Final PDF

October 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Final PDF...

Description

 

MATA KULIAH METODE DAN PENDEKATAN PERANCANGAN PENERAPAN METODE PERANCANGAN GREEN ARSITEKTUR PADA SHARMA SPRINGS BAMBOO HOUSE DAN PENERAPAN METODE REGIONALISME REGIONALISM E PADA JIN MAO TOWER   





OLEH : STEPHANIE YOAN LUTSINA 1605521012

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

 

 

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode adalah sebuah proses atau cara yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan atau sebuah maksud tertentu. Sedangkan perancangan adalah sebuah rangkaian

 proses yang dilakukan untuk mencapai hasil yang berupa rancangan. Sehingga metode perancangan dapat diartikan sebagai sebuah cara yang dilakukan untuk mencapai hasil yang berupa rancangan. Dalam sebuah proses perancangan ada berbagai macam cara yang dilakukan oleh arsitek untuk mencapai hasil rancangannya, berbagai macam cara itulah yang seringkali dikenal dengan metode perancangan dalam arsitektur. Perbedaan karakteristik dan kecendrungan arsitek dalam merancang membuat metode-metode ini terbagi menjadi banyak jenis. Metode memiliki peranan yang sangat penting dalam proses perancangan karena metode itu akan menentukan bagaimana proses perancangan itu akan berjalan sheingga akan sangat berpengaruh terhadap output dari proses perancangan. Penerapan metode perancangan ini pun berbeda-beda bergantung pada jenis metode yang digunakan. Selain itu jenis bangunan yang akan dirancang juga akan menpengaruhi jenis metode yang akan digunakan. Adalah penting bagi seorang mahasiswa arsitektur yang nantinya akan menjadi seorang arsitek untuk mengetahui dan memahami secara mendalam mengenai semua metode-metode yang ada dalam perancangan. Oleh karena itu, dalam  penulisan ini akan dibahas mengenai dua metode yang ada dalam perancangan arsitektur serta objek yang akan dianalisa. Sehingga nantinya kami akan menggunakan metode yang tepat dalam rancangan-rancangan kami. 1.2 Rumusan Masalah a)  Apa itu metode perancangan green arsitektur?  b)  Bagaimana penerapan metode perancangan green arsitektur dalam bangunan ?   c)  Apa itu metode regionalisme? d)  Bagaimana penerapan metode perancangan regionalisme dalam bangunan?  1.3 Tujuan a)  Memahami pengertian dan prinsip-prinsip dari metode perancangan green arsitektur  b)  Memahami penerapan metode perancangan green arsitektur dalam bangunan c)  Memahami pengertian dan prinsip-prinsip dari metode perancangan regionalisme d)  Memahami penerapan metode perancangan regionalisme dalam bangunan 1.4 Manfaat a)  Dapat mengetahui tentang metode-metode perancangan dalam arsitektur  b)  Dapat memahami mengenai metode-metode perancangan yang ada dalam arsitektur c)  Dapat menerapkan metode-metode perancangan dalam proses perancangan

1

 

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Green Arsitektur 2.1.1. Metode Perancangan Green Arsitektur Green arsitektur atau green design adalah sebuah pendekatan untuk sebuah  bangunan yang meminimalisir meminimalis ir bahaya terhadap kondisi manusia dan lingkungan. Dalam pendekatan ini, arsitek atau perancang akan berusaha untuk menjaga udara, air, dan tanah dengan memilih bahan yang ramah lingkungan dan teknik konstruksi yang ramah lingkungan li ngkungan (Roy, 2008). Green arsitektur memiliki karakteristik sebagai berikut : a)  Sistem ventilasi yang dirancang untuk penghawaan yang efisien  b)  Hemat energi c)  Hemat air d)  Lanskap yang dirancang untuk memaksimalkan energi matahari e)  Meminimalisir kerusakan terhadap lingkungan li ngkungan f)  Menggunakan sumber daya alternative seperti tenaga surya atau tenaga angin g)  Menggunakan msterial non-sintetis dan tidak beracun h)  Menggunakan material lokal i)  Menggunakan kayu yang ditebang secara legal

 

 j) bahan dauryang ulang (bangunan lama) k)  Menggunakan Penggunaan ruang/lahan efisien Dalam proses perancangannya green arsitektur mencakup empat bidang utama yang harus diperhatikan sebagai berikut: a)  Pengembangan tapak dengan memafaatkan lingkungan. Seperti, mengorientasikan bangunan terhadap matahari.  b)  Memilih material yang tahan lama, mengandung bahan yang dapat didaur ulang, memilih material lokal untuk mengurangi dampak negative terhadap lingkungan c)  Menerapkan konsep hemat energi pada bangunan untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman. Memanfaatkan elemen alami dan teknologi untuk melestarikan sumber daya alam, dan meningkatkan kenyamanan dan produktivitas pengguna bangunan dan juga menghemat  biaya operasional jangka panjang, serta mengurangi mengurangi polusi. d)  Meminimalkan limbah dalam proses konstruksi dengan cara mendaur ulang bahan yang bisa didaur ulang . Seperti pengunaan kembali limbah hasil pembongkaran untuk bangunan baru. Proses perancangan dari bangunan green arsitektur ini memiliki prinsip prinsip utama yang terbagi dalam lima elemen yaitu : Desain tapak berkelanjutan, Konservasi dan kualitas air, Kualitas lingkungan, Konservasi material dan sumber daya 2.1.2. Sharma Springs Bamboo House, Bali Sharma Spring merupakan sebuah villa yang terletak di Jl. Tanah Ayu, Sibang Gede, Abiansemal- Badung, Bali. Bangunan ini merupakan bangunan berstruktur  bamboo tertinggi yang ada di Bali, yang terdiri dari 6 lantai dan berada di sekitar sekit ar sungai ayung. Terdapat 4 kamar tidur dengan kamar mandi en-suite, ruang tamu, 2

 

kolam renang pribadi, dan guest house pada tanah seluas 2602 m² dan bangunan seluas 750 m². Proses pembangunan dimulai pada desember 2011 dan selesai pada desember 2012.

Gambar 1. Sharma Spring Sumber :  : http://greenvillagebali.com/houses/sharma-

Gambar 2. Konstuksi Sharma Spring Sumber :  : http://greenvillagebali.com/houses/sharma-

springs/   springs/

springs/   springs/

Sharma Spring ini dirancang oleh arsitek bernama Elora Hardy, rancangannya ini terinspirasi oleh kelopak bunga teratai. Setiap sisi dari bangunan ini akan mendapatkan pemandangan sungai ayun dan hutan ubud yang sangat indah. Analisa a)  Menggunakan material lokal berupa bambu. Bambu yang digunakan sebagai konstruksi dari bangunan ini adalah bamboo yang diambil dari  pegunungan di Bali. Bambu dipilih karena kuat untuk konstruksi, cepat meregenerasi, mudah dibentuk (lentur), ramah lingkungan karena berasal dari alam sehingga tidak berdampak negatif kepada alam. Selain pada struktur, material bamboo juga terlihat mendominasi semua sudut interior  bangunan yaitu pada lantai, furniture, dinding,dll. dinding,dll.  b)  Proses pengerjaan konstruksi menggunakan tangan dan meminimalisir  penggunaan alat. Karena penggunaan material yang berasal dari alam, maka proses pengerjaannya pun didominasi dengan menggunakan tangan, dengan memanfaatkan keahlian para pengrajin. c)  Menghemat energy dan orientasi terhadap matahari. Sharma Spring ini cenderung di desain terbuka dan terletak di tengah hutan yang rindang dan  berada di dekat sungai ayung. Hal ini sangat menguntungkan, desain yang terbuka akan sangat membantu penghawaan dalam bangunan. Bangunan ini menggunakan sistem air pump dan cross ventilation untuk  penghawaanya. Selain itu, desain yang terbuka akan sangat menghemat energi karena di siang hari tidak diperlukan penggunaan lampu. d)  Memanfaatkan sinar matahari. Bangunan ini tidak menggunakan pemanas  buatan, semua pemanas dihasilkan oleh cahaya matahari. e)  Terdapat kolam air disekitar bangunan dengan banyak tumbuhan yang rindang. Hal ini dapat membuat udara semakin sejuk serta meningkatkan kualitas udara dan air. f)  Sebagian besar jendela dan atap pada bangunan ini dapat dibuka dan ditutup sehingga penghawaan dan pencahayaan dapat diatur sesuai kebutuhan.

3

 

Dari hasil analisa diatas saya menyimpulkan bahwa perancangan Sharma Spring menggunakan metode green arsitektur karena semua prinsip dan karakteristik dari metode green arsitektur di terapkan pada bangunan Sharma Spring ini.

Gambar 3. Interior Sharma Spring Sumber :  : http://greenvillagebali.com/houses/sharma-

Gambar 4. Interior Sharma Spring Sumber :  : http://greenvillagebali.com/houses/sharma-

springs/   springs/

springs/   springs/

2.2 Regionalisme 2.2.1.Metode Perancangan Regionalisme

Regionalisme berasal dari kata region, seperti yang kita tahu region memiliki arti daerah. Sehingga arsitektur regionalism adalah arsitektur yang berkembang sesuai dengan daerahnya. Regionalisme merupakan pendekatan yang berusaha untuk mengembangkan kembali arsitektur tradisional di tengah jaman modern. Regionalisme adalah sebuah upaya untuk mempertahankan arsitektur lama dan arsitektur yang baru karena hilangnya identitas pada arsitektur akibat  berkembangnya arsitektur modern. Suhu Ozkan membagi arsitektur regionalisme menjadi dua bagian besar yaitu : a)  Regionalisme Konkrit Regionalisme konkrit adalah sebuah pendekatan kepada ekspresi regional dengan mencontoh bagian-bagian atau seluruh bangunan pada suatu daerah.  b)  Regionalisme Abstrak Regionalisme abstrak adalah penggabungan dari unsur-unsur kualitas abstrak bangunan. Regionalisme adalah pendekatan yang menuntut arsitek untuk menjadi modern namun tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi atau nilai-nilai lokal. Nilai-nilai lokal yang dimaksud adalah nilai-nilai lokal dimana tempat bangunan itu  berada.Adapun nilai-nilai yang diutamakan dalami regionalisme adalah sebagai  berikut : a)  Memanfaatkan keunikan tapak atau lokasi. Misalnya menggunakan ciri khas lokal sekitar tapak atau memanfaatkan topografi tapak ta pak  b)  Menggunakan material lokal sesuai daerah tersebut dan alami 4

 

c)  Memperhatikan iklim, sehingga bangunan akan merespon iklim yang ada di sekitar tempat bangunan itu dibangun d)  Memperhatikan karakteristik kultural. Menggunakan nilai-nilai kultural yang ada pada daerah tersebut, baik dalam bentuk arsitektur, organisasi ruang, dll. 2.2.2. Jin Mao Tower, Shanghai Jin Mao tower merupakan bangunan pencakar langit yang berada di Shanghai, tepatnya terletak di Luijiazui, Pudong, Shanghai, Cina. Bangunan setinggi 420.5m ini tereletak di tanah seluas 24,000 m². Terdiri dari 88 lantai yng befungsi sebagai  perkantoran, hotel (Grand Hyatt Shanghai), basement, basement, exhibition hall, dan mall Analisa : a)  Denah dari bangunan ini terinspirasi oleh arsitektur pagoda yang  berbentuk segi delapan serta memiliki sistem struktur yang menunjang konsep pagoda. Memiliki bentuk silang pada keempat sisi dan semakin mengecil ke atas.

Gambar 5. Interior Sharma Spring Sumber : Jimmy Priatman, 2016, Bangunan Tinggi Multifungsi sebagai Sintesis

Arsitektur dan Struktur

Gambar 6. Denah Timber Pagoda https://www.google.co.id   Sumber:  https://www.google.co.id Sumber:

5

 

 b)  Karena bentuk denah yang terinspirasi oleh bentuk pagoda cina, maka fasad dari bangunan ini pun juga menyerupai pagoda Cina. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan dalam penggunaan material dan ketinggian bangunan

Gambar 7. Jin Mao Tower Sumber: https://www.google.co.id   Sumber: 

Gambar 8. Pagoda China Sumber: https://www.google.co.id  Sumber:  https://www.google.co.id 

c)  Bangunan ini juga didasarkan pada tradisi Cina atau feng shui yang  percaya akan angka-angka keberuntungan. Angka 8 dalam tradisi cina merupakan angka keberuntungan dan angka kemakmuran, sehingga  berbagai komponen dalam bangunan ini berpacu pada angka 8 atau  pengulangan angka 8. Adapun komponen tersebut mencakup : proporsi  bangunan dengan rasio 8:1 (rasio tinggi dan lebar), denah berbentuk oktagonal (segi delapan), memiliki 8 mega kolom komposit eksterior, 8 mega kolom baja eksterior, 8 outriggers truss.

Gambar 9. Denah Kolom Jin Mao Tower

Sumber:  https://www.google.co.id   Sumber:

Gambar 10. Denah Outriggers Jin Mao Tower

Sumber:  https://www.google.co.id   Sumber:

6

 

d)  Penambahan ornamen .pada bangunan seperti ornamen yang ada pada  pagoda. Terdapat ornamen di bagian paling atas bangunan yang menyerupai ornamen pagoda.

Gambar 11. Puncak Jin Mao Tower Sumber:  https://www.google.co.id   Sumber:

Gambar 11. Puncak Pagoda Cina Sumber:  https://www.google.co.id   Sumber:

Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa arsitektur Jin Mao Tower yang terletak di Shanghai, Cina mengadaptasi arsitektur Pagoda Cina serta mengadopsi tradisi Cina yaitu berorientasi pada angka-angka keberuntungan atau feng shui menurut masyarakat Cina. Walaupun mengadaptasi tradisi dan lokalitas bangunan ini tetap terlihat sangat modern dan futuristic atau universal. Sehingga dapat dinyatakan bahwa arsitektur Jin Mao Tower merupakan arsitektur regionalisme, yaitu arsitektur perpaduan antara modern dan tradisional. Menurut sya, regionalisme adalah arsitektur yang berkembang sesuai dengan tradisi atau lokalitas daerah asal yang dipadukan dengan gaya modern atau yang universal (dapat diterima masyarakat dari berbagai belahan dunia).

7

 

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa green arsitektur adalah metode perancangan yang  berasal dari alam, sehingga menggunakan bahan-bahan yang alami dan bangunan yang akan dibangun nantinya tidak akan merusak alam atau berdampak buruk bagi alam. Sedangkan, metode perancangan regionalisme adalah metode pendekatan  perancangan yang berasal dari tradisi lingkungan sekitar lokasi bangunan (daerah asal) yang akan berkolaborasi dengan rancangan yang universal(dapat diterima seluruh belahan masyarakat) atau yang sedang berkembang di jamannya atau dengan kata lain modern. 3.2 Saran

Sebagai arsitek ada baiknya dapat menghasilkan rancangan yang tidak merusak alam, sehingga alam kita lebih terjaga dan dapat bertahan untuk waktu yang lebih lama dan kita dapat hidup berkesinambungan dengan alam. Sebagai arsitek juga ada baiknya kita tidak melupakan tradisi di era modern ini, dan dapat melakukan  perpaduan-perpaduan antara arsitektur tradisional dengan modern namun tidak melupakan tata nilai arsitektur tradisionalnya pada rancangan kita nantinya. Sehingga tradisi kita tidak akan hilang dan dapat diturunkan ke generasi berikutnya.

8

 

DAFTAR PUSTAKA

Amany Ragheb, Hisham El-Shimy, Ghada Ragheb, 2015, Green Architecture: A Concept Of Sustainability, Delta University for Science and Technology http://greenvillagebali.com/houses/sharma-springs/   http://greenvillagebali.com/houses/sharma-springs/ http://ibuku.com/sharma-springs-gardens/   http://ibuku.com/sharma-springs-gardens/ https://www.urbanloka.com/sharma-springs-sensasi-menikmati-alam-ubud-dari-hunian bambu-super-cozy-ini/    bambu-super-cozy-ini/ Agus Dharma, 2014, Aplikasi Regionalisme dalam Desain Arsitektur, Universitas Gunadarma https://quod.lib.umich.edu/a/ars/13441566.0046.005/--performing-center-in-a-vertical-risemultilevel-pagodas?trgt=fg_13441566.0046.005-00000025b;view=fulltext   multilevel-pagodas?trgt=fg_13441566.0046.005-00000025b;view=fulltext Jimmy Priatman, 2016, Bangunan Tinggi Multifungsi Sebagai Sintesis Arsitektur dan Strktur (Studi Analisis: Jin Mao Tower-Grand Hyatt Shanghai), Universitas Kristen Petra

9

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF