Fenomena Masalah Keperawatan Di Igd

January 8, 2019 | Author: Wie Wie | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

FENOMENA MASALAH KEPERAWATAN DI IGD Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan sec...

Description

FENOMENA MASALAH KEPERAWATAN DI IGD

Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan  pemulihan kesehatan, kesehat an, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya  peningkatan kesehatan dan pencegahan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian. (Depkes RI. 2009). Setiap rumah sakit pasti memiliki sebuah unit untuk penerimaan awal pasien yang didalamnya akan memproses penerimaan dan pelayanan medis dan keperawatan sesuai dengan tingkat kebutuhan maupun keparahan masalah yang dihadapi seorang  pasien. Unit awal penerimaan pasien tersebut biasa disebut dengan IGD. IGD adalah suatu unit integral dalam satu rumah sakit dimana semua  pengalaman pasien yang pernah datang ke IGD tersebut akan dapat menjadi  pengaruh yang besar bagi masyarakat tentang bagaimana gambaran Rumah Sakit itu sebenarnya. Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan sementara serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis. IGD memiliki peran sebagai gerbang utama masuknya penderita gawat darurat (Ali, 2014). IGD juga menyediakan sarana penerimaan untuk penatalaksanaan pasien dalam keadaan bencana, hal ini merupakan bagian dari perannya di dalam membantu keadaan bencana yang terjadi di tiap daerah. Salah satu indikator mutu  pelayanan adalah waktu tanggap (respons time) (Depkes RI. 2006). Pasien yang datang untuk berobat di IGD jumlahnya lebih banyak dan silih berganti setiap hari. Di IGD perawat merupakan anggota tim kesehatan digaris terdepan yang menghadapi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara terus. Pemberian  pelayanan yang yang tepat dan dan cepat merupakan standar pelayanan pelayanan yang yang dapat digunakan sebagai acuan pelayanan gawat darurat oleh tenaga medis dan pihak rumah sakit. Pelayanan yang dilakukan IGD antara lain melakukan triase, melakukan  pengkajian primer dan sekunder secara terfokus, sistematis, akurat. Pengkajian  primer untuk melihat keadaan keadaan Airway, keadaan  Airway, breathing, circulation, dissability, exposure. exposure. Pengkajian sekunder merupakan pengkajian head to toe yang dilakukan

secara komperehensif sesuai keluhan utama pasien. Serta adanya pemeriksaan  penunjang medik dan dokumentasi pasien. Apabila pelayanan mengalami keterlambatan maka akan berefek pada kondisi pasien (Standar pelayanan IGD, 2011). Di beberapa negara maju kunjungan pasien kegawatdaruratan mengalami  peningkatan terus. Negara maju seperti Jepang di kota Osaka pertahunnya dilaporkan ada 2,6 juta kasus kegawatdaruratan (Katayama, et al). Kasus kegawatdaruratan di Inggris dalam periode tahun 2010 hingga 2013 tercatat ada 41  juta kasus berdasarkan suatu observasi yang dilakukan oleh Quality Watch  Research Program. Di Amerika pada tahun 2009 kasus kegawatdaruratan  bersarkan observasi Wier, tercatat ada 120 juta kasus. Pada tahun 2011 tercatat lebih dari 5 juta kasus trauma. Indonesia pada tahun 2010 tercatat bahwa kasus trauma menduduki peringkat pertama pada kasus bedah dan termasuk sepuluh besar diantara sepuluh penyakit dari seluruh kasus (bedah dan non-bedah) baik yang membutuhkan rawat inap maupun rawat jalan. Kunjungan kegawatdaruratan di IGD RSUP dr. Soetomo pada tahun 2010 tercatat lebih dari 80.0000 kunjungan, sedangkan untuk kunjungan di IGD RSU Sanglah Denpasar pada tahun 2010 tercata lebih dari 10.000 kasus. Di RSUP dr. Kariadi semarang kunjungan masalah kegawatdaruratan juga mengalami  peningkatan baik yang trauma maupun non trauma, untuk kasus medis variatif dari masalah penyakit dalam, bedah, syaraf daan lain-lain. Tindakan keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan di IGD secara garis besar adalah penanganan pernafasan/oksigenasi, manajemen cairan dan manajemen nyeri. Berdasarkan keterangan dari kepala ruang IGD untuk tindakan keperawatan yang sering dilakukan di IGD tidak ada data rekapannya, meskipun sering dilakukan. Tindakan keperawatan yang diberikan perawat untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang memerlukan tindakan darurat seringkali dilakukan dengan cepat dan tepat dengan melihat kegawatan pasien. Tindakan oksigenasi seringkali membantu pasien merasa lebih nyaman dan meringankan keluhan pasien yang mengalami gangguan pernafasan.

DAFTAR PUSTAKA

Hori S. Emergency medicine in Japan review. Keio J Med. 2010:59(4);131-9.

Katayama Y, Kitamura T, Kiyohara K, Iwami T, Kawamura T, Hayashida S, et al. Factors associated with the difficulty in hospital acceptance at the scene by emergency medical service personnel: a population-based study in Osaka City, Japan. BMJ Open. 2016;6:e013849.

Wier MW. Overview of children in the emergency department. Healthcare cost and utilization project. HCUP. Rockville, 2013; p. 157.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF