Fhardi Suganda 18708 Laporan Eksplorasi Pt Indo Mining Resources
April 4, 2017 | Author: Fhardi Suganda | Category: N/A
Short Description
Download Fhardi Suganda 18708 Laporan Eksplorasi Pt Indo Mining Resources...
Description
LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT. INDO MINING RESOURCES
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan industri serta pesatnya perkembangan otomotif pada dewasa ini, maka keperluan akan energi semakin meningkat pula, hal ini mengakibatkan sumber energi konvensional minyak bumi cadangannya semakin menipis. Sehingga batubara sebagai salah satu energi alternatif merupakan sumber energi primadona baik di waktu sekarang maupun akan datang sebagai pengganti minyak bumi. Kebutuhan dan pemanfaatan bahan galian batubara sebagai sumber energi alternatif selain minyak bumi yang cenderung meningkat saat ini telah mendorong kegiatan penyelidikan potensi batubara di berbagai daerah. Kegiatan eksplorasi atau penyelidikan terperinci diantaranya telah dilaksanakan oleh PT. INDO MINING RESOURCES (PT. IMR) pada ruang lahan seluas 5.061,00 Ha di wilayah Nagari Sinamar dan Nagari Tanjung Alam, Kecamatan Asam Jujuhan Kabupaten Dharmasraya. Penyelidikan terperinci (ekplorasi) didasarkan atas Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi – KW 03213012 IMR sebagaimana Keputusan Bupati Dharmasraya No. 189.1/169/KPTS-BUP/2010.
1.2.
MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari kegiatan eksplorasi atau penyelidikan terperinci bahan galian batubara oleh PT. INDO MINING RESOURCES adalah sebagai berikut : a. Sebagai dasar kajian / analisis kemungkinan dilakukannya investasi terhadap endapan batubara di daerah penyelidikan. b. Untuk mengetahui keterdapatan,keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas serta kualitas endapan batubara di daerah penyelidikan. c. Membuat model tiga-dimensi endapan batubara secara lebih detail
1.3.
LOKASI DERAH PENYELIDIKAN
1.3.1.
Lokasi dan Luas Wilayah Sebagaimana lokasi IUP Eksplorasi, usulan peningkatkan menjadi IUP Operasi Produksi batubara oleh PT. IMR juga berada di wilayah Nagari Sinamar dan Nagari Tanjung Alam, Kecamatan Asam Jujuhan, Kabupaten Dharmasraya . Luas wilayah IUP Eksplorasi meliputi ruang lahan seluas 5.061,00 Ha – sesuai Lampiran I Keputusan Bupati Dharmasraya No. 189.1/9/KPTSBUP/2009. Berdasarkan atas hasil kegiatan eksplorasi, maka luas wilayah yang diajukan menjadi IUP Operasi Produksi juga ± 5.061 Ha (Gambar 2).
1.3.2.
Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Kesampaian daerah – wilayah IUP Operasi Produksi batubara yang dimohonkan oleh PT. Indo Mining Resources (Gambar 1), adalah sebagai berikut. Kota Padang – Sungai Rumbai berjarak 220 Km dengan kondisi permukaan jalan aspal hot-mix – bagian dari ruas jalan Lintas Sumatera. Sungai Rumbai – Nagari Sinamar berjarak 20 Km dengan permukaan ruas jalan masih berupa tanah dan perkerasan. Sungai Rumbai – Nagari Tanjung Alam berjarak 30 Km dengan ruas jalan masih permukaan tanah dan perkerasan kerikil. Nagari Sinamar – Nagari Tanjung Alam berjarak 5 Km dengan ruas jalan masih permukaan tanah dan perkerasan kerikil. Sarana perhubungan yang telah tersedia untuk dapat mencapai wilayah Nagari Sinamar dan Tanjung Alam dikemukakan pula sebagai berikut. Kota Padang – Sungai Rumbai dapat ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan bermotor. Lama waktu tempuh dari Kota Padang berkisar 5 – 6 jam. Sungai Rumbai – Nagari Sinamar dapat ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan (lama waktu tempuh berkisar 2 jam). Akan tetapi, karena permukaan jalan masih berupa tanah dan perkerasan, maka kendaraan yang paling baik digunakan adalah jenis penggerak 4 roda (4 wheel drive). Sungai Rumbai – Nagari Tanjung Alam dapat ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan (lama waktu tempuh berkisar 2 jam). Karena permukaan jalan masih berupa tanah dan perkerasan, juga lebih baik digunakan kendaraan penggerak 4 roda (4 wheel drive). Nagari Sinamar – Nagari Tanjuang Alam berjarak 5 Km dengan ruas jalan masih permukaan tanah dan perkerasan kerikil, dapat ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan (lama waktu tempuh berkisar 30 menit). Karena permukaan jalan masih berupa tanah dan perkerasan, juga lebih baik digunakan kendaraan penggerak 4 roda (4 wheel drive).
1.4.
KEADAAN LINGKUNGAN DAERAH
1.4.1. Iklim Data iklim – curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin dan penyinaran matahari – wilayah usulan IUP Operasi Produksi PT. IMR untuk rentang waktu 5 (lima) Tahun terakhir diperoleh dari Stasiun Curah Hujan pada Balai PSDA dan Bendung Daerah Irigasi Batang Hari di Pulau Punjung. Kompilasi data iklim dimaksud disajikan pada Tabel 1.1 dan uraian di bawah ini. Tabel 1.1 Data Iklim Rata-rata Wilayah Kabupaten Dharmasraya (Tahun 2005 – 2009)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata
Sumber
Suhu Udara (◦C) 27.76 29.10 28.11 28.74 27.47 27.47 27.33 27.33 27.40 27.18 27.79
Kelembaban Kecepatan Penyinaran Udara Angin Matahari (%) (Km/hari) (g) 22.45 24.82 93.61 65.69 92.93 65.83 42.86 94.19 64.82 54.10 95.00 2.11 17.83 95.00 66.78 34.65 94.67 66.58 46.84 95.00 61.19 38.90 95.00 68.84 40.84 95.00 57.61 41.40 94.68 52.66 34.42 94.51
57.21
36.28
Curah Hujan (mm) 499.40 307.40 290.40 357.20 257.40 147.40 159.80 386.50 359.20 542.40 409.90 377.10 4,094.10 341.18
: Balai PSDA Pulau Punjung, 2011.
Rata-rata jumlah curah hujan bulanan 147,40 – 542,40 mm dengan jumlah hujan rata-rata tahunan 4.094,10 mm per-Tahun. Jumlah bulan kering hanya 2 (dua) bulan pada bulan Juni hingga Juli. Suhu udara rata-rata bulanan berkisar 27,18 – 29,10 oC, kelembaban udara relatif rata-rata berkisar 92,93 – 95,00 % dan kecepatan angin rata-rata 2,11 – 68,84 Km per-hari. Berdasarkan rata-rata jumlah bulan kering hanya selama 2,00 bulan dan jumlah bulan basah 10,00 bulan, maka tipe iklim wilayah rencana kegiatan adalah At (kalau mengacu klasifikasi Schmidt dan Ferqusson) atau Wb jika didasarkan atas klasifikasi Mohr. 1.4.2. Hidrologi Berdasarkan hasil survey lapangan dan orientasi peta Topografi skala 1 : 50.000, keberadaan aliran permukaan di wilayah yang diajukan PT. IMR menjadi IUP Operasi Produksi termasuk Daerah Pengaliran Sungai (DAS) Batang Hari dengan sub-DPS dikemukakan sebagai berikut. Aliran sungai Sinamar dan sungai Pauh pada wilayah bagian Utara yang merupakan bagian sub-Daerah Pengaliran Sungai (DPS) Batang Pangian dengan pola pengaliran dendritik (menyerupai percabangan pohon) Aliran sungai Penai dan sungai Sematap di wilayah bagian Selatan yang merupakan bagian sub-Daerah Pengaliran Sungai (DPS) Batang Jujuhan – pola aliran adalah dendritik 1.4.3. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan yang telah berlangsung pada wilayah IUP Eksplorasi yang diajukan PT.IMR untuk IUP Operasi Produksi – baik di wilayah Nagari Sinamar maupun Nagari Tanjung Alam – adalah kebun plasma kelapa sawit
dengan asosiasi semak belukar. Sementara itu, kompilasi penggunaan lahan di wilayah Nagari dimaksud disajikan pada Tabel 1.2 berikut. Tabel 1.2. Kompilasi Penggunaan Lahan di Wilayah Nagari Sinamar dan Nagari Tanjung Alam No. 1 2 3 4 5 6
Penggunaan Lahan
Nagari Sinamar Luas (Ha) % 293.00 10.70 368.00 13.44 637.00 23.27 23.00 0.84 1,387.00 50.66 30.00 1.10 2,738.00 100.00
Nagari Luas (Ha) % 35.50 1.44 26.80 1.09 4.25 0.17 0.45 0.02 1,600.00 64.86 800.00 32.43 2,467.00 100.00
Sawah Tadah Hujan Tegalan/Ladang Pemukiman - Rumah Jalan/Sarana Prasarana Lahan Perkebunan Lainnya - Hutan Negara Jumlah Sumber : Profil Nagari Sinamar dan Nagari Tanjung Alam, 2010.
1.4.4. Flora dan Fauna Sesuai penggunaan lahan yang berkembang secara subsistem, komunitas tumbuhan dominan adalah beberapa jenis semak belukar sebagaimana kompilasi pada Tabel 1.3. Sealin itu juga teridentifikasi berbagai jenis fauna atau satwa liar – kompilasi hasil pengamatan pada Tabel 1.4 berikutnya
Tabel 1.3. Kompilasi Kehadiran 10 Jenis Tumbuhan Liar Dominan di Sekitar Lokasi Kegiatan No.
Jenis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Glibadium Surinamense Melia azedarach Imperata cylindrica Melastoma malabathricum Biscofia javanica Piper aduncum Ficus brevipes Artocarpus communis Macaranga triloba Abaccaurea sp
Sumber
Nama Lokal Bungo Paik Lalang Sikaduduak Bintungan Siriah-2 Aro Tarok Sapek -
Suku
Habit
Asteraceae Meliaceae Gramineae Melastomaceae Thymeleceae Moraceae Moracea Euophorbiaceae Euophorbiaceae
Semak Pohon Herba Semak Pohon Semak Pohon Pohon Pohon Pohon
: Hasil Identifikasi, 2011.
Tabel 1.4. Kompilasi Jenis dan Skala Kehadiran Fauna–Satwa Liar di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan No. A. 1 2 3 4 5 6 7 B. 1 2 3 4 5 6 7 8 C. 1 2 3 4 5 D. 1 2 E. 1 2 3
Jenis Menyusui (Mamalia Sus crofa Macaca fascicularis Mecaca nemestrina Hylobathes argilis Hylobathes syndactilus Presbitys melalophos Callociurus melalophos Burung (Aves) Copsychus Saularis Gallus gallus Lonchura striata Sterptopelia chinensis Heliastur indus Lonchura maja Amaurorbis phoenicurus Tyto alba Melata (Reptilia) Mabuya multifasciata Varanus salvator Phyton reticulatus Draco volans Dryophis prasinus Amphibia Bufo melanosticus Rana limnocharis Ikan (Pisces) Puntius binotatus Clarias bathcarus Mestacembelus unicolor
Sumber
Nama Lokal
Status
Ciliang/Babi Karo/Kera Baruak/Beruk Simpai Ungko Siamang Tupai
Tidak Dilindungi Tidak Dilindungi Dilindungi Dilindungi Dilindungi Dilindungi Tidak Dilindungi
Murai Hitam Ayam Hutan Pipik Balam Alang Pipik Bondo Ruak-ruak Burung Hantu
Tidak Dilindungi Tidak Dilindungi Tidak Dilindungi Tidak Dilindungi Dilindungi Tidak Dilindungi Dilindungi Tidak Dilindungi
Bingkaruang Biawak Ula Hitam/Ula Simancik Cicak Tubin Ula Ijau Daun
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Koncek Kasek Koncek Ijau
Tidak Dilindungi Tidak Dilindungi
Kapareh Limbek Tilan
Tidak Dilindungi Tidak Dilindungi Tidak Dilindungi
: Hasil Pengamatan, 2011.
Dilindungi Dilindungi Dilindungi Dilindungi Dilindungi
1.4.5. Sosial Masyarakat 1.4.5.1.
Penduduk Sebagaimana data Profil Nagari Sinamar dan Profil Nagari Tanjung Alam, komposisi penduduk wilayah usulan IUP Operasi Produksi PT. IMR dikemukakan sebagai berikut.
Jumlah penduduk Nagari Sinamar tercatat sebanyak 633 jiwa (212 Kepala Keluarga), terdiri dari 359 jiwa penduduk laki-laki dan 274 jiwa perempuan. Berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah (27,40 Km2), maka kepadatan penduduk mencapai 23 jiwa per-Km2.
Jumlah penduduk Nagari Tanjung Alam tercatat sebanyak 578 jiwa (168 Kepala Keluarga), terdiri dari 289 jiwa penduduk laki-laki dan 289 jiwa perempuan, dengan kepadatan penduduk berkisar 23 – 24 jiwa per-Km2
1.4.5.2.
Mata Pencaharian Penduduk
1.4.5.3.
Sesuai potensi sumberdaya alam dan penggunaan lahan, mata pencaharian penduduk di wilayah Nagari Sinamar dan juga Nagari Tanjung Alam sebagian besar adalah petani. Usaha atau kegiatan ekonomi lain seperti dagang, buruh atau pengadaan jasa (tukang). Sosial Budaya Sosial budaya yang berkembang subsistem di lingkungan sosial masyarakat Nagari Sinamar dan Nagari Tanjuang adalah Minangkabau dengan pengaruh nilai Islami masih sangat kuat. Hubungan sosial antar masyarakat dan musyawarah untuk mufakat masih berjalan dengan baik.
1.5.
TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI
1.5.1.
Topografi Berdasarkan atas hasil interpretasi peta topografi skala 1 : 50.000 diketahui bahwa elevasi wilayah usulan IUP Operasi Produksi PT. IMR berkisar 90 – 160 m dari permukaan laut. Morfologi Morfologi wilayah yang akan diajukan menjadi IUP Operasi Produksi oleh PT. IMR seluas 5.061 Ha umumnya berupa perbukitan bergelombang lemah dengan kemiringan berkisar 0 – 8 %.
1.5.2.
1.6.
WAKTU Pelaksanaan kegiatan eksplorasi batubara dimulai pada bulan Juli 2010 hingga Desember 2011 dengan rangkaian kegiatan, antara lain meliputi : survey tinjau (reconnaissance); prospeksi (prospecting); eksplorasi pendahuluan (preliminary exploration) dan eksplorasi rinci (detailed exploration).
1.7.
METODE DAN PERALATAN Pada kegiatan penyelidikan ini diterapkan metode pemetaan geologi, pengeboran dan pemetaan topografi. Pada pekerjaan pemetaan geologi ini dipergunakan peta topografi skala 1 : 50.000 terbitan Bakosurtanal, tujuannya adalah untuk mencari data-data singkapan batubara, arah jurus dan kemiringan batuan, sebaran ke arah lateral, ketebalan dan hubungannya dengan faktor geologi lainnya serta pengambilan sejumlah conto yang dapat mewakilinya. Metode pemetaan geologi yang dilakukan adalah metode lintasan kompas dengan menggunakan kompas dan tali ukur. Pada setiap ditemukannya singkapan kemudian diukur arah jurus dan kemiringan serta tebal lapisannya, mengamati unsur-unsur geologi lainnya dan pengambilan conto singkapan batubara kemudian digunakan GPS untuk penentuan kedudukan lokasi atau koordinat yang akan diplotkan pada peta topografi. Pada pemetaan geologi ini, peralatan survey yang digunakan adalah palu geologi, kompas geologi, rol meteran, peta topografi skala 1 : 50.000, GPS dan perlengkapan standar lainnya. Kegiatan pemboran yang dilakukan dengan menggunakan alat bor merk Jacrow-200 portable dengan ukuran core barrel atau conto inti 3 inchi. Mata bor yang dipakai adalah seperti wing bit, tungsten dan VCD. Di daerah penyelidikan telah dilakukan pemboran sebanyak 39 lubang bor, jarak antara lobang yang satu dengan lubang yang lain (interval titik bor) berkisar antara 100 – 200 meter dengan kedalaman lubang bor 50 – 100 meter. Pemetaan topografi dilaksanakan pada daerah yang dianggap prospek berdasarkan tinjauan geologi. Kegiatan pemetaan topografi yang dilakukan meliputi pengukuran kerangka poligon, pengukuran situasi dengan sistim ray dan pengikatan singkapan yang dilalui ray. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah alat ukur Impulse 200 Mapsmart dan GPS Trimblle untuk menentukan titik koordinat awal. Dari kegiatan ini diperoleh hasil pemetaan topografi dengan jumlah luas keseluruhan kurang lebih 400 Ha dengan skala peta 1 : 10.000. Jenis dan jumlah peralatan yang digunakan disajikan pada Tabel 1.5 berikut.
1.8.
PELAKSANA Pelaksanaan kegiatan eksplorasi atau penyelidikan rinci bahan galian batubara oleh PT. INDO MINING RESOURCES dilaksanakan oleh PT. Indo Mining Resources sendiri yang didukung oleh personil seperti Tabel 1.6 berikut ini :
Tabel 1.5 Kompilasi Jenis dan Jumlah Peralatan yang digunakan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PERALATAN Alat Bor Mata Bor VCD Mata Bor Diamond Mata Bor Tungsten Pompa Air Water Relay Pump Water Relay Pump Alat Ukur Kompas Geologi Palu Geologi GPS Auto Level C 40 Clinometer Laptop Laptop Printer Printer Kamera Digital Transportasi Transportasi
MERK
JUMLAH
Jacrow 200
Mud Pump Greavess Sunchin C 120 Sunchin C 45 Laser Impulse 200 Mapsmart Bruton Eastwing Garmin 75 Map CSX Sokkisha Suunto Asus Acer Canon Pixma iP2770 Canon MX 360 Series FAX Olympus Toyota Hi-LUX Motor Honda Revo
2 50 30 40 2 0 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 6
UNIT Set Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
JENIS ALAT Portable
Portable Portable Portable Digital
STATUS ALAT Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri
Tabel 1.6. Tenaga Kerja Pada Kegiatan Ekplorasi Rinci Bahan Galian Batubara Job Group 1 Manajemen 2 3 Profesional 4 5 6 Teknisi
No.
Jabatan
1 Direktur 2 General Manager 1 Ka. Teknik Tambang 2 Geologist 3 Ass. Geologist 1 Pengawas Lapangan 2 Master Bor 3 Assisten Opr. Bor 4 Surveyor 5 Engineering 6 Assisten Surveyor 7 Mechanic 8 Wellsite 8 Tata Usaha Administrasi & Keuangan 10 Keterampilan 1 Driver 11 2 Crew Bor 12 Tidak Terampil 1 Pembantu Lapangan 2 Pumpmen 3 Helper Suveyor 4 Jaga Alat 5 Pembantu Umum
Lokal
TKI TKA Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal Non Lokal
Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap
Lokal Lokal Lokal Lokal
Status Tidak Tetap
Tidak Tetap Tidak Tetap Tidak Tetap Tidak Tetap Non Lokal
Tetap
Pendidikan Formal Non Formal S1 Arsitektur S1 Pertambangan S1 Geologis SMK Geologi SLTA SLTA STM SMK Geologi STM STM STM SMK Geologi SMK - D3 Ekonomi SLTA SLTA SD-SLTA SD-SLTA SD-SLTA SD-SLTA SLTP
Jumlah Pengalaman 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 4 4 4 1 4 1
> 20 Tahun > 17 Tahun > 17 Tahun 10 Tahun < 10 Tahun > 10 Tahun < 10 Tahun > 10 Tahun > 10 Tahun > 15 Tahun < 5 Tahun > 20 Tahun < 5 Tahun < 5 Tahun > 10 Tahun < 5 Tahun
BAB II. GEOLOGI
2.1.
GEOLOGI UMUM Dari hasil orientasi peta Geologi lembar Painan oleh H.M.D Rosidi, S,Tjokrosa Poetra, B. Pendowo, S Gafoer dan Suharsono(1996) , diketahui bahwa batuan penyusun wilayah IUP Eksplorasi bahan galian batubara PT. Indo Mining Resources secara regional adalah Formasi Sinamar (Tos). Startigrafi (Gambar 3)
2.1.1. 2.1.1.1.
Stratigrafi Granit Susunan berkisar antara granit biotit hornblende sampai granodiorit, dengan bintikbintik mineral mafik, plagioklas dan jenis oligoklas, hornbleda telah mengalami kloritisasi, dan secara setempat terdapat apatit sebagai stok. Granodiorit disimpulkan berumur lebih muda dari batuan Paleozoikum dan lebih tua daripada Formasi Tabir yang berumur Jura, mungkin berumur Jura Awal.
2.1.1.2.
Formasi Sinamar Konglomerat, batupasir kuarsa berbutir kasar, batupasir kuarsa mengandung mika, batupasir arkosan, batulempung, napal, batu lempung pasiran, lapisan batubara dan juga batu gamping koral. Komponen konglomerat adalah kuarsit, kuarsa susu dan pecahan granit. Batulempung serpih dan napal makin kearah atas, terdapat Rotalia beccarii dengan sumbat di umbilicus, tebal 750 m.
2.1.1.3.
Formasi Rantauikil Batu pasir lempungan, batu pasir tufan, batu pasir gampingan, batu lembung berpasir, batu lempung tufan, napal, dan batu gamping berlapis baik di temukan Globegerina, Elphidium. Formasi Kasai Batu lempung , batu pasir tufan dengan sisipan bentonik dan sedikit lignit. Kayu yang
2.1.1.4.
membatu biasa ditemukan berumur Plio-Plistosen.
2.2. 2.2.1.
GEOLOGI LOKASI DAN SUMBER DAYA MINERAL Litologi Litologi penyusun wilayah rencana kegiatan adalah Formasi Sinamar (Tos) – terdiri dari batu pasir kuarsa berbutir kasar, batupasir kuarsa, batu lempung pasiran, lapisan batubara dan juga
batugamping koral, komponen konglomerat terdiri dari kuarsit, kuarsa susu dan pecahan granit. 2.2.2.
Struktur Geologi Struktur geologi yang berkembang di wilayah usulan IUP Operasi Produksi PT.
IMR
merupakan sesar normal yang memanjang arah Timur Laut – Barat Daya. Namun, sesar dimaksud berada pada daerah bagian Utara wilayah yang akan diusulkan menjadi IUP Operasi Produksi, beberapa sesar mendatar minor dibagian tenggara wilayah usulan IUP Operasi Produksi PT. IMR, intrusi Granit Pangian di tengah IUP Eksplorasi dan Selatan IUP Eksplorasi(Gambar 4). 2.2.3. Keadaan Endapan Batubara 2.2.3.1. Penyebaran Endapan Berdasarkan hasil penyelidikan (eksplorasi) – meliputi pemboran geologi, diketahui endapan batubara di wilayah usulan IUP Operasi Produksi PT. Indo Mining Resources terdiri dari 3 (tiga) seam atau lapisan pembawa. Batubara seam A – ketebalan batubara berkisar 1,13 – 1,56 m, menerus ke arah Utara serta dari berupa split hingga menjadi satu tubuh endapan. Batubara seam B – ketebalan berkisar 2,72 – 4,90 m, endapan menerus ke arah Utara, penipisan terjadi dari arah Selatan ke Utara. Batubara seam C – ketebalan berkisar 2,18 – 6,40 m, endapan batubara mengalami penipisan ke arah Timur Laut. 2.2.3.2. Sifat dan Kualitas Endapan Untuk mengetahui sifat dan kualitas endapan batubara, telah dilakukan analisis terhadap conto inti bor yang berasal dari beberapa titik (contoh individu). Memperhatikan hasil analisis – nilai kalori batubara berkisar 4.468 – 6.057 Kcal/Kg – batubara wilayah usulan IUP Operasi Produksi PT. Indo Mining Resources termasuk klasifikasi sub-bituminus. Kompilasi dari hasil analisa conto, sifat dan kualitas batubara (basis adb) disajikan pada Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1. Kompilasi Kualitas Batubara Wilayah Usulan IUP operasi produksi PT. Indo Mining Resources No. 1 2 3 4 5 6 7
Parameter Analisis Total Moisture Inherent Moisture Ash Content Volatile Matter Fixed Carbon Total Sulphur Gross Calorific Value
Satuan
Basis
% % % % % % Kg/Kcal
ar adb adb adb adb adb adb
IMR 43 23.17 10.55 29.05 39.28 21.21 0.54 4,468
Hasil - Lokasi IMR IMR 30.07 30.93 13.02 13.78 4.75 8.42 38.86 36.63 43.37 41.17 0.73 0.53 6,057 5,639
Metode Analisis ISO 589 - 2008 ISO 11722 - 1999 ISO - 1171 - 1997 ISO 562 - 1998 By Difference ISO 351 - 1996 ISO 1928 - 1995
2.2.3.3. Cadangan Perhitungan cadangan dilakukan dengan menerapkan metoda daerah pengaruh (influence of area) – Woods et all (1983). Untuk mengetahui cadangan terukur (measured deposite), panjang jurus (strike) batubara sesuai hasil eksplorasi ditetapkan 3.382 m dan daerah pengaruh 50 – 300 m ke arah down dip. Kompilasi hasil perhitungan disajikan pada Tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2. Kompilasi Hasil Perhitungan Cadangan Terukur
No, 1 2 3 4 5 6 7
2.3.
Area Block 1 (Pit Area 1) Block 2 (Pit Area 2) Block3 (Pit Area3) Block 4 (Pit Area4) Block 5 (Pit Area5) Block 6 (Pit Area6) Block 7 (Pit Area7) Jumlah
Jumlah Cadangan OB (BCM) Terukur (MT) 226,050 150,700 1,332,608 520,550 523,796 302,720 1,545,411 683,810 7,947,373 814,280 6,611,646 768,796 2,943,451 328,510 21,130,335 3,569,366
SR Cut Off 1.50 : 1 2.56 : 1 1.73 : 1 2.26 : 1 9.76 : 1 8.60 : 1 8.96 : 1 5.92 : 1
PENYELIDIK DAN HASIL PENYELIDIKAN TERDAHULU Memperhatikan hasil penyelidikan Nusantara Thai Coal – NTC (1990 – 1995), bentuk penyebaran endapan batubara di wilayah IUP Eksplorasi PT. Indo Mining Resources yang
berada pada satuan batuan tertiary (anggota calcareous) terdiri dari 3 (tiga) seam, sebagai berikut : o Seam Fleming – ketebalan batubara berkisar 1 – 3 meter (rata-rata 2,00 meter). o Seam Sinamar – ketebalan batubara berkisar 2 – 4 meter (rata-rata 3,00 meter). o Seam Jujuhan – ketebalan batubara berkisar 9 – 14 meter (ratarata 11,50 meter).
BAB III. KEGIATAN PENYELIDIKAN
4.1.
PENYELIDIKAN SEBELUM LAPANGAN
4.1.1.
Persiapan Kegiatan persiapan untuk memulai eksplorasi diantaranya studi literatur – meliputi Geologi regional dan geomorfologi, penafsiran data-data hasil penyeledikan umum serta pengolahan data hasil penyelidikan yang telah dilakukan pihak lain sebelumnya. Selain itu, di dalam kegiatan persiapan juga akan dilakukan koordinasi dan pendekatan kepada pihak-pihak lain yang terkait, baik di tingkat Kabupaten, Kecamatan, Nagari maupun masyarakat penguasa lahan (ulayat) yang termasuk wilayah IUP Eksplorasi PT. Indo Mining Resources
4.1.2.
Ketersediaan Peta Sesuai dengan lingkup kegiatan eksplorasi, beberapa peta yang telah tersedia – diperoleh dari instansi terkait, diantaranya : o Peta Topografi Wilayah Sumatera Barat (skala 1 : 50.000) – Sitiung lembar 1522-I (JANTOP TNI AD, Tahun 1982). o Peta Geologi Regional lembar Painan dan Bagian Timur Laut lembar Muara Siberut, Sumatera (skala 1 : 250.000) oleh Rosidi H.M.D, Tjokrosapoetro S, Gafoer,S. dan Suharsono, 1996. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Direktorat Geologi. Bandung.
4.2. 4.2.1.
PENYELIDIKAN LAPANGAN Pemetaan Geologi Pemetaan geologi ditujukan untuk mendapatkan gambaran terukur (litologi) material penutup, ketebalan dan penyebaran endapan batubara – sudut kemiringan (dip) dan arah penyebaran (strike). Data dasar bagi pemetaan adalah hasil pemboran yang kemudian diinterpolasi menurut lokasi penyelidikan. Lebih jauh, dari kegiatan pemetaan geologi juga diperoleh penyebaran kualitas endapan batubara – karena endapan batubara di wilayah Eksplorasi PT. Indo Mining Resources terdiri dari beberapa lapis (seam), maka kualitas setiap seam juga dapat diketahui. (Gambar 5).
4.2.2.
Pemetaan Topografi
4.2.2.1.
Lingkup Pekerjaan Pemetaan topografi ditujukan agar bentang alam daerah penyelidikan dapat diketahui secara detail (skala 1 : 3.000),Gambar 10. Lingkup pekerjaan adalah pengambilan data dan pengolahan data lapangan, perhitungan dan penggambaran, sebagaimana uraian berikut. o o o o
4.2.2.2.
Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal. Pengukuran Detail Situasi. Pengukuran Melintang.
Peralatan o Impulse 200 Mapsmart – digunakan untuk kegiatan pembuatan kerangka horizontal utama. o Waterpass (WP) – digunakan untuk kegiatan pembuatan kerangka vertikal. o Impulse 200 Mapsmart – digunakan untuk kegiatan pemetaan situasi rinci (detail). o EDM (Electronic Distance Measure) – untuk pengukuran jarak akurat poligon utama.
4.2.2.3.
Pelaksanaan a) Pemasangan Benchmark (BM), Control Point (CP), Patok Kayu Dimensi patok Benchmark (BM) berukuran 20 x 20 x 100 cm (beton) dan Control Point (CP) berukuran 10 x 10 x 80 cm atau pipa paralon diameter 4“ diisi beton cor. Keduanya dilengkapi paku/besi beton yang dipasang menonjol setinggi 1 cm pada bagian atas BM dan CP. Penempatan dari BM dan CP adalah pada posisi yang memudahkan kontrol pengukuran, aman dari gangguan manusia atau hewan, tidak mengganggu transportasi dan kegiatan masyarakat sekitar, di luar rencana areal kerja/batas pembebasan lahan serta mudah dicari. Patok dari BM dan CP dilengkapi dengan kode, nomor dan huruf sesuai kebutuhan. b) Pengukuran Kerangka Dasar Pemetaan Sebelum melakukan pemetaan – baik pengukuran kerangka dasar horizontal, kerangka dasar vertikal maupun pengukuran detail situasi, terlebih dahulu dilakukan pematokan yang meliputi seluruh areal – lahan yang akan dipetakan. Azimut awal akan ditetapkan dari pengamatan matahari dan dikoreksikan terhadap azimut magnetis.
c) Pengukuran Water Pass Pengukuran ini ditujukan untuk mengetahui posisi tinggi elevasi (Z), pada masing-masing patok kerangka dasar vertikal. Metoda pengukuran waterpas adalah melakukan pengukuran beda tinggi antara dua titik terhadap bidang referensi yang dipilih (Level Water Sea – LWS). d) Pengukuran Situasi Detail Penentuan posisi (x,y,z) titik detail dilakukan melalui pengukuran situasi dengan menerapkan metoda Tachymetri. Adapun spesifikasi teknis pengukuran situasi detail sebagai berikut. o Alat yang digunakan Impulse 200 Mapsmart o Titik detail terikat terhadap patok yang sudah punya nilai koordinat dan elevasi. o Pengambilan data menyebar ke seluruh areal yang dipetakan (skala peta 1 :3.000) 4.2.3.
Penyelidikan Geokimia-Geofisika Sehubungan bahan galian eksplorasi adalah endapan batubara, PT, Indo Mining Resources tidak melakukan penyelidikan Geokimia dan Geofisika.
4.2.4.
Pemboran Geologi Kegiatan pemboran geologi ditujukan untuk dapat lebih mengetahui faktor kedalaman lapisan material penutup batubara dan endapan batubara sendiri. Artinya, dari kegiatan pemboran akan dapat diketahui fenomena (log) perlapisan batuan (material) penutup dan endapan batubara secara lebih terukur – keterdapatan endapan batubara secara berlapis (beberapa seam) diketahui dari kegiatan pemboran. Kompilasi lokasi dan koordinat beberapa titik pemboran geologi disajikan pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1. Lokasi Penyelidikan dengan Pemboran Geologi ‘ LUBANG BOR IMR 01
BLOCK KOORDINAT AREA A7 799064 9848913
ELEV. (M) 131
KEDALAMAN BOR (m) 75
KEDALAMAN BATUBARA 1.5-2.2 7.5-12 51-60
TEBAL TEBAL SEAM BATUBARA 0.7 0.7 1 1;1.5 9 1;1;4.5
TOTAL BATUBARA 0.7 2.5 6.5 9.7 0.2 0.8 4.5 1.2 6.7 0.3 2.3 1.8 4.4 0.7 1.3 2.1 4.1 1.9 1.4 3.3 6.6
IMR 02
A7
799063 9849052
145
93
13.5-13.7 21.0-21.8 25.5-34.5 63-64.2
0.2 0.8 9 1.2
0.2 0.8 1.5;0.3;1.2;0.3;1.2
IMR 03
A7
799139 9848982
123
65
3.0-3.3 7.2-12 18.3-21
0.3 4.8 2.7
0.3 0.3;0.5;1.5 1.5;0.3
IMR 04a
A7
798988 9848994
139
23
8.8-11.8 14-16.4 19.0-21.9
3 2.4 2.9
0.2;0.3;0.2 0.5;0.8 1;1.1
IMR 04b
A7
798992 9848951
142
21
8.0-13.3 16.5-19.8
5.3 3.3
0.5;0.2;0.4;0.8 0.2;0.2;0.7;0.3
IMR 05 IMR 06
A6 A6
799058 9848748 798767 9849205
94 131
23 32
NON 4.2-7.5 10.7-11.1
3.3 0.4
0.3;0.5;0.5 0.4
1.3 0.4
IMR 07
A7
799138 9848841
116
40
7.8-10.2 15.0-16.0
2.4 1
2.4;0.6 1
3 1
IMR 08
K
799273 9848838
125
34
17.4-20.4 28.0-32.5
3 4.5
0.8;0.5;1 4.5
2.3 4.5
KETERANGAN
1.7
4
6.8 IMR 09 IMR 10 IMR 11 IMR 12
A5
798605 9849343
133
45
5.8-6.5
0.7
0.7
110 94 133
30 9 35
19.0 -20.1 NON 13.5-21.7 31.3-33.8
1.1
1.1
0.7 0.7 1.1
K
799598 9848466 799828 9847870 799410 9848850
8.2 2.5
0.4;0.2 1.7;0.3
0.6 2
799413 9848707
115
36
17.4-21.4 28.0-32.5
4 4.5
0.8;0.5;2 4.5
3.3 4.5
799840 799677 799799 799404
133 134 119 132
29 30 21 35
NON NON NON 13.5-13.9 31.3-33.0
0.4 1.7
0.4 1.7
0.4 1.7
2.6 IMR 13
7.8 IMR IMR IMR IMR
14 15 16 18
K K
9848828 9848827 9848684 9848848
IMR 19
K
799488 9848928
124 51
4.4-6.4 16.3-18 34.0-40.5 43.1-49.0
2 1.7 6.5 5.9
0.1;0.4 1.7 2;0.8;1.8;0.7 0.4;0.4;0.3
0.4 1.7 5.3 1.1
IMR 20 IMR 21
K K
799633 9849056 800016 9847958
157 24 137 40.5
NON 28.4-30 39.0-39.2
1.6 0.2
0.4;0.2 0.2
0.6 0.2
IMR 22
K
799825 9848237
95 40.5
22.7-23.8 34.2-37.7
1.1 3.5
0.4;0.4 2.8;0.5
0.8 3.3
IMR 23
K
799896 9848169
101 55.5
32.7-35 43.3-47
2.3 3.7
0.8;0.2;0.8 3.7
1.8 3.7
IMR 24
K
799027 9848944
113 60
2.8-3.7 6.6-9.4 13.7-20.7 58.0-58.2
0.9 2.8 7 0.2
0.9 0.4;1.6 O.3;2.2;0.6;0.6;0.3 0.2
0.9 2 4 0.2
IMR 25
L
799505 9850675
114 60
29.2-30.2 39.3-39.9
1 0.6
0.5;0.3 0.6
0.8 0.6
IMR 26
L
799692 9850589
123 44
18.3-19.3 26.7-29.3
1 2.6
1 0.9;0.2;1
1 3.2
IMR 27
K
799204 9848915
131
50 15.2-15.4 18.6-22.2 26.2-35.6
0.2 3.6 9.4
0.2 0.4;0.2;0.7;0.4;0.9 0.2;0.2;0.3;0.4;0.2;0.5;1;0.2
0.2 2.6 3
IMR 28
K
140
50 14.8-17.4 32.8-48.4
2.6 15.6
2.6 1.1;2.1;3.1;0.2;6.9
2.6 13.4
IMR 29
K
799345 9849051
146
50 21.8-24.2 31.8 -34.2 47.8-60.4
2.4 2.4 12.6
0.7;0.7 1.4;0.6 0.5;0.3;0.6;0.2;1.2;0.3;1.2
1.4 2 4.3
K A2 A2 N B B A4 A5
799204 797949 797949 796004 797692 799076 798183 798572
157 172 172 162 158 150 131 116
IMR 35
A6
798997 9849408
161.27
IMR 36 IMR 37 IMR 38
A5 A3
798714 9849691 799014 9849957 799298 9849673
169.9
2.1
8.5
0.8
4.1
5.5
7.1
1.4
4.2
5.8 799335 9848905
16
7.7 IMR IMR IMR IMR IMR IMR IMR IMR
30A 30B 30C 32 32A 32B 33 34
9849051 9849761 9849761 9850609 9849702 9850485 9849223 9848833
23 8.4 14 22 12 34.5 60 33
NON NON NON NON NON NON NON 8.2-11.6
KONGLOMERAT KONGLOMERAT KONGLOMERAT KONGLOMERAT KONGLOMERAT KONGLOMERAT 3.4
0.35;0.1
0.35
9.8 1.6
0.7;1.6;0.6;0.3 0.2;0.3
3.2 0.5
0.3 0.5 2.8
0.3
KONGLOMERAT 0.3 KONGLOMERAT
2.8
2.8
0.35 51 27.2-37.0 45.0-46.6
3.7
IMR IMR IMR IMR IMR
40 40A 41 42 43
799848 799827 799831 799598 799109
9849112 9849248 9849105 9849939 9848877
110.47
799131 9848949 799172 9848949
118.27 126.06
9848988 9848988 9850592 9849023
117.84
A
799099 799064 794340 799101
IMR 49
A
799026 9849023
141
IMR 49A
A
799026 9849023
141
IMR 50
A
798956 9849033
150
36 NON 60 50.4-50.7 58.5 46.5-47 54.2-57 16 NON 28.5 NON 49 NON 20 NON 63 2.0-6.6 10.0-15.6
KONGLOMERAT KONGLOMERAT KONGLOMERAT KONGLOMERAT 4.6 5.6
0.5;0.3;1.05;0.1 1.1;0.25;0.1
1.95 1.35
9.2 4.6
0.35;0.5;0.5;1.1 0.6;1.5;0.2;0.3;0.1
2.45 2.6
4.4 0.5
0.15;0.65;1;0.15;0.7 0.5
3.65 0.5
0.7 0.55 2 3.5 5.9
0.7 0.55 0.80;0.90;0.15 0.6;1.6;0.55 1.15;1.05;1.5;0.8;0.35;0.45
0.7 0.55 1.85 2.75 5.3
1.55 1.2
0.35;0.5 0.35
0.85 0.35
41.6 9-10.45 13.85-14.55 16.4-17.2 18.4-18.95 19.2-21.85 25.2-26.15 26.4;32.3 32.7-32.9
1.45 0.7 0.8 0.55 2.65 0.95 5.9 0.2
0.3;0.5 0.6 0.75 0.35 0.7;0.2;0.7 0.4;0.5 1.6;1.15;1.25;0.2;1.55 0.2
0.8 0.6 0.75 0.35 1.6 0.9 5.75 0.2
28.25 17.3-19.15 20.25-21.25 21.9-24.1
1.85 1 2.2
0.5;0.9 0.5;0.1 0.8;0.05;0.2
1.4 0.6 1.05
3.3 IMR 44 IMR 45
5 NON 51 6.2-15.4 19.4-24
KONGLOMERAT
5.05 IMR 46 IMR 47 31123-31 IMR 48
A
126.73 127
54 54 21.8 60
5.0-9.4 8.8-9.3 NON 3.10-3.80 7.5-8.05 9.85-11.85 12.00-15.50 18.6-24.5
BOR BERHENTI SMP BB
11.15 15.15 9.90-11.45 12.30-13.5
1.2
10.95
3.05
PROJECT REPORT PROGRESS GEOLOGY COAL SEAM DATA DRILL, JOBSITE SINAMAR, DHARMASRAYA WEST SUMATERA PROVINCE PERIODE : 1 JANUARI - 31 MARET 2011 COORDINATE No.
UNIT TYPE 1 JACROW 1
ID HOLE IMR 22
2 JACROW 1
BLOCK AREA
EASTING
NORTHING
0799825
9848237
ELV. (m) 95 M
IMR 23
0799896
9848169
101 M
3 JACROW 1
IMR 24
0799027
9848944
113 M
4 JACROW 1
IMR 25
0799505
9850675
114 M
5 JACROW 1
IMR 26
0799692
9850589
123 M
6 JACROW 1
IMR 27
A7
0799204
9848915
131 M
7 JACROW 1
IMR 28
K
0799335
9848905
140 M
8 JACROW 1
IMR 29
K
0799345
9849051
146 M
9 JACROW 1
IMR 30A
K
0799204
9849051
157 M
10 JACROW 1
IMR 30B
A2
0797949
9849761
172 M
11 JACROW 1
IMR 30C
A2
0797949
9849761
172 M
12 JACROW 1
IMR 31
N
07943440
9850592
165 M
13 JACROW 1
IMR 32
B
0796004
9850609
162 M
14 JACROW 1
IMR 32A
B
0797692
9849702
158 M
DRILLING (meter) OPEN HOLE CORING TOTAL FROM TO TOTAL FROM TO TOTAL DEPTH 22.7 23.1 0.4 0.4 23.4 23.8 0.4 0.4 34.2 37.0 2.8 2.8 3.6 3.6 32.7 33.5 0.8 0.8 33.9 34.1 0.2 0.2 34.2 35.0 0.8 0.8 1.8 1.8 2.8 3.7 0.9 0.9 6.6 7.0 0.4 0.4 7.8 9.4 1.6 1.6 13.7 14.0 0.3 0.3 14.2 16.4 2.2 2.2 17.5 18.1 0.6 0.6 19.1 19.7 0.6 0.6 20.4 20.7 0.3 0.3 58.0 58.2 0.2 0.2 7.1 7.1 29.2 29.7 0.5 0.5 29.9 30.2 0.3 0.3 39.3 39.9 0.6 0.6 1.4 1.4 18.2 19.2 1.0 1.0 26.7 27.7 0.9 0.9 27.9 28.1 0.2 0.2 28.3 29.3 1.0 1.0 3.1 3.1 15.4 15.6 0.2 0.2 18.6 19 0.4 0.4 19.2 19.4 0.2 0.2 19.6 20.3 0.7 0.7 20.7 21.1 0.4 0.4 21.3 22.2 0.9 0.9 26.2 26.4 0.2 0.2 27 27.2 0.2 0.2 28 28.3 0.3 0.3 29.5 29.9 0.4 0.4 30.6 31.1 0.5 0.5 32.2 33.2 1.0 1.0 35.4 35.6 0.2 0.2 5.6 5.6 14.8 17.4 2.6 2.6 32.8 33.9 1.1 1.1 34.1 36.2 2.1 2.1 36.8 39.9 3.1 3.1 41.6 41.8 0.2 0.2 42.6 48.5 5.9 5.9 15.0 15.0 21.8 22.5 0.7 0.7 23.4 24.1 0.7 0.7 31.8 33.2 1.4 1.4 33.5 34.1 0.6 0.6 47.8 48.5 0.7 0.7 50.4 50.7 0.3 0.3 51.8 52.4 0.6 0.6 54.8 55 0.2 0.2 55.2 56.4 1.2 1.2 58 58.3 0.3 0.3 59.3 60.5 1.2 1.2 7.9 7.9 -
PROJECT REPORT PROGRESS GEOLOGY COAL SEAM DATA DRILL, JOBSITE SINAMAR, DHARMASRAYA WEST SUMATERA PROVINCE PERIODE : 1 JANUARI - 31 MARET 2011 COORDINATE UNIT ID BLOCK ELV. EASTING NORTHING TYPE HOLE AREA (m) 15 JACROW 2 IMR 32B A4 0799076 9850485 150 M
No.
16 JACROW 1
IMR 33
A5
0798183
9849223
17 JACROW 1
IMR 34
A6
0798572
9848833
18 JACROW 2
IMR 35
A5
0798997
9849408
51 M
19 JACROW 1
IMR 37
A3
0799104
9849957
60 M
DRILLING (meter) OPEN HOLE CORING TOTAL FROM TO TOTAL FROM TO TOTAL DEPTH 8.2 8.55 0.4 0.4 11.6 11.7 0.1 0.1 0.5 0.5 27.1 27.8 0.7 0.7 29.2 30.8 1.6 1.6 35.0 35.6 0.6 0.6 36.6 36.9 0.3 0.3 45 45.2 0.2 0.2 46.1 46.3 0.2 0.2 3.6 3.6 50.4 50.7 0.3 0.3 0.3 0.3
PROJECT REPORT PROGRESS GEOLOGY COAL SEAM DATA DRILL, JOBSITE SINAMAR, DHARMASRAYA WEST SUMATERA PROVINCE PERIODE : 1 APRIL - 30 JUNI 2011
No.
COORDINATE BLOCK ELV. EASTING NORTHING AREA (m) K 0799298 9849673
UNIT TYPE 1 JACROW 1
ID HOLE IMR 38
2 JACROW 3
IMR 39
K
0799848
9849112
3 JACROW 3
IMR 40
K
0799827
9849248
4 JACROW 1
IMR 41
K
0799831
9849105
5 JACROW 3
IMR 42
K
7999598
9849939
6 JACROW 1
IMR 43
A7
0799109
9848877
7 JACROW 1
IMR 44
A7
0799131
9848949
8 JACROW 1
IMR 45
A7
0799172
9848949
9 JACROW 1
IMR 46
A7
0799099
9848988
DRILLING (meter) OPEN HOLE CORING TOTAL FROM TO TOTAL FROM TO TOTAL DEPTH 46.5 47.0 0.5 0.5 54.2 57.0 2.8 2.8 3.3 3.3 2 2.5 0.5 0.5 4.1 5.15 1.1 1.1 9.85 10.85 1.0 1.0 11.2 12.05 0.9 0.9 12.2 13.3 1.1 1.1 4.6 4.6 10.7 11.3 0.6 0.6 13.3 13.8 0.5 0.5 14.3 15.4 1.1 1.1 19.7 21.2 1.5 1.5 3.7 3.7 5.4 6.0 0.6 0.6 6.2 7.2 1.0 1.0 8.8 9.5 0.7 0.7 2.3 2.3
PROJECT REPORT PROGRESS GEOLOGY COAL SEAM DATA DRILL, JOBSITE SINAMAR, DHARMASRAYA WEST SUMATERA PROVINCE PERIODE : 1 JULI - 30 SEPTEMBER 2011 No.
UNIT TYPE 1 JACROW 1
2 JACROW 1
3 JACROW 1
4 JACROW 1
5 JACROW 1
COORDINATE ID HOLE IMR 47a
IMR 48
IMR 49
IMR 49a
IMR 50
BLOCK AREA Blok A7
Blok A7
Blok A7
Blok A7
Blok A7
EASTING
NORTHING
0799064
9848988
0799101
0799026
0799026
0798956
9849023
9849023
9849023
9849033
ELV. (m)
DRILLING (meter) OPEN HOLE CORING FROM TO TOTAL FROM TO 0.00 12.80 12.80 12.80 13.00 0.20 13.00 23.05 10.05 23.05 23.45 23.45 24.00 24.00 25.10 25.10 26.05 26.05 45.00 18.95 45.00 54.00 9.00 51.00 0.00 3.10 3.10 3.10 3.80 3.80 7.50 3.70 7.50 8.05 8.05 9.85 1.80 9.85 10.65 10.65 11.55 11.55 11.85 11.85 12.00 0.15 12.00 12.95 12.95 14.55 14.55 15.50 15.50 18.60 3.10 18.60 19.75 19.75 20.80 20.80 22.30 22.30 23.10 23.10 23.55 23.55 24.50 24.50 36.00 11.50 36.00 60.00 24.00 47.35 0.00 5.35 5.35 5.35 5.80 5.80 9.90 4.10 9.90 10.25 10.25 11.45 11.45 12.30 0.85 12.30 13.00 13.00 13.50 13.50 15.15 1.65 11.95 0.00 9.00 9.00 9.00 9.60 9.60 10.45 10.45 13.85 3.40 13.85 14.55 14.55 16.40 1.85 16.40 17.20 17.20 17.65 0.45 17.65 18.40 0.75 18.40 18.95 18.95 19.20 0.25 19.20 20.00 20.00 20.85 20.85 21.85 21.85 25.20 3.35 25.20 25.65 25.65 26.15 26.15 26.40 0.25 26.40 28.00 28.00 29.25 29.25 30.50 30.50 30.70 30.70 32.30 32.30 32.70 0.40 32.70 32.90 32.90 41.60 8.70 28.40 0.00 17.30 17.30 17.30 17.95 17.95 19.15 19.15 20.25 1.10 20.25 21.15 21.15 21.25 21.25 21.90 0.65 21.90 22.95 22.95 23.90 23.90 24.10 24.10 28.25 4.15 23.20
TOTAL
TOTAL DEPTH
0.40 0.55 1.10 0.95
3.00
54.00
0.70 0.55 0.80 0.90 0.30 0.95 1.60 0.95 1.15 1.05 1.50 0.80 0.45 0.95
12.65
60.0
0.45 0.35 1.20 0.70 0.50 3.20
15.15
0.60 0.85 0.70 0.80
0.55 0.80 0.85 1.00 0.45 0.50 1.60 1.25 1.25 0.20 1.60 0.20 13.2
41.6
0.65 1.20 0.90 0.10 1.05 0.95 0.20 5.05
28.25
PROJECT REPORT PROGRESS GEOLOGY COAL SEAM DATA DRILL, JOBSITE SINAMAR, DHARMASRAYA WEST SUMATERA PROVINCE PERIODE : 1 OKTOBER - 31 DESEMBER 2011 COORDINATE No.
UNIT TYPE 1 JACROW 8
ID BLOCK HOLE AREA IMR 66A
ELV. EASTING NORTHING (m) 0798185 9850522
2 JACROW 8
IMR 66B
0798179
9850507
DRILLING (meter) OPEN HOLE CORING TOTAL FROM TO TOTAL FROM TO TOTAL DEPTH 0.50 1.5 1.0 1.0 1.5 4.5 3.0 3.0 4.0 4.0 0.2 4.5 4.3 4.3 4.5 5.9 1.4 1.4 5.9 7.5 1.6 1.6 7.5 9.0 1.5 1.5 9.0 12.0 3.0 3.0 12.0 37.5 25.5 25.5 37.5 49.5 12.0 12.0 49.3 49.3 -
PROJECT REPORT PROGRESS GEOLOGY COAL SEAM DATA DRILL, JOBSITE SINAMAR, DHARMASRAYA WEST SUMATERA PROVINCE PERIODE : FEBRUARI - JULI 2012 COORDINATE No.
UNIT TYPE
ID HOLE IMR 68
BLOCK AREA K
2
IMR 69
3
DRILLING (meter) ELV. OPEN HOLE CORING TOTAL (m) FROM TO TOTAL FROM TO TOTAL DEPTH 160 37.2 37.4 0.2 62.0 62.3 0.3 66.0 66.8 0.8 120.0 69.0 71.3 2.3 75.3 77.8 2.5 78.0 79.5 1.5 7.5 166 56.4 57.4 1.0 66.3 66.9 0.6 105.0 90.5 91.2 0.8 98.1 98.3 0.2 2.6 102 26.9 27.3 0.4 35.8 0.4 162 11.9 12.2 0.4 57.0 0.4 129 NON
EASTING
NORTHING
0799414
9849291
K
0799542
9849190
IMR 70
K
0800079
9848178
4
IMR 71
B
0797792
9849248
5
IMR 72
K
0800653
9848192
6
IMR 73
K
0798898
9849532
175
40.0 57.2
41.1 57.4
7
IMR 74
K
0799255
9849350
153
32.7 34.0 49.0 53.3 58.5 66.0
33.8 34.7 49.3 54.0 61.5 68.7
1
2
8
IMR 75
K
0799617
9848998
142
33.5 34.0
34.0 34.6
9
IMR 76
K
0799785
9848198
104
33.2 34.5 34.9
34,5 34.9 36.1
2.1 0.2 2.3 1.1 0.7 0.3 0.7 3.0 2.7 8.5 0.5 0.6 1.1 1.3 0.4 1.2 2.9
105.0
142.0
58.5
58.5
10
IMR 77
A
0798204
9849245
137 NON
11
IMR 78
K
0800211
9848909
139 NON
12
IMR 79
A
0798849
9849266
147
13
IMR 80
B
0797655
9849804
169 NON
12.0
9849609
21.0 24.0 27.0
48.0 75.0 22.1 24.2 27.2
1.1 0.2 0.2 1.4
14
IMR 81
B
0797985
173 NON
54.0
15
IMR 82
K
0797885
9849128
149 NON
66.0
16
IMR 83
K
0799924
9849198
142 NON
17
IMR 84
A
0799002
9849129
152
18
IMR 85
K
0800196
9849465
129 NON
19
IMR 86
K
0799134
9849183
147 NON
20
IMR 87
A
0799120
9849149
141
7.8 28.5
6.0 21.0 25.5 27.0 34.5 38.5 42.0 98.7
63.0 9.0 33.0
1.2 4.5 5.7
66.0 43.5 14.4
9.0 22.5 26.5 28.5 36.0 39.0 48.0 99.0
3.0 1.5 1.0 1.5 1.5 0.5 6.0 0.3 15.3
28.5
111.0
21
IMR 88
K
0799591
9849388
159
22
IMR 89
K
0799615
9849365
152 NON
34.5
23
IMR 90
K
0799701
9849234
160 NON
51.0
24
IMR 91
B
0797778
9849066
136 NON
70.5
25
IMR 92
B
0797722
9849322
180 NON
16.1
26
IMR 93
A
0798324
9849131
119 NON
64.5
27
IMR 94
A
0798369
9848765
97 NON
64.5
29
IMR 95
K
0799546
9848831
114 NON
24.3
30
IMR 96
B
0797896
9849503
170 NON
20.3
31
IMR 97
K
0799463
9848944
131
32
IMR 98
B
0797709
9849183
160 NON
48.0
33
IMR 99
B
0797728
9849228
170 NON
42.0
34
IMR 100
B
0797745
9849265
171 NON
37.0
35
IMR 101
A
0798715
9849407
148
36
IMR 102
A
0798413
9848897
106 NON
63.7
8.8 18.1
17.3
66.0
9.5 19.6
18.0
2.3 2.3
0.6 1.5 2.1
0.7 0.7
85.5
19.6
24.0 16.3
4.2.4.1.
Pemboran Inti o Pemboran inti dilaksanakan menggunakan type NQ Tripel Tube Spli o Core Barrel dan NQ dengan sistem wire line. o Jenis mesin bor adalah Jacro 200 dengan kemampuan pemboran hingga kedalaman 200 m. o Penyebaran lokasi bor geologi tidak jauh dari titik bor NTC sebelumnya serta memperhatikan pula arah penyebaran (strike) dan kemiringan (dip) batubara. o Coring dilakukan semenjak elevasi 0,0 dari permukaan.
4.2.4.2.
Pendeskripsian Inti Bor o Pendeskripsian inti bor meliputi litologi, sifat fisik baik besar butir,kemiringan, struktur sedimen, kekar dan kandungan bahan galian. Selain itu dilakukan penyusunan inti bor dalam core box yang telah disediakan dan menandai batas-batas kedalamannya. Untuk conto batubara selalu ditandai lapisan bagian atas (top) maupun lapisan bagian bawah (bottom) yang disusun dalam core box yang dilapisi dengan kantong plastik untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Core box yang berisi batuan dan batubara yang telah dideskripsi selanjutnya disimpan di gudang.
4.2.4.3. Pemoteratan Inti Bor Pemotretan inti bor menggunakan kamera digital untuk masing-masing core box dari kedalaman 0,0 m hingga kedalaman akhir. 4.2.4.4.
Pembuatan Log Bor Hasil deskripsi – pertelaan selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk log bor, korelasi antar titik bor, secara komputerisasi yang dicetak dalam kertas kontinu
4.2.4.5.
Pengambilan Conto (Sample)
Pengambilan conto – sampel dilakukan sesuai posisi keterdapatan lapisan batubara yang diketahui dari hasil pekerjaan coring. Conto (sample) diambil dalam keadaan segar (fresh) dengan jumlah 1 (satu) conto setiap lapisan batubara. Kantong conto – sampel batubara diberi label yang diantaranya memuat keterangan kode titik bor, seam (A, B atau C), nomor conto (sampel) dan kedalaman conto – data kedalaman dimaksud telah dikoreksi sesuai hasil logging
4.2.5.
Penyelidikan Lainnya. Pekerjaan – penyelidikan lainnya yang dilakukan adalah pengamatan aspek lingkungan setempat dan aspek lainnya yang mendukung data hasil kegiatan Eksplorasi
4.3.
ANALISA LABORATORIUM Pekerjaan analisis laboratorium dilakukan melalui kerja sama dengan
PT. SUCOFINDO.
Keluaran atau output pekerjaan adalah Report of Analysis. Kompilasi parameter dan metoda analisis bagi conto batubara dari, disajikan pada Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2. Kompilasi Rencana Parameter dan Metoda Analisis Laboratorium Batubara No. 1 2 3 4 5 6 7
4.4. 4.4.1.
Parameter Analisis Total Moisture Inherent Moisture Ash Content Volatile Matter Fixed Carbon Total Sulphur Gross Calorific Value
Satuan
Basis
% % % % % % Kg/Kcal
ar adb adb adb adb adb adb
Metode Analisis ASTM D-3302-8261 ASTM D-3173-8761 ASTM D-3174-82 ASTM D-3175-82 ASTM D-3172-8461 ASTM D-3177-84 ASTM D-2015-85
PENGOLAHAN & PENAFSIRAN DATA Klasifikasi – Kelas Sumber Daya Klasifikasi atau kelas sumberdaya dan cadangan batubara adalah upaya pengelompokan sumberdaya dan cadangan batubara berdasarkan keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi. Untuk hal ini akan digunakan STANDAR NASIONAL INDONESIA AMANDEMEN 1 – SNI 135014-1998 ICS 73.020.
4.4.1.1.
Sumber Daya Batubara Hipotetik (Hypothetical Coal Resource) o
Adalah jumlah sumberdaya batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data-data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei tinjau.
o Sejumlah kelas sumberdaya yang belum ditemukan yang sama dengan cadangan batubara yg diharapkan mungkin ada di daerah atau wilayah batubara yang sama di bawah kondisi geologi atau perluasan dari sumberdaya batubara tereka. Umumnya, sumberdaya berada di daerah dimana titik sampling, pengukuran, bukti ketebalan dan keberadaan batubara diambil dari distant outcrops, pertambangan, lubang galian dan sumur uji. Jika eksplorasi menyatakan kebenaran dari hipotesis sumberdaya dan mengungkapkan informasi yang cukup tentang kualitas, jumlah dan rangking, maka akan diklasifikasikan kembali sebagai sumber daya teridentifikasi (identified resources).
4.4.1.2.
Sumber Daya Batubara Tereka (Infered Coal Resources) o Adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan – bagian daerah penyelidikan, yang dihitung sesuai data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi. Titik pengamatan mempunyai jarak yang cukup jauh sehingga penilaian dari sumberdaya tidak dapat diandalkan. Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, ranking, kualitas data titik pengukuran dan sampling berdasarkan atas bukti geologi dalam daerah antara 1,2 – 4,8 Km. Batubara termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub-bituminus ketebalan 75 cm atau lebih, lignit ketebalan 150 cm atau lebih.
4.4.1.3.
Sumber Daya Batubara Terunjuk (Indicated Coal Resources) o Adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan – bagian daerah penyelidikan dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan. o Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk melakukan penafsiran secara relistik terhadap ketebalan, kualitas, kedalaman, dan jumlah insitu batubara dan dengan alasan sumberdaya yang ditafsir tidak akan mempunyai variasi yang cukup besar jika eksplorasi yang lebih detail dilakukan. Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan batubara dan tanah penutup, ranking, kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam radius daerah antara 0,4 – 1,2 Km. Batubara termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub-bituminus ketebalan 75 cm atau lebih, lignit ketebalan 150 cm atau lebih.
4.4.1.4.
Sumber Daya Batubara Terukur (Meaured Coal Resources) o Adalah jumlah batubara di daerah peyelidikan atau bagian daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci. Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk diandalkan guna penafsiran dari ketebalan batubara, kedalaman dan jumlah batubara insitu. o Daerah sumberdaya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, ranking, kualitas data titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam radius 0,4 Km. Batubara termasuk antrasit, bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub-bituminus (ketebalan 75 cm atau lebih), lignit (ketebalan 150 cm atau lebih).
4.4.2.
Perhitungan Sumber Daya Beberapa metode dapat digunakan untuk menghitung sumberdaya – pemakaian metode disesuaikan dengan kualitas data, jenis data yang diperoleh, kondisi lapangan serta metode rencana penambangan (misalnya sudut penambangan).
Perhitungan sumber daya batubara pada IUP Eksplorasi PT. Indo Mining Resources dilakukan dengan menerapkan metode Circular (USGS) sebagai berikut
Tonnase Batubara = A x B x C dimana : A B C
= Bobot Ketebalan Rata-rata Batubara (meter). = Berat Batubara per-satuan Volume (MT). = Area Batubara (Hektar atau m2).
Kemiringan lapisan batubara juga memberi pengaruh dalam perhitungan sumber daya batubara. Jika lapisan batubara memiliki kemiringan yang berbeda-beda, maka perhitungan dilakukan secara terpisah sebagaimana uraian di bawah ini. o Jika kemiringan 00 – 100 maka perhitungan Tonase dilakukan langsung dengan menggunakan rumus sebelumnya – tonnase = ketebalan batubara x berat jenis batubara x area batubara. o Jika kemiringan 100 – 300 maka tonase batubara harus dibagi dengan nilai cosinus kemiringan lapisan batubara. o Jika Kemiringan > 300 maka tonase batubara dikali dengan nilai cosinus kemiringan.
BAB IV. HASIL PENYELIDIKAN
8.1.
GEOLOGI
8.1.1.
Litologi Litologi yang menyusun wilayah IUP Ekslporasi PT. Indo Mining Resources adalah Formasi Sinamar (Tos) – terdiri dari batu pasir kuarsa berbutir kasar, batupasir kuarsa, batu lempung pasiran, lapisan batubara dan juga batugamping koral, komponen konglomerat terdiri dari kuarsit, kuarsa susu dan pecahan granit.
8.1.2.
Srtuktur Geologi Struktur geologi yang berkembang adalah sesar normal yang memanjang arah Timur Laut – Barat Daya. Namun, sesar dimaksud berada di bagian Selatan wilayah ekslporasi atau penyelidikan.
8.1.3.
Geoteknik Dalam kegiatan eksplorasi endapan batubara, PT. Indo Mining Resources belum melakukan kajian geoteknik.
8.2.
HASIL PEMBORAN EKSPLORASI
8.2.1.
Keadaan Endapan Batubara Berdasarkan hasil penyelidikan (eksplorasi) – meliputi pemboran geologi, diketahui endapan batubara di wilayah usulan IUP Operasi Produksi PT. Indo Mining Resources terdiri dari 3 (tiga) seam atau lapisan pembawa.
8.2.1.1. Batubara Seam A Batubara seam A – ketebalan batubara berkisar 1,13 – 1,56 m, menerus ke arah Utara serta dari berupa split hingga menjadi satu tubuh endapan. 8.2.1.2. Batubra Seam B Batubara seam B – ketebalan berkisar 2,72 – 4,90 m, endapan menerus ke arah Utara, penipisan terjadi dari arah Selatan ke Utara. 8.2.1.3. Batubara Seam C Batubara seam C – ketebalan berkisar 2,18 – 16,40 m, endapan batubara mengalami penipisan ke arah Timur Laut.
8.2.2.
Jumlah Cadangan Kompilasi hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 berikut. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Cadangan Terukur Seam A – Luas Daerah Pengaruh 50-300 m Block/ Pit Area 1 Pit 1 Area
No.
2 Pit 2 Area 3 Pit 3 Area 4 Pit 4 Area 5 Pit 5 Area 6 Pit 6 Area 7 Pit 7 Area
Ketebalan (m) Tebal Rata-2 1.13 1.35 1.56 1.13 1.35 1.56 1.13 1.35 1.56 1.13 1.35 1.56 1.13 1.35 1.56 1.13 1.35 1.56 1.13 1.35 1.56
Luas (m) 20,000.00
Bj 1.30
69,000.00
1.30
24,900.00
1.30
64,900.00
1.30
180,000.00
1.30
216,000.00
1.30
90,000.00
1.30
Sumber Daya Terukur 34,970.00 120,646.50 43,537.65 113,477.65 314,730.00 377,676.00 157,365.00 1,162,402.80
% 9.31 9.31 9.31 9.31 9.31 9.31 9.31 -
Cadangan Terukur 14,031.95 48,469.35 28,186.81 63,670.78 75,819.08 71,583.98 30,588.16 332,350.11
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Cadangan Terukur Seam B – Luas Daerah Pengaruh 50-300 m Block/ Pit Area 1 Pit 1 Area
No.
2 Pit 2 Area 3 Pit 3 Area 4 Pit 4 Area 5 Pit 5 Area 6 Pit 6 Area 7 Pit 7 Area
Ketebalan (m) Tebal Rata-2 2.72 3.81 4.90 2.72 3.81 4.90 2.72 3.81 4.90 2.72 3.81 4.90 2.72 3.81 4.90 2.72 3.81 4.90 2.72 3.81 4.90
Luas (m) 20,000.00
Bj 1.30
69,000.00
1.30
24,900.00
1.30
64,900.00
1.30
180,000.00
1.30
216,000.00
1.30
90,000.00
1.30
Sumber Daya Terukur 99,060.00 341,757.00 123,329.70 321,449.70 891,540.00 1,069,848.00 445,770.00 3,292,754.40
% 26.38 26.38 26.38 26.38 26.38 26.38 26.38 -
Cadangan Terukur 39,748.49 137,299.79 79,845.15 180,361.10 214,773.75 202,776.93 86,647.50 941,452.71
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Cadangan Terukur Seam C – Luas Daerah Block/ Pit Area 1 Pit 1 Area
No.
2 Pit 2 Area 3 Pit 3 Area 4 Pit 4 Area 5 Pit 5 Area 6 Pit 6 Area 7 Pit 7 Area
Ketebalan (m) Tebal Rata-2 2.18 9.29 16.40 2.18 9.29 16.40 2.18 9.29 16.40 2.18 9.29 16.40 2.18 9.29 16.40 2.18 9.29 16.40 2.18 9.29 16.40
Luas (m) 20,000.00
Bj 1.30
69,000.00
1.30
24,900.00
1.30
64,900.00
1.30
180,000.00
1.30
216,000.00
1.30
90,000.00
1.30
Sumber Daya Terukur 241,540.00 833,313.00 300,717.30 783,797.30 2,173,860.00 2,608,632.00 1,086,930.00 8,028,789.60
Pengaruh 50-300 m % 64.31 64.31 64.31 64.31 64.31 64.31 64.31 -
Cadangan Terukur 96,919.56 334,780.86 194,688.04 439,778.12 523,687.17 494,435.09 211,274.34 2,295,563.18
Keterdapatan batubara dan variasi kedalaman pemboran seperti terlihat pada Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8 dan Gambar 9. Berdasarkan kompilasi di atas diketahui bahwa Cadangan Terukur pada Wilayah IUP Eksplorasi PT. Indo Mining Resources adalah sebesar 3.569.366 MT. 8.2.3.
Lapisan Tanah Penutup (Overburden) Tabel berikut ini adalah merupakan volume lapisan tanah penutup (overburden) untuk setiap seam batubara. Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Volume Lapisan Tanah Penutup (Overburden) – Untuk Seam – A sesuai Data Pemboran Eksplorasi No. 1 2 3 4 5 6 7
Block/ Pit Area Pit 1 Area Pit 2 Area Pit 3 Area Pit 4 Area Pit 5 Area Pit 6 Area Pit 7 Area
Luas (m2) 20,000 69,000 24,900 64,900 180,000 216,000 90,000 664,800
Ketebalan (m) OB 1.05 1.80 1.96 2.22 4.11 2.85 3.05
Volume OB (M3) 21,047.92 124,081.53 48,763.21 143,896.01 739,994.23 615,622.28 274,069.94 1,967,475.12
Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Volume Lapisan Tanah Penutup (Overburden) – Untuk Seam – B sesuai Data Pemboran Eksplorasi No. 1 2 3 4 5 6 7
Pit Pit Pit Pit Pit Pit Pit
1 2 3 4 5 6 7
Block/ Pit Area Area Area Area Area Area Area Area
Luas (m2) 20,000 69,000 24,900 64,900 180,000 216,000 90,000 664,800
Ketebalan (m) OB 2.98 5.09 5.55 6.28 11.65 8.07 8.63
Volume OB (M3) 59,622.74 351,487.47 138,132.22 407,616.19 2,096,191.84 1,743,881.71 776,361.68 5,573,293.85
Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Volume Lapisan Tanah Penutup (Overburden) – Untuk Seam – C sesuai Data Pemboran Eksplorasi No. 1 2 3 4 5 6 7
Pit Pit Pit Pit Pit Pit Pit
1 2 3 4 5 6 7
Block/ Pit Area Area Area Area Area Area Area Area
Luas (m2) 20,000 69,000 24,900 64,900 180,000 216,000 90,000 664,800
Ketebalan (m) OB 7.27 12.42 13.53 15.31 28.40 19.69 21.03
Volume OB (M3) 145,379.34 857,039.00 336,810.57 993,898.80 5,111,186.93 4,252,142.01 1,893,018.38 13,589,475.03
Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Volume Lapisan Tanah Penutup (Overburden) – Untuk Seam – A, B dan C sesuai Data Pemboran Eksplorasi No. 1 2 3 4 5 6 7
Block/ Pit Area Pit 1 Area Pit 2 Area Pit 3 Area Pit 4 Area Pit 5 Area Pit 6 Area Pit 7 Area
Luas (m2) 20,000 69,000 24,900 64,900 180,000 216,000 90,000 664,800
Ketebalan (m) OB 7.27 12.42 13.53 15.31 28.40 19.69 21.03
Volume OB (M3) 226,050.00 1,332,608.00 523,706.00 1,545,411.00 7,947,373.00 6,611,646.00 2,943,450.00 21,130,244.00
8.2.4.
Perhitungan Stripping Ratio (SR) Perhitungan faktor striping ratio (SR) ditujukan untuk mengetahui perbandingan atau nisbah jumlah overburden dengan batubara. Kompilasi hasil perhitungan SR sesuai data pemboran eksplorasi tersaji pada Tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Striping Ratio (SR) sesuai Data Pemboran Eksplorasi. No. 1 2 3 4 5 6 7
8.2.5.
Block/ Pit Area Pit 1 Area Pit 2 Area Pit 3 Area Pit 4 Area Pit 5 Area Pit 6 Area Pit 7 Area Total
Volume OB (Bcm) 226,050.00 1,332,608.00 523,706.00 1,545,411.00 7,947,373.00 6,611,646.00 2,943,450.00 21,130,244.00
Cadangan Terukur (MT) 150,700.00 520,550.00 302,720.00 683,810.00 814,280.00 768,796.00 328,510.00 3,569,366.00
SR 1.50 2.56 1.73 2.26 9.76 8.60 8.96 5.92
Sifat & Kualitas Endapan Analisis kualitas batubara juga telah dilakukan terhadap contoh inti bor yang berasal dari setiap titik bor yang telah dilakukan pemboran, baik berupa contoh individu maupun contoh komposit. Kompilasi hasil analisa conto kualitas batubara (basis adb) disajikan pada Tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9 Kompilasi Kualitas Batubara Wilayah IUP Eksplorasi PT. Indo Mining Resources No. 1 2 3 4 5 6 7
Parameter Analisis Total Moisture Inherent Moisture Ash Content Volatile Matter Fixed Carbon Total Sulphur Gross Calorific Value
Satuan
Basis
% % % % % % Kcal/Kg
ar adb adb adb adb adb adb
Hasil - Lokasi Conto IMR 43 IMR 44 IMR 45 23.17 30.07 30.93 10.55 13.02 13.78 29.05 4.75 8.42 39.28 38.86 36.63 21.12 43.37 41.17 0.54 0.73 0.53 4,468 6,057 5,639
Metode Analisis ASTM D-3302-8261 ASTM D-3173-8761 ASTM D-3174-82 ASTM D-3175-82 ASTM D-3172-8461 ASTM D-3177-84 ASTM D-2015-85
o Kadar air lembab lapisan batubara berkisar dari 23,17 % - 30,93%, kadar abu (ash content) berkisar dari 4.75% hingga 29.05% dan rata-rat zat terbang terukur 38.26 %.
o Nilai kalori batubara berkisar antara 4.468 hingga 6.057 Kcal/Kg dan rata-rata kandungan sulfur 0,66 %. o Nilai kalori yang rendah dan kadar abu yang tinggi pada beberapa contoh sampel digolongkan bukan babara, umumnya dikategorikan sebagai batubara kotor (dirty coal). o Jika hasil analisis proksimat dan ulltimat dikonversi dengan klasifikasi ASTM, maka endapan batubara di wilayah IUP Eksplorasi PT. Indo Mining Resources termasuk peringkat sub-bituminus.
8.3.
LAIN-LAIN (GANGGUAN K3) Berdasarkan kegiatan Eksplorasi, maka peluang gangguan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) diantaranya faktor keterbatasan material keras dan keberadaan sungai Semetap.
4.3.1.
Keterbatasan Material Keras Sehubungan jenis batuan di wilayah Eksplorasi adalah endapan marine mudstone – lanau tergolong lunak, maka dalam kegiatan penambangan memungkinkan timbulnya beberapa kesulitan berikut. o Kesulitan penataan disposal area – faktor kemiringan lereng (slope) dan tinggi bench disposal area harus diperhitungkan secara cermat, agar tidak terjadi longsoran. o Kesuliatan pemeliharaan jalan kerja (mine haul).
4.3.2.
Keberadaan Sungai Semetap Keberadaan aliran permukaan sungai Semetap dan beberapa anak sungai di wilayah IUP Eksplorasi dengan pola aliran radial, berpeluang menimbulkan kesulitan dalam hal penanganan air kerja pada saat penambangan. Untuk itu, kawasan lindung sempadan sungai sebagai kawasan perlindungan setempat mesti menjadi perhatian utama.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
13.1. KESIMPULAN 13.1.1. Litologi Litologi yang menyusun wilayah IUP Ekslporasi PT. Indo Mining Resources adalah Formasi Sinamar (Tos) – terdiri dari batu pasir kuarsa berbutir kasar, batupasir kuarsa, batu lempung pasiran, lapisan batubara dan juga batugamping koral, komponen konglomerat terdiri dari kuarsit, kuarsa susu dan pecahan granit. 13.1.2. Struktur Geologi Struktur geologi yang berkembang adalah sesar normal yang memanjang arah Timur Laut – Barat Daya. Namun, sesar dimaksud berada di bagian Selatan wilayah ekslporasi atau penyelidikan. 13.1.3. Jumlah Cadangan Perhitungan cadangan dilakukan dengan menerapkan metoda daerah pengaruh (influence of area) – Woods et all (1983). Untuk mengetahui cadangan terukur (measured deposite), panjang jurus (strike) batubara sesuai hasil eksplorasi ditetapkan 3.382 m dan daerah pengaruh 50 – 300 m ke arah down dip Cadangan Terukur pada Wilayah IUP Eksplorasi PT. Indo Mining Resources adalah sebesar 3.569.366 MT. 13.1.4. Sifat dan Kualitas Endapan Analisis kualitas batubara juga telah dilakukan terhadap contoh inti bor yang berasal dari setiap titik bor yang telah dilakukan pemboran, baik berupa contoh individu maupun contoh komposit o Kadar air lembab lapisan batubara berkisar dari 23,17 % - 30,93%, kadar abu (ash content) berkisar dari 4.75% hingga 29.05% dan rata-rat zat terbang terukur 38.26 %. o Nilai kalori batubara berkisar antara 4.468 hingga 6.057 Kcal/Kg dan ratarata kandungan sulfur 0,66 %. o Nilai kalori yang rendah dan kadar abu yang tinggi pada beberapa contoh sampel digolongkan bukan batbara, umumnya dikategorikan sebagai batubara kotor (dirty coal). o Jika hasil analisis proksimat dan ulltimat dikonversi dengan klasifikasi ASTM, maka endapan batubara di wilayah IUP Eksplorasi PT. Indo Mining Resources termasuk peringkat sub-bituminus. 13.2. SARAN
Kegiatan penyelidikan terinci – eksplorasi bahan galian batubara melalui pemboran yang dilaksanakan oleh PT. Indo Mining Resources telah memberikan hasil bahwa jumlah cadangan terukur keseluruhan sebesar 3.569.366 MT. Oleh sebab itu, kegiatan IUP Eksplorasi tidak lagi dilanjutkan namun akan ditingkatkan menjadi IUP Operasi Produksi.
View more...
Comments