Formulasi Elixir Paracetamol 1
March 18, 2018 | Author: zahirahns | Category: N/A
Short Description
formulasi elix pracetamol...
Description
MAKALAH TEKNIK SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID ELIXIR PARACETAMOL
DOSEN : Rachmi Hutabarat, M.Si, Apt. Disusun Oleh : MENTARI WILUTAMI
13334054
BUNGA CLAUDYA O
13334053
AFRIYANDO
13334052
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FARMASI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL NOVEMBER 2015
PEMBUATAN SEDIAAN BENTUK LIQUID (ELIXIR)
1. TUJUAN PERCOBAAN 2. Mengetahui cara pembuatan elixir dengan formula yang cocok dan mudah digunakan. 3. Menentukan formula dari basis elixir yang cocok untuk pembuatan sediaan elixir . 4. Mahasiswa dapat membuat preformulasi dari sediaan elixir paracetamol dan dapat menguji sediaan tersebut dengan berbagai uji
1. LATAR BELAKANG 1. Teori Definisi Larutan dan Elixir 1. Menurut FI III hal 32: Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia
terlarut, kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injectiones. Wadah harus dikosongkan dengan cepat, kemasan boleh lebih dari 1 liter. 2. Menurut FI IV hal 13: Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut,missal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. 3. Menurut Formularium Nasional hal 332: Larutan adalah sediaan cair yang dibuat
dengan melarutkan satu jenis obat atau lebih didalam pelarut, dimasudkan untuk digunakan sebagai obat dalam, obat luar atau yang dimasudkan kedalam organ tubuh. 4. Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi hal 304: Larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya tidak dimasukkan kedalam golongan produk lainnya. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat yang terlarut 5. Menurut FI III: Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat wangi dan zat pengawet; digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan Gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula. 6. Menurut M. Anief: Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90 % yang berfungi sebagai kosolven.
7. Menurut Ansel 19: Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam pembuatannya, dari sudut pembuatan eliksir lebih disukaidari sirup .
Macam-macam Sediaan
Penggolongan menurut cara pemberiannya: 1. Larutan oral adalah sediaan oral yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air 1. Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hamper jenuh dengan sukrosa) 2. Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut) 2. Larutan topical adalah larutan yang biasanya mengandung air, tetapi sering sekali mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada kulit, atau dalam larutan lidokain oral topical untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut. 3. Lotio (larutan atau suspensi) yang digunakan secara topical 4. Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi.
Penggolongan berdasarkan system pelarut
1. Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah menguap, umumnya digunakan sebagai bahan pengaroma 2. Tingtur adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. 3. Air suling adalah larutan jernih dan jernih dalam air, dari minyak mudah menguap atau senyawa aromatik,atau bahan mudah menguap lainnya.
Pelarut yang biasa digunakan adalah:
1. Air untuk melarutkan bermacam-macam garam. 2. Spiritus untuk melarutkan kamfer, iodine, mentol
3. Gliserin untuk melarutkan tannin, zat samak, boraks, fenol 4. Eter untuk melarutkan kamfer, fosfor, sublimat 5. Minyak untuk melarutkan kamfer, menthol 6. Paraffin liguidum untuk melarutkan cera, cetasium, minyak-minyak, kamfer, mentol, klorbutanol 7. Kloroform untuk melarutkan minyak-minyak, lemak
keuntungan dan Kerugian
1. Keuntungan 2. Merupakan campuran homogen 3. Dosis sapat diubah-ubah dalam pembuatan 4. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan 5. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi 6. Mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna, dan hal ini cocok untuk pemberian oral pada anak-anak 7. Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan
Kerugian
1. Volume bentuk larutan lebih besar 2. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan 3. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan
Syarat-syarat Larutan
1. Komponen berupa: cairan, padat, gas 2. Pelarut berupa cairan 3. Zat pelarut harus dapat larut dalam pelarutnya
Komposisi Sediaan Larutan
1. Bahan aktif 2. Solute (zat terlarut)
Contohnya: kamfer, iodine, menthol, cerra, cetasium 3. Solven (zat pelarut) Contohnya: air: untuk macam-macam garam Spiritus: untuk kamfer,iodium, menthol Gliserin: untuk tannin, zat samak, borax, fenol Eter: untuk kamfer, fosfor, sublimat Minyak: untuk kamfer dan menthol Paraffin Liquidum: untuk cera, cetasium, minyak-minyak kamfer, menthol, chlorobutanol Eter minyak tanah: untuk minyak-minyak lemak
Bahan Tambahan
1. Pengawet anti jamur digunakan dalam preparat cairan dan preparat setengah padat untuk mencegah pertumbuhan jamur Contoh: asam benzoate, butyl paraben, etil paraben, propel paraben, natrium benzoate, natrium propionate 1. Pengawet anti mikroba digunakan dalam preparat cair, dan preparat setenfah padat untuk mencegah pertumbuhan mokroorganisme Contoh: benzalkonium klorida, benzotanum, benzyl alcohol, setilpridium klorida, klorobutanol, fenol, fenil etil alcohol, fenil merkuri nitrat, timerosol.
Metode Pembuatan
1. Zat-zat yang mudah larut dilarutkan dalam botol 2. Zat-zat yang agak sukar larut dilarutkan dengan pemanasan 3. Untuk zat-zat yang akan terbentuk hidrat maka air dimasukkan dulu dalam erlenmeter agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya 4. Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam dasar Erlenmeyer atau btol maka perlu dalam melarutkan digoyang atau dikocok untuk mempercepat larutnya zat tersebut 5. Zat-zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan atau dilarutkan secara dingin 6. Zat-zat yang mudah menguap bila dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan dipanaskan serendah-rendahnya sambil digoyangkan
7. Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah sudah larut semua, dapat dilarutkan dalam tabung reaksi lalu dibilas 8. Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya diperlukan untuk mempercepat larutnya suatu zat, tidak untuk menambah kelarutannya sebab bila keadaannya menjadi dingin maka akan terjadi endapan
PRE FORMULASI
1. Zat aktif 1. Acetaminophenum Warna
: Putih
Rasa
: Pahit
Bau
: Tidak berbau
Pemerian
: serbuk hablur
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, larut dalam 7 bagian etanol (95%)P, larut dalam 13 bagian aseton, larut dalam 40 bagian gliserol, larut dalam sebagian propilen glikol, larut dalam alkali hidroksida. Titik lebur
: 111o C
Masa molekular
: 272,4 g/mol
PH larutan
: 5-7oC
Stabilitas
: Pada suhu > 40oC akan lebih mudah
terdegradasi, lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar dan adanya cahaya, pH jauh dari rentang pH optimum
akan menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi hidrolisis.
2. Zat tambahan 1. Glycerolum Pemerian : cairan seperti sirup; jernih, tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20 derajat.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) ; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Khasiat
: zat tambahan
1. Propylenglycolum Pemerian higroskopik
: cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau; rasa agak manis
Kelarutan : dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P; larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat dicampur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Khasiat
: zat tambahan; pelarut
1. Sorbitolum Pemerian
: serbuk, butiran atau kepingan; putih; rasa manis; higroskopik
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P, dalam methanol P dan dalam asam asetat P Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Khasiat
: zat tambahan
1. Aethanolum Warna
: putih
Rasa
: rasa manis
Bau
: tidak berbau
Pemerian
: serbuk, butiran dan kepingan.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P, dalam metanol P, dan dalam asetatP. Titik didih : suhu lebur hablur antara 174oC – 179oC Stabilitas
: terhadap udara higroskopis.
1. Aqua destillata
Warna
: Jernih tidak berwarna
Rasa
: Tidak mempunyai rasa
Bau
: Tidak berbau
Pemerian
: Cairan
Titik didih
: 1800C
Pka/pkb
: 8,4
Bobot Jenis
: 1 gr/cm3 atau 1 gr/ml
pH larutan
:7
Stabilitas
: Stabil diudara
3. Zat tambahan yang cocok 4. Oleum Citri Khasiat
: Zat tambahan sebagai pengaroma (FI III, 452)
Pemerian : Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas, rasa pedas dan agak pahit. (FI III, 452) Kelarutan : Larut dalam 12 bagian etanol (90%)P, larutan agak beropalesensi dengan etanol mutlak P. (FI III, 452) Konsentrasi : 0,2% – 0,3% (The Art Science and Technologi of Pharmaceutical Coumpounding, 99) Inkompatibilitas
: –
1. Na Benzoat Pemerian stabil di udara
: Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau,
Kelarutan : 1 bagian pada 75 bagian etanol 95%, 1 bagiandalam 50 bagian etanol 90%, 1 bagian dalam 1,8 bagian air, 1bagian dalam 1,4 bagian air panas. pH larutan/pH stabilitas : pH 8 (pada suhu 25°C), tidak aktif dibawah pH 5. Titik didih
:–
Titik leleh
:–
Stabilitas Wadah dan penyimpanan
:Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf dan filtrasi :Wadah tertutup baik
1. FORMULASI R/ elixir paracetamol 100 ml Teori Pendukung : Formularium Nasional hal 3 Tiap 5 ml mengandung : R/ Acetaminophenum 120 mg Glycerolum 2,5 ml Propilenglycolum 500 µl Sorbitoli solution 70% 1,25 ml Aethanolum 500 µl Zat tambahan yang cocok q.s Aquadest ad 5 ml Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya Dosis : Anak sampai 1 tahun = 1 sendok teh (5 ml) 1-5 tahun = 2 sendok teh (10 ml) 1. PELAKSANAAN R/ Eliksir paracetamol S t dd 1 C Perhitungan 1. Acetaminophenum 2. Glycerolum 3. Propilenglycolum 4. Sorbitoli solution 70% 5. Aethanolum 6. Zat tambahan yang cocok s
7. Aquadest ad 600
Zat tambahan yang cocok: 1. Benzoat 0,1 gram x 6 = 0,6 gram 1. Carmin 500 mg 2. Oleum citri 2 tetes @ 100 ml 1. PENIMBANGAN Acetaminophenum
: 14400 mg
Glycerolum
: 300 ml
Propilenglycolum
: 60 ml
Sorbitoli solution 70% : 150 ml Aethanolum Aqua destilata
: 60 ml ad 600 ml
Na. Benzoat0,6 gram Carmin Oleum citri
: 500 mg 2 tetes @ 100 ml
Alat dan Bahan ALAT Timbangan
BAHAN Acetaminophenum
Mortir
Na. benzoat
Batang pengaduk
Carmin
Botol coklat
Oleum citri
Spatula
Sorbitol
Kertas perkamen
Aquadest
Gelas ukur
Etanol
Erlenmeyer
Glycerol
Pipet tetes
propilenglycol
Beaker glass
Pengamatan
Organoleptik
Kristal pada mulut botol
Hari ke-0 Warna : kuning jernih
Hari ke-1 Warna : jernih kekuningan
Hari ke-2 Warna : jernih keruh
Rasa : ++
Rasa
:+
Rasa
Bau
Bau
: ++
Bau
:+
–
Tidak ada
: +++
Hari ke-3
Hari ke-4 Warna : jernih
Warna: jernih Rasa : +++ Bau : ++
Rasa
: +++
Bau : ++
: ++
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
EVALUASI SEDIAAN Penentuan Organoleptis: 1. Warna larutan diamati 2. Keberadaan partikel dalam larutan diamati 3. Bau larutan dicium 4. Sedikit dari larutan dirasakan atau dicicipi
Pengamatan
Organoleptik
Kristal pada mulut botol
Hari ke-5 Warna : kuning jernih
Hari ke-6 Warna : jernih kekuningan
Rasa : ++
Rasa
Bau –
Bau : ++ Tidak ada
:+
:+
Hari ke-7 Warna : jernih keruh Rasa Bau
: +++ : ++
Tidak ada
1. Rasa : (+) → manis (++) → manis pahit (+++) → pahit (++++) → pahit sekali 2. Bau : oleum citri
CARA KERJA
1. Timbang Paracetamol, kecilkan ukuran partikelnya, masukkan erlemeyer → larutkan dalam etanol yang sudah diukur. 2. Ukur propilenglycol masukkan erlenmeyer → gojok tambahkan zat pewarna 3. Ukur glycerol masukkan erlenmeyer → gojok 4. Ukur Solutio Sorbitol 70 %, masukkan erlenmeyer → gojok ad homogen. 5. Sol Sorbitol terakhir karena agak sukar larut dalm etanol, jika dimasukkan pertama maka akan bertemu etanol dalam keadaan belum tercanpur dengan larutan lain sehingga sukar bercampur, maka ditambahkan terakhir. 6. Kalibrasi botol, larutan yang sudah homogen dalam erlen dimasukkan dalam cukupkan dengan aqua ad 80 ml. 7. etiket warna putih dengan signa “ Jika perlu satu sendok teh ( jika panas) 8. beri label kocok dahulu.
botol,
1. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini. Dilakukan pembuatan sediaan larutan. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. Sedangkan eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, selain obat mengandung juga zat tambahan seperti gula atau pemanis lain, zat warna, zat pewangi dan zat pengawet, dan digunakan sebagai obat dalam. (Moh. Anief, 2008). Zat aktif yang digunakan dalam praktikum pembuatan larutan adalah Acetaminophenum. Dan bahan tambahan yang digunakan adalah glycerol, propilenglycol, Natrium Benzoat, propil paraben, sorbitol, oleum citri, aethanol dan aquadestilata. Dilakukan evaluasi sediaan eliksir selama seminggu yang mencakup evaluasi organoleptik (warna, rasa, bau), kejernihan, berat jenis, viskositas dan volume terpindahkan. Dari hasil pengamatan organoleptik, tidak terjadi perubahan warna, rasa ataupun bau dari hari pertama hingga hari keempat. Ini dapat disimpulkan bahwa sediaan eliksir yang dibuat cukup stabil. Pada pembuatan sediaan elixir ini digunakan pelarut campur (kosolven) untuk menaikkan kelarutan. Untuk memperkirakan kelarutan suatu zat dalam pelarut campur harus dilihat harga konstanta dielektriknya (KD). Dimana semakin tinggi harga konstanta dielektriknya, kepolarannya semakin tinggi. Dalam percobaan ini di dapat harga KD pelarut campur yaitu 62,88. Suatu pelarut campur yang ideal mempunyai harga konstanta dielektrik antara 25 sampai 80. Dalam percobaan ini dihasilkan pelarut campur yang memenuhi persyaratan pelarut yang ideal. 1. KESIMPULAN Eliksir obat diformulasi sedemikian rupa sehingga pasien menerima obat dengan dosis lazim untuk dewasa dalam ukuran eliksir yang tepat. Satu keuntungan eliksir lebih dari obat yang dalam bentuk pemberian padat adalah kemudahan penyesuaian dan kemudahan pemberian dosis, terutama pada anak-anak. Orang tua dapat memberi setengah sendok teh penuh obat, sebagai contoh, untuk anak yang memperoleh kemudahan yang lebih besar daripada yang didapat dengan memecah tablet obat yang sama atau memisahkan dan dibagi dalam kapsul obat. Pada keadaan dimana eliksir obat dimaksudkan untuk anak-anak, wadah diperdagangkan sering mengandung alat pengukur yang telah dikalibrasi, seperti tetesan atau sendok, untuk memudahkan orang tua mengukur obat dengan tepat dengan jumlah yang dianjurkan sesuai umur anak, berat, atau kondisinya. Karena eliksir mengandung alkohol dan biasanya juga mengandung beberapa minyak mudah menguap yang rusak oleh adanya udara dan sinar, maka paling baik disimpan dalam wadahwadah yang tertutup rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan
Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibanding dengan sirup di dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Eliksir mudah dibuat larutan, maka lebih disukai dibanding sirup. Tentang iklan-iklan ini
Bagikan ini:
Twitter Facebook
Google
Navigasi pos < formulasi sediaan semi solid
View more...
Comments