FORM KUESIONER-Moda Transportasi Darat

October 30, 2018 | Author: Weduz Prengus | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download FORM KUESIONER-Moda Transportasi Darat...

Description

FORM SURVEI-A

IDENTIFIKASI & INVENTARISASI PENGGUNAAN BPO PADA MODA TRANSPORTASI DARAT

Kajian Pengendalian dan Pengelolaan BPO Pada Sektor Transportasi

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PUSAT KAJIAN KEMITRAAN DAN PELAYANAN JASA TRANSPORTASI

JL. Medan Merdeka Barat No.8 Jakarta 10110

FORM KUESIONER A2

REGULATOR MODA TRANSPORTASI DARAT Dinas Perhubunga Perhubungan n

I.

IDENTITAS RESPONDEN

Instansi

: Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan

Divisi/Bagian

: Bina Teknik

Alamat kantor

: Jl Perintis Kemerdekaan km 14, Makassar

Nama Responden

: Besral Sitorus

Jabatan

: Kepala Seksi Penyiapan Rencana

Phone/fax

: 081342685960

II.

DAFTAR KUESIONER

1. Apakah

pemerintah

daerah

memahami

dampak

negatif

BPO?

Bahan Perusak ozon itu merupakan gas yang merupakan ritan dan oksidator , yang dapat menyebabkan infeksi lendir pada manusia dan pendarahan paruparu. Misalnya Sulfar Oksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), dan Carbon Monoksida. Pemerintah sangat concern dalam membatasi emisi, di depan Kantor-kantor biasanya diuji coba emisi untuk mengetahui ambang batas emisi. Apakah kendaraan tersebut masih layak atau tidak untuk dipergunakan. 2. Apakah pemerintah daerah mengetahui dan memahami peraturan perundangan terkait dengan pengendalian dan pengelolaan BPO? Keputusan Gubernur

Sulawesi Selatan no 14 tahun 2003 merupakan

peraturan daerah yang jelas untuk membatasi ambang batas semisi. 3. Apakah seluruh peraturan perundangan terkait dengan pengendalian dan pengelolaan BPO dijalankan oleh pemerintah daerah?

2

Pemerintah hanya sekedar memberikan stiker kendaraan apakah masih layak jalan atau tidak. Tapi untuk tindak lanjut pelanggaran dari Peraturan Daerah tersebut belum ada, hanya sebatas pemberitahuan dan peringatan. Tapi masih ada yang menggunakan kendaraan kendaraan yang tidak layak jalan lagi. Padahal dari Dinas kami tidak ada henti-hentinya melakukan penghimbauan kepada para pemakai kendaraan pribadi maupun kepada pengusaha angkutan umum. 4. Apa langkah konkrit pemerintah daerah untuk pengendalian dan pengelolaan BPO khususnya pada sektor transportasi? Sampai saat ini belum ada langkah konkrit dalam bentuk kebijakan, kami hanya menghimbau semaksimal mungkin saja. III.

KEBUTUHAN DATA

a) Kebijakan pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengelolaan BPO di sektor transportasi; b) Daftar BPO yang menjadi pengawasan pemerintah daerah; a. CFC = R12 b. HCFC = R22 c) Kondisi udara di daerah; Uraian komponen kualitas udara di wilayah Makassar a. Komponen fisik kimia

Berdasarkan hasil pengukuran pada tanggal 24 Juli 2010 di beberapa lokasi di Makassar, khususnya di sekitar pelabuhan, parameter Kimia untuk kualitas udara masih berada di bawah baku mutu udara Ambien (PP No.41 tahun 1999 tentang baku mutu Udara Ambien). Metode penelitian udara yang dipergunakan adalah metode gravimetric dan spektrofotometri.

Sampel kualitas udara yang diteliti adalah

debu/partikel, CO, CO2, SO2, NOx, H2S dan Pb.

3

Tabel 1

NO

PARAMETER

SATUAN METODE

PERALATAN

ANALISIS 1

Suhu

°C

Pemuaian

Termometer

2

Total debu

µg/Nm³

Gravimetrik

Hivol Sampler

3

CO

Ppm

NDIR

Air analyzer

4

CO2

Ppm

Oswald

Spektrofotometer

5

SO2

Ppm

Pararosanilin

Spektrofotometer

6

NO2

Ppm

Saltzman

Spektrofotometer

7

H2S

Ppm

Saltzman

Spektrofotometer

8

Timbal

Ppm

Dithixzon

Spektrofotometer

9

Bising

Dba

Derajat bising

Sound level meter

10

Kelembapan

%H

Kandungan

air Humidimeter

udara 11

Kecepatan Angin

m/det

Laju

angin

per Anemometer

satuan waktu

4

Tabel 2 Tanggal : 4 Desember 2010 Cuaca : Mendung/Hujan Rintik Lokasi No

Parameter

Satuan

1

2

3

Dermaga 105

Lap. 100

Paotere

Baku Mutu*

1

Suhu

°C

30,0

32,5

32,7

Normal

2

Total debu

µg/Nm³

198

218

210

230

3

CO

Ppm

15

17

14

10.000

4

CO2

Ppm

214,8

211,7

209,2

-

5

SO2

Ppm

0,045

0,046

0,047

-

6

Nox

Ppm

0,017

0,016

0,015

-

7

H2S

Ppm

0,0003

0,0004

0,0005

-

8

Timbal

Ppm

0,005

0,004

0,007

-

9

Bising

Dba

74-76

81-84

72-76

2

10

Kelembapan

%H

20,0-30,0

15-30

50-60

70***

11

Kecepatan

m/det 

0,1-2,3

0,1-0,6

0,1-1,8

-

S05°07’29,2”

S05°06’54,5”

S05°06’39,5”

-

E119°24,25,0”

E119°24,32’,8”

E119°25’15,4”

Angin GPS

12

-

Sumber: Laboratorium Unhas, Makassar 2010 Catatan: *) PP 41 tahun 1999 ttg pengendalian pencemaran udara ***)Kepmen LH no.48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan untuk kawasan perkantoran dan industry



Kandungan Debu/partikel Kandungan debu di dermaga Soekarno dan Pelabuhan kawasan Paotere berkisar antara 198-218 µg/Nm³. Kandungan debu yang terdeteksi relative tidak jauh berbeda antara satu lokasi dengan lokasi yang lainnya dan semua lokasi yang diukur dengan kandungan debu/partikelnya masih memenuhi baku mutu udara ambient berdasarkan PP no 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien. 5

Catatan : Baku Mutu udara Ambien Nilai Ambang Batas di tempat kerja 

: 230 µg/Nm³ : 10 µg/Nm³

Karbon Monoksida ( CO)

Karbon Monoksida (CO) adalah senyawa oksida karbon yang mempunyai sifat  racun karena dapat mengikat Hb darah membentuk Hb-CO sehingga Hb darah kehilangan fungsinya sebagai transport oksigen yang sangat dibutuhkan manusia. Kandungan CO pada lokasi sampling berkisar 14,0-17,0 ppm. Lokasi kandungan CO yang terdeteksi masih memenuhi baku mutu udara ambient berdasarkan PP no 41 tahun 1999 (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF