Formula Jogja

August 24, 2017 | Author: Amrina Tiara Putri | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

formula jogja...

Description

Transaksi Energi Beli Secara garis besar transaksi energi listrik dibagi menjadi dua unsut yaitu 1. Unsur transaksi energi beli 2. Unsur transaksi energi jual Dalam melakukan perhitungan besar jumlah energi yang masuk sebagai transaksi energi beli maka PLN menggunakan Kepdir 217.1-K/DIR/2005 sebagai pedoman transaksi dan pedoman. Sebelum berlakunya kepdir tersebut, PLN menggunakan Kepdir. No 018.K/DIR/2004 sebagai pedoman. Berikut tabel perbedaan antara kedua pedoman tersebut Perbedaan Kepdir 018.K dengan 217.K Kepdir 018.1-K/DIR/2004 Kepdir 217.1-K/DIR/2005 kWh Siap Jual = Total kWh Terima – kWh kWh Siap Jual = kWh Siap Salur – kWh kirim ke unit lain PSSD KWh PSSD = kWh PSGD + Io. KWh PSSD = kWh PSGD Susut kWh = kWh Siap Jual – kWh Jual – kWh PSSD. Susut % = kWh Susut / kWh Siap Jual +PSSD x 100 Total kWh Terima APJ = ∑ kWh UPJ

Susut kWh = kWh Siap Jual – kWh Jual – kWh Kirim ke Unit lain. Susut % = kWh Susut / kWh Siap Salur Total kWh Terima APJ ≠ ∑ kWh UPJ

Pada Kepdir 217.K dinyatakan bahwa Total pembelian energi di sebut energi siap salur.(kWh Siap Salur) Energi Siap Jual adalah Energi Siap salur - ( dikurang) Energi Pemakaian Sendiri Sistem Distribusi(PSSD)

DEFINISI SUSUT Susut (losses) menurut SK Menkeu Nomor : 431/KMK.06/2002, mendefinisikan bahwa : “Susut (losses) adalah sejumlah energi yang hilang dalam proses pengaliran energi listrik mulai dari Gardu Induk sampai dengan konsumen. Apabila tidak terdapat gardu induk, susut (losses) dimulai dari gardu distribusi sampai dengan konsumen”. Menurut Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No.217-1.K/DIR/2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Neraca Energi (Kwh), "Jenis susut (losses) energi listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Berdasarkan sifatnya, Susut teknis dan non teknis 2. Berdasarkan tempat terjadinya, Susut transmisi dan susut distribusi”. Susut dapat diperinci sebagai berikut a. Susut Energi, adalah jumlah energi kwh yang hilang atau menyusut terjadi karena sebab-sebab teknik maupun non teknik pada waktu penyediaan dan penyaluran energi. b. Susut Teknik, adalah susut yang terjadi karena alasan tenik dimana energi menyusut berubah menjadi panas pada JTT, GI, JTM, GD, JTR, SR, dan APP. c. Susut Non Teknik, adalah selisih antara susut energi dan susut teknik. d. Susut Tansmisi, adalah susut teknik yang terjadi pada jaringan transmisi, yang meliputi susut pada Jaringan Tegangan Tinggi (JTT) dan pada Gardu Induk (GI). e. Susut Distribusi, adalah susut teknik dan non teknik yang terjadi pada jaringan distribusi yang meliputi susut pada Jaringan Tengah Menengah (JTM), Gardu Distribusi (GD), Jaringan Tenaga Rendah (JTR), Sambungan Rumah (SR) serta Alat Pembatas dan Pengukur (APP) pada pelanggan TT, TM dan TR. Bila terdapat Jaringan Tegangan Tinggi yang berfungsi sebagai jaringan distribusi maka susut jaringan ini dimasukkan sebagai Susut Distribusi. f. Susut TT, adalah susut teknik dan non teknik yang terjadi pada sisi TT, yang merupakan penjumlahan susut pada JTT, GI, dan APP TT. g. Susut TM, adalah susut teknik dan non teknik yang terjadi pada sisi TM, yang merupakan penjumlahan susut pada JTM, GD, dan APP TM. h. Susut TR, adalah susut teknik dan non teknik yang terjadi pada sisi TR, yang merupakan penjumlahan susut pada JTR, SR dan APP TR. i. Susut Jaringan, adalah jumlah energi dalam kwh yang hilang pada jaringan transmisi dan distribusi, atau merupakan penjumlahan antara Susut Transmisi dan Susut Distribusi.

Formula Jogja Jika anda termasuk orang yang menghitung susut di PLN, maka anda pernah dengar "formula jogja". Salah satu pendekatan untuk mendapatkan nilai susut teknis dan susut non teknis secara cepat. Kita akan kesulitan menghitung nilai susut secara real, tetapi dengan beberapa pendekatan dan asumsi yang ada kita akan mendapatkan nilai susut. Lebih baik mendapatkan suatu nilai dengan beberapa pendekatan daripada tidak ada sama sekali Penulis tidak mengetahui mengapa formula ini dinamakan formula jogja. Rumor yang beredar bahwa formula ini digunakan pertama kali di Jogja. (it's not important) Ditulisan ini akan dibahas menjadi 4 bagian 1. Bagian I Menjelaskan inputan kwh produksi dan kwh jual 2. Bagian II Menjelaskan hasil perhitungan susut teknis dan non teknis 3. Bagian III Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan susut 4. Bagian IV Menjelaskan perhitungan untuk mendapatkan nilai

ntuk memudahkan maka saya membagi pembahasan formula jogja ini menjadi 2 tahap.

Tahap pertama akan menjelaskan secara sederhana Tahap kedua akan membahas secara detail perhitungan dan bagaimana mendapatkan nilai nilai secara lebih akurat. (akan ditulis di post lanjutan) BAGIAN I

Yang perlu diupdated tiap bulannya 

Penerimaan Energi yang didapatkan dari pembangkit atau unit lain



Penjualan (Totat, TT, TM maupun TR) kwh jual yang didapatkan dari pemakaian murni dari pelanggan di unit tersebut. Gunakan kwh jual dengan versi DPM. Versi DPM digunakan dikarenakan untuk menghindari penggunakan Emin pada pelanggan di unit tersebut.



Pemakaian Sendiri GD Pemakain pada Gardu Hubung atau Gardu Induk.

BAGIAN II

Bagian ini menjelaskan hasil perhitungan formula jogja 

Susut Total Energi yang hilang dalam kwh pada bulan dan unit tersebut



Susut I2R Susut Teknis



Susut non I2R Susut non Teknis

BAGIAN III

Yang perlu diupdated tiap bulannya 

Faktor Beban [1] Perbandingan kwh rata-rata yang disalurkan dibandingkan dengan kwh maksimum yang pernah disalurkan



Tahanan Penghantar Hambatan rata-rata pada jaringan TM, TR dan SR Data yang dibutuhkan adalah panjang tiap jaringan dan besar penampang yang ada



Periode Perhitungan Jumlah jam dalam satu bulan perhitungan tersebut

BAGIAN IV

Yang perlu diupdated tiap bulannya 

Jml Peny/Trafo/Jur/Kons Jumlah Penyulang pada unit tersebut Jumlah Trafo pada penyulang tersebut Jumlah jurusan pada trafo untuk pelanggan SR (Jika tidak ada data yang akurat,

asumsikan 2 jurusan untuk tiap trafo) Jumlah Kons adalah jumlah pelanggan TR 



Panjang JTM/KVA Trafo/JTR/SR Panjang JTM adalah panjang jaringan tegangan menengah dalam TM KVA Trafo adalah KVA total trafo Panjang JTR adalah total panjang JTR Panjang SR adalah total panjang SR

Jika teman-teman ingin mengetahui perhitungan lebih detail tentang formula jogja, dapat melihat di link berikut Referensi: [1] https://id.scribd.com/doc/299816588/Breakdown-Formula-Jogja-Pln

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF