Festival Holi
July 18, 2019 | Author: Christina Elisabeth Antou | Category: N/A
Short Description
Melalui makalah ini kita dapat mengetahui kebudayaan festival holi...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang India merupakan sebuah wilayah yang memiliki latar belakang historis kebudayaan yang panjang. Kebudayaan India sangat unik dan menarik untuk dipelajari. Salah satu kebudayaan India yang sudah dilaksanakan secara turun temurun yaitu festival holi. Holi adalah salah satu festival unik , , yang dirayakan oleh masyarakat India. Biasanya, festival holi ini, identik atau ditandai dengan banyaknya warna yang meramaikan perayaan tersebut. Festival holi ini juga dianggap sebagai bentuk kemenangan kebaikan melawan kejahatan, dengan melakukan aksi saling lempar tepung yang sudah diwarnai sebelumnya. Inilah sebabnya kenapa Holi sering disebut sebagai Pesta Warna. Perayaan festival holi ini sebenarnya tidak menggunakan kalender yang jelas, jadi tidak menganut kalender masehi seperti yang digunakan oleh Kebanyakan masyarakat. Yang lebih hebatnya lagi, festival holi akan selalu diadakan selama 16 Hari. 1.2 Rumusan Masalah 1) Apa pengertian dan tujuan festival holi? 2) Bagaimana sejarah festival holi? 3) Bagaimana suasana saat festival holi diadakan? 4) Apa makna dari warna-warna dalam festival holi? 1.3 Tujuan Penulisan 1) Untuk mengetahui pengertian dan tujuan festival holi. 2) Untuk mengetahui sejarah festival holi. 3) Untuk mengetahui suasana saat festival holi diadakan. 4) Untuk mengetahui makna dari warna-warni dalam festival holi.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Tujuan Festival Holi Holi atau festival warna adalah festival unik agama Hindu yang menandakan awal musim semi yang dirayakan di India. Festival ini juga dirayakan oleh masyarakat Hindu di Nepal, Bangladesh, dan negara-negara berikut yang memiliki penduduk beragama Hindu, yaitu: Suriname, Guyana, Afrika Selatan, Trinidad, Britania Raya, Mauritius, dan Fiji. Di Benggala Barat dan Bangladesh, festival ini disebut Dolyatra (Doul Jatra) atau BasantaUtsab (festival musim semi). Holi dirayakan secara besar-besaran di kawasan Braj di tempat-tempat yang berkaitan dengan Sri Kresna seperti Mathura, Vrindavan, Nandagaon, dan Barsana. Kota-kota tersebut ramai didatangi wisatawan selama musim festival Holi yang berlangsung hingga 16 hari. Festival holi ini dianggap sebagai bentuk kemenangan kebaikan melawan kejahatan, dengan melakukan aksi saling lempar tepung yang sudah diwarnai sebelumnya. Inilah sebabnya kenapa Holi sering disebut sebagai Pesta Warna. Puncak perayaan Holi disebut Dhulheti, Dhulandi, atau Dhulendi. Pada hari itu, orang merayakan Holi dengan saling melemparkan bubuk berwarna-warni atau saling menyiramkan air berwarna-warni. Api unggun yang dinyalakan pada malam sebelum Holi disebut Holika Dahan (kematian Holika) atau Chhoti Holi (Holi kecil). Api dinyalakan untuk mengenang peristiwa lolosnya Prahlada ketika ingin dibakar oleh Holika (saudara perempuan Hiranyakasipu). Holika terbakar dan tewas, namun Prahlad yang penganut setia Dewa Wisnu selamat tanpa luka. Di Andhra Pradesh, Holika Dahan disebut Kama Dahanam. Holi dirayakan pada akhir musim dingin ketika phalgun purnima, bulan purnama terakhir pada bulan phalguna menurut kalender lunar, dan biasanya bertepatan dengan akhir Februari atau awal Maret. Festival holi ini sebenarnya memiliki 2 tujuan penting, yaitu: 1. Tujuan yang pertama dan yang paling utama adalah untuk menyambut dan merayakan awal musim semi. Festival penyambutan ini dirayakan untuk mengharapkan hasil panen yang baik dan tanah yang subur . Umat Hindu percaya bahwa musim semi adalah saatnya untuk menikmati berbagai warna, yang menggambarkan keceriaan dan pengharapan. Hal ini juga berarti saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal pada musim dingin. 2. Tujuan kedua yaitu untuk tujuan keagamaan, dimana masyarakat Hindu di India berdoa secara besar-besaran kepada para dewa, untuk memohon
2
kelancaran hidup selama setahun ke depan. Yang paling penting adalah, acara ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, tidak hanya orang India, tapi juga para turis asing. 2.2 Sejarah Festival Holi Sejarah festival holi terletak pada legenda di agama Hindu yaitu Holika, setan perempuan yang juga saudari dari raja Hiranyakashayap. Hiranyakashayap meyakini bahwa dia adalah penguasa dunia dan juga lebih tinggi dari dewa-dewa lain. Namun putranya, Prahlad, lebih memilih untuk mengikuti Dewa Wishnu, pelindung alam semesta. Keputusan Prahlad mengkhianati ayahnya membuat Hiranyakashayap bersama Holika merencanakan pembunuhan Prahlad. Rencana itu semula tampak tanpa celah, Holika akan membawa Prahlad dalam pangkuannya dan kemudian membawanya ke perapian. Holika sendiri tidak akan terluka karena ia membawa kain yang akan melindunginya dari jilat api. Namun rencana itu gagal. Prahlad diselamatkan Dewa Wishnu dan Holika tewas karena kekebalannya pada api hanya berlaku jika dia sendirian. Dewa Wishnu kemudian membunuh Hiranyakashayap dan Prahlad pun mengambil alih tampuk mahkota. Pesan dari kisah ini adalah kebaikan selalu mengalahkan kejahatan. Hal inilah yang melatarbelakangi festival holi. Di era modern, kremasi Holika direka ulang dengan menyalakan api unggul satu malam sebelum Holi digelar. Hari itu dikenal dengan nama Holika Dahan. Beberapa penganut agama Hindu kemudian mengumpulkan abu dan memaparkannya pada tubuh sebagai tanda penyucian. Kemudian esok harinya berlangsung Rangwali Holi ketika sepanjang hari orang-orang melemparkan serbuk warna pada satu sama lain. Tradisi melemparkan serbuk dan air berwarna ini diyakini bermula dari kisah cinta antara Krishna dan Radha. Krishna, dewa pada agama Hindu yang digambarkan memiliki kulit berwarna biru gelap, diyakini pernah mengeluhkan kulit Radha yang berwarna terang pada ibunya. Untuk meredakan kesedihan anaknya, ibu Krishna menyarankan ia mewarani kulit Radha dengan cat. Inilah awal mulanya kebiasaan memaparkan kulit orang-orang tercinta dengan serbuk warna di perayaan Holi. 2.3 Suasana Saat Festival Holi Diadakan Sejarah Holi diperkirakan dimulai sejak abad ke-7. Beberapa orang mengatakan bahwa Holi adalah salah satu festival kuno dari India, dengan sejarah yang unik dalam proses pelaksanaannya. “Holi adalah perayaan warna”, yang artinya adalah hari yang penuh dengan kesenangan dan hari untuk bermain main. Perayaan Holi ini merupakan salah satu perayaan, di mana orang dewasa tidak akan menahan diri mereka dan menikmati festival ini seperti layaknya anakanak. Perayaan ini terjadi pada saat awal musim semi di India, Nepal,
3
Bangladesh dan Negara-negara lain yang memiliki penduduk yang beragama Hindu. Pada tahap pertama di perayaan holi tersebut, masyarakat ini akan berkumpul menjadi satu, dengan mengenakan pakaian yang serba putih. Setelah itu, masingmasing mereka akan diberikan bubuk full colour, yang terdiri dari warna merah, hijau, kuning, biru, orange, ungu dan banyak lagi warna -warna yang lainnya. Pada festival ini, bukan hanya bubuk warna saja yang akan dilempar, tapi juga ada balon berwarna-warni yang akan dilempar dari bangunan tinggi, yang ada di sekitar tempat perayaan tersebut berlangsung. Balon-balon ini akan pecah ketika dilempar dan mencipratkan bubuk warna-warni kepada semua orang yang sedang berkumpul di bawah. Lalu semua orang yang terkena bubuk warna tersebut kemudian akan berteriak senang dan melumuri warna yang ada di tubuhnya ke tubuh orang lain yang berada di dekatnya. Tapi, masing-masing orang hanya akan mendapatkan bubuk dengan satu warna saja. Nah, pada saat inilah tujuan festival holi yang sebenarnya terlaksana, yaitu mengoleksi bubuk warna dari yang lainnya. Mereka juga akan diberikan pichkaris atau penyemprot air, yang akan semakin menambah keseruan perayaan unik tersebut. Bubuk warna yang sudah didapatkan tadi kemudian dimasukkan kedalam pichkaris. Selanjutnya, jika festival holi sudah dimulai, tiap-tiap dari mereka yang mengikuti festival ini akan melemparkan bubuk dari tangan mereka atau menyemprotkan bubuk itu dari pichkaris ke orang lain. Pichkaris yang telah diisi air, akan membuat air tersebut menjadi berwarna. Biasanya, Festival Holi ini dirayakan secara besar-besaran di kawasan Braj. Selain umat Hindu India, banyak juga para wisatawan yang menghadiri festival tahunan tersebut. Dan pada puncak acara, semua orang yang datang akan membawa bubuk warna-warni yang harum dan siap untuk saling melempar ke sekelilingnya. Acara Festival Holi sendiri dilakukan sejak pagi hari, dimana peserta saling mencari mangsa untuk ditaburi atau dilempari dengan tepung berwarna warni disekujur tubuh mereka. Ada yang melakukannya dengan cara dioles, dilempar, bahkan sampai ada yang menggunakan Pistol Air untuk lebih memeriahkan suasana perayaan festival holi tersebut. Di Jaipur, acara ini diadakan dengan sedikit lebih unik. Pada festival ini, akan ada gajah-gajah yang ikut meramaikan festival penuh warna tersebut. Para gajah ini kemudian akan dilukis dengan warna-warni yang membentuk sebuah pola yang indah. Selain dilukis, para gajah ini pun akan memakai sebuah gelang bel yang menjadi aksesoris tambahan. Meski pada mulanya adalah festival di agama Hindu, Holi dirayakan oleh seluruh penduduk India dan juga jadi perekat kebersamaan. Anak-anak bisa bermain air dengan orangtua, perempuan menebarkan serbuk warna pada pria, dan ,
4
untuk sesaat sistem kasta dan sekat-sekat masyarakat jadi terlupakan. Malamnya, penduduk India menghabiskan waktu bersama kawan dan keluarga. Festival ini juga menjadi libur nasional yang biasanya bertepatan dengan hari terakhir purnama dalam kalender Hindu, yang sering kali jatuh pada Maret. 2.4 Makna Warna-warni dalam Festival Holi Warna-warni dalam festival holi mempunyai makna yang kental. Warna-warni yang menghiasi dan meramaikan festival ini memberikan berbagai pelajaran hidup. Warna tersebut adalah sebuah lambang peringatan agar manusia selalu bersyukur dengan kehidupannya. Festival Holi ini juga mengajarkan bagaimana menyambut datangnya hari esok yang lebih baik, berusaha menjadikan diri lebih baik lagi dan menjadikan hidup lebih berwarna. Pada ritual tahunan ini, bubuk warna-warni dianggap sebagai media pencuci dosa oleh umat Hindu. Warna bubuk yang paling sakral atau suci adalah warna merah muda yang melambangkan keramahan.
5
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan Holi atau festival warna adalah festival unik agama Hindu yang menandakan awal musim semi yang dirayakan di India. Festival holi ini dianggap sebagai bentuk kemenangan kebaikan melawan kejahatan, dengan melakukan aksi saling lempar tepung yang sudah diwarnai sebelumnya. Inilah sebabnya kenapa Holi sering disebut sebagai Pesta Warna. Festival holi memiliki 2 tujuan penting, yaitu tujuan yang pertama dan yang paling utama adalah untuk menyambut dan merayakan awal musim semi dan tujuan kedua yaitu untuk tujuan keagamaan, dimana masyarakat Hindu di India berdoa secara besar-besaran kepada para dewa, untuk memohon kelancaran hidup selama setahun ke depan. Sejarah festival holi terletak pada legenda di agama Hindu yaitu Holika, setan perempuan yang juga saudari dari raja Hiranyakashayap. Hiranyakashayap meyakini bahwa dia adalah penguasa dunia dan juga lebih tinggi dari dewa-dewa lain. Namun putranya, Prahlad, lebih memilih untuk mengikuti Dewa Wishnu, pelindung alam semesta. Keputusan Prahlad mengkhianati ayahnya membuat Hiranyakashayap bersama Holika merencanakan pembunuhan Prahlad. Rencana itu semula tampak tanpa celah, Holika akan membawa Prahlad dalam pangkuannya dan kemudian membawanya ke perapian. Holika sendiri tidak akan terluka karena ia membawa kain yang akan melindunginya dari jilat api. Namun rencana itu gagal. Prahlad diselamatkan Dewa Wishnu dan Holika tewas karena kekebalannya pada api hanya berlaku jika dia sendirian. Dewa Wishnu kemudian membunuh Hiranyakashayap dan Prahlad pun mengambil alih tampuk mahkota. Holi adalah perayaan warna, yang artinya adalah hari yang penuh dengan kesenangan dan hari untuk bermain main. Meski pada mulanya adalah festival di agama Hindu, Holi dirayakan oleh seluruh penduduk India dan juga jadi perekat kebersamaan. Anak-anak bisa bermain air dengan orangtua, perempuan menebarkan serbuk warna pada pria, dan untuk sesaat sistem kasta dan sekat-sekat masyarakat jadi terlupakan. Malamnya, penduduk India menghabiskan waktu bersama kawan dan keluarga. Festival ini juga menjadi libur nasional yang biasanya bertepatan dengan hari terakhir purnama dalam kalender Hindu, yang sering kali jatuh pada Maret. Warna-warni yang menghiasi festival ini memberikan berbagai pelajaran hidup. Warna tersebut adalah sebuah lambang peringatan agar manusia selalu bersyukur dengan kehidupannya. Pada ritual tahunan ini, bubuk warna-warni dianggap sebagai media pencuci dosa oleh umat Hindu. Warna bubuk yang paling sakral atau suci adalah warna merah muda yang melambangkan keramahan.
6
1.2 Saran Melalui makalah ini, diharapkan agar kita semua dapat mengetahui kebudayaan dari negara lain, khususnya kebudayaan India yaitu festival holi. Kita bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi juga dapat mengambil pembelajaran dari makna-makna yang terkandung dalam festival tersebut. Kita juga diharapkan dapat memberikan penghargaan terhadap budaya negara lain dan tetap menjaga sikap toleransi dalam menghadapi keragaman budaya yang ada di Asia.
7
Daftar Pustaka
CNN Indonesia. (2018). Alasan India Merayakan Holi: Festival Warna, Festival Cinta. [Online], tersedia https://www.cnnindonesia.com/gayahidup/20180303133033-269-280164/alasan-india-merayakan-holi-festivalwarna-festival-cinta. Diakses pada 20 Desember 2018. Karginna, Nirantika. (2016). Makalah Kebudayaan di India. [Online], tersedia http://myniantika.blogspot.com/2016/01/makalah-kebudayaan-di-india.html. Diakses pada 20 Desember 2018. Suzuka, Miya. (2017). Sejarah Perayaan Holi di India Beserta Maknanya . [Online], tersedia https://www.ark21.com/history/sejarah-perayaan-holi-diindia-beserta-maknanya/. Diakses pada 20 Desember 2018.
8
View more...
Comments