Format
September 25, 2017 | Author: Agung Perdana | Category: N/A
Short Description
a...
Description
PRAKTIKUM PETROLOGI ACARA
: PENGENALAN MINERAL
HARI/TGL : SENIN/23 SEPTEMBER 2013
NAMA : AGUNG PERDANA NIM
NO. SAMPEL
: 01
WARNA
: Kuning Kecoklatan
PECAHAN
: Even
BELAHAN
: Satu Arah
CERAT
: Putih
KILAP
: Kaca
KEKERASAN
:6
TENACITY
: Brittle
BERAT JENIS
: 2,55 – 2,63 gr/cm3
DERAJAT KEJERNIHAN
: Translucent
KOMPOSISI MINERAL
: K(AlSi3O8)
BENTUK MINERAL
: Primatik
SISTEM KRISTAL
: Monoklin
GOLONGAN MINERAL
: Silika
NAMA MINERAL
: Orthoklas
: D611 12 252
KETERANGAN
:
Mineral ini berwarna kuning kecoklatan, memiliki pecahan even yaitu pecahan yang rata dan agak kasar, memiliki belahan satu arah, cerat putih yaitu apabila mineral dalam bentuk bubuk maka akan menghasilkan warna putih, memiliki kilap kaca yaitu kilap yang dihasilkan oleh pemantulan sinar pada kaca, kekrasan 6 SM, tenacity brittle yaitu mudah rapuh, berat jenis 2,55 – 2,63 gr/cm3, derajat kejernihan transparan yaitu dapat meneruskan cahaya, komposisi kimia K(AlSiO8), bentuk mineral prismatik, sistem kristal monoklin, golongan mineral silika, dan berdasarkan pendeskripsian fisik mineral ini maka dapat dinyatakan bahwa mineral ini mempunyai nama Orthoklas. Ortoklas terbentuk melalui proses pembekuan magma ketika terjadi penurunan temperature, mineral ini terbentuk pada temperatur 400oC - 200oC. Awalnya, magama mengintrusi batuan di permukaan dan menghasilkan gejalagejala intrusi, kemudian seiring dengan penurunan suhu dan tekanan maka terbentuklah kondisi pembentukan mineral Ortoklas. Orthoklas berasosiasi dengan mineral kuarsa, muskovit, plagioklas, feldspar, biotit, tourmalin, dan garnet. Orthoklas terdapat pada batu granit, granodiorit, syenit, dan monzonit. Mineral ini merupakan bagian dari industri penting dalam pembuatan gelas dan keramik.
PRAKTIKUM PETROLOGI ACARA
: PENGENALAN MINERAL
HARI/TGL : SENIN/23 SEPTEMBER 2013
NO. SAMPEL
: 02
WARNA
: Kuning
PECAHAN
: Uneven
BELAHAN
: Tidak Ada
CERAT
: Kuning
KILAP
: Damar
KEKERASAN
: 1,5 – 2,5
TENACITY
: Brittle
BERAT JENIS
: 2 – 2,1 gr/cm3
DERAJAT KEJERNIHAN
: Opaq
KOMPOSISI MINERAL
:S
BENTUK MINERAL
: Dipyramidal
SISTEM KRISTAL
: Orthorhombik
GOLONGAN MINERAL
: Native Element
NAMA MINERAL
: Sulfur
NAMA : AGUNG PERDANA NIM
: D611 12 252
KETERANGAN
:
Mineral ini berwarna kuning, memiliki pecahan uneven yaitu pecahan yang tidak rata dan kasar, tidak memiliki belahan, cerat kuning yaitu apabila mineral dalam bentuk bubuk maka akan menghasilkan warna kuning, memiliki kilap damar yaitu kilap yang dihasilkan oleh pemantulan sinar pada damar, kekrasan 1,5 – 2,5 SM, tenacity brittle yaitu mudah rapuh, berat jenis 2 – 2,1 gr/cm3, derajat kejernihan opaq yaitu tidak dapat meneruskan cahaya, komposisi kimia S, bentuk mineral dipyramidal, sistem kristal orthorhombik, golongan mineral native element, dan berdasarkan pendeskripsian fisik mineral ini maka dapat dinyatakan bahwa mineral ini mempunyai nama Sulfur. Sulfur terbentuk dari sulfat yang diakibatkan oleh pergerakan dari mineral tertentu. Sulfur berasosiasi dengan mineral aragonit, barit, keleastin, realbar, dan cinnabar. Sulfur terdapat pada batu pirit, stibnit. Mineral ini dapat digunakan dalam pembuatan bubuk hitam, korek api, bahan peledak, pembuatan karet, bahan pewarna, serta sebagai insektisida dan fungisida.
PRAKTIKUM PETROLOGI ACARA
: PENGENALAN MINERAL
HARI/TGL : SENIN/23 SEPTEMBER 2013
NAMA : AGUNG PERDANA NIM
: D611 12 252
NO. SAMPEL
: 03
WARNA
: Hitam
PECAHAN
: Uneven
BELAHAN
: Satu Arah
CERAT
: Abu - Abu
KILAP
: Kaca
KEKERASAN
:5-6
TENACITY
: Brittle
BERAT JENIS
: 2,9 – 3,6 gr/cm3
DERAJAT KEJERNIHAN
: Opaq
KOMPOSISI MINERAL
: (Ca, Mg, Fe, Na, Al, Ti) Si2O6
BENTUK MINERAL
: Primatik
SISTEM KRISTAL
: Monoklin
GOLONGAN MINERAL
: Silika
NAMA MINERAL
: Piroksin
KETERANGAN
:
Mineral ini berwarna hitam, memiliki pecahan uneven yaitu pecahan yang tidak rata dan kasar, memiliki belahan satu arah, cerat abu-abu yaitu apabila mineral dalam bentuk bubuk maka akan menghasilkan warna abu-abu, memiliki kilap kaca yaitu kilap yang dihasilkan oleh pemantulan sinar pada kaca, kekrasan 5-6 SM, tenacity brittle yaitu mudah rapuh, berat jenis 2,9 – 3,6 gr/cm3, derajat kejernihan opaq yaitu tidak dapat meneruskan cahaya, komposisi kimia (Ca,Mg,Fe,Na,Al,Ti)Si2O6, bentuk mineral prismatik, sistem kristal monoklin, golongan mineral silika, dan berdasarkan pendeskripsian fisik mineral ini maka dapat dinyatakan bahwa mineral ini mempunyai nama Piroksin. Piroksin terbentuk melalui proses pendinginan magma ketika terjadi penurunan temperature, mineral ini terbentuk pada temperatur 12000C Piroksin berasosiasi dengan mineral aktinolit, olivin, hornblende. Piroksin terdapat pada batu gabro, syenit, nephelin. Mineral ini digunakan oleh para peneliti atau ilmuwan dan kolektor.
PRAKTIKUM PETROLOGI ACARA
: PENGENALAN MINERAL
HARI/TGL : SENIN/23 SEPTEMBER 2013
NO. SAMPEL
: 04
WARNA
: Putih
PECAHAN
: Uneven
BELAHAN
: Dua Arah
CERAT
: Putih
KILAP
: Tanah
KEKERASAN
:2
TENACITY
: Brittle
BERAT JENIS
: 2,35 gr/cm3
DERAJAT KEJERNIHAN
: Opaq
KOMPOSISI MINERAL
: CaSO4 2H2O
BENTUK MINERAL
: Tabular
SISTEM KRISTAL
: Monoklin
GOLONGAN MINERAL
: Sulfat
NAMA MINERAL
: Gipsum
NAMA : AGUNG PERDANA NIM
: D611 12 252
KETERANGAN
:
Mineral ini berwarna putih, memiliki pecahan uneven yaitu pecahan yang tidak rata dan kasar, memiliki belahan dua arah, cerat putih yaitu apabila mineral dalam bentuk bubuk maka akan menghasilkan warna putih, memiliki kilap tanah yaitu kilap yang dihasilkan oleh pemantulan sinar pada tanah, kekrasan 2 SM, tenacity brittle yaitu mudah rapuh, berat jenis 2,35 gr/cm3, derajat kejernihan opaq yaitu tidak dapat meneruskan cahaya, komposisi kimia CaSO4 2H2O, bentuk mineral tabular, sistem kristal monoklin, golongan mineral sulfat, dan berdasarkan pendeskripsian fisik mineral ini maka dapat dinyatakan bahwa mineral ini mempunyai nama Gipsum. Gipsum terbentuk langsung dari pengendapan air garam atau melalui alterasi dari anhidrit. Gipsum berasosiasi dengan mineral halit, dolomit, barit anhidrit, dan sulfur. Gipsum terdapat pada batugamping, batulempung, dan serpih. Mineral ini merupakan bagian penting dari industri. Gipsum merupakan bahan utama dari plester yang ditumbuk halus dan digunakan dalam produksi semen, Gipsum juda dapat digunakan sebagai fluks dalam gerabah dan dapat digunakan sebagai pupuk.
PRAKTIKUM PETROLOGI ACARA
: PENGENALAN MINERAL
HARI/TGL : SENIN/23 SEPTEMBER 2013
NO. SAMPEL
: 05
WARNA
: Hitam
PECAHAN
: Uneven
BELAHAN
: Dua Arah
CERAT
: Hitam
KILAP
: Kaca
KEKERASAN
:5-6
TENACITY
: Brittle
BERAT JENIS
: 3 – 3,4 gr/cm3
DERAJAT KEJERNIHAN
: Opaq
KOMPOSISI MINERAL
: CaFeSi2O6
BENTUK MINERAL
: Primatik
SISTEM KRISTAL
: Monoklin
GOLONGAN MINERAL
: Silika
NAMA MINERAL
: Hornblende
NAMA : AGUNG PERDANA NIM
: D611 12 252
KETERANGAN
:
Mineral ini berwarna hitam, memiliki pecahan uneven yaitu pecahan yang tidak rata dan kasar, memiliki belahan dua arah, cerat hitam yaitu apabila mineral dalam bentuk bubuk maka akan menghasilkan warna hitam, memiliki kilap kaca yaitu kilap yang dihasilkan oleh pemantulan sinar pada kaca, kekrasan 5-6 SM, tenacity brittle yaitu mudah rapuh, berat jenis 3-3,4 gr/cm3, derajat kejernihan opaq yaitu tidak dapat meneruskan cahaya, komposisi kimia CaFeSi2O6, bentuk mineral prismatik, sistem kristal monoklin, golongan mineral silika, dan berdasarkan pendeskripsian fisik mineral ini maka dapat dinyatakan bahwa mineral ini mempunyai nama Hornblende. Hornblende merupakan bagian penting bentukan batuan metamorf, terutama pada amphibolit. Hornblende juga terdapat pada mafik dan ultramafik batun beku, baik plutonik maupun vulkanik Hornblende berasosiasi dengan mineral kalsit, kuarsa, biotit, albit, orthoklas, almandin, magnetit, dan epidot. Hornblende terdapat pada batu diorit, gabro, hornblendit, amphibolit, basalt, dan batu kapur. Mineral ini oleh para peneliti atau ilmuwan dan para kolektor.
PRAKTIKUM PETROLOGI ACARA
: PENGENALAN MINERAL
HARI/TGL : SENIN/23 SEPTEMBER 2013
-------
NO. SAMPEL
: 06
WARNA
: Tidak Berwarna
PECAHAN
: Konkoidal
BELAHAN
: Tidak Ada
CERAT
: Putih
KILAP
: Kaca
KEKERASAN
:7
TENACITY
: Brittle
BERAT JENIS
: 2,65 gr/cm3
DERAJAT KEJERNIHAN
: Transparan
KOMPOSISI MINERAL
: SiO2
BENTUK MINERAL
: Granular
SISTEM KRISTAL
: Heksagonal
GOLONGAN MINERAL
: Silika
NAMA MINERAL
: Kuarsa
NAMA : AGUNG PERDANA NIM
: D611 12 252
KETERANGAN
:
Mineral ini tidak memiliki warna, memiliki pecahan konkoidal yaitu pecahan yang menyerupai lapisan bawang, tidak memiliki belahan, cerat putih yaitu apabila mineral dalam bentuk bubuk maka akan menghasilkan warna putih, memiliki kilap kaca yaitu kilap yang dihasilkan oleh pemantulan sinar pada kaca, kekrasan 7 SM, tenacity brittle yaitu mudah rapuh, berat jenis 2,65 gr/cm3, derajat kejernihan transparan yaitu dapat meneruskan cahaya, komposisi kimia SiO2, bentuk mineral granular, sistem kristal heksagonal, golongan mineral silika, dan berdasarkan pendeskripsian fisik mineral ini maka dapat dinyatakan bahwa mineral ini mempunyai nama Kuarsa. Kuarsa mengalami kristalisasi langsung dari magma yang membeku, dari pegmatit-pneumatolitik ke tempat hidrotermal yang bersuhu rendah. Kuarsa berasosiasi dengan hampir seluruh mineral karena kuarsa merupakan mineral primer. Kuarsa terdapat pada hampir semua batu termasuk batupasir, batugamping, dll. Mineral ini merupakan mineral penting dalam industri. Pasir yang terdapat pada kerikil kuarsa kecil merupakan bahan utama pembuatan kaca. Dapat digunakan untuk alat elektronik seperti osilator di radio, jam tangan, dan alat pengukur tekanan.
PRAKTIKUM PETROLOGI ACARA
: PENGENALAN MINERAL
HARI/TGL : SENIN/23 SEPTEMBER 2013
NO. SAMPEL
: 07
WARNA
: Hijau
PECAHAN
: Konkoidal
BELAHAN
: Satu Arah
CERAT
: Hijau
KILAP
: Kaca
KEKERASAN
: 6,5 - 7
TENACITY
: Melleable
BERAT JENIS
: 3,27 – 4,2 gr/cm3
DERAJAT KEJERNIHAN
: Translucent
KOMPOSISI MINERAL
: (Mg, Fe)2SiO2
BENTUK MINERAL
: Primatik
SISTEM KRISTAL
: Orthorhombik
GOLONGAN MINERAL
: Silika
NAMA MINERAL
: Olivin
NAMA : AGUNG PERDANA NIM
: D611 12 252
KETERANGAN
:
Mineral ini berwarna hijau, memiliki pecahan konkoidal
yaitu
pecahan yang menyerupai perlapisan pada bawang, memiliki belahan satu arah, cerat hijau yaitu apabila mineral dalam bentuk bubuk maka akan menghasilkan warna hijau, memiliki kilap kaca yaitu kilap yang dihasilkan oleh pemantulan sinar pada kaca, kekrasan 6,5-7 SM, tenacity melleable yaitu dapat ditempa, berat jenis 3,27-4,2 gr/cm3, derajat kejernihan translucent yaitu dapat menerima cahaya tapi kurang dapat meneruskan cahaya , komposisi kimia (Mg,Fe)2SiO4, bentuk mineral prismatik, sistem kristal orthorhombik, golongan mineral silika, dan berdasarkan pendeskripsian fisik mineral ini maka dapat dinyatakan bahwa mineral ini mempunyai nama Olivin. Olivin terbentuk pada temperatur yang tinggi, yaitu lebih dari 12000C. Olivin ter bentuk pada batuan beku, khusunya lingkungan batuan beku basa dan ultrabasa. Olivin berasosiasi dengan mineral serpentin, hornblende, piroksin, augit, spinel, dan khromit. Olivin terdapat pada batu gabro, peridotit, dunit, dan basalt. Mineral ini berfungsi sebagai pasir pefrakrasi yang digunakan sebagai biji magnesium, juga digunakan sebagai permata gem.
PRAKTIKUM PETROLOGI ACARA
: PENGENALAN MINERAL
HARI/TGL : SENIN/23 SEPTEMBER 2013
NAMA : AGUNG PERDANA NIM
: D611 12 252
NO. SAMPEL
: 08
WARNA
: Hitam
PECAHAN
: Uneven
BELAHAN
: Satu Arah
CERAT
: Putih
KILAP
: Kaca
KEKERASAN
: 2,5 - 3
TENACITY
: Fleksibel, Elastis
BERAT JENIS
: 2,8 – 3,2 gr/cm3
DERAJAT KEJERNIHAN
: Opaq
KOMPOSISI MINERAL
: K(Mg, Fe)3(Al, Fe)Si3O10(OH, F)2
BENTUK MINERAL
: Tabular
SISTEM KRISTAL
: Monoklin
GOLONGAN MINERAL
: Silika
NAMA MINERAL
: Biotit
KETERANGAN
:
Mineral ini berwarna hitam, memiliki pecahan uneven yaitu pecahan yang tidak rata dan kasar, memiliki belahan satu arah, cerat putih yaitu apabila mineral dalam bentuk bubuk maka akan menghasilkan warna putih, memiliki kilap kaca yaitu kilap yang dihasilkan oleh pemantulan sinar pada kaca, kekrasan 2,5-3 SM, tenacity fleksibel yaitu dapat dibengkokkan tapi tidak dapat kembali ke bentuk semula dan juga dapat berupa elastis yaitu dapat dibengkokkan dan dapat kembali ke bentuk semula, berat jenis 2,53 gr/cm3, derajat kejernihan opaq yaitu tidak
dapat
meneruskan
cahaya,
komposisi
kimia
K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2, bentuk mineral tabular, sistem kristal monoklin, golongan mineral silika, dan berdasarkan pendeskripsian fisik mineral ini maka dapat dinyatakan bahwa mineral ini mempunyai nama Biotit. Biotit terbentuk melalui proses pembekuan atau kristalisasi magma, mineral ini terbentuk pada temperatur 7000C - 6000C. Biotit berasosiasi dengan mineral othoklas, kuarsa, hornblende, albit, kalsit, magnetit, apatit, dan diapsit. Biotit terdapat pada batu trakit, diorit, kuarsit, dan dalit. Mineral ini merupakan bagian dari industri dalam pembuatan mika.
PRAKTIKUM PETROLOGI ACARA
: PENGENALAN MINERAL
HARI/TGL : SENIN/23 SEPTEMBER 2013
NO. SAMPEL
: 09
WARNA
: Putih Kecoklatan
PECAHAN
: Even
BELAHAN
: Satu Arah
CERAT
: Putih
KILAP
: Kaca
KEKERASAN
: 3,5 - 4
TENACITY
: Brittle
BERAT JENIS
: 2,85 – 2,95 gr/cm3
DERAJAT KEJERNIHAN
: Translucent
KOMPOSISI MINERAL
: CaMg(CaCO3)2
BENTUK MINERAL
: Rhombohedral
SISTEM KRISTAL
: Heksagonal
GOLONGAN MINERAL
: Nitrat
NAMA MINERAL
: Dolomit
NAMA : AGUNG PERDANA NIM
: D611 12 252
KETERANGAN
:
Mineral ini berwarna putih kecoklatan, memiliki pecahan even yaitu pecahan yang rata dan agak kasar, memiliki belahan satu arah, cerat putih yaitu apabila mineral dalam bentuk bubuk maka akan menghasilkan warna putih, memiliki kilap kaca yaitu kilap yang dihasilkan oleh pemantulan sinar pada kaca, kekrasan 3,5-4 SM, tenacity brittle yaitu mudah rapuh, berat jenis 2,85-2,95 gr/cm3, derajat kejernihan translucent yaitu dapat menerima cahaya tapi kurang dapat meneruskan cahaya, komposisi kimiaCaMg(CaCO3)2, bentuk mineral rhombohedral, sistem kristal heksagonal, golongan mineral nitrat, dan berdasarkan pendeskripsian fisik mineral ini maka dapat dinyatakan bahwa mineral ini mempunyai nama Dolomit. Dolomit terbentuk karena proses leaching atau penyerapan unsur magnesium dari air laut ke dalam batugamping, sehingga terjadi proses dolomitisasi yaitu proses berubahnya kalsit menjadi dolomit. Mineral ini juga dapat terbentuk sebagai endapan evaporit. Faktor yang mempengaruhi pembentukan mineral ini adalah tekanan air yang mengandung banyak magnesium serta waktu yang diperlukan. Sehingga semakin lama umur suatu batugamping maka kemungkinannya berubah menjadi dolomite akan semakin besar. Dolomit berasosiasi dengan mineral kalsit, pirit, kalkopirit, sphalerit, galena, flourit, gipsum, barit, siderit, dan kuarsa. Dolomit terdapat pada batugamping dan serpentinit. Mineral ini digunakan untuk membuat magnesium yang memiliki peran penting dalam penyusunan garam magnesium. Dolomit juga dapat digunakan untuk menurunkan kadar asam tanah.
Referensi : Buku Rocks and Minerals Buku Penuntun Petrologi Buku Penuntun Mineralogi www.minerlas.net/MineralMain.aspx diakses pada Jum’at,27-09-2013 pukul 19.00 WITA http://www.mindat.org/ diakses pada Jum’at,27-09-2013 pukul 19.032 WITA
Asisten
( Usama Achmad )
Praktikan
(Agung Perdana )
View more...
Comments