Flu Batuk (Kelas A Dan B)

October 3, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Flu Batuk (Kelas A Dan B)...

Description

 

TUGAS INTERAKSI OBAT INTERAKSI OBAT FLU DAN BATUK

Di Susun Oleh : Kelompok 8A& Kelompok 7B

Devy ratnawati  Nur Inayatul Isnaini Gita oxtaria Pitriani Elva Kurniasari Rivald Handi Tarukbua Lusi Susilawati Dewi I Gusti Komang Adef Tanaya Claudya Andriaty  Nur Intan Fitrianti Kaharudin Irma Vidyawati

3351171074 3351171176 3351171138 3351171209 3351171056 3351171051 3351171002 3351171066 3351171139 3351171182 3351171212

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Afifah B. Soedjiatm Soedjiatmo, o, Apt

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI 2018 

 

BAB I PENDAHULUAN

Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, cabang tenggorokan dan paru-paru. Flu menyerang secara mendadak dan paling umum menyerang rata-rata dua kali dalam satu tahun pada seseorang. Biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan su suhu. hu. Flu disebabkan oleh virus yang disebut Rinovirus dan Koronavirus. Flu sendiri biasanya disertai dengan gejala awal seperti gatal pada leher dan hidung, sakit kepala atau pada bagian tubuh lain atau batuk dan demam. Flu hampir menyerang setiap orang didunia. Flu lebih sering disertai dengan batuk dan demam. Batuk merupakan suatu mekanisme fisiologi yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernafasan dari dahak, zat-zat  perangsangasing, dan unsur infeksi. Dengan demikian, batuk merupakan suatu mekanismeperlindungan. dalam pengobatan batuk, obat-obat sintesis yang paling  baik digunakan adalah antitusif sebagai penekan batuk, ekspektoran dan mukolitik yang dapat memperbanyak produksi dahak dengan demikian mengurangi kekentalan dari dahak dan mempermudah pengeluarannya dengan batuk. Flu dan batuk bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala awal terjadinya suatu penyakit. Sampai saat ini tidak ada obat untuk menyembuhkan flu. Interferon

mempunyai

aktivitas

antivirus

yang

mungkin

dapat

dikembangkan.Adapun obat-obat yang biasa digunakan dalam penangan flu dan  batuk adalah sebagai berikut : 1.  Pelega hidung (dekongestan) yang digunakan untuk elegakan hidung tersumbat dengan menciutkan pembuluh darah yang membengkak pada mukosa hidung.

 

2.  Antihistamin bekerja mengeringkan lendir, menanggulangi simptom yang diakibatkan oleh hiperekskresi seperti hidung yang terus berair dan mata gatal. 3.  Antitusif digunakan untuk batuk kering dan menekan batuk dengan menekan pusat batuk serta meningkatkan ambang rangsang sehinggaakan mengurangi iritasi. 4.  Ekspektoran memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan dengan demikian

mengurangi

kekentalannya,

 pengeluarannya dengan batuk.

sehingga

mempermudah

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Flu 2.1.1  Definisi Flu

Influenza adalah penyakit pernapasan menula yang disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat (albenson, 2009). Influenza merupakan infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus influenzadan menyebar dengan mudah daro orang ke orang. Virus ini  beredar diseluruh dunia dan dapt mempengaruhi orang tanpa memandang usia dan  jenis kelamin (WHO, 2009). Flu sendiri merupakan suatu penyakit yang  selflimiting , dimana bila tidak terjadi komplikasi dengan penyakit lain, maka setelah 4-7 hari penyakit akan sembuh sendiri. Daya tahan tubuh seseorang akan sangat  berpengaruh terhadap berat ringannya penyakit tersebut. Daya tahan tubuh dipengaruhi oleh pola hidup seseorang (BPOM, 2006).

2.1.2  Etiologi

Dikenal tiga jenis influenza musiman ( seasonal ) yakni A, B dan Tipe C.Di antara  banyak subtipe virus influenza A, saat ini subtipe influenza A (H1N1)dan A (H3N2)

adalah

yang

banyak

beredar

di

antara

manusia.

Virus

influenzabersirkulasi di setiap bagian dunia. Kasus flu akibat virus tipe C terjadi lebihjarang dari A dan B. Itulah sebabnya hanya virus influenza A dan B termasuk dalam vaksin influenza musiman. Influenza musiman menyebar dengan mudah  Saat seseorang yang terinfeksi batuk, tetesan yang terinfeksi masuk mas uk ke udara dan  orang lain bisa tertular. Mekanisme ini dikenal sebagai air borne transmission. transmission.

Virus juga dapat menyebar oleh tangan yang terinfeksi virus. Untuk mencegah  penularan, orang harus menutup mulut dan hidung mereka dengan tisu ketika  batuk, dan mencuci tangan mereka secara teratur (WHO, 2009). Virus influenza A inang alamiahnya adalah unggas akuatik. Virus ini dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampakbesar pada peternakan unggas

 

domestik atau menimbulkan suatu wabah influenza manusia. Virus A merupakan  patogen manusia yang paling virulen di antara ketiga tipe infleuenza dan menimbulkan penyakit paling berat, yang paling terkenal di Indonesia adalah flu  babi (H1N1) dan flu burung burung (H5N1) (Spickler, 2009).

Virus influenza B hampir secara ekslusif hanya menyerang manusia dan lebih  jarang dibandingkan virus influenza A. karena tidak mengalami keragaman antigenik, beberapa tingkat kekebalan diperoleh pada usia muda, tapi sistem kekebalan ini tidak permanen karena adanya kemungkinan mutasi virus. Virus influenza C menginfeksi manusia, anjing dan babi, kadangkala menyebabkan  penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, influenza C jarang terjadi disbanding jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak (Spickler, 2009).

2.1.3  Gejala

Gejala influenza biasanya diawali dengan demam tiba-tiba, batuk (biasanya kering), sakit kepala, nyeri otot, lemas, kelelahan dan hidung berair. Pada anak dengan influenza B dapat menjadi lebih parah dengan terjadinya diareserta nyeri abdomen. Kebanyakan orang dapat sembuh dari gejala-gejala ini dalam waktu kurang lebih satu minggu tanpa membutuhkan perawatan medis yang serius. Waktu inkubasi yaitu dari saat mulai terpapar virus sampai munculnya gejala kurang lebih dua hari (Abelson, 2009). Pada masa inkubasi virus tubuh belum merasakan gejala apapun. Setelah masa inkubasi gejala-gejala mulai dirasakan dan berlangsung terus-menerus kurang lebih selama satu minggu. Hal ini akan memicu kerja dari sistem imun tubuh yang kemudian setelah kurang lebih satu minggu tubuh akan mengalami pemulihan hingga akhirnya benar-benar sembuh dari influenza (Spickler, 2009).

Untuk orang-orang dengan faktor resiko tinggi seperti usia di atas 65 tahun, atau orang-orang dengan penyakit tertentu seperti penyakit kronis pada hati, paru-paru, ginjal, jantung, gangguan metabolik seperti diabetes melitus, atau orang yang sistem imunnya rendah berpotensi mengalami keparahan. Kadang sulit untuk

 

membedakan flu dan salesma pada tahap awal infeksi ini, namun flu dapat diidentifikasi dengan adanya demam mendadak dan rasa lelah atau lemas (Spickler, 2009). Prognosis pada umumnya baik, penyakit yang tanpa komplikasi  berlangsung 1-7 hari. Kematian terbanyak oleh karena infeksi bakteri sekunder. Bila panas menetap lebih dari 4 hari dan leukosit le ukosit > 10.000/ul, biasanya didapatkan infeksi bakteri sekunder (WHO, 2009).

2.1.4  Patogenesis

Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa virus tersebut masuk ke dalam saluran napas. Pada dosis infeksius, 10 virus/droplet, maka 50% orang-orang yang terserang dosis ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung dan bronkus. Setelah virus  berhasil menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam sudah mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan menggabungkan diri dekat permukaan sel, dan dan langsung dap dapat at meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain. Virus influenza dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek  pirogen lipopoli-sakarida kuman Gram-negatif.

Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu hingga empat hari (rata-rata dua hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini. Anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari dan anak-anak yang lebih kecil dapat menyebarkan virus influenza kira-kira enam hari sebelum tampak gejala pertama penyakit ini. Para penderita imunocompromise dapat menebarkan virus ini hingga berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan. 

Pada avian influenza (AI) juga terjadi penularan melalui droplet, dimana virus dapat tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran napas atau langsung memasuki alveoli (tergantung dari ukuran droplet). Virus selanjutnya akan melekat pada pada epitel

permukaan saluran napas untuk kemudian bereplikasi di

dalam sel tersebut. Replikasi virus terjadi selama 4-6 jam sehingga dalam waktu

 

10 singkat virus dapat menyebar ke sel-sel di dekatnya. Masa inkubasi virus 18  jam sampai 4 hari, lokasi utama dari infeksi yaitu pada sel-sel kolumnar yang  bersilia. Sel-sel yang terinfeksi akan membengkak dan intinya mengkerut dan kemudian mengalami piknosis. Bersamaan dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya silia selanjutnya akan terbentuk badan inklusi. Adanya perbedaan pada reseptor yang terdapat terdapat pada membran mukosa diduga sebagai penyebab mengapa mengapa virus AI tidak dapat mengadakan replikasi secara efisien pada manusia.   2.1.5  Pengobatan

Pengobatan untuk penyakit flu sebenaranya hanyalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Konsumsi obat-obatan hanya akan mengurangi symptom, s ymptom, tidak boleh digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Sebenarnya flu  bisa sembuh s embuh sendiri (self-limiting). Dalam 4-7 hari penyakit akan sembuh sendiri tergantung dari daya tahan tubuh dan pola hidup seseorang, serta tidak adanya komplikasi.Terapi untuk influenza ada 2, yaitu : 1. 

Terapi Non Farmakologi a.  Beristirahat 2-3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan. berle bihan.  b.  Meningkatkan gizi makanan. Makanan dengan kalori dan protein yang tinggi akan menambah daya tahan tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak mengandung vitamin. c.  Banyak minum air, teh, sari buah akan mengurangi rasa kering di tenggorokan, mengencerkan dahak dan membantu menurunkan demam. d.  Sering-sering berkumur dengan air garam untuk mengurangi rasa nyeri n yeri di tenggorokan. (BPOM, 2006)

2. 

Terapi Farmakologi a. 

Antipiretik untuk mengatasi panas/demam. Contohnya : Parasetamol, Ibuprofen

 b. 

Dekongestan Nasal

Dekongestan

nasal dipasarkan dalam bentuk obat oral dan bentuk spray hidung. Dekongestan mempunyai efek mengurangi hidung tersumbat. Lebih  baik menggunakan dekongestan lokal karena akan mengurangi resiko

 

 pada penyakit hipertensi. Contohnya : Fenilpropanilamin (PPA), Efedrin, Pseudoefedrin, Oksimetazolin. c. 

Vitamin C

Vitamin

C

dengan dosis tinggi (3-4 dd 1000 mg) berkhasiat meringankan gejala dan

mempersingkat

lamanya

infeksi,

berdasarkan

stimulasi

 perbanyakan serta aktivitas limfo-T dan makrofag pada dosis di atas 2,5 g sehari. d. 

Antihistamin

Antihistamin

dapat menghambat kerja histamin yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi.

Obat

yang

tergolong

antihistamin

antara

lain:

CTM,

Difenhidramin HCl. Beberapa obat yang dapat digunakan adalah penurun panas pada saat terjadi demam, penghilang sakit untuk meredakan nyeri serta obat batuk jika terjadi  batuk. Karena influenza disebabkan oleh virus, maka antibiotik tidak memiliki  pengaruh terhadap infeksi kecuali diberikan untuk infeksi sekunder seperti  pneumonia bakterialis bakteriali s. Pengobatan antiviral dapat efektif, namun sebagian galur influenza dapat menunjukan resistensi terhadap obat-obatan antivirus standar (Abelson, 2009).Obat flu pada umumnya adalah obat tanpa resep dokter yang dapat diperoleh di apotek-apotek dan toko obat berizin. Obat flu umumnya merupakan kombinasi dari beberapa zat aktif, seperti kombinasi-kombinasi dari : a.  Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan.  b.  Analgesik/antipretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan dan antihistamin. c.  Analgesik/antipiretik dikombinasikan dengan nasal dekongestan, antihistamin dan antitusif atau ekspektoran.

 

2.2 Batuk 2.2.1  Definisi Batuk

Batuk adalah suatu reflek fisiologi pada keadaan sehat maupun sakit dan dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab. Refleks batuk lazimnya diakibatkan oleh rangsangan dari selaput lendir saluran pernafasan, yang terletak di beberapa  bagian dari tenggorokan (epiglotis, laring, trakea, dan bronkhus). Mukosa ini memiliki reseptor yang peka untuk zat-zat perangsang (dahak, debu, peradangan) yang dapat mencetuskan batuk. Dengan demikian, batuk merupakan suatu mekanisme perlindungan (Tjay, Rahardja 2002).

Batuk bukanlah merupakan penyakit, mekanisme batuk timbul oleh karena paru paru mendapatkan agen pembawa penyakit masuk ke dalamnya sehingga menimbulkan batuk untuk mengeluarkan agen tersebut. Batuk dapat juga menimbulkan berbagai macam komplikasi seperti pneumotoraks,  pneumomediastinum, sakit kepala, pingsan, herniasi diskus, hernia inguinalis,  patah tulang iga, perdarahan subkonjungtiva, dan inkontinensia urin.Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan  jalan : 1. 

Mencegah masuknya benda asing ke saluran nafas.

2. 

Mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran nafas. Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan.

2.2.2.  Mekanisme Batuk

Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea,  bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabangcabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar 6 reseptor di dapat di laring,

 

trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial, dan diafragma (12). Serabut aferen terpenting ada pada cabang nervus vagus yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan juga rangsangan dari telinga melalui cabang Arnold dari nervus vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis,nervus glosofaringeus, menyalurkan rangsang dari faring dan nervus frenikus menyalurkan rangsang dari perikardium dan diafragma. Oleh serabut aferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak di medula, di dekat pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabutserabut afferen nervus vagus, nervus frenikus, nervus interkostalis dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis, nervus hipoglosus, dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring,trakea, bronkus, diafragma,otot otot interkostal, dan lain-lain. Di daerah efektor ini mekanisme batuk kemudian terjadi(Tjay, Rahardja 2002).

2.2.3.  Penyebab Batuk

Batuk

secara garis besarnya dapat disebabkan oleh rangsang sebagai berikut: Rangsang inflamasi seperti edema mukosa dengan sekret trakeobronkial yang banyak. Beberapa penyebab batuk : 1.  Iritan

: rokok, asap, SO2, gas di tempat kerja

2.  Mekanik

: retensi sekret bronkopulmoner, benda asing dalam saluran

nafas, post nafas,  post nasal drip, drip, aspirasi 3.  Penyakit paru obstruktif : bronkitis kronis, asma, emfisema, fibrosis kistik,  bronkiektasis 4.  Penyakit paru restriktif : pneumokoniosis, penyakit kolagen, penyakit granulomatosa 5.  Infeksi

: laringitis akut, brokitis akut, pneumonia, pleuritis .

2.2.4.  Jenis  –   jenis batuk

Berdasarkan produktivitasnya, batuk dapat dibedakan menjadi menjadi 2 jenis, yaitu: batuk berdahak (batuk produktif) dan batuk kering (batuk non produktif).

 

1.  Batuk berdahak (batuk produktif)

Batuk

 berdahak ditandai dengan adanya dahak pada tenggorokan. Batuk  berdahak dapat terjadi karena adanya infeksi pada saluran nafas, seperti influenza, bronchitis, radang paru, dan sebagainya. Selain itu batuk  berdahak terjadi karena saluran nafas peka terhadap paparan debu, polusi udara, asap rokok, lembab yang berlebihan dan sebagainya. 2.  Batuk kering (batuk non produktif)

Batuk

yang ditandai dengan tidak adanya sekresi dahak dalam saluran nafas, suaranya

nyaring

dan

menyebabkan

timbulnya

rasa

sakit

pada

tenggorokan. Batuk kering dapat disebabkan karena adanya infeksi virus  pada saluran nafas, adanya faktor-faktor alergi (seperti debu, asap rokok dan perubahan suhu) dan efek samping dari obat (misalnya penggunaan obat antihipertensi kaptopril). Batuk berdasarkan waktu berlangsungnya, batuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu  batuk akut, batuk sub akut dan dan batuk kronis. 1.  Batuk Akut

Batuk

akut adalah batuk yang gejala terjadinya kurang dari 3 minggu. Penyebab  batuk ini umumnya adalah iritasi, adanya penyempitan saluran nafas akut dan adanya infeksi virus atau bakteri. 2.  Batuk Subakut

Batuk

akut

adalah batuk yang yang gejala terjadinya antara 3-8 minggu. Batuk ini biasanya disebabkan karena adanya infeksi akut saluran pernafasan oleh virus yang mengakibatkan adanya kerusakan epitel pada saluran nafas. 3.  Batuk Kronis

Batuk

kronis adalah batuk yang gejala batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu. Batuk ini biasanya menjadi pertanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih berat seperti asma, tuberculosis, bronchitis dan sebagainya

2.2.5.  Pengobata Pengobatan n Batuk

 

Obat batuk dapat dibagi menurut titik kerjanya dalam 2 golongan besar, yaitu : 1. 

Zat-zat Sentral (Antitusif) Obat-obat ini menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum lanjutan dan mungkin bekerja terhadap pusat saraf lebih tinggi di otak dengan efek menenangkan (sedatif). Zat-zat ini dibedakan antara zat-zat yang menimbulkan adiksi dan non-adiksi. a.  Zat-zat adiktif Yang termasuk zat-zat ini adalah candu dan kodein, zat ini termasuk kelompok obat opioid, yaitu zat yang memiliki sebagian sifat farmakologi dari opium atau morfin. Berhubungan obat ini mempunyai efek ketagihan (adiksi) maka penggunaanya harus hati-hati dan untuk jangka j angka waktu yang singkat.

 b.  Zat-zat non-adiktif Yang termasuk zat-zat ini adalah noskapin, dekstrometorfan, pentoksiverin. Antihistamin juga termasuk, misalnya prometazin, difenhidramin dan oksomemazin 2. 

Zat-zat Perifer Obat-obat ini bekerja di perifer dan terbagi dalam beberapa kelompok yaitu : a.  Ekspektoran Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran pernapasan. Obat ini bekerja melalui suatu refleks dari lambung yang menstimulasi batuk. Sekresi dahak yang bersifat cair diperbanyak secara reflektoris atau dengan jalan efek langsung terhadap sel-sel kelenjar. Obat yang termasuk golongan ini adalah ammonium klorida, gliceryl guaiacolat, ipeka, minyak terbang, kaliumiodida iodida, dan guaifenesin

 b.  Mukolitik Mukolitk ialah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran pernapasan dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum. Mukolitik memiliki gugus sulfhydryl bebas dan berdaya mengurangi kekentalan dahak dan mengeluarkannya. Mukolitik digunakan dengan efektif pada batuk dengan dahak yang kental sekali. Zat-zat ini mempermudah pengeluaran dahak yang telah menjadi lebih encer melalui

 

 proses batuk atau dengan bantuan gerakan cilia dari epitel. Tetapi pada umumnya zat ini tidak berguna bila gerakan silia terganggu, misalnya  pada perokok atau akibat infeksi. Obat-obat yang termasuk kelompok ini adalahasetilkarbosistein, mesna, bromheksin, danambroxol. c.  Emoliensia Memperlunak rangsangan batuk dan memperlicin tenggorokan agar tidak kering, serta memperlunak selaput lendir yang teriritasi. Zat-zat yang sering digunakan adalah sirup (thymi dan altheae), zat-zat lendir (infus carrageen), dan dan gula-gula, gula-gula, seperti drop (akar manis), permen, pastilles isap, dan sebagainya. Contoh emolien yang sering digunakan adalah Succus Liquiritiae. Untuk meringankan dan mengurangi batuk produktif, biasanya dilakukan  pengobatan sebagai berikut: . a.  Emolliensia (mollis (mollis = lunak) memperlunak rangsangan batuk memperlicin tenggorokan agar tidak kering dan melunakan selaput lendir yang teriritasi. Contohnya : Succus liquiritiae (Obat Batuk Hitam)  b.  Ekspektoransia (ex (ex = keluar,  pectus = dada) memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan dengan demikian mengurangi kekentalannya, sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk. Contonya : Kalium iodida, Amonium Klorida, Guaiafenesin dan minyak terbang. c.  Mukolitik

dikatakan

dapat

mengencerkan

sputum

dan

mengurangi

viskositasnya, sehingga mudah dibatukkan. Contohnya : Asetilsistein, Bromheksin (Tjay, Rahardja 2002).

Sementara untuk batuk non produktif dapat digunakan zat-zat sebagai berikut: a.  Zat-zat pereda : kodein, noskapin, dekstrometorfan, dan pentoksivenin. Obatobatan ini dengan kerja sentral bekerja efektif, tetapi dapat menyebabkan ketagihan atau adiksi.  b.  Antihistaminika : prometazin, difenhidramin, dan diklorfeniramin. Obat-obat ini sering kali efektif pula berdasarkan efek sedatifnya dan terhadap perasaan menggelitik di tenggorokan.

 

c.  Anestetika lokal : pentoksiverin. Obat ini menghambat penerusan rangsangan  batuk ke pusat batuk (Tjay, (Tjay, Rahardja 2002).

 

BAB III INTERAKSI OBAT

3.1 Interaksi Obat Flu

Klasifikasi agonis reseptor adrenergik dan obat yang menghasilkan efek simpatomimetik

adrenergi k agonis

mixedacting

directacting

selective

nonselectiv e

α1 : fenileprin

α1α2 : oksimet oksimetazol azolin in

α2 : klonidin

β1β2 : isopr isoprote oteren renol ol

β1 : klobutamin β2 : terbutalin

Catatan

:

*=

simpatomimetis

ephinefrin and releasing agent

indirectacting

releasing agent

uptake inhibitor*

amphetamine tyramine

α1α2β1β2 : epine epinefr frin in

MAO inhibitor*

pargyline

cocain

antacapone

α1α2β1: nonepinefrin

bukan

obat

simpatik/simpatis

tetapi

menghasilkan

efek

 

 

Obat 1 Dekongestan

Obat 2 Digoksin, digitoksin

Interaksi Efek samping dekongestan meningkat -> aritmia

Antagonis; efek beta  beta bloker non selektif (timolol,  bloker dilawan -> hipertensi nedalol,  propranolol,  pindolol Antidepresan Efek samping kedua golongan siklik obat meningkat -> aritmia

Dekongestan (efedrin, PPA,  pseudoefedrin)

Fenilefrin

Stimulan (MAOI, epinefrin, teofilin, kafein, metilfenidat,  pemolin,  pentilentetrazol MAOI non selektif

Efek samping meningkat -> hipertensi fatal

Solusi

Obat diganti Dekongestan menstimulasi reseptor dengan beta alfa 1 -> vasokontriksi  bloker selektif -> peningkatan denyut (atenolol, metoprolol)  jantung -> hipertensi Antidepresan trisiklin Pemilihan obat (pseudoefedrin, menghambat uptake norepinefrin ke dalam trazodon) saraf adrenergik -> konsentrasi norepinefrin di luar meningkat -> Stimulasi SSP Penyesuaian  berlebih dosis; monitoring

stimulasi berlebih reseptor adrenergik kardiovaskular -> norepinefrin terakumulasi pada ujung saraf -> vasokontriksi MAOI menurunkan

Penggantian obat

Penggantian obat;

MAOI non

Efek samping

selektif

metabolisme fenilefrin monitoring;  pasien harus -> kadar dalam diberi peringatan  plasma meningkat enilefrin Menurunkan efek  F enilefrin (vasokontriksi), beta blockers  blockers  sehingga beta blockers menghasilkan efek minimal Efek samping PPA meningkat

Beta bloker

PPA

efek samping dekongestan meningkat -> hipertensi

Mekanisme

Indometasin

Kafein

meningkat -> hipertensi fatal

Hipertensi,

Efek memblokir adenosin

kafein reseptor

 

vasokonstriksi

Efedrin

Deksametason

Efek deksametason  berkurang

Pseudofedrin

Antasida

Absorpsi

dan

 pelepasan catecholamines. Efedrin meningkatkan Monitoring;  pasien diberi metabolisme  peringatan deksametason

 pseudoefedrin meningkatkarena adanya kenaikan pH Efedrin,

Sibutramin

Resiko peningkatan

 pseudoefedrin

tekanan darah atau  jantung

  Obat 1

Obat 2

Pelega

Kelompok stimulan : Stimulasi SSP berlebih,

Disertai gelisah, agitasi, tremor,

hidung

amfetamin,

takikardi,

antidepresan, MAOI,

demam, hilang koordinasi otot,

epinefrin,

teofilin,

 pernapasan cepat dan dangkal,

metilenidat,

insomnia. Pada kasus berat dapat

kafein,

Interaksi

Gejala

palpitasi

jantung,

 pemolin,

terjadi hipertensi yang berbahaya

 pentilentetrazol

yang

ditandai

dengan

sakit

kepala. Antidepresan siklik

Efek samping

masing- Denyut

masing obat meningkat akibatnya

jantung

tidak

teratur,

demam, sakit kepala, gangguan

terjadi  penglihatan

kenaikan tekanan darah dan aritmia jantung. Obat diabetes

Efek

obat

dihambat,

diabetes

dan

lapar

berlebihan,

akibatnya  pengeluaran

urin

bertambah,

kadar gula dalam darah

Haus

mengantuk, lelah, BB turun.

tinggi Obat

jantung Efek golongan β-bloker

kenaikan

TD,

demam,

sakit

 

golongan β-bloker

dihambat

akibatnya kepala dan gangguan penglihatan

kondisi tidak terkendali Obat jantung digitalis

Dapat

merangsang

 jantung

berlebihan

sehingga terjadi aritmia  jantung Obat

tekanan

darah

tinggi

Efek tekanan darah tinggi dilawan tekanan

demam,

sakit

kepala,

dan

akibatnya gangguan penglihatan darah

tinggi

tidak terkendali Indometasin

Menyebabkan

tekanan

darah naik terlalu tinggi

sakit

kepala

dan

gangguan

 penglihatan

Antihistamin Obat 1 

Obat 2 

Antihistamin

Alkohol,

interaksi 

antikonvulsan, Akibatnya

mengantuk,

antidepresan(siklik),

hilang

antipsikotik, Obat tekanan

kewaspadaan mental.

koordinasi

otot

pusing, dan

darah tinggi, fenfluramin, Pelemas

otot,

narkotika,

 profoksifen, obat tidur, dan transkuilansia

Antihistamin 

Antikolinergika 

Efek

samping

antikolinergika

berlebihan atau efek samping depresan yang berlebihan. Gejala : penglihatan  penglihatan kabur, k abur, mulut kering, sembelit, paplitasi jantung, bicara tidak

 jelas, sulit kencing, iritasi lambung.

 

Antitusif (kodein, dekstromethorpan) dekstromethorpan) Obat 1

Obat 2

Interaksi

Amiodaron menghambat metabolisme

Efek dekstro meningkat -> toksisitas

Amiodaron

Dekstrometorfan

Mekanisme

dekstro  mengurangi clearance dekstro

Paroxetine

Efek dekstro meningkat ->serotoni ->serotoni syndrome   syndrome

MAOI (fenelzin, isokarboksazid)

Hiperpireksia, koma; mual, pusing

SSRI (citalopram, fluoxetine)

Serotonin syndrome (citalopram);; (citalopram) halusinasi (fluoxetine)   (fluoxetine)

Memantine

Digunakan

Paroxetine menghambat metabolisme dekstro Peningkatan aktivitas serotonin pada SSP (serotonin (serotonin syndrome)) syndrome Efek aditif pada transmisi serotonin

Solusi

Waspada akan tanda toksisitas

Monitoring

Tidak boleh digunakan bersamaan Monitoring; obat diganti dengan sertralin, fluvoxamin

hati2

atau

dengan

 peringatan,

karena

meningkatkan efek samping. Valdecoxib

Meningkatkan  jumlah serum dari valdecoxib

Quinidine

Meningkatkan  jumlah serum dari dekstromethorphan

Obat 1 

Obat 2 

Interaksi  

Kodein

Digoksin

Efek digoksin bertambah

Gejala : ketidakteraturan denyut jantung, mual, gangguan penglihatan, sakit kepala,

 

tidak nafsu makan dan tidak bertenaga. Obat 1 

Obat 2 

Interaksi  

Alkohol

Mempertinggi depresi SSP

Carbamazepin

Mempertinggi metabolit codein

Glutetimide

yaitu normorphine Meningkatkan euphoria

dan

adiksi

Kodein   Nefopam

Efek samping akan meningkat meningkat

Rifampicin

Meningkatkan

metabolisme

kodein dan mengurangi efeknya. Ritonavir

Menurunkan

metabolisme

dari

codein

Ekspektoran (kalium iodisa, amonium klorida) Obat 1 

Obat 2 

Interaksi  

Kalium iodida

Litium

Hipotiroid

akibatnya

kelenjar

tiroid tak bekerja sempurna Obat 1 

Amonium klorida

Obat 2 

Interaksi  

Amfetamin

Jumlah eksresi urin meningkat

Klorpropamid

Meningkatkanefek klorpropamid

Dextropropoxypene

Bersihan urin dextropropoxypene

dietilcarbamazepine

meningkat Meningkatkan dietilcarbamazepin

kehilangan

 

BAB IV STUDI KASUS

4.1.Kasus I

Seorang pasien bernama Tn. John berumur 41 tahun, tinggi badan 172 cm, berat  badan 70 Kg. Pasien mengeluh sudah 3 hari mengalami hidung tersumbat dan merah, sakit tenggorokan yang diikuti batuk berdahak, selain itu juga demam serta s erta  pusing. Setelah ke dokter, dokter, Tn. John membawa resep dan data Penunjang sbb :

  Menderita sakit flu dan batuk 3 hari



  Dahak Berwarna Hijau Kekuningan



  Ingus kental berwarna hijau kekuningan



  Suhu Tubuh 37,5oC



Pemeriksaan Darah 

Hasil 

Keterangan  

Hemoglobin

16 g/dL

Normal

Leukosit

11.000/mm  

Ureum Kreatinin GDS

40 0,8 Kapiler: 154 mg/dL

Tidak Normal (Perlu Antibiotik) Normal Normal Normal

SGOT SGPT

39 30

Normal Normal

3

 

4.2.Pengkajian Resep 4.2.Pengkajian 1.  Valved : Triprolidine HCl dan Pseudoephedrin HCl (Dekongestan) 2.   Nogren : Parasetamol (Antipiretik), Coffein (Stimulan) 3.  Poncosolvon : Bromhexin HCl (Mukolitik) 4.  Ceptik : Cefixime (Antibiotik Gol. Sefalosporin) Interaksi Obat 

Penggunaan bersamaan antara Valved (Pseudoephedrin HCl) dengan Nogren (Coffein) dapat menyebabkan meningkatnya efek samping dari dekongestan dengan MK stimulasi SSP berlebihyang disertai gelisah, agitasi, tremor,takikardia,  palpitasi jantung, demam,hilangnya koordinasi ototpernapasan yang cepat dandangkal, insomnia; pada kasus yangberat dapat terjadi kenaikantekanan darah yang berbahayayang ditandai dengan sakit kepala,gangguan kesehatan atau  bingung. Penatalaksanaan  

1.  Memantau pasien dengan telitidan telit idan menyesuaikan dosis untukmengurangi efek stimulan yangberlebihan. 2.  Memberikan jeda waktu 1 jamantara penggunaan obat Valved dengan  Nogren. 3.  Mengganti obat Nogren dengan obat antipiretik/analgetiklainnyayang tidak memiliki kandungan Coffein.

4.3.SKENARIO KONSELING

(Pagi hari Apotek LUCKY FARMA kedatangan pasien dengan membawa resep) Apoteker : Selamat pagi pak, saya Apoteker Diandra dari Apotek LUCKY FARMA. Ada yang bisa saya bantu? Pasien  

: Selamat pagi bu, ini saya mau menebus resep (sambil resep diberikan pada Apoteker)

Apoteker : Baik bapak, mohon maaf sebelumnya saya mau bertanya, Apakah ini resep atas nama bapak sendiri? Pasien

: Iya bu

Apoteker   : Mohon maaf sekali lagi pak, bolehkah saya mendata identitas bapak terlebih dahulu? Pasien

: Boleh bu, silahkan

 

Apoteker  : Baik pak terima kasih. Apakah Apakah benar umur bapak bapak 41 tahun? Pasien

: Iya benar

Apoteker   : Kalau untuk berat berat badan dan tinggi tinggi badan bapak? Pasien

: Berat badan saya 70 Kg dan Tinggi badan 172 cm

Apoteker   : Alamat dan nomor telepon pak? Pasien

: Alamat saya di Jl. Buah Batu No. 15 Bandung dan nomor telepon saya 085223080576

perokok dan peminum alkohol? alkohol? Apoteker   : Maaf sebelumnya, bapak perokok Pasien  

: Ya bu saya perokok tetapi tidak pernah meminum alkohol

bapak? Apoteker   : Oke, kalau pekerjaan sehari-hari bapak? Pasien  

: Saya wiraswasta bu

dan pola makan bapak teratur? Apoteker   : Kalau boleh tahu, apakah istirahat dan Pasien

: Ya lumayan bu, saya tidur satu hari 7-8 jam dan d an makan sehari 3 kali

Apoteker   : Bagaimana gejala yang bapak rasakan? Pasien

: 3 hari terakhir ini saya merasakan hidung tersumbat, sakit yang kemudian menjadi batuk berdahak, selain itu saya serta pusing.

tenggorokan juga demam

Apakah bapak mempunyai alergi terhadap obat? Apoteker   : Apakah Pasien

: Tidak bu, saya tidak punya alergi obat apapun

Apoteker   : Bapak apakah bapak diperiksa laboratorium pada saat di dokter? Pasien

: Oh iya bu, ini hasil lab nya (Sambil memberikan hasil lab dari klinik)

Apoteker   : Baiklah bapak cukup, terima kasih telah memberikan saya informasi. Mohon maaf bapak boleh menunggu sebentar untuk saya menyiapkan obatobat bapak? Pasien

: Ya bu sama-sama. Iya bu silahkan

Apoteker   : Silahkan duduk dulu pak Pasien

:Baik bu, terima kasih

Beberapa saat kemudian Apoteker : Bapak John? Pasien  

: Saya bu (sambil mendekati meja konseling Apoteker)

 

Apoteker : Terima kasih bapak telah bersedia menunggu. Maaf pak sebelumnya  bagaimana penjelasan dokter mengenai obat yang bapak bapak terima? Pasien  

: Dokter menjelaskan bahwa saya terkena flu dan batuk yang disebabkan oleh bakteri

Apoteker : Bagaimana dokter menjelaskan mengenai cara penggunaan obat yang

 bapak terima? Pasien  

: Dokter belum menjelaskan cara penggunaan dari obat-obat ini bu?

Apoteker : Bagaimana dokter menjelaskan mengenai harapan yang terjadi setelah  bapak menggunakan obat obat ini? Pasien  

: Dokter mengatakan bahwa obat-obat ini dapat menyembuhkan flu dan  batuk yang saya derita

Apoteker : Oke. Bolehkah saya mengetahui jadwal makan bapak sehari-hari? Pasien  

: Saya makan sehari 3 kali yaitu pagi pukul 07.00, Siang pukul 13.00 dan malam biasanya 19.30

Apoteker : Baik pak kalau begitu saya akan menjelaskan mengenai obat yang diresepkan oleh dokter. Obat ini di resepkan dokter untuk menyembuhkan flu dan batuk yang sedang bapak derita. Ini obat Valved sebagai penghilang hidung tersumbat diminum sehari 3 kali sesudah makan (disesuaikan dengan  jadwal makan bapak), kemudian ini Nogren digunakan untuk menghilangkan demam dan pusing yang bapak rasakan penggunaan nya sama sehari 3 kali sesudah makan tetapi 2 jam setelah meminum obat valved dan jika demam dan pusing yang yang bapak derita sudah sembuh obat ini  jangan diminum lagi ya pak. Ini obat poscosolvon digunakan untuk menyembuhkan batuknya sehari 3 kali sesudah makan dan yang terakhir ceptik yaitu antibiotik yang digunakan sehari 2 kali pada pagi dan malam hari sesudah makan untuk obat antibiotik ini harus dihabiskan ya pak supaya  bakteri yang menyebabkan flu dan batuk bapak dapat hilang dan bapak akan segera sembuh. Pasien  

: Oh iya saya mengerti

Apoteker : Baik pak untuk memastikan bahwa tidak ada informasi yang terlewat,  bisakah bapak mengulangi lagi apa yang saya sampaikan mengenai obat  bapak? Pasien  

: Iya, Valved untuk menyembuhkan hidung tersumbat diminum sehari 3 kali sesudah makan, Nogren untuk menghilangkan demam dan pusing sehari 3 kali sesudah makan tapi obat Nogren ini diminum 2 jam setelah meminum obat valved, jadi minum valved dulu setelah 2 jam baru minum Nogren dan kalau demam dan pusingnya sudah sembuh obat ini jangan diminum lagi. Poncosolvon digunakan untuk menyembuhkan batuk diminum sehari 3 kali sesudah makan dan yang ceptik sebagai antibiotik yang digunakan sehari 2 kali pada pagi dan malam hari sesudah makan dan obat ini i ni harus dihabiskan.

 

Apoteker : Iya benar sekali bapak. Saya rasa bapak sudah mengerti mengenai  penggunaan obat-obat ini. Dan saran saya bapak harus tetap makan teratur dan jangan lupa minum obatnya supaya bapak cepat sembuh. Selain itu  bapak juga harus banyak istirahat dan jangan terlalu capek. Ada pertanyaan lain yang ingin bapak tanyakan? Pasien  

: Tidak bu terima kasih

Apoteker : Baiklah pak. Ini obatnya dan untuk penyimpanannya disimpan ditempat kering dan sejuk serta terhindar terhindar dari dari sinar matahari dan dari anak-anak ya ya  pak. Terima kasih atas ata s kunjungannya, semoga lekas sembuh bapak. Sela Selamat mat Pagi Pasien  

: Iya bu, terima kasih juga. Selamat pagi

 

DAFTAR PUSTAKA

Abelson, B., 2009, Flu Shots, Antibiotics, & Your Immune System, (online), (http://www.drabelson.com/PDF/Flu.pdf, (http://www.drabelson.com/PDF/Flu.pd f, diakses 3 oktober 2017) Arikunto, S., 2001,  Prosedur Penelitian

:

Suatu Pendekatan Praktek ,

Jakarta,Rineka Cipta. BPOM., 2006, Obat flu, (online), (http;//www.pom.go.id. diakses 28 Desember 2017). Efianty A, Nurbaiti I, Jenny B, Ratna D R., 2007. Buku Ajar Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Jakarta: FKUI;. Febryery, L.C., 2012, Evaluasi Hubungan Tingkat Pengetahuan MahasiswaFarmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Terhadap TindakanSwamedikasi Acne Vulgaris , Skripsi, Skripsi, Fakultas Farmasi, UniversitasMuhammadiyah UniversitasMuhammadiyah Surakarta.

Ganiswara, 1995,Farmakologi dan Terapi. Edisi IV , Jakarata, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Supardi, S., & Notosiswoyo, M., 2005.  Harkness, R., R., 1989.

Interaksi Obat, oleh Richard Richard Harkness, diterjemahkan oleh oleh

Goeswin Agoes dan Mathilda B. Widianto-Bandung: Penerbit ITB.   Notoatmodjo, 2003 , Ilmu Kesehatan Masyarakat  Masyarakat , Jakarta, Rineka Cipta.   Notoatmodjo, 2005, Metodologi 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan Kesehatan,, Jakarta,.Rineka Cipta   Notoatmodjo, 2007, Promosi 2007, Promosi Kesehatan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Perilaku,, Jakarta, RinekaCipta.

Pengobatan Sendiri Sendiri Sakit Kepala Demam, Demam, Batuk Dan Pilek Pada Masyarakat Di Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang Warungkondang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat . Majalah Ilmu Kefarmasian  Putri, C.A., Retorini, Irdiah, Pratiwi Kusuma Wardani, Surtina., 2013. Obat-obat saluran pernapasan ; Obat Antitusif, Obat Ekspektoransia dan Obat Bronkodilator. Pangkalpinang ; Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes RI Pangkalpinang;. 

 

Spikler,

A.,

2009,

 Influenza,,  Influenza

(online),

(http://www.csfph.iastate.edu/pdfs/influenza.pdf, (http://www.csfph.iastate.edu/pdfs/influen za.pdf, diakses 05 April 2012).

Sthunack W, K. Mayer, dan M. Haake, 1990. Senyawa Obat, diterjemahkan oleh  bagian farmakologi FK Unair, Edisi II, 187. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press; Tjay dan Rahardja.,2002. Obat-obat Penting, Khasiat, Pengunaaan dan Efek Sampingnya, Edisi V. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia;.Hal. 619 –  619 –  623.  623. WHO,

1995,

 Pennggunaan

Obat

Secara

Rasional,

(online),(http://www.ejournal.unp.ac.id, (online),(http://www.ejournal.unp.ac. id, diakses 17 AprilFebruari 2013).   WHO,

2009,

WHO

Fact

Sheets:

influenza

(online),(http://www.who.int/mediacenter, diakses 11 April 2012).

seasonal,

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF