Food Combining

October 16, 2017 | Author: Muhammad Fikri | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

kedokteran...

Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Kemajuan di bidang teknologi memberikan pengaruh besar tehadap perubahan gaya hidup termasuk pola makanmasyarakat.1Di zaman yang semakin modern ini, gaya hidup serba cepat dan praktis mengakibatkan banyaknya ragam makanan instan yang ditawarkan, seperti produk sereal, sari buah, margarine, hingga aneka produk susu. Banyak orang yang tertarik untuk mengonsumsi makanan tersebut. Makanan yang dikonsumsi mengandung zat – zat gizi atau unsur – unsur yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang akan berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh dengan catatan harus seimbang.2 Pola konsumsi masyarakat saat ini semakin berubah seiring dengan dengan meningkatnya popularitas berbagai macam makanan siap saji (junk food). Terjadinya pergeseran pola makan, di kota-kota besar pada umumnya,

dari

makanan tradisinal ke pola makan barat yang komposisinya sering terlalu tinggi kalori dan rendah serat menimbulkan ketidakseimbangan asupan gizi. Ketidakseimbangan asupan gizi tersebutmerupakan

faktor risiko yang

sumbangannya sangat besar terhadap munculnya berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, hipertensi, dislipidemia dan penyakit-penyakit metabolik lainnya. Penelitian oleh Ismailzadeh pada tahun 2007 mengungkapkan ada hubungan antara pola konsumsi dengan kejadian sindroma metabolik pada seseorang.1 Modifikasi gaya hidup dalam bentuk penurunan berat badan dengan diet rendah kalori dan juga melakukan aktivitas fisik dengan intensitas moderat selama 150 menit dalam seminggu telah terbukti merupakan intervensi yang efektif untuk lebih sehat. Konseling untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur dan penurunan berat badan harus dilakukan di pusat medis serta di rumah. Selain itu yang tidak kalah penting adalah melakukan intervensi tehadap manajemen dalam bentuk modifikasi menu makan dan memberikan pendidikan kesehatan untuk

1

2

mendorong peningkatan asupan buah dan sayuran yang sebelumnya jarang menjadi perhatian.3 Saat ini telah dikenal beberapa modifikasi pola makan yang bertujuan unyuk memperoleh kesdehatan yang lebih baik. Diantaranya adalah DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) untuk hipertensi, Delicious Heart Healthy Recipes oleh NIH (National Heart Institusion) yang ditujukan untuk menjaga kesehatan jatung, diet mediterrean oleh AHA (American Heart Association) serta Food Combining.4 Food

combining

merupakan

salah

satu

modifikasi

diet

yang

mengutamakan keseimbangan zat gizi. Konsep dari food combining ini pada dasarnya menganggap bahwa usus manusia memiliki kemampuan terbatas.Pola makan ini dirancang selaras dengan siklus metabolisme tubuh, supaya proses pencernaan makanan, penyerapan sari makanan, pemanfaatannya untuk tubuh, serta pembuangan sampah makanan berlangsung secara efektif dan efisien.5 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami bagaimana cara penerapan food combining pada masyarakat 2. Memahami maanfaat dan kerugian dari penerapan food combining

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Food combining adalah metode pengaturan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah (sistem pencernaan) tubuh kita. Efek pola makan ini meminimalkan jumlah penumpukan sisa makanan dan metabolisme tubuh sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan zat makanan menjadi lancar dan pemakain energi tubuh menjadi lebih efisien.5

2.2. Pola Makan Tradisional Pola makan yang lazim disebut Food Combining (FC) ini sebenarnya bukan suatu metode yang aneh atau dibuat-buat, juga tidak mengurangi satu unsur makanan secara ekstrem. Pola makan ini lebih mengacu ke mekanisme pencernaan alamiah tubuh akan dapat memproses semua itu dengan baik dan mendapatkan hasil secara maksimal. Jika dilihat dari sisi sejarah, pola makan ini tidak baru atau kontemporer. 5 Terdapat di banyak literature kuno, salah satunya kitab suci Taurat. Dalam kitab ini tertera beberapa pokok penting yang senada dengan prinsip dasar FC, seperti tidak memakan roti dan daging pada waktu bersamaan, mengutamakan makanan alamiah tanpa proses, sekaligus metode puasa dilakukan dalam waktu tertentu agar tubuh terbebas dari racun penyebab penyakit. 6 Suku bangsa Essene di Palestina, pada masa lalu terkenal memiliki kualitas kesehatan prima serta umur yang sangat panjang, ditengarai karena mereka sangat patuh pada doktrin kesehatan dalam memilih menu harian mereka. Tidak menyantap jenis makanan yang terlalu beragam dalam sekali waktu makan, rajin berpuasa dalam rentang waktu tertentu, dan banyak mengkonsumsi makanan hasil bumi yang segar. Pola makan mereka mirip sekali dengan konsep dasar FC. 6 Tidak hanya bangsa Essene, sebenarnya nenek moyang kita, terlepas dari sangkaan banyak orang modern, memiliki tingkat kesehatan yang sangat tinggi. Mereka tidak mengenal beragam penyakit mematikan seperti yang kita kenal pada

4

masa kini. Daya tahan tubuh yang kuat tercermin dari panjangnya usia rata-rata manusia masa lalu. Inilah sebuah fakta yang mengherankan bagi manusia modern, mengingat nenek moyang kita tersebut tidak mengenal teknologi kapsul, tablet, penahan sakit, penurun demam, vaksinasi, operasi bypass. 6

2.3. Pola Makan Sekarang Kehidupan modern menempatkan kita pada risiko malnutrisi yang tidak terdeteksi. Malnutrisi dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh. Dengan terus meningkatnya populasi penyakit degeneratif, penyakit infeksi yag lebih kebal dan ganas dan berbagai penyakit yang selama ini dianggap ringan flu, alergi atau asma yang mengindikasikan semakin rendahnya imunitas sebagian besar masyarakat saat ini. Bahkan masalah kelebihan berat badan yang masih dianggap bukan masalah kesehatan pun, pada kenyataannya juga berkaitan dengan malnutrisi.5 Malnutrisi tidak hanya disebabkan kekurangan gizi. Masukan gizi berlebihan atau tidak seimbang juga dapat menyebabkan malnutrisi. Kegemukan justru akibat pola makan buruk seperti kebanyakan junkfood, kelebihan kalori dan protein berlemak tinggi dan sebagainya. 5 Pola makan orang sekarang berlebihan dengan makanan tinggi lemak, gula dan garam: 5 1. Sebagian besar masukan hidrat arang berupa nasi putih, mie instan, atau roti putih yang sebagian besar zat-zat gizi alaminya sudah hancur dalam proses pengolahan. 2. Sebagian besar masukan protein berupa daging sapi, babi, kambing, ayam negeri, susu sapi dan daging olahan yang sudah terkontaminasi antibiotik, hormon, bahkan obat-obatan sintetis. 3. Masukan lemak di atas takaran yang dianjurkan dan kebanyakan berupa asam lemak jenuh seperti minyak kelapa dan santan kelapa. 4. Asupan buah dan sayuran segar sangat kurang dari takaran ideal. 5. Berlebihan dengan makan praktis seperti fastfood

atau makanan kalengan,

makanan instan, dan makanan olahan yang mengandung zat adiktif kimia lainnya.

5

Semua jenis makanan dikonsumsi pada waktu makan yang sama dan lebih mengutamakan hidrat arang olahan dan protein hewani daripada sayuran dan buah-buahan segar. 5 Efek pola makan ini semakin diperburuk dengan kebiasaan: 5 1. Sarapan pagi dengan makanan padat atau makanan rendah energi seperti nasi goreng, nasi uduk, beef comed, sosis, roti manis, susu sapi, kopi dan jus instan. 2. Makan terlambat atau tidak teratur 3. Bekerja sampai larut malam 4. Kurang istirahat atau kurang tidur 5. Kurang banyak bergerak atau kurang olahraga

Pola makan dan pola hidup tidak sehat dapat mempengaruhi keseimbangan metabolisme karena: 1 1. Tidak selaras dengan keseimbangan asam basa tubuh 2. Tidak selaras dengan cara kerja/kemampuan fungsi perncernaan 3. Tidak selaras dengan siklus sistem pencernaan

2.4. Keseimbangan Asam Basa Tubuh Organ yang sehat dan mendukung kerja seluruh sistem agar lancar dan terpadu dalam tubuh, membuat kondisi tubuh yang ada dalam kondisi homeostasis berada dalam kondisi prima secara psikologis (fungsi mental), fisiologis (fungsi organ dan sistem), dan anatomis (fungsi musculoskeletal). Homeostasis merupakan kondisi ideal dalam tubuh saat seluruh fungsi berjalan dengan sempurna. 5 Ada beberapa katalisator kondisi homeostasis. Salah satu yang popular adalah nilai pH (potential hydrogen). Rentang skala pH tubuh ada pada angka 1,0 (asam) hingga 14,0(basa). Kondisi homeostasis tubuh sehat tercapai saat nilai keasamaan dan kebiasaan yang seimbang. Keseimbangan asam basa tubuh manusia (kecuali lambung) harus berada antara pH 7,35-7,45 (agak basa/alkalin). 6

6

pH tubuh Sangat asam

1,0

Netral

7,3-7,5

14,0

7.0

Gambar 2.1. Keseimbangan Asam Basa Tubuh

Agar keseimbangan asam basa tubuh terjaga pada pH 7,3-7,5, komposisi menu sebaiknya 70% makanan pembentuk basa (alkaline forming foods) dan 30% makanan pembentuk asam (acid forming foods). Pola makan sekarang justru kebalikannya. Yaitu lebih besar makanan pembentuk asam (nasi dan aneka lauk daging 80-90%) dan lebih sedikit makanan pembentuk basa (buah segar dan sayuran 10-20%). Yang menentukan keasaman dan kebasaan suatu jenis makanan terhadap tubuh adalah kandungan protein, air, dan jenis mineral yang paling dominan pada makanan. 5 Tabel 2.1. Makanan Pembentuk Asam dan Basa5

Kadar Protein Kadar Mineral

Rasa Jenis Makanan

Makanan Pembentuk Asam Banyak/cukup Lebih banyak sulfur, fosfor, dan khlor (non logam) Tidak selalu asam (misal ikan) Semua protein kecuali yogurt Semua pati kecuali millet Semua makanan olahan Tomat, tapai, durian Cuka, alcohol, wine, soda, kopi

Sangat Basa

Makanan Pembentuk Basa Sedikit sekali/nol Lebih banyak kalium, besi, magnesium, kalsium dan natrium (logam) Bisa asam (misal jeruk) Semua buah kecuali durian Semua sayuran Semua sayuran buah kecuali tomat Yogurt, susu mentah Millet (sejenis beras), kecambah

7

2.5. Cara Kerja/Kemampuan Fungsi Pencernaan Pencernaan manusia tidak mampu mencerna berlebihan dan lebih dari dua jenis zat gizi utama yang kadarnya sama-sama dominan karena:5 1. Setiap makanan mulai dicerna pada tempat yang berbeda. Pati sudah dimulai di mulut, sedangkan protein baru mulai di lambung. 2. Setiap makanan dicerna dalam tempo yang berbeda. Protein sekitar 4 jam, pati 3 jam, sayuran 2 jam, buah-buahan 10-30 menit, dan lemak 6 jam. Sedangkan kombinasi pati, protein dan lemak tinggi sekitar 8 jam –di lambung saja. 3. Setiap makanan memerlukan jenis enzim pencerna berbeda. Fungsi enzim, seperti pankreas, tidak bisa mengeluarkan semua jenis enzim sekaligus. Terlalu banyak mengkonsumsi jenis makanan berbeda dapat menyebabkan peradangan pada pankreas. 4. Setiap enzim memerlukan derajat keasaman/pH berbeda. Enzim pencernaan di mulut memerlukan pH 5,5-6, enzim pencerna di lambung memerlukan pH 2-4, sedangkan enzim pencernaan di usus memerlukan pH 6,5-8.

Pati/tepung (hidrat arang kompleks), protein, dan lemak adalah unsur gizi yang paling dominan mempengaruhi proses pencernaan. Jika semua jenis makanan dikonsumsi bersama-sama, maka total zat pati, protein dan lemak yang masuk akan menjadi hampir sama dominannya.

2.6. Pola Makan Berbasis Food Combining Pada prinsipnya, pola makan FC adalah salah satu cara termudah untuk mencapai angka pH ideal 7,35-7,45 yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi homeostasis. Pola makan FC ini berbasis pada 3 hal sederhana yaitu apa yang kita makan, waktu makan, dan bagaimana memakannya.6 Pada masa lalu, unsur makanan tak menjadi perkara pelik bagi manusia. Tidak banyak yang menjadi pilihan, apa yang disediakan Tuhan disantap secara segar. Buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan contohnya. Setelah itu, manusia mencoba mengkonsumsi hewan buruan. Di sini, manusia mulai mengenal proses

8

masak tingkat lanjutan. Itu pun tetap dalam keadaan segar karena daging hewan buruan tidak bisa tahan lama. 6 Namun, sesuai perjalanan waktu, kondisi itu berubah. Teknologi memungkinkan manusia mulai bisa merekayasa apa yang mereka makan; mulai dari proses yang panjang hingga proses instan demi memenuhi kebutuhan konsep hidup praktis. Sayangnya, pada saat demikian, muncul berbagai macam masalah kesehatan yang semakin beragam dan kompleks, penyakit yang tidak dikenal oleh nenek moyang kita. 6 Mengingat secara struktur genetika sebenarnya tidak banyak perubahan signifikan antara manusia modern dan nenek moyangnya, maka perubahan pola makan ini dapat menjadi penyebab utama munculnya berbagai penyakit baru tersebut. Inilah sebabnya pemahaman pola makan, terutama apa yang kita makan, menjadi bahasan utama FC. 6 Secara komprehensif, unsure makanan yang umum dikenal adalah seperti gula, pati, protein, asam dan lemak. 6 1. Pati Adalah salah satu bentuk hidrat arang (selain gula dan selulosa) yang lebih umum dikenal masyarakat sebagai karbohidrat, identik dengan pemberi tenaga serta rasa kenyang yang instan. Lebih jauh,pati sering sekali disalahartikan sebagai penyebab masalah kesehatan terutama kelebihan berat badan dan diabetes. Pati baik adalah yang masih memiliki zat-zat gizi alamiah dan minim proses. Dalam bentuk utuhnya, pati masih mengandung vitamin, serat, enzim, mineral dan substansi penting lain yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh secara maksimal. Pati sebaiknya dikonsumsi secukupnya. 6 2. Protein Dikenal sebagai pembentuk sel-sel baru tubuh. Yang popular dikonsumsi dan dianggap sebagai sumber protein premium adalah protein hewani dalam bentuk daging-dagingan, susu dan telur.hal ini terkait dengan kandungan asam amino yang tinggi. 6 Asam amino adalah unsure utama pembentuk sel, bahan utama pembangunan dan perbaikan jaringan tubuh, hormone, enzim, dan banyak hal

9

substansial lain yang terkait tubuh manusia. Padahal sejatinya, penguraian protein hewani ke dalam bentuk asam amino agar bisa diserap tubuh berlangsung lama dan memberatkan kerja sistem cerna. Penguraian ini juga menyedot energi yang seharusnya dialokasikan secara kolektif untuk menjaga keseimbangan tubuh. Asam amino protein hewani pun mudah rusak, terutama karena protein hewani harus diproses dalam panas dahulu agar bisa dikonsumsi secara aman.6 Protein nabati banyak berasal dari kacang-kacangan dan polong-polongan. Buah dan sayur pun menyumbang protein dalam bentuk asam amino sederhana yang lebih mudah diserap tubuh. Mengkonsumsi protein nabati, buah dan sayur dalam jumlah cukup sebenarnya bisa meminimalisasi pemakaian protein hewani dan meningkatkan kualitas kesehatan. 6 3. Sayuran Adalah unsur makanan yang amat berguna. Sebagai pembentuk sifat basa, apabila dikonsumsi benar, sayuran akan mampu menetralkan pH dan menciptakan kondisi homeostasis tubuh. Sayuran kaya akan karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral. Warna pada sayuran juga mencirikan vitamin yang bisa diberikan kepada tubuh. Warna kuning, oranye, dan merah menyuplai beta karoten pembentuk vitamin A, sedangkan warna hijau melimpah dengan zat besi.6 Sayuran kaya dengan serat, yang bersifat cukup keras dan padat mempermudah kerja sistem pencernaan, terutama kerja peristaltik (mendorong makanan) pada usus. Jika disajikan segar, sayuran juga memberikan asupan enzim berlimpah sehingga secara signifikan meringankan sistem kerja karena membuat kerja organ penghasil enzim tidak perlu bekerja keras.6 Kandungan gula dan sifat asam yang sangat rendah membuat sayuran bersifat netral dan mudah dikombinasikan dengan makanan lain. Sayuran juga kaya air. Mengkonsumsi sayuran, terutama dalam keadaan segar, mampu membantu mengisi kebutuhan tubuh akan asupan cairan harian yang seringkali kurang tanpa disadari.6

10

4. Buah Sama dengan sayuran, buah jika disajikan segar merupakan kelompok makanan penyumbang air, enzim, karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral. Mengkonsumsi buah dengan benar memberikan sifat basa pada tubuh sehingga mempermudah tubuh mencapai kondisi homeostasisnya. Gula buah atau fruktosa memasok energi yang cepat bagi tubuh. Namun, harus dikonsumsi secara cermat dan tepat karena gula buah bersifat merusak protein dan lemak. Serat buah juga cenderung lunak dan tidak serasi saat dipadukan dengan serat sayuran yang lebih keras, terutama bagi mereka dengan sistem cerna sensitif. 6 Kondisi ini mengharuskan buah dikonsumsi dalam keadaan perut kosong. Atau, beri ajrak 15-20 menit sebelum makan. Dan sesudah makan, sebaiknya tidak menyantap buah, setidaknya 4-5 jam kemudian. Hal ini juga berlaku untuk buah yang dibuat sebagai minuman jus. 6 Buah sangat cepat memberikan energi sekaligus tidak menguras energi tubuh. Enzim bawaan buah membantu menguraikan buah sehingga sistem cerna tidak perlu memprosesnya. Namun, tubuh yang tersuplai energi buah juga tergolong cepat kehilangan energinya. Itu sebabnya, buah tidak dapat dijadikan pengganti menu makanan utama, seperti makan siang dan makan malam karena ketersediaan energi tubuh akan terganggu dan mengakibatkan metabolism tidak berjalan baik. 6

Food combining mengacu pada ritme biologis dalam mengatur waktu dan jenis makanan yang tepat dan sesuai kebutuhan tubuh. Ritme biologis atau biasa disebut Cicardian Rhythm terkait sistem pencernaan ini berlaku sebagai berikut: 7 12.00-20.00 Waktu Cerna Pada fase ini, sistem pencernaan berlaku aktif dalam meerima makanan yang masuk. Inilah rentang waktu manusia cenderung lebih leluasa mengkonsumsi makanan. Secara budaya, fase ini sejalan dengan waktu makan siang, sore dan

11

malam. Gunakan fase ini secara maksimal dengan mengkonsumsi makanan yang baik dengan cara benar. 20.00-04.00 Waktu Penyerapan Pada fase ini, tubuh memanfaatkan secara maksimal apa yang dimakan pada waktu sebelumya. Saat inilah berlangsung penyerapan zat gizi, sirkulasi zat-zat berguna yang diproses dari makanan, pergantian sel dan perbaikan jaringan. Dibutuhkan energi sangat besar dan proses rumit pada fase ini. Itulah sebabnya, secara alamiah pada fase ini manusia menurunkan pacu ritmenya dengan memasuki waktu tidur. Mengganggu fase ini dengan mengkonsumsi makanan atau tidak tidur akan mengganggu proses yang semestinya terjadi dan membuat kerusakan kesehatan jangka pendek maupun panjang. 04.00-12.00 Waktu Pembersihan Sisa metabolisme serta tumpukan makanan pada usus besar dikonsentrasikan tubuh untuk dibuang pada fase ini. Banyak energi dialokasikan tubuh untuk membersihkan sisa-sisa kotoran tersebut. Menyibukkan kerja sistem cerna dengan mengkonsumsi makanan berat selama periode waktu ini akan mengganggu alokasi energi tersebut. Di pagi hari, saat alokasi dibutuhkan untuk fase pembuangan, makanan yang lebih ringan dan mudah diserap oleh tubuh sangat disarankan. Hal inilah sebabnya Food Combining identik dengan pemanfaatan buah segar sebagai bahan baku makanan untuk sarapan. Sifat buah adalah ringan, mudah dicerna, tetapi memberikan asupan energi signifikan.

Sarapan buah bagi pemula sebaiknya dilakukan berkala pukul 06.00-11.00. makan perlahan, kunyah dengan baik, pastikan tercampur air liur. Saat perut terasa kenyang, hentikan makan. Konsep sama juga berlaku saat mengkonsumsi buah segar dalam bentuk jus. Cara ini efektif mencegah rasa mulas, kembung dan pusing yang sering terjadi apabila mengkonsumsi bauh tergesa-gesa karena buah tidak tercampur enzim cerna dalam air liur, serta lonjakan gula darah yang mendadak. 6

12

Juga dilihat dari sisi waktu cerna atau terurai, keduanya memiliki waktu yang berbeda. Zat-zat

dalam protein hewani cenderung lebih lama terurai

ketimbang karbohidrat. Paduan makanan terutama protein yang telah mengalami proses pembuatan yang merusak nilai gizinya akan menimbulkan semacam endapan sisa yang tidak terurai oleh tubuh dengan baik. Endapan ini akan disimpan dalam usus besar sebagai pusat penyimpanan zat tidak terpakai dalam tubuh manusia. Secara akumulatif, endapan ini akan menumpuk dan sulit dikeluarkan sehingga mengundang bakteri dan parasit yang akan mengganggu kesehatan secara umum. Secara signifikan, kondisi ini juga membuat pH tubuh tidak berada dalam titik netral, lebih kearah asam. Tubuh yang tidak berada dalam fase homeostasis menjadi penyebab munculnya penyakit karena organ dan sistem yang bekerja berintegrasi di dalamnya tidak berfungsi dengan baik. 6 Apabila tidak terjadi homeostasis dalam tubuh maka:5 

Penyerapan gizi tidak optimal  energi yang terbentuk sedikit/ kurang energi.



Pembuangan sisa makanan dan sisa-sisa metabolisme tidak optimal  toksemia (akibat toksin berlebihan di dalam tubuh)  peradangan organ vital, penyakit infeksi, alergi kronis, dan kelebihan berat badan.



Pembelahan sel menjadi lebih cepat dan sering  penyakit degenerasi dan penuaan dini.

2.7. Food Combining Bagi Pemula8  Sarapan hanya buah (dijus atau potongan). Porsi sampai cukup kenyang, tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Buah tidak boleh dimakan sekaligus, tetapi perlahan dan sedikit-sedikit.  Buah tidak dimakan sesudah/bersama protein dan pati. Jika dimakan sebelum makanan lain, tunggu 10-30 menit sebelum makanan lain.  Protein untuk menu siang dan pati untuk malam, atau boleh sebaliknya. Keduanya tidak bisa dikonsumsi jadi satu. Tetapi dalam satu hari kebutuhan protein dan pati tetap harus dipenuhi.

13

 Protein sebaiknya satu macam saja, misal ikan atau daging. Sedangkan pati boleh lebih dari satu, misal nasi dan perkedel kentang atau nasi dan bakmi goreng. Perkedel kentang boleh memakai sedikit telur. Bola daging juga boleh memakai sedikit terigu. Kombinasi dua makanan tidak serasi masih bisa ditoleransi jika salah satunya dalam porsi yang jauh lebih kecil.  Sayuran harus mendampingi protein dan pati untuk menjaga keseimbangan asam basa. Porsi sayuran dua atau tiga kali lipat porsi protein atau pati (kira-kira 75% : 25%). Menu sayuran harus termasuk sayuran mentah, bisa lalapan, salad, atau jus sayuran mentah. CONTOH MENU FOOD COMBINING8 Pagi 1 gelas air putih + sedikit air jeruk nipis/ lemon 1 atau 2 gelas jus buah atau buah potongan

Siang 1 porsi bistik daging masak lada hitam 1 porsi sayuran kukus (wortel & buncis)

Sore ¾ gelas yogurt (acidophilus)/ 1 gelas susu kedelai atau 1 pisang/ 1 porsi koktil buah

Malam 1 porsi nasi 2 potong perkedel tahu 1 porsi cah kailan jamur saus tiram 1 gelas jus wortel

Sebelum tidur 1 cangkir teh herbal + madu

14

KESIMPULAN

1. Food combining adalah metode pengaturan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah (sistem pencernaan) tubuh kita. Efek pola makan ini meminimalkan jumlah penumpukan sisa makanan dan metabolisme tubuh sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan zat makanan menjadi lancar dan pemakain energi tubuh menjadi lebih efisien. 2. Kehidupan modern menempatkan kita pada risiko malnutrisi yang tidak terdeteksi. Malnutrisi tidak hanya disebabkan kekurangan gizi. Masukan gizi berlebihan atau tidak seimbang juga dapat menyebabkan malnutrisi. Kegemukan justru akibat pola makan buruk seperti kebanyakan junkfood, kelebihan kalori, protein, dan lemak tinggi dan sebagainya. 3. Pola makan dan pola hidup tidak sehat dapat mempengaruhi keseimbangan metabolisme karena: tidak selaras dengan keseimbangan asam basa tubuh, tidak selaras dengan cara kerja/kemampuan fungsi perncernaan, dan tidak selaras dengan siklus sistem pencernaan 4. Agar keseimbangan asam basa tubuh terjaga pada pH 7,3-7,5, komposisi menu sebaiknya 70% makanan pembentuk basa (alkaline forming foods) dan 30% makanan pembentuk asam (acid forming foods). Pola makan sekarang justru kebalikannya. Yaitu lebih besar makanan pembentuk asam (nasi dan aneka lauk daging 80-90%) dan lebih sedikit makanan pembentuk basa (buah segar dan sayuran 10-20%). 5. Pencernaan manusia tidak mampu mencerna berlebihan dan lebih dari dua jenis zat gizi utama yang kadarnya sama-sama dominan karena: Setiap makanan mulai dicerna pada tempat yang berbeda. Pati sudah dimulai di mulut, sedangkan protein baru mulai di lambung. Setiap makanan dicerna dalam tempo yang berbeda. Protein sekitar 4 jam, pati 3 jam, sayuran 2 jam, buah-buahan 10-30 menit, dan lemak 6 jam. Sedangkan kombinasi pati, protein dan lemak tinggi sekitar 8 jam –di lambung saja. 6. Pati/tepung (hidrat arang kompleks), protein, dan lemak adalah unsur gizi yang paling dominan mempengaruhi proses pencernaan. Jika semua jenis

15

makanan dikonsumsi bersama-sama, maka total zat pati, protein dan lemak yang masuk akan menjadi hampir sama dominannya. 7. Pada prinsipnya, pola makan FC adalah salah satu cara termudah untuk mencapai angka pH ideal 7,35-7,45 yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi homeostasis. Pola makan FC ini berbasis pada 3 hal sederhana yaitu apa yang kita makan, waktu makan, dan bagaimana memakannya 8. Food combining mengacu pada ritme biologis dalam mengatur waktu dan jenis makanan yang tepat dan sesuai kebutuhan tubuh. Ritme biologis atau biasa disebut Cicardian Rhythm yaitu 12.00-20.00 Waktu Cerna, 20.0004.00 Waktu Penyerapan, 04.00-12.00 Waktu Pembersihan 9. Food Combining Bagi Pemula yaitu : Sarapan hanya buah dan tidak dimakan sesudah/bersama protein dan pati. Jika dimakan sebelum makanan lain, tunggu 10-30 menit sebelum makanan lain. Protein untuk menu siang dan pati untuk malam, atau boleh sebaliknya. Keduanya tidak bisa dikonsumsi jadi satu. Tetapi dalam satu hari kebutuhan protein dan pati tetap harus dipenuhi. Sayuran harus mendampingi protein dan pati untuk menjaga keseimbangan asam basa. Porsi sayuran dua atau tiga kali lipat porsi protein atau pati (kira-kira 75% : 25%). Menu sayuran harus termasuk sayuran mentah, bisa lalapan, salad, atau jus sayuran mentah.

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiardani, N.K., Arsana I.W.J. Kejadian sindroma metabolik berdasarakan status obesitas pada masyarakat perkotaan di Denpasar. 2011. Jurnal Ilmu Gizi. Vol2 (2) : 129-138. 2. Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. 3. Kaur,P., Radhakrishnan, E., Rao, S.R., et al. 2010. The Metabolic Syndrome and Associated Risk Factors in an Urban Industrial Male Population in South India. JAPI. VOL. 58: 363-366. 4. Food and Nutritional Information Center. United States Department of Agriculture.

Dietary

Modification.Available

at

www.heart.org/HEARTORG/GettingHealthy/NutritionCenter/Mediterrane an-Diet_UCM_306004_Article.jsp# 5. Gunawan, Andang. 2001. Food Combining. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. 6. Lebang, Erikar. 2013. Food Combining itu gampang. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. 7. Howell, Edward, Donna Gates.Food Combining Chart. Hippocrates Health Institute. 8. Carpenter Drive, Suite. Sandy Springs. 2003. Food CombiningBeginners. Life Empowerment Institute. Georgia.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF