Fobia Spesifik

June 20, 2019 | Author: Indah Juliana Hrp | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

medical...

Description

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang

Fobia Fobia merup merupaka akan n suatu suatu ketaku ketakutan tan irasio irasional nal yang yang jelas, jelas, menetap menetap,, dan  berlebihan terhadap suatu objek spesifik, keadaan, atau situasi. Fobia merupakan suatu gangguan gangguan jiwa, jiwa, yang merupakan merupakan salah satu tipe dari Gangguan Gangguan Ansietas, Ansietas, dan dibedakan ke dalam tiga jenis objek atau situasi ketakutan yaitu agorafobia, fobia spesifik, dan fobia sosial. Saat muncul gangguan fobia ini, dapat terjadi suatu kecemasan, yaitu perasaan antisipasi yang tidak jelas, tidak nyaman, dan  bersifat menyeluruh, serta timbulnya gejala-gejala otonom lainnya. Rasa cemas ini merupa merupakan kan fenome fenomena na fisiolo fisiologis gis yang yang member memberii tanda tanda akan akan bahaya bahaya rasa rasa sakit, sakit, kerusakan tubuh, ketidakberdayaan, hukuman, frustasi akan kebutuhan sosial dan  biologis, seperti perpisahan dengan orang yang disayangi, ancaman terhadap kesuksesan dan kedudukan seseorang, dan akhirnya ancaman pada persatuan dan keutuhan diri seseorang! yang akan terjadi, sehingga memberikan dorongan pada seseorang untuk mengambil tindakan yang menghindari atau mengurangi dampak  dari ancaman tersebut. "akalah ini akan membahas dan mendeskripsikan salah satu gangguan cemas, yaitu fobia spesifik, dari penyebab penyebab terjadinya, karakteristik karakteristik atau gejala, serta penanganan dari gangguan yang bersangkutan. bers angkutan.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fobia Spei!ik  2.1.1. De!inii1

Fobia spesifik merupakan adanya rasa takut yang kuat dan menetap akan suatu objek atau situasi. #rang dengan fobia spesifik ini dapat mengantisipasi  bahaya, seperti digigit anjing, atau dapat menjadi panik saat berpikir akan hilang kendali$ contohnya jika mereka takut berada di dalam lift, mereka juga dapat khawatir akan pingsan setelah pintu ditutup.

2.1.2. Epi"e#iologi

Secara epidemiologis, fobia adalah gangguan mental tunggal yang paling sering, diperkirakan % sampai &' persen populasi menderita gangguan yang mengganggu dan kadang-kadang menimbulkan ketidakberdayaan tersebut. ( )erdasarkan data dari The National Comorbid Survey menyatakan bahwa  pre*alensi dari fobia spesifik mencapai angka &&,+ . Sedangkan untuk fobia sosial merupakan angka yang paling tinggi dalam gangguan fobia ini dengan &+,+  dan agorafobia sekitar , . + )erdasarkan jenis kelamin, perempuan berada dalam risiko yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki dengan rasio perempuan/laki-laki sekitar (/&. Sedangkan usia, dapat mempengaruhi kecenderungan tipe fobia tertentu. "isalnya fobia terhadap hewan, darah, dan air cenderung berkembang pada awal masa kanak-kanak, fobia terhadap ketinggian pada usia remaja, dan fobia pada ruangan sempit klaustrofobia! sering berkembang pada akhir masa remaja dan sekitar  dekade ketiga kehidupan. 0

2.1.$. Etiologi1%2

1erkembangan fobia spesifik dapat disebabkan dari pemasangan  pairing ! objek atau situasi tertentu dengan emosi ketakutan dan panik. )erbagai mekanisme untuk pemasangan tersebut telah didalilkan. 1ada umumnya, suatu kecenderungan tidak spesifik untuk mengalami kecemasan dan ketakutan

3

membentuk kelompok latar backgroup!$ jika suatu peristiwa spesifik sebagai contoh, mengemudi! dipasangkan dengan pengalaman emosional sebagai contoh, kecelakaan!, orang menjadi rentan terhadap asosiasi emosional permanen antara mengemudikan kendaraan dan ketakutan atau kecemasan. 1engalaman emosional sendiri dapat responsif terhadap kejadian eksternal, seperti kecelakaan lalu lintas, atau kejadian internal, paling sering adalah serangan panik. 2alaupun seseorang mungkin tidak pernah mengalami serangan panik lagi dan mungkin tidak  memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan panik, orang tersebut mungkin memiliki ketakutan umum untuk mengemudikan dan bukan suatu ketakutan mengalami serangan yang diekspresikan saat mengemudikan. "ekanisme asosiasi lain antara objek fobik dan emosi fobik adalah modeling, dimana seseorang mengamati reaksi pada orang lain sebagai contoh, orang tua!, dan pengalihan informasi, dimana seseorang diajarkan atau diperingatkan tentang bahaya objek  tertentu sebagai contoh, ular berbisa!. Faktor genetika juga memiliki kecenderungan terhadap jenis fobia tertentu, yaitu tipe darah, injeksi, cedera. 1enelitian telah melaporkan bahwa (3+ sampai +30 penderita yang terkena memiliki sekurangnya satu sanak saudara derajat pertama dengan fobia spesifik dari tipe yang sama. 4etapi, pemeriksaan kembar dan adopsi yang diperlukan belum dilakukan untuk menyingkirkan  peranan bermakna transmisi non-genetik pada fobia spesifik.

2.1.&. 'ani!etai Klini1

Fobia ditandai dengan bangkitan ansietas berat ketika pasien terpajan situasi atau objek yang spesifik atau bahkan ketika pasien mengantisipasi pajanan terhadap situasi atau objek tersebut. 5S"-67-4R menekankan kemungkinan  bahwa serangan panik dapat dan sering terjadi pada pasien dengan fobia spesifik  dan sosial, tetapi kecuali mungkin untuk sejumlah kecil serangan panik yang  pertama, dapat diperkirakan terjadi. 1ajanan terhadap stimulus fobik atau antisipasi terhadapnya hampir selalu menimbulkan serangan panik pada seseorang yang rentan terhadapnya.

4

#rang dengan fobia, sesuai definisi, mencoba menghindari stimulus fobik$  beberapa dari mereka memilih menghadapi kesukaran yang berat ketika mencoba menghindari situasi yang mencetuskan ansietas. 8ontohnya, pasien fobik memilih naik bus daripada terbang meskipun jarak tempuh jauh untuk menghindari kotak  dengan objek fobia pasien, yaitu pesawat terbang. 4emuan utama pada pemeriksaan status mental adalah adanya rasa takut yang tidak rasional dan ego-distonik akan suatu situasi, akti*itas, atau objek  spesifik$ pasien mampu menggambarkan cara mereka menghindari kontak dengan fobia. 5epresi la9im ditemukan pada pemeriksaan status mental dan dapat ditemukan pada hingga sepertiga pasien fobik.

2.1.(. Diagnoi Ban"ing1%2

Fobia spesifik harus dibedakan dengan rasa takut yang sesuai serta rasa malu yang normal. 5S"-67-4R membantu membedakannya yaitu gejala harus mengganggu kemampuan pasien berfungsi normal. :eadaan medis nonpsikiatri yang dapat menyebabkan terjadinya fobia mencakup penggunaan 9at terutama halusinogen dan simpatomimetik!, tumor susunan saraf pusat, dan penyakit serebro*askular. Gejala fobik pada hal ini hampir tidak mungkin jika tidak ada temuan tambahan yang meyakinkan pada pemeriksaan fisik, neurologis, dan status mental. Ski9ofrenia juga dimasukkan dalam diagnosis banding fobia spesifik, karena pasien ski9ofrenik dapat memiliki gejala fobik sebagai bagian dari  psikosisnya. "eskipun demikian, tidak seperti pasien ski9ofrenia, pasien fobik  memiliki tilikan terhadap rasa takutnya yang tidak rasional dan tidak adanya kualitas bi9ar serta gejala psikotik lain yang menyertai ski9ofrenia. 5iagnosis lain untuk dipertimbangkan dalam diagnosis banding fobia spesifik adalah hipokondriasis, gangguan obsesif kompulsif, dan gangguan kepribadian paranoid. ;ipokondriasis adalah rasa takut memiliki suatu penyakit, sedangkan fobia spesifik tipe penyakit adalah rasa takut terkena penyakit. Sejumlah pasien dengan gangguan obsesif kompulsif menunjukkan perilaku yang tidak dapat dibedakan dengan perilaku pasien dengan fobia spesifik. 8ontohnya,  pasien dengan gangguan obsesif kompulsif dapat menghindari pisau karena

5

mereka memiliki pikiran kompulsif untuk membunuh anaknya sendiri, sedangkan  pasien dengan fobia spesifik mengenai pisau dapat menghindari pisau karena rasa takut akan memotong diri mereka sendiri dengan pisau. 1asien dengan gangguan kepribadian paranoid memiliki rasa takut menyeluruh yang membedakannya dari  pasien dengan fobia spesifik.

2.1.). Penegakkan Diagnoi1

:riteria diagnostik 5S"-67-4R untuk Fobia Spesifik/ A. Rasa takut berlebihan yang nyata, menetap, dan tidak beralasan, dicetuskan oleh adanya atau antisipasi terhadap suatu objek atau situasi spesifik contoh/ terbang, ketinggian, hewan, disuntik, melihat darah!. ). 1ajanan terhadap stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respons ansietas segera, dapat berupa serangan panik terikat secara situasional atau serangan panik dengan predisposisi situasional. 8atatan/ 1ada anak, ansietas dapat ditunjukkan dengan menangis, tantrum, diam tidak   bergerak, atau memegang erat sesuatu3seseorang. 8. #rang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya berlebihan atau tidak   beralasan. 8atatan/ 1ada anak, gambaran ini tidak dapat ditemukan. 5. Situasi fobik ini dihindari atau dihadapi dengan ansietas maupun  penderitaan yang intens. oseph 2olpe. 1ada metode ini, pasien secara serial dipajankan pada daftar  stimulus penginduksi ansietas yang telah ditentukan sebelumnya dan dilihat tingkatan hirarki dari yang paling tidak menakutkan sampai yang  paling menakutkan. "elalui penggunaan obat penenang, hipnosis, dan instruksi untuk relaksasi otot, pasien diajari cara menenangkan sendiri jiwa dan raga. Saat mereka telah menguasai teknik ini, pasien diminta menimbulkan relaksasi saat menghadapi setiap stimulus yang menciptakan ansietas. :etika mereka telah menjadi terdesensitisasi dengan setiap stimulus di dalam skala itu, pasien berlanjut ke stimulus berikutnya hingga akhirnya, yang sebelumya menimbulkan ansietas tidak lagi bisa mencetuskan pengaruh menyakitkan.  b. 1sikoterapi berorientasi-tilikan 1ada perkembangan awal psikoanalisis dan psikoterapi berorientasi dinamik, ahli teori yakin bahwa metode ini adalah metode pilihan untuk  neurosis fobik, yang saat itu dianggap sebagai berasal dari konflik  oedipus-genital. "eskipun demikian, segera setelah itu ahli terapi

7

menyadari bahwa walaupun terdapat perkembangan dalam menemukan dan menganalisis konflik yang tidak disadari, pasien sering gagal menghilangkan gejala fobik. ?ebih jauh lagi, dengan terus menghindari situasi fobik, pasien menyingkirkan derajat ansietas yang bermakna dan hubungannya yang terkait proses analitik. Freud dan muridnya, Sandor  Ferenc9i, menyadari bahwa, jika perkembangan dalam menganalisis gejala ini hendak dilakukan, ahli terapi harus melewati di luar peranan analitiknya dan secara aktif menyarankan pasien fobik mencari situasi fobik dan mengalami ansietas serta tilikan yang ditimbulkannya. Sejak  saat itu psikiatris umumnya setuju bahwa derajat tertentu keaktifan terapis sering dibutuhkan untuk mengobati ansietas fobik dengan sukses. :eputusan menerapkan teknik terapi psikodinamik berorientasi tilikan harus didasarkan tidak hanya pada adanya gejala fobik, tetapi pada indikasi positif dari struktur ego pasien dan pola kehidupan untuk   penggunaan metode terapi ini. 4erapi berorientasi tilikan memungkinkan  pasien mengerti asal fobia, fenomena keuntungan sekunder, dan peranan  pertahanan serta memungkinkan mereka mencari cara sehat untuk  menghadapi stimulus yang mencetuskan ansietas. c. 4erapi lainnya ;ipnosis, terapi suportif, dan terapi keluarga dapat berguna dalam terapi gangguan fobik. ;ipnosis digunakan untuk memperkuat saran terapis  bahwa objek fobik tidak berbahaya dan hipnosis diri sendiri dapat diajarkan pada pasien sebagai metode relaksasi ketika dihadapkan dengan objek fobik. 1sikoterapi suportif dan terapi keluarga sering berguna dalam membantu pasien secara aktif untuk menghadapi objek fobik selama terapi. 4erapi ini tidak hanya untuk memperoleh bantuan keluarga dalam menerapi pasien, tetapi juga dapat membantu keluarga mengerti sifat masalah pasien. ). Farmakoterapi 1ilihan pada fobia spesifik adalah antara ben9odia9epine kerja cepat meskipun harus memperhatikan mengenai ketergantungan dan gejala  putus obat! dan antidepresan, yang ditoleransi dengan baik tetapi memiliki

8

mula kerja yang lebih lambat. )en9odia9epine segera menunjukkan efekti*itas, tetapi gejala panik umumnya muncul lagi setelah obat dihentikan, bahkan dengan penghentian bertahap. )eberapa antidepresan trisiklik yang lama

seperti

amitriptilin,

klomipramin, dan despramin! dan semua penghambat ambilan kembali serotonin selektif SSR6! diketahui bermanfaat pada gangguan panik  dengan dosis sama dengan yang digunakan pada depresi. 2.1.+

Prognoi) )elum banyak

diketahui

tentang

prognosis

fobia,

namun

kecenderungannya adalah menjadi kronis dan dapat terjadi komorbiditas dengan gangguan lain seperti depresi, penyalahgunaan alkohol dan obat bila tidak  mendapat terapi. "enurut National Institute of Mental Health, % orang dengan fobia spesifik dapat mengatasi ketakutannya dengan terapi kognitif perilaku. Gangguan fobia mungkin disertai dengan lebih banyak morbiditas dan tergantung  pada perilaku fobik apakah dapat mengganggu kemampuan seseorang berfungsi, menyebabkan ketergantungan finansial pada orang lain dan timbulnya berbagai gangguan dalam kehidupan sosial, bidang pekerjaan, dan akademik.

BAB III KESI'PULAN

Fobia spesifik merupakan salah satu gangguan cemas. Secara umum, fobia spesifik dapat diartikan sebagai adanya rasa takut yang kuat dan menetap akan suatu objek atau situasi. Gangguan ini dapat mengakibatkan rasa takut berlebihan yang nyata yang dicetuskan oleh adanya antisipasi terhadap suatu objek atau situasi spesifik tertentu sehingga, penderitanya seringkali menghindar dari stimulus tersebut.

9

1enyebab timbulnya fobia spesifik belum diketahui dengan jelas, namun  berbagai faktor terlihat berperan dalam mencetuskan gangguan tersebut, seperti faktor genetik dan faktor pemasangan  pairing !. 4erapi pilihan utama dalam menangani penderita dengan fobia spesifik  adalah dengan terapi perilaku yaitu dengan metode desensitisasi sistematik.

DAFTA, PUSTAKA

&. Sadock, ).>., Sadock, 7.A., (''.  Fobia Spesifik dan Fobia Sosial. 5alam  aplan ! Sadock "uku #$ar %sikiatri linis& 'disi (. >akarta/ ., Grebb, >.A., &@@.  aplan dan Sadock Sinopsis  %sikiatri) Ilmu %engetahuan %erilaku %sikiatri linis& edisi * . 4angerang/ )inarupa Aksara. +. 1reda, A.,

('&&.

 %hobic

+isorder.

A*ailable

from/

http/33emedicine.medscape.com3article3(=='& Accessed &st >une ('&+B. 0. Cates, 2. R., ('&&.  %ediatric Specific %hobia. A*ailable from/ http/33emedicine.medscape.com3article3@&'% Accessed &st >une ('&+B. %. American 1sychiatric Association., ('''.  +iagnostic and Statistical Manual  of Mental +isorder& Fourth 'dition& Te,t -evision. 2ashington 58/ American 1sychiatric Association, 00+-0%'. . Fakultas :edokteran Dni*ersitas 6ndonesia, ('&'.  "uku #$ar %sikiatri. >akarta/ )alai 1enerbit F: D6.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF