Fase Perkembangan Administrasi Sebagai Seni Dan Ilmu

November 27, 2017 | Author: Felini Toporundeng | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Perkembangan Administrasi...

Description

Adapun tahap-tahap perkembangan Administrasi dan manajemen dapat dikemukakan sebagai berikut : Perkembangan Administrasi dan Manajemen sebagai Seni

Pekembangan administrasi dan manajemen sebagai seni meneurut Siagian (1977) dapat dibagi menjadi 3 fase utama yaitu : 1. Fase Pra Sejarah yang berakhir pada tahun 1 masehi. 2. Fase Sejarah yang berakhir pada tahun 1886, dan 3. Fase Modern yang dimulai pada tahun 1886 dan yang masih berlangsung hingga sekarang ini.

Fase Pra Sejarah Banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip Administrasi telah dilaksanakan pada fase sejarah ini, meskipun mungkin masyarakat purba pada masa itu tidak secara sadar melaksanakannya.

Beberapa peradaban yang dapat di gunakan untuk melacak fenomena-fenomena administrasi dan manajemen serta prinsip-prinsip yang telah dijalankan sebagai bukti-bukti perkembangan administrasi dan manajemen dalam kurung waktu fase sejarah adalah sebagai berikut :

1. Peradaban Mesopotamia. Pada zaman Mesopotamia ini telah dijalankan prinsip-prinsip administrasi dan manajemen terutama di bidang pertanian, perdagangan, komunikasi, pengangkutan terutama pengangkutan sungai bahkan masyarakat Mesopotamia telah menggunakan logam sebagai alat tukar menukar yang memperlancar jalannya perdagangan.

2. Peradaban Babilonia Administrasi perdagangan, pemerintahan, perhubungan dan pengangkutan telah berkembang pula dengan baik sejak zaman Babilonia ini. Peradaban Babilonia telah berhasil pula membina suatu sistem administrasi dan manajemen dibidang teknologi, yaitu dengan adanya taman gantung yang sampai saat ini belum dapat ditandingi oleh teknologi manusia modern.

3. Mesir Kuno Analisis terhadap peninggalan-peninggalan zaman pra sejarah, membuktikan bahwa di Mesir kuno aspek administrasi dan manajemen yang sangat berkembang ialah penataan usaha kerja sama di bidang pemerintahan, militer, perpajakan dan pertanian (termasuk irigasi). Piramida di Mesir juga merupakan pembuktian bahwa dalam pembangunan peninggalan sejarah itu telah melibatkan ratusan

ribu

orang

yang

bekerjasama,

dan

tentunya

didasari

dengan

perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan atau pengerahan tenaga, dan pengawasan yang sifatnya formal. Di Mesir juga ditemukan bukti-bukti bahwa orang-orang Mesir telah menerapkan system desentralisasi dan penggunaan staf penasehat 2000 tahun sebelum masehi.

4. Tiongkok Kuno Yang paling menonjol dan merupakan perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ialah bahwa masyarakat dan pemerintahan Tiongkok Kuno telah berhasil menciptakan suatu sistem

Administrasi kepegawaian yang sangat baik. Demikian baiknya ciptaan itu sehingga banyak prinsipprinsip administrasi kepegawaian modern yang terkenal dengan istilah “Merit System” itu dipinjam dari prinsip-prinsip Administrasi kepegawaian Tiongkok Kuno.

Tokoh-tokoh terkenal pada zaman ini adalah : a) Confusius Beliau terkenal tidak hanya sebagai ahli filsafat dan rohaniawan yang agung akan tetapi juga sebagai Negarawan dan Administrator yang besar. Selama jabatannya sebagai perdana menteri, Tiongkok Kuno menjadi sangat teratur, beliau telah menyusun apa yang ia sebut sebagai ketentuan Administrasi negara (Rules of Public Administration) yang merupakan kode etik bagi para pejabat pemerintah pada waktu itu.

b) Chow Chow pun pernah menjabat sebagai perdana menteri Tiongkok Kuno. Beliau telah menciptakan apa yang disebut Undang-Undang Chow (The Constitution of Chow) yang merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pegawai negeri. Syarat-syarat itu cukup berat sekalipun dilihat dari kacamata modern sekarang ini, yaitu : kejujuran, kecakapan, pengabdian kepada kepentingan umum, pengetahuan yang mendalam tentang kondisi negara,, kemampuan selalu sibuk dan produktif.

c) Moti Beliau ini dipandang sebagai perdana menteri yang berpandangan sosialime pertama di dunia dan sumbangnnya yang terpenting adalah perbaikan di bidang pertanian.

5. Romawi Kuno. Pekembangan Administrasi pada zaman Romawi Kuno dibuktikan dengan adanya ahli filsafat terkenal yaitu CICERO, terutama dalam 2 bukunya yang masing-masing berjudul “ De Office ” dan “ De Legibus (The Low). Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa pemerintah Romawi Kuno telah berhasil memerintah daerah yang sangat luas dengan penggunaan apa yang dikenal sekarang dengan istilah “System Approach”. Tugas-tugas pemerintah dibagi dalam departemen-departemen yang disebut “Magistrates” yang dipimpin oleh seorang magistrator. Disamping itu, pemerintah Romawi Kuno telah berhasil pula mengembangkan Administrasi Militer, Administrasi Pajak, Administrasi Perhubungan lebih dari zaman-zaman sebelumnya.

6. Yunani Kuno. Sumbangan terkenal dari Yunani Kuno yang mempengaruhi jalannya proses administrasi ialah pengembangan konsep demokrasi. Meskipun konsep demokrasi pada zaman Yunani Kuno berbeda dengan konsep yang kini umum belaku di dunia. Sebagaimana diketahui, demokrasi dalam bahasa Yunani terdiri dari 2 kata yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “krato” yang berarti kekuasaan. Jadi kekuasaan rakyat. Letak perbedaan konsep demokrasi di kala itu dan sekarang ialah terletak pada perbedaan interpretasi tentang “rakyat”. Yang tergolong kepada rakyat dari suatu polis (Negara kota) pada zaman yunani kuno hanya terbatas pada mereka yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Pria b. Dewasa ( 21 Tahun )

c. Lahir di Athena ( sebagai polis terbesar dan terpenting ) d. Orang Tua warga negara Athena.

Pembatasan pengertian “rakyat” ini memang logis bagi rakyat Yunani Kuno karena 75 % dari penduduk Athena terdiri dari pendatang atau budak belian.

Dengan pembatasan-pembatasan ini pun Yunani Kuno telah berhasil menciptakan parlemen pertama di dunia yang pada waktu itu disebut “Dewan Orang-Orang Tua yang Bijaksana”. Urusanurusan di bidang pertahanan diatur sendiri oleh suatu dewan yang disebut “Dewan Militer”.

Suatu ciri khas dari masyarakat Yunani Kuno ialah bahwa orang-orang yang tergabung sebagai rakyat, paling sedikit satu kali dalam hidupnya harus menjadi pegawai negeri tanpa bayaran.

Dengan uraian perkembangan Administrasi pada fase Pra Sejarah ini, jelas menunjukkan bahwa pada mulanya Administrasi Negara berkembang jauh lebih pesat dari Administrasi Niaga, sedangkan pada zaman modern sekarang ini kelihatannya keadaannya terbalik. Penyebabnya antara lain ialah perkembangan industri dan teknologi yang sangat pesat.

Fase Sejarah ( Tahun 1 M sampai dengan 1886 ) Dalam fase ini timbul di daerah Eropa tiga kelompok sarjana yang terdapat pada 3 negara yang berbeda-beda dan mempunyai pandangan yang garis besarnya sama yaitu : 1. Kaum Kameralisten yang terdapat di Jerman dan Australia. 2. Kaum Merkantilizen di Inggris, dan 3. Kaum Fisiokraten di Perancis.( Siagian, 1977)

Mereka ini sebenarnya adalah pelopor-pelopor Administrasi ilmiah, karena inti dari teori-teori mereka ialah bahwa perekonomian dari pada suatu negara hanya bisa akan kuat apabila kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan sebaik-baiknya, akan tetapi administrasi dan manajemen belum diketemukan pada waktu itu, maka mereka digolongkan sebagai ahli ekonomi.

Bukti yang dapat diketengahkan dari ketiga kelompok ahli tersebut sebagai pelopor Administrasi dan manajemen ilmiah ialah hasil karya mereka, diantaranya adalah George Von zincke yang telah menghasilkan 537 karya ilmiah dari 175 diantaranya membahas Administrasi pertanian.

Charles Babbage, yang pada permulaan abad 18 telah menulis buku yang berjudul “The Economy of manufacture” dalam buku tersebut mengemukakan pentingnya efisiensi dalam usaha mencapai tujuan. Namun selama hampir satu abad hasil karya ini terlupakan dan baru diselidiki kembali setelah lahirnya manajemen ilmiah ( scientific management movement ), yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika Sertikat. Gerakan ini dimulai tahun 1886 dan menandai 2 hal yaitu : (1) berakhirnya status administrasi dan manajemen sebagai seni semata-mata, tetapi mulai berdwistatus karena administrasi dan manajemen itu berstatus pula sebagai ilmu, dan (2) berakhirnya fase sejarah dalam perkembangan administrasi dan manajemen dan tibanya fase modern yang dimulai pada tahun 1886 dan yang masih berlangsung terus hingga dewasa ini.

Fase Modern Fase modern ini ditandai dengan lahirnya gerakan Manajemen Ilmiah yang dipelopori F.W.Taylor sebagai seorang sarjana Pertambangan. Taylor memperhatikan bahwa effisiensi dan produktifitas buruh tidak terlalu tinggi disebabkan terlalu banyaknya waktu dan gerak-gerik kaum buruh yang tidak produktif. Kemudian Taylor mengadakan penyelidikan tentang hal-hal tersebut yang disebut “ Time and Motion Study “ dan hasilnya dituliskan dalam suatu buku yang berjudul “ The Principles of Scientific Management “ dan diterbitkan pada tahun 1911 setelah terlebih dahulu dibacakan dalam kongres para sarjana teknik Amerika.

Demikian pula di Prancis seorang ahli pertambangan yang bernama Henri Fayol. Beliau menyelidiki sebab musabab kegagalan perusahaan yang ditempatinya bekerja. Berkat usahanya itu perusahaan tersebtu dapat diselamtkan dari kehancuran. Dan kemudian hasil pemikirannya itu dituangkan dalam suatu buku yang terbit pada tahun 1916, dan pada tahun 1930 diterjemahkan kedalam ke dalam bahasa inggris dengan judul “ General and Industrial Management “.

Pada dasarnya kedua tulisan dari ahli tersebut diatas saling melengkapi, karena Taylor menyoroti pada pelaksana dan pimpinan tingkat rendah, sedang Fayol menyoroti golongan pimpinan tingkat atas dari suatu organisasi.

Kedua tokoh inilah yang memegang peranan dan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam meletakkan dasar pertumbuhan administrasi dan manajemen sebagai ilmu pengetahuan. Karenanya F.W. Taylor dijuluki sebagai Bapak Gerakan Managemen Ilmiah dan H. Fayol dijuluki sebagai Bapak Teori Administrasi.

Perkembangan Administrasi dan Manajemen Sebagai Ilmu Perkembangan administrasi dan manajemen sebagai ilmu sejak lahirnya sampai sekarang dapat ditinjau dari empat tahap perkembangan menurut S.P. Siagian (1977)sebagai berikut: 1. Tahap Survival ( 1886 -1930 ) Dalam waktu yang cukup lama ini para ahli yang melakukan spesialisasi dalam bidang administrasi dan manajemen memeperjuangkan diterimanya administrasi dan manajemen sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri yang setaraf dengan ilmu pengetahuan lainnya.

2. Tahap Konsolidasi dan Penyempurnaan ( 1930 -1945 ) Tahap ini dikatakan tahap konsolidasi dan penyempurnaan karena pada waktu itu prinsip-prinsip, dalil-dalil serta rumus-rumus dari ilmu Administrasi dan manajemen lebih disempurnakan sehingga kebenarannya tidak dapat lagi dibantah.

3. Tahap Human Relation ( 1945 -1959 ) Pada tahun ini perhatian para ahli dibidang administrasi dan manajemen mulai beralih pada faktor manusia serta hubungan-hubungan formal dan informal yang mungkin perlu diciptakan, dibina serta dikembangkan oleh dan antar manusia pada semua tingkatan organisasi demi terlaksananya kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam suasana yan intim dan harmonis.

4.Tahap Behaviouralisme ( 1959 hingga sekarang ) Pada tahap ini yang disoroti bukan lagi hanya manusianya sendiri sebagai mahluk hidup yang mempunyai martabat,, kepribadian, Tujuan, cita-cita, serta keinginan yang khas, akan tetapi sudah meningkat kepada penyelidikan tentang tindak tanduk manusia dalam kehidupan berorganisasi dan alasan-alasan mengapa manusia itu melakukan tindakan-tindakan demikian, tindakan-tindakan manusia yang merugikan organisasi diteliti dan di usahakan bagaimana cara agar tindakan dapat dirubah sehingga merupakan tindakan yang menguntunkan organisasi. Tindakan-tindakan yang sudah ada yang telah menguntunkan organisasi perlu ditingkatkan guna mencapai tujuan yang lebih efektif, ekonomis, dan efisien.

Disamping keempat tahap perkembangan yang dinyatakan oleh SP. Siagian diatas, beliau mengemukakan pula bahwa untuk tahap selanjutnya administrasi dan manajemen akan memasuki tahap matematika. Ini dapat dilihat misalnya dewasa ini dengan tata cara administrasi modern, yaitu kurangnya fungsi-fungsi dari manusia dalam beberapa bidang tertentu dalam pelaksanaan administrasi.

Seperti adanya sistem komputer, dimana dengan sistem ini menunjukkan bahwa tahap matematika dari perkembangan ilmu administrasi sudah diambang pintu, sehingga dengan demikian banyak tugas-tugs administrasi yang akan beralih dari tangan manusia kepada mesin-mesin terutama kegiatan-kegiatan yang bersifat rutin.

Namun demikian perlu disadari bahwa peranan manusia dalam proses administrasi tidak akan berkurang, mungkin yang berubah hanya sifat pekerjaan saja.

Fungsi-fungsi sperti pengambilan keputusan, penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengawasan dan banyak kegiatan-kegiatan lainnya masih tetap dan hanya dapat dijalankan manusia,, karena mesin tidak dengan sendirinya dapat mengambil suatu keputusan, kecuali hanya mengemukakan data, dan data mana merupakan pegangan dan dasar bagi manusia untuk mengambil keputusan.

http://xcontohmakalah.blogspot.co.id/2013/10/perkembangan-administrasi-danmanajemen.html oleh : Oppung Doli

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF