Finishing Politur

April 3, 2018 | Author: Budi Martono | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Finishing Politur...

Description

Finishing Politur http://www.tentangkayu.com/2010/07/finishing-politur.html, diunduh tgl 19 nop 2012

Shellac (politur) Shellac merupakan bahan finishing yang sangat popular dan banyak dipakai pada abad 19 sampai pada awal abad 20 ketika mulai digantikan oleh nitrocellulose dan bahan-bahan finishing yang lain. Shellac dibuat dari bahan resin alam yang dihasilkan dari suatu jenis serangga yang hidup dari tumbuhan yang ada di India. Shellac bisa menghasilkan lapisan film yang bisa berfungsi untuk melindungi permukaan kayu dibawahnya. Di Indonesia politur ini merupakan bahan yang sangat popular sebelum pada akhirnya mulai digantikan dengan bahan finishing modern berupa cat (coating). Pada jaman dulu shellac ini merupakan satu-satunya bahan finishing yang bisa digunakan untuk proses finishing pada kayu yang bisa menghasilkan finishing dengan warna transparan yang bisa menampilkan keindahan warna dan serat kayu. Bahkan sekarang finishing dengan warna transparan masih disebut sebagai warna politur. Shellac banyak tersedia dalam bentuk keping-kepingan yang tipis. Untuk dapat diaplikasikan, kepingan-kepingan shellac tersebut perlu dilarutkan dalam alcohol atau etanol sampai semuanya mencair. Shellac yang berbentuk cairan ini disini dinamakan politur dan merupakan bahan finishing yang banyak digunakan untuk proses finishing pada kayu. Spiritus merupakan pelarut yang banyak dipakai untuk membuat politur di sini karena harganya yang lebih murah. Shellac sebenarnya tersedia juga dalam bentuk cairan, tetapi biasanya cairan shellac ini tidak banyak tersedia di toko karena tidak tahan lama. Shellac akan dapat tahan lebih lama apabila disimpan dalam bentuk kepingan dan dilarutkan seperlunya saja pada saat akan digunakan. Politur ini secara alami mempunyai warna coklat kekuning-kuningan, karena itu aplikasi dengan politur ini akan menghasilkan lapisan film yang berwarna coklat kekuningan. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi warna finishing akhir yang dihasilkan. Warna finishing yang dihasilkan

akan merupakan hasil dari perpaduan antara warna coklat kekuningan dari lapisan politur dengan warna dasar kayu di bawahnya. Warna finishing akhir yang dihasilkan dari politur akan menjadi semakin kuning apabila lapisan politur yang diaplikasikan semakin tebal. Apabila diinginkan politur dengan warna yang lebih kuat maka bisa ditambahkan pigmen warna ke dalam larutannya. Oker merupakan pigmen yang sering ditambahkan ke dalam campuran politur karena bahan ini realtif murah dan mudah didapat. Penambahan warna sebaiknya jangan terlalu banyak. Karena apabila terlalu banyak pigmen didalam campuran akan dapat mengurangi kekuatan politur. Total pigmen yang ditambahkan ke dalam campuran sebaiknya tidak boleh lebih dari 10% dari total campuran. Untuk finishing dengan warna yang lebih tua maka sebaiknya aplikasi politur ini dikombinasikan dengan stain. Lakukan aplikasi stain pada kayu mentah sesuai dengan warna yang diinginkan, (gunakan prinsip segitiga warna untuk pemilihan dan pencampuran stain) tunggu kering kemudian baru lakukan aplikasi politur di atasnya sampai diperoleh ketebalan yang diinginkan. Aplikasi politur Politur biasanya diaplikasikan dengan cara dioleskan atau dikuaskan ke permukaan, meskipun cara spray juga bisa dilakukan untuk bahan ini. Celupkan kain ke dalam campuran politur kemudian kain ini diusapkan atau dioleskan ke permukaan kayu sampai merata. Tunggu sampai lapisan politur ini kering, kemudian lakukan pengolesan lagi dengan politur ini sampai diperoleh ketebalan yang diinginkan. Untuk memperoleh permukaan yang lebih rata dan halus maka sebaiknya dilakukan pengamplasan di antara pengolesan politur ini. Jadi suatu permukaan politur yang sudah kering diamplas dulu sampai halus dan rata baru dilapisi dengan politur lagi diatasnya. Sebaiknya gunakan amplas putih (stearated sandpaper) dengan grade 400 atau 360 untuk memperoleh permukaan yang halus dengan lebih cepat. Politur ini bisa juga diaplikasikan dengan menggunakan kuas, tetapi permukaan kuas yang relatif kasar akan meninggalkan garis-garis kuas pada permukaan film yang dihasilkan. Sebenarnya ada kuas khusus dengan kepala yang halus seperti kain yang bisa digunakan untuk aplikasi politur dengan hasil permukaaan yang halus dan rata, tetapi kuas ini agak sulit didapatkan di sini. Contributed by: Wisno Finishing for tentangkayu.com 12 6 0

finishing-kayu http://www.rumahide.com/tag/jenis-finishing-kayu, diunduh tgl 19 nop 2012 Posted by admin in Furniture on September 5th, 2009

Pilihan Material Finishing untuk furniture kayu Lapisan terluar kayu membutuhkan finishing. Selain untuk membelikan nilai estetika yang lebih baik pada furniture juga untuk menutupi beberapa kelemahan kayu dalam hal warna, tekstur dan ketahanan kayu terhadap benturan dan keadaan cuaca. Ada beberapa pilihan material untuk finishing tergantung pada selera dan type permukaan kayu. Cara pengaplikasiannya pun bisa berbeda beda. Dilihat dari jenis material pada dasarnya ada 2 jenis finishing untuk kayu dan produk kayu olahan.

Finishing non transparan Material ini 100% menutupi permukaan kayu dan menyembunyikan tampak aslinya. Bentuk fisiknya dapat berupa cat, lembaran atau rol. Cat duco mempunyai banyak pilihan warna. Dari warna pastel, natural, maupun warna-warna yang mencolok. Cocok untuk furniture modern, minimalis dan juga furniture anak. Harganya relative mahal dan bila sudah dicat, serat asli tidak bisa dikembalikan lagi. Dapat diaplikasikan dengan spray (semprot) atau menggunakan kuas. Dengan kemajuan teknologi dan design sekarang ini motif pun dapat dibuat dari cat. Seperti motif batu, marmer, motif pecah seribu ataupun motif silver, tembaga dan emas.

Finishing yang berbentuk lembaran atau rol ada bermacam macam seperti veneer (lapisan tipis kayu asli), laminate( bisa HPL atau paper fancy laminate), Taconsheet, dan PVC(polyvinyl carbonate). Bentuknya lembaran atau rol yang direkatkan di permukaan kayu dengan menggunakan lem khusus. Finishing ini banyak dipakai untuk menutupi permukaan kayu olahan seperti Playwood, MDF, ataupun particle board.

Finishing transparan ( Clear finish) Clear finish biasanya berbentuk cairan dan paling banyak digunakan pada furniture kayu. Sifatnya lebih fleksibel dan cocok untuk finishing berbadan lebar ataupun permukaan yang melengkung. Jenis material finishing dan cara pengaplikasiannya pun sangat bervariasi seperti oil, politur, melamine, nitro cellulose (NC), Polyurethane (PU), dan waterbased lacquer. Oil merupakan jenis finishing paling sederhana dan mudah aplikasinya. Oil akan meresap ke dalam pori-pori kayu dan mencegah air untuk keluar masuk. Cara aplikasinya dengan menyiram,

merendam atau melumuri kayu dengan oil. Cara ini tidak akan melindungi kayu goresan atau benturan fisik lainnya.

Politur biasanya berbentuk serpihan atau batangan yang kemudian dicairkan dengan alcohol atau ada juga yang siap pakai dengan proporsi alcohol yang tepat. Politur diaplikasikan dengan memakai kain yang dipoles secara berkala pada permukaan kayu. Finishing ini dapat dilapis ulang jika sudah memudar secara berkala. NitroCellulose atau NC terbuat dari bahan resin NC yang dicampur dengan thinner. Bahan ini membentuk lapisan film yang tahan air namun belum kuat untuk menahan goresan ataupun benturan fisik. NC diapilikasikan dengan spray( semprot) dengan alat bertekanan udara ataupun memakai kuas. Melamine memberikan lapisan film yang lebih tinggi daripada NC. Permukaan kayu sangat halus karena pori pori tertutup. Bahan ini lebih sulit untuk dilapis ulang dan akan berbau menyengat setelah aplikasi. Ada 2 pilihan finishing yaitu doff dan gloss. Dapat diaplikasikan dengan spray ataupun memakai kuas Polyurethane atau PU merupakan jenis finishing yang paling tebal lapisan filmnya. Sehingga tampilannya yang seperti lapisan plastic membuat kayu menjadi tidak alami. Daya tahannya terhadap panas dan air sangat baik membuat PU cocok untuk furniture eksterior. Waterbased lacquer menggunakan pencair air murni dan resin yang tertinggal di permukaan kayu. Lapisan ini tahan air dan goresan. Lebih disukai oleh para konsumen dari eropa.

Metode Aplikasi Finishing - Wiping http://www.tentangkayu.com/2008/12/metode-aplikasi-finishing-wiping.html

Metode ini paling efektif digunakan untuk jenis bahan finishing politur. Sebagai metode finishing paling sederhana dan mudah, wiping cukup membutuhkan selembar kain katun (sebaiknya berwarna putih). Media aplikasi harus telah diamplas halus dan tidak ada lubang yang terbuka. Biasanya aplikasi ini dilakukan setelah pewarnaan (apabila menghendaki terdapat warna pada benda kerja) atau setelah metode pencelupan. Pada proses setelah pewarnaan, wiping dilakukan lebih untuk melapiskan bahan finishing sedikit demi sedikit sekaligus menampilkan ketajaman serat kayu. Jumlah pelapisan ini tidak ada standar, hanya lebih difokuskan pada hasil akhirnya. Semakin halus serat kayu, semakin cepat pula proses bisa diselesaikan. Proses wiping yang lainnya adalah hanya sebagai proses lanjutan dari metode celup. Wiping pada proses ini lebih ditujukan untuk membersihkan larutan bahan finishing pada benda kerja setelah direndam sehingga bersih dan merata. Temperatur Udara Proses finishing dengan metode wiping untuk politur sebaiknya dilakukan pada saat cuaca panas dan kaya akan cahaya matahari sehingga proses penguapan bahan finishing bisa lebih cepat. Pada bahan politur hal ini akan membantu menambah tingkat kekilapan permukaan kayu yang difinishing. Namun sebaliknya dengan wiping yang berfungis membersihkan larutan finishing setelah pencelupan. Sebaiknya tidak dilakukan langsung di bawah sinar matahari karena akan mempercepat pengeringan dan mempengaruhi efisiensi bahan baku finishing. Kelebihan Wiping: - Tidak membutuhkan peralatan kerja dengan teknologi tinggi yang berarti berbiaya rendah dibandingkan dengan metode yang lain. - Mudah dan cepat karena bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa membutuhkan tingkat kecakapan yang tinggi, Kalaupun diperlukan, pelatihan untuk mereka yang akan melakukan proses ini akan cukup singkat. - Hasil akhir bernilai artistik tinggi. - Membantu menghemat pemakaian bahan finishing oil (untuk wiping lanjutan) karena bahan finishing tidak terbuang percuma. Kekurangan Wiping - Pada sudut-sudut kecil benda kerja tidak bisa terjangkau dengan tangan sehingga biasanya akan terlihat tipis pada bagian tersebut.

- Sulit mendapatkan hasil akhir yang seragam karena pengaruh jumlah lapisan, suhu udara dan kecakapan/pengalaman aplikator. - Pada bidang kerja yang lebar akan sulit mendapatkan hasil permukaan yang sama dan rata. Akan selalu terdapat 'gelombang' dari hasil goresan tangan. - Dari aspek kesehatan dan lingkungan, metode ini sangat tidak baik bagi aplikator karena kontak langsung terhadap bahan finishing baik melalui pernafasan, kulit atau mata. Terutama apabila tidak menggunakan alat pelingung pribadi (sarung tangan, masker dll). - Tidak cocok untuk digunakan pada produksi masal dengan batas waktu produksi yang terbatas. Saat ini metode wiping sebagai proses lanjutan masih banyak digunakan di beberapa pabrik produsen furniture outdoor. Hal ini sesuai dengan jenis bahan finishing yang mereka gunakan, rata-rata masih menggunakan bahan oil yang menuntut proses wiping pada lapisan dasarnya.

9 Jenis Finishing Kayu http://www.fardhani.com/2009/11/28/9-jenis-finishing-kayu-yang-perlu-anda-ketahui/ Posted by Fardhani on Nov 28th, 2009 | 16 comments

Ingin perabot anda tampil menarik dan tahan lama? Tentunya butuh perawatan lebih, tidak hanya sekedar memberi warna atau memberi lapisan. Anda perlu pelapis furniture untuk perabot kayu anda. Karena fungsi finishing kayu sendiri tidak hanya memberi hasil akhir yang sesuai keinginan anda, tetapi juga mampu membuat koleksi anda menjadi awet, terlindung dari kerusakan dan gangguan rayap. Jenis kayu juga sangat berperan dalam penentuan finishing, kayu dengan serat yang bagus akan sangat disayangkan bila ditutup dengan cat, karena keindahan serat akan tertutup sehingga menghilangkan keunikan dan keeksotisan kayu. Pelapis sendiri terbagi menjadi pelapis transparan (clear finish) dan pelapis non transparan (opaque finish). Anda akan belajar bersama-sama tentang kedua jenis pelapis ini dengan disertai kelebihan dan kekurangannya. Untuk jenis pelapis transparan ada 4 jenis :

1. Politur Jenis pelapis ini memiliki kelebihan bila anda ingin berubah-ubah lapisan dan bisa digunakan untuk interior maupun eksterior. Tetapi karena lapisan ini cenderung tipis maka mudah memudar, sehingga anda harus sering melapis ulang apabila material kayu anda ingin tetap terlihat indah. 2. NC (Nutricellulose) Isu tentang green building juga memaksa para produsen pelapis kayu menciptakan jenis pelapis yang ramah lingkungan karena terbuat dari getah pohon. Tetapi sayangnya jenis pelapis ini sudah jarang didapatkan karena bahan bakunya yang sudah langka. 3. Melamine Melamine akan membuat perabotan kayu anda menjadi halus, karena jenis pelapis ini akan menutup dengan sempurna pori-pori kayu sehingga memberi kesan mewah. Jenis pelapis ini hanya cocok untuk ditempatkan di dalam rumah (interior), apabila anda bosan akan sulit untuk melakukan pelapisan ulang sehingga diperlukan pengamplasan terlebih dahulu baru dilakukan pelapisan yang baru. Selain itu bau yang menyengat pada furniture setalah dilakukan pelapisan, membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan bau tersebut, sebagai antisipasi pada ruangan anda yang akan menggunakan furniture dengan pelapis melamine maka bukaan dan jendela dengan sirkulasi yang lancar sangat diperlukan. 4. PU (Polyerethan) Jenis pelapis ini mirip dengan pelapis melamine hanya saja jenis PU memiliki kelebihan tidak mengeluarkan bau yang menyengat sehingga aman untuk kesehatan. Hanya saja harganya masih sangat mahal sehingga masih jarang digunakan oleh tukang-tukang kayu sebagai material pelapis.

Selain pelapis transparan, anda juga bisa menggunakan pelapis non transparan yang juga memiliki varian yang beragam. 1. Cat Duco Pilihan untuk cat duco sangat beragam, sehingga sangat cocok digunakan untuk furnitur anak yang membutuhkan warna yang bervariasi. Tetapi pelapis ini relatif mahal harganya dan membutuhkan tahapan pelapisan yang cukup banyak untuk menghasilkan kualitas yang baik, selain itu furnitur yang sudah dicat dengan cat duco serat asli kayu tersebut tidak dapat dikembalikan. 2. Veneer Tampilan pelapis ini bagus dan alami karena memang jenis pelapis ini menggunakan serat kayu asli. Tetapi ternyata ada harga yang harus dibayar untuk hasil tersebut karena memang anda akan mengeluarkan dana yang cukup lumayan untuk pelapis ini, dan yang perlu anda ingat jenis pelapis ini sangat tipis sehingga diperlukan lem yang sangat kuat agar tahan lama. 3. Laminate Variasi motif dan warnanya beragam disesuaikan dengan selera anda, hanya saja tekstur yang licin membuat pelapis laminate terlihat tidak alami apabila digunaka pada furniture kayu anda. 4. Tacon Pelapis ini memiliki tekstur sehingga terkesan alami, kekurangan dari pelapis ini disebabkan warna yang mudah memudar dan berubah menjadi kekuningan sehingga mengurangi keindahan perabot kayu anda. 5. PVC (polyvynil carbonate) PVC paling banyak ditemui di sekeliling anda, karena pelapis ini lebih awet dan harganya paling

terjangkau bila dibandingkan dengan pelapis lain. Hanya saja penampilannya tidak alami dan bahannya kurang ramah lingkungan.

Jadi, jenis pelapis kayu boleh beragam, tetapi pilihan tetap ada di tangan anda sepenuhnya. Ok, selamat memilih…

Bahan Finishing Furniture http://galleryestetich.wordpress.com/2010/05/11/bahan-finishing-furniture/

Jenis dan Bahan Finishing Furnitur Kayu

Design Kitchen set by : derma.net Finishing merupakan lapisan paling akhir pada permukaankayu. Proses ini bertujuan untuk (1)memberikan nilai estetika yang lebih baik pada perabot kayu dan juga berfungsi untuk menutupi beberapa kelemahan kayu dalam hal warna, tekstur atau kualitas ketahanan permukaanpada material tertentu. Tujuan kedua adalah (2) untuk melindungi kayu dari kondisi luar (cuaca, suhu udara dll) ataupun benturan dengan barang lain. Dengan kata lain untuk menambah daya tahan dan keawetan produk kayu. Cara aplikasinya pun berbeda‐beda. Dilihat dari jenis material, pada dasarnya ada 2 macam jenis finishing untuk kayu atau material yang terbuat dari kayu. 1. Finishing bahan padat, material ini 100% menutupi permukaan kayu dan menyembunyikan tampak aslinya. Fisik bahan ini berupa lembaran atau rol. Populer untuk pemakaian furniture indoor dengan bahan dasar plywood,MDF, hardboard, softboard dan jenis lembaran lainnya. 2. Finishing bahan cairan, sangat banyak jenis dan variasi aplikasinya. Paling populer digunakan pada hampir seluruh jenis furniture kayu. Bersifat lebih fleksibel daripada finishing dari jenis bahan yang padat. Sangat baik untuk finishing permukaanbidang lebar ataupun yang melengkung. Pada teknologi terbaru sekarang ini, jenis finishing akhir cairan bisa memiliki kualitas yang sama kuatnya pada permukaan yang lebar pada plywood atau MDF.

Jenis bahan finishing cair yang telah digunakan saat ini antara lain Oil, Politur, Nitro Cellulose (NC), Melamine, PolyUrethane (PU), dan yang sedang populer saat ini adalah Waterbased Lacquer. Semua bahan finishing cair di atas membutuhkan minyak sebagai bahan pencair kecuali WaterBased Lacquer, menggunakan air sebagai bahan pencairnya. Beberapa jenis bahan finishing yang dapat kita pelajari bersama: * Oil Jenis finishing paling sederhana dan mudah aplikasinya. Bahan ini tidak membentuk lapisan ‘film’ pada permukaan kayu. Oil meresap ke dalam pori‐pori kayu dan tinggal di di dalamnya untuk mencegah air keluar atau masuk dari pori‐pori kayu. Cara aplikasinya mudah dengan cara menyiram, merendam atau Melumuri benda kerja dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering. Bahan ini tidak memberikan keawetan pada aspek benturan, goresan ataupun benturan fisik lainnya. * Politur Bahan dasar finishing ini adalah Shellac yang berwujud serpihan atau batangan kemudian dicairkan dengan alkohol. Anda juga bisa memperolehnya dalam bentuk siap pakai (sudah dicampur alkohol pada proporsi yang tepat). Di sini alkohol bekerja sebagai pencair (solvent). Setelah diaplikasikan ke benda kerja, alkohol akan menguap. Aplikasi dengan cara membasahi kain (sebaiknya yang mengandung katun) dan memoleskannya secara berkala pada permukaan kayu hingga mendapatkan lapisan tipis finishing (film) pada permukaan kayu. Semakin banyak polesan akan membuat lapisan semakin tebal. * NC Lacquer Jenis yang saat ini populer dan mudah diaplikasikan adalah NC(Nitro Cellulose) lacquer. Bahan finishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkyd yang dicampur dengan bahan ‘solvent’ yang cepat kering, yang kita kenal dengan sebutan thinner. Bahan ini tahan air (tidak rusak apabila terkena air) tapi masih belum kuat menahan goresan. Kekerasan lapisan film NC tidak cukup keras untuk menahan benturan fisik. Bahkan walaupun sudah kering, NC bisa ‘dikupas’ menggunakanbahan pencairnya (solvent/thinner). Cara aplikasinya dengan system spray (semprot) dengan tekanan udara. * Melamine Sifatnya hampir sama dengan bahan lacquer. Memiliki tingkat kekerasan lapisan film lebih tinggi dari lacquer akan tetapi bahan kimia yang digunakan akhir‐akhir ini menjadi sorotan para konsumen karena berbahaya bagi lingkungan. Melamine mengandung bahan Formaldehyde paling tinggi di antara bahan finishing yang lain. Formaldehyde ini digunakan untuk menambah daya ikat molekul bahan finishing. Pewarnaan juga lebih bervariasi pada bahan ini. * PU (PolyUrethane)

Lebih awet dibandingkan dengan jenis finishing sebelumnya dan lebih tebal lapisan filmnya. Bahan finishing membentuk lapisan yang benar‐benar menutup permukaan kayu sehingga terbentuk lapisan seperti plastik. Memiliki daya tahan terhadap air dan panas sangat tinggi. Sangat baik untuk finishing produk outdoor, kusen dan pintu luar atau pagar. Proses pengeringannya juga menggunakan bahan kimia cair yang cepat menguap. * UV Lacquer Satu‐satunya aplikasi yang paling efektif saat ini dengan ‘curtain method’. Suatu metode aplikasi seperti air curahan yangmembentuk tirai. Benda kerja diluncurkan melalui ‘tirai’ tersebut dengan kecepatan tertentu sehingga membentuk lapisan yang cukup tipis pada permukaankayu. Disebut UVlacquer karena bahan finishing ini hanya bisa dikeringkan oleh sinar Ultra Violet (UV), paling tepat untuk benda kerja dengan permukaan lebar papan atau plywood. * Waterbased Lacquer Jenis finishing yang paling populer akhir‐akhir ini bagi para konsumen di Eropa. Menggunakan bahan pencair air murni (yang paling baik) dan resin akan tertinggal di permukaan kayu. Proses pengeringannya otomatis lebih lama dari jenis bahan finishing yang lain karena penguapan air jauh lebih lambat daripada penguapan alkohol ataupun thinner. Namun kualitas lapisan film yang diciptakan tidak kalah baik dengan NC atau melamine. Tahan air dan bahkan sekarang sudah ada jenis waterbased lacquer yang tahan goresan. Keuntungan utama yang diperoleh dari bahan jenis ini adalah lingkungan dan sosial. Di samping para karyawan ruang finishing lebih sehat, reaksi penguapan bahan kimia juga lebih kecil di rumah konsumen. Dikutip dari : Probolecturing’s blog

Mengenal Material Pelapis & Finishing Furnitur http://masisnanto.blogdetik.com/furniture/mengenal-material-pelapis-finishing-furnitur/ Published by isnanto Faktor utama dari sebuah tempat penyimpanan (storage) adalah kemampuannya untuk menampung beragam barang-barang disetiap areanya. Untuk mendukung kemampuan tersebut, tentunya tempat penyimpanan tersebut harus tersusun dari material yang tepat. Material penyusun storage terdiri dari berbagai macam bahan yang dibedakan menjadi dua macam, yakni bahan struktur dan bahan pelapis. Setiap bahan tersebut mempunyai fungsinya sendiri yang membuat furniture tak hanya terlihat lebih indah tapi juga dapat menjalankan fungsinya menjadi tempat penyimpanan yang baik. 1. MATERIAL STRUKTUR Material struktur menjadi perhatian utama dalam pemilihan furniture penyimpanan. Dengan struktur yang kuat, tentunya furniture dapat digunakan lebih baik dan usia penggunaannyapun

lebih lama. Setiap material penyusun struktur yang akan dipilih nantinya tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan masing2. Sebelum memutuskan untuk pergi ke pengrajin furniture, ada baiknya jika mengetahui jenis-jenis material yang dugunakan. Kayu Solid Kayu solid masih banyak dipilih srbagai material utama penyusun furnitur. Kebanyakan orang beranggapan bahwa kayu solid dapat bertahan lama, serta materialnya yg padat mudah diberi detail-detail tambahan untuk hiasan. Namun sepanjang penggunaanya, kayu solid akan mengalami muai susut yang dapat berpengaruh terhadap ukuran. Selain itu tanpa langkah pencegahan yang tepat, kayu solid lebih rentan terhadap rayap dan dapat mengeluarkan bubuk kayu sehingga bisa keropos. Teakblock Material ini tersusun oleh potongan kayu yang dibungkus kayu tipis. Harganyapun cukup terjangkau sehingga banyak dianjurkan untuk digunakan oleh kebanyakan pengrajin. Akan tetapi jika tidak hati-hati memilih, dalam teakblock dapat dijumpai rongga diantara potongan kayu sehingga tak dapat dipasangi paku. Multipleks Multipleks merupakan material kayu yang disusun atas beberapa lapisan kayu sejenis dengan ketebalan tertentu, dan memiliki beragam ukuran yang dapat dijumpai di toko-toko material, mulai dari 3 mm hingga 12 mm. Sebagai material sruktur untuk furnitur, multipleks cukup kokoh. Namun dipasaran harga setiap lembar multipleks lebih mahal dibandingkan material struktur lainnya sehingga harga keseluruhan furnitur pesanan dapat menjadi lebih mahal. MDF (Medium Density Fiberboard) Material penyusun struktur inimerupakan material yang lazim digunakan oleh furnitur bermerk yang banyak dijumpai di toko-toko. Harganya cukup terjangkau serta sifatnya yang mudah dibentuk membuatnya menjadi pilihan yang sesuai. Akan tetapi, pada beberapa kasus, MDF tidak mempunyai usia yang cukup panjang dibandingkan dengan material lainnya. 2. BAHAN PELAPIS / FINISHING. Apapun bahan dasar struktur yang digunakan untuk furniture penyimpanan, permukaan luarnya harus di-finishing agar tampilannya indah. Dan juga untuk menutupi beberapa kelemahan kayu dalam hal warna, tekstur dan ketahan dalam hal benturan dan keadaan cuaca. Ada berbagai jenis finishing kayu. Berdasarkan jenis materialnya, finishing untuk kayu solid dan olahan ada 2 jenis, yaitu Transparan dan Non Transparan. a. Lapisan Tranparan Politur Biasanya berbentuk serpihan atau batangan yang dicairkan dengan alkohol. Tetapi ada juga yang siap pakai dengan komposisi alkohol yang tepat. Politur diaplilasilan dengan menggunakan kain yang di poles secara berkala pada permukaan kayu. Pengaplikasian politur dapat diulang secara berkala jika warnanya sudah memudar.

Nitro Cellulose (NC) Terbuat dai bahan resin NC dan tiner. Bahan ini akan membentuk lapisan film yang tahan air, namun belum kuat untuk menahan goresan maupun benturan fisik. NC di aplikasikan dengan cara semprot (spray) bertekanan udara atau memakai kuas. Melamik Memberikan lapisan film yang lebih baik daripada NC. Permukaan kayu yang dilapis melamik menjadi sangat halus karena pori-pori kayu tertutup. Bahan ini lebih sulit untuk dilapis ulang dan akan berbau menyengat setelah aplikasi. Ada 2 pilihan finishing, yaitu matt dan glossy (mengkilat). Pengaplikasiannya dengan cara semprot atau memakai kuas. Polyurethane (PU) Merupakan jenis finishing yang paling tebal lapisan filmnya. Tampilannya menyerupai lapisan plastik sehingga membuat kayu tidak alami. Daya tahannya terhadap panas dan air sangat baik, membuat PU cocok untuk furnitur eksterior. Waterbased lacquer Menggunakan pencair air murni dan resin yang tertinggal dipermukaan kayu. Lapisannya tahan air dan goresan. Bhan ini lebih disukai oleh para konsumen dari Eropa. b. Lapisan Non Transparan. Material ini akan menutup 100% seluruh permukaan kayu dan menyembunyikan tampak aslinya. Bentuk fisiknya dapat berupa cat duco dan lapisan (laminate) dalam bentu lembaran atau rol. Cat Duco Adalah methode penyemprotan cat duco pada permukaan furnitur. Warnanya bervariasi seperti baturan dan warna-warna menyolok. Cocok untuk furnitur bernuansa modern, minimalis dan juga furnitur anak. Harganya relatif mahal dan bila sudah dicat, serat asli tidak bisa dikembalikan lagi. Pengaplikasiannya menggunakan semprot atau kuas. Dengan kemajuan tehnologi dan desain sekarang ini, berbagai motif dapat dibuat dari cat ini, seperti motif batu, marmer, motif pecah seribu maupun motif perak, tembaga dan emas. Laminate Adalah methode finishing furnitur dengan merekatkan bahan pelapis di permukaan furnitur. Proses pelapisan menggunakan lem khusus kayu, seperti lem kuning. Pelapis yang umum digunakan antara lain veneer, PVC, decosit, tacon, HPL. Veneer Terbuat dari serat tipis kayu asli. Motifnya tergantung jenis kayu ; ada motif jati, sungkai, nyatoh, kamper atau mahoni. Furnitur yang dibri lapissn ini mirip kayu asli sehingga tampilannya benar2 alami. Dijual dalam bentuk gulungan dengan lebar 10-20 cm, harganya relatif mahal. PVC (Polyvinyl Carbonate) Merupakan lapisan berbentuk lembaran dan terbuat dari plastik. Permukaannya lebih halus dibanding bahan dari plastik lain, seperti tacon dan decosif. Berbentuk lembaran ukuran 120 cm x 240 cm dan tebal 3 mm. Pilihan warna terbatas, hanya ada coklat dan warna turunannya. Harganya relatif murah.

Decosif Terbuat dari bahan plastik, lebih tipis dari tacon. Berbentuk gulungan dengan tinggi 120 cm, tebal kurang dari 1 mm, sedang panjangnya tidak terbatas. Mempunyai variasi motif cukup banyak. Harganya paling murang dibanding jenis laminate lainnya. Tacon Sama seperti Decosif, terbuat dari plastik. Berbentuk gulungan dengan tinggi 120 cm, tebal kurang dari 1 mm, sedang panjangnya tidak terbatas. Variasi motif cukup banyak dan permukaannya bertekstur. Harganya per meter lari. HPL (High Pressure Laminate) Terbuat dari campuran Akrilik dan kayu. Lapisan luarnya menyerupai kayu dan mengandung serat-serat kayu, tapi bagian belakangnya akrilik. HPL biasanya berbentuk lembaran ukuran 120 cm x 240 cm dan tebal 3 mm. Variasi motif dan warna cukup banyak serta permukaannya bertekstur. Harga bervariasi tergantung merk dan motifnya. Warna polos relatif murah dan paling mahal warna silver. Keunggulan HPL adalah mengandung unsur kayu, cocok bagi yang ingin menampilkan warnawarna alami kayu. Bahan ini kuat (karena cukup tebal) dan elastis sehingga bisa ditekuk untuk melapisi bagian tepi furniture. (disadur dari Enno Graha Artha)

Kelebihan dan kekurangan masing2 jenis finishing http://blogpenna.com/referensi-interior/kelebihan-dan-kekurangan-masing2-jenis-finishing.html

1. Finishing Transparan (Clear finish) No

Jenis Finishing

Kelebihan

Kekurangan

Mudah/gampang Cepat bila sudah bosan Memudar dgn dan lapisan/finishing permukaan a. Politur yg lama dan kayu harus dapat dipakai sering dilapis untuk Interior ulang agar maupun tetap terliha Eksterior. bagus. Bahan yang Sudah jarang cukup ramah ditemui NC lingkungan b. karena bahan (Nitrocellulose) karena terbuat bakunya dari getah yang langka. pohon.

No

Jenis Finishing

Kelebihan

Kekurangan

Tidak bisa untuk furniture eksterior, Permukaan kayu sulit dilapis sangat halus, ulang, karena pori2 setelah c. Melamik dari kayu itu diaplikasikan tertutup dan furniture memberikan akan sangat kesan mewah. berbau menyengat juga perih dimata. Harganya masih sangat Merupakan mahal dan perbaikan dari tukang kayu melamik relatif jarang sehingga tidak memakainya, PU d. berbau dan perih dikarenakan (polyurethane) dimata. Sangat dibutuhkan baik untuk pengetahuan aplikasi Interior yang luas dan Eksterior. untuk setiap proses aplikasinya

2. Finishing Non Transparan (opaque finish) Jenis Kelebihan Finishing Pilihan warna sangat banyak dan cocok a. Cat Duco untuk furniture anak yang kaya akan warna. b. Veneer Tampilan

No

Kekurangan Harga relatif mahal, proses agak lama, dan bila sudah di cat maka serat asli tidak bisa dikembalikan lagi. Harganya

Jenis Kelebihan Kekurangan Finishing sangat sangat mahal, bagus dan tipis sehingga alami lem dan dikarenakan aplikasi harus memang bagus agar bisa serat dari tahan lama. kayu asli. (lebih baik menggunakan mesin press). Variasi motif dan warnanya sangat Teksturnya beragam licin sehingga c. Laminate dan mudah tidak terkesan didapat. alami. Harganya relatif terjangkau. Warna dapat Material ini pudar dan Tacon bertekstur berwarna d. Sheet / sehingga kekuningan HPL terlihat setelah agak alami. beberapa lama. Lebih awet serta Penampilannya PVC harganya tidak alami e. (polyvinil paling juga bahannya carbonate) murah kurang ramah diantara pelapis lain.

No

Semoga informasi ini dapat membantu, thanks.. Tags: furniture, HPL, jenis finishing, kelebihan kekurangan finishing, laminate, Melamik, pengecatan

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF