Formulasi Krim Pelembab Wajah Yang Mengandung Tabir 2
March 24, 2018 | Author: Naufal Dimasyqi | Category: N/A
Short Description
Download Formulasi Krim Pelembab Wajah Yang Mengandung Tabir 2...
Description
Farmaka, Volume 7 Nomor 1, April 2009
FORMULASI KRIM PELEMBAB WAJAH YANG MENGANDUNG TABIR SURYA NANOPARTIKEL ZINK OKSIDA SALUT SILIKON Dolih Gozali, Marline Abdassah, Anang Subghan. Sarah Al Lathiefah Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi krim pelembab wajah yang mengandung tabir surya nanopartikel zink oksida salut silikon dalam tiga variasi basis. Data pengamatan menunjukkan bahwa konsistensi, bau, warna, homogenitas, pH, dan viskositas formula Y (cutina MD 5%, setil alkohol 1%, stearil alkohol 1%) serta formula Z (cutina MD 5%, setil alcohol 1%, stearil alkohol 1%, dan viskolam) tetap stabil setelah penyimpanan selama 28 hari pada suhu ruangan.Uji pemisahan fase dilakukan dengan metode sentrifugasi dan dilaporkan bahwa formula Z stabil pada semua kecepatan (2500, 3000, 3750 rpm), sebaliknya formula X (cutina MD 5%) mengalami pemisahan. Berdasarkan pengukuran spektrofotometri UV pada panjang gelombang 280-400 nm diketahui bahwa formula Z mengabsorbsi 78,286 % intensitas sinar UV-B. Hasil uji keamanan dan kesukaan menyatakan bahwa formula Z tidak mengiritasi kulit, memiliki penampilan fisik yang baik, nyaman dipakai, dan mampu melembabkan. Kata kunci : Pelembab, Tabir surya, Nanopartikel, Zink Oksida Silikon ABSTRACT A research on the formulation of facial moisturizing cream containing nanoparticles zinc oxide silicon coated sunscreen in three various base has been done. Evaluation data shown that consistency, odor, color, homogenity, pH, viscosity of formula Y (cutina MD 5%, cetyl alcohol 1%, cetearyl alcohol 1%) and also formula Z cutina MD 5%, cetyl alcohol 1%, cetearyl alcohol 1%, viscolam 0,5%) were stable on 28 days storage in room temperature. Separation phase assay was done by centrifugation method and reported that formula Z was stable on whole rotation rate (2500, 3000, 3750 rpm), in contrast to formula X (cutina MD 5%) which occured separation phase. According to the UV spectrophotometer measurement on wavelength 280-400 nm, it was found that formula Z has absorbed 78,286 % UV-B rays intensity. The result of safety and satisfaction test stated that formula Z have no potency to skin iritation, have a good performance, comfortable, and also moisturize great enough. Keyword: Moisturizing, Sunscreen, Nanoparticle, Zinc oxide silicon
37
Formulasi Krim Pelembab (Dolih G) PENDAHULUAN
Bentuk
Kulit adalah organ tubuh yang terletak
biasanya emulsi minyak dalam air (M/A)
yang paling luar yang mempunyai fungsi
namun dapat pula berbentuk emulsi air
sangat
dalam
penting
melindungi
yaitu
tubuh
menutupi dari
dan
sediaan
minyak
kosmetika
(A/M).
pelembab
Krim
siang
pengaruh
berbentuk emulsi minyak dalam air yang
lingkungan serta merupakan pembungkus
lebih encer sehingga terasa lebih dingin
tubuh yang sangat elastis. Pada kondisi
dan tidak lengket, berisi minyak mineral,
kulit tertentu, pelembaban diperlukan oleh
propilen glikol dalam air (Wasitaatmadja,
kulit untuk mempertahankan struktur dan
1997).
fungsinya. Pengaruh berbagai faktor baik
Krim merupakan cairan kental atau
dari luar maupun dalam tubuh, misalnya:
emulsi setengah padat baik bertipe air
udara
dalam minyak atau minyak dalam air
kering,
terik
sinar
matahari,
bertambahnya usia, ras, serta penyakit kulit
(Ansel, 1999).
dapat menyebabkan kulit menjadi lebih
Nanoteknologi diciptakan dan digunakan
kering
dari material pada ukuran yang sangat
akibat
kehilangan
air
oleh
penguapan yanag tidak kita rasakan.
kecil. Alat atau bahan ini berukuran sekitar
Secara alamiah kulit telah berusaha untuk
1 sampai 100 nanometer (nm). Satu nm
melindungi diri dari kemungkinan ini yaitu
sama dengan 1:109 meter (10-9 m)
dengan adanya tabir lemak di atas kulit
(Sartono, 2006).
yang didapat dari kelenjar lemak dan
Aplikasi
nanoteknologi
sangat
luas
sedikit kelenjar keringat dari kulit serta
sekali termasuk aplikasi dalam bidang
adanya lapisan kulit luar yang berfungsi
kesehatan dan farmasi yang mencakup
sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi
penghantaran obat, implant medis, serta
tertentu,
alamiah
dalam
tersebut tidak mencukupi dan karena itu
2007).
dibutuhkan
tambahan
Di kosmetik contoh aplikasi nanoteknologi
nonalamiah yaitu dengan memberikan
adalah penggunaan tabir surya berbasis
kosmetika pelembab kulit.
nanopartikel TiO2 dan ZnO (Merkle,
Dasar pelembaban kulit yang didapat
2007).
adalah efek emolien, yaitu mencegah
perlindungan
kekeringan dan kerusakan kulit akibat
bekerja dengan cara memantulkan kembali
sinar
sinar yang mengenai kulit (Tranggono &
faktor
perlindungan
perlindungan
matahari
atau
penuaan
kulit,
sekaligus membuat kulit terlihat bersinar.
bidang
TiO2
kosmetik
dan kulit
ZnO secara
(Soebandrio,
merupakan fisik
yang
Latifah, 2007).
38
Farmaka, Volume 7 Nomor 1, April 2009 Produk nanopartikel untuk kosmetik dan produk
anti
absorpsi distribusi
penuaan
yang
memiliki
cepat,
lebih
daya
penetrasi
baik,
dan
2. Formulasi krim pelambab wajah yang
Tabel 1. Formula Krim Pelembab Wajah
tampilan sediaan yang lebih baik (Merkle, 2007).
nanopartikel
zink oksida salut silikon.
dan
memiliki
mengandung
Formula Bahan
X
Y
Z
(%)
(%)
(%)
Cutina MD
5
5
5
PENELITIAN
Setil alkohol
-
1
1
Alat. Alat-alat yang digunakan dalam
Stearil alkohol
-
1
1
penelitian ini antara lain: alat-alat gelas
Parafin cair
10
10
10
yang biasa digunakan di Laboratorium
Gliserin
10
10
Farmasetika,
Sterol
5
5
5
ZinClear-S
3
3
3
heater, homogenizer, kaca pembesar, kaca
OMC
3,5
3,5
3,5
objek, kamera digital Fuji Finepix A400,
Benzofenon-3
1,5
1,5
1,5
labu ukur 100 ml, mikropipet 200 µl, pH
Pengawet
0,2
0,2
0,2
meter 744 Metrohm®, spektrofotometer
Pewangi
0,1
0,1
0,1
Specord
Viskolam
ALAT,
BAHAN
Sentrifugor®,
DAN
METODE
alat health
200,
sentrifugasi magnetic
timbangan
stirer,
digital,
10
AT
Viskotester Rion® VT-04
100/P
0,5
0,5
0,5
Bahan. Bahan-bahan
Aquadest ad
100
100
100
yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain: Acnibio,
aquadestilata,
3. Pengamatan
benzofenon-3,
Pelembab
Stabilitas
Krim
Wajah
Yang
cutina MD, gliserin, isopropanol, metilen
Mengandung
biru, nanopartikel zink Oksida salut silikon
Nanopartikel Zink Oksida Salut
(ZinClear™-S), oktil metoksi sinamat
Silikon
(OMC), parafin cair, parfum Blackberry
4. Pengukuran
Tabir
Intensitas
Surya
Serapan
Candy, setil alkohol, stearil alkohol, sterol
Sinar UV-B Krim Pelembab Wajah
B125, dan viskolam AT 100 P.
Yang Paling Stabil
tab
5. Pengujian Keamanan
Metode Penelitian. Metode penelitian
6. Pengujian Efikasi dan Kesukaan
yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan
bahan
perancangan formula 39
dan
Formulasi Krim Pelembab (Dolih G) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Formulasi Krim Pelembab Wajah Yang Mengandung Tabir Surya Nanopartikel Zink Oksida Salut Silikon Tabel 2. Hasil Formulasi Krim Pelembab Setelah penyimpanan hari keKarakteristik
Formula 1
7
14
21
28
X
++
+
-
p
p
Y
+++
++
+
c
c
Z
+++++ ++++ +++ ++ +
X
k
k
k
k
k
Y
k
k
k
k
k
Z
k
k
k
k
k
X
cr
cr
cr
cr
cr
Y
cr
cr
cr
cr
cr
Z
cr
cr
cr
cr
cr
X
h
h
h
th
th
Homogenitas Y
h
h
h
h
h
Z
h
h
h
h
h
Konsistensi
Bau
Warna
Keterangan : k = khas blackberry candy + = kuantitas kekentalan cr = warna cream h = homogen Dari data pada tabel diatas dapat diketahui
0,5%)
bahwa
viskolam AT 100/P
ketiga
formula
krim
yang
sebagai
akibat
penambahan
yang berfungsi
dihasilkan memiliki karakteristik yang
sebagai
sama
dari
konsistensi formula Y (cutina MD 5%) dan
penambahan zat aktif berupa nanopartikel
formula X (cutina MD 5%, setil alkohol
zink oksifda salut silicon yang berbentuk
1%, stearil alkohol 1%) lebih rendah
cairan kental berwarna coklat, berbau khas
dibanding formula Z.
yaitu
berwarna
cream
parfum blackberry candy, dan homogen.
2. Hasil
pengental.
Pengamatan
Berturut-turut
Stabilitas
Konsistensi paling baik ditunjukkan oleh
Formulasi Krim Pelembab Wajah
formula Z (cutina MD 5%, setil alkohol
Yang Mengandung Tabir Surya
1%, stearil alkohol 1%, viscolam AT 100/P 40
Farmaka, Volume 7 Nomor 1, April 2009 Nanopartikel
Zink
Osida
Salut
minyak) yang tampak jelas. Hal ini tidak sejalan dengan formula Y dan formula Z
Silikon Tabel 3. Hasil Pengamatan Organoleptis
yang tetap konsisten dan homogen setelah
Krim Pelembab
melewati hari ke-28 28 penyimpanan. Hal tersebut disebabkan pada kedua formula
Pengamatan Organoleptis Formula
Konsistensi
Warna
Bau
Homogenitas
X
+
cr
k
h
Y
++
cr
k
h
Z
+++
cr
k
h
jumlah pengemulsi lebih banyak yaitu ya ditambahkan setil alkohol dan stearil alkohol. Pada penelitian ini, penyimpanan yang dimaksud adalah penyimpanan pada
Keterangan : X = Formula krim X (tanpa setil alkohol, stearil alkohol, dan viskolam AT 100/P) Y = Formula krim Y (tanpa viskolam AT 100/P) Z = Formula krim Z (dengan viskolam AT 100/P) + = kuantitas kekentalan p = krim pecah c = cair atau encer cr = warna cream k = bau khas blackberry candy h = homogen th = tidak homogen
suhu ruangan yaitu berkisar antara 24 24-27° C. Menurut Sherman, yang tercantum dalam buku Harry’s Cosmeticology, Cosmeticology ada enam faktor
yang mempengaruhi sifat
reologi dan konsistensi dari suatu emulsi, diantaranya adalah viskositas dari fase terdispersi (fase dalam), viskositas dari fase
kontinu
(fase
luar),
volume
konsentrasi dari fase terdispersi, sifat dari pengemulsi
(emulgator)
dan
lapisan
Hasil pemeriksaan organoleptis sediaan
antramuka, pengaruh elektroviskos, dan
krim pelemab wajah yang mengandung
distribusi ukuran partikel dari globul globul-
tabir surya nanopartikel zink oksida salut
globul.
silikon seperti diikhtisarkan pada tabel 3 di
3. Hasil Pemeriksaan Stabilitas pH
atas menunjukkan bahwa formula X tidak memenuhi
kriteria
dimana
terjadi
perubahan berupa penurunan runan konsistensi dan ketidakhomogenan mulai hari ke-21. ke Perubahan ini disebabkan pada formula X, jumlah pengemulsi yang digunakan kurang mencukupi dimana terbukti bahwa cutina MD
5
%
mengemulsikan
tidak krim
cukup
untuk
sehingga
terjadi
cracking (terpisah antara fasa air dan fasa 41
Gambar 1. Grafik Pengamatan Stabilitas pH Keterangan : Biru = Formula krim X Merah = Formula krim Y Hijau
= Formula krim Z
Formulasi Krim Pelembab (Dolih G) pH atau derajat keasaman dapat menjadi
uji
parameter dalam menentukan stabilitas
dengan tingkat kepercayaan 95 % terdapat
suatu sediaan. Pengamatan pH dilakukan
perbedaan signifikan antara formula Y dan
setiap 7 hari dalam kurun waktu 28 hari.
Z.
Dari data pengamatan pH diketahui bahwa
Newman-Keuls Keuls
4. Hasil
formula X paling tidak stabil dimana pada pad
ditetapkan
Pemeriksaan
bahwa
Stabilitas
Viskositas
rentang waktu yang ditentukan terjadi peningkatan pH yang signifikan. Selain itu, nilai pH formula X jauh melebihi pH kulit normal.
Hal
ini
tentunya
menjadi
permasalahan sebab sediaan yang dibuat ditujukan untuk topikal. Dengan nilai pH yang melampaui 7 dikhawatirkan terjadi iritasi kulit sebab pH kulit normal berkisar antara 4.5-6.5. Pada
kedua
formula
lain
juga
didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan pH. Kenaikan nilai pH ini disebabkan oleh komponen-komponen komponen
pada
sediaan
didominasi oleh bahan n yang bersifat basa. Selama waktu penyimpanan, pH dari ketiga
formula
krim
mengalami
peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan pengujian secara statistik menggunakan desain blok lengkap acak subsampling pengukuran pH. Dari hasil pengujian ANAVA diketahui ahui bahwa hipotesis nol (H0)
ditolak,
dengan
asumsi
bahwa
terdapat perbedaan yang nyata antara efek perlakuan
yang
diuji.
Dengan
taraf
kepercayaan 95 % (α = 0,05) dinyatakan bahwa krim dengan berbagai konsentrasi basis pada ketiga formula mempunyai pH
Gambar 2. Grafik Pengamatan Stabilitas Viskositas Keterangan : Biru = Formula krim X Merah = Formula krim Y Hijau = Formula krim Z Dari data di atas dapat diketahui bahwa viskositas ketiga formula krim mengalami perubahan
selama
28
hari
waktu
penyimpanan. Perubahan viskositas ini seiring dengan perubahan konsistensi. Viskositas paling tinggi dihasilkan oleh formula Z sebagai akibat pe penambahan viskolam AT 100/P. Sedangkan viskositas paling rendah ditunjukkan oleh formula X karena jumlah pengemulsi yang tidak mencukupi serta tidak ada penambahan viskolam AT 100/P. Penurunan viskositas dari
formula
menunjukkan
X bahwa
dan
formula
keduanya keduan
Y tidak
memenuhi kriteria sebab menurut literatur, viskositas krim yang ideal tidak kurang dari 50 dPa.S. Perubahan yang terjadi
yangg berbeda secara signifikan. Menurut 42
Farmaka, Volume 7 Nomor 1, April 2009 disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
konsentrasi basis dari ketiga formula
yang berpengaruh selama penyimpanan,
mempunyai viskositas yang berbeda secara
seperti perubahan pada suhu ruang dan tipe
signifikan. Perbedaan signifikan menurut
emulsi. Suhu ruang yang meningkat dapat
uji Newman-Keuls terdapat antara formula
mengganggu
Y dan X, formula Z dan X, serta formula Z
daya
tahan
krim
yang
menyebabkan penurunan viskositas dari fase kontinu (air) serta meningkatkan gerak globul fase terdispersi (minyak).
dan Y. 5. Hasil Pemeriksaan Tipe Emulsi Tabel 4. Hasil sentrifugasi
Emulsi yang termasuk dalam tipe minyak dalam air cenderung akan mengalami penurunan
viskositas
sebagai
Tipe emulsi hari keFormula 1
28
akibat
FX
m/a
m/a
penyerapan air dari lingkungan sekitar oleh
FY
m/a
m/a
bahan yang bersifat higroskopis dalam
FZ
m/a
m/a
formula. Selain itu pH juga memegang peranan yang cukup penting, dimana setiap emulgator memiliki efektivitas maksimal pada kisaran pH tertentu. Penurunan pH yang cukup drastis pada sediaan krim menyebabkan penurunan viskositas yang cukup drastis pula. Menurut Sherman dalam bukunya Rheology of Emulsion, pengurangan viskositas disebabkan oleh penurunan viskositas dari fase kontinu karena jarak pemisahan antara globulglobul yang meningkat. Dan penurunan viskositas dengan waktu mencerminkan peningkatan
ukuran
partikel
karena
penggumpalan. Hasil pengujian ANAVA diketahui bahwa hipotesis nol (H0) ditolak, dengan asumsi bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara efek perlakuan yang diuji. Dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dinyatakan bahwa krim dengan berbagai 43
Dari
hasil
pemeriksaan
tipe
emulsi
diketahui bahwa ketiga formula krim termasuk ke dalam sediaan krim dengan tipe emulsi minyak dalam air (m/a). Hal ini dikarenakan oleh komposisi fase air yang digunakan lebih besar dari fase minyak dimana komposisi fasa air mencapai 60 %. Pada metode pengenceran, krim akan membentuk dua fasa setelah ditambahkan aquades dimana fasa minyak berada di permukaan atas karena massa jenisnya lebih kecil daripada fasa air yang berada pada lapisan bawah. 6. Hasil Pengujian Pemisahan Fase Krim
dengan
Metode
Sentrifugasi Penggunaan metode sentrifugasi dalam melihat pemisahan fase emulsi sangat berguna untuk meramalkan waktu simpan
Formulasi Krim Pelembab (Dolih G) dari
suatu
sediaan.
Hukum
Stokes
Persamaan garis yang dihasilkan dapat
menunjukkan bahwa peningkatan gravitasi
digunakan untuk menentukan konsentrasi
dapat
pemisahan.
sampel yang ingin diketahui. Akan tetapi
Sentrifugasi pada 3750 rpm dalam radius
pada penelitian ini pengukuran dilakukan
sentrifugasi ntrifugasi 10 cm untuk waktu 5 jam
menggunakan
setara dengan efek gravitasi untuk kira kira-kira
artinya tidak digunakan baku karena yang
satu tahun. Dari percobaan yang dilakukan
ingin diuji hanya satu formula. Pemilihan
diketahui bahwa formula Z tetap stabil
metode
pada semua kecepatan, sebaliknya pada
didapatkan pada pengukuran ini adalah
formula X terjadi pemisahan. Hal ini
intensitas serapan yang dihasilkan oleh
menunjukkan bahwa komposisi mposisi emulgator
formula D. Dengan pendekatan ini maka
pada formula X kurang mencukupi dalam
akan diketahui potensi tabir surya yang
membentuk krim yang stabil.
dikandung pelembab dalam mengatasi
mempercepat
ini
one
sampling
dikarenakan
yang
method
ingin
Intensitas
sinar ultraviolet iolet yang mengenai kulit.
Serapan Sinar UV-B B pada 280280
Untuk mengetahui intensitas serapan sinar
400 nm
UV-B B maka digunakan persamaan:
7. Hasil
Tabel
5.
Pengukuran
Absorbansi
pada
panjang
gelombang 310 nm
dimana intensitas sinar UV--B mula-mula (Io) dianggap 100 % dan nilai intensitas
Pjg Gelomba
A1
A2
A3
ng
310 nm
A= Io/I
Ratarata
sinar yang diteruskan oleh oktil metoksi sinamat dinyatakan dengan I. Sesuai
dengan
prinsip
0.416
0.415
0.414
0.4153
5 0.666
3 0.663
1 0.662
0.6641
spektrofotometri maka pada pengukuran
30.893
60.910
40.917
0.9070
kali ini intensitas serapan yang digunakan
1 0.873
2 0.907
9 0.932
67 0.9046
5 1.067
6 1.064
8 1.065
33 1.0659
adalah intensitas pada pengenceran B (terdiri dari 50% larutan induk dan 50 % isopropanol) karena absorbannya memiliki
Kurva Penentuan Panjang Gelombang Maksimal
nilai dalam rentang 0,2-0,8 ,8 serta komposisi antara krim dan pelarut seimbang. Setelah dimasukkan dalam persamaan diketahui bahwa intensitas serapan sinar UV-B B oleh formula D mencapai 78, 286 %.
Gambar 3. 44
Farmaka, Volume 7 Nomor 1, April 2009 Hasil ini tentu tidak dapat menentukan
semua sukarelawan menunjukkan reaksi
intensitas serapan sinar UV seluruhnya
negatif terhadap pemakaian formula D
serta tidak mampu untuk menetapkan nilai
selama 3 hari berturut-turut pada punggung
SPF. Pengukuran ini hanyalah pendekatan
tangan.
untuk memberikan informasi mengenai
ditunjukkan oleh blanko. Oleh karena itu,
potensi
formula
paparan
sinar
Demikian
pula
hasil
yang
dalam
mengatasi
dapat disimpulkan bahwa basis krim
ultraviolet
matahari.
maupun zat aktif tidak mengiritasi kulit
Pengukuran ini memiliki keterbatasan
serta sediaan yang dibuat aman untuk
karena yang diketahui hanya intensitas
digunakan.
D
serapan UV-B sebab sinar UV-B berada
9. Hasil Pengujian Kesukaan
pada
Dari hasil pengujian efikasi dan
rentang
panjang
gelombang
maksimum yaitu 310 nm sedangkan untuk
kesukaan
pengukuran sinar UV-A pada umumnya
terhadap penampilan fisik, kenyamanan
menggunakan penilaian Boots Star Rating
pemakaian, dan kemampuan melembabkan
dan penetapan nilai SPF dilakukan dengan
diketahui bahwa mayoritas sukarelawan
pengukuran secara invivo menggunakan
menyatakan
faktor eritema pada sukarelawan. Akan
formula Z baik (sebesar 70 %) sementara
tetapi, formula D yang diukur pada
untuk kenyamanan pemakaian 80 %
penelitian ini sesungguhnya juga memiliki
sukarelawan menilai baik terhadap krim
potensi dalam menangkal sinar UV-A yang
yang diuji. Demikian pula halnya dengan
dilakukan
serta
80 % sukarelawan yang menyatakan baik
merefleksikan sinar UV yang dilakukan
terhadap kemampuan melembabkan yang
oleh ZinClear-S.
dihasilkan krim. Hal ini didukung oleh
oleh
benzofenon-3
yang
terdiri
bahwa
dari
penilaian
penampilan
fisik
8. Hasil Pengujian Keamanan
hasil pengamatan berupa foto permukaan
Pengujian keamanan dilakukan secara
kulit punggung tangan para sukarelawan
invivo kepada 10 orang sukarelawan.
(pada lampiran 9). Sebelum pemakaian,
Adapun formula yang diuji adalah formula
struktur permukaan kulit relatif kasar
D karena telah lulus kriteria pengamatan
sedangkan setelah dioleskan krim kulit
stabilitas yang dilakukan sebelumnya.
lebih lembab, lembut, dan agak berminyak.
Pemilihan 10 orang sukarelawan dilakukan
Dengan demikian dapat dinyatakan
berdasarkan kesamaan jenis kelamin yaitu
bahwa
perempuan dan rentang usia yaitu 21-22
mengandung tabir surya nanopartikel zink
tahun. Jumlah ini dianggap valid untuk
oksida
melakukan
efektivitas untuk melembabkan kuli
45
suatu
pembuktian
dimana
krim
formula
pelembab
D
wajah
terbukti
yang
memiliki
Formulasi Krim Pelembab (Dolih G) SIMPULAN DAN SARAN
pemisahan
Simpulan
sentrifugasi.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
fase
dengan
metode
e. Formula Z memiliki intensitas serapan terhadap sinar UV-B sebesar 78, 286
bahwa: a. Nanopartikel zink oksida salut silikon yang terkandung dalam basis krim cutina MD, setil alkohol, stearil alkohol sebagai bahan aktif tabir surya
%. f. Formula Z aman untuk digunakan karena tidak mengiritasi kulit. g. Formula
Z
efektif
dalam
dapat diformulasikan menjadi bentuk
melembabkan, berpenampilan baik,
krim melalui cara panas.
dan nyaman digunakan.
b. Formula Z (cutina MD 5%, setil
Saran
alkohol 1%, stearil alkohol 1%,
Setealh
viscolam AT 100/P 0,5%) paling
disarankan:
stabil dibandingkan formula lainnya
dilakukan
a. Dilakukan
penelitian
evaluasi
ini,
ukuran
selama pengamatan stabilitas ditinjau
nanopartikel zink oksida dalam
dari penilaian konsistensi, bau, warna,
formula menngunakan SEM b. Dilakukan pengamatan stabilitas
homogenitas, pH dan viskositas c. Ketiga formula yang dibuat termasuk dalam tipe emulsi minyak dalam air (m/a).
c. Dilakukan pengukuran nilai SPF dan
d. Formula Z tahan untuk disimpan selama
pada climatic chamber.
1
tahun
berdasarkan
uji
Bots
Star
Rating
untuk
menetapkan intensiats serapan UVA dan potensi formula mengatasi sinar UV.
DAFTAR PUSTAKA Advanced Technology. 2008. The Nanofine Zinc Oxide for Cosmetic Clarity and Broad Spectrum UV Protection .http://www.advancedtechnology.com. [ diakses tanggal 9 Juni 2008]. Curtis, J & R, Caroline. 2007. Sun Protection Factor. http://www.revolutionhealth.com/Conditions/skin/skin-care/sun protection/sunscreen. [diakses tanggal 9 Juni 2008]. Lachman L, Herbert AL, and Joseph LK. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ke1. Jakarta : UI Press. Hal. 43; 482 – 486
46
Farmaka, Volume 7 Nomor 1, April 2009 Lachman L, Herbert AL, and Joseph LK. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ke2. Jakarta : UI Press. Hal. 1049 -1088; 1091 – 1145 Merkle, H.P. 2007. Nanotechnology State of The Art In Healthcare and Pharmaceuticals. [ diambil dari Simposium Nanoteknologi 23 Juni 2007]. Sartono, A. 2006. Nanoteknologi. [ diambil dari paper nanoteknologi Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia]. Soebandrio, A. 2007. Nanotechnology State of The Art In Healthcare and Pharmaceuticals. [ diambil dari Simposium Nanoteknologi 23 Juni 2007]. Tranggono, R.I & F, Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal.76, 78-83, 111-114 Wasitaatmadja, S.M. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal.61
47
View more...
Comments