Fisika-Matematika-2
March 20, 2017 | Author: muhammad soenarto | Category: N/A
Short Description
Download Fisika-Matematika-2...
Description
DERET FOURIER Bila f adalah fungsi periodic yang berperioda p, maka f adalah fungsi periodic. Berperiode n, dimana n adalah bilangan asli positif (+). Untuk setiap bilangan asli positif fungsi yang didefinisikan oleh sin F(x) =
dan cos
juga berperioda 2L, maka :
+n = bilangan asli (1,2,3,4,5,….)
+
dimana : L = pertemuan titik
= = =
Bilangan-bilangan untuk
,
,…
,
, … disebut koefisien fourier dari f(x)
dalam (-L,L) Contoh : 1. Ekspansikan ke dalam deret fourier f(x) = jawab : = =
+
=
+
= =
8 + (-16) + 8
=
0
= =
FISIKA MATEMATIKA II
Page 1
= = = = = =
0
=
= = = =
FISIKA MATEMATIKA II
Page 2
F(x)
= =
+
+
+
+
=
+
+… =
+
=
SOAL 1. 2.
(x)
Jawab. 1. 𝑎0 =
.
(-4) ) - (
–
+2 =4 dx =
x cos
dx
intergal persial :∫ misal : u=-x
dv=∫cos
du=dx
FISIKA MATEMATIKA II
Page 3
v=∫cos =∫cos L = =(uv-∫v du)+(uv-∫vdu) =[-x =[
dx]+[
=[(
=[ =[(
cos
cos
cos
)]
=[=0+0 =0 bn= = Parsial
; du =-dx du=sin
; t= ; dx=
= =(uv∫v du)+(uv-∫v du) =[-x ·
cos
cos
] =[
FISIKA MATEMATIKA II
dx] + [
Page 4
=[(
)+
·
sin
]+
[( =[( =[ = ⥤ f(X)= =
sin
=2+ a. Deret fourier dari fungsi genap dan ganjil Deret fourier dari fungsi genap dan periode dua sukunyahanyalah terdiri dari konstans dan kosinus, dan sebaliknya fungsi ganjil hanyalah sinus saja. Untuk fungsi genap/kosinus
Untuk fungsi ganjil/sinus
Contoh :
FISIKA MATEMATIKA II
Page 5
JAWAB: Fungsi genap
atau
FISIKA MATEMATIKA II
Page 6
Misal :
FISIKA MATEMATIKA II
Page 7
Fungsi ganjil 2. = = =0+ = = = =0+ Misal: =n
= =
FISIKA MATEMATIKA II
Page 8
= = = 0-0 = 0 = = =0+ Misal: =n
= = == =
= =
1
+
=1+
FISIKA MATEMATIKA II
Page 9
DERET FOURIER KOMPLEK Bentuk cos nx dan sin nx dapat dinyatakan dalam bentuk eksponensial dengan menghubungkan euler.
= Dimana:
= = =
Contoh soal: 1. Jawab: = =
= = = = ` = = = Misal :
FISIKA MATEMATIKA II
Page 10
= = = = = =
= = = Misal:
= = = = =-
FISIKA MATEMATIKA II
Page 11
=
“FUNGSI-FUNGSI”
1. FUNGSI GAMMA Fungsi gamma
yang lazimnya di sajikan dalam symbol untuk
di definisikan
keberadaan fungsi ini untuk setiap
tidak dapat disanksikan mengingat integral di ruas kanan konvergen jika
.
Beberapa sifat dasar fungsi gamma : Memenui
, jika
bulat positif , maka
sering dinamakan fungsi factorial Untuk , memiliki
sebat itu fungsi , gamma asimtot
tegak
,
artinya
)=
Perluasan analitik untuk Contoh : 1.
-(-
FISIKA MATEMATIKA II
Page 12
2.
=-
3.
=> mis:
dt
FISIKA MATEMATIKA II
Page 13
4.
2. FUNGSI BETA Fungsi beta
dan n
adalah :
= Hubungan antara F . beta dan gamma: Fungsi = Dapat
=2
Sebab jika x = u2 maka = =2 Demikian pula :
=2 =2 Demikian pula: =4 = =4
.
Jika kita gunakan transpormasi koordinat y=
, y=
, maka:
.
FISIKA MATEMATIKA II
Page 14
Menjadi: , dengan G ( .
=
Pada daerah pengintegralan pada sistem coordinat ( 0
dan yacorbian transformasi
=
yang sesuai dengan adalah :
=
Karna itu,
.
Mengingat = =2 Maka kita peroleh hub antara fungsi beta dan gamma.
Contoh: 1. Jawab:
.
2.
FISIKA MATEMATIKA II
Page 15
Jawab:
=
.
= = = =
.
=
. Aplikasi Deret Fourier
Persoalan fisika, terutama yang menyangkut tentang vibrasi getaran biasanya membawa kita kepada besaran fisis berupa frekuensi, pannjang gelombang dan jenisnya.
Sebuah partikel bergerak dengan laju konstan sehingga lintasannya berupa lingkaran dengan jari-jari A. Pada saat bersamaan partikel Q bergerak ke atas dan ke bawah sepanjang garis lurus RS yang merupakan pencerminan terhadap sumbu y.
dimana :
ω = kecepatan anguler (rad/s) t = waktu (s)
simpangannya : simpangan dapat didefinisikan sebagai jarak partikel dari titik keseimbangan, sehingga untuk gerak P terhadap sumbu x dan sumbu y dapat ditulis : dan karena dalam bidang komplek
FISIKA MATEMATIKA II
Page 16
z = A cos ω.t + i A sin ω.t z = A ( cos ωt + i sin ωt )
Dalam bentuk lain, maka simpangan Y dapat dinyatakan sebagai bentuk gelombang yang bergerak ke kanan/ ke kiri.
Menyatakan simpangan Y merupakan fungsi periodik dari x ( untuk t yang sesuai ) dan fungsi t ( dari x yang sesuai ). LINE DAN SURFACE INTEGRAL 1) Line Integral F = gaya
Dalam bentuk skalar
FISIKA MATEMATIKA II
:
Page 17
Line integral
:
Dimana : Fungsi
P (x,y) dan Q (x,y)
Cara menghitung line integral : x = Q (t) y = P (t)
Contoh soal : 1. Hitung line integral
dimana L = busur lingkaran radius, R=a.
Jawab :
0 ≤ t ≤ 2π
FISIKA MATEMATIKA II
Page 18
Misal :
FISIKA MATEMATIKA II
Page 19
Misal :
FISIKA MATEMATIKA II
Page 20
2. Hitunglah line intergral T = seluruh busur elips b a
jawab :
Y = b sin t
dy = b cos t dt
x = a cos t
dx = -a sint t dt 0≤ +≤ 2 π J= = = = = = -ab . t = -ab (2π – 0 ) = -ab . 2π – (-ab) . 0 = -ab . 2π 3.
Dari soal 2 dengan L garis lurus yang menghubungkan m ( 1,1) dan n ( 3,3 )
FISIKA MATEMATIKA II
Page 21
Jawaban :
2)
Surface Integral
Bidang permukaan λada di dalam v dibatasi L jadi P,Q,R continu pada bidang λ z
y x
FISIKA MATEMATIKA II
Page 22
Rumus → disebut dengan permukaan ( surface integral)
Integral permukaan adalah integral lipatan yang dibatasi oleh tiga parameter yaitu koordinat kortesian, silinder dan bola. a.
Koordinat kartesian z s
permukaan s yang normal terhadap bidang xy
y x untuk pernyataan element vector luasnya F
Cara perhitungan 1. Untuk menghitung vector normal satuan
permukaan s yaitu ; untuk mencari
batas ( titik potong0
2. Pecahkan persamaan permukaan
bagi variable z hingga di peroleh
3. Nyatakan vector u (x,y,z)=u (x,y,z (x,y)) = v (x,y)
FISIKA MATEMATIKA II
Page 23
4. Elemen luas
dinyatakan dalam dxdy secara geometri dxdy adalah proyeksi
jadi 5. Hitung integral lipat dua Contoh soal 1. Jika
dan s adalah bidang
integral
hitung
dalam oktan pertama.
Jawaban:
↔
FISIKA MATEMATIKA II
Page 24
b. Koordinat Silinder Misal s adalah permukaan silinder
dengan z sebagai sumbu simetrinya, maka
koordinat sudut Ѳ dan z dapat dipilih sebagai parameter dengan ;
adalah
;
. Sehingga kedudukan vektor .... (1)
Sehingga
Karena itu vektor elemen luas permukaan silinder s adalah:
Untuk menyederhanakan perhitungan , hitung dahulu yang menghasilkan medan saklar
FISIKA MATEMATIKA II
dalam sistem koordinat kartesian
, kemudian sisipkan persamaan paramer.
Page 25
Contoh soal: dan s adalah permukaan silinder oktan pertama abtara
yang terdapat didalam
. Hitunglah
Jawab:
→
;
FISIKA MATEMATIKA II
Page 26
c. Koordinat Bola Misal s permukaan bola koordinat sudut Ѳ dan ф dengan
dengan pusat simetri dititik asal 0 (0,0,0) maka .
;
;
.
Vektor kedudukan:
FISIKA MATEMATIKA II
Page 27
Vektor elemen luas permukaan bola s:
Medan vektor s (x,y,z) pada permukaan bola z adalah Untuk menyederhanakan perhitungan , hitung dahulu
dalam sistem koordinat kartesian
yang menghasilkan medan saklar Contoh soal: Hitung
jika (
dan s adalah seluruh permukaan bola
. Jawab:
FISIKA MATEMATIKA II
Page 28
Persamaan Diferensial Biasa Definisi: suatu persamaan yang mengandung turunan atau diferensial dinamakan persamaan diferensial. Bilamanapun perubahan terbaik dalam suatu persamaan diferensial adalah suatu fungsi satu perubahan bebas, maka turunan yang muncul adalah turunan biasa dan persamaan anini merupakan persamaan diferensial biasa. Orede tingkat suatu persamaan diferensial adalah tingkat atau pangkat tinggi turunan yang adalah persamaan. Contoh soal: 1. 2. Jawabanya mana?? Ga ada….
FISIKA MATEMATIKA II
Page 29
1.
Persamaan Diferensial dengan Variabel Terpisah Jika diberikan suatu fungsi f, dengan batas y
merupakan solusi suatu
persamaan diferensial (jika persamaan itu menjadi suatu kesamaan). Jika y dan turunan digantikan dengan
dan turunannya yang menjadi perbedaan turunan y.
Contoh soal: 1. Jawab: Solusi dari persamaan diferensial:
Substitusi
2.
, kedalam persamaan:
Persamaan Diferensial Orde 1 a)
Persamaan Diferensial Eksak Missal M dan N fungsi dua peubah sehingga M, N, My, dan Nx continu pada suatu daerah siku R, M (x,y) dx + N (x,y) dy …………..(1) Adalah diferensial eksak suatu fungsi f yang nilainya Z = f (x,y) dan hanya jika: Jika syarat dipenuhi, maka persamaan diferensial: M ( x,y ) dx + N ( x,y ) dy = 0, disubuteksak dan solusi umum: f ( x,y ) = c Untuk memenuhi fungsi F:
FISIKA MATEMATIKA II
Page 30
Dan ruas kiri dz = 0,
): Contoh soal: 1.
Tentukan solusi dari persamaan
Jawab:
Menguji ke eksakan
Untuk memenuhi fungus F
- 2yx +
+
=
= dz =
b)
Persamaan Diferensial Orde 1 Ruas Kanan ≠ 0 Bentuk umumnya adalah: Untuk mencari solusi maka ruas kanan = 0
FISIKA MATEMATIKA II
Page 31
Mula-mula kita anggap Q (x) = 0
→
(dipisahkan variable)
Dimana p (x) = I
Selanjutnya
…………..(2) Contoh soal: 1. Jawab:
Dibagi dengan
, sehingga menjadi:
Dan
FISIKA MATEMATIKA II
Page 32
Untuk
Jadi,
Persamaan Diferensial Ordo 2 a.
Persamaan difererensial orde 2 dengan rumus kanan = 0 Persamaan diferensial orde 2 dikatakan linier jika persamaan
Dimana
= 0 maka,
Contoh: Selesaikan persamaan orde 2 dari Jawab:
Maka,
Integralkan
FISIKA MATEMATIKA II
Page 33
Ln Y = -2X
Ln y = -x Aplikasi dalam fisika Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan masalah fisika dalam bentuk persamaan diferensial. Contoh : 1.
Tentukan bentuk persamaan gerak dari sebuah benda bila kepadanya dikerjakan gaya F yang tetap dalam arah sumbu x. Jawab: H. Newton II F = m.a a = percepatan maka,
2.
Tentukan posisi sebagai fungsi waktu dari sebuah benda jatuh bebas. Diketahui percepatan pada gerak jatuh bebas sama dengan percepatan gravitasi bumi g. Jawab: a=g
FISIKA MATEMATIKA II
Page 34
dy = g.t.dt
Hukum fisika gerak jatuh bebas Latihan Selesaikan persamaan diferensial linier : 1.
2.
Selesaikan PDF berikut cara terpisah a.
FISIKA MATEMATIKA II
Page 35
Jawab: Menguji keeksakan
Fungsi F :
Jadi,
3.
FISIKA MATEMATIKA II
Page 36
FISIKA MATEMATIKA II
Page 37
FISIKA MATEMATIKA II
Page 38
b. Cara Langrage
Persamaan tereduksi (ruas kiri)
Merupakan penyelesaian umum dari persamaan tereduksi, C1 dalam penyelesaian umum persamaan tereduksi dipandang sebagai fungsi dari x.
Didapat
Maka
FISIKA MATEMATIKA II
Page 39
Jadi persamaan
Contoh
Jawab
Missal
Missal:
FISIKA MATEMATIKA II
Page 40
dikali
FISIKA MATEMATIKA II
Page 41
Misal:
PENERAPAN PDB DALAM FISIKA A.
PEGAS Hukum newton II : F=m.a Hukum Hooke : F =- k.x Hokum newton II = Hukum hooke m.a = -k.x dv m. k .x dt d 2x m. 2 kx dt
m.
d 2x kx 0 dt 2
FISIKA MATEMATIKA II
Ordo 1
Page 42
Dimana : r2 =
d 2x dt
m. r2+ k.x =0 fungsi karakteristik F (r) =0 m. r2+ k =0 m. r2=k r2=
k m
r=
k m
Persamaan gerak
x c1 cos
2
k k .t c 2 sin .t m m
k m
k m
x c1 cos t c2 sin t Ordo 2
m.
d 2x dx b k .x 0 2 dt dt
Fungsi Karakteristik mr2+br+k=0 r1.2
b 1 b 2 4mk 2m 2 m
Dimana :
FISIKA MATEMATIKA II
Page 43
1 b 2 4mk 2m
x A.e e
b t 2m
b 2m
A.e
.t
b t 2m
Be
B.e .t
Persamaan gerak b
2 2 x e 2 m c1e b 4 mk t c 2 e b 4 mk t
B.
Rangkaian Listrik Rangkaian listrik yang dihubungkan seri terdiri dari sumber tegangan v (t), tahanan (R), kapasitor (C), inductor (L). Pada saat t=0, maka Q=Q0 dan
dQ 0 dt dQ Q dt t Q2 Q1 t 2 t1
i
d 2Q dQ Q R v(t ) dt dt C 1 Dimana : 0 LC L
Persamaan gerak
i(t ) e
R t 2L
A.e
R2
4L t . C 2L
B.e
R2
4L t . C 2L
Contoh:
FISIKA MATEMATIKA II
Page 44
1. Massa 5 kg digantungkan pada pegas yang tergantung dan mempunyai tetapan pegas 1000N/m. Carilah persamaan geraknya dan hitung persamaan gerak jika t=0!
Diket :m=5kg K=1000N/m Dit : x…….? x…….? t=0
x C1 cos
C1 cos
k k t C 2 sin t m m 1000 1000 t C 2 sin t 5 5
x C1 cos 200 0 C 2 sin 200 0
=C1cos 0 +C2sin 0 =C1 . 1+C2 . 0 =C1
2. Sebuah massa 20gr digantungkan pada ujung sebuah sistem pegas ,dan panjang pegas berubah 4cm dari keadaan semula.tidak ada gaya luar yang bekerja pada massa pegas dan tahanan udara diabaikan.nyatakan pers gerak yang terjadi jika massa tertarik ke bawah 1cm dari keadaan setimbang dan pada massa diberikan kecepatan awal 0,5 cm/dt arah keatas . Diket : m=20 gr =2x10-2kg x=4cm =4x10-2kg dit : x……? jawab : F = m.g =2x10-2kg.10 kg
FISIKA MATEMATIKA II
Page 45
=2x10-1N F K x K
F 2 10 1 0,5 10 1 5 N 2 m x 4 10
k k t C 2 sin t m m
x C1 cos
0,01 cos
5 5 t 0,01 sin t 2 2 10 2 10 2
3. Sebuah rangkaian listrik LRC, yang tidak menggunakan sumber tegangan terdiri dari tahanan 6 Ω, kapasitor 0,02 F, inductor 0,1 H. hitunglah arus pada rangkaian jika saat rangkaian dihubungkan t = 0, arus (I0) = 0 dan kapasitor telah bermuatan o,1 C. Diketahui : R = 6 Ω C = 0,02 F L = 0,1 H I0 = 0 Q = 0,1 C Ditanyakan : i (t) = …?
Jawab
FISIKA MATEMATIKA II
: i (t)
Page 46
4. Gunakan persamaan Bernoulli
FISIKA MATEMATIKA II
Page 47
FISIKA MATEMATIKA II
Page 48
View more...
Comments