk semi padat yang menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi  HPMC sebagai basis gel maka bentuk sediaan yang dihasilkan akan semakin padat. Warna masker gel tidak berubah, baik warna fisik masker gel maupun warna yang dihasilkan saat masker gel dioleskan. Sedangkan bau yang dihasilkan dari seluruh sediaan masker gel adalah bau khas ekstrak daun  jambu biji, Bau sediaan tetap stabil dalam penyimpanan selama 4 minggu pengamatan pada suhu kamar. 2.

Uji pH Pengujian pH dilakukan setelah sediaan masker gel dibuat dengan konsentrasi yang berbeda-beda menggunakan pH universal. Hasil pemeriksaan pH menunjukan bahwa sediaan masker gel yang dibuat dengan ekstrak daun jambu biji pada minggu ke-4 memiliki pH berkisar antara 6-7. Pada formulasi A dan B memiliki pH 6 yang masih berada dalam rentang dalam pH normal kulit yaitu 4,5-6,5 sedangkan pada formulasi C memiliki pH 7, masker gel sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 karena jika gel memiliki pH yang terlalu basa maka dapat menyebabkan kulit menjadi kering, sedangkan  jika pH terlalu asam akan menimbulkan iritasi kulit (Djajadisastra, 2004).

3. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan cara meletakkan sedikit masker gel di atas kaca objek lalu diraba dan diperhatikan adanya partikel atau

40

butiran-butiran kasar. Untuk uji homogenitas masing-masing sediaan masker gel, tidak ditemukan adanya butiran-butiran kasar yang berarti bahwa sediaan yang dihasilkan terdispersi dengan baik dan membentuk  massa masker gel yang sempurna. 4. Uji Iritasi Pada uji iritasi pada 10 orang panelis memberikan hasil bahwa sediaan masker yang dibuat tidak menimbulkan reaksi apapun baik  kemerahan (eritema) dan pembengkakkan (edema) maupun panas, gatal, ataupun perih. Sehingga sediaan masker gel antioksidan dari ekstrak daun jambu biji aman untuk digunakan sebagai sediaan topical. Dari serangkaian uji-uji dan evaluasi kestabilan yang dilakukan pada sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat diformulasi dalam bentuk sediaan masker gel dan memenuhi uji evaluasi fisik sediaan.

BAB V PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai formulasi sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Ekstrak daun jambu biji dapat diformulasi dalam bentuk sediaan masker gel. 2. Masker gel ekstrak daun jambu biji memenuhi syarat evaluasi fisik  sediaan meliputi uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas dan uji iritasi. B.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang formulasi sediaan masker gel ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.), mengenai uji viskositas, uji cycling test, uji daya sebar. 2. Unuk peneliti selanjutnya dapat membuat sediaan masker serbuk, masker krim.

DAFTAR PUSTAKA Daud, M. F., Sadiyah, S. R., Rismawati, E. 2011.  Pengaruh Perbedaan Metode  Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun  Jambu Biji (Psidium Guajava L.). Universitas Islam Bandung. Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat Dan Makanan. Departemen Kesehatan RI. 2010. Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 11755/ Menkes/ Per/ VII/ 2010 Tentang Produksi Dan Peredaran Kosmetika. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia. Diakses dari (http://www.ikatanapotekerindonesia.net/ pharmaceutical-law/ saranaproduksi/2204-permenkes-no-1176-thn-2010-kosmetika.html).Pada tanggal 28 maret 2015. Djajadisastra, Joshita. 2004. Seminar Setengah Hari HIKI . Cosmetic Stability: Jakarta. Fitri, E. 2011.  Formulasi Ekstrak Peel Off Dari Ekstrak Etanol Kulit Buah  Asam Kandis (Garcincg Cowa Roxb) Sebagai Kosmetik. Skripsi UNAND: Padang. Harry, Ralph G. 2000 . Harry Cosmeticology. New York: Chemical Publishing. Indriani, S. 2006. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava  L.) ITB. Irawati, L. 2013.  Pengaruh Komposisi Masker Untuk Penyembuhan Jerawat. Bali: Udayana. Izzati, M. K. 2014.  Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker  Peel-Off Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia  Mangostana L.). Universitas Hidayatullah Jakarta. Kamath, J. V., Dkk. 2008.  Psidium Guajava L.: A Review, Int. J. Green Pharmacy. Kikuzaki, H. 2002. Antioxidant Effect Of Some Ginger Constituents. New York: Chemical Publishing. Lautan, J. 1976.  Radikal Bebas Pada Leukosit Dan Eritrosit: Cermin Dunia Kedokteran. Markham, K. 2002. Mengidentifikasi Flavanoid . Bandung: Penerbit ITB.

43

Rowe, R. C., Dkk. 2009.  Handbook Of Pharmaceutical Excipients Sixth  Edition. Chicago, London: Pharmaceutical Press. Tranggono Dan Latifah. 2007 .  Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Editor: Jhosita Djadjadisastra. Jakarta: Penerbit Pustaka Utama. Wasitaatmadja SM. 1997 . Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-Press.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan bahan dengan bobot 50 gram untuk masing-masing sediaan.

1.

Formula A

Ekstrak

=

x 50 g

= 0,01 g

HPMC

=

x 50 g

= 2,5 g

Propileenglikol

=

x 50 g

= 7,5 g

Metil Paraben

=

x 50 g

= 0,1 g

Propil paraben

=

x 50 g

= 0,05 g

Etanol 96%

Aquadest ad

=

,

,

,

x 50 g

= 50 – (0,01+2,5+7,5+0,1+0,05+4) = 50 – (14,16) = 35,84 g



=4g

Dilebihkan 10%=

x 35,84

=3,5 g

45

2.

Formula B

Ekstrak

=

x 50 g

= 0,01 g

HPMC

=

x 50 g

=5g

Propileenglikol

=

x 50 g

= 7,5 g

Metil Paraben

=

x 50 g

= 0,1 g

Propil paraben

=

x 50 g

= 0,05 g

Etanol 96%

Aquadest ad

=

,

,

,

x 50 g

= 50 – (0,01+5+7,5+0,1+0,05+4) = 50 – (16,66) = 33,34 g



=4g

Dilebihkan 10%=

x 33,34

=3,3 g

46

3. Formula C

Ekstrak

=

x 50 g

= 0,01 g

HPMC

=

x 50 g

= 7,5 g

Propileenglikol

=

x 50 g

= 7,5 g

Metil Paraben

=

x 50 g

= 0,1 g

Propil paraben

=

x 50 g

= 0,05 g

Etanol 96%

Aquadest ad

=

,

,

,

x 50 g

= 50 – (0,01+7,5+7,5+0,1+0,05+4) = 50 – (19,16) = 30,84



=4g

Dilebihkan 10%=

x 30,84

=3,0 g

47

Lampiran 2. Dokumentasi penelitian

Gambar Ekstrak 

Gambar Masker Gel

48

Gambar uji homogenitas

Gambar uji pH

Gambar Uji Iritasi

49

BROSUR

®

GUAVA MASK

GEL MASKER

KOMPOSISI: Guava Mask masker mengandung: Ekstrak daun jambu biji : 0,02 HPMC : 10 Propilenglikol : 15 Metil paraben : 0,2 Propil paraben : 0,1

% % % % %

Bahan dasar masker 50g INDIKASI: Guava mask masker efektif untuk perawat wajah kering dan mencegah kerutan. CARA PEMAKAIAN: Bersihkan wajah dari kotoran yang menempel, oleskan Guava mask masker pada bagian yang ingin dioles. Untuk hasil yang optimal gunakan 1 kali sehari. PERHATIAN: Guava mask masker untuk pemakaian luar, hindari kontak dengan mata dan kelopak mata. Jika timbul gangguan pada kulit wajah kurangi pemakaian.

PENYIMPANAN: Simpan di tempat yang sejuk dan kering 15-25 KEMASAN: Guava mask masker, Gel masker @ 50 gram No. Reg : CD 0905310001 No. Batch : A029915 Exp. Date : Juni 2019

0

C

Diproduksi Oleh: PT. INTHERA KENDARI  –  SULAWESI TENGGARA

50

KEMASAN SEDIAAN

Masker Gel Netto : 50g

Guava Mask, Masker ekstrak daun jambu b ij i m en ga nd un g a nt io ks id an ya it u za t alami yang membantu kulit wajah agar tidak  keriput, dan segar serta merawat kulit wajah agar tetap sehat.

Guava Mask, Masker ekstrak daun jambu biji mengandung antioksidan yaitu zat alami yang membantu kulit wajah agar tidak keriput, dan segar serta merawat kulit wajah agar tetap sehat.

Komposisi: Ekstrak daun jambu biji mengandung: HPMC, propilenglikol, metil paraben, propil paraben.

Komposisi: Ekstrak daun jambu biji mengandung: HPMC, propilenglikol, metil paraben, propil paraben.

Produksi: PT. INTHERA Kendari-sulawesi tenggara BPOM No. CD1005150001

Produksi: PT. INTHERA Kendari-sulawesi tenggara BPOM No. CD1005150001

Masker Gel Netto : 50g

No. Batch :A 029915 Mfg. Date : 08-08-2015 Exp. Date : 08-08-2019

51

YAYASAN BINA HUSADA KENDARI AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI  Jalan Sorumba No. 1/Kendari Sulawesi Tenggara 93117/Tlp./Fax. 0401-3190193

LAPORAN HASIL UJI

NAMA NIM JUDUL

: INDRAWAN : F.12.055 : Formulasi Sediaan Masker Gel Menggunakan Ekstrak Daun Jambu Biji

TANGGAL

(Psidium Guajava .L).

: 30 Juni - 29 Juli 2015

1. Data Hasil Pengujian Organoleptik

Pengamatan (Minggu Ke) Pemeriksaan

Formula

A

Bentuk 

I

II

III

IV

Agak  encer

Agak  Encer

Agak  Encer

Agak  encer

Semi padat

Semi padat

Semi padat

Semi padat

Semi padat

Semi padat

Semi padat

Semi padat

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

Bau khas

B

C

A

Bau

B

C

A

Hijau Hijau Hijau Hijau kekuningan kekuningan kekuningan kekuningan

B

Hijau Hijau Hijau Hijau kekuningan kekuningan kekuningan kekuningan

Warna

52

C

Hijau Hijau Hijau Hijau kekuningan kekuningan kekuningan kekuningan

2. Data Hasil Pengukuran pH

Formula

Ph (Minggu ke) I

II

III

IV

A

6

6

6

6

B

6

6

6

6

C

7

7

7

7

3. Data Hasil Pengujian Homogenitas

Homogenitas (Minggu ke)

Formula I

II

III

IV

A

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

B

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

C

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF