Fisiologi Menarche Dan Faktor Apasaja Yang Mempengaruhi Menarche Dan Mekanismenya

February 28, 2018 | Author: putriimahkota | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Fisiologi Menarche...

Description

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Fisiologi menarche dan faktor apasaja yang mempengaruhi menarche dan mekanismenya ? Kapan normalnya terjadi menarche pada wanita ? Apa saja penyebab dismennore ? Batas normal dismennore ? Bagaimana mekanisme dan normal tellarche pada wanita ? Apa saja sistem Reproduksi wanita dan pria (anatomi dan histologi) ? Bagaimana tahap perkembangan Reproduksi Manusia ? Kapan usia pubertas pria dan wanita ? Ciri – ciri pubertas Pria dan Wanita ? Apa yang memengaruhi perbedaan siklus menstruasi pada wanita ? Hormon apa saja yang terlibat dalam sistem reproduksi pria dan wanita ? jelaskan mekanisme pengaturannya ! Jelaskan fisiologi siklus menstruasi beserta hormon hormon yang terlibat ?

13. Snell,Richard S.2006.Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran.Jakarta:EGC 14. Guyton,Arthur.C2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC 15. Bloom W,Fowchet.2002.Buku Ajar Histologi.Jakarta:EGC 16. Snell,Richard S.2006.Neuroanatomi Klinis untuk Mahasiswa Kedokteran.Jakarta:EGC 17. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland edisi 25. Jakarta: EGC 18. McKinley, Michael P.2012. Human Anatomy Third Edition. E-book 19. Saladin.2009.Anatomy and Physiology fifth Edition.E-book 20. Kamus Kedokteran FK UI Edisi Kelima.2008.Jakarta:Balai Penerbit FK UI 

1. HORMON DAN MEKANISME MENSTRUASI1. Elmanora (I251120031)2. Conny Caonia Nahumarury (I251120081)3. Nurlita Tsania (I251120121)4. Rosilia Bionda Wowling (I251120131)5. Indrawati Zuhara (I251120161)6. Salvina (I251120171)7. Fitri Meliani (I251120181)



2. Definisi Menstruasi adalah meluruhnya dinding rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina selama 3-7 hari. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Siklus menstruasi wanita berkisar 28 hari dengan rentang normal antara 24-35 hari.(Silverthorn 2009)



3.  Pada wanita usia produktif, siklus menstruasi terjadi karena aktifnya aksis hipothalamus-hipofisisovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis untuk mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone), dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron.(Silverthorn 2009)



4. PERAN HORMON DALAM MENSTRUASI Siklus ovarium dan uterus merupakan kegiatan yang berada dibawah pengaruh berbagai hormon, seperti diantaranya: GnRH dari hipotalamus FSH dan LH dari kelenjar pituitary anterior Estrogen, progesterone dan inhibin dari ovarium(Guyton, 1964)



5. (www.sentra-edukasi.com)



6. Mekanisme umpan balik positif dan negatifaksis hipothalamus hipofisis ovariumTingginya kadar FSH dan LH akanmenghambat sekresi hormon GnRH olehhipothalamus. Sedangkan peningkatan kadarestrogen dan progesteron dapat menstimulasi(positif feedback, pada fase folikuler) maupunmenghambat (inhibitory/negatiffeedback, pada saat fase luteal) sekresi FSHdan LH di hipofisis atau GnRH dihipothalamus(Guyton 1964)



7. (Anwar 2005)



8. (www.almostadoctor.co.uk)



9. SIKLUS OVARIUM (INDUNG TELUR)SIKLUS MENSTRUASI SIKLUS UTERUS (RAHIM)



10. SIKLUS OVARIUM1. Fase Folikular Bagian pertama dalam siklus ovarium disebut dengan fase folikular. Fase ini merupakan periode pertumbuhan sel telur yang belum matang/folikel dalam ovarium. Fase ini mempengaruhi panjang siklus menstruasi secara keseluruhan yaitu mulai dari 10 hari – 3 minggu.2. Ovulasi Ketika satu atau lebih folikel telah matang, ovarium melepaskan sel telur selama fase ovulasi ini.3. Fase Luteal Fase yang terjadi setelah ovulasi disebut sebagai postovulatory atau fase luteal. Setelah itu terjadi transformasi dari folikel yang telah hancur menjadi corpus luteum (corpus: tubuh, luteus : kuning), nama untuk pigmen kuning dan cadangan lemaknya. Corpus luteum mensekresi hormon-hormon yang melanjutkan persiapan untuk kehamilan. Apabila kehamilan tidak terjadi, maka corpus luteum menghentikan fungsinya setelah sekitar dua minggu dan siklus ovarium berulang kembali.



11. SIKLUS UTERUS1. Menstruasi Permulaan dari fase folikular dalam ovarium hingga terjadinya peluruhan dinding rahim sehingga terjadi perdarahan.2. Fase Proliferasi. Tahap akhir dari fase folikular setelah itu terjadi fase proliferasi dalam dinding rahim, selama itu, endometrium menambahkan lapisan sel baru untuk mengantisipasi terjadinya kehamilan.3. Fase Sekresi. Setelah ovulasi, hormon dari corpus luteum mengubah tebalnya dinding endometrium menjadi struktur sekresi. Apabila tidak terjadi kehamilan, lapisan superficial dari endometrium sekretori akan hilang selama



12. (www.almostadoctor.co.uk)



13. Siklus Menstruasi(1) Fase Proliferasi(2) Fase Folikular(3) Fase Luteal(4) Menstruasi



14. Fase Proliferasi Fase ini ditandai dengan perdarahan. Sesaat sebelum permulaan dari masing-masing siklus, sekresi gonadotropin dari kelenjar pituitary meningkat. Dibawah pengaruh FSH, dan beberapa folikel dalam ovarium mulai matang. Ketika folikel tumbuh, sel-sel granulose (dibawah pengaruh hormone FSH) dan sel-sel thecal (dibawah pengaruh LH) mulai untuk memproduksi hormon steroid. Sel Thecal mensintesis androgens yang menyatu dengan sel-sel granulose lainnya, dimana aromatase mengubahnya menjadi estrogen. Peningkatan level estrogen yang berangsur-angsur dalam sirkulasi menyebabkan beberapa efek. Estrogen menggunakan umpan balik negative dalam sekresi pituitary FSH dan LH, untuk mencegah perkembangan penambahan folikel dalam siklus yang sama. Pada saat yang bersamaan, estrogen menstimulasi penambahan produksi estrogen dari sel granulose. Rangkaian umpan balik positif menjadikan folikel dapat meneruskan produksi estrogen walaupun tingkat FSH dan LH menurun. (Mader 2001)



15.  Ketika folikel bertambah banyak, sel granulose mengeluarkan cairan yang berkumpul ditengah rongga yang disebut sebagai antrum. Cairan antral mengandung hormone dan enzim yang diperlukan ketika ovulasi. Pada setiap tahapan perkembangan folikular, beberapa folikel mengalami atresia (sel pengatur hormon mati). Hanya beberapa folikel saja yang mampu hidup sampai tahap akhir dan biasanya hanya satu folikel dominan yang berkembang hingga ovulasi. Dalam dinding rahim, menstruasi berakhir selama fase awal folikular. Dibawah pengaruh estrogen dari perkembangan folikel, endometrium mulai tumbuh atau proliferasi. Periode ini ditandai dengan meningkatnya jumlah sel dan terjadi peningkatan suplai darah untuk mengantar zat gizi serta oksigen ke endometrium. Estrogen juga menyebabkan kelenjar mukosa pada mulut rahim memproduksi cairan sehingga tambah berlendir.(Mader 2001)



16. Fase Folikular Ketika fase folikular akan berakhir, sekresi estrogen ovarium mencapai puncaknya. Pada tahap ini, hanya satu folikel yang berkembang. Ketika fase folikular berakhir, sel granulose pada folikel yang dominan tersebut mulai untuk mengeluarkan inhibin dan progesterone sebagai tambahan untuk estrogen. Estrogen, yang telah menggunakan umpan balik negative mempengaruhi GnRH pada permulaan fase folikular, berubah menjadi umpan balik positif. Sesaat sebelum ovulasi, kestabilan level estrogen yang tinggi , dibantu dengan peningkatan level progesterone, meningkatkan kebertanggungjawaban pituitary terhadap GnRH. Sebagai hasilnya, sekresi LH meningkat signifikan, yang disebut sebagai desakan LH. FSH pun meningkat tajam, tetapi pada tingkat yang lebih rendah, mungkin dikarenakan oleh tekanan dari inhibin dan estrogen. Desakan LH merupakan bagian yang paling esensial dari ovulasi. Tanpa ini, langkah terakhir dari kematangan sel telur tidak bisa terjadi. (Mader 2001)



17.  Estrogen yang tinggi pada Fase folikular akhir mempersiapkan rahim untuk terjadinya kehamilan. Endometrium tumbuh pada ketebalan akhir sekitar 3-4 mm. Seseaat sebelum ovulasi, kelenjar serviks memproduksi banyak sekali lendir yang encer dan berserabut untuk memudahkan masuknya sperma. Dan fase ini merupakan persiapan untuk terjadinya ovulasi.Ovulasi Sekitar 16-24 jam setelah LH mencapai puncak, ovulasi terjadi. Folikel yang telah matang mengeluarkan kolagen, dimana kolagen yang larut dalam jaringan penghubung menyatukan sel-sel folikular bersama- sama. Kerusakan produk kolagen akan menyebabkan reaksi peradangan, membuat leukosit yang memproduksi prostaglandin menuju folikel. Prostaglandin menyebabkan sel otot halus diluar theca menjadi menyusut, menghancurkan dinding folikel yang lemah. Cairan antral menyembur keluar bersama telur, yang dikelilingi oleh dua atau tiga lapisan sel granulose. Sel telur ini berjalan menuju tuba falopi dan menunggu akan di buahi atau mati. (Mader 2001)



18. Fase Luteal Setelah ovulasi, corpus luteum memproduksi peningkatan yang stabil dari progesteron dan estrogen. Progesteron merupakan hormon yang dominan pada fase luteal. Level estrogen meningkat tetapi tidak pernah mencapai puncak sebelum terjadi ovulasi. Kombinasi antara estrogen dan progesteron menggunakan umpan balik negatif pada hipotalamus dan kelenjar pituitary anterior. Sekresi gonadotropin, selanjutnya tertahan oleh produksi luteal inhibin. Menghentikan segala fase luteal. Dibawah pengaruh progesteron, endometrium melanjutkan persiapan untuk kehamilan. Kelanjar endometrial menggulung dan pembuluh darah tumbuh menjadi jaringan penghubung. Sel endometrial meletakkan lemak dan glikogen pada sitoplasma. Cadangan ini akan menyediakan makanan bergizi untuk perkembangan embrio sementara plasenta, penghubung antara janin dan ibu sedang berkembang. (Mader 2001)



19.  Progesteron juga menyebabkan lendir pada mulut rahim semakin banyak. Banyaknya lendir akan mencegah masuknya bakteri ataupun sperma masuk kedalam rahim. Satu efek yang paling menarik dari progesteron adalah kemampuan termogenik. Selama fase luteal dalam siklus ovarium, temperature basal tubuh wanita, menjadi seketika meningkat dan sebelum bangun tidur, meningkat 0.3o - 0.5o F dan cenderung meningkat selama menstruasi. Karena perubahan temperatur inilah menjadi titik penentuan terjadinya ovulasi, namun hal ini tidak bisa dijadikan cara efektif untuk memprediksi terjadinya ovulasi. Walaupun, ini merupakan cara yang paling mudah untuk mengetahui apakah wanita sedang dalam siklus ovulasi atau tidak. (Mader 2001)



20.  Corpus Luteum memiliki siklus hidup intrinsik selama kurang lebih 12 hari. Apabila kehamilan tidak terjadi, corpus luteum secara spontan mengalami apoptosis untuk menjadi struktur yang tidak aktif atau disebut corpus albicans. Ketika sel luteal mengalami penurunan, maka produksi progesteron dan estrogen juga menurun. Penurunan ini memindahkan sinyal umpanbalik negatife ke pituitari dan hipotalamus, lalu sekresi FSH dan LH meningkat. Pemeliharaan sekresi endometrium tergantung dari ketersediaan progesteron. Ketika corpus luteum mengalami penurunan dan produksi hormon menurun juga, pembuluh darah pada permukaan lapisan endometrium menyusut. Tanpa oksigen dan zat gizi, permukaan sel mati. Sekitar dua hari setelah corpus luteum berhenti berfungsi, atau 14 hari setelah ovulasi, endometrium mulai lagi untuk mengganti permukaan lapisan dan menstruasi terjadi kembali. (Mader 2001)



21. Menstruasi Menstruasi melepaskan sekitar 40 ml darah dan 35 ml racun dan sel-sel rusak. Biasanya terdapat beberapa gumpalan darah dalam menstruasi dikarenakan terdapatnya plasmin, yang berbentuk gumpalan. Berlangsung sekitar 3-7 hari. (Mader 2001)



22. Fase Siklus Ovarium Fase Siklus UterusFase Folikular (Hari Kematangan folikel dan Fase Menstruasi EndometriumKe 1 -13) sekresi estrogen (Hari ke 1-5) meluruh Endometrium Fase Proliferasi (6- terbentuk 13) kembaliOvulasi (Hari ke Sel telur keluar dari ovarium14*) EndomentriumFase Luteal (Hari Formasi corpus luteum dan Fase Sekresi (Hari menebal danke 15-28) sekresi progesteron ke 15-28) kelenjar bersekresi *Perkiraan siklus 28 hari (Mader 2001)



23. (www.human-anatomy.com)



24. (www.sentra-edukasi.com)



25. DAFTAR PUSTAKAAnwar R. 2005. Sintesis, Fungsi, dan Interpretasi Pemeriksaan Hormon Reproduksi [makalah]. Bandung: Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran.Campbell, Reece, & Mitchell. 2004. Biologi. Fifth Edition. Jakarta: PT Gramedia.Guyton AC. 1964. Textbook of Medical Physiology. Second

Edition. USA: W.B. Saunders Company.Mader SS. 2001. Understanding Human Anatomy & Phisiology. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill.Silverthorn DU. 2009. Human Physiology an Integrated Approach. Fourth Edition Update. San Fransisco: Pearson Education, Inc.http://www.human-anatomy.com (diakses pada 17 Oktober 2012, pukul 2:43)http://www.almostadoctor.co.uk (diakses pada 17 Oktober 2012, pukul 1:30)http://www.sentra-edukasi.com (diakses pada 17 Oktober 2012, pukul 1:30) Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal: 1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya 2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium 3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik) 4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron 5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal 6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum 7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi 8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF