Fisiologi Kesadaran Dan Histeria
April 8, 2019 | Author: Adigama Priamas Soemodimedjo | Category: N/A
Short Description
Download Fisiologi Kesadaran Dan Histeria...
Description
A. ANATOMI-FISIO ANATOMI-FISIOLOGI LOGI KESADARAN KESADARAN DAN DAN PENURUNAN PENURUNAN KESADAR KESADARAN AN
Pusa Pusatt penga pengatu tura ran n kesa kesada dara ran n pada pada manu manusi siaa seca secara ra anat anatom omii terl terlet etak ak pada pada sera serabu butt transversal retikularis dari batang otak sampai thalamus dan dilanjutkan dengan formasio activa activator tor reticu reticular laris, is, yang yang menghub menghubungk ungkan an thalam thalamus us dengan dengan kortek kortekss cerebr cerebri. i. Formas Formasio io reticularis terletak di substansi grisea otak dari daerah medulla oblongata sampai midbrain dan thal thalam amus us.. Neur Neuron on form formas asio io reti reticu cula lari riss menun menunju jukka kkan n hubun hubunga gan n yang yang meny menyeb ebar ar.. Perangs Perangsang angan an formas formasio io reticu reticular laris is midbra midbrain in membang membangkit kitkan kan gelomb gelombang ang beta, beta, indivi individu du menjad menjadii dalam dalam keadaan keadaan bangun bangun dan terjag terjaga. a. Lesi Lesi pada formas formasio io reticu reticular laris is midbr midbrain ain mengakibatkan orang dalam stadium koma, dengan gambaran EEG gelombang delta. Jadi System), formasio reticularis midbrain merangsang ARAS (Ascending Reticular Activating System), suatu proyeksi serabut difus yang menuju bagian area di forebrain. Nuklei reticular thalamus juga masuk dalam ARAS, yang juga mengirimkan serabut difus ke semua area di korteks cerebri (Mardiati, 1996). Formasio reticularis secara difus menerima dan menyebarkan rangsang, meneria imput dari dari kortek kortekss cerebr cerebri, i, ganglia ganglia basali basalis, s, hipoth hipothala alamus mus,, sistem sistem limbik limbik,, cerebe cerebellu llum, m, medula medula spinalis dan semua sistem sensorik. Sedangkan serabut efferens formasio retikularis yaitu ke medula medula spinal spinalis, is, cerebe cerebellu llum, m, hipoth hipothala alamus mus,, sistem sistem limbik limbik dan thalam thalamus us yang yang lalu lalu akan akan berproyeksi ke korteks cerebri dan ganglia basalis (Price, 2006). ARAS juga mempunyai proyeksi non spesifik dengan depolarisasi global di korteks, sebagai kebalikan dari proyeksi sensasi spesifik dari thalamus yang mempunyai efek eksitasi korteks secara khusus untuk tempat tempat terten tertentu. tu. Eksita Eksitasi si ARAS ARAS umum umum memfas memfasili ilitas tasii respon respon korti kortikal kal spesif spesifik ik ke sinyal sinyal sensori spesifik dari thalamus. Dalam keadaan normal, sewaktu perjalanan ke korteks, sinyal sensorik dari serabut sensori aferens menstimulasi ARAS melalui cabang-cabang kolateral akson. Jika sistem aferens terangsang seluruhna, proyeksi ARAS memicu aktivasi kortikal umum dan terjaga (Mardiati, 1996). Neur Neurot otra rans nsmi mitt tter er yang yang berper berperan an pada pada ARAS ARAS yait yaitu u neur neurot otra rans nsmi mitt tter er kolin koliner ergi gik, k, monoaminergik dan GABA. Korteks serebri merupakan bagian yang terbesar dari susunan sara saraff pusa pusatt di mana mana kort kortek ekss ini ini berpe berpera ran n dalam dalam kesa kesada dara ran n akan akan diri diri send sendir irii terh terhad adap ap lingkungan lingkungan atau input-input rangsang sensoris (awareness (awareness). ). Jadi Jadi kesadar kesadaran an akan akan bentuk bentuk tubuh, letak berbagai bagian tubuh, sikap tubuh dan kesadaran diri sendiri merupakan funsi area asosiasi somestetik (area 5 dan 7 brodmann) pada lobus parietalis superior meluas sampai permukaan medial hemisfer (Price, 2006; Tjokronegoro, 2004). Jaras kesadarannya: masukan impuls dari pusat sensorik pada korteks serebri menuju ARAS → diproyeksikan kembali ke korteks cerebri → terjadi peningkatan aktivitas korteks dan kesadaran (Price, 2006). Tingkat Kesadaran Manusia: (Price, 2006)
Sadar Sadar → sadar sadar penuh, penuh, orient orientasi asi baik baik terhad terhadap ap orang, orang, tempat tempat dan waktu waktu,, koope koopera rati tif, f, dapa dapatt meng mengin inga gatt angka angka yang yang dibe diberi rita tahuk hukan an beberapa menit sebelumnya. Otom Otomat atis isme me → ting tingka kah h laku laku norm normal al,, dapa dapatt bica bicara ra,, kesu kesuli lita tan n meng mengin inga gat, t, bert bertin inda dak k otom otomat atis is tanp tanpaa tahu tahu apa apa yang yang baru baru saja saja dilakukan.
Konfusi → canggung, mengalami gangguan daya ingat, kurang kooperatif, sulit dibangunkan, bingung. Delirium → disorientasi waktu, tempat dan orang, tidak kooperatif, agitasi, gelisah, sulit dibangunkan dari tidurnya. Stupor → diam, tidur, berespon terhadap rangsang suara keras dan cahaya, berespo baik terhadap rangsang sakit. Stupor dalam → bisu, sulit dibangunkan, masih berespon terhadap nyeri. Koma → tidak sadar, tidak berespon, refleks masi ada. Koma ireversibel/mati → refleks tidak ada, pupil dilatasi, tidak ada denyut jantung dan nafas.
Penurunan Kesadaran, disebabkan oleh: (Tjokronegoro, 2004) 1. Lesi masa supra (infra tentorium) ditandai dengan peningkatan TIK dan disertai kelainan fokal. Kelainan ini dapat berupa neoplasma, hematoma, infark cerebri dengan oedema, abses, fokal ensefalitis, venus sinus trombosis.
2. Lesi destruktif pada subtentorial (lokal efek toksik) biasanya merupakan kerusakan langsung dari ARAS, yang dapat berupa infark batang otak, rhombensefalitis, demyelinasi batang otak, keracuana obat sedatif. 3. Lesi difus pada korteks cerebri yang merupakan lesi bilateral umumnya karena hipoksia, iskemia, hipoglikemia, ketoasidosis, kelainan elektrolit, meningitis, ensefalitis, ensefalomielitis, subarachnoid hemorrhage. Hysteria Suatu keadaan dimana penderita (biasanya wanita) mengalihkan penderitaan jiwanya ke penderitaan jasmani. Ciri cirinya adalah setiap kali serangan tak pernah sendirian selalu ada orang di sekitar terutama yang ada hubungannya dengan konflik emosionalnya.
View more...
Comments