September 29, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Download Filum Platyhelminthes Dan Filum Aschelminthes...
Filum Platyhelminthes dan Filum Aschelminthes
P latyhelm latyhelmii nthes nthes and Phylum P hylum Asche A schelminthes lminthes Helvinawati
[email protected] Abstrak Praktikum yang berjudul “Filum “Filum Platyhelminthes dan Filum Aschelminthes Aschelminthes”” telah
dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati mengamati berbagai ciri morfologi dan struktur dari anggota filum platyhelminthes, untuk mengetahui berbagai spesies yang termasuk dalam filum platyhelminthes, untuk mengetahui spesies dari aschelminthes yang hidup di lingkungan manusia dan untuk mengetahui ciri yang dimiliki oleh anggota dari aschelminthes. Praktikum ini dilakukan dengan metode pengamatan secara langsung dengan memperhatikan bentuk cacing hati yang terdapat pada preparat yang sedang diamati. Adapun hasil dari praktikum ini adalah pada kelas turbellaria dapat diamati Planaria sp, pada kelas trematoda dapat diamati Fasciola hepatica, hepatica, pada kelas cestoda dapat diamati Taenia saginata dan saginata dan pada kelas nematoda dapat diamati Ascaris diamati Ascaris lumbricoides lumbricoides.. Kata Kunci: Platyhelminthe Platyhelminthes, s, aschelminthes, aschelminthes, trematoda, trematoda, nematoda, cestoda.
Absttract Abs ract The practicum entitled "Phylum Platyhelminthes and Phylum Aschelminthes" has been held at the Biology Education Laboratory of FKIP Syiah Kuala University. This practicum aims to observe the various morphological and structural features of the members of the phylum of the platyhelminthes, to find out the various species included in the phylum platyhelminthes, to find out the species of aschelminthes that live in the human environment and to determine the characteristics possessed by members of the aschelminthes. This practicum is conducted by direct observation method by observing the shape of the liver worm found in the preparation being observed. The results of this practicum are that in the turbellaria class Planaria sp can be observed, in the trematode class Fasciola hepatica can be observed, in the cestoda class Taenia saginata can be observed observed and in the nematode class class Ascaris lumbricoides lumbricoides can can be observed. observed. K eywords: ywords: Platyhelminthes, Platyhelminthes, aschelminthes, trematodes, nematodes, cestodes.
1
Helvinawati: Filum Platyhelminthes dan Filum Aschelminthes
Pendahuluan Cacing ( Helminths) Helminths) adalah golongan hewan yang mempunyai banyak sel multiseluler dan dengan tubuh yang bentuknya simetris bilateral. Filum cacing terbagi atas filum platyhelminthes dan filum nemathelminthes. Terdapat 2 kelas dalam filum platyhelminthes, yaitu kelas cestoda dan kelas trematoda, sedangkan filum Nemathelminthes, Nemathelm inthes, yaitu kelas nematoda yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia maupun hewan. Cacing nematoda yang menginfeksi manusia, tergantung pada , 2019, p. 43). spesiesnya (Roring (Roring , Platyhelminthes termasuk dalam divisi Bilateria dengan ciri-ciri tubuhnya mempunyai sifat bilateral, sudah mempunyai sistem organ dan terdapat rongga antara dinding tubuh dan organ-organ dalam,
mempunyai pencernaan yang umumnya komplit, mulut dan anus berbeda letaknya, bersifat triploblastik, mempunyai mempunyai tiga lapisan benih ( germ) germ) pada stadium embrional. Platyhelminthes termasuk dalam seksi Aceolomata yakni tidak mempunyai rongga tubuh, rongga antara dinding tubuh dan organorgan dalam terisi parenkim (jaringan dasar) (Yanuhar, 2018, p. 77). Nemathelminthes Nemathe lminthes dikenal juga dengan nama Aschelminthes Aschelminthes.. Berasal dari kata Nema = benang, Aschel = gilig/bulat dan helmin helmin = cacing. Adapun ciri-ciri umum dari nemathelminthes yaitu tubuhnya bulat panjang, silindris atau filiform yang ujungnya membulat, bilateral simetris dan tidak memiliki segmen-segmen, memiliki pseudocoelom/pseudocela pseudocoelom /pseudocela atau rongga badan yang dibentuk oleh mesoderm. Rongga itu bukan rongga sebenarnya (acoelom), (acoelom), tractus digestivus terdiri dari mulut, oesophagus, intestinum dan anus, sistem cardiovascular terdiri dari pipa-pipa muscular dan tidak memiliki jantung (cor), dan tidak memiliki sistem respirasi khusus dan organ ekskresi hanya berupa saluran dan sel-sel glanduler (Yanti, 2018, p. 91). 2
Ektoparasit yang ditemukan dalam penelitian ini adalah Pseudorhabdo Pseudorhabdosynochus synochus.. Yang termasuk dalam genus Pseudorhabdosynochus. Cacing ini termasuk dalam filum platyhelminthes karena memiliki bentuk tubuh pipih dan memiliki organ pelekatan pada inang (Fidyandini, 2012, p. 105). 105 ). Salah satu contoh hewan dari Filum Platyhelminthes, yaitu Fasciola hepatica hepatica dan Taenia saginata. saginata. sedangakan contoh hewan dari Filum Nemathelminthes, yaitu Ascaris ( Rahmawati,, lumbricoides atau cacing perut (Rahmawati lumbricoides 2014 p. 419). Metode/ Cara Kerja Waktu dan Tempat Praktikum dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh pada tanggal 28 Oktober 2019.
Target/Subjek/Populasi/Sampel Pada platyhelminthes praktikum ini dilakukan oleh para praktikan dengan tujuan untuk mengamati berbagai ciri morfologi dan struktur dari anggota filum platyhelminthes dan untuk mengetahui berbagai spesies yang termasuk dalam filum platyhelminthes. Alat dan bahan yang digunakan adalah mikroskop stereo, alat bedah, petridish, nampan bedah, aquadest, formalin, Planaria, Fasciola hepatica dan siput Limnaea. Pada aschelminthes praktikum ini dilakukan oleh para praktikan dengan tujuan untuk mengetahui spesies dari aschelminthes yang hidup di lingkungan manusia dan untuk mengetahui ciri yang dimiliki oleh anggota dari aschelminthes. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah mikroskop stereo, alat bedah, nampan bedah, air selokan, air kolam, air sungai, Brachionus sp, Philodina sp dan Ascharis lumbriciodes lumbriciodes..
Helvinawati: Filum Platyhelminthes dan Filum Aschelminthes
Prosedur Langkah kerja atau prosedur pada praktikum filum platyhelminthes ini adalah yang pertama pada kelas turbellaria sediakan Planaria sp yang berhabitat perairan jernih terutama sungai atau danau, lalu ambil seekor Planaria sp dengan pipet berlubang besar masukkan ke petridish berisi air, kemudian diamati dengan mikroskop stereo pergerakkannya, pergerakka nnya, selanjutnya letakkan petridish yang berisi Planaria berisi Planaria sp di atas kertas grafik dan atur kertas grafik hingga garis searah dengan gerakkan yang dilakukan oleh Planaria sp tersebut, kemudian letakkan sepotong daging/sepotong cacing dalam cawan petri tadi dan amati cara makannya, setelah itu baru gambarlah Planaria sp dari dorsal di saat tubuh tidak mengkerut dan diberi keterangannya. keterangannya. Kemudian pada kelas trematoda yang pertama sediakan Fasciola hepatica hepatica yang hidup di hati atau empedu kerbau kerbau atau biri-biri dan kadang-kadang pada manusia, lalu diperhatikan dibawah mikroksop, setelah itu digambar dan beri keterangannya. keterangannya. Selanjutnya adapaun langkah kerja atau prosedur pada praktikum filum aschelminthes aschelminthes ini adalah yang pertama pada kelas rotifera sediakan Brachionus sp, setelah itu amati lalu digambarkan dan diberikan keterangannya. Kemudian pada kelas nematoda sediakan Ascaris lumbricoides lumbricoides dan kumpulkan dalam NaCl o,85 %. Lalu dipotong dinding tubuh ascaris sepanjang medio-dorsal dimulai 1 cm dari depan sampai kebelakang, selanjutnya perhatikan bagian bagian tubuhnya. Data instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari hasil praktikum ini berupa foto hasil pengama pengamatan tan praktikum pada beberapa sampel yang telah disediakan.
Teknik Analisi Data Data yang didapatkan menggunakan metode pengamatan secara langsung oleh seluruh praktikan. Hasil dan Pembahasan Platyhelminthes adalah cacing daun yang umumnya bertubuh pipih. Beberapa ahli menganggap nemertia, yaitu satu kelas yang tergabung dalam filum platyhelminthes sebagai filum tersendiri yaitu filum nemertia. Cacing daun bersifat triploblastik, tetapi tidak berselom. Ruang digesti berupa ruang gastrovaskular yang tidak lengkap. simetri bilateral, aselomata aselomata (belum memiliki rongga tubuh), bersifat hermaprodit. Memiliki sistem organ sederhana (misal sistem pencernaan terdiri atas mulut, faring, usus dan tanpa anus dan respirasi melalui difusi dari permukaan tubuhnya). Hidup secara bebas dan ada pula yang parasit. Klasifikasi pltyhelminthes didasarkan pada cara hidup dan struktur tubuh yang dimiliki ada 3 kelas yaitu turbellaria diwakili oleh planaria (hidup bebas), trematoda diwakili oleh cacing hisap (parasit) dan cestoda diwakili oleh cacing pita (parasit). Karakteristik anggota kelas trematoda, yaitu merupakan cacing daun digenetik dan aspidogastrea (digenetic and aspidogastrean flukes), tubuh dilindungi oleh integument, dengan sucker tunggal atau lebih tidak
memiliki prohaptor dan opisthaptor, kebanyakan kebanyak an mempunyai dua atau tiga inang di sepanjang siklus hidupnya, kebanyakan juga merupakan endoparasit endoparasit (Syafutra , Syafutra , 2015, p. 5). Secara umum cacing dewasa dari kelas cestoidea disebut cacing pita karena memiliki ciri-ciri sebagai morfologi umum pipih dorsoventral seperti pita. Tubuh cacing dari kelas cestoidea terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala (scolex) yang dilengkapi dengan alat melekat atau sucker. Rostellum (semacam benjolan pada kepala), dan leher yang merupakan merupakan bagian-bagian bagian-bagia n yang sempit antara kepala dan badan. Cacing ini memiliki panjang yang
3
Helvinawati: Filum Platyhelminthes dan Filum Aschelminthes
berbeda-beda, dari beberapa centimeter berbeda-beda, sampai mencapai 60 meter, dengan lebarnya beberapa milimeter milimeter (Anggraini, (Anggraini, 2017, p. 88). Kebanyakan filum platyhelminthes hidup sebagai parasit, maka umumnya merugikan manusia, baik langsung sebagai parasit pada tubuh manusia maupun parasit pada binatang peliharaan seperti babi, sapi, anjing dan sebagainya. Usaha-usaha untuk mencegah infeksi pada manusia atau binatang peliharaan biasanya dengan memutuskan memutuskan siklus hidupnya baik mencegah mencegah jangan sampai terjadi infeksi pada hospes perantara maupun pada hospes tetapnya sendiri. sendiri.
Pada filum aschelminthes, bentuk umum agak panjang dan silindris terutama kelompok nematoda. Tidak mempunyai bentuk kepala yang nyata. Adapun ciri khas aschelminthes yaitu tubuh dilindungi lapisan kuticula scleroprotein, pada beberapa hewan berupa cangkang, saluran pencernaan lengkap, susunan pernafasan dan peredaran darah tidak ada, karena merupakan hewan air yang sangat kecil, protonefhridia kadang-kadang ada. Aschelminthes dibagi menjadi dua subfilum yaitu trochelminthes dan subfilum nemathelminthes. Subfilum trochelminthes meliputi kelas gastrotricha, rotifera dan kynorhycha sedangkan subfilum nemathelminthes meliputi kelas nematoda dan nematomorpha.
sangat adaptif pada habitat dengan dengan substrat berlumpur, liat maupun pasir. Nematoda juga sangat toleran terhadap lingkungan yang kurang oksigen karena laju respirasi nematoda lebih rendah dibandingkan dengan meiofauna lain (Suryani, 2010, p. 5). Dalam praktikum ini yang digunakan sebagai sampel yang diamati adalah Planaria sp, Fasciola hepatica, hepatica, Taenia saginata saginata dan Ascaris lumbricoides. lumbricoides. Pengamatan pertama yaitu dilakukan pada Planaria sp. Seperti yang tampak pada gambar 1.
Gambar 1 Planaria sp ( Dugesia Dugesia sp) (Dok: https://bit.ly/2qdErCW) https://bit.ly/2qdErCW) Planaria termasuk dalam filum platyhelminthes yang memiliki bentuk tubuh pipih dan simetri bilateral. Planaria berhabitat di air tawar (kolam, danau atau sungai yang bersih). Tubuh planaria tersusun dari bagian cranial, trunchus dan caudal. Bagian cranial terdapat kepala dengan sepasang eye spot yang berfungsi sebagai fotoreseptor dan
t ubuh lurus Nematoda memiliki bentuk tubuh memanjang yang sesuai hidup sebagai organisme penggali maupun intertisial diantara butiran sedimen berlumpur maupun berpasir dan memiliki kutikula yang tebal dan licin sebagai pelindung agar terhindar dari goresan ketika menggali sedimen. Nematoda memiliki karakteristik reproduksi hermafrodit dan partenogenesis serta sifat reproduksinya yang berulang-ulang sehingga dapat meningkatkan populasinya dengan cepat.
sepasang auricle yang terletak dibagian lateral tubuh pada bagian cranial. Planaria merupakan hewan triploblastik aselomata dengan tubuh planaria tersusun solid tanpa adanya coelom. Semua ruangan yang terletak di antara organ viseral tersusun oleh mesenkim,, yang lebih dikenal dengan sebutan mesenkim parenkim. Reproduksi planaria terjadi melalui dua moda, yaitu reproduksi aseksual (transverse fission) dan reproduksi seksual dengan pembentukan pembentuka n gamet. Pada reproduksi seksualnya, planaria dikenal sebagai hewan
Selain itu Nematoda merupakan hewan yang
hermafrodit.
4
Individu
planaria
yang
Helvinawati: Filum Platyhelminthes dan Filum Aschelminthes
bereproduksi secara seksual (sexual strain) mampu membentuk organ reproduksi yang berkembang berkemba ng pasca masa embrional, sedangkan individu yang bereproduksi secara aseksual (asexual strain) gagal membentuk organ reproduksi sehingga mutlak
Ordo : Echinostomida Echinostomida Famili : Fasciolidae Genus : Fasciola Spesies : Fasciola hepatica : Fasciola hepatica Pengamatan yang ketiga yaitu dilakukan pada Taenia saginata. saginata. Seperti yang
bereproduksi melalui pembelahan melalui pembe lahan transv ersal Planaria sp merupakan salah satu transversal contoh dari kelas turbellaria (Palupi, 2016, p. 40). Berikut klasifikasi Planaria klasifikasi Planaria sp: Kingdom : Animalia Filum : Platyhelminthes Platyhelminthes Kelas : Turbellaria Ordo : Tricladida Famili : Paludicola Genus : Planaria Spesies : Planaria sp : Planaria Pengamatan yang kedua yaitu dilakukan pada Fasciola hepatica. hepatica. Seperti
tampak pada gambar 3.
yang tampak pada gambar 2.
Gambar 2 Fasciola hepatica (https://bit.ly/2PCICD0) (https://bit.ly/2PCICD0) Fasciola hepatica termasuk dalam filum platyhelminthes dan kelas trematoda. Adapun ciri dari Fasciola hepatica yaitu merupakan cacing parasit (parasit internal) yaitu cacing hati yang dapat menginfeksi manusia. Memiliki alat penghisap pada bagian mulutnya, berfungsi menempelkan cacing hati pada inangnya untuk mendapatkan makana makanan. n. Bersifat hermaprodit, tubuh dilengkapi organ reproduksi yang dapat menghasilkan 2 macam gamet. Berikut klasifikaisi Fasciola klasifikaisi Fasciola hepatica hepatica: Kingdom : Animalia Filum : Platyhelminthes Platyhelminthes Kelas : Trematoda 5
Gambar 3 Taenia saginata (Dok: https://bit.ly/2pryrXn) https://bit.ly/2pryrXn) Taenia saginata termasuk dalam filum platyhelminthes dan kelas cestoda. Untuk cestoda, kunci identifikasi cacing ini berdasarkan bentuk morfologinya yang seperti berdasarkan seperti pita, terdiri atas segmen-segmen segmen-segmen proglotid yang merupakan ciri spesifik parasit ini (Umara, 2014, p. 111). saganita merupakan cacing Taenia saganita parasit (parasit internal) internal) yaitu cacing hati yang dapat menginfeksi manusia. Memiliki alat penghisap pada bagian mulutnya, berfungsi menempelkan cacing hati pada inangnya untuk mendapatkan makanan. Bersifat hermaprodit, tubuh dilengkapi organ reproduksi yang dapat menghasilkan 2 macam gamet. Berikut klasifikasi Taenia saganita: saganita: Kingdom : Animalia Filum : Platyhelminthes Kelas : Cestoda Ordo : Cyclophyllidea Famili : Taeniidae Genus : Taenia Spesies : Taenia saginata Pengamatan yang keempat yaitu dilakukan pada Ascaris lumbricoides. lumbricoides. Seperti yang tampak pada gambar 4.
Helvinawati: Filum Platyhelminthes dan Filum Aschelminthes
kelas trematoda dapat diamati Fasciola hepatica,, pada kelas cestoda dapat diamati hepatica Taenia saginata saginata dan pada kelas nematoda dapat diamati Ascaris diamati Ascaris lumbricoides lumbricoides.. Saran
Gambar 4 Ascaris lumbricoides (Dok: https://bit.ly/2r5KvOd) https://bit.ly/2r5KvOd) Ascaris lumbricoides termasuk dalam filum aschelminthes dan kelas nematoda. Adapun ciri-ciri dari Ascaris lumbricoides Parasit pada usus manusia (di sebut juga cacing perut). Bukan hermaprodit, reproduksi secara seksual, cacing jantan lebih kecil ukurannya di banding dengan cacing betina, memiliki panjang bervariasi dan pada jantan memiliki spikulum, sedangkan pada betina tidak memiliki spikulum. infeksi cacing ascaris menyebabkan penyakit askariasis, umumnya menyerang anak-anak. Infeksi melalui makanan atau minuman yang mengandung telur ascaris. Berikut klasifikasi Ascaris lumbricoides lumbricoides:: Kingdom : Animalia Filum : Nematoda Kelas : Secernentea Ordo : Ascaridida Famili : Ascarididae Genus Spesies
: Ascaris : Ascaris lumbricoides : Ascaris lumbricoides
Simpulan dan Saran Simpulan Klasifikasi pltyhelminthes didasarkan pada cara hidup dan struktur tubuh yang dimiliki ada 3 kelas, yaitu turbellaria, trematoda dan cestoda. Sedangkan
Aschelminthes dibagi menjadi dua subfilum yaitu trochelminthes dan subfilum nemathelminthes. Dan Adapun hasil dari praktikum ini adalah pada kelas turbellaria dapat diamati Planaria sp, pada 6
Pada saat melakukan praktikum sebaiknya mahasiswa sudah memiliki pengetahuan dasar tentang praktikum yang akan dilaksanakan, hal ini diharapkan supaya saat melakukan praktikum mahasiswa lebih mudah mengerti mengenai yang sedang dipraktikumkan. Daftar Pustaka Fidyandini, H. P., & Subekti, S. (2012). Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Bandeng (Chanos (Chanos chanos) chanos) Yang Dipelihara Di Karamba Jaring Apung Upbl Situbondo Dan Di Tambak
Desa Bangunrejo Kecamatan Jabon Sidoarjo. Journal Sidoarjo. Journal of Marine and Coastal Science, Science, 1(2), 91-112. Roring, T., Simbala, H., & de Queljoe, E. (2019). Uji Efek Antelmintik Ekstrak Etanol Daun Pinang Yaki ( Areca vestiaria)) Terhadap Cacing Gelang vestiaria ( Ascaris Ascaris lumbricoides lumbricoides)) Secara In Vitro. Jurnal Vitro. Jurnal Pharmacon Pharmacon,, 8(3), 42-49. Rahmawati, A. (2014). Pengembangan LKS Pengamatan Subpokok Bahasan Filum Platyhelminthes, Nemathelminthes, Nemathelminthes, dan Annelida Berorientasi Concept Attainment Model untuk Kelas X SMA. Jurnal SMA. Jurnal Bio Edu, Edu, 3(1), 416-421. Palupi, E. S., Sari, I. A. A. R. P., & Wibowo, E. S. (2016). Tahapan Perkembangan Organ Reproduksi Seksual Planaria Dari Perairan Lereng Gunung Slamet, Baturraden, Banyumas. Jurnal Banyumas. Jurnal Sains & Matematika,, 3(2), 39-44. Matematika Syafutra, R., & Pertanian, K. (2015). (2015). Identifikasi Dan Prevalensi Cacing Intestinal Pada Kijang Bangka ( Muntiacus Muntiacus muntjak bancanus bancanus)) Dari Penangkaran Satwa Zakaria,
Helvinawati: Filum Platyhelminthes dan Filum Aschelminthes
Ilmiah,, Pangkalpinang, Bangka. Jurnal Ilmiah 2(1), 2-8. Umara, L. S. A. (2014). Identifikasi Parasit Pada Ikan Gabus (Channa (Channa striata) striata) Di Desa Meunasah Manyang Lamlhom Kecamatan Lhoknga Aceh
Anggraini, R., & Gultom, E. S. (2017). Identifikasi Ektoparasit Pada Insang Ikan Mas Koki ( Carassius (Carassius auratus). auratus ). Jurnal Jurnal Biosains, Biosains, 3(2), 86-89. Yanti, F., & Nurhadi. (2018), Taksonomi Invertebrata.. Yogyaka Invertebrata Yogyakarta: rta: Deepublish.
Besar. Besar. Jurnal Jurnal Medika Veterinaria, 8(2), 110-113. Suryani, S., Mahatma, R., & Khairijon, K. (2010). Struktur Komunitas Meiofauna di Kawasan Mangrove Desa Teluk Uma Kabupaten Karim. Jurnal Karim. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahu Pengetahuan an Alam Universitas Riau,, 1(2), 1-10. Riau
Yanuhar, U. (2018). Averte (2018). Avertebrata brata.. Malang: UB Press. Setiyawan, D. P., dan Nuryanti, H. (2014). Rumus Anti Lupa Biologi. Biologi. Jakarta: Laksana.
7